You are on page 1of 32
= Menteri Perindustrian Republik Indonesia KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 148/M-IND/Kep/3/2016 TENTANG PENETAPAN STANDAR INDUSTRI HIJAU UNTUK INDUSTRI PUPUK BUATAN TUNGGAL HARA MAKRO PRIMER Menimbang Mengingat DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA, bahwa dalam = rangka = mendorong —_motivasi perusahaan industri untuk menerapkan_ industri hijau dengan cara melakukan upaya pemanfaatan sumber daya secara_ efisien, efektif, dan berkelanjutan, dipandang perlu menetapkan Standar Industri Hijau untuk Industri Pupuk Buatan Tunggal Hara Makro Primer; bahwa berdasarkan pertimbangan _sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Keputusan Menteri Perindustrian tentang Penetapan Standar Industri Hijau untuk Industri Pupuk Buatan ‘Tunggal Hara Makro Primer; Undang-Undang Nomor 3 tahun 2014 tentang Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 4, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5492); Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059); Peraturan Pemerintah Nomor 70 Tahun 2009 tentang Konservasi Energi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 171, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5083); Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2015 tentang Rencana Induk Pengembangan Industri Nasional Tahun 2015-2035 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 46, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 567 1); 5. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8); 6. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2015 tentang Kementerian Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 54); 7. Keputusan Presiden Nomor 121/P Tahun 2014 tentang Pembentukan —Kementerian dan Pengangkatan Menteri Kabinet Kerja Periode Tahun 2014-2019; 8. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 51/M- IND/PER/6/2015 tentang Pedoman Penyusunan Standar Industri Hijau; 9, Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 107/M- IND/PER/11/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perindustrian; MEMUTUSKAN: Menetapkan KESATU : Menetapkan Standar Industri Hijau untuk Industri Pupuk Buatan Tunggal Hara Makro Primer sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan Menteri ini. KEDUA : Dokumen Standar Industri Hijau sebagaimana dimaksud dalam diktum KESATU merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dari Keputusan Menteri ini. KETIGA : Keputusan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 14 Maret 2016 Salinan sesuai dengan aslinya Rare eral MENTERI PERINDUSTRIAN Perindustrian REPUBLIK INDONESIA, \kum dan Organisasi, ttd. SALEH HUSIN SALINAN Keputusan Menteri ini disampaikan Kepada: Para Pejabat Eselon I di lingkungan Kementerian Perindustrian; Para Pejabat Eselon II di lingkungan Kementerian Perindustrian; Kepala Biro Hukum dan Organisasi; Pertinggal. PENNE LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR __: 148/M-IND/Kep/3/2016 TANGGAL : 14 Maret 2016 DAFTAR PENETAPAN STANDAR INDUSTRI HIJAU Judul Standar Industri Hijau | - [sea ne) (2) (3) rs 1 | SIH 20122:2015 Industri Pupuk Buatan Tunggal Hara Makro Primer MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA, Salinan sesuai dengan aslinya i Gore “Sukretariat Jenderal pReeategperian Perindustrian SALEH HUSIN ‘STH 20122:2015 SIH Standar Industri Hijau