You are on page 1of 69
OTL Mabadi' Al-Awwaliyyah Prinsip-Prinsip vga Gehl DAFTAR ISI Daftar Isi BAGIAN PERTAMA 1, Pembahasan tentang Ushul Figh 2. Hukum-hukum . 3. AMR. 4. NAHY 5. 8AM wee 9 6. KHAS dan TAKHSIS . il 7. NASKH 15 8. MUJMAL . 18 9. MUTHLAQ dan MUQAYYAD 19 10. MANTHUQ dan MAFHUM . 20 11. Perbuatan Shohibus Syari’at (Nabi Saw) 23 12. Taqrir (Persetujuan) Shohibus Syari’at . 24 13. IMA’ 25 14. QIYA 26 15. ISTIHAD, ITTIBA’ dan TAQLID .... 28 BAGIAN KEDUA (Pembahasan tentang Qawaidul Fiqhiyyah) Kaidah Pertama Kaidah Kelima.. Kaidah Keenam Kaidah Ketujuh. oo 11. 12. . Kaidah Ketiga belas. . Kaidah Keempat belas.. 15. 16. 17. 18. 14. 20. 21. 2 8 23. 24. 2 26. 2 28. 29. 30. 31. 3; 3 3: an 35. 36. 37. 38. 39. 4 a x . Kaidah Ketiga puluh dua = Ss Kaidah Kesebelas. Kaidah Kedua belas.. Kaidah Kelima belas. Kaidah Keenam belas. Kaidah Ketujuh belas. Kaidah Kedelapan belas... Kaidah Kesembilan belas... Kaidah Kedua puluh.... Kaidah Kedua puluh satu. Kaidah Kedua puluh dua... Kaidah Kedua puluh tiga Kaidah Kedua puluh empat. Kaidah Kedua puluh lim Kaidah Kedua puluh enam. Kaidah Kedua puluh tyjul Kaidah Kedua puluh delapan.. Kaidah Kedua puluhsembilan. Kaidah Ketiga puluh ..... Kaidah Ketiga puluh satu. Kaidah Ketiga puluh tiga Kaidah Ketiga puluh empat. Kaidah Ketiga puluh lim Kaidah Ketiga puluh enam. Kaidah Ketiga puluh tujuh. Kaidah Ketiga puluh delapan. Kaidah Ketiga puluh sembila: Kaidah Keempat puluh....... 37 37 38 39 41 42 43 43 44 45 45 46 47 48 49 50 51 51 52 53 54 54 56 57 58 58 59 60 61 61 63 64 65 Terpemaban Mabadi‘fuwatigal PENGANTAR PENERJEMAH Bismillahirrahmanirrahim Puji Syukur yang tak terhingga, teruntuk Allah ‘Azza wa Jalla. Sholawat dan Salam tercurahkan selalu kehadirat baginda alam, yakni nabi Muhammad Saw. Berkat Rahmat dan ‘Inayah Allah Swt. Kami menulis terjemahan kitab "Mabadi ‘Awwaliyyah" karya Syaikh ‘Abdul Hamid Hakim, yang didalamnya membahas tentang Ushul Figh dan Qaidah-qaidah Fighiyyah Kitab ini merupakan dasar-dasar dari ushul Figh madzhab Syaft’i, dan juga terdapat 40 Qaidah Fiqhiyyah, sebagai dasar penentuan hukum Figih bagi Madzhab Syafv'i. Oleh karena itu, kami berusaha menyajikan buku ini agar lebih mudah dicerna, dihayati dan diamalkan oleh semua lapisan umat islam, terutama para santri atau pelajar di pondok-pondok pesantren yang ingin mengkaji Ushul Fiqh madzhab Imam Syafi'i. Mudah-mudahan bermanfa‘at. ee EN5 Lush, gScctth atceg IT by di pty Le eealy Seeally & Sed Sesungguhnya sudah tidak meragukan lagi bahwa pohon itu tidak akan berdiri tanpa ada akamnya, dan rumah tidak akan tegak kokoh tanpa ada pondasi yang kuat, begitu pula hukum figih yang tidak berdiri sendiri tanpa ada Ushul Figih, untuk itu termaktub dalam Kitab Jami’ul Bayan : "Vg eh sted gel dee 8" “Barang siapa yang bodoh (tidak tahu) terhadap pokok asalnya, maka ia tidak akan menemukan cabangnya, untuk selamanya” Dan ketika kitab-kitab Ushul Fiqh yang beredar dirasakan sulit oleh sebagian para pelajar/santri, karena kurangnya ibarat atau contoh yang diberikan untuk setiap kaidah-kaidahnya, maka untuk itu didalam kitab ini dijelaskan dengan mudah tentang kaidah-kaidah ushul figh beserta contoh/perumpamaan nya, karena untuk menghafal satu kaidah dengan tidak adanya pengetahuan tentang contoh kaidah tersebut, maka hal itu tidak akan memberikan kemanfa’atan dan akan membuang