Professional Documents
Culture Documents
1
Sumarni, Dina Andriani2
1,2
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nurul Hasanah Kutacane
Jl. Ahmad Yani, Pulo Kemiri Kecamatan Babussalam
Kutacane, Kabupaten Aceh Tenggara Provinsi Aceh
e-mail : lestarisumar@gmail.com
DOI : https://doi.org/10.35451/jkf.v2i1.282
Abstract
In the life of the general public, dispepsia is often equated with heartburn,
because there are similarities in symptoms between the two. This assumption
is actually not quite right, because the word ulcer comes from Dutch, which
means stomach, while the word dispepsia comes from Greek, which consists of
two words namely "dys" which means bad and "peptei" which means
digestion. So dispepsia means poor digestion. This type of research is
descriptive correlational using cross sectional approach. This research was
conducted in the working area of the Biak Muli Health Center, Bambel District,
Southeast Aceh Regency. in determining the sample the author uses
accidental sampling technique that is taking samples that happen to come
when researchers conduct data collection. During the research process, 31
samples were obtained. The results of the analysis of the results of data
analysis using the chi-square test (x²) at a significance of 95% (α 0,05) with
the help of SPSS, the Pearson chi-square sig value was obtained. is equal to p
= 0,008. This test can be seen that the p value (0,008) obtained is smaller
than α (0,05). then it can be seen that there is a relationship between eating
patterns with the incidence of dispepsia in the work area of Biak Muli Health
Center, Bambel District, Southeast Aceh Regency in 2019. For health services
to prioritize health education programs for rural communities with material
about eating patterns and dyspeptic events.
61
Jurnal Keperawatan dan Fisioterapi (JKF), e-ISSN 2655-0830
Vol. 2 No.1 Edisi Mei-Oktober 2019
https://ejournal.medistra.ac.id/index.php.JFK
===========================================================================================
Received: 03 Oktober 2019 :: Accepted: 08 Oktober 2019:: Published: 31 Oktober 2019
berasal dari bahasa Yunani, yang terdiri Selatan 41,7 %, Langsa 41,2 % dan Aceh
dari dua kata yaitu “dys” yang berarti Tenggara 32,5 %. (Depkes RI, 2015).
buruk dan “peptei “ yang berarti Sementara data yang diperoleh dari
pencernaan. Jadi dispepsia berarti Dinas Kesehaten Aceh Tahun 2016,
pencernaan yang buruk (Fithriyana, angka kejadian dispepsia di Aceh
2018). Menurut Arsyad dkk (2018), ada Tenggara meningkat menjadi 40%
beberapa gejala penyakit dispepsia yaitu dimana angka tersebut paling banyak di
seperti nyeri epigastrik, rasa penuh pada Babussalam 15 %, dan selanjutnya
bagian epigastrik, dan perut terasa Kecamatan Bambel 10%, dan Lawe Alas
penuh saat makan (cepat kenyang), 5 % dan Lawe Sigala-Gala 5% (Dinkes
mual dan muntah. Aceh, 2016).
Menurut Octaviana dan Anam (2018), Menurut Sorongan dkk (2013),
penyakit dispepsia ini termasuk salah Penyebab timbulnya dispepsia adalah
satu penyakit yang paling umum di faktor diet dan lingkungan, sekresi cairan
temukan. WHO (2015) menemukan asam lambung, fungsi motorik lambung,
bahwa, ternyata kasus dispepsia di dunia persepsi visceral lambung, psikologi, dan
mencapai 13-40% dari total populasi infeksi Helicobacter pylori. Disamping itu,
dalam setiap Negara. Hasil studi tersebut hasil pengamatan Soewadji (2012)
menunjukkan bahwa di Eropa, Amerika menemukan bahwa, jeda antara jadwal
Serikat dan Oseania, prevalensi dispepsia makan yang lama dan ketidak teraturan
sangat bervariasi antara 5-43 %. makan ternyata sangat erat kaitannya
Octaviana dan Anam (2018) dengan timbulnya gejala dispepsia atau
memprediksikan bahwa, apabila tidak dengan kata lain pola makan yang tidak
ditangani dengan serius maka pada teratur dapat menyebabkan dispepsia.
