You are on page 1of 39
& PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG AKSI PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI TAHUN 2016 DAN TAHUN 2017 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dalam upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi Tahun 2016 dan Tahun 2017, dengan ini menginstruksikan: Kepada PERTAMA KEDUA KETIGA Para Menteri Kabinet Kerja; Sekretaris Kabinet; NS 3. Kepala Staf Kepresidenan; Jaksa Agung; Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia; Para Kepala Lembaga Pemerintah non-Kementerian; Para Sekretaris Jenderal pada Lembaga Negara; Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan; ee Para Gubernur; dan 10. Para Bupati dan Walikota Melaksanakan Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Tahun 2016 dan Tahun 2017 scbagaimana dimaksud dalam lampiran Instruksi Presiden ini. Semua Kementerian dan Lembaga Pemerintah non- Kementerian wajib berkoordinasi dengan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan —_—Perencanaan Pembangunan Nasional. Semua Pemerintah Daerah Provinsi, Pemerintah Daerah Kabupaten, dan Pemerintah Daerah Kota wajib berkoordinasi dengan Menteri Dalam Negeri, serta didukung oleh Menteri Perencanaan Pembangunan —Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. KEEMPAT : ... KEEMPAT KELIMA KEENAM KETUJUH KEDELAPAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional bersama Kepala Staf Kepresidenan dan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan: 1. Melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Tahun 2016 dan Tahun 2017 secara berkala; 2. Melakukan analisis, koordinasi, dan fasilitasi untuk mengurai masalah dalam pelaksanaan Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Tahun 2016 dan Tahun 2017; 3. Menyampaikan laporan pelaksanaan Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Tahun 2016 dan Tahun 2017 secara berkala dan mempublikasikannya kepada masyarakat. Menteri Dalam Negeri melakukan pemantauan dan evaluasi secara berkala Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Tahun 2016 dan Tahun 2017 di Pemerintah Daerah, didukung oleh Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional bersama Kepala Staf Kepresidenan dan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan. Pemerintah Daerah dapat menginisiasi Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi di luar Instruksi Presiden ini, setelah berkoordinasi dengan Menteri Dalam Negeri dan Menteri Perencanaan Pembangunan —Nasional/Kepala_ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. Perkembangan secara berkala pelaksanaan Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Tahun 2016 dan Tahun 2017 dipublikasikan oleh Menteri/Kepala Lembaga dan Kepala Daerah. Melaksanakan Instruksi Presiden ini dengan sungguh- sungguh dan penuh tanggung jawab. Instruksi ... a * PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA os Instruksi Presiden ini mulai berlaku pada tanggal dikeluarkan, Dikeluarkan di Jakarta pada tanggal 22 September 2016 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, tt, JOKO WIDODO Salinan sesuai dengan aslinya SEKRETARIAT KABINET RI Deputi Bidang Poli * PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TANGGAL 10 TAHUN 2016 22 September 2016 AKSI PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI TAHUN 2016 DAN TAHUN 2017 PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT AKSI KRITERIA KEBERHASILAN | yKURAN KEBERHASILAN de r = a =a a 2. STRATEGI PENCEGAHAN Optimalisasi Pelaksanaan Kebijakan Perizinan dan Penanaman Modal Penyederhanaan perizinan dari | Badan Koordinasi Penanaman | Seluruh Kementerian/ | Pelaksanaan penyederhanaan | 1. Tersusunnya _—_—Peraturan. sisi jumlah, —_persyaratan, | Modal Lembaga perizinan melalui penyediaan| Kepala BKPM tentang SOP waktu, dan prosedur_— di Standard Operating Procedure| layanan perizinan minyak Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Pusat dan Daerah (SOP) perizinan pada PTSP Pusat dan Daerah semakin optimal dan gas, mineral dan batu bara, dan kelistrikan di PTSP | Pusat 2, Terlaksananya _sosialisasi SOP layanan perizinan dan non perizinan di Pusat dan Daerah melalui media sosial, web, dan —_forum-forum sosialisasi 3. Tersedianya ... | * PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA ae Ne AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN 0 1 2 3 4 7 5 3. Tersedianya tracking system pada PTSP Pusat dan Daerah sebanyak 350 PTSP 2. | Pelimpahan seluruh kewenangan | Pemerintah Daerah Provinsi | 1. Kementerian Dalam 1. Pemberian dan 1. Diterbitkannya Peraturan, penerbitan izin dan non izin di|dan Pemerintah Daerah| Negeri penandatanganan izin dan Kepala Daerah tentang daerah serta__pengintegrasian | Kabupaten/Kota (Gubernur| 5 ementerian non izin di daerah pelimpahan seluruh Jayanan perizinan di PTSP dan Bupati/Walikota) e Perencanaan dilaksanakan oleh lembaga kewenangan penerbitan izin pence PrsP dan non izin di daerah | Nasional/ Badan 2. Tersedianya mekanisme| ePadalembaga PTSP Perencanaan pengendalian dalam | 2. Diterbitkannya aturan yang Pembangunan penerbitan izin dan non izin| memuat ketentuan mengenai Nasional oleh PTSP kewajiban pelaku usaha/masyarakat untuk Sa ee pear pajak/retribusi sebagai 4. Badan Koordinasi Penanaman Modal prasyarat dalam mengurus Reformasi * PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA 7. Kementerian Agama as es AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT | KRITERIAKEBERHASILAN | UKURAN KEBERHASILAN | lo : 1 eee 5 4 i Reformasi Tata Kelola Pajak dan Optimalisasi Penerimaan Negara 3. | Bvaluasi kualitas dan penguatan | Kementerian Keuangan 1. Kementerian Dalam|Data dan informasi_yang|Tersedianya hasil_evaluasi mekenisme pertukaran data dan Negeri berkaitan dengan perpajakan | kualitas dan penguatan informasi yang berkaitan dengan ia|dari_instansi, —_lembaga, | mekanisme pertukaran data perpajakan © dari_—instansi, ce Komenterian Astoria | organisasi, dan pihak lain |dan informasi yang berkaitan Jembaga, asosiasi, dan pihak lain Ruang/Badan “| mendukung pencapaian target | dengan perpajakan_ dari Pane Pade ional | Penerimaan pajak instansi, lembaga, asosiasi, dan pihak lain 3. Kementerian | Perdagangan | 4. Kementerian | Perhubungan 5. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral 6. Kementerian Kesehatan 8. Kementerian . is PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA -4- No AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN 2 a 4 5 8. Kementerian Ketenagakerjaan 9. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 10.Kementerian Badan Usaha Mili Negara | 11.Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia 12, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan 13. Kementerian Pertanian 14. Kementerian Komunikasi dan Informatika 15, Kementerian Kelautan dan Perikanan 16. Kementerian aS PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA cs AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN a 3 16.Kementerian Perindustrian, 17.Kementerian Koperasi dan Usaha Keeil dan Menengah 18. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 19.Kementerian Pertahanan 20. Kepolisian Negara Republik Indonesia 21. Badan Koordinasi Penanaman Modal 22, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional 23. Badan *, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA -6- AKSI No PENANGGUNG JAWAB | INSTANsI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN 2 3 23. Badan Pusat Statistik 24. Lembaga Kebijakan Pengadaan, Barang/Jasa Pemerintah 25. Komisi Pemilihan Umum 4. | Pelaksanaan konfirmasi status wajib pajak untuk layanan publik tertentu sesuai ketentuan Negeri 1. Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia 2. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral 3. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan 4, Kementerian Kelautan dan Perikanan 5. Kementerian Dalam Kementerian Keuangan Meningkatnya —_kepatuhan dalam pembayaran pajak Tersedianya laporan pelaksanaan konfirmasi status wajib pajak untuk layanan publik tertentu sesuai ketentuan 5. Pengaturan ... i PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, -7- No AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN 1 2 3 4 Pengaturan mengenai kewajiban melakukan konfirmasi status wajib pajak untuk layanan publik tertentu 1. Kementerian Agraria dan ‘Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional Kementerian Perdagangan Kementerian Kesehatan BEN Kementerian Perindustrian a Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah 6. Badan Koordinasi Penanaman Modal 7. Kepolisian Negara Republik Indonesia Kementerian Keuangan ‘Adanya landasan hukum yang mengatur pemenuhan kewajiban perpajakan sebelum diberikannya layanan publik tertentu oleh Kementerian/Lembaga Diterbitkannya peraturan untuk mensyaratkan konfirmasi status wajib pajak dalam pemberian layanan publik tertentu Evaluasi konfirmasi status wajib pajak sektor strategis dan penguatan mekanisme konfirmasi wajib pajak Kementerian Keuangan 1. Kementerian Agraria dan ‘Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional ‘Terselenggaranya supervisi pembuatan peraturan Kementerian/Lembaga/ Satuan Kerja Perangkat Daerah/Institusi lainnya untuk mensyaratkan Tersedianya hasil_pemantauan dan evaluasi__pelaksanaan kebijakan yang mensyaratkan konfirmasi ‘status wajib pajak dalam pemberian layanan publik Ikriteria tertentu 2. Kementerian ... * PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA eo re AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT | KRITERIA KEBERHASILAN | yxyRAN KEBERHASILAN lo aes i 1 2 3 4 5 2, Kementerian konfirmasi status Wajib Pajalc Perdagangan dalam pemberian layanan A pees publik kriteria tertentu Kesehatan, 4. Kementerian Perindustrian 5. Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah 6. Badan Koordinasi Penanaman Modal 7. Kepolisian Negara Republik Indonesia Penyusunan kebijakan tentang integrasi data keuangan | 1. Kementerian Dalam Negeri 2. Kementerian Keuangan 1, Bank Indonesia 2. Otoritas Keuangan Jasa 1, Mengurangi risiko korupsi di scktor penerimaan negara, menekan ‘kejahatan pencucian uang, penggelapan pajak, dan tindak pidana korupsi serta 1. Terselesaikannya __naskah akademik dan Rancangan Peraturan Presiden tentang Integrasi Data Keuangan 3. Pusat ... * PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA oO i AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT | KRITERIA KEBERHASILAN | UKURAN KEBERHASILAN lo w z se sa 1 2 E 3 4 5: 3. Pusat Pelaporan dan pajak dari wajib pajak yang] 2. Tersusunnya standar operasi Analisis Transaksi belum terjaring dan prosedur pencatatan dan Keuangan 2. Mempermudah pengamatan dan pengawasan —pejabat negara 3. Meningkatkan validitas data Keuangan wajib pajak penyimpanan data keuangan wajib pajak berbasis Single Identity Number (SIN) 3. Tersusunnya standar peranti junak dan keras dalam pencatatan dan penyimpanan data keuangan wajib pajak 4, Tersusunnya basis data keuangan Politically Exposed Person (PEP) berbasis SIN 5. Diterbitkannya rencana implementasi Automatic Exchange of Information (AEO), 8. Penyediaan * PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA 210 AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT | KRITERIA KEBERHASILAN N No : UKURAN KEBERHASILAN 1 2 3 4 5 8. | Penyediaan interfacing database | Kementerian Keuangan 1. Kementerian Energi 1. Mempermudah 1. Tersusunnya standar proses pengelolaan Sumber Daya Alam dan Sumber Daya| —pengamatan dan | —_pencatatan dan penyimpanan dan Energi (Sistem Informasi Mineral pengawasan pengelolaan| — data SIPUHH, MOMI, SPIPP Penatausahaan, Hasil Hutan/SIPUHH, Minerba_ One Map Indonesia/MOMI, Sistem Pusat Informasi Pelabuhan Perikanan/SPIPP) dengan database Pajak =——_(Modul Penerimaan Negara Generasi Kedua/MPN G2) dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (Sistem Informasi Penerimaan Negara Bukan Pajak Online/Simponi) 2. Kementerian Pertanian 3. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan 4. Kementerian Kelautan dan Perikanan 5. Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional 6. Kementerian Dalam Negeri 3. Terciptanya sumber daya alam dan energi 2. Meningkatkan penerimaan negara dari sumber daya alam dan energi konektivitas secara online real time (SIPUHH, MOMI, SPIPP) dengan database _pajak MPN G2 dan Penerimaan Negara Bukan —_Pajak (PNBP) Simponi 2. Tersusunnya dengan data pajak MPN G2 dan PNBP Simponi standar perangkat lunak dan keras dalam pencatatan dan peny an data SIPUHH, MOMI, SPIPP, MPN G2, PNBP Simponi 3. Dibangunnya peranti lunak dan keras yang dapat menciptakan online data interfacing antara_— data SIPUHH, MOMI, SPIPP, MPN G2, PNBP Simponi berbasis SIN 4, Matching... * PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Si 4 AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT | KRITERIA KEBERHASILAN | YKURAN KEBERHASILAN io teh = Be 1 2 3 4 5 4. Matching rate 100 % antara identitas pelaku usaha di (SIPUHH, MOMI, SPIPP} dengan database Pajak MPN G2 dan PNBP Simponi 9. | Percepatan pelaksanaan | 1. Kementerian Keuangan Seluruh Kementerian/ | Terwujudnya sinergi_ dan| Terlaksananya sharing data perencanaan dan penganggaran | Kementerian Perencanaan | Lembaga an erencanaan | perencanaan dan penganggaran yang terintegrasi Pembangunan Nasional lan penganggaran untuk | pemerin a a pencapaian sasaran Pembangunan Nasional pembangunan nasional Reformasi ... & PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA -12- No AKSI PENANGGUNG JAWAB 1 ee & Reformasi Tata Kelola dan Impor 10. | Otomatisasi pemotongan kuota | Kementerian Keuangan 1, Kementerian Meningkatnya ae Terbangunnya sistem ekspor dan impor di bidang Koordinator _Bidang | mekanisme ekspor dan impor | Pengendalian ekspor dan impor sumber daya alam, bahan Perekonomian yang terintegrasi. —antara bakar minyak, tekstil, A een Kementerian Keuangan dan komoditas pertanian, dan —— Kementerian. Perdagangan bahan perusak ozon Perdagangan dengan: 3. Kementerian 1. Kementerian Lingkungan Lingkungan Hidup dan Hidup dan Kehutanan nema 2. Kementerian Energi dan Kementerian Pertanian ‘Sumber Daya Mineral 5. Kementerian Kelautan. dan Perikanan 6. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral 7. Pengelola Portal Indonesia National Single Window 3. Kementerian Kelautan dan Perikanan 4. Pengelola_ Portal Indonesia National Single Window 11, Penyusunan ts PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA 3. Kementerian Keuangan 4, Kementerian Pertanian 5. Kementerian Kelantan dan Perikanan 6. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral 7. Pengelola Portal Indonesia National Single Window ekspor dan impor yang lebih efisien dan efektif [3 | s AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT | KRITERIA KEBERHASILAN | YKURAN KEBERHASILAN 0 | AN 1 2 3 Z 4 5 11. | Penyusunan kajian perubahan | Kementerian Perdagangan —_| 1. Kementerian 1, Tersedianya payung | Tersusunnya kajian mengenai tata kelola ckspor dan impor Koordinator Bidang] hukum yang jelas untuk| tata kelola ckspor dan impor komoditas pangan Perekonomian pemberantasan korupsi di | sebagai dasar untuk perubahan ee = kelola impor | regulasi ekspor dan impor dart Koordinator Bidang| _Komoditas pangan sistem kuota ke sistem tarit Kemaritiman 2. Perubahan tata kelola Penguatan ... * PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA - 14 - s AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT | KRITERIAKEBERHASILAN | KURAN KEBERHASILAN io z ae aa 2° 3 4 5 Penguatan Sistem Pengendalian dan Pengawasan Internal pada Kementerian/Lembaga 12. | Optimalisasi —_whistleblowing| 1. Kementerian Agraria dan| 1, Kementerian Meningkatnya kualitas |1. Tersedianya pedoman kerja system untuk pencegahan dan| Tata Ruang/Badan| —Koordinator Bidang| pelaksanaan whistleblowing| sebagai penjabaran pemberantasan tindak| —Pertanahan Nasional Politik, Hukum, dan | system di 17 (tujuh belas)| Nota Kesepahaman antara pidana korupsi ee | Kesmenen Kementerian/Lembaga LPSK dengan Kementerian/Lembaga dan |" sumber Daya Mine ah 2. Komisi Kementerian/Lembaga 3. Kementerian Pendidikan rae Terbangunnya ats dan Kebuday lowing online sj ee LPSK dan Komisi 4. Kementerian Hukum dan Pemberantasan Korupsi Hak Asasi Manusia dengan 17 (tujuh belas) 5. Kementerian Agama Kementerian/Lembaga untuk kelancaran 6. Kementerian Kesehatan Komunikasi dan 7. Kementerian Perhubungan pelindungan kepada whistleblower dan saksi 8 Kementerian _ Pekerjaan tindak pidana korapsi Umum dan Perumahan Rakyat 9. Kementerian Keuangan 10. Kementerian ts PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA is” aa AKSI |__ PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT | KRITERIA KEBERHASILAN | yKURAN KEBERHASILAN L 2 3 4 3 10. Kementerian Pertanian 11. Kementerian Ketenagakerjaan 12. Kementerian Sosial 13. Kementerian Desa, Pembangunan Daerah ‘Tertinggal, dan ‘Transmigrasi 14,Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan 15, Kejaksaan Agung 16. Kepolisian Negara Republik Indonesia 17. Sekretariat Jenderal Badan. Pemeriksa Keuangan 18.Lembaga __Perlindungan Saksi dan Korban . Terlaksananya pembinaan sumber daya —manusia pengelola _whistleblowing system di 17 (tujuh belas) Kementerian/Lembaga Keterbukaan aS PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA 6 AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN aa UKURAN KEBERHASILAN 1 2 Ss 4 5 Keterbukaan Informasi dalam Penyelenggaraan Pemerintahan 13.|Pembentukan dan penguatan| 1. Kementerian Komunikasi | Komisi Informasi Pusat | Terlaksananya __kewajiban | 1. ‘Terbentuknya PPID tugas dan fungsi Pejabat| dan Informatika Kementerian/Lembaga, Pengelola Informant dan 2, Kementerian Delam Negeri Pemerintah Daerah Provinsi, eee ae Layanen: Dokumentasi (PPID) Utama dan | ** dan Pemerintah Daerah | _‘nformast Pembantu 3. Pemerintah Daerah Kabupaten /Kota terkait |3. Dipublikasilcanya daftar Provinsi dan Pemerintah pembentukan infrastruktur| — informasi publik di website Kabupaten/Kota pelaksanaan dan publikasi| Pemerintah Daerah Provinsi (Gubernur dan informasi dasar sebagaimana| dan Pemerintah Daerah Bupati/Walikota) diamanatkan dalam Undang-| — Kabupaten/Kota Undang Nomor 14 Tahun |4 tersediam or 2008 tentang Keterbukaan |" jaf faa _ Informasi Publik dan ee peraturan pelaksanaannya ‘Terbangunnya sistem monitoring dan evaluesi PPID dengan modul/formula yang mengacu pada Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik 6. Terselesaikannya ... *, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA ein AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSITERKAIT | KRITERIAKEBERHASILAN | UKURAN KEBERHASILAN ao 1 ae 2 3 4 5 6. Terselesaikannya monitoring dan evaluasi_ = melalui pemanfaatan sistem monitoring dan evaluasi PPID —_L ! sa oun mn Reformasi Tata Kelola Pertanahan dan Tata Ruang | Perbaikan mekanisme dan | Kementerian Agraria dan| 1. Kementerian Dalam | Terbangunnya