waktu dengan sia-sia. Dan kitab ini terbagi pada dua pokok bahasan, pembahasan pertama tentang Ushul Figh, dan pembahasan kedua tentang Kaidah-kaidah Fighiyyah. Akhirnya kepada Allah Swt, pengarang betharap semoga kitab ini bermanfa’at, dan tercapainya semua cita-cita. " yatt all gah 5k Vu ey ahs ests A “Dengan satu contoh, maka orang yang pintar akan menemukan hal-hal yang tidak ditemukan oleh orang-orang bodoh yang diberi seribu macam conioh” 2 BAGIAN PERTAMA Pembahasan Tentang Ushul Figh Definisi Ushul secara etimologi (bahasa) ialah sesuatu yang diatasnya berdiri sesuatu yang lain, seperti dasarnya pohon itu adalah akarnya yang berada di dalam bumi, seperti itu pula ushul figh adalah dasarnya fiqih. Dan definisi Far’i secara etimologi (bahasa) ialah sesuatu yang berdiri diatas yang lain, seperti cabang (ranting) pohon berada pada dasarnya pohon, seperti itu pula cabangnya fiqih berada pada ushul figh. Sedangkan definisi Ushul secara terminologi (istilah) ialah sesuatu yang diucapkan atas dasar dalil dan kaidah sccara global, seperti pendapat ‘ulama : bahwa dasar hukumnya wajib sholat adalah al-Kitab (al-Qur’an), seperti firman Allah Swt : o9KCal! 152531 Gdirikanlah sholat) dan pendapat ‘ulama yang mengatakan bahwa bangkai itu halal hukumnya bagi mereka yang dalam kondisi dharurat, menyimpang dari hukum asal yaitu menyimpang dari Kaidah hukum secara global bahwa : , BLS 44 4S” (somua bangkai itu hukumnya haram) dan firman Allah Swt : dee Lofn ows aea)I se @> Cl G5sungguhnya bangkai itu diharamkan atas kalian semua). Ushul Figh ialah dalil hukum figih yang dibuat secara global/ijmal, seperti pendapat ‘ulama bahwa muthlaqnya perintah itu adalah suatu kewajiban, dan muthlagnya larangan adalah suatu yang diharamkan, serta muthlaqnya perbuatan Nabi Saw, muthlagnya Ijma’ dan Qiyas adalah Hujjaj (dalil). Definisi Figih secara etimologi (bahasa) ialah Faham, sedang menurut terminolog{ ialah ilmu yang mempelajari hukum-hukum syar’i yang dihasilkan dari Ijtihad, Misalnya : mengetahui bahwa niat ketika wudhu hukumnya wajib, Nabi Saw ty 4 ete fF bersabda :"plasy obi aly,” Gldy jue & (Sesungguhnya setiap pekerjaan itu dengan niat) dan wudhu termasuk dari salah satu perbuatan. Berbeda dengan mengetahui hukum syara’ yang tidak melalui jalan ijtihad seperti mengetahui bahwa sholat lima waktu itu hukumnya wajib, dan berzina itu hukumnya haram, semua itu termasuk dari masalah Qath’iyyah (pasti) maka pengetahuan itu bukan disebut fiqih. JAHL DZON WAHM SYAK 3 Sifat yang dapat menjelaskan sesuatu yang dicari dengan penjelasan yang sempurna Tidak mengetahui sesuatu Menemukan perkiraan sesuatu yang kuat dari dua perkara Menemukan perkiraan sesuatu yang lemah dari dua perkara Menemukan perkiraan sesuatu yang sama/selmbang dart dua perkara Seperti dalam analisa memperkirakan Zaid berdiri atau tidak itu sama/seimbang itu disebut SYAK, jika kedua indikasinya kuat maka itu disebut TSUBUT, dan jika salah satu indikasinya itu kuat maka disebut DZON, namun jika salah satu indikasinya itu lemah maka disebut WAHM WAJIB MANDUB /HARAM MAKRUH MUBAH HUKUM-HUKUM Yang diberi pahala jika dikerjakan dan akan disiksa jika ditinggalkan, misalnya : melaksanakan sholat lima waktu, puasa bulan Ramadhan dll. Yang diberi pahala jika dikerjakan dan tidak akan disiksa jika ditinggalkan, misalInya : melaksanakan sholat