Tahun 2020 proporsi angka kematian Pola makan yang tidak teratur umunya
akibat penyakit tidak menular seperti menjadi masalah yang sering timbul
dispepsia akan terus meningkat menjadi pada remaja perempuan. Aktivitas yang
73% dan proporsi kesakitan menjadi tinggi baik kegiatan disekolah maupun di
60% di dunia. Sedangkan untuk negara luar sekolah menyebabkan makan
SEARO (South East Asian Regional menjadi tidak teratur.
Office) pada Tahun 2020 diprediksi Hasil survei awal yang dilakukan pada
bahwa, angka kematian dan kesakitan Tanggal 14 Januari 2019 sampai dengan
karena penyakit tidak menular akan Tanggal 24 April Tahun 2019 yang
meningkat menjadi 42%-50%. dilakukan di Puskesmas Biak Muli
Kasus dispepsia di kota-kota besar di Kecamatan Bambel Kabupaten Aceh
Indonesia cukup tinggi. Dari penelitian Tenggara telah diperoleh data tentang
yang dilakukan oleh Departemen penderita dispepsia sebanyak 217 orang
Kesehatan RI Tahun 2015, angka yang terdiri dari 157 orang perempuan
kejadian dispepsia di Surabaya 31,2 %, dan 60 orang laki-laki. Tingginya angka
Denpasar 46 %, Jakarta 50 %, Bandung kejadian dispepsia yang diperoleh dari
32,5 %, Palembang 35,5 %, Pontianak Puskesmas tersebut di atas tentunya ada
31,2 %, Medan 9,6 % dan termasuk faktor penyebabya.
Aceh mencapai 31,7 %. (Depkes RI,
2015). 2. METODE PENELITIAN
Selanjutnya, data yang diperoleh dari Jenis penelitian ini adalah deskriptif
Departemen Kesehatan RI Tahun 2015 korelasional dengan menggunakan
juga ditemukan angka kejadian dispepsia pendekatan cross sectional. Penelitian ini
di Aceh Besar 21,8%, Sabang 24,9 %, dilakukan di wilayah kerja Puskesmas
Aceh Utara 43.2%, Bireun 35,5 %, Aceh
62
Jurnal Keperawatan dan Fisioterapi (JKF), e-ISSN 2655-0830
Vol. 2 No.1 Edisi Mei-Oktober 2019
https://ejournal.medistra.ac.id/index.php.JFK
===========================================================================================
Received: 03 Oktober 2019 :: Accepted: 08 Oktober 2019:: Published: 31 Oktober 2019
Biak Muli Kecamatan Bambel Kabupaten jika dilihat dari perbedaan jenis kelamin
Aceh Tenggara. dalam penentuan sampel tersebut maka dapat diketahui bahwa,
penulis menggunakan teknik accidental responden yang berjenis kelamin
sampling yaitu mengambil sampel yang perempuan lebih dominan dibandiangkan
kebetulan datang ketika peneliti dengan laki-laki.
melakukan pengumpulan data. Selama
proses penelitian, sampel penelitian Tabel 3. Distribusi Frekuensi
diperoleh sampel sebanyak 31 orang. Karakteristik Responden Berdasarkan
Pekerjaan
No. Pekerjaan f %
3. HASIL PENELITIAN Petani
1 21 67,7
1). Analisis Univariat PNS
2 4 12,9
Tabel 1. DistribusiFrekuensi Karakteristik Pelajar/
3 6 19,4
Responden Berdasarkan Umur Mahasiswa
No. Umur f % Total 31 100
1 16 - 25 11 35,5 Berdasarkan hasil penelitian tentang
2 26 - 35 7 22,6 distribusi frekuensi pekerjaan responden
3 36 - 45 8 25,8 yang tercantum pada tabel 3. di atas
4 46 – 55 5 16,1 dapat diketahui bahwa, dari total 31
Total 31 100 responden penelitian ternyata responden
Berdasarkan hasil penelitian tentang yang bekerja sebagai petani berjumlah
distribusi frekuensi umur responden yang 21 orang (67,7 %). Sementara
tercantum pada tabel 1. di atas dapat responden yang bekerja sebagai Pegawai
Negeri Sipil (PNS) berjumlah 4 orang
diketahui bahwa, dari total 31 responden
(12,9 %) dan responden yang masih
penelitian ternyata responden yang
berstatus pelajar ataupun mahasiswa
berumur 16-25 tahun berjumlah 11 berjumlah 6 orang (19 %).
