You are on page 1of 12
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA Jalan Pattimura No. 20, Kebayoran Baru - Jakarta Selatan 12110, Tip, : (021) 7200281; 7393928 Fax. : (021) 7201760 Nomor kBo1-12-Db/iby Jakarta,2y Februari 2017 Sifat Segera Lampiran : 1 (satu) Dokumen Hal Penyampaian Spesifikasi Khusus Interim Perkerasan Beton Semen Fast Traok dan Fondasi Tiang Bor Sekan Kepada Yth. 1. Para Direktur di Lingkungan Direktorat Jenderal Bina Marga; 2. Kepala Balai/Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional | s.d. XVIII; di- ‘Tempat 1. Bersama ini disampaikan Spesifikasi Khusus Interim sebagai berikut Nomor Seksi No. Judul Spesifikasi Khusus Interim 4 | Skh-41.5.6 Spesifikasi Khusus Interim Perkerasan Beton Semen Fast Track 2 | Skh-1.7.17 ‘Spesifikasi Khusus Interim Fondasi Tiang Bor Sekan 2. Rancangan Spesifikasi Khusus Interim tersebut dimaksudkan untuk menjadi acuan bagi para pemangku kepentingan di lingkungan Direktorat Jenderal Bina Marga untuk penggunaan Perkerasan Beton Semen Fast Track dan Fondasi Tiang Bor Sekan. Demikian disampaikan untuk dapat dipergunakan dengan penuh tanggung jawab. IREKTUR JENDERAL BINA MARGA Arie Setiadi Moerwanto ‘NIP, 19580126 198603 1 001 ‘Tembusan Ytt Bapak Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (sebagai laporan); ‘Sekretaris Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat; DirekturJenderal Bina Konstruksi, Kementerian PUPR; Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian PUPR. Rene SKh-1.5.6.1 SPESIFIKASI KHUSUS SEKSI 1.5.6 PERKERASAN BETON SEMEN FAST TRACK UMUM. y 2» Uraian a) Beton semen fast track adalah beton yang cepat mengeras dan dapat digunakan segera untuk lalu lintas. b) Spesifikasi Khusus ini meliputi persyaratan beton untuk segmen Perkerasan Beton Semen yang hanya dibuka untuk lalu lintas pada umur beton kurang dari 24 jam. ©) Spesifikasi khusus ini digunakan untuk pekerjaan beton semen yang dilaksanakan pada segmen jalan dengan lalu lintas padat dimana perlu upaya meminimalisir lamanya waktu terjadinya gangguan lalu lintas, 4) Beton perkerasan kaku untuk pembukaan Jalu lintas lebih awal yang digunakan dalam spesifikasi ini adalah beton dimana saat dibuka untuk Jalu lintas harus meneapai kekuatan beton yang disyaratkan. e) Persyaratan - persyaratan dalam Seksi 7.1 Beton dan Seksi 5.3 Perkerasan Beton Semen dalam Spesifikasi Umum 2010 (Revisi 3) 2010 berlaku dalam spesifikasi khusus ini. Tetapi bila terdapat persyaratan yang berlawanan, maka persyaratan dalam. spesifikasi Kbusus ini yang berlaku, Pekerjaan Seksi Lain yang Berkaitan dengan Seksi Ini Pekerjaan Seksi lain yang berkaitan dengan Spesifikasi Khusus ini adalah: a) Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas : Seksi 1.8 b) Rekayasa Lapangan 2 Seksi L9 ©) Bahan dan Penyimpanan Seksi 1.11 4) Pengamanan Lingkungan Hidup Seksi 1.17 e) Keselamatan dan Kesehatan Kerja 2 Seksi 1.19 f) Manajemen Mutu Seksi 1.21 SKh-15.641 SKb-1.5.6.2 8) Gorong-gorong dan Drainase Beton Seksi 2.3 h) Lapis Pondasi Agregat 2 Seksi 5.1 