You are on page 1of 11

PENGARUH KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN KOMPETENSI

PROFESIONAL GURU TERHADAP PEMBELAJARAN IPS DI SMP


NEGERI KOTA PALU
Taufiq Eka Riandhana
taufiqekariandhana@ymail.com
Mahasiswa Program Studi Magister Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Pascasarjana Universitas Tadulako

Abbsract
The purpose of this study was to obtain information about the influence (1) pedagogical
competence of teachers for teaching social studies in SMP Palu, (2) the professional competence of
teachers for teaching social studies in SMP Palu, and (3) pedagogical competence and
professional teachers to Junior High School social studies lesson in Palu. The method used is
survey with descriptive quantitative data analysis techniques. The population in this study are all
teachers IPS certified in Palu City Junior High School, as many as 116 people. Number of samples
are 58 people using Proportional Stratified Random Sampling technique. Data collection
techniques using Likert scale model questionnaires, interviews and documentation. Analysis of the
data in this study using Normality Test Instruments, Test Analysis Coefficient of Determination,
Validity Test Instruments, Test Reliability Test Instruments and Descriptive. Meanwhile, the first
and second hypotheses using simple regression test, and the third hypothesis testing using multiple
regression test. The results showed third-normally distributed variables to test for normality using
the Kolmogorov-Smirnov Test and Analysis of reliability for variables X1, X2 and Y calculated by
Cronbach alpha formula. While on the significance test using the t test and F test at significance
level with a value of α = 0.05. The results showed that: First, there is positive and significant
correlation between pedagogical competence of teachers to learning, with a linear regression
equation Y = 23.893 + 0,719X1 with a percentage of 38.6% significance. Secondly, there is a
positive and significant impact on the professional competence of learning with linear regression
equation Y = 11.032 + 0,954X2 with a percentage of 29.2% significance. Third, there is a positive
and significant influence jointly between guruterhadap professional pedagogical competence and
learning, with the regression equation y = -1 842 + 0,534X1 + 0,509X2 with the percentage
significance of Y = 17.6% (43.8% -38.6 %).
Keywords: Pedagogic Competence, Professional Competence, Learning IPS

Sertifikasi guru merupakan salah satu langsung oleh siswa dalam proses
dari begitu banyak program yang dilakukan pembelajaran yaitu kompetensi pedagogik
oleh Pemerintah untuk meningkatkan kualitas dan kompetensi profesional. Kompetensi
tenaga pendidik (guru). Guru yang telah pedagogik yang dimaksudkan dalam hal ini
sertifikasi (Pasca Sertifikasi) harus memiliki yaitu kemampuan pemahaman mengenai
empat kompetensi mendasar sesuai dengan karakteristik peserta didik, penguasan teori
yang tertuang dalam Undang Undang No. 14 belajar dan prinsip‐prinsip pembelajaran
Tahun 2005 pada pasal 10 berbunyi yang mendidik, pengembangan potensi
“Kompetensi guru meliputi kompetensi peserta didik serta menciptakan komunikasi
kepribadian pedagogik, profesional, sosial yang baik dengan peserta didik. Sementara
dan profesional yang diperoleh melalui kompetensi Profesional meliputi penguasaan
pendidikan profesi”. materi, menguasai standar kompetensi dan
Pada pasca sertifikasi ada dua kompetensi dasar mata pelajaran yang
kompetensi nyata yang dapat dirasakan diampu, dapat mengembangkan materi

178
179 e Jurnal Katalogis, Volume 4 Nomor 1, Januari 2016 hlm 178-188 ISSN: 2302-2019

pembelajaran yang diampu secara kreatif, Fakta dilapangan menunjukan ada beberapa
serta mengembangkan keprofesionalan secara masalah yang dihadapi guru dalam
berkelanjutan dengan melakukan tindakan mengembangkan kompetensi pedagogiknya
reflektif dan memanfaatkan teknologi salah satu contoh yaitu jumlah murid dikelas
informasi dan komunikasi untuk terlalu banyak sehingga untuk meningkatkan
mengembangkan diri. kompetensi pedagogik pada pembelajaran
Kompetensi pedagogik dan profesional yang dilihat dari indikator menguasai
yang baik akan menghasilkan pembelajaran karakteristik peserta didik berkaitan dengan
yang efektif, dalam hal ini efektifitas aspek fisik, intelektual dan emosional siswa
pembelajaran yang berlangsung dikelas tidak dapat terlaksana dengan baik karena
memiliki keterkaitan yang sangat erat dengan begitu banyak siswa dikelas dengan karakter
perilaku guru. Pada prosesnya yang dilihat yang berbeda.
dari segi persiapan guru dalam membawakan Dari segi pengembangan kompetensi
materi terkadang metode pembelajaran yang profesional, juga memiliki permasalahan
digunakan kurang aktif dan juga dari segi yaitu dibeberapa sekolah belum memiliki
kemampuan guru menggunakan media media pembelajaran yang memadai atau bisa
pembelajaran baik itu visual, audio maupun dibilang masih kurang sehingga dalam proses
audio visual yang masih kurang. Kondisi pembelajaran terkesan hanya dilaksanakan
seperti ini harusnya mendapatkan perhatian apa adanya tanpa inovasi dari guru itu sendiri
lebih dan harus ditunjang oleh kualifikasi untuk menggunakan media pembelajaran
akademik serta kompetensi yang memadai. sehingga siswa kurang aktif dan respon
Berdasarkan Undang-undang No.20 tahun tentang materi yang dibawakan. Masalah lain
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang lebih mendasar juga sebenarnya
bahwa pendidik dan tenaga kependidikan terdapat pada guru itu sendiri, dimana
berkewajiban; (1) menciptakan suasana sebagian besar guru belum menguasai bahkan
pendidikan yang bermakna, menyenangkan, belum mampu mengoperasikan komputer.
kreatif, dinamis dan dialogis. (2) mempunyai Hal inilah yang mungkin menjadi kendala
komitmen secara profesional untuk terbesar yang dihadapi oleh guru sendiri,
meningkatkan mutu pendidikan. (3) memberi seharusnya apabila seorang guru ingin
teladan dan menjaga nama baik lembaga, berkembang maka ia harus berusaha dan mau
profesi dan kedudukan sesuai dengan belajar untuk mengetahui bagaimana
kepercayaan yang diberikan kepadanya. menggunakan komputer atau media
Guru IPS di Kota Palu yang telah pembelajaran lainnya dan apabila ini sudah
tersertifikasi berjumlah 116 orang dengan dikuasai dengan baik maka dalam proses
tingkat pendidikan yang dimiliki berbeda, belajar mengajar siswa akan lebih respon dan
relatif lebih banyak yang berlatar belakang lebih aktif lagi.
pendidikan Strata I (S1) dengan bidang ilmu Oleh karena itu, berkaitan dengan
pendidikan sejarah, sebagian kecil dari penilaian kinerja Guru dalam pembelajaran
pendidikan geografi dan pengambilan akta IV terdapat 7 (tujuh) aspek dan 45 (empat puluh
untuk ekonomi. Sementara dari segi tahun lima) indikator yang berkenaan dengan
tersertifikasi guru IPS di Kota Palu, melalui penguasaan kompetensi pedagogik yang
data yang diperoleh juga berbeda. Diketahui dijelaskan oleh Kementerian Pendidikan
guru yang tersertifikasi dimulai pada tahun Nasional Direktorat Jenderal Peningkatan
2007/2008 sampai dengan 2014/2015, Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan
sementara dari segi faktor usia juga berbeda tahun 2010. Berikut ini disajikan ke 7 (tujuh)
dan dapat mempengaruhi kompetensi aspek kompetensi pedagogik :
pedagogik dan profesional dari seorang guru.
Taufiq Eka Riandhana, Pengaruh Kompetensi Pedagogik Dan Kompetensi Profesional Guru…………………….180

1) Menguasai karakteristik peserta didik. ada bukti jelas bahwa peserta didik
Guru mampu mencatat dan menggunakan mengaktualisasikan potensi mereka.
informasi tentang karakteristik peserta 6) Komunikasi dengan peserta didik. Guru
didik untuk membantu proses mampu berkomunikasi secara efektif,
pembelajaran. Karakteristik ini terkait empatik dan santun dengan peserta didik
dengan aspek fisik, intelektual, sosial, dan bersikap antusias dan positif. Guru
emosional, moral, dan latar belakang mampu memberikan respon yang lengkap
sosial budaya. dan relevan kepada komentar atau
2) Menguasasi teori belajar dan pertanyaan peserta didik.
prinsip‐prinsip pembelajaran yang 7) Penilaian dan Evaluasi. Guru mampu
mendidik. Guru mampu menetapkan menyelenggarakan penilaian proses dan
berbagai pendekatan, strategi, metode, dan hasil belajar secara berkesinambungan.
teknik pembelajaran yang mendidik secara Guru melakukan evaluasi atas efektivitas
kreatif sesuai dengan standar kompetensi proses dan hasil belajar dan menggunakan
guru. Guru mampu menyesuaikan metode informasi hasil penilaian dan evaluasi
pembelajaran yang sesuai dengan untuk merancang program remedial dan
karakteristik peserta didik dan memotivasi pengayaan. Guru mampu menggunakan
mereka untuk belajar. hasil analisis penilaian dalam proses
3) Pengembangan kurikulum. Guru mampu pembelajarannya.
menyusun silabus sesuai dengan tujuan Sementara itu, untuk lebih rinci
terpenting kurikulum dan menggunakan mengenai kompetensi profesional dari
RPP sesuai dengan tujuan dan lingkungan seorang guru pada proses pembelajaran dapat
pembelajaran. Guru mampu memilih, dilihat pada Peraturan Menteri Pendidikan
menyusun, dan menata materi Nasional Republik Indonesia Nomor 16
pembelajaran yang sesuai dengan Tahun 2007 Butir 20 bahwa Kompetensi
kebutuhan peserta didik. Profesional meliputi :
4) Kegiatan pembelajaran yang mendidik. 1. Menguasai Materi, struktur konsep dan
Guru mampu menyusun dan pola pikir keilmuan yang mendukung
melaksanakan rancangan pembelajaran mata pelajaran yang diampu
yang mendidik secara lengkap. Guru 2. Menguasai standar kompetensi dan
mampu melaksanakan kegiatan kompetensi dasar mata pelajaran yang
pembelajaran yang sesuai dengan diampu
kebutuhan peserta didik. Guru mampu 3. Mengembangkan materi pembelajaran
menyusun dan menggunakan berbagai yang diampu secara kreatif
materi pembelajaran dan sumber belajar 4. Mengembangkan keprofesionalan secara
sesuai dengan karakteristik peserta didik. berkelanjutan dengan melakukan tindakan
Jika relevan, guru memanfaatkan reflektif
teknologi informasi komunikasi (TIK) 5. Memanfaatkan teknologi informasi dan
oleh kepentingan pembelajaran. komunikasi untuk mengembangkan diri.
5) Pengembangan potensi peserta didik. Sedangkan, dalam pengelolaan
Guru mampu menganalisis potensi kegiatan belajar mengajar menurut
pembelajaran setiap peserta didik dan Depdiknas (2003:19) bahwa proses belajar
mengidentifikasi pengembangan potensi mengajar dapat dilakukan di kelas dan di luar
peserta didik melalui program kelas meliputi pengelolaan tempat
pembelajaran yang mendukung siswa belajar/rung kelas, pengelolaan siswa,
mengaktualisasikan potensi akademik, pengelolaan kegiatan pembelajaran,
kepribadian, dan kreativitasnya sampai pengelolaan materi pembelajaran,
181 e Jurnal Katalogis, Volume 4 Nomor 1, Januari 2016 hlm 178-188 ISSN: 2302-2019

pengelolaan sumber belajar dan pengelolaan Sugiyono (2008:63) dan Suharsimi


strategi dan evaluasi kegiatan pembelajaran Arikunto (2000:134) menyatakan instrumen
dengan beberapa indikator. Bertitik tolak dari pengumpulan data adalah alat bantu yang
uraian yang dikemukakan, maka rumusan dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam
masalah dalam penelitian ini : (1) Seberapa kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan
besar tingkat pengaruh kompetensi tersebut menjadi sistematis dan dipermudah
pedagogik guru pascasertifikasi terhadap olehnya. Pada penelitian ini instrumen yang
pembelajaran IPS di SMP Negeri Kota Palu. digunakan yaitu dengan observasi
(2) Seberapa besar tingkat pengaruh (pengamatan), Angket (Kuesioner),
kompetensi profesional guru pascasertifikasi Wawancara dan Dokumentasi. Teknik
terhadap Pembelajaran IPS di SMP Negeri analisis data yang digunakan dalam
Kota Palu. (3) Seberapa besar tingkat penelitian ini yaitu teknik analisis data
pengaruh kompetensi pedagogik dan regresi sederhana dan regresi berganda
kompetensi profesional guru Pascasertifikasi dengan menggunakan perangkat aplikasi
terhadap Pembelajaran IPS di SMP Negeri program SPSS 21.
Kota Palu.T ujuan dari penelitian ini: (1)
Untuk mengukur tingkat pengaruh HASIL DAN PEMBAHASAN
Kompetensi Pedagogik Guru Pascasertifikasi
Dalam penelitian ini, sebelum
terhadap Pembelajaran IPS di SMP Negeri
menjawab hipotesis yang ada terlebih dahulu
Kota Palu. (2) Untuk mengukur tingkat
dilakukan pengujian instrumen (angket)
pengaruh Kompetensi Profesional Guru
dengan tahap yang pertama uji validitas
Pascasertifikasi terhadap Pembelajaran IPS di
instrumen, uji reliabilitas instrumen, uji
SMP Negeri Kota Palu. (3) Untuk mengukur
analisis koefisien determinasi dan uji
tingkat pengaruh Kompetensi Pedagogik dan
normalitas instrumen. Sedangkan, hipotesis
Kompetensi Profesional Guru
pertama dan kedua menggunakan Uji
Pascasertifikasi terhadap Pembelajaran IPS di
Regresi Sederhana dan pada pengujian
SMP Negeri Kota Palu.
hipotesis ketiga menggunakan Uji Regresi
berganda.
METODE Berdasarkan hasil yang diperoleh
Penelitian ini dilakukan di Sekolah dilapangan, maka untuk tahap yang pertama
Menengah Pertama Negeri yang ada di Kota yaitu pengujian validitas instrumen dan uji
Palu Provinsi Sulawesi Tengah. Populasi reliabiltas instrumen diperoleh hasil olahan
penelitian berjumlah 116 orang guru mata data sebagai berikut :
pelajaran IPS, sementara sampel yang Hasil uji validitas angket Kompetensi
diambil sebanyak 58 orang guru mata Pedagogik Guru menunjukan dari 25 nomor
pelajaran IPS dengan teknik pengambilan instrumen yang di uji cobakan terdapat 2
Sampling Acakan Dengan Stratifikasi yaitu (Dua) nomor instrumen yang dianggap tidak
berdasarkan penggolongan tahun valid yakni instrumen nomor 11 dan 14
pascasertifikasi dan pemetaan wilayah. sehingga kuesioner yang digunakan hanya
sebanyak 23 nomor.

Tabel 1. Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner (Pertanyaan Positif & Negatif) Kompetensi
Pedagogik Guru.
Pertanyaan Positif
Reliability Statistics Pertanyaan Negatif
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,663 13 Cronbach's Alpha N of Items
,765 10
Taufiq Eka Riandhana, Pengaruh Kompetensi Pedagogik Dan Kompetensi Profesional Guru……………………….182

Berdasarkan hasil nilai korelasi Hasil uji validitas angket Kompetensi


Cronbach’s Alpha maka nilai rhitung lebih Profesional Guru menunjukan dari 25 nomor
besar dari nilai rtabel (0,663>rtabel=0,258) & instrumen yang di uji cobakan terdapat 5
(0,765>rtabel=0,258) ini berarti bahwa (Lima) nomor instrumen yang dianggap tidak
kuesioner angket Kompetensi Pedagogik valid yakni instrumen nomor 3, 10, 16, 23
Guru reliabel atau terpercaya sebagai alat dan 25 sehingga kuesioner yang digunakan
pengumpul data dalam penelitian. sebanyak 20 nomor.

Tabel 2. Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner (Pertanyaan Positif & Negatif) Kompetensi
Profesional Guru.
Pertanyaan Positif Pertanyaan Negatif
Reliability Statistics Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items Cronbach's Alpha N of Items
,554 13 ,493 7

Berdasarkan hasil nilai korelasi Hasil uji validitas angket pembelajaran


Cronbach’s Alpha maka nilai rhitung lebih IPS menunjukan dari 25 nomor instrumen
besar dari nilai rtabel (0,554>rtabel=0,258) & yang di uji cobakan terdapat 2 (Dua) nomor
(0,493>rtabel=0,258) ini berarti bahwa instrumen yang dianggap tidak valid yakni
kuesioner angket kompetensi profesional instrumen nomor 1 dan 11 sehingga
Guru reliabel atau terpercaya sebagai alat kuesioner yang digunakan hanya sebanyak 23
pengumpul data dalam penelitian. nomor
.
Tabel 3. Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner (Pertanyaan Positif & Negatif)
Pembelajaran IPS.
Pertanyaan Positif Pertanyaan Negatif
Reliability Statistics Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items Cronbach's Alpha N of Items
,741 15 ,731 8

Berdasarkan hasil nilai korelasi dan uji reliabilitas instrumen, maka dilakukan
Cronbach’s Alpha maka nilai rhitung lebih pengujian koefisien determinasi untuk ketiga
besar dari nilai rtabel (0,736>rtabel=0,258) & angket. Hal ini dilakukan untuk mengetahui
(0,731>rtabel=0,258) ini berarti bahwa seberapa besar sumbangsih pengaruh antara
kuesioner angket pembelajaran IPS reliabel kompetensi pedagogik dan kompetensi
atau terpercaya sebagai alat pengumpul data profesional terhadap pembelajaran ips. Oleh
dalam penelitian. karena itu, diperoleh hasil sebagai berikut:
Pada pengujian selanjutnya setelah
didapatkan hasil dari uji validitas Instrumen

Tabel 4. Uji kompetensi pedagogik guru terhadap pembelajaran IPS


Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
a
1 ,630 ,397 ,386 6,931

Dari hasil output model summary di pembelajaran sedangkan sisanya sebesar


dapat nilai R2 (Adjusted R Square) adalah 62.4% dipengaruhi oleh faktor lain yang
0.386, jadi sumbangan pengaruh kompetensi tidak di teliti.
pedagogik sebesar 38.6% terhadap
183 e Jurnal Katalogis, Volume 4 Nomor 1, Januari 2016 hlm 178-188 ISSN: 2302-2019

abel 5 Uji Koefisien Determinasi Kompetensi Profesional Guru Terhadap Pembelajaran


IPS
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
a
1 ,551 ,304 ,292 7,445
Dari hasil output model summary di pembelajaran sedangkan sisanya sebesar
dapat nilai R2 (Adjusted R Square) adalah 71,8% dipengaruhi oleh faktor lain yang
0.292, jadi sumbangan pengaruh kompetensi tidak di teliti.
Profesional sebesar 29,2% terhadap

Tabel 6. Uji Koefisien Determinasi Kompetensi Pedagogoik dan Kompetensi Profesional Guru
terhadap Pembelajaran IPS
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
a
1 ,630 ,397 ,386 6,931
b
2 ,676 ,458 ,438 6,633
Dari hasil output model summary di Setelah diketahui seberapa besar
dapat nilai R2 (Adjusted R Square) untuk sumbangsih pengaruh antara kompetensi
Kompetensi Pedagogik adalah 0.386, jadi pedagogik dan kompetensi profesional guru
sumbangan pengaruh Kompetensi Pedagogik terhadap pembelajaran IPS, dapat dilakukan
sebesar 38,6% dan hasil output model ke tahap pengujian selanjutnya yaitu uji
summary di dapat nilai R2 (Adjusted R normalitas instrumen, pengujian ini
Square) untuk Kompetensi Profesional dilakukan untuk mengetahui apakah
adalah 0,438, jadi sumbangan pengaruuh instrumen berdistribusi normal atau tidak.
Kompetensi Profesional adalah 43,8% Oleh karena itu, maka hasil olahan data
sedangkan sisanya sebesar 17.6% diperoleh:
dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak di
teliti.

Gambar 1. Histogram Uji Normalitas Kompetensi Pedagogik Guru


Taufiq Eka Riandhana, Pengaruh Kompetensi Pedagogik Dan Kompetensi Profesional Guru……………………….184

Gambar 2. Histogram Uji Normalitas Kompetensi profesional Guru

Gambar 3. Histogram Uji Normalitas Pembelajaran IPS

Berdasarkan hasil output histogram Maka dapat digambarkan bentuk hubungan


diatas, diketahui bahwa data yang diujikan variabelnya dalam persamaan regresi Y =
berdistribusi NORMAL. Setelah pengujian 23,893 + 0,719. Dalam hal ini, 23,893 adalah
dilakukan dan diketahui instrumen nilai konstanta, jika Kompetensi Pedagogik
berdistribusi normal. Tahap berikutnya Guru mengalami penambahan atau
setelah itu dilakukan pengujian hipotesis. pengurangan, maka pada proses
Berdasarkan hasil olahan data pengujian Pembelajaran IPS memiliki konstanta (nilai
hipotesis dapat dideskripsikan sebagai tetap) sebesar 23,893. Sedangkan, nilai
berikut: koefisien regresi kompetensi pedagogik guru
sebesar 0,719. Dalam hal ini, mengandung
A. Pengaruh kompetensi pedagogik guru arti bahwa setiap satu kali nilai kenaikan
terhadap pembelajaran IPS Kompetensi Pedagogoik Guru maka pada
Hipotesis pertama dalam penelitian ini proses Pembelajaran IPS (Y) akan naik
yaitu kompetensi pedagogik Guru 0,719.
berpengaruh terhadap pembelajaran IPS di Kompetensi pedagogik merupakan
SMP Negeri se-Kota Palu. Pengujian kemampuan seorang guru dalam mengelola
Hipotesis menggunakan analisis regresi proses pembelajaran peserta didik. Selain itu,
sederhana menghasilkan arah regresi b kemampuan pedagogik yang dimiliki oleh
sebesar 0,719 dan konstanta a sebesar 23,893. seorang guru juga ditunjukan dalam
185 e Jurnal Katalogis, Volume 4 Nomor 1, Januari 2016 hlm 178-188 ISSN: 2302-2019

membantu, membimbing dan memimpin pembelajaran seperti halnya tanya jawab.


peserta didik. Kompetensi pedagogik sebagai Namun dalam hal ini, tidak dapat
daya untuk melakukan sesuatu yang terwujud dikesampingkan bahwa kondisi peserta didik,
dalam bentuk unjuk kerja atau hasil kerjanya ketersediaan beberapa alat penunjang dalam
yang tinggi. Berdasarkan hasil penelitian proses pembelajaran (Infokus dan laptop) dan
kompetensi pedagogik Guru terhadap kemampuan guru itu sendiri memiliki
pembelajaran IPS dapat diketahui bahwa pengaruh yang cukup besar dalam proses
kompetensi pedagogik memberikan pengaruh pembelajaran.
yang signifikan terhadap pembelajaran IPS
dengan hasil data persamaan regresi B. Pengaruh kompetensi profesional guru
sederhana yang diperoleh yaitu Y = 23,893 + terhadap pembelajaran IPS
0,719 dengan kontribusi pengaruh sebesar Hipotesis kedua dalam penelitian ini
35,3% dan nilai signifikan diperoleh dari berbunyi kompetensi profesional Guru
nilai Fhitung = 36,870 > Ftabel 3,17 serta tingkat berpengaruh terhadap pembelajaran IPS di
probabilitas sig 0,000 sehingga dapat SMP Negeri se-Kota Palu. Pengujian
disimpulkan bahwa nilai sig (0,000) lebih Hipotesis menggunakan analisis regresi
kecil dari ɑ (0,05) yang artinya signifikan sederhana menghasilkan arah regresi b
yaitu ada pengaruh antara Kompetensi sebesar 0,954 dan konstanta a sebesar 11,032.
Pedagogik Guru terhadap Pembelajaran IPS. Maka dapat digambarkan bentuk hubungan
Pada saat proses dan adanya rencana variabelnya dalam persamaan regresi Y =
pembelajaran yang telah disusun berdasarkan 11,032 + 0,954. Dalam hal ini, nilai
masing-masing indikator dari setiap konstanta sebesar 11,032. Hal ini berarti
kompetensi yang ada maka pembelajaran bahwa jika kompetensi profesional Guru
dapat terlaksana dengan baik. Disisi lain guru mengalami penambahan atau pengurangan,
diminta untuk berperilaku jujur, bersikap maka pada proses pembelajaran IPS memiliki
objektif, menghargai peserta didik dan nilai konstat sebesar 11,032. Sedangkan Nilai
menunjukan etos kerja yang tinggi serta koefisien regresi kompetensi profesional guru
mampu beradaptasi dengan lingkungan. sebesar 0,954. Hal ini berarti bahwa setiap
Kompetensi Pedagogik Guru dapat satu kali nilai kenaikan kompetensi
ditunjukan dengan adanya pengelolaan profesional Guru maka pada proses
pembelajaran yang baik, mulai dari pembelajaran IPS (Y) akan naik 0,954.
perumusan tujuan pembelajaran, pelaksanaan Guru adalah salah satu diantara faktor
pembelajaran sampai pada pelaksanaan pendidikan yang memiliki peranan paling
evaluasi dan proses penilaian. Disamping itu, strategis, sebab gurulah sebetulnya yang
penguasaan materi pembelajaran secara luas paling menentukan di dalam terjadinya
dan mendalam sangat penting bagi guru proses pembelajaran. Guru secara luas
ketika melaksanakan proses pembelajaran berfungsi untuk membentuk dan memajukan
dikelas. Pembelajaran diharapkan berjalan seseorang, masyarakat, bangsa dan negara
dengan baik apabila terjadi peningkatan untuk mencapai derajat kualitas sumberdaya
kompetensi pedagogik dari Guru pada proses manusia dan peradaban yang unggul.
pembelajaran. Dapat diketahui bahwa Keunggulan sumberdaya manusia dan dunia
kompetensi pedagogik guru memiliki pendidikan yang telah membawa kepada
pengaruh terhadap proses pembelajaran kemajuan dan moderenisasi tidak bisa
dalam hal ini dijelaskan bahwa guru dapat dilepaskan dari peran serta dari seorang guru
menggunakan beberapa teori belajar dalam dalam proses proses belajar mengajar dan
sekali pertemuan sehingga siswa memberikan merupakan suatu proses yang mengandung
respon dan terjalin interaksi dalam proses serangkaian perbuatan guru dan siswa atas
Taufiq Eka Riandhana, Pengaruh Kompetensi Pedagogik Dan Kompetensi Profesional Guru……………………….186

dasar hubungan timbal balik yang kepada karena keprofesionalan. Beberapa hal
berlangsung dalam situasi edukatif untuk yang mempengaruhi tinggi rendahnya
mencapai tujuan tertentu. Agar terciptanya keprofesionalan dari seorang guru tersebut
proses pembelajaran yang baik maka adalah rasa senang akan mengajar, memiliki
diperlukan kompetensi guru dalam hal ini tanggung jawab dalam pekerjaan, mampu
kompetensi yang berperan ialah salah satunya bekerja sama dengan baik dan yang utama
kompetensi profesional. adalah disiplin dalam menjalankan amanat
Guru yang profesional dapat menguasai yang diberikan sebagai seorang guru. Dari
standar kompetensi dan mengembangkan wawancara yang dilakukan kepada beberapa
materi pembelajaran, mengembangkan orang guru diketahui bahwa guru profesional
keprofesionalan secara berkelanjutan dan itu sangat dibutuhkan bukan menjadi sebuah
memanfaatkan teknologi yang ada. Disisi beban tapi menjadi keharusan dan kewajiban,
lain, guru dituntut untuk menunjukan etos guru yang bertanggung jawab akan selalu
kerja yang tinggi dan dapat profesional terhadap tugas yang diembannya.
mengkomunikasikan hasil belajar peserta Pekerjaan sebagai seorang guru sangat
didik kepada orang tua/wali mengenai menyenangkan karena dapat memberikan
perkembangan peserta didik. Berdasarkan ilmu pengetahuan dan dapat berinteraksi
hasil penelitian kompetensi profesional Guru secara langsung dengan peserta didik,
terhadap Pembelajaran IPS dapat diketahui menurut beberapa orang guru mengajar itu
bahwa kompetensi profesional memberikan merupakan sebuah hobi dimana pekerjaan
pengaruh yang signifikan terhadap yang dilakukan dengan senang hati dari rasa
pembelajaran IPS dengan hasil data senang inilah maka guru dalam proses
persamaan regresi sederhana yang diperoleh mengajar akan profesional.
yaitu Y = 11,032 + 0,954 dengan kontribusi
pengaruh sebesar 29,2% dan nilai signifikan C. Pengaruh kompetensi pedagogik dan
diperoleh dari nilai Fhitung = 24,474 > Ftabel profesional guru terhadap
3,17 serta tingkat probabilitas sig 0,000 pembelajaran IPS
sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai sig Pengujian Hipotesis ketiga,
(0,000) lebih kecil dari ɑ (0,05) yang artinya menggunakan analisis regresi berganda
signifikan yaitu ada pengaruh antara menghasilkan arah regresi X1 sebesar 0,534
Kompetensi Profesional Guru terhadap dan X2 sebesar 0,509 dengan nilai a
Pembelajaran IPS. konstanta sebesar -1,842. Sehingga pengujian
Seorang guru yang profesional bukan pada hipotesis analisis regresi berganda
bekerja untuk dipuji atau untuk menghasilkan data seperi pada tabel 7
membanggakan diri apalagi untuk berikut:
mendapatkan imbalan melainkan lebih

Tabel 7. Pengujian Besaran Presentase Pengaruh Kompetensi Pedagogik dan Kompetensi


Profesional Guru Secara Bersama Terhadap Pembelajaran IPS
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
a
1 ,630 ,397 ,386 6,931
b
2 ,676 ,458 ,438 6,633

Pada tabel dapat dilihat model 1 dan dari output diatas diperoleh koefisien
menjelaskan besarnya nilai korelasi atau determinasi (R2) pada model 1 sebesar 0,386
hubungan antara kompetensi pedagogik Guru yang mengandung pengertian bahwa
dengan pembelajaran IPS yaitu sebesar 0,630
187 e Jurnal Katalogis, Volume 4 Nomor 1, Januari 2016 hlm 178-188 ISSN: 2302-2019

pengaruh variabel kompetensi pedagogik tidak, jelas sekali akan terlihat perbedaan,
Guru terhadap pembelajaran sebesar 38,6%. bahwa peserta didik yang berada di sekolah
Pada model 2 menjelaskan besarnya favorit jauh lebih baik dalam menerima
nilai korelasi antara kompetensi profesonal pembelajaran dalam hal ini tentu saja
Guru terhadap pembelajaran IPS yaitu ditunjang degan fasilitas yang ada dan
sebesar 0,676 dan menjelaskan besarnya kemampuan ekonomi dari orang tua yang
presentasi pengaruh variabel kompetensi bisa dikatakan jauh dari kata cukup.
profesional Guru terhadap pembelajaran IPS Berdasarkan kenyataan ini, tentu saja pada
yaitu sebesar 0,438 atau 43,8% sehingga saat proses pembelajaran berlangsung peserta
dapat disimpulkan besarnya pengaruh didik kurang memiliki konsentrasi dalam
kompetensi pedagogik Guru (X1) dan menerima pelajaran. Dari sinilah kompetensi
profesional Guru (X2) dengan pembelajaran pedagogik dan profesional seorang guru itu
IPS (Y) = 17,6% (43,8%-38,6%) penjelasan dilihat, bagaimana sikap yang diambil dalam
bahwa 17,6% merupakan faktor lain yang proses pembelajaran. Jika seorang guru
mempengaruhi pembelajaran. tersebut tidak memiliki sifat dan sikap
Kompetensi pedagogik dan profesional profesional yang baik maka dipastikan
guru memberikan pengaruh yang signifikan pembelajaran akan berlangsung kurang baik
terhadap pembelajaran dengan hasil begitu pula sebaliknya. Oleh karena itu,
persamaan regresi berganda diperoleh Y = - menjadi seorang guru itu bukanlah pekerjaan
1842 + 0,534 + 0,509. Berdasarkan hasil yang gampang seperti pandangan sebagian
wawancara dengan beberapa orang guru, masyarakat, selain mengajar guru juga
dapat diketahui bahwa kompetensi pedagogik dituntut untuk bisa membimbing, membantu
dan profesional dapat dilaksanakan sejalan dan memberikan motivasi kepada peserta
dan memberikan efek yang baik dalam didik dalam proses pembelajaran dikelas dan
pembelajaran. Namun, dalam hal ini diluar kelas agar setiap peserta didik menjadi
ditegaskan lagi masalah yang dihadapi lebih baik dan dapat berkembang.
seorang guru dilapangan cukup banyak
utamanya dari peserta didik. Setiap karakter KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
peserta didik berbeda-beda ada yang
memiliki daya tangkap yang cepat dan begitu Kesimpulan
pula sebaliknya, guru yang profesional tidak Dari hasil penelitian yang telah
akan mungkin memaksakan peserta didik dilakukan di SMP Negeri Kota Palu, maka
untuk mampu menangkap materi yang dapat disimpulkan sebagai berikut :
diberikan dengan kapasitas diri yang bisa 1. Kompetensi pedagogik guru berpengaruh
dikatakan lemah. Disinilah kompetensi positif terhadap pembelajaran IPS di SMP
pedagogik dari seorang guru dilihat apakah Negeri se-Kota Palu dengan besaran
dia mampu membimbing peserta didik signifikansi yaitu 38,6%.
tersebut atau tidak, tentunya dengan sifat dan 2. Kompetensi profesional guru berpengaruh
sikap yang profesional. positif terhadap pembelajaran IPS di SMP
Dijelaskan kembali oleh guru dalam Negeri se-Kota Palu dengan besaran
proses wawancara, bahwa begitu banyak signifikansi yaitu 29,2%
faktor yang menyebabkan proses dalam 3. Kompetensi profesional dan pedagogik
pembelajaran menjadi terhambat. Salah satu guru secara bersama-sama berpengaruh
contoh yang diberikan yaitu dari segi faktor positif terhadap pembelajaran IPS di SMP
ekonomi keluarga peserta didik. Dalam hal Negeri se-Kota Palu dengan besaran
ini, jika dibandingkan beberapa sekolah di signifikansi yaitu 38,6% dan 43,8%
Kota Palu yang masuk kategori favorit dan
Taufiq Eka Riandhana, Pengaruh Kompetensi Pedagogik Dan Kompetensi Profesional Guru……………………….188

Rekomendasi Nana, Syaodih. 2011. Metode Penelitian


Berdasarkan hasil analisis dan pendidikan. Bandung: Remaja
kesimpulan yang telah dilakukan, maka Rosdakarya.
peneliti dapat merekomendasikan hal-hal Peraturan Menteri Penidikan Nasional
berikut. Republik Indonesia Nomor 16 Tahun
(a) Kompetensi pedagogoik guru perlu 2007 Butir 20 tentang Kompetensi
ditingkatkan melalui proses pendidikan Profesional
dan pelatihan agar terbentuk guru yang Sugiyono. 2001. Statistik nonparametris
kompeten dibidangnya. Dalam hal ini, untuk Penelitian . Bandung: CV.
sangat diperlukan pelatihan dalam Alfabeta.
mengembangan pembelajaran dikelas Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang
utamanya dalam penggunaan media Sistem Pendidikan Nasional.
pembelajaran. Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005
(b)Peningkatan mutu pembelajaran tentang Guru dan Dosen.
diupayakan agar setiap guru yang
tersertifikasi khususnya pada
pembelajaran IPS dapat mengembangkan
sikap keprofesionalannya dan mengikuti
perkembangan IPTEK sehingga guru IPS
tidak terjebak dengan pembelajaran yang
di dominasi oleh guru.
(c) Kepada Pemerintah Daerah atau kepala
Dinas Pendidikan Kota Palu disarankan
menerapkan kontrol terhadap perilaku
guru, sehingga tidak ada lagi guru yang
meninggalkan sekolah diluar jam yang
telah ditentukan.

UCAPAN TERIMA KASIH


Ucapan terima kasih kepada tim
pembimbing, Prof. Dr. H Juraid. M. Hum.
ketua pembimbing dan Dr. H. Asep
Mahpudz. M.Si. anggota pembimbing yang
memberi bimbingan dan arahan dari aspek
teoretis mapun praktis kepada peneliti guna
penyelesaian artikelini.

DAFTAR RUJUKAN
Arikunto, Suharsimi. 2000. Manajemen
Penelitian. Jakarta: PT. Rineke Cipta.
Kementerian Pendidikan Nasional. Direktorat
Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik
dan Tenaga Kependidikan tahun, 2010
tentang Kegiatan Penilaian Kinerja
Guru berkenaan penguasaan
Kompetensi Pedagogik

You might also like