Bunga Rampai
Psikologi
Pendidikan
Sobani Irfan
Amrizal Rustam
Yapsir Gandhi Wirawan
Ratna Wulan
Supra Wimbarti
Purba Harjito
Saifuddin Azwar
Amitya Kumara
Nn
FUSTAXAPELYARPSIKOTES, MANFAAT DAN
KETERBATASANNYA
Drs. Sobani Irfan, SU
Drs. Amrizal Rustam, SU
Pengantar
Keterbatasan daya tampung di bidang pendidikan, dan sempitnya
lapangan pekerjaan, sedangkan jumlah peminat yang semakin besar men-
dorong perlunya dilakukan seleksi para calon. Di lain pihak kesadaran
akan adanya individual difference (perbedaan individu) juga mendorong
kesadaran perlunya dilakukan seleksi terhadap para calon. Semakin ketat
persaingan untuk mendapat tempat di bidang pendidikan dan lapangan
pekerjaan akan semakin ketat pula seleksi yang dilakukan. Untuk ke-
perluan seleksi ini psikotes merupakan salah satu perangkat dari berbagai
teknik seleksi yang biasa dilakukan, bahkan dalam berbagai hal tes
psikologi mendapat peran dan bobot yang lebih besar dibanding alat tes
seleksi yang lain, Sebetulnya tes psikologi tidak semata-mata hanya ber-
‘guna untuk alat seleksi saja, akan tetapi juga bisa dimanfaatkan untuk ke-
perluan penjurusan studi, penempatan pegawai dan keperluan diagnosis
yang lainnya.
Sering dijumpai orang merasa sangat gelisah karena harus meng-
ikuti psikotes. Banyak pula yang merasa kecewa karena dengan psikotes
menjadi terhalang untuk memasuki sekolah atau program. pendidikan,
pekerjaan atau jabatan tertentu, Sebaliknya makin hari makin banyak
orang-orang, baik atas nama pribadi atau lembaga, yang datang keFakultas Psikologi atau Biro-Biro konsultasi Psikologi untuk meminta
bantuan jasa pemeriksaan psikologi.
Pada umumnya psikotes sering dikaitkan dengan tes inteligensi
untuk mengetahui 1Q, tes bakat, dan kemampuan akan tetapi sering juga
Psikotes diartikan atau dikaitkan dengan hal-hal yang sama sekali tidak
ada hubungannya dengan tujuan penggunaan tes psikologi itu. sendiri.
Untuk itu di bawah ini akan diuraikan pengertian mengenai tes psikologi,
macam atau jenis tes psikologi, tujuan penggunaan atau manfaatnya, dan
keterbatasan-keterbatasan dari tes psikologi
Pengertian Tes, Psikotes, dan Pemeriksaan Psikologis
Istilah tes, yang dalam bahasa Inggris dikenal dengan fest, dalam
bahasa Latin adalah ¢estum yang berarti a cup yang berarti mangkok atau
cawan untuk memeriksa logam atau alat untuk menentukan mutu, Se-
lanjutnya tes diartikan sebagai ujian untuk mengukur atau menilai hasil
kerja (performance), kapabilitas, dan sifat seseorang. Anastasi (1988)
mengemukakan: “A psychological test is essentially an objective and
standardized measure of a sample of behavior”. Dari definisi tersebut,
Jelas bahwa esensi dari tes psikologi merupakan penentuan yang objektif
dan distandardisasikan terhadap sampel tingkah laku. Pada dasarnya tes
psikologi merupakan kumpulan pertanyaan-pertanyaan yang harus di-
Jawab dan/atau tugas-tugas yang harus dikerjakan yang akan memberi-
kan informasi mengenai aspek psikologis tertentu berdasarkan dari
jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan atau cara subjek melakukan
tugas-tugas tersebut.
