You are on page 1of 9

RANCANGAN PENGEMBANGAN BUBUR KERTAS BERBASIS

SERAT PANJANG SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN BAHAN


BANGUNAN DENGAN METODE TAGUCHI.
MARGARETHA, KARTIKO EKO P, EDI SUPRIYADI
Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Institut Sains dan Teknologi Nasional

ABSTRAK
The objective of this study is to identify and determine setting level on the factor that influence pulp
type and characteristic so it can produce optimum quality of Calcium Silicate Board. The
experiments were performed using Taguchi method using characteristic of quality: strength,
deflection, density, and water absorbtion. Then, the factors that influence the quality of product is
the use of pulp percentage , pulp type, and composition of the pulp. The data processing is using
two analysis to determine the optimum level setting, consisting of analysis of mean and analysis of
signal to noise ratio, then an experiment are done to confirm the predictive value of setting levels
factor in optimal conditions. The results show that the type and composition of the pulp affected the
strength and density of product, the use of pulp percentage affected the deflection of products, and
all factors had no effect on the water absorption of product, with the optimal setting level: 9.8%
percentage of pulp, pulp type Y, and 100% composition of the pulp. The confirmation results
obtained the average value of strength tests is 154.5 kg / cm2, 13 mm for deflection test, 1.3275 g /
cm3 for density test and 36.35% for water absorbtion test . The results of quality loss function
simulation for the company on the actual conditions for strength test, deflection test and density
test is Rp. 3.18, -, USD. 783.63, -, and 54.22, -. While the value of quality loss function for the
optimal conditions for strength test, deflection test and density test is Rp. 0.38, -, USD. 51.86, -,
and 48.57.

Keyword: Calcium Silicate Board, Design of Experiment (DOE), Taguchi Method

PENDAHULUAN
Seiring terjadinya peningkatan akan Bahan baku pembuatan Calsium Silica Board
kebutuhan perumahan, maka kebutuhanakan diantaranya adalah: semen, pasir silika, kapur,
bahan bangunan di bidang industri, komersial pulp dan bahan kimia lainnya. Material pulp
dan perumahan tidak pernah berhenti. Hal menjadi salah satu bahan baku yang sangat
tersebut membuat para produsen bahan-bahan penting karena berfungsi sebagai rangka
bangunan mulai mencari alternatif bahan penguat (reinforce), pemberi kelenturan dan
bangunan yang bermutu dengan harga yang kemudahan di paku, sehingga sangat
terjangkau, sehingga mulai terjadinya mempengaruhi kualitas produk.Karena itu
pergeseran dalam penggunaan bahan penentuan jenis pulp yang sesuai menjadi hal
bangunan. Penggunaan bahan bangunan mulai yang sangat penting, terlebih lagi banyak
bergeser dari Flat Board, Flat Sheet, Gypsum perusahaan belum mengetahui dengan pasti
Board, GRC Board, hingga yang terakhir jenis dan karakteristik pulp yang sesuai agar
adalah Calcium Silica Board. Calcium Silica dapat menghasilkan produk yang optimal.
Board terbuat dari panel kalsium-silikat dan Untuk itu, diperlukan penelitian mengenai
menggunakan serat selulosa sebagai penguat. penentuan jenis dan karakteristik pulp yang
Secara tampilan kasat mata, Calcium Silica paling sesuai dalam pembuatan produk
Board menyerupai bahan plafon fiber cement, Calcium Silica Board.
namun lebih tebal dan kuat.

List of Symptoms Analisis & Sintesis Symptoms Root Causes


1. Meningkatnya 1. Meningkatnya kebutuhan akan
kebutuhan akan bahan bangunan Perusahaan masih
perumahan mengalami kesulitan
Identifikasi Root Cause

dalam menentukan
2. Terjadinya pergeseran 2. Timbulnya alternatif bahan
jenis & karakteristik
penggunaan bahan bangunan yang lebih bermutu
pulp yang sesuai untuk
bangunan dari Flat dan varian Calsium Silica Board
Board ke Calcium Silica
Calcium Silica Board,
Board maka diperlukan
penelitian mengenai:
3. Jenis & karakteristik 3. Perusahaan perlu mengetahui
nilai pulp yang kurang jenis & karakteristik pulp yang
Penentuan jenis Pulp
signifikan pada produk sesuai untuk produk Calcium
Silica Board agar dapat yang paling sesuai
Calcium Silica Board
menghasilkan produk yang untuk produk Calcium
optimal Silica Board
Rumusan Masalah

Rumusan Masalah

Bagaimanakah jenis dan karakteristik pulp yang memiliki kualitas paling optimal untuk
pembuatan produk Calcium Silica Board?