orang (35,5 %), selanjutnya responden
yang berumur 26-35 tahun berjumlah 7 Tabel 4. Distribusi Frekuensi Pola
orang (22,6 %), responden yang Makan Responden
berumur 36-45 tahun berjumlah 8 orang Pola
No. f %
Makan
(25,8 %) dan responden yang berumur
Tidak
46-55 tahun berjumlah 5 orang (16,1 1 27 87,1
teratur
%). 2 4 12,9
Teratur
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Total 31 100
Karakteristik Responden Berdasarkan Berdasarkan hasil penelitian tentang
Jenis Kelamin distribusi frekuensi pola makan
Jenis responden yang tercantum pada tabel 4.
No. f % di atas dapat diketahui bahwa, dari total
Kelamin
1 Perempuan 23 74,2 31 responden penelitian ternyata
responden yang pola makannya tidak
2 Laki-Laki 8 25,8
teratur berjumlah 27 orang (87,1 %).
Total 31 100 Sementara responden yang pola
Berdasarkan hasil penelitian tentang makannya teratur hanya berjumlah 4
frekuensi jenis kelamin responden yang orang (12,9 %).
tercantum pada tabel 2. di atas dapat
Tabel 5. Distribusi Frekuensi
diketahui bahwa, dari total 31 responden
Kejadian Dispepsia
penelitian ternyata responden yang
Kejadian
berjenis kelamin perempuan berjumlah No. f %
Dispepsia
23 orang (74,2 %). Sementara 1 Iya 30 96,8
responden yang berjenis kelamin laki-laki 2 Tidak 1 3,2
hanya berjumlah 8 orang (25,8 %). Jadi, Total 31 100
63
Jurnal Keperawatan dan Fisioterapi (JKF), e-ISSN 2655-0830
Vol. 2 No.1 Edisi Mei-Oktober 2019
https://ejournal.medistra.ac.id/index.php.JFK
===========================================================================================
Received: 03 Oktober 2019 :: Accepted: 08 Oktober 2019:: Published: 31 Oktober 2019
64
Jurnal Keperawatan dan Fisioterapi (JKF), e-ISSN 2655-0830
Vol. 2 No.1 Edisi Mei-Oktober 2019
https://ejournal.medistra.ac.id/index.php.JFK
===========================================================================================
Received: 03 Oktober 2019 :: Accepted: 08 Oktober 2019:: Published: 31 Oktober 2019
salah satu faktor menyababkan kejadian jadwal yang tidak teratur dapat
dispepsia pada perempuan adalah faktor menyebabkan dispepsia. Disamping itu,
diet. Oleh karena itu, untuk menghindari menurut Fithriyana (2018), munculnya
resiko kejadian dispepsia maka terutama resiko kejadian dispepsia pada seseorang
kaum perempuan harus mengatur gaya akibat pola makan yang tidak baik
hidup dengan baik. seperti halnya kebiasaan kerlebihan
Dilihat dari hasil penelitian tentang memakan makanan pedas, asam, minum
distribusi frekuensi responden teh, kopi, dan minuman berkarbonasi.
berdasarkan pekerjaan dapat diketahui Menurut Putri dkk (2015) kebiasaan pola
bahwa, responden penelitian yang paling makan yang tidak baik ini mungkin
dominan adalah bekerja sebagai petani dipengaruhi oleh faktor lingkungan
yaitu 68 %. Pada hasil penelitian ini tempat tinggal dan budaya.