i) Lapis Pondasi Semen Tanah Seksi 5.4 i) Lapis Pondasi Agregat dengan Cement Seksi 5.5 (CTB dan CTSB) k) Beton Seksi 7.1 1) Baja Tulangan Seksi 7.3 3) Standar Rujukan Ketentuan yang disyaratken dalam Pasal 7.1.1.6 dari Spesifikasi Umum 2010 (Revisi 3) harus digunakan, BAHAN Bahan yang digunakan untuk perkerasan beton fast track ini mengikuti persyaratan Spesifikasi Umum 2010 (Revisi 3), kecuali: 1) Semen Semen Portland Ordinary (OPC) Tipe I atau Tipe III harus digunakan untuk beton pada spesifikasi ini dan memenuhi Spesifikasi Umum 2010 (Revisi 3) Pasal 7.1,2.(1) serta memenuhi persyaratan SNI 2049 : 2015 atau ASTM C150, 2) Air Air yang digunakan harus sesuai dengan SNI 2974-2013. 3) Agregat Agregat yang digunakan pada spesifikasi ini harus memenuhi persyaratan agregat dalam Spesifikasi Umum 2010 (Revisi 3) Pasal 7.1.2.(3) dan Pasal 5.3.2.(3). Kepipihan dan kelonjongan agregat harus dibatasi maksimum, 15%. SKb-1.5.6-2 VE SKb-1.5.6.3 SKh-1.5.6.4 4) Bahan - Bahan untuk Sambungan Bahan penutup sambungan (joint sealent) dan bahan pengisi siar (filler) yang digunakan harus sesuai Pasal 5.3.2.(10) Spesifikasi Umum 2010 (Revisi 3) atau bahan pengisi siap pakai (preformed sealant) sesuai dengan AASHTO M33, 5) Bahan Perawatan Beton Penutup insulasi untuk perawatan beton yang digunakan harus mempunyai tingkat penahan panas minimal 0,5 jam-foot” F/BTU. Bahan penutup beton harus pada kondisi baik dan tidak ada bagian yang robek. RANCANGAN CAMPURAN Rancangan campuran mengikuti ketentuan dalam Pasal 7.1 Spesifikasi Umum 2010 (Revisi 3). Kekuatan yang dirancang harus berdasarkan kuat lentur yang disyaratkan. Untuk keperluan pelaksanaan, benda uji yang dicetak harus mencakup benda uji balok untuk kuat lentur dan benda uji silinder untuk kuat tekan yang diuji pada umur yang disyaratkan, PELAKSANAAN Pelaksanaan mengikuti ketentuan dalam Pasal 5.3.5 dan Pasal 7.1.1.9) Spesifikasi Umum 2010 (Revisi 3). Dalam pelaksanaan pengecoran waktu tempuh yang diperlukan harus mempertimbangkan waktu pengikatan awal dari campuran beton, Pengendalian temperatur beton dapat mencakup tindakan antara lain: penyiraman agregat schingga tetap dalam kondisi jenuh, penggunaan air yang didinginkan untuk menurunkan temperatur air peneampur. 1. Pencampuran a) Ketentuan pencampuran dan penakaran campuran mengikuti ketentuan dalam Pasal 5.3.2.(11) Spesifikasi Umum 2010 (Revisi 3); b) Kuat lentur beton minimum yang disyaratkan saat jalan dibuke untuk Jalu lintas adalah fs = 4,5 MPa, SKb-15.63 2. Pengecoran a) Pelaksanaan pengecoran beton dilakukan setelah semua persiapan yang diperlukan disetyjui. Bila tidak menggunakan lean concrete, siapkan tanah dasar atau lapis pondasi dalam kondisi rata, bersih, dengan kepadatan dan kemiringan yang seragam hingga pengecoran dilakukan; b) Siram tanah dasar atau lapis pondasi dengan air secukupnya hingga lembab sebelum pengecoran; ©) Sebelum pengecoran dilaksanakan, terlebih dahulu dilakukan penghamparan plastik; 4) Penerangan yang cukup untuk pengecoran malam dan perlindungan terhadap