INDUSTRI PUPUK BUATAN TUNGGAL HARA MAKRO PRIMER Kementerian <~ a Perindustrian wy REPUBLIK INDONESIA INDUSTRI HUAU STH 20122:2015 Industri Pupuk Buatan Tunggal Hara Makro P¥ 1 Ruang Lingkup Standar ini menguraikan definisi, persyaratan kriteria, batasan, metode verifikasi, serta persyaratan manajemen bagi industri pupuk, khususnya pupuk buatan tunggal hara makro primer. Ruang lingkup Standar Industri Hijau untuk industri pupuk buatan tunggal hara makro primer mencakup aspek-aspek: A. Persyaratan Teknis Bahan baku Bahan penolong Energi Air Proses produksi Produk Kemasan Limbah Emisi CO. PONANEWNE B. _Persyaratan Manajemen Kebijakan dan organisasi Perencanaan strategis Pelaksanaan dan pemantauan Tinjauan Manajemen BENE 2 Acuan ‘SNI 2801-2010 Pupuk Urea atau revisinya ‘SNI 02-3769-2005 Pupuk Super Fosfat (SP-36) atau revisinya SNI 02-1760-2005 Pupuk Amonium Sulfat (ZA) atau revisinya SNI ISO 9001:2008 Sistem Manajemen Mutu - Persyaratan atau revisinya SNI 1SO 14001:2004 Sistem Manajemen Lingkungan — Persyaratan dan panduan penggunaan atau revisinya SNI ISO 50001:2012 Sistem Manajemen Energi atau revisinya 3. Defini 3.1. Industri Hijau adaleh industri yang dalam proses produksinya mengutamakan upaya efisiensi dan efektivitas penggunaan sumberdaya secara berkelanjutan sehingga mampu menyelareskan pembangunan industri dengan kelestarian fungsi lingkungan hidup serta dapat memberi manfaat bagi masyarakat. 3.2. Standar adalah spesifikasi teknis atau sesuatu yang dibakukan termasuk tata cara dan metode yang disusun berdasarkan konsesus semua pihak yang terkait dengan memperhatikan syarat-syarat keselamatan, keamanan, kesehatan, lingkungan hidup, 3]SIH Pupuk Buatan Tunggal Hara Mak i STH 20122:2015 perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta pengalaman, perkembangan masa kini dan masa yang akan datang untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya. 3.3. Standar Industri Hijau adalah standar industri yang dalam proses _produksinya mengutamakan upaya efisiensi dan efektivitas penggunaan sumberdaya secara berkelanjutan sehingga mampu menyelaraskan pembangunan industri dengan kelestarian fungsi lingkungan hidup serta dapat member! manfaat bagi masyarakat_ yang memuat ketentuan mengenai spesifikasi teknis dan manajemen. 3.4 Perusahaan industri adalah setiap orang yang melakukan kegiatan di bidang usaha industri yang berkedudukan di Indonesia, 3.5 Pupuk adalah suatu bahan organik atau anorganik, mengandung satu atau lebih jenis unsur hara, yang ditambahkan ke dalam tanah atau disemprotkan pada tanaman dengan maksud untuk menambah unsur hara yang diperiukannya dan meningkatkan produksi 3.6 Pupuk Hara Makro Tunggal adalah pupuk yang hanya mengandung satu jenis unsur ara dari empat unsur hara N (nitrogen), P (phosfat), K (kalium) dan Mg (magnesium). 3.7. Bahan baku adalah bahan mentah, barang setengah jadi, atau barang jadi yang dapat diolah menjadi barang setengah jadi atau barang jadi yang mempunyai nilai ekonomi yang lebih tinggi. 3.8 Bahan penolong (auxiliaries) adalah bahan-bahan yang digunakan dalam proses produksi yang sifatnya hanya membantu atau mendukung kelancaran proses produksi 3.9 Bahan bakar fosil adalah bahan bakar tradisional berbasis karbon yang tak terbarukan yang digunakan di industri, misalnya gas bumi, batubara, dan minyak bumi. 3.10 Bahan bakar alternatif adalah substitusi bahan bakar fosil dengan bahan lain termasuk limbab. 