sunnah Tahiyyatul Masjid dll. Yang diberi pahala jika ditinggalkan dan akan disiksa jika dikerjakan, misalnya : Riba, melakukan perbuatan yang merusak dll Yang diberi pahala jika ditinggalkan dan tidak akan disiksa jika dikerjakan, misalnya : mendahulukan mencuci yang sebelah Kiri daripada yang sebelah kanan ketika berwudhu dll Yang tidak diberi pahala jika dikerjakan dan juga tidak akan disiksa jika ditinggalkan, misalnya : tidur disiang hari dll SHOHIH BATHIL RUKUN SYARAT RUKHSOH ‘AZIMAH 4 Jika Rukun dan Syarat-nya terpenuhi Jika Rukun dan Syarat-nya tidak terpenuhi Yang menentukan sahnya sesuatu (amal perbuatan) dan termasuk bagian dari sesuatu itu, misalnya : mencuci muka ketika wudhu, Takbiratul fhram ketika sholat dll. Yang menentukan sahnya sesuatu (amal perbuatan) namun bukan termasuk bagian dari sesuatu itu, misalnya : untuk sahnya wudhu diperlukan air muthla’ (yang suci mensucikan) dan untuk sahnya sholat diharuskan menutup ‘aurat Hukum yang berubah dari yang sulit menjadi mudah, diiringi dengan adanya sebab hukum asal, misalnya : diperbolehkan berbuka puasa bagi musafir jika puasa itu-menyebabkan kesulitan/kepayahan bagi musafir, dan diperbolehkan memakan bangkai bagi orang-orang yang berada dalam keadaan dharurat, dll Hukum asal, misalnya : Wajibnya sholat lima waktu, bangkai itu haram bagi yang tidak dalam keadaan dharurat, dll. 5 BEBERAPA PEMBAHASAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN USHUL FIQH PEMBAHASAN KE-1 Menerangkan tentang AMR AMR adalah permintaan melakukan suatu pekerjaan dari yang lebih tinggi derajatnya kepada yang lebih rendah derajatnya. Dalam AMR terdapat beberapa kaidah yaitu : De Lagu dou YW Gssh 28g edi “Asal dalam perintah itu hukumnya wajib kecuali terdapat dalil yang menjelaskan tentang perbedaannya” seperti firman Allah Swt : 4 gate oe ee £ aS igiteg sgleuT 1th “ Dan dirikanlah sholat dan tunaikanlah zakat !" (QS. an-Nisa : 77) te fe 9 Sou Y 5S ots VA g 9 “Asal dalam perintah itu tidak mesti diulangi kecuali terdapat dalil yang menjelaskan tentang perbedaannya” seperti firman Allah Swt : Ge eats a otee EE A aally AST Lass " Dan sempurnakanlah ibadah haji dan ‘umrah Karena Allah. " (QS. al-Bagarah : 196) 33) ath YAM edt “Asal dalam perintah itu tidak mesti spontan” karena sesungguhnya tujuan yang diminta adalah melaksanakan perintah dengan ddak menentukan waktu pelaksanaannya pada masa awal bukan pada masa kedua lay HH a sidy V1 “Memerintah sesuatu berarti juga memerintah melaksanakan wasilah (perantara) nya,” misalnya : perintah melaksanakan sholat juga berarti perintah untuk bersuci sebelum sholat, karena sholat tidak sah jika tidak bersuci. 4 ge yor oh ° he os ANI “Memerintah sesuatu berarti juga melarang yang berlawanan dengan sesuatu itu” seperti firman Allah Swt : 42 ae ae Cd UU igs "Dan ucapkanlah kata-kata yang batk kepada manusia," (QS. Al-Bagarah : 83) Perintah untuk mengucapkan kata-kata yang baik kepada manusia berarti larangan untuk mengucapkan kata-kata yang tidak baik. fig 32 spitch ge ays le wy spttl gob fika apa yang diperintahkan telah ditakukan, maka orang yang diperintah telah keluar dari tanggungan perintah itu.” Misalnya : jika seseorang dengan tidak adanya alr ia bertayammum dan melaksanakan sholat, maka tidak mesti melakukan qadha sholat jika ia telah menemukan alr. 7 PEMBAHASAN KE-2 Menerangkan tentang NAHY NAHY adalah permintaan meninggalkan pekerjaan dari yang lebih tinggi derajatnya kepada yang lebih rendah derajatnya. Dalam NAHY terdapat beberapa kaidah yaitu : Be Se yan Jou W eed ga) o Ae 1 “Asal dalam larangan itu hukumnya haram kecuali terdapat dalil yang menjelaskan tentang perbedaannya” seperti firman Allah Swt : Gerke! 