mekanisme dan |1. Terwujudnya — kesepahaman | prosedur sistem _ pelayanan | Tata Ruang/Badan Negeri prosedur pelayanan pertanahan bersama_ lintas | pertanahan dan tata ruang| Pertanahan Nasional es dan tata ruang yang mudah,| Kementerian/Lembaga dan | untuk meningkatkan cepat, transparan, dan bebas| Pemerintah Daerah tentang A Pekerjaan Umum dan transparansi_ dan mencegah Perunahan Rakyat | PUngutan liar prosedur pengambilan praktik korupsi keputusan terkait persetujuan 3. Kementerian substansi rencana tata ruang ee ee 2. Tersusunnya rancang bangun sistem informasi penataan 4. Kementerian Energi ruang dan _pengaduan dan Sumber Daya masyarakat terkait penataan Mineral ruang 5. Kementerian * PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA 7. Pemerintah Daerah is No AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN 1 2 - 3 = ai t os ~ 5. Kementerian Tersedianya usulan Standar Keuangan Biaya Umum dari Kementerian Agraria dan Tata 6. Kementerian Perencanaan Ruang/Badan—_Pertanahan Pembangunan Nasional kepada Kementerian Nasional/Badan Keuangan mengenai Perencanaan pelaksanaan pengukuran. Pembangunan tanah oleh juru ukur yang Nasional memuat komponen biaya transportasi, _ akomodasi, | konsumsi, dan uang harian ‘Terpublikasinya laporan tentang nama pelanggar, jenis pelanggaran, dan sanksi yang Giberikan “ atas —_tiap-tiap bentuk pelanggaran rencana tata ruang Reformasi ... * PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA - 19 - a AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT | KRITERIA KEBERHASILAN | yKURAN KEBERHASILAN lo ca a - 1 ie 2 3 4 5 Reformasi Tata Kelola Minyak dan Gas Bumi secara Efektif dan Efisien dalam rangka Membangun Industri Minyak dan Gas Nasional yang Kuat dan |__| Berorientasi pada Kedaulatan Energi 15. | Transparansi pendapatan | 1, Kementerian Koordinator | 1. Kementerian | Para pihak terkait (pemerintah, |1. Tersusunnya standar format negara dan pendapatan daerah | Bidang Perekonomian Keuangan | dunia usaha, dan masyarakat | pelaporan pendapatan negara yang diperoleh dari industri am | *Pil)_ mengungkap seluruh} dan daerah dari industri ear Kementerian Keuangan | 2. Kementerian Dalam | 7 maa dart sektor migas | eral Kementerian Energi dan dan minerba a 1 Sumber Daya Mineral 3. Kementerian Energi ‘Tetkonsdidasinga ——_laporen’ dan Sumber Daya mengenai total penerimaan Mineral dari sektor migas dan minerba pada tahun anggaran 2016 4. Kementerian | melalui format pelaporan yang Lingkungan — Hidup terintegrasi sesuai kebutuhan dan Kehutanan Sekretariat Extractive 5. Kementerian Industries Transparency Perencanaan Initiative (EIT) Pembangunan 3. Terpublikasinya laporan Nasional/Badan mengenai total pendapatan Perencanaan negara dan dana bagi hasil Pembangunan_ yang ditransfer ke daerah Nasional | pada website Kementerian 6. Komisi. * PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA = oy ae AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT | KRITERIAKEBERHASILAN | UKURAN KEBERHASILAN 1 2 3 4 See 6. Komisi Koordinator Bidang Pemberantasan Perekonomian yang terkoneksi Korupsi dengan Kementerian 7. Pemerintah Daerah Keuangan dan —_daerah penghasil dengan format data terbuka ‘Terpublikasinya buku manual penghitungan alokasi dana bagi hasil sumber daya alam (DBH SDA) pada website Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan (untuk ‘setiap _penetapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara-Perubahan} 5. Tersedianya compliance mechanism bagi perusahaan yang tidak melaporkan Peningkatan ... * PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA - 21. No AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN a 2 : 3 4 5 ff Peningkatan Transparansi dan Akuntabilitas Pengadaan Barang dan Jasa 16. | Transparansi dan akuntabilitas | Seluruh Lembaga Kebijakan | Transparansi dan akuntabilitas | 1. Terlaksananya pengembangan dalam mekanisme pengadaan | Kementerian/Lembaga dan | Pengadaan Barang/Jasa| pengadaan barang dan jasa| kelembagaan, sumber daya barang dan jasa Pemerintah Daerah Pemerintah melalui e-procurement manusia, dan tata kelola Unit Layanan Pengadaan . Diumumkannya rencana . Terlaksananya |. Diterapkannya umum pengadaan di Sistem Informasi Rencana Umum Pengadaan agar dapat dilaksanakan konsolidasi pengadaan barang dan jasa pemerintah melalui Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) penggunaan e-catalogue ‘Transparansi ... * PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA = 00.) INSTANSI TERKAIT a AKSI PENANGGUNG JAWAB KRITERIA KEBERHASILAN | UKURAN KEBERHASILAN 0 is ms _| ag eZ 1 se 3 4 5 ‘Transparansi dan Akuntablitas Pengelolaan Keuangan 17.| Penguatan transparansi dan|Kementerian Hukum dan| 1. Kementerian Hukum|Meningkatnya transparansi| 1. Tersusunnya kajian | akuntabilitas Partai Politik Hak Asasi Manusia dan Hak = Asasi| dan akuntabilitas keuangan mengenai Lembaga Manusia Partai Politik Pengawas Dana — Politik 2. Kementerian Dalam — | Negeri 2. Tersusunnya kajian revisi ; Undang-Undang Partai isi Pemiliha : ot same Politik, Pendanaan Partai Politik, dan Dana 4, Badan _Pengawas Kampanye | Pemilihan Umum 18. | Percepatan implementasi | 1. Kementerian Keuangan Bank Indonesia Menekan korupsi pada tahap| 1. Terselesaikannya Peraturan | tansaksi non tunai di selurah| 9, Kementerian Dalam| 9 padan _Femerica, | alles anggaran | Menteri _Keuangan dan Kementerian /Lembaga dan |” Negeri Keuangen pembangunan dan pengadaan| © Surat Edaran Menteri Pemerintah Daerah i | barang dan jasa | Dalam = Negeri mengenai 3. Kementerian Hukum dan | i 3. Otoritas Jasa pembatasan —_transaksi Hak Asasi Manusia Keuangan ee a Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah 4, Pusat * PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA | oa 8 < AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT | KRITERIA KEBERHASILAN | UKURAN KEBERHASILAN = a Bs 2 3 3 | 4 5 . Pusat Pelaporan dan | 2. Tersusunnya laporan Analisis Transaksi | progress _penyelesaian Keuangan Rancangan Undang- | - Undan; Pembatasan . Lembs jakan a Pengadaan ose Transaksi Penggunaan Barang/Jasa ae Pemerintah 3. Terbangunnya sistem Badan Pengawasan evaluasi monitoring Keuangan ae realisasi anggaran Pembangunan pembangunan lan Pemerintah Daerah pengadaan barang dan jasa 19, | Transparansi dan akuntabilitas penyaluran serta penggunaan dana hibah dan bantuan sosial Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Gubernur dan Bupati /Walikota) Kementerian Negeri Dalam Kementerian Keuangan Berkurangnya penyimpangan dalam penyaluran dan penggunaan dana hibah dan bantuan sosial 1. Terpublikasinya _daftar penerima dana hibah dan bantuan sosial_— pada website Pemerintah Daerah 2. Terpublikasinya —_laporan pertanggungjawaban Pemerintah Daerah mengenai penyaluran dan 3. Kementerian aS PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA oe No AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN ‘UKURAN KEBERHASILAN 1 2 3 ms co 3. Kementerian penggunaan dana hibah | Perencanaan dan bantuan sosial yang Pembangunan memuat: Nasional/ Badan a. proses penentuan, Perencanaan penerima dana hibah Pembangunan dan bantuan sosial Nasional b. laporan: 4. Komisi Pemberantasan pertanggungjawaban ee realisasi dan penggunaan oleh penerima dana hibah dan bantuan sosial Tata ... * PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA - 2 - AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN 1 2 4 * - Tata Kelola Badan Usaha Milik Negara dan Swasta 20. Inisiasi_upaya sertifikasi anti korupsi Badan Standardisasi Nasional 1, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional 2. Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 3. Komisi Pemberantasan Korupsi 4. Badan Pusat Statistik Terselesaikannya —standar internasional serupa International Organization for Standardization (ISO) 37001 untuk sektor swasta dan Pemerintah di akhir tahun 2016 1. Tersusunnya kajian mengenai draft ISO 37001 2. Tkut —sertanya Badan. Standardisasi Nasional (BSN) ke dalam komite ISO 21, Penyusunan * PRESIDEN Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kementerian Pertahanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Kementerian Perindustrian Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat REPUBLIK INDONESIA - 26 - a AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT | KRITERIA KEBERHASILAN | yxURAN KEBERHASILAN x a 2 3 She 4 5 21.|Penyusunan kajian dan| Kementerian Badan Usaha | 1. Kementerian Pengarusutamaan kepentingan |1. Tersusunnya studi rekomendasi _perencanaan | Milik Negara Keuangan masyarakat dalam pengelolaan | kelayakan merger BUMN holding company Badan Usaha os BUMN Mili “Negaa, (BUMN) “dengan 2. Memaenterian Terlaksananya uji publik prinsip. good corporate et 3. Tersusunnya kajian dan governance rekomendasi _ perencanaan 3. Kementerian Pertanian holding company —BUMN Ae dengan prinsip good corporate governance 9. Bank ... * PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA 7. es AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT | KRITERIAKEBERHASILAN | UKURAN KEBERHASILAN 1 2 3 4 s_ 9. Bank Indonesia 10. Otoritas Jasa Keuangan Pengawasan Sektor Publik dan Swasta = eee 22. | Peningkatan upaya pengendalian | 1. Kementerian Hukum dan | 1. Kementerian Adanya mekanisme |1. Ditetapkannya —_Peraturan praktik gratifikasi dalam| Hak Asasi Manusia Keuangan pengendalian gratifikasi] Pemerintah tentang pelayanan publik 2. Kementerian 2. Kementerian Dalam | 12@™ pelayanan publik Pengendalian —_Gratifikasi Pendayagunaan Aparatur| Negeri ee Negara Birokrasi dan Reformasi Kejaksaan Agung 4. Kepolisian Negara Republik Indonesia 5. Komisi Pemberantasan Korupsi 6. Lembaga — Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah . Terbentuknya batasan gratifikasi, sistem pengendalian gratifikasi, dan peran serta sektor swasta dan masyarakat/— dalam mencegah pemberian. gratifikasi dalam pelayanan publik Unit Pengendalian _Gratifikasi pada Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah 23, Penguatan .. * PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA 35 No iva PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN 1 2 3 4 f nasional dan korupsi dengan sistem disinsentif 23. | Penguatan pencegahan pemberantasan (Stranas PPK) insentif dan keuangan strategi Kementerian Keuangan 1. Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional 2. Kementerian Dalam Negeri 3. Komisi | Pemberantasan Korupsi Terimplementasikannya sistem insentif dan disinsentif keuangan dalam pelaksanaan Stranas PPK Tersusunnya kajian mengenai insentif dan _disinsentif keuangan dalam pelaksanaan Stranas PPK STRATEGI PENEGAKAN HUKUM. Peningkatan Akuntabilitas Penegakan Hukum (Penegakan Hukum yang Berkualitas) 24. | Optimalisasi pengenaan uang jaminan sebagai syarat penangguhan penahanan Kepolisian Negara Republik Indonesia 1, Kejaksaan Agung 1. Meningkatnya jumlah Penangguhan penahanan dengan uang jaminan Terlaksananya perbaikan/revisi SOP di Kepolisian Negara Republik Indonesia _ terkait penangguhan penahanan 2. Komisi aS PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA = oo ae AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT | KRITERIA KEBERHASILAN | UKURAN KEBERHASILAN uN 2 3 4 5 2. Komisi 2. Berkurangnya _jumlah Pemberantasan penangguhan _penahanan Korupsi tanpa uang jaminan 3. Mahkamah Agung —|3. Berkurangnya —_jumlah tahanan di Rumah Tahanan Negara 25. | Revisi Peraturan Pemerintah | Kementerian Hukum dan 1. Kementerian Pelaksanaan hukum acara | Tersusunnya Peraturan Nomor 27 Tahun 1983 tentang | Hak Asasi Manusia Koordinator _Bidang | pidana yang akuntabel Pemerintah tentang Pelaksanaan Kitab Undang- Politik, Hukum, dan Pelaksanaan KUHAP yang Undang Hukum Acara Pidana Keamanan sesuai dengan perkembangan sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 92 Tahun 2015 2. Kementerian Keuangan 3. Kejaksaan Agung Kepolisian Negara Republik Indonesia 5. Mahkamah Agung hukum, mengenai: a. ganti —kerugian, —_-yang meliputi besaran — ganti kerugian, Komponen ganti kerugian, dan tata cara eksckusi ganti kerugian b. rehabilitasi, yang meliputi tata cara’ pemulihan kedudukan yang hilang 6. Komisi ... * PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA - 30 - xi AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT | KRITERIA KEBERHASILAN | UKURAN KEBERHASILAN 0 me 7 s 1 2 3 I 4 5 = 6. Komisi T rumah penyimpanan barang Pemberantasan | sitaan negara Korupsi | pengaturan kewajiban mengirimkan berita acara penyitaan dari Kepolisian kepada Jaksa Penuntut Umum dan Pengadilan pedoman beracara—_pra- peradilan standar mekanisme pengenaan wang jaminan sebagai syarat penangguhan | penahanan ketentuan _—_pelaksanaan tentang, penggabungan perkara gugatan—_ganti Kerugian “(bagi korban korupsi) mengadopsi. —_pengaturan ruang lingkup kerugian yang lebih luas 26. Penyusunan ... x, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA / 31 | nodecen. oe ARSE PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT | KRITERIA KEBERHASILAN | yKURAN KEBERHASILAN 1 Z 2 3 4 E 5 26. | Penyusunan mekanisme ganti/ 1. Kementerian Keuangan _ | Kementerian Hukum dan kajian kerugian dan kompensasi oleh negara di sektor publik dan swasta bagi pencari keadilan 2. Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 3. Kementerian Ketenagakerjaan Hak Asasi Manusia Kemudahan pencairan_ ganti kerugian dan kompensasi oleh pencari keadilan 2. Tersedianya 1, Tersusunnya mekanisme pencairan ganti Kerugian dan kompensasi yang lebih mudah bagi pencari keadilan mekanisme yang mudah bagi pencari keadilan untuk mendapatkan kembali kedudukan dan jabatannya di sektor publik dan swasta 27. Implementasi hasil _evaluasi Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan mengenai pelaksanaan eksekusi ang pengganti © dan_—_—_penjara| pengganti Kejaksaan Agung 1. Kementerian Hukum dan Hak —Asasi Manusia 2. Kementerian Keuangan 3. Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Meningkatnya _efektivitas pelaksanaan eksckusi uang pengganti dan —_penjara Pengganti Terlaksananya —_implementasi hasil —_evaluasi Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan mengenai eksekusi uang pengganti dan penjara pengganti 28. Optimalisasi * PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA [2 real AKSI PENANGGUNG JAWAB |‘ INSTANSITERKAIT | KRITERIA KEBERHASILAN 0 his | = le 1 2 3 4 pos as | —____ 2 28. | Optimalisasi Penerapan | Kejaksaan Agung 1. Kementerian Hulkum | Berkurangnya jumlah | Meningkatnya jumlah tuntutan Peraturan Mahkamah Agung dan Hak —Asasi|terpidana yang —_dijatuhi| pidana yang hanya dituntut | | Nomor2 Tahun 2012 tentang Manusia pidana penjara dengan denda Penyesaian Batasan Tindak ahem Pidana Ringan dan Nilai Denda 2, Mahkamah Agung dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) | Pengembangan Database Penanganan Perkara secara Terpadu dan Penguatan Koordinasi Penanganan Korupsi di antara Lembaga Penegak Hukum | dengan Dukungan Teknologi Informasi yang Komprehensif (e-law enforcement) 29, | Percepatan pelaksanaan Nota|Kementerian _Koordinator | 1. Kementerian Terlaksananya langkah-|Terlaksananya roadmap Kesepahaman terkait upaya| Bidang Politik, Hukum, dan| Komunikasi dan |langkah yang disepakati | pengembangan database pengembangan database | Keamanan Informatika untuk membangun sistem | penangangan perkara secara penanganan perkara secara database penanganan perkara | terpadu terpadu. 2. Kejalesaan Agung secara terpadu Kepotisian Negara Republik Indonesia Mahkamah Agung | 5. Komisi Pemberantasan | Korupsi 6, Lembaga .. * PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA - 33 - a AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT | KRITERIAKEBERHASILAN | UKURAN KEBERHASILAN é ie 3 4 eee . Lembaga Sandi Negara 30. | Implementasi sistem, Kejaksaan Agung . Kementerian Tersedianya sistem |1-Tersedianya sistem —_ online administrasi penanganan | > Kepolisian Negara| Koordinasi Bidang | administrasi__penanganan| Surat Pemberitahuan perkara pidana umum dan |” peer Gonesia a Politik, Hukum, dan|perkara pidana umum dan| Dimulainya Penyidikan. pidana khusus secara online Pt . Keamanan pidana khusus yang| (SPDP), yang meliputi: . Kementerian Hukum | *@2sparan | a. implementasi sistem online | dan Hak —Asasi penanganan perkara, Manusia pidana umum dan pidana Khusus pada 18 (delapan oa belas) lokasi oe b. adanya database online a dan periodik yang dapat Lembaga Sandi Negara diakses oleh —Aparat Komisi Pemberantasan Korupsi Penegak Hukum 2. Terkirimnya tembusan SPDP perkara tindak —_pidana korupsi oleh Kepolisian dan Kejaksaan kepada Komisi Pemberantasan Korupsi 3. Dimulainya . * PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA - 34 - cs AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT | KRITERIA KEBERHASILAN | UKURAN KEBERHASILAN a x 2 3 aoe 5 : Dimulainya _pelaksanaan | SPDP online dari Kepolisian dan Kejaksaan kepada Komisi Pemberantasan Korupsi ‘Tersusunnya laporan periodik hasil pengawasan penanganan perkara di Kepolisian Negara Republik Indonesia Reformasi Tata Kelola Barang Sitaan dan Rampasan Hasil Tindak Pidana Korupsi 31. | Transparansi dan akuntabilitas | 1. Kementerian Hukum dan | 1. Kementerian 1. Mengurangi beban biaya Terselesaikannya pengelolaan barang sitaan dan| Hak Asasi Manusia Perencanaan pemeliharaan, barang| rekomendasi hasil audit rampasan hasil tindak pidana : Foon Pembangunan sitaan dan rampasan hasil| Badan Pengawasan korupsi (tipikor) 2 poment See aeng/Baden| Nasional/ Badan | _tipikor Keuangan dan Pertanahan Nasional poeacetoen 2. Mengefektifkan Pembangunan ae Pembangunan ‘claksanaan eksekusiuang| Peneciolaan barang sitaan 3. Kejaksaan Agung Nasional pengeeatl S| negara dan barang rampasan negara 4. Kepolisian ... * PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA a5 AKSI PENANGGUNG JAWAB a INSTANSI TERKAIT | KRITERIAKEBERHASILAN | UKURAN KEBERHASILAN 1 2 3 4 5 4. Kepolisian Negara] 2. Badan Pengawasan |3. Meningkatnya transparansi|2. Terlelangnya semua barang Republik Indonesia Keuangan dan | pengelolaan barang sitaan| — sitaan/rampasan yang Pembangunan oleh Kepolisian Negara| sudah lama tersimpan di Republik Indonesia. dan | — Rumah Penyimpanan Kejaksaan Agung Barang Sitaan . Diserahkannya daftar terpidana korupsi_ yang belum = melunasi_— ang pengganti kepada instansi terkait guna — dilakukan penelusuran aset terpidana Terlaksananya —eksckusi uang pengganti berdasarkan data’ dan informasi dari instansi terkait 5, Terpublikasinya ... * PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA - 36 - a AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT | KRITERIA KEBERHASILAN | yKURAN KEBERHASILAN io = po aera = 1 i 2 3 4 5 Terpublikasinya _laporan pelaksanaan —_penelusuran aset masing-masing unit penyelamatan aset yang telah terbentuk Salinan sesuai dengan aslinya SEKRETARIAT KABINET RI dang Politik, Hukum, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, tid. JOKO WIDODO

You might also like