Segi-segi kejiwaan yang dinilai dengan psikotes memang tidak
dapat disiapkan dalam waktu yang relatif singkat, sebagaimana memper-
siapkan materi ujian pelajaran tertentu. seperti. Matematika, Bahasa
Inggris, dan sebagainya. Sebenarnya untuk memperoleh gambaran
tentang kehidupan kejiwaan seseorang, secara sengaja atau tidak sering
dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, baik melalui pengamatan kita
terhadap tingkah laku dan kebiasaan-kebiasaan tertentu yang dilakukan
oleh seseorang maupun melalui mendengarkan ucapan-ucapan atau
pendapat-pendapat dan sikap-sikap yang dikemukakan oleh seseorang,Memang untuk mengadakan pemeriksaan psikologis, orang dapat me-
lakukan tanpa atau memakai alat. Alatalat yang dipakai dalam pe-
meriksaan psikologis merupakan alat bantu saja dalam usaha pemerik
memperoleh data yang diperlukannya. Memang, dalam usaha mengenali
diri sendiri atau orang lain, seseorang ingin untuk dapat melaksanakan-
nya tanpa banyak alat bantu dalam bentuk benda-benda tertentu, Namun
sebagai manusia biasa, para ahli psikologi masih perlu alat-alat bantu
dalam pemeriksaan psikologis, supaya objektivitas dan ketepatan bisa
lebih terjamin, di samping untuk menghindari kemungkinan-kemungkin-
an adanya pengaruh negatif yang terjadi selama observasi, wawaneara
atau pertemuan-pertemuan yang dilakukan, Tentu saja tidak diharapkan
sampai terjadi seseorang psikolog tidak dapat mengadakan pemeriksaan
psikologis tanpa alat-alat.
Di kalangan awam seringkali terdapat kesan, bila seseorang me-
merlukan jasa psikologi, merasa kurang puas apabila psikolognya tidak
menggunakan alat apa-apa. Orang baru merasa telah mengikuti pe-
meriksaan psikologis apabila kepadanya telah diberikan bahan-bahan,
seperti materi untuk ujian, atau dites. Pada sementara orang-orang yang
belum mengenal psikologi secara tepat sering dijumpai keluhan atau per-
nyataan, “Apa gunanya konsultasi ke psikolog, toh kita hanya diajak
‘omong-omong saja”. “Hanya diajak omong-omong kok pakai biaya
administrasi atau biaya konsultasi, tak selembar resep pun diberikan, dan
tidak diberi obat apa-apa”.
Sampai sekarang di kalangan psikologi istilah psikotes
kurang banyak digunakan, dan sebagai gantinya digunakan istilah
pemeriksaan psikologis. Psikotes pada umumnya diangeap terbatas
pada tes kecerdasan (IQ), bakat dan minat, sedangkan pemeriksaan
psikologis mencakup pengertian yang lebih Iuas. Dalam hubungan
dengan arti psikotes yang lebih tepat disebut dengan pemeriksaan
psikologis, dalam pelaksanaannya memerlukan persiapan yang
baik. Pemeriksaan psikologis yang baik tentu memerlukan adanya
alasan-alasan pemeriksaan, tujuan pemeriksaan dan menggunakan
cara-cara yang bisa dipertanggungjawabkan. Alat-alat yang di-
gunakan untuk pemeriksaan haruslah memiliki sifat objektif danmemiliki persyaratan utama yaitu valid, reliabel, dan distandardi-
sasikan (dibakukan).
Macam-macam Prosedur dan Alat dalam Pemeriksaan Psikologis
Prosedur dan alat-alat yang digunakan dalam pemeriksaan psi-
Kologis sangat tergantung pada segi-segi kehidupan kejiwaan atau aspek-
aspek kejiwaan dan perilaku yang hendak diperiksa. Alat-alat pemeriksa-
an psikologis (yang biasa disebut tes psikologi) dari segi penggunaannya
sangat bermacam-macam. Kita bisa membedakan berdasarkan tingkat
usia, bidang pekerjaan, bentuk bahan (alat) dan jenisnya, dan aspek yang
hendak diukur.