petani memang lebih dominan sebagai Menurut asumsi peneliti bahwa
responden penelitian ini, karena secara kejadian dispepsia akan terus beresiko
umum disekitar lokasi penelitian pada penderitanya apabila tidak
mayoritas masyarakatnya berprofesi ditangani dengan serius. Salah satu cara
sebagai petani dan hanya sebagian kecil penanganannya tentunya dengan
memiliki berprofesi lain. Sehingga pasien menerapkan pola makan yang benar dan
yang berobat ke lokasi penelitian ini rata- sehat. Pola makan yang benar dan sehat
rata petani. yaitu pola makan yang teratur setiap
harinya, mengkonsumsi makanan tidak
2) Hubungan Pola Makan Dengan berlebihan dan makan tepat waktu
Kejadian Dispepsia dengan jam yang sama setiap harinya
Hasil uji hipotesis dengan dan mengurangi makanan yang
menggunakan uji chi-square (x²) pada mengandung bahan pengawet.
kemaknaan 95% (α 0,05) bantuan SPSS,
diperoleh nilai p=0,008. Pengujian ini 5. KESIMPULAN
dapat dilihat bahwa nilai p (0,008) yang Hasil analisis hasil analisis data
diperoleh, lebih kecil dari α (0,05) ini dengan menggunakan uji chi-square (x²)
menjelaskan bahwa terjadi penolakan pada kemaknaan 95% (α 0,05) dengan
terhadap Ho atau Ha di terima berarti bantuan SPSS, maka diperoleh nilai
ada hubungan pola makan dengan Pearson Chi-Square adalah sebesar
kejadian dispepsia Di Wilayah Kerja 0.008. Berdasarkan hasil Pengujian dapat
Puskesmas Biak Muli Kecamatan Bambel dilihat bahwa nilai p (0,008) yang
Kabupaten Aceh Tenggara Tahun 2019. diperoleh lebih kecil dari α (0,05). maka
Hasil penelitian ini sesuai dengan dapat disimpulkan bahwa ada hubungan
penelitian Tiana dkk (2017) yang antara pola makan dengan kejadian
mengatakan bahwa, terdapat hubungan dispepsia di wilayah kerja Puskesmas
yang bermakna antara pola makan Biak Muli Kecamatan Bambel Kabupaten
dengan sindrom dispepsia. Menurut Tiana Aceh Tenggara Tahun 2019.
dkk (2017), Sindrom dispepsia adalah
kumpulan gejala yang terdiri atas nyeri 6. SARAN
ulu hati, mual, kembung, muntah, rasa Karena kejadian dispepsia merupakan
cepat kenyang, dan sendawa. Kejadian salah satu penyakit yang sangat berisiko
dispepsia ini memang sangat erat dan lazim ditemukan dilingkungan
hubungannya dengan pola makan yang masyarakat, maka responden harus
tidak teratur. Fithriyana (2018) juga memperhatikan pola makannya artinya
menambahkan bahwa, kejadian dispepsia harus mengatur jadwal makan sehari-
ini dapat disebabkan oleh kurangnya hari. Disamping itu, bagi pelayanan
pemahaman seseorang tentang pola kesehatan agar memprioritaskan
makan atau pun pola konsumsi makanan program penyuluhan kesehatan bagi
serta perilaku sehari-hari yang tidak masyarakat pedesaan dengan materi
terkontrol. tentang pola makan dan kejadian
Menurut Andre dkk (2013), ketidak dispepsia.
teraturan makan seperti kebiasaan
makan yang buruk, tergesa-gesa, dan
65
Jurnal Keperawatan dan Fisioterapi (JKF), e-ISSN 2655-0830
Vol. 2 No.1 Edisi Mei-Oktober 2019
https://ejournal.medistra.ac.id/index.php.JFK
===========================================================================================
Received: 03 Oktober 2019 :: Accepted: 08 Oktober 2019:: Published: 31 Oktober 2019
66