3.11 COA (Certificate of Analysis) adalah dokumen resmi yang dikeluarkan oleh pihak berwenang atau lembaga terakreditasi yang menjelaskan keaslian dan kualitas dari suatu barang atau produk. 3.12 SDS (Safety Data Sheet) adalah lembar data keselamatan (LK) yang berisi informasi mengenai sifat-sifat zat kimia, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan zat kimia, pertolongan apabila terjadi kecelakaan, penanganan zat yang berbahaya dan merupakan protokol keselamatan dan keamanan kerja, digunakan secara luas di dalam laboratorium, industri, serta pihak-pihak yang bekerja dengan bahan kimia. 3.13 Air demin (air demineralisasi) adalah air bebas mineral yang dihasilkan dari proses demineralisasi air baku, yang dipergunakan sebagai umpan ke boiler untuk menghasilkan steam. 3.14 OEE (Overall Equipment Effectiveness) adalah metode pengukuran terhadap performance yang berhubungan dengan ketersediaan (availability) proses, produktvitas dan kualitas yang berfungsi untuk mengetahui efektivitas penggunaan mesin, peralatan, waktu serta material dalam sebuah sistem operasi di industri 3.15 Reduce (pengurangan) adalah upaya untuk menurunkan atau mengurangi timbulan limbah pada sumbernya. 3.16 Reuse (penggunaan kembali) adalah upaya yang memungkinkan suatu limbah dapat digunakan kembali tanpa perlakuan fisika, Kimia atau biologi. 3.17 Recycle (daur ulang) adalah upaya mendaur ulang limbah untuk memanfaatkan limbah dengan memprosesnya kembali ke proses semula melalui perlakuan fisika, kimia, dan biologi 4[SIH Pup o Prime STH 20122:2015 3.18 Recovery (ambil ulang) adalah upaya mengambil bahan-bahan yang masih mempunyai nilai ekonomi tinggi dari suatu limbah, kemudian dikembalikan ke dalam proses produksi dengan atau tanpa perlakuan fisika, kimia dan biologi 3.19 Bahan Kimia Berbahaya adalah bahan kimia balk dalam bentuk tunggal_maupun ‘campuran yang dapat membahayakan kesehatan dan lingkungan hidup secara langsung atau tidak langsung yang mempunyai sifat racun, karsinogenik, teratogenik, mutagenik, korosif, dan iritasi. 3.20 Verifikasi adalah proses atau prosedur konfirmasi melalui penyediaan bukti obyektif, bahwa persyaratan yang ditentukan telah dipenuhi 3.21 Package Boiler adalah pembangkit steam yang bekerja dengan menggunakan panas pembakaran sendiri 3.22 Waste Heat Boiler adalah pembangkit steam yang bekerja dengan memanfaatkan panas buang 4 Simbol dan singkatai BOP Best Demonstrated Production BML : Baku Mutu Lingkungan CoA Certificate of Analysis co, Karbon Dioksida GRK Gas Rumah Kaca GTG : Gas Turbin Generator H2SO4, Asam Sulfat IPAL Instalasi Pengolahan Air Limbah IPLC Tzin Pembuangan Limbah Cair kWh > kiloWatt hour KPI Key Performance Indicator Limbah B3 Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun: MJ Mega Joule mmbtu millions metric British Thermal Unit NaOH Natrium Hidroksida NH, Amoniak OEE Overall Equipment Effectiveness SDS Safety Data Sheet WHB Waste Heat Boiler 5|SIH Pupuk Buatan Tunggal Hara M k 8 5 Persyaratan Teknis Bahan Baku Corea Ld. Sumber bahan baku Lh. Internal (produksi sendiri) 11.2. Eksternal 12 Spesifikasi bahan baku | 13. Penanganan bahan baku 14, Penggunaan bahan baku (utama) untuk produksi pupuk SIH 20122:2015 Metode Verifikasi | Bahan baku | Periksa laporan hasil diproduksi sendiri | produksi bahan baku, dengan menjalankan | proses produksi, tata praktek terbaik (best | letak pabrik, serta available technique) | diagram alir proses dalam proses | rok tohan bak produksi | Pihak eksternal | Periksa laporan (pemasok) enerimaan bahan baku menyediaan bahan | dari pemasok, sertifikat baku sesuai dengan | bahan baku (seperti persyaratan proses | CoA, SDS, dll), serta izin dan kualitas pabrik. | terkait seperti izin impor sika bahan baku berasal | dari luar negeri Spesifikasi bahan _| Periksa spesifikasi bahan baku diketahui. baku berdasarkan dokumen atau sertifikat bahan baku (CoA dan i) Prosedur penanganan | Periksa dokumen_ bahan baku. | prosedur penanganan | bahan baku (prosedur penerimaan, penyimpanan, Pengangkutan dan pemakaian). a. Urea Periksa kebenaran * Maksimum 0,62 | perhitungan ton amoniak/ | penggunaan bahan baku ton urea, terhadap produk pupuk * maksimum 0,8 | Periode satu tahun ton CO. / ton | terakhir. Periksa urea. perhitungannya sesuai b. SP36 dengan lampiran Maksimum 0,8 ton | COkume® In fosfat alam/ ton P36 c ZA ~ Proses Cair: = Maksimum, 0,32 ton amoniak/ton Za 61SIH Pupuk Buatan Tungga Hara Mak ig SIH 20122:2015 etc) = Maksimum, 0,83 ton asam sulfat/ton ZA + Proses Padat © Maksimum 1,5 ton | gypsum/ton ZA 2. | Bahan Bahan Penggunaan bahan | Periksa dokumen Penolong tambahan yang | penolong sesuai (realisasi) penggunaan dibutuhkan dengan ketentuan bahan penolong (katalis, dalam proses | (persyaratan atau | asam suifat, natrium produksi (Katalis, | formula) yang hidroksida) dan Asam Sulfat, dan | ditetapkan ketentuan yang Natrium perusahaan. dipersyaratkan. Hidroksida) aaponeaiean berdasarkan umur | teknis katalis |b. Kebutuhan | maksimum 0,75 kg | HeSO, /m? air | demin. | | c. Kebutuhan | |” maksimum 1,3 kg | | NaQH/m? air | | demin, | 3. | Energi BL. a. Urea (jesceiiaparen Konsumsi Energi | Maksimum 37 | eae benaaen mmbtu/ ton urea gas untuk produksi : (mulai berproduksi | M@5ingmasing pupal Sebelum tahun | Periode satu tahun 1995) terakhir sesuai dengan | Lampiran pada dokumen b. Urea |ini. Maksimum 33 setelah 1995) c. SP 36 36. 6. 2A mmbtu/ ton urea (mulai berproduksi Maksimum 1,2 mmbtu/ ton SP ~ Proses Cair’ Maksimum 16 ‘mmbtu/ ton ZA. ~ Proses Padat: Maksimum 4,5 ‘mmbtu /ton ZA. tahun | 7/stH Pupuk Buatan Tunggal Hara Makro Pr ss SIH 20122:2015 Kriter Ren gy 3.2. | Pemanfaatan | Panas di Utilitas 3.2.4 a. Package boiler, | Periksa dokumen Konsumsi Maksimum 3,3 | pemanfaatan gas buang gas/ steam mmbtu/ ton dari GTG yang steam. | dimanfaatkan untuk b. WHB: | ree Maksimum 2,3 mmbtu/ ton” | steam. | 3.2.2. Pemanfaatan WHE | Perksa dokumen Pemanfaatan | disetarakan dengan _| pemanfaatan WHB dari WHB penggunaan gas bumi | GTG minimum sebesar 1 mmbtu/ton steam Air Total konsumsi |a. Urea Periksa laporan air per total Maksimum 5,5 | perhitungan pemakaian berat produk m’/ ton urea, air (air demin) untuk pupuk b. $P36 proses produksi pupuk Maksimum 4,5 m?