cuaca harus dipersiapkan. e) Alat - alat pengujian harus tersedia dalam kondisi siap pakai SKh-1.5.6.5 PEKERJAAN PENYELESAIAN Pekerjaan penyelesaian mengikuti ketentuan dalam Pasal $.3.5,(10) Spesifikasi Umum 2010 (Revisi 3). y 2 Penyelesaian Permukaan Selama Konstruksi Awal Perkerasan Beton Semen Pemberian alur (grooving) atau penyikatan harus dilakukan setelah air permukaan mulai hilang (Pasal 5.3.5 (10)) dan sebelum beton mencapai pengikatan awal (initial setting) berdasarkan hasil pengujian SNI ASTM C403. Perawatan a) Perawatan beton harus dilakukan segera setelah pengikatan awal tercapai; b) Bila perawatan dilakukan dengan curing compound, gunakan curing compound dalam 2 lapis. Pengaplikasian lapis pertama curing compound harus dilakukan dengan arah sapuan searah, tidak lebih dari 10 menit setelah pembuatan alur (grooving), dan lapis kedua diaplikasikan secara bersilangan (tegak lurus) terhadap lapis pertama SKb-15.6-4 serta harus dilakukan dalam waktu 30 menit setelah lapis pertama dilakukan. Penggunaan curing compound adalah 3,75 m*fliter. Bila tebal pelat beton kurang dari 15 om, penggunaan curing compound adalah 2,5 m*/liter, ©) Curing compound yang rusak harus diganti dan dipelihara hingga pembukaan jalan terhadap Lalu lintas; 4) Sctelah permukaan beton cukup keras, bila diperlukan permukaan dapat ditutup dengan lembaran penutup insulasi;, abel 1 Penggunaan Penutup Insulasi ‘Temperatur | Waktu Pembukaan Terhadap Lalu Lintas CO) (am) | 8 24 10-18 | Ya Ya 18-27 | Ya Tidak 327 Tidak Tidak ©) Penggergajian sambungan susut harus dilaksanakan sesaat scbelum pengikatan akhir tercapai 3) Pembukaan untuk Lalu Lintas a) Perkerasan dibuka untuk lalu lintas setelah kuat tekan beton mencapai fs = 4,5 MPa yang didapat dari benda uji beton yang dirawat sesuai dengan kondisi perkerasan. b) Sebelum pembukaan untuk lalu lintas semua sambungan sudah harus ditutup dan semua perkerasan sudah dibersibkan. SKh-15.6.6 SAMBUNGAN Pekerjaan pemasangan sambungan sesuai dengan Pasal 5.3.4 Spesifikasi Umum 2010 (Revisi 3). ‘SKh-1.5.6.7 PENGENDALIAN MUTU Pengendalian mutu dilakukan sesuai dengan seksi 5.3 Spesifikasi Umum 2010 (Revisi 3). SKb-15.6-5 Zé SKb-1.5.6.8 Penerimaan mutu hasil pekerjaan hanya berdasarkan hasil pengujian benda uji yang dibuat pada saat pelaksanaan, Untuk pengukuran tebal hasil pekerjaan berdasarkan pengukuran elevasi pada saat pekerjaan sebelum dan sesudah dilaksanakan, PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN Pengukuran dan pembayaran sesuai dengan Pasal 5.3.9 dan Pasal 5.3.10 Spesifikasi Umum 2010 (Revisi 3), sebagaimana yang tercantum dalam daftar kuantitas dan daftar satuan pengukuran di bawah ini. Nomor Mata Satuan Pembayaran Aine Pengukuran SKh-1.5.10(1) | Perkerasan Beton Semen Fast Track 8 Jam | Meter Kubik SKh-1.5.10 (2) } Perkerasan Beton Semen Fast Track 24 Jam | Meter Kubik SKh-1.5.6-6 SPESIFIKASI KHUSUS ‘SEKSI 1.7.17 FONDASI TIANG BOR SEKAN ‘$Kh-1.7.17.1 UMUM ) 2» 3) Uraian a) Yang dimaksud dengan Fondasi Tiang Bor Sekan (Secunt Pile) adalah