Gambar 1. Identifikasi Akar Permasalahan


LANDASAN TEORI
Calcium silicate board diproduksi Menurut Standar Nasional Indonesia
dengan menggunakan bahan-bahan baku (SNI), standar syarat mutu calsium silicate
pilihan dan melalui proses autoclave (proses boarddibagi berdasarkan kekuatan lentur dan
pengeringan dengan tekanan dan temperatur klasifikasi pengujian lain yang tidak
tinggi) untuk mendapatkan hasil produk yang berdasarkan kekuatan lenturnya. Berdasarkan
stabil dan tahan lama. Calcium silicate board kekuatan lentur, calsium silicate board
diproduksi tanpa menggunakan jenis asbes diklasifikasikan menjadi beberapa kelas
apapun sebagai bahan bakunya (100% Bebas Sedangkan untuk klasifikasi pengujian lain
Asbes). yang tidak berdasarkan kekuatan lentur.

Tabel 1. Klasifikasi Calcium Silicate Board

Tabel 2. Syarat Mutu untuk Semua Kelas Kuat Lentur

Bahan penyusun calcium silicate board Design of Experiment (DOE) adalah


diantaranya: sebuah perangkat kualitas yang sangat sering
digunakan di dalam inisiatif Six Sigma. DOE
1. Kalsium silikat, merupakan mineral alami adalah metode statistika generik yang
yang berwarna putih kekuningan. Kalsium berfungsi sebagai pedoman dalam fungsi-
silikat mengandung kalsium (Ca), Silicon fungsi aktivitas perencanaan, desain, dan
(Si), oksigen (O2). sebagai perangkat kerja analisis dalam
2. Semen Portland, merupakan bubuk/bulk mencari hubungan-hubungan kausalitas
berwarna abu kebiru-biruan, dibentuk dari (sebab dan akibat) antara “respons” (output)
bahan utama batu kapur/gamping dan faktor-faktor input. Analisis hubungan
berkadar kalsium tinggi yang diolah kausalitas tersebut akan menghasilkan data-
dalam tanur yang bersuhu dan bertekanan data empiris sehubungan dengan model-model
tinggi. Semen ini biasa digunakan sebagai eksperimen. DOE juga dapat digunakan untuk
perekat untuk memplester mendefinisi berbagai parameter eksperimen
3. .Pulp, material pulp menjadi salah satu dalam aktivitas perencanaan yang akan
bahan baku yang sangat penting karena bermanfaat mengidentifikasi berbagai varian
berfungsi sebagai rangka penguat variabel yang ada serta memastikan peringkat
(reinforce), pemberi kelenturan dan faktor-faktor penting dalam sebuah aktivitas
kemudahan di paku, sehingga sangat eksperimen.
mempengaruhi kualitas produk.
4. Serat selulosa, merupakan segala macam DOE dikembangkan dan diperkenalkan
serat yg tersisa setelah dipisahkan dr oleh Sir Ronald Fisher dari Universitas of
komponen yg bukan serat kayu. London dengan studinya tentang “Agricultural
5. Bahan tambahan lainnya berupa chemical, Experiment” pada tahun 1930. Fisher
air, dsb. mengembangkan teori dan metode statistika
yang digunakan dalam desain berbagai
Pulp adalah hasil pemisahan serat dari eksperimen agrikultural dengan menerapkan
bahan baku berserat (kayu maupun non kayu) pendekatan analysis of variance (ANOVA)
melalui berbagai proses pembuatannya sebagai metode primernya. Konsep-konsep
(mekanis, semikimia, kimia). Pulp berupa DOE pertama kali dimanfaatkan pada
serat berwarna putih yang diperoleh melalui Rothamsted Agricultural Experimental Design
proses penyisihan lignin dari biomassa- Station di kota London, Inggris. Industri yang
delignifikasi Pulp digunakan sebagai bahan pertama kali menggunakan pendekatan
baku untuk pembuatan kertas dan dapat juga metode DOE adalah British Textile Industry
dikonversi menjadi senyawa turunan selulosa dari London.
termasuk selulosa asetat.
Berdasarkan definisi dari Minitab.Inc Akibatnya, keakuratan hasil percobaan
(2003), terdapat 4 (empat) metode DOE yang akan berkurang, jika interaksi yang diabaikan
digunakan pada industri manufaktur, yaitu tersebut memang benar-benar berpengaruh
Factorial Design, Mixture Design, Response terhadap karakteristik yang diamati.
Surface Method, dan Taguchi Method.
1. Fractional Design:eksperimen yang Menurut Robert H. Lochner & Joseph
dilakukan secara mendetail akan E. Matar (1990), filosofi Taguchi dapat
mengakibatkan biaya yang terlalu mahal dirangkum menjadi 7 elemen dasar (seven
dan sangat menghabiskan banyak waktu point Taguchi):
dikarenakan banyaknya eksperimen yang
harus dilakukan. 1. Dimensi penting dari kualitas produk
2. Mixture Design: eksperimen yang yang diproduksi adalah total kerugian
dilakukan memberikan pilihan hasil, yang diteruskan oleh produk tersebut ke
berupa kombinasi parameteryang konsumen.
bervariasi dan seringkali hasil dari 2. Dalam era ekonomi yang penuh
kombinasi tersebut hanya terdiri dari satu persaingan, perbaikan kualitas secara
bagian yang dominan padahal tujuan dari terus menerus dan pengurangan biaya
penelitian adalah mendapatkan adalah penting untuk dapat bertahan
kombinasi parameter yang optimal. dalam bisnis.