3a ail 4 i "Dan janganiah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya.” (QS. AL-A raaf : 56) 5 07 4 5 88 she A to ob 24a “Melarang sesuatu berarti juga memerintah yang berlawanan dengan sesuatu itu” seperti firman Allah Swt : decile SiH BE SG "Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang bathil." (QS. Al-Bagarah : 188) ‘ ey ft «4 et a ye itil 9 8s gg 5 Se ds atl og Wi “Asal dalam larangan itu menunjukkan pada kerusakan perkara yang dilarangnya dalam beribadah.” seperti sholat dan berpuasanyanya orang yang sedang haldh. “Larangan itu menunjukkan pada kerusakan perkara yang dilarangnya dalam bermu’amalah jika larangan itu merujuk pada dzatnya akad.” sepet ilarangnya jal beli Kerik, Sebagaimana sabda Nabi Saw : aplenty Blab os 36 lig ale i Me “Nabi Saw telah melarang melakukan jual beli kerikil.” (HR. Muslim) 58 NF eo pe S55 Ob "Jika larangan itu merujuk pada perkara yang keluar dari bentuk akad yang tidak lazim maka tidaklah menjadi batal’, seperti pada bentuk jual beli disaat adzan sholat Jum’at, firman Allah Swt : Cee < eos < a Bae - < STH at Bt Ee tefl at oe ntl ada Ge! 1595 al 9 US Wald earl! 252 oye Spleal 995 19} “Apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum‘at, Maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli." (QS. Al-Jumu'ah : 9) Hal itu karena akan mengganggu dalam usaha melakukan kewajiban sholat Jum’at, dan gangguan itu ada ketika terjadi proses jual beli dan lainnya termasuk juga jika makan. 9 PEMBAHASAN KE-3 Menerangkan tentang 'AM ‘AM adalah sesuatu yang meliputi dua perkara atau lebih dan tidak mempunyai batasan. Lafadz-lafadz yang menerangkan tentang ‘Am ada 4 (empat) yaitu : 1. Isim Mufrad yang dita’rifi dengan alif dan tam. Firman Allah’Swt : bol Ie 2 ui poy y “Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian. kecuali orang-orang yang beriman (QS. al-‘Ashr : 2-3) 2.Isim Jama’ yang dita’rift dengan alif dan lam. Firman Allah Swt : * Sesungguhnya Allah menyukat orang-orang yang berbuat baik." (QS. Al-Bagarah 195) 3.9 dilafade Nakiroh (Umum). Firman Allah Swt : a ae re aT Ch ob ob Sd 538 VCS LG “Dan jagalah dirinn dari (azab) hari (kiamat, yang pada hart itu) seseorang tidak dapat membela orang lain,...."(QS. al-Bagarah : 48) 4. Isim Mubham a. Lafadz 3,4 untuk yang berakal, firman Allah Swt : “Barangstapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.” (QS. az-Zalealah : 10 b. Lafadz \@ untuk yang tidak berakal, firman Allah Sut : a fess Be see Opler Ley fren ails "Dan Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan.” (QS. al-Hujurat : 18) a7 c. Lafadz (§\ pada firman Allah Swt : iid ee RA) med (POLAT BILE Cf "sue Dengan nama yang mana saja kamu seru, dia mempunyal Al asmaaul husna (nama- nama yang terbaik) ....... (QS. AL-Israa : 110) d, Latadz ¢3) deorof makan pada firman Allah Sut : s ore st wee eg Le aoe a JT SS HIS UST "Di mana saja kannu berada, kematian akan mendapatkan kamu..." (QS. an-Nisa : 78) e. Lafadz (4 untuk dzorof zaman, sepert lafadz “lb 256 G5 £4 fapan saja kamu pergi, maka kamu terthalag) 11 PEMBAHASAN KE-4 Menerangkan tentang KHAS dan TAKHSIS KHAS adalah sesuatu yang mencakup dua perkara atau lebih dan tidak mempunyai batasan. Sedangkan TAKHSIS ialah yang dikeluarkan dari sebagian dalil-dalil ‘AM, TAKHSIS terbagi menjadi 2 (dua) bagian yaitu : MUTTASHIL dan MUNFASHIL. TAKHSIS MUTTASHIL ialah : 1, Istitsna (pengecualian), firman Allah Swt : iss ion eal de 2 Wd psy bo pil 1. Demi masa. 2. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, 3. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh ny Tagyid bis shifat (digantungkan pada sifatnya), firman Allah Swt dalam hal Kafarat membunuh : ott ve 2 ee OG oe vo Bathe 255 pt Ed Caja J oy. ..Dan barangsiapa membunuh seorang mukmin Karena tersalah (hendaklah) Ja memerdekakan seorang hamba sahaya yang beriman......." (QS. An-Nisa : 92) = Takhsts bil Ghoyah (Takhsis dengan Ghoyah), firman Allah Swt sete ee OA atl + Obes G> Gan w V5--- .Dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka " (QS. Al-Bagarah : 222) 12 4. Takhsis bil badal (Takhsis dengan Badal), firman Allah Swt : te ar? < * 2 ay +. 2 eieee ote at ee SL oh glhect oo oto A> LUT Je ay “uu. Mengetjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang ‘yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah......" (QS. Ali-Imran : 97) TAKHSIS MUNFASHIL ialah : 1. TAKHSIS KITAB BIL KITAB (Mentakhsis al-Qur’an dengan al-Qur’an), Firman Allah Swt dalam surat al-Baqarah : 221 2B mst od Z vise eS bell VynS5 YG "Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik, Ditakhsis oleh surat al-Maidah : 5 1 eect tte et ee ge wee BOB oe CEST Iyigl Guill Ge eal... "..Dan wanita-wanita yang menjaga kehormatan di antara orang-orang yang diberi Al Kitab sebelum kamu, .." Ld TAKHSIS KITAB BIS SUNNAH (Mentakhsis al-Qur’an dengan al-Hadits) Firman Allah Swt dalam surat an-Nisa : 11 © ete es 4s fol. age yd , vn OAT BS Ob Sw aati g AT Kes! "Allah mensyart'atkan bagimu tentang (pembagian pusaka untuk) anak-anakmu. yaitu ; bahagian seorang anak lelaki sama dengan bagahian dua orang anak perempuan......" Dalam ayat diatas anak secara keseluruhan akan mendapatkan warisan baik dia beragama Islam ataupun kafir, maka ayat diatas ditakhsis oleh al-Hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Bukhari Muslim yaitu : 13 pened 5h Vy I adh by Y “Orang muslim tidak mewaris pada orang kafir dan orang kafir tidak mewaris pada orang muslim” = TAKHSIS SUNNAH BIL KITAB (Mentakhsis al-Hadits dengan al-Qur’an) Seperti Hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Bukhari Muslim fe oe. ated ty ok ret Hye. “he ake (oye Se 251 Sasi Ste al se Y “Allah tidak menerima sholat diantara kamu semua, ketika ia berhadats sampai kemudian ia berwudhu” Ditakhsis oleh Firman Allah Swt pada surat an-Nisa : 43 toeu sett oe bw we hee ok oe ee oh ge ae HE Aad SI Lill Go Rs STE I AS Ye FI Get aS ob Goa Lc 20 1,44 9 Lt .Dan jika kamu sakit atau sedang dalam musafir atau datang dari tempat buang air atau kamu Telah menyentuh perempuan, Kemudian kamu tidak mendapat air, Maka bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik (suci); ...." = . TAKHSIS SUNNAH BIS SUNNAH (Mentakhsis al-Hadits dengan al-Hadits) Seperti Hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Bukhari Muslim SEB) BES ee Leds “Pada setiap yang disirami oleh hujan maka