Komponen struktur berupa tiang bor yang saling berpotongan dan berinteraksi langsung dengan tanah. Struktur ini umumnya digunakan sebagai dinding penahan tanah (retaining wall) untuk menahan tekanan tanah dan aliran air tanah, Bila diperlukan, untuk menahan gaya lateral dapat menggunakan angkur. b) Pekerjaan ini mencakup pelaksanaan Tiang Bor Beton Tanpa Tulangan (Tiang Primer) dan Tiang Bor Beton Dengan Tulangan (Tiang Sekunder) Tiang Uji dan Uji Beban Tiang uji harus diuji dengan pengujian pembebanan sesuai dengan ketentuan dari Pasal 7.6.1.(3) dan Pasal 7.6.1,(4) dari Spesifikasi Umum 2010 Revisi 3 Pekerjaan Seksi Lain (Spesifikasi Umum 2010 (Revisi_3)) yang Berkaitan dengan Seksi Ini a) Manajemen dan Keselamatan Lalu lintas : Seksi 1.8 b) Keselamatan dan Kesehatan Kerja : Seksi 1.19 ©) Gorong-gorong dan Drainase Beton Seksi 2.3 4d) Pekerjaan Tanah : Seksi 3.1 ©) Beton Seksi 7.1 1) Beton Pratekan : Seksi 7.2 g) Baja Tulangan Seksi 7.3 h) Fondasi Tiang Seksi 7.6 SKb-1.7.17-1 4) 5) ) i) Pembongkaran Struktur 2 Seksi 7.15 Toleransi a) Tiang Bor Cor Langsung di Tempat Garis tengah lubang bor tanpa selubung (casing) mempunyai toleransi ketelitian — 0% sampai + 5% dari diameter nominal pada setiap posisi dan bila diperlukan atas persetujuan Direksi dapat dibust kepala tiang i bagian atas, b) Kelurusan Kelurusan tiang beton cor langsung di tempat tidak boleh melampaui 0,01 panjang tiang dalam segala arah. ©) Pergeseran Lateral Tiang Tiang Bor harus ditunjukkan dalam Gambar, pergeseran lateral kepala tiang dari posisi yang ditentukan dalam Gambar Rencana tidak boleh melampaui 50 mm dalam segala arab, ‘Standar Rujukan Ketentuan yang disyaratkan dalam Seksi 7.1, 7.2, 7.3 dan 7.6 dari Spesifikasi Umum 2010 (Revisi 3) harus digunakan, Mutu Pekerjaan dan Perbaikan Atas Pekerjaan yang Tidak Memenuhi Ketentuan a) Bilamana toleransi yang diberikan dalam Pasal 7.6.1.(7) tidak terpenuhi, maka Penyedia Jasa harus menyelesaikan setiap langkah perbaikan yang dianggap sesuai arahan Direksi Pekerjaan dengan biaya sendiri. b) Pengujian tiang perlu disampaikan mencakup kedalaman tiang bor (pit) dan daya dukung yang jumlah kebutuhannya sesuai dengan arahan Direksi Pekerjaan. SKh-1.7.17 -2 ©) Setiap tiang bor yang rusak akibat cacat harus dibongkar atau diperbaiki dengan cara grouting atau sesuai dengan instruksi dari Direksi Pekerjaan dengan biaya sendiri Penyedia Jasa, 4) Setiap tiang bor yang mutu betonnya tidak mencapai mutu yang diisyaratkan Pasal 7.1.6.(3).(i) dari Spesifikasi Umum 2010 (Revisi 3) harus diperbaiki, termasuk bila harus menambah titik tiang bor dilaksanakan dengan biaya sendiri SKh-1.7.17.2 BAHAN Bahan yang digunakan untuk fondasi tiang bor sekan ini mengikuti persyaratan Spesifikasi Umum 2010 (Revisi 3). .3. PELAKSANAAN 1) Pelaksanaan Fondasi Tiang Bor Sekan Pelaksanaan mengikuti ketentuan dalam Seksi 7.1, 7.2, 7.3 dan 7.6 Spesifikasi Umum 2010 (Revisi 3) serta : a) Tiang bor primer dilakukan dengan mutu minimum fe” 15 MPa dan jarak tertentu; ) Tiang bor sekunder dilakukan