Berdasarkan tingkat usia bisa dibedakan:
a. Tes untuk anak-anak
b. Tes untuk orang dewasa
Berdasarkan bidang tugas (pekerjaan) bisa dibedakan:
a. Tes untuk bidang pendidikan
b. Tes untuk bidang perusahaan
c. Tes untuk bidang militer
Berdasarkan bentuk bahan (alat) bisa dibedakan:
Bahan cetakan
Tulis menulis
Alat mainan
Peralatan-peralatan yang lebih komplek (rumit)
dan sebagainya
gasses
Berdasarkan aspek yang diukur lazimnya dibedakan:
a. Tes kecerdasan (tes inteligensi, tes kemampuan umum)
b. Tes bakatc. Tes kepribadian
d. Tes minat
Di samping penggolongan (pembedaan) semacam itu juga sering
dibedakan berdasarkan cara yang lain. Misalnya dibedakan antara tes
individual (perorangan) dan tes kelompok (klasikal), antara tes verbal
dan tes non-verbal, antara tes proyektif dan tes non-proyektif, antara
speed test dan power test.
Tidak semua alat tes dipakai dalam suatu pemeriksaan. Bila
suatu alat dipakai, maka cara pemakaiannyapun dapat berbeda-beda se-
suai dengan keperluan dan tujuan pemeriksaan. Ada alat-alat pemeriksa-
an yang dipakai di mana orang yang diperiksa diminta mengerjakan
dalam waktu yang sudah ditentukan, dan ada pula alat yang dipakai
dalam pemeriksaan di mana orang yang diperiksa diminta bekerja sampai
selesai dengan dibatasi waktu secara ketat. Berbagai macam tes tersebut
ada yang relatif mudah (sederhana) dalam administrasi (penyelenggara-
an) tetapi ada pula yang relatif sukar. Oleh karena itu para pelaksananya
dituntut kualifikasi yang berbeda sesuai dengan tuntutan atau tingkat
kesulitannya, supaya hasil pemeriksaan dapat dipertanggungjawabkan.
Manfaat Hasil Tes Psikologi
Dibuatnya suatu alat tes psikologi dengan tujuan dapat dipakai
untuk mengungkap atau mengetahui aspek-aspek psikologi tertentu se-
suai dengan konsep dasar berpikir pembuatan alat tes tersebut. Data-data
dari hasil tes psikologi dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan untuk
mengambil keputusan, membuat perencanaan dan penanganan kasus-
kasus tertentu yang terdapat antara lain dalam bidang pendidikan, pe-
kerjaan, industri, organisasi, dan militer.
Dalam bidang pendidikan antara lain dapat dimanfaatkan untuk
keperluan:
a. Seleksi calon anak didik
b. Penjurusan atau pemilihan program studi°,
Perencanaan studi anak didik pada tingkat yang lebih
tinggi
Program bimbingan karier
Penanganan kasus-kasus tertentu yang terdapat dalam,
proses pendidikan, Misalnya: Anak-anak underachiever,
kesulitan penyesuaian diri, gangguan dalam konsentrasi
belajar, anak-anak sangat berbakat.
Dalam bidang pekerjaan, industri dan organisasi antara lain di-
manfaatkan untuk keperluan:
a
b.
c.
d.
e
Seleksi dan penempatan karyawan
Mutasi dan promosi karyawan
Perencanaan dan pelaksanaan program pelatihan bagi
karyawan
Memprediksi keberhasilan kerja karyawan dan
perencanaan karier
Penanganan kasus-kasus tertentu yang terdapat pada
karyawan
Dalam bidang militer antara lain dapat dimanfaatkan untuk ke-
perluan:
oe
Seleksi dan penempatan anggota militer
Mutasi, promosi jabatan dan perencanaan karier
Penanganan kastis-kasus tertentu yang terdapat pada
anggota militer
Dalam bidang Klinis antara lain dapat dimanfaatkan untuk ke-
perluan:
aeoe
Diagnosis
Prognosis
Treatment atau penyembuhan
Deteksi perkembangan atau kemajuan proses.
penyembuhanKeterbatasan dan Kelemahan Tes Psikologi
Tes psikologi merupakan alat buetan manusia yang sudah tentu
memiliki keterbatasan dan kelemahan, apal
aspek yang diungkapnya
adalah sesuatu yang abstrak. Oleh karena itu perlu dimaklumi dan di-
sadari bahwa hasil tes psikologi tidak bersifat mutlak kebenaran atau ke-
tepatannya, bukan merupakan suatu harga mati yang sudah tidak dapat
ditawar lagi.