3. Response Surface Method: metode ini 3. Perbaikan yang terus menerus meliputi
juga memiliki kelemahan berupa pengurangan variasi dari karakteristik
penelitian besar yang mahal dan produk dari nilai target mereka.
memakan cukup banyak waktu 4. Kerugian yang diderita konsumen akibat
dikarenakan tingkat kompleksitas produk yang bervariasi seringkali
penelitian yang harus dilakukan cukup mendekati proporsi deviasi kuadrat dari
tinggi. karakteristik dari nilai targetnya.
5. Kualitas akhir dan biaya proses produksi
Metode Taguchi pertama kali ditentukan oleh perluasan yang besar dari
dicetuskan oleh Dr. Genichi Taguchi pada desain engineering dari produk dan proses
tahun 1949 saat mendapat tugas untuk produksinya.
memperbaiki sistem komunikasi di Jepang. Ia 6. Variasi dari produk atau proses dapat
mengembangkan metode Taguchi untuk dikurangi dengan mengeksploitasikan
melakukan perbaikan kualitas dengan metode efek nonlinear dari parameter produk atau
percobaan „baru‟, artinya melakukan proses pada karakteristik.
pendekatan lain yang memberikan tingkat 7. Desain eksperimen statistik dapat
kepercayaan yang sama dengan SPC digunakan untuk mengidentifikasi
(Statistical Process Control). Sasaran metode setting parameter dari produk atau proses
tersebut adalah menjadikan produk tidak yang akhirnya dapat mengurangi variasi.
sensitif terhadap noise, sehingga disebut
sebagai robust design. Setiap produk didesain untuk
menghasilkan fungsi tertentu. Beberapa
Roy (2001) menjelaskan bahwa karakteristik pengukuran, biasanya
kelebihan metode taguchi dibandingkan menunjukkan karakteristik kualitas,
dengan desain eksperimen yang lain; digunakan untuk mengekspresikan sejauh
1. Metode taguchi lebih efisien karena mana sebuah produk menjalankan
memungkinkan untuk melaksanakan fungsinya. Di dalam banyak kasis,
percobaan yang melibatkan banyak faktor karakteristik kualitas biasanya merupakan
tetapi jumlah unit percobaan yang kuantitas pengukuran tunggal seperti berat,
diperlukan relatif kecil. panjang, jam. Beberapa pengukuran subjektif
2. Metode taguchi memungkinkan produk seperti “baik”, “buruk”, dan “rendah”
diperolehnya suatu proses yang juga kerap kali digunakan.
menghasilkan produk lebih konsisten dan
kurang sensitif (robust) terhadap Karakteristik kualitas adalah hasil suatu
variabilitas yang disebabkan oleh faktor- proses yang berkaitan dengan kualitas.
faktor yang tidak dapat dikendalikan Karakteristik kualitas yang terukur menurut
(noise). Taguchi dapat dibagi menjadi 3 kategori
3. Metode taguchi menghasilkan kesimpulan (Peace, {1993}, h 46):
mengenai faktor-faktor yang berpengaruh 1. Nominal is the best
terhadap suatu respon dan kesimpulan Karakteristik kualitas yang menuju suatu
mengenai taraf-taraf faktor terbaik yang nilai target yang tepat pada suatu nilai
akan menghasilkan respon yang optimum. tertentu. Yang termasuk kategori ini
adalah: berat, panjang, lebar, kerapatan,
Sedangkan kekurangan dari metode ketebalan, diameter, luas, kecepatan,
Taguchi ini adalah apabila percobaan ini volume, jarak, tekanan, dan waktu.
dilakukan dengan banyak faktor dan interaksi, 2. Smaller the better
akan terjadi pembauran beberapa interaksi Pencapaian karakteristik dimana apabila
oleh faktor utama. semakin kecil (mendekati nol; nol adalah
nilai ideal dalam hal ini) semakin baik.
Contoh yang termasuk kategori ini adalah: PERSIAPAN PENELITIAN
pemborosan panas, persen kontaminasi, Pengumpulan data merupakan hasil
hambatan, penyimpangan, kebisinga, penelitian yang diperoleh dari data historis
produk gagal, waktu proses, waktu perusahaan sebagai dasar pengukuran kondsisi
respon, dan kerusakan. aktual, serta data hasil observasi, wawancara,
3. Larger the better dokumentasi, studi pustaka, dan eksperimen
Pencapaian karakteristik kualitas yang dilakukan untuk mendukung penelitian.
semakin besar semakin baik (tak
terhingga sebagai nilai idealnya). Contoh Dilakukan identifikasi faktor-faktor
dari karakteristik ini adalah: kekuatan yang mempengaruhi karakteristik kualitas
tarik, efisiensi, waktu antar kerusakan, sesuai dengan kebijakan perusahaan.
dan ketahanan terhadap korosi. Penelitian ini hanya dibatasi pada faktor-
faktor berpengaruh terkendali. Eksperimen
Untuk menghindari biaya dan waktu yang dilakukan dalam penelitian ini
yang banyak terbuang, penelitian dilakukan menggunakan dua setting level faktor yang
dengan menggunakan metode Taguchi karena menunjukkan level tinggi (high) dan rendah
metode ini mampu memberikan penghematan (low). Setting level untuk faktor-faktor yang
dari segi waktu dan biaya dengan strategi dilibatkan dalam eksperimen diuraikan
eksperimen yang lebih efisien. sebagai berikut:

Tabel 3. Faktor Berpengaruh Terkendali


Faktor Terkendali
A Persentase penggunaan pulp
B Jenis Pulp
C Komposisi jenis pulp

Tabel 4. Setting Level Faktor


Faktor Terkendali Level 1 Level 2
Persentase Penggunaan Pulp 9,0% 9,8%
Jenis Pulp X Y
Komposisi Jenis Pulp 50% 100%

Pada eksperimen taguchi ini, terdapat 3 PENGOLAHAN DATA


faktor terkendali masing-masing memiliki 2 Pengujian dilakukan di laboratorium
level dan tidak ada faktor interaksi, sehingga PT. Bakrie Building Industries pada tanggal
penentuan faktor bebas. Dari jumlah level dan 21 – 25 Juli 2014. Pengambilan data
faktor yang ada, dapat ditentukan jumlah baris dilakukan pada 1 shift dengan 8 jam kerja,
untuk matriks orthogonal array yaitu 4, dimana pada setiap 2 jam kerja diambil 1
sehingga orthogonal array yang sesuai adalah sample data.
L4( ), karena orthogonal array ini dapat Taguchi menggunakan analysis of
mengakomodasi jumlah faktor dan level yang means untuk mencari faktor-faktor yang
ada. mempengaruhi nilai rata-rata respon. Analysis
of means merupakan metode yang digunakan
Jumlah eksperimen yang harus untuk mencari setting level optimal yang
dijalankan sesuai orthogonal array L4( ) dapat meminimalkan penyimpangan nilai rata-
adalah empat kali dengan replikasi masing- rata. Hasil perhitungan untuk nilai mean
masing eksperimen tiga kali. Replikasi dilakukan dengan bantuan software Minitab
dilakukan untuk mengurangi tingkat 17. Response table dan response graph dibuat
kesalahan eksperimen serta meningkatkan dengan menghitung perbedaan nilai rata-rata
ketelitian data percobaan. Sehingga jumlah respon antar level suatu faktor kemudian
spesimen yang dibutuhkan untuk eksperimen mengurutkan perbedaan level faktor-faktor
Taguchi sebanyak 12. dari yang terbesar sampai yang terkecil.