dengan mutu minimum fe’ 29 MPa yang ditempatkan diantara tiang primer, ©) Untuk menghubungkan tiang bor primer dan sekunder, perlu dipasang kepala tiang (pile cap). Pengeboran Tiang Sekunder baru boleh dilakukan jika Tiang Primer telah mencapai mutu beton 40% dari yang dipersyaratkan, 4) Kemiringan lubang bor tidak boleh melebihi 0,0025 total panjang tiang kke segala arah untuk mencegah rongga antar tiang dan terjaminnya penyatuan dengan Tiang Primer. ©) Untuk memastikan bahwa pondasi sekan tidak hanya untuk menahan gaya lateral, maka sistem pengoliran air tanah (dewatering) perlu dibuat. SKh-1.7.17-3 Ze 2) Pengeboran Tiang Bor Beton Dengan Tulangan (Tiang Sekunder) Penyedia jasa harus menyediakan alat yang sesuai untuk melakukan pengeboran dan penuh ketelitian agar Tiang Primer yang telah terpasang tidak mengalami kerusakan. SKh-1.7.17.4 PENGENDALIAN MUTU Mutu bahan metode kerja dan hasil pekerjaan harus dipantau dan dikendalikan seperti yang ditetapkan dalam Standar Rujukan dalam Seksi 7.1, 7.2, 7.3 pada Spesifikasi Umum 2010 (Revisi 3) 17.5 PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN 1) Pengukuran a) Pelaksanaan Tiang Bor Beton Tanpa Tulangan (Tiang Primer) Tiang bor divkur penuh sebelum dilakukan pengeboran untuk pekerjaan Tiang Sekunder dalam meter panjang. Panjang untuk pembayaran harus divkur dari ujung tiang bor sebagaimana yang dibuat atau disetujui lain oleh Direksi Pekerjaan, sampai elevasi bagian atas tiang bor yang akan dipotong sesuai clevasi yang disyaratkan seperti ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana arahan Direksi Pekerjaan. b) Pelaksanaan Tiang Bor Beton Dengan Tulangan (Tiang Sekunder) Pengukuran tiang bor harus merupakan jumlah aktual dalam meter panjang tiang bor yang telah selesai dibuat dan diterima sebagai suatu struktur, Panjang untuk pembayaran harus diukur dari ujung tiang bor sebagaimana Gambar Rencana dan disetujui lain oleh Direksi Pekerjaan, sampai elevasi yang dipersyaratkan ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana yang dirancang oleh Direksi Pekerjaan. c) Tiang Uji Tiang uji termasuk bagian dari fondasi tiang bor sekan yang jumlahnya disesuaikan dengan Gambar atau arahan Direksi Pekerjaan, SKh-1.7.17-4 ae 2) Pembayaran Pengukuran dan pembayaran sesuai dengan Seksi 7.1, 7.2, 7.3 dan 7.6 Spesifikasi Umum 2010 (Revisi 3), sebagaimana yang tercantum dalam daftar kuantitas dan daftar satuan pengukuran di bawah ini, Nomor Mata ies Satuan Pembayaran Pengukuran Tiang bor sekan primer diameter Meter SKbL717-() | 80 om (fe” > 15 Mpa) Panjang Tiang bor sekan sekunder diameter | Meter SKh-1.7.17.2) | 80 cm (fe? > 29 Mpa) Panjang feeeeeee heat eee skh-.7117,3) | Tiang bor sekan primer diameter | Meter 80/100/120/150 em (fe” > 15 Mpa) | Panjang ‘Tiang bor sekan sekunder diameter | Meter Skh-1.-7.17(4) | goyi99/120/150 em (fe’ > 29 Mpa) | Panjang Tambahan biaya untuk mata pembayaran di atas__ bila) Meter dilaksanakan di tempat yang berair| Panjang dan mudah runtuh SKh-1,7.17.5) SKh-1.7.17-5

You might also like