/ | Periode satu tahun tonfeeiae? terakhir sesuai dengan lampiran dokumen ini. |e ZA = Proses Cair: Maksimum 3,8 | m’/ ton ZA ~ Proses Padat: Maksimum 2,6 m? /ton ZA Proses Kinerja Peralatan | Minimum 70% Periksa kinerja peralatan produksi yang dinyatakan / operasional yang dalam OEE disediakan oleh perusahaan industri periode satu tahun terakhir sesuai dengan lampiran dokumen ini Produk Pupuk | Spesifikasi ‘Sesuai spesifikasi SNI: | Periksa mutu produk produk pupuk —_| Mutu produk berdasarkan laporan memenuhi standar | hasil uji laboratorium produk kimia untuk | yang terakreditasi, Pupuk berdasarkan standar SNI atau revisinya serta ‘+ SNI2801-2010 _| standar lainnya dan Pupuk Urea atau | bandingkan dengan revisinya standar yang diacu. = SNI02-3769- 2005 Pupuk Super Fosfat (SP- 36) atau revisinya 8|S1H Pupuk Buatan Tunggal Hara Makro Primer pacar Cree Reece ‘SNI 02-1760 2005 Pupuk Amonium Sulfat (ZA) atau revisinya Kemasan Spesifikasi mutu | Mutu kemasan produk | Periksa mutu kemasan kemasan produk | yang digunakan produk berdasarkan memenuhi standar laporan hasil uji ‘SNI, atau revisinya laboratorium yang serta standar lainnya. | terakreditasi, berdasarkan standar SNI | atau revisinya serta | standar lainnya dan | bandingkan dengan standar yang diacu Limbah Pengelolaan Memenuhi baku mutu | Periksa baku mutu limbab yang lingkungan dan lingkungan berdasarkan dihasilkan dari_| perijinan sesuai hasil uj laboratorium | kegiatan industri | ketentuan perundang- | yang terakreditasi, serta pupuk meliputi: | undangan. dokumen 81. Pengelolaan limba cair 82 Pengelolaan limbah padat (Limbah B3 dan Limbah non 83) 83. Pengelolaan limbah gas Pengelolaan dan/atau Pemantauan limbah periode satu tahun terakhir dan bandingkan dengan standar yang | diacu Memiliki IPAL dan izin | Periksa keberadaan pembuangan limbah | IPAL, kondisi | air. operasional IPAL (berfungs atau tidak), serta bukti kepemilikan izin pembuangan limbah cair periode satu tahun | terakhir. Mengacu pada Periksa cara pengelolaan rencana pengelolaan | limbah padat dan limbah padat yang —_| ketentuan yang tertuang tertuang dalam dalam dokumen dokumen lingkungan | pengelolaan lingkungan yang telah disetujui | periode satu tahun terakhir. Mengacu pada Periksa implementasi rencana pengelolaan | program dan data hasil kualitas udara (udara_| pemantauan kualitas. ambient dan emisi_ | udara (ambient dan gas buang) emisi), bandingkan sebagaimana tertuang | dengan peraturan yang dalam dokumen berlaku. | lingkungan hidup, dan memastikan parameter kualitas udara sesuai BML. 91SIH Pupuk Buatan Tunggal Hara Makro Prim | a CO Crear) | Emisi Gas Tingkat emisi | Rumah Kaca | CO; equivalent | | (GRK) (CO; eq) pada proses | pembuatan pupuk Peer Tingkat emisi CO maksimum 1,6 ton CO, eq /ton urea. STH 20122:2015 enact | Periksa hasil perhitungan emisi CO:, dan/atau laporan engukuran atau pemantauan emisi GRK sesuai dengan lampiran dokumen ini. 6 Persyaratan Manajemen No ors paeucy 1. | Kebijakan dan | 1.1. Organisasi Kebijakan Industri Hijau Corer Perusahaan wajib memiliki Kebijakan tertulis Penerapan Rear Periksa dokumen kebijakan penerapan industri hijau yang penerapan industri hijau di perusahaan b. Program pelatihan/ peningkatan kapasitas SDM tentang industri hijau Industri Hijau ditandatangani oleh pimpinan puncak 12. a. Keberadaan Periksa dokumen Organisasi corganisasi dan tim | penetapan organisasi Industri Hijau pelaksana dan tim pelaksana penerapan industri hijau yang ditandatangani oleh pimpinan puncak Periksa sertifikat/bukti pelatihan/peningkatan kapasitas SOM tentang industri hijau 1.3. | Sosialisasi Kebijakan dan Organisasi Industri Hijau Terdapat kegiatan sosialisasi kebijakan dan organisasi industri hijau di perusahaan Periksa bukti kehadiran atau