Tabel 5. Response Table Untuk Nilai Mean Eksperimen Taguchi


Strength Deflection Density Water Absorbtion
Level
A B C A B C A B C A B C
1 137,6 130,6 128,8 13,63 15,63 16,88 1,256 1,221 1,223 36,42 38,07 36,84
2 137,9 144,9 146,8 17,75 15,75 14,50 1,259 1,294 1,293 36,10 34,45 35,67
Delta 0,3 14,3 18,0 4,13 0,13 2,38 0,002 0,073 0,070 0,33 3,63 1,17
Rank 3 2 1 1 3 2 3 1 2 3 1 2
Gambar 2. Response Graph Untuk Nilai Mean Eksperimen Taguchi

Uji hipotesa untuk semua uji kualitas sbb:


= tidak terdapat pengaruh faktor (A/B/C) = terdapat pengaruh faktor (A/B/C)
terhadap kualitas produk terhadap kualitas produk
(strength/deflection/density/water (strength/deflection/density/water
absorbtion) absorbtion)

Apabila > 0,05 maka H0 diterima (tidak signifikan), sebaliknya 0,05 maka
H0 ditolak (signifikan).

Tabel 6. Hasil Perhitungan Pvalue dengan menggunakan Minitab 17


PERSENTASE KOMPOSISI
JENIS PULP
PULP PULP
Strength 0,938 0,001 0,000
Deflection 0,054 0,949 0,242
Density 0,928 0,020 0,024
Water Absorbtion 0,886 0,130 0,610

Tabel 7. Hasil Uji Hipotesa Untuk Nilai Mean


Pengujian A B C
Strength diterima ditolak ditolak
Deflection ditolak diterima diterima
Density diterima ditolak ditolak
Water Absorbtion diterima diterima diterima

Berdasarkan hasil uji hipotesa, maka d. Terdapat pengaruh faktor C (komposisi


faktor yang memiliki pengaruh terhadap uji jenis pulp) terhadap kekuatan produk
kualitas sbb: (percent contribution: 59,58%).
a. Terdapat pengaruh faktor A (persentase e. Terdapat pengaruh faktor C (komposisi
jenis pulp) terhadap kelenturan produk jenis pulp) terhadap kepadatan produk
(percent contribution: 58,63%). (percent contribution: 40,74%).
b. Terdapat pengaruh faktor B (jenis pulp) Taguchi menggunakan analysis of
terhadap kekuatan produk (percent signal to noise ratio untuk mencari faktor-
contribution: 36,64%). faktor yang memiliki kontribusi pada
c. Terdapat pengaruh faktor B (jenis pulp) pengurangan variansi suatu karakteristik
terhadap kepadatan produk (percent kualitas (variabel respon). Hasil perhitungan
contribution: 44,93%). untuk nilai SNR dilakukan dengan bantuan
software Minitab 17.

Tabel 8. Response Table Untuk Nilai SNR Eksperimen Taguchi


Strength Deflection Density Water Absorbtion
Level
A B C A B C A B C A B C
1 42,71 42,29 42,15 22,55 23,47 23,97 1,952 1,708 1,715 -31,26 -31,62 -31,37
2 42,75 43,17 43,31 24,26 23,34 22,84 1,976 2,221 2,213 -31,19 -30,84 -31,09
Delta 0,05 0,89 1,15 1,71 0,13 1,14 0,024 0,512 0,498 0,07 0,79 0,29
Rank 3 2 1 1 3 2 3 1 2 3 1 2
Gambar 3. Response Graph Untuk Nilai SNR Eksperimen Taguchi

Berdasarkan pengolahan data yang yang diinginkan, maka digunakan dua tahap
dilakukan, maka level optimum diambil pada proses optimasi berdasarkan perhitungan nilai
Level yang memiliki nilai SNR terbesar pada rata-rata (mean) dan SNR eksperimen Taguchi
tiap faktornya. Untuk mengurangi variansi yang memiliki pengaruh terhadap uji kualitas;
dan mengatur target sesuai dengan spesifikasi dengan tabel faktor sbb:

Tabel 9. Level Optimum Berdasarkan SNR


(A) (B) (C)
Pengujian Persentase Komposisi Jenis
Penggunaan Pulp Jenis Pulp Pulp
Strength 9,80% Y 100%
Deflection 9,80% X 50%
Density 9,80% Y 100%
Water Absorbtion 9,00% X 50%