zakatnya adalah sepersepuluh” Ditakhsis dengan Hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Bukhari Muslim pula : Bie guid oh us oJ “Tidak mesti mengeluarkan zakat (shodagoh) untuk yang kurang dari 5 (lima) Ausug” 14 5. TAKHSIS KITAB BIL QTYAS (Mentakhsis al-Qur’an dengan Qiyas) Firman Allah Swt alent surat an-Nur : 2 BLS gos Blue ih eal “Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, Maka deralah tlap-tiap seorang dar! keduanya seratus kalf dera, ...." Maka khusus untuk seorang AMAT (budak perempuan) hukuman itu didapatkannya separuh dari orang merdeka, berdasarkan firman Allah Swt pada ee -Nisa : 25 lad Zo estll Jeu "Kemudian mereka melakukan perbuatan yang keji (zing), Maka atas mereka separo fukuman dari hukuman wanita-wanita merdeka yang bersuami. (Kebolehan mengawini budak) itu,” Maka berdasarkan itu para ulama membuat qiyas/ukuran untuk hukuman ‘ABD (hamba laki-laki) adalah separuh dari hukuman laki-laki merdeka 2 . TAKHSIS SUNNAH BIL QTYAS (Mentakhsis al-Hadits dengan Qiyas) Seperti Hadist Nabi Muhammad Saw : (rls nly Amt olgy) Aghby Lage He soni fh “Orang kaya (yang menunda-nunda membayar hutang), maka dikalalkan mendapatkan sindiran/hinaan dan siksaan” Hadits ini diperuntukkan bukan untuk antara orang tua dan anaknya, karena tidak akan menjadikannya mendapat sindiran/hinaan atau siksaan, dengan Qiyas bahwa anak tidak boleh berkata kasar kepada orang tuanya, berdasarkan pada firman Allah Swt pada surat al-Isra: 23 4ST hile Gold eS Lag Em V58 Lg) 85 eas V5 HI JG ME... ke Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan Jagan kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulla.” 15 PEMBAHASAN KE-5 Menerangkan tentang NASKH NASKH menurut bahasa 451" (menghapus/menghilangkan), seperti * y atee ae a alte ° aot ungkapan bi daadyg SG 15) slab 528) e535 Mtatahart telah menghapus kegelapan ketika ia menghapus dan menghilangkannya dengan membentang luas), dan adapula yang memberi makna : {}43) (menyalin) seperti ungkapan ulama: ZT Seb C1 8) Gus is gg G ESET Gaya menyalin apa-apa yang ada didalam kilab ini, ketika saya menyalin apa-apa yang ada didalam kitab ketempat yang lain) Sedangkan menurut syara’ (istilah) NASKH ialah : Pe ye os Yet SS “Menghilangkan hukum syara’ dengan dasar dalil syara’ yang lebih akhir datangnya” NASKH terbagi beberapa macam yaitu : 1. Menasakh tulisannya dan menetapkan hukumnya Seperti lafadz : 2) GANG Ug) Satis Qc “Orang tua laki-laki dan perempuan ketika berzina maka rajamlah mereka dengan pasti” Keterangan itu diyakini dulunya ada seperti yang diungkapkan oleh Umar bin Khattab ra. : “Saya sesungguhnya pernah membaca ayat itu” (HR. Imam Syafi’i dan /ainnya), dan hal itu tetap dipertahankan secara hukum sesuai Hadits Nabi : 16 (de Giry cad sth okey ale a) de 555 bby “Dan sesungguhnya Nabi Saw telah merajam para pezina Mukshon." (muttafag ‘alaih) Dan penjelasan tentang Pezina Muhshon adalah orang tua laki-laki dan perempuan. 