Berapa hal yang menjadi sumber keterbatasan serta kesalahan tes
psikologi dan hasilnya, antara lain adalah:
1. Bersumber dari tes itu sendiri:
a
“Apakah hasil tes psikologi dapat memberikan gambaran
tentang keadaan seseorang secara lengkap dan
sempurna?”
Tidak benar, karena tes psikologi hanya mengukur atau
mengungkap sampel perilaku.
“Apakah setiap tes psikologi cocok untuk semua orang?”
Belum tentu, karena subjek yang dipakai sebagai sampel
dalam uji validitas, reliabilitas, standardisasi dan
penyustinan normanya terbatas,
“Apakah individu yang mendapatkan hasil skor akhir
yang sama dalam kenyataan sesungguhnya benar-benar
sama?”
Belum tentu, karena untuk jenis tes tertentu (misalnya
WISC, WAIS, BINET, TIKI) dalam menentukan skor
akhir penjumlahannya bersifat mekanis, tanpa mem-
perhatikan variasi jawaban atau skor untuk masing-
masing soal atau subtes.
“Apakah setiap tes psikologi pasti objektif dalam
penilaiannya?”Ya dan Tidak, karena untuk jenis tes psikologi tertentu
(misalnya Wartegg, Grafis, TAT, HTP, Rorschach)
pemberian skornya sulit untuk dikuantitatifkan sehingga
faktor subjektivitas dari tester sangat berpengaruh.
Untuk jenis tes tersebut sangat dituntut sckali
pengalaman dan latihan untuk dapat menguasainya
dengan baik, sehingga tidak setiap sarjana psikologi
dapat menguasainya.
2, Bersumber dari testi (subjek yang dikenai tes):
a.
“Apakah hasil tes psikologi dapat berubah?”
Dapat, karena hasil tes psikologi sangat dipengaruhi oleh
kondisi fisik dan psikologis individu pada saat dikenai
tes. Misalnya kondisi kesehatan, kelelahan fisik atau
psikologis, suasana emosi, minat, sikap, dan motivasi
waktu mengerjakan tes. Di samping itu pengalaman testi
sebelumnya dalam mengikuti testing juga dapat
menyebabkan perubahan hasil tes
Ketidakpatuhan testi dalam mengikuti instruksi-instruksi
yang diberikan tester dapat mengakibatkan hasil tes,
tidak sesuai dengan keadaan testi yang sebenarnya.
3. Bersumber dari kondisi dan suasana tempat testing:
Kondisi dan suasana tempat testing akan ikut
mempengaruhi hasil testing. Ruangan yang terlalu.
sempit, ventilasi yang kurang baik, temperatur yang
terlalu panas atau dingin, tempat duduk dan menulis,
yang kurang nyaman, penerangan yang kurang
‘memenuhi persyaratan, suasana yang gaduh dan
sebagainya akan sangat berpengaruh terhadap hasil tes,
sehingga dapat mengakibatkan hasil tes yang tidak
cocok dengan keadaan individu yang sebenarnya,4, Bersumber dari tester:
Kemampuan tester dalam membina hubungan yang baik
dengan testi, kemampuan dalam menyajikan dan
memberikan instruksi, kemampuan serta pengalaman
tester dalam menginterpretasikan hasil (terutama tes-tes
kepribadian) akan sangat berpengaruh sekali terhadap
ketepatan dari hasil tes.
Daftar Bacaan:
Anastasi, A. 1988. Psychological Testing. Sixth Edition, NewYork:
Macmillan Publishing Company.
Suryobroto, S. 1984. Pembimbing ke Psikodiagnostik.
karta: Rake Sarasin.
TI. Yogya-
°