Tabel 10. Setting Level Optimal


(A) (B) (C)
Pengujian Persentase Komposisi Jenis
Penggunaan Pulp Jenis Pulp Pulp
Berpengaruh Berpengaruh
Strength Tdk Berpengaruh
Level 2: Y Level 2: 100%
Berpengaruh
Deflection Tdk Berpengaruh Tdk Berpengaruh
Level 2: 9,8%
Berpengaruh Berpengaruh
Density Tdk Berpengaruh
Level 2: Y Level 2: 100%
Water Absorbtion Tdk Berpengaruh Tdk Berpengaruh Tdk Berpengaruh

Berdasarkan tabel di atas, dihasilkan Eksperimen konfirmasi dilakukan untuk


kombinasi level faktor yang optimal yaitu: menguji nilai prediksi setting level faktor pada
A2, B2, dan C2. kondisi optimal. Jika hasil eksperimen
Setelah setting level faktor optimal konfirmasi dapat menguji hasil prediksi, maka
ditentukan maka perlu diketahui nilai prediksi setting level untuk kondisi optimal dapat
rata-rata dan SNR yang diharapkan pada disimpulkan telah memenuhi persyaratan
kondisi optimum dan membandingkannya dalam eksperimen.
dengan eksperimen konfirmasi. Jika prediksi
respon dan eksperimen konfirmasi cukup Eksperimen konfirmasi dilakukan
dekat satu sama lain maka dapat disimpulkan dengan mengambil sampel sejumlah 4
bahwa rancangan telah memenuhi persyaratan spesimen dan dilakukan berdasarkan hasil
dalam eksperimen Taguchi. Sedangkan tujuan level optimal yang telah didapat sebelumnya
penggunaan selang kepercayaan adalah untuk (kondisi optimal) yaitu pada persentase
membuat perkiraan dari level-level faktor dan penggunaan pulp 9,8%, jenis pulp Y, dan
prediksi rata-rata proses pada kondisi optimal. komposisi penggunaan pulp sebesar 50%.
147,32 160,68 1,274 1,388
Strength Density
142,13 166,87 1,2214 1,4336

14,91 23,09 Water 34,09 43,55


Deflection
Absorbtion
5,42 20,58 27,59 45,11

Keterangan: Optimal Konfirmasi

Gambar 4. Perbandingan Selang Kepercayaan pada Kondisi Optimal dan Konfirmasi

Selanjutnya dilakukan simulasi function untuk kondisi sebenarnya untuk


perhitungan quality loss function berdasarkan ketiga uji sebagai berikut:
kondisi aktual dan kondisi optimal. Simulasi Berdasarkan tabel, dapat dilihat bahwa
perhitungan dilakukan berdasarkan uji QLF optimasi lebih kecil dari QLF sebelum
kualitas yang memiliki pengaruh terhadap optimasi. Hal ini berarti bahwa fungsi
nilai faktor, yaitu strength test, deflection test, kerugian yang di tanggung perusahaan
dan density test. Perhitungan quality loss berkurang setelah optimasi.

Tabel 11. Perbandingan QLF Kondisi Aktual dan Optimal


QLF
Pengujian
Aktual Optimal
Strength 3,18 0,38
Deflection 783,63 51,86
Density 54,22 48,57