2. Menasakh hukumnya dan menetapkan tulisannya Firman Allah Swt dalam surat al-Baqarah : 240 "Dan orang-orang yang akan meninggal dunia di antara kama dan meninggalkan isteri, hendaklah berwasiat untuk isteri-isterinya, (yaitu) diberi nafkah hingga setahun lamanya dan tidak disuruh pindah (dari rumahnya). * Ditakhsis dengan ayat dalam surat al-Baqarah : 234 fee, (sy 3 fel ial Senbl jolts Seg Osis Res 6 yy nalts “Orang-orang yang meninggal dunia di antaramu dengan meninggalkan istert-isteri thendaklah para istert itu) menangguhkan dirtnya (ber'iddah) empat bulan sepuluh hari.” 3, Menasakh dua perkara sekaligus Seperti Hadits yang diriwayatkan Imam Muslim dari ‘Aisyah ra tentang berapa kali seseorang menjadi anak susuan seorang Ibu : phish Geel GA eugls pia; ae JS up oe tS pushes “Hukum yang berlaku adalah sepuluh kali menyusu yang diketahui maka menjadikan haram baginya, kemudian disalin menjad! ima kall menyusu yang diketahul yang menjadikan haram baginya,” 17 4. Menasakh Hadits dengan Al-Qur’an Seperti dalam hal menghadap Baitul Maqdis sebagai Qiblat, yang ditetapkan didalam sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari Muslim : yb pte d, Dea g dees BE By “Maka sesungguhnya Nabi Saw Menghadap ke Baitul Maqdis dalam sholatnya selama 16 bulan” Hadits ini dinasakh dengan firman Allah Swt dalam surat al-Bagarah : 144 -pbalt pec phi ges J *....Palingkanlah mukarmu ke arah Masjidil Haram." 5. Menasakh Hadits dengan Hadits Sepertl Hadits nabl yang diriwayatkan oleh Imam Muslim : 33305 Fe Stee 3 SF f “Saya melarang kamu semua untuk berziarah kubur, maka 7H dian berziarahiah” Sebagian ulama berpendapat bahwa boleh menasakh al-Qur’an dengan al-Hadits sepert pada surat al-Bagarah: 18 SoG pith Megit Gt OF oj Eyal acl pas y KE CS Ht je as Saealt "Diwajtbkan atas kamu, apablla seorang di amara kamu kedatangan (tanda-tanda) ‘maut, jika ia meninggalkan harta yang banyak, berwasiat untuk ibu-bapak dan karib kerabatnya secara ma'ruf, (Int adalah) kewajiban atas orang-orang yang bertakwa.” + et Yang dinasakh oleh Hadits Nabi Saw. yang diriwayatkan oleh Imam Turmudzi dan Tbnu Majah : Sy) Bes Tiduk boleh berwasiat kepada ahli waris” 18 PEMBAHASAN KE-6 Menerangkan tentang MUJMAL at MUJMAL ialah Sesuatu yang membutuhkan penjelasan seperti lafadz 6335 pada surat al-Baqarah : 228 Cpece FE ote ae + AEE Geebl Sai cul *Wanita-wantita yang ditalak handaklah menahan diri (memunggu) tiga kali quru’." Maka sesungguhnya yang disebut ¢335 itu mencakup antara haidh dan suci Sedangkan yang disebut BAYAN adalah mengeluarkan sesuatu dari perkara yang sulit difahami ke perkara yang lebih jelas. Adapun BAYAN terbagi menjadi beberapa bagian yaitu : . BAYAN dengan ucapan seperti pada masalah puasa untuk orang yang berhaji Tamattu’ yang tertera dalam surat al-| Boga: 196 te oe ache. ce ALS Gee db “aes ais at ths plead... "Maka wajib berpuasa tiga hari dalam masa haji dan ‘a hari (lagi) apabila kamu Telah pulang kembali. Itulah sepuluh (hari) yang sempurna... N BAYAN dengan pekerjaan seperti yang dilakukan oleh Nabi Saw dalam memberikan contoh praktik sholat dan iainnya. ad BAYAN dengan tulisan, seperti penjelasan tentang kadar zakat dan diyat anggota tubuh, itu telah ditulis nabi dalam sebuah kitab yang masyhur, hal ini dapat dilihat dari sebuah Hadits : et ah 4 Paks Seal 2X wg BB du “Maka sesungguhnya Nabi Saw telah menjelaskan tentang kadar zakat dan diyat anggota tubh dengan kitabnya yang masyhur”” s . BAYAN dengan isyarat, seperti ucapan Rasulullah Saw : 5K& 5 UKs 5 356 sgt “Bulan itu segini, segini dan segini” (Yaitu 30 hari, kemudian Nabi Saw isyarah dengan jarinya 3 kali dan menahan jempolnya pada isyarah ketiga, itu berarti terkadang hitungan bulan itu ada yang 29) 19 PEMBAHASAN KE-7 Menerangkan