You are on page 1of 6

STRUKTUR BATUAN

Apa itu struktur batuan? Apa bedanya dengan tekstur?


sederhananya, tekstur batuan itu sesuatu yang baru kelihatan kalau kita memperhatikan batuan
dari
jarak dekat. Kamu punya segenggam batu aja, teksturnya udah bisa dideskripsikan (lihat posting
tekstur batuan: sedimen ini). Sedangkan, struktur batuan justru terlihat jelas kalau kita
mengambil langkah mundur dan memperhatikan batuan dari kejauhan. Sebongkah kecil batu aja
biasanya nggak bisa memperlihatkan struktur; harus ngelihat massa batuan langsung di
lapangan!

Termasuk struktur batuan sedimen di antaranya…..

1. Perlapisan/Bedding
Disebut juga emaknya batuan sedimen. Abis, kalau ada batu punya perlapisan, langsung bisa
ketahuan kalau itu batuan sedimen! Ngomong-ngomong, kok bisa sih batuan berlapis-lapis kayak
lapis legit?
Itu karena penulis asalnya dari Malang… (lahh ga nyambung)
Ehem, bidang perlapisan terbentuk jika terdapat suatu periode singkat di mana proses deposisi
(pengendapan) menjadi sedikit sekali. Kata kuncinya di sini singkat, karena kalau terlalu lama,
apalagi sampai terbentuk bidang erosi,  ini sudah menjadi ketidakselarasan atau unconformity.
Oya, bidang perlapisan juga bisa terbentuk kalau ada perubahan lingkungan pengendapan.

2. Laminasi

Ini cucunya perlapisan… cuz laminasi adalah perlapisan yang tipiiiis banget, dari beberapa mili
sampai 1 cm. Ini biasanya terbentuk kalau suplai sedimennya sangat sedikit. Contoh: endapan
silika di dasar laut.
Convolute lamination:

laminasi yang tampak “terlipat” (pernah keluar di OSN 2008). Struktur convolute lamination ini
muncul bukan karena perlipatan akibat gaya endogen loh, melainkan akibat pengaruh arus yang
mengalir di sekitarnya atau akibat proses dewatering /liquefaksi (sedimen kehilangan
kandungan air secara tiba-tiba akibat terkena gangguan). Kehilangan air yang tiba-tiba ini
membuat sedimen kehilangan kekuatannya. Nah, gangguan tadi berupa stress (tekanan) yang
disebabkan oleh berbagai macam hal, salah satunya yang sering terjadi ialah oleh gempa bumi.
                                                                                           
3. Silang Siur/Cross-bedding

 Struktur eksotis ini terbentuk kalau agen transportasi sedimen berupa arus/current; ini bisa arus
sungai, arus laut, angin, dll. Yang namanya arus jelas punya arah dong.. karena itu struktur
silang siur sangat <3 disayang-sayang ahli geologi <3 karena berguna untuk menentukan
paleocurrent alias arus purba.

Gak cuma itu aja, silang siur juga bisa memberitahu kita mana bagian atas perlapisan dan mana
bagian bawahnya. Dengan kata lain, dia penanda top and bottom gitu loh!

Lagipula bentuknya eksotis banget, di dalam perlapisan ada perlapisan! Wow, cute dan smart
ya?! XD
4. Mud Cracks

Kretak-kretak… pas zamannya El Nino melanda Indonesia, kita sering ngelihat sawah-sawah
mengering sampai retak-retak… itulah mud cracks. Permukaan lumpur yang di-oven sinar
matahari akan memperlihatkan struktur mud cracks. Kalau tidak terjadi pembalikan lapisan,
biasanya tampak samping mud cracks berbentuk trapesium dengan sisi di atas lebih pendek
daripada sisi di bawah. Karenanya, top and bottom lapisan sedimen bisa ketahuan.

5. Ripple marks

Ripple marks, sama seperti cross-bedding, disebabkan oleh arus. Bedanya, ripple marks cuma
bentukan yang ada di permukaan perlapisan sedimen. Struktur ini bisa menandakan arus purba
juga.

5. Channel
Struktur Channel berskala meter sampai kilometer. Struktur ini terbentuk di sepanjang jalur
transportasi sedimen dan air yang mengalir dalam waktu yang lama. Dengan kata lain, channel
adalah sungai purba. Struktur channel bisa menunjukkan top and bottom karena bagian dasar
sungai punya bentuk yang khas.

6. Flute cast

Adalah struktur sedimen yang terjadi akibat material-material yang dibawa arus menggerus
bagian dasar sungai. Arus sungai mempunyai arah menuju ke bagian yang memanjang. Dengan
demikian, struktur ini juga penentu paleocurrent.

Karena struktur ini hanya ada di bagian dasar suatu tubuh arus dan bagian yang menggembung
selalu di bawah, maka flute cast pun handal dalam menentukan top-bottom perlapisan sedimen.

7. Flame Structure (check)

Dinamai flame structure karena kenampakannya mirip lidah api yang menjilat-jilat ke atas.
Flame structure terbentuk saat suatu lapisan mudstone berada di bawah lapisan batupasir. Batu
pasirini membebani mudstone yang lemah, sehingga sedikit massa mudstone di bawah “muncrat”
ke atas dan membentuk “lidah”.

8. Gradasi
Struktur gradasi dicirikan oleh perubahan tekstur batuan secara perlahan-lahan dari atas ke
bawah. Gradasi Normal mempunyai kenampakan makin ke bawah ukuran butir makin besar.
Biasanya, proses sedimentasi normal bakal menempatkan butir-butir paling kasar di bagian
terbawah lapisan yang kemudian menghalus ke atas… secara yang gede kan lebih berat, jadi
lebih cepet turun. Atas dasar inilah gradasi dapat digunakan sebagai penciri top and bottom
lapisan batuan.  TETAPI, pada beberapa kasus tertentu bisa juga terbentuk Gradasi Terbalik
atau Reverse Grading, karena itu kita perlu berhati-hati kalau memakai dasar gradasi sebagai
acuan top bottom.
9. Lenticular bedding

Perlapisannya berbentuk “melensa”, yaitu makin ke tepian, lapisan makin tipis. Lenticular
bedding menandakan lingkungan yang didominasi gelombang pasang-surut (tidal). 
10. Ball and Pillow Structure

Struktur ini biasanya terjadi jika ada selapis sedimen pasir berada diantara sedimen lumpur.
Sedimen sedimen pasir tampak terpecah-pecah sehingga bentuknya mirip (?) bantal.
Diperkirakan penyebabnya akibat peristiwa gempa atau tingginya tingkat sedimentasi sehingga
mengganggu stabilitas perlapisan.

You might also like