dokumentasi atau fotokopi media sosialisasi tentang kebijakan dan organisasi | industri hijau di | perusahaan 2. | Perencanaan | 2.1. Perusahaan memilki Periksa dokumen tujuan ‘mencapai tujuan dan sasaran dari kebijakan penerapan Industri Hijau Strategis Tujuan dan Rencana strategis. | dan sasaran penerapan Sarasan Industri | (Renstra) dan Industri Hijau di Hijau program untuk Perusahaan mencapai tujuan dan sasaran dari kebijakan Penerapan Industri Hijau 22 Perusahaan memiliki | periksa dokumen Perencanaan Rencana strategis Renstra dan Program Strategis dan (Renstra) dan yang mencakup Program program untuk | Efisiensi penggunaan bahan baku; - Efisiensi penggunaan energi; 10) STH Pu puk Buatan Tunggal Hara Makro Primgr i) pong SIH 20122:2015 rer Core Ir Efisiensi penggunaan air; - Konservasi energi; + Konservasi air + Pengurangan emisi GRK; - Pengurangan limbah (B3 dan Non 83) - Jadwal pelaksanaan, enanggung jawab, dan alokasi dana Dokumen Renstra dan Program ditandatangani oleh pimpinan puncak 3. | Pelaksanaan dan | pemantauan 3a, Pelaksanaan Program Program dilaksanakan | Periksa bukti sesuai dengan jadwal_| pelaksanaan program: dan dilaporkan secara | Ko.umentasi berkala kepada manajemen seta | PeekS@n@@N program mendapatkan perseuan dan Pensgunsen bahon manajemen puncak . Efisiensi penggunaan energi; * Efisiensi Penggunaan air; © Konservasi energi; = Konservasi air; © Pengurangan emisi GRK; * Pengurangan limbah (B3 dan Non 83) - Dokumentasi realisasi alokasi anggaran untuk pelaksanaan program yang telah direncanakan ~ Bukti persetujuan pelaksanaan program dari manajemen| Puncak 32 Pemantauan Program Pemantauan program | Periksa laporan hasil dilaksanakan secara._| pemantauan program berkala dan hasilnya | dan bukti pendukung dilaporkan sebagai _| baik yang dilakukan. bahan tinjauan secara internal maupun manajemen puncak —_| eksternal. dan masukan dalam _ | Laporan yang dilakukan ‘melakukan perbaikan_| secara internal, berkelanjutan divalidasi oleh manajemen puncak. 11/ SIH Pupuk Buatan Tunggal Hara Makro Prim 7 8 SIH 20122:2015 Bibliografi Undang - Undang Nomor 3 tahun 2014 tentang Perindustrian. Undang - Undang Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Undang-undang Nomor 30 Tahun 2007 tentang Energi. Undang - Undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2014 tentang Kebijakan Energi Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan. Peraturan Pemerintah Nomor 70 tahun 2009 tentang Konservasi Energi EU IPPC Reference Document on Best Available Techniques for the Manufacture of Large Volume Inorganic Chemicals - Ammonia, Acids and Fertilisers (2006) European Fertilizer Manufacturers Association (EFMA) (2000) International Energy Agency (IEA): Tracking Industrial Energy Efficiency and COs Emissions in Support of the G8 Plan of Actions (2007) Kementerian Lingkungan Hidup, Metodologi Penghitungan Tingkat Emisi GRK Proses Industri, dan Pengunaan Produk Kementerian Perindustrian, Petunjuk Teknis Perhitungan Emisi GRK Sektor Industri, 2012. Diagram Alir 8.1. Diagram alir proses produksi ammoniak (sumber: PT. Petrokimia Gresik) Gas Alam, DESUFURIZER _| + Menghilangkan Sulfur (S & HS) 1 REFORMER + Pembentukan/sintesa gas hydrogen Hz I CO- CONVERTER | +Mengubah gas CO menjadi Oz + Menyerap gas CO; (dengan |arutan Benfield) ABSORBER untuk memisahkan darigas sintesa Oz tI + Melepas gas CO: dari larutan penyerap. ‘STRIPPER disamping sebagai bahan baku Urea & ZA Il, juga diproses menjadi CO, cair darvatau dry ice NH:- CONVERTER | + Pembentukan produk amoniak I (inal REFRIGERATION | *Pendinginan hingga suhu sesuai kebutuhan 12|STH Pupuk Buata Hara Mak Tunggal 8.2. Diagram alir proses produksi urea (sumber: PT. Petrokimia Gresik) [Amoniak/NEb ‘SIH 20122:2015 ee REACTOR [eq *Reaksi: NH3-+ CO2 > larutan carbamat + Pelepasan air/H.0 dari carbamat > Urea 5 5 |_| « Memisahkan kelebihan NH co: P[__ STRIPPER ‘Menguraltan sea carbamat> NH: + CO> I ABSORBER + Penyerapan gas CO? & NHo DECOMPOSER ‘+ Memisahkan carbamat, CO2 & NH3 dari larutan Urea + Penyempurnaan dekomposisi carbamat ‘CONCENTRATOR + Pemekatanlarutan Ureahingga 99.7% PRILLINGTOWER | — + Membentukbutiran Urea Produk Urea 8.3. Diagram alir proses produksi ZA (sumber: PT. Petrokimia Gresik) (a). Produksi ZA Vill |Amoniak/NHs Asam pa DRIYER +Pengeringan ProdukZA = |ATURATOR + Reaksi: NH3+ H:S0« > (NH4)2S0s (2A) Sulftt (pembentukan kristal ZA) CENTRIFUGE + Memisahkan kristal ZA dari larutan 13)SIH Pupuk Buatan Tunggal Hara Makro Primeg ‘SIH 20122:2015 (b). Produksi ZA I Gas CO: Amonlak’)[ CARBONATION] * Reaksi:NH:+ CO: >(NHy):CO: som ie % 3 + Reaksi: (NH):CO; + CaSO;2H.0 > (NHy).S0++ Gypsum [RE pero ncatacs + Memisahkan kapurichalk cake (CaCO:) dari , A s jarutan €eaco. FIL TRATION on As. Sulfat-)[ NEUTRALIZATION | * Mereaksikan sisa amoniak (NH) = lees EVAPORATION | * Menguapkan airdan membentuk kristal ZA CRISTALIZATON LoASrAearoN SG& | * Pengeringan dan pendinginan produk ZA pie dilakukan didalam satu roll drum Produk ZA ae 44]STH Pupuk Buatan Tunggal Hara Makro Primey ‘STH 20122:2015 SIH Lampiran INDUSTRI PUPUK BUATAN TUNGGAL HARA MAKRO PRIMER oy Kementerian ‘ a Y Perindustrian Ww REPUBLIK INDONESIA INDUSTRI HUAU A. Persyaratan Teknis Lae Cg Bahan Baku paid a Sumber bahan baku Das Internal (produksi sendiri) 14.2, Eksternal 1.2 Spesifikasi bahan baku 13. Penanganan bahan baku 14, Penggunaan bahan baku (tama) untuk produksi pupuk STH 20122:2015 cere | | Bahan baku | Peniksa laporan hasil | diproduksi sendiri | produksi bahan baku, dengan menjalankan | processing plant layout, praktek terbaik (best _ serta diagram alir proses | practice) dalam | produksi bahan baku. | proses produksi. | Pihak eksternal Periksa laporan (pemasok) enerimaan bahan baku menyediaan bahan | dari pemiasok, sertifikat baku sesuai dengan | bahan baku (seperti CoA, persyaratan proses | SDS, dll), serta izin | dan kualitas pabrik, | terkait seperti izin impor | sika bahan baku berasal | dari luar negeri. | Spesifikasi bahan Periksa spesifikasi bahan | baku diketahui. baku berdasarkan | dokumen atau sertifikat, | bahan baku (CoA dan SDS). Prosedur penanganan | Periksa dokumen bahan baku. prosedur penanganan bahan baku (prosedur penerimaan, penyimpanan, Pengangkutan dan pemakaian). a. Urea Periksa kebenaran Maksimum 0,62 | perhitungan penggunaan ton amoniak/ ton | bahan baku terhadap urea, dan produk pupuk periode maksimum 0,8 | satu tahun terakhir. | ton CO; / ton Periksa perhitungannya urea. sesuai dengan lampiran b. SP 36 dokumen ini Maksimum 0,8 ton rock fosfat/ ton SP36 c ZA ~ Proses Cair: = Maksimum, 0,32 ton amoniak/ ton ZA 1[Lempiran SiH Pupuk Buatan Tungga Hara Makro Primer SIH 20122:2015, Peter Metode Verifikasi ParcuLy ‘= Maksimum, 