tentang lafadz MUTHLAQ dan lafadz MUQAYYAD oe HSS eel watch Je isu: jah MUTHLAQ talah mengambil pengertian dari lafadz yang menunjukkan hakikat dan tidak ada yang mengikat (bebas), L955 fo Sk aaa wah te fs ss Sagal MUQAYYAD jalah mengambil pengertian dari lafadz yang menunjukkan hakilat dengan beberapa ikatan Dan ketahuilah bahwa sesungguhnya khithab (petuah) itu jika datang secara muthlak maka akan tetap kemuthlakannya, dan jika datang secara mugayyad maka akan tetap pula kemuqayyadannya, dan apabila datang dengan muthlaq pada satu tempat dan muqayyad ditempat yang lain maka akan menjadi Muqayyad seperti dalam keterangan memerdekakan hamba sahaya perempuan yang dimuqayyadi dengan mu’minah, pada sebagian hukum diantaranya pada kafarat membunuh yang termaktub dalam surat an-Nisa : 92 de at of og. 4 oe + Beh 455 2 aps . "(Maka (hendaklah) ia memerdekakan seorang hamba sahaya yang beriman...." Dan contoh lafadz muthlaq yaitu terdapat pada surat al-Mujadalah : 30 dalam menjelaskan tentang kafarat Dzihar ai 4, 2 2% Maka (wajib atasnya) memerdekakan seorang budal Teapemsten, Mabeds‘Aromaligal, 20 PEMBAHASAN KE-8 Menerangkan tentang lafadz MANTHUQ dan lafadz MAFHUM ed, Boon Athy ote Fee ot Se pail 12 oy La ale Us us GzhislG MANTHU@Q /alah mengambil pengertian dart lafadz yang diucapkan (yang dituliskan) 44 4athy cole fe ye ostt Bath 42 ty ¥ Leal ale Js es Aygdalis MAFHUM talah mengambil pengertian dar! lafadz yang tidak diucapkan (yang tidak dituliskan) MANTHUGQ terbagi menjadi dua bagian : 1. Yang tidak membutuhkan Ta’wil dan disebut Nash, misalnya pada surat al- Bagarah : 196 (pes Maka wajib berpuasa tiga hari..." 2. Yang membutuhkan Ta’wil dan dan disebut Dzahir, misalnya pada surat adz- Dzarlyat : 47 Steg Uy pal GEE EG "Dan langit itu kami bangun dengan kekuasaan (kami) dan Sesungguhnya kami benar-benar berkuasa” Asalnya lafadz 1 adalah jama’ lafadz % bermakna tangan, karena mustahil bagi Allah mempunyai tangan maka dita’wil menjadi makna Kekuatan/kektasaan, 21 Sedangkan MAFHUM terbagi menjadi dua bagian : . MAFHUM MUWAFAQOH yaitu : gg Gita sigs Be Exec Ou 55 Yaitu Pemahaman yang diambil sesuai dengan yang diucapkan (ditulis) Misalnya : tentang larangan memukul kedua orang tua, yang dapat dipahaml dari surat al-Isra : 23 2 Sud By ag Ht ys t. Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.” Dan larangan membakar harta anak yatim yang terdapat pada surat an-Nisa : 10 BE jog’ godt hy Ob Yedt ost lect aulf "Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zalim, Sebenarnya mereka itu menelan apt sepenuh perutnya.” » . MAFHUM MUKHALAFAH yaitu : 40h 8 oe 4 3 rly ud ate Eyed aru 5 Yaitu Pemahaman yang diambil berlawanan dengan yang diucapkan (ditulis) Misalnya tentang tidak wajib zakatnya hewan-hewan yang dipelihara, diambil dari mafhum mukhalafah dari Hadits Nabi Saw : 22 (glad oly) 8S Blase 9 “Untuk kambing yang dilepas bebas itu wajib zakat” Dan tentang tidak bolehnya melakukan ibadah haji selain bulan-bulan yang telah ditentukan, diambil dari mafhum mukhalafah surat al-Baqarah : 197 ee he gach Ete “(Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi,...” Dan juga tentang bolehnya berjualan pada hari Jum’at sebelum adzan Jum’at berkumandang, dari mafhum mukhalafah surat al-Jumu’ah : 9 Beets eg On ht ote, RI * » Gl igs BT Fs Up ipa RATT oe splay

You might also like