produk dengan persen kontribusi sebesar


ANALISIS HASIL 58,63%.
Hasil eksperimen Taguchi
menunjukkan bahwa faktor-faktor yang Perhitungan signal to noise ratio (SNR)
memperngaruhi kakarteristik kualitas dapat digunakan untuk pemilihan setting level
antara lain: optimal dari faktor level yang digunakan
1. Faktor jenis pulp dan komposisi dalam eksperimen. Taguchi menyarankan
penggunaan SNR sebagai kriteria pemilihan
pulp mempengaruhi kekuatan parameter yang meminimumkan error of
produk, variance, yaitu variansi yang disebabkan oleh
2. Faktor persentase penggunaan pulp faktor-faktor yang memiliki kontribusi pada
mempegaruhi kelenturan produk, pengurangan variansi yang disebabkan oleh
3. Faktor jenis pulp dan komposisi faktor-faktor yang tidak dapat dikendalikan.
pulp mempengaruhi kepadatan Pemilihan level dari dari masing-masing
produk, faktor didasarkan pada nilai SNR yang lebih
4. Semua faktor tidak mempengaruhi tinggi karena nilai SNR yang lebih tinggi
penyerapan air pada produk. dapat meminimumkan nilai variansi, sehingga
noise yang dihasilkan lebih kecil
Pengaruh yang terjadi pada
Level-level faktor yang memiliki pengaruh
karakteristik kualitas dapat dilihat pada besar dalam menaikan rata-rata dan
perbandingan antara nilai F-ratio dengan mengurangi variansi karakteristik kualitas
nilai F-tabel pada tabel analysis of dapat ditentukan berdasarkan hasil
variance (mean). Nilai F-ratio lebih besar perhitungan analysis of mean dan analysis of
dari nilai F-tabel, maka dapat disimpulkan signal to noise ratio. Setelah diketahui setting
bahwa faktor tersebut berpengaruh secara level optimal maka dapat dilanjutkan dengan
signifikan terhadap karakteristik kualitas. perhitungan selang kepercayaan. Dengan
Berdasarkan hasil perhitungan persen menggunakan tingkat kepercayaan sebesar
kontribusi, diktahui bahwa faktor 95%, maka dapat diperoleh selang
komposisi pulp memberikan pengaruh kepercayaan untuk masing-masing pengujian
terbesar yang mempengaruhi kekuatan kualitas. Selang kepercayaan tersebut
merupakan selang kepercayaan prediksi,
produk dengan persen kontribusi sebesar dimana setelah diketahui setting level
59,58%. Setelah itu diikuti dengan faktor terbaiknya diharapkan pada eksperimen
persentase penggunaan pulp yang berikutnya (konfirmasi) berada diantara batas
memberikan pengaruh terhadap kelenturan yang telah diprediksi.
Tabel 12. Analisa Setting Level Optimal

Pengujian Kode Faktor Level Nama Faktor Nilai

B 2 Jenis Pulp Y
Strength
C 2 Komposisi Jenis Pulp 100%

Persentase
Deflection A 2 9,8%
Penggunaan Pulp

B 2 Jenis Pulp Y
Density
C 2 Komposisi Jenis Pulp 100%

Eksperimen konfirmasi merupakan KESIMPULAN


eksperimen yang dijalankan pada kombinasi Berdasarkan hasil penelitian yang telah
level-level faktor terbaik yang dipilih dilakukan, dapat diambil beberapa kesimpulan
berdasarkan hasil yang didapat dari sebagai berikut:
eksperimen Taguchi. Hasil eksperimen 1. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
konfirmasi menunjukkan bahwa setting level kualitas produk Calcium Silicate Board
optimal dapat diterima. Hal tersebut dapat meliputi:
diketahui dari perbandingan selang a. Faktor jenis pulp dan komposisi pulp
kepercayaan antara eksperimen konfirmasi mempengaruhi kekuatan produk,
dengan kondisi optimal (prediksi) yang b. Faktor persentase penggunaan pulp
menggunakan tingkat kepercayaan 95%. mempegaruhi kelenturan produk,
c. Faktor jenis pulp dan komposisi pulp
Setelah eksperimen konfirmasi mempengaruhi kepadatan produk,
dilaksanakan, perhitungan kerugian kualitas d. Semua faktor tidak mempengaruhi
secara kuantitatif yang disebabkan adanya penyerapan air pada produk.
variansi produk dapat dilakukan dengan
menghitung quality loss function. Dari hasil 2. Setting level optimal untuk karakteristik
perhitungan rata-rata dan standar deviasi kualitas Calcium Silicate Board adalah
untuk kondisi aktual dengan kondisi optimal, setting level 2 untuk persentase
kemudian dilakukan perhitungan quality loss penggunaan pulp (9,8%), setting level 2
function untuk kondisi aktual dan kondisi untuk jenis pulp (jenis pulp Y), dan
optimal. Meskipun biaya yang dikeluarkan setting level 2 untuk komposisi
pada kondisi optimal lebih tinggi penggunaan pulp (100%).
dibandingkan kondisi aktual, tetapi quality
loss functions pada kondisi optimal lebih 3. Kondisi optimum pada kualitas produk
kecil. Hal ini karena nilai means kondisi Calcium Silicate Board berada pada
optimal relatif lebih tinggi dibandingkan selang interval:
means pada kondisi aktual. Nilai QLF a. Kondisi optimum pengujian kekuatan
berbanding lurus dengan biaya dan besarnya produk (strength test) berada pada
variansi, akan tetapi berbanding terbalik selang interval
dengan besarnya means. (kg/cm2).
b. Kondisi optimum pengujian
Untuk memperoleh hasil yang lebih kelenturan produk (deflection test)
valid perlu dilakukan lagi eksperimen dengan berada pada selang interval
menggunakan faktor-faktor pada level (mm).
optimal. Hal tersebut dapat terlihat pada c. Kondisi optimum pengujian
pengujian eksperimen konfirmasi dimana kepadatan produk (density test)
walaupun selang kepercayaan eksperimen berada pada selang interval
konfirmasi sebagian besar berada pada (g/cm3).
batasan selang kepercayaan optimal, namun d. Kondisi optimum pengujian
rentangan pada eksperimen konfirmasi masih penyerapan air (water absorbtion test)
lebih besar dibandingkan dengan selang berada pada selang interval
kepercayaan optimal. Hal tersebut
(%).
dikarenakan jumlah eksperimen konfirmasi
yang dilakukan berbanding terbalik dengan
nilai tabel F, dimana semakin sedikit jumlah 4. Besarnya quality loss functions untuk
perusahaan setelah setting level optimal
eksperimen yang dilakukan maka semakin
besar nilai tabel F. Semakin besar nilai tabel lebih kecil dibandingkan dengan setting
kondisi aktual.
F, maka rentang selang kepercayaan akan
semakin besar juga.
SARAN DAFTAR PUSTAKA
Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk Amri. Analisis Pengendalian Kualitas Produk
memberikan masukan bagi perbaikan kualitas dengan Metode Taguchi pada CV Setia
perusahaan dan bagi pelaksanaan penelitian Kawan. IST AKPRIND Yogyakarta:
selanjutnya. Berikut ini adalah beberapa saran Seminar Nasional Aplikasi Sains dan
yang dapat diberikan : Teknologi 2008.
1. Hasil yang diperoleh pada eksperimen
Dwi, Aditya, Handoko, dan Luciana. "Pengujian
Taguchi sebaiknya dapat dijadikan standar Kekuatan Lentur, Ketahanan terhadap Air
bagi perusahaan dan dijalankan dengan dan Panas Matahari serta Kemampuan
baik. Pelaksanaanya membutuhkan Reduksi Bunyi Terhadap Beberapa Macam
pengawasan dari supervisor. Calcium Silicate Board Sebagai Bahan
Eksterior Bangunan". Jurnal Universitas
2. Perbaikan juga harus dilakukan pada Kristen Petra: Vol. 3 No. 1: 1694-3131-1-
faktor-faktor lain di luar faktor kendali SM: 2014.
Taguchi. Karena itu, diperlukan penelitian
lebih lanjut terhadap berbagai karakteristik Iswanto, Adi., A.Jabbar M.Rambe., dan Elisabeth
Ginting. Aplikasi Metode Taguchi Analysis
kualitas produk Calcium Silicate Board
dan Failure Mode and Effect Analysis
yang lainnya, seperti visual test, nail ability (FMEA) Untuk Perbaikan Kualitas Produk
test, dan lainnya yang sesuai dengan di PT. XYZ. E-Jurnal Teknik Industri FT
standar kualitas produk Calcium Silicate USU Vol 2, No. 2, Juni 2013 pp. 13-18.
Board.
Laksana, Denny Sukma. "Pengembangan Model
3. Disarankan penelitian ini dilanjutkan Permintaan Energi Sektor Industri Semen,
kembali untuk penggunaan raw material Industri Baja, Industri Pulp, dan Kertas
yang lainnya seperti semen dan silica, agar dengan Pendekatan Engineering-Eonomic
dapat diperoleh setting level yang paling Model". Universitas Indonesia: 2012.
optimal untuk setiap penggunaan raw
Pramana, Gilang Putra., Ni Wayan Surya
material pembuatan produk Calsium Wardhani., dan Loekito Adi Soehono.
Silicate Board. "Metode Taguchi Multirespon
Menggunakan Prosedur TOPSIS". Jurnal
Universitas Brawijaya: 38-114-1-PB: 2013.

Prasetyo, Admadi Janu. Pengaruh Penggunaan


Serat Agave Cantula ROXB Terhadap Kuat
Desak Gypsum Interior Menggunakan
Eksperimen Taguchi. Universitas Sebelas
Maret. Surakarta: 2007.

Tri Hendradi, C. Statistik Six Sigma dengan


Minitab. Andi. Yogyakarta: 2006.

Triyono. Penentuan Setting Level Optimal


Bending Strength Gypsum Interior
Berpenguat Serat Cantula Menggunakan
Desain Eksperimen Taguchi. Universitas
Sebelas Maret. Surakarta: 2007.

You might also like