0,83 ton asam sulfat/ ton ZA ~ Proses Padat = Maksimum, 1,5 ton gypsum/ton ZA 2. | Bahan Bahan tambahan | Penggunaan bahan | Periksa dokumen Penolong yang dibutuhkan | penolong sesuai (realisasi) penggunaan dalam proses dengan ketentuan _| bahan penolong (katalis, produksi (Katalis, | (persyaratan atau —_‘| asam sulfat, natrium ‘Asam Sulfat, dan | formula) yang hidroksida) dan atrium Hidroksida) | ditetapkan ketentuan yang perusahaan dipersyaratkan. a. Penggunaan berdasarkan umur teknis katalis. b. Kebutuhan maksimum 0,75 kg_H,S04 /m? air demin. cc. Kebutuhan maksimum 1,3 kg NaQH/m? air demin. » Bahan baku dan bahan penolong 1. Penjelasan Pemenuhan sertifixasi dan izin bahan baku dan bahan penolong dimaksudkan untuk memenuhi standar mutu dan keamanan yang mengacu pada standar nasional atau internasional SDS (safety data sheet) merupakan lembar data keselamatan yang berisi informasi tentang sifat-sifat zat kimia, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengunaan zat kimia, pertolongan apabila terjadi kecelakaan, penanganan zat yang berbahaya dan merupakan protokol keselamatan dan keamanan kerja, digunakan secara luas didalam laboratorium, industri, serta pihak-pihak yang bekerja dengan bahan kimia. 2. Sumber Data/Informa: Data sekunder: Bukti sertifikat analisis bahan, izin impor, lembar data keselamatan (safety data sheet) dari bahan baku dan bahan penolong yang digunakan dalam proses produksi Data Primer + Rekaman observasi lapang dan wawancara terkait sertifikasi, izin dan pemakaian bahan baku dan bahan penolong. 3. Cara Verifikasi : + Periksa sertifikat analisis bahan, izin impor, lembar data Keselamatan (safety data sheet) dari bahan baku dan penolong dalam waktu minimal 1 tahun terakhir. 2|Lampiran SIH Pupuk Buatan Tungga Hara Makro Primer ‘SIH 20122: 1015 Identifikasi dan evaluasi jenis, Kategori dan sumber bahan baku dan bahan penolong yang digunakan oleh industri secara langsung dan (jika memungkinkan) bandingkan berdasarkan referensi yang ada (peraturan, data empiris, hasil riset, dan lain-lain). Periksa arsip dokumen penanganan bahan baku dan bahan penolong meliputi penerimaan, penyimpanan, pengangkutan dan pemakaian dalam waktu minimal 1 tahun terakhir. Periksa kelengkapan dokumen SOP penanganan bahan baku dan bahan penolong dari level 1- 4 (prosedur, manual, instruksi kerja dan pencatatan) Periksa hasil uji bahan dari laboratorium terakreditasi atau lembaga terakreditasi sesuai ISO/IEC 17025 dalam waktu minimal 1 tahun terakhir. iensi pemanfaatan bahan baku (utam: uk 1. Penjelasan Pemenuhan tingkat rasio bahan baku per satuan produk yang dihasilkan merupakan sasaran penerapan industri hijau. Optimasi dan minimasi penggunaan bahan baku merupakan elemen terpenting dalam penerapan konsep industri hijau di industri. Dengan menggunakan bahan baku secara efisien akan berdampak positif terhadap pengurangan biaya produksi sekaligus mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan Bahan baku utama untuk pabrik pupuk urea adalah ammoniak (NH) dan gas karbon dioksida (CO: Bahan baku utama untuk pabrik pupuk SP 36 adalah Rock fosfat. Bahan baku utama untuk pabrik pupuk ZA untuk proses cair adalah Ammoniak dan Asam Sulfat, sedangkan untuk proses padat adalah gypsum. 2. Sumber Data/Informasi: sekunder: Data Data Data penggunaan bahan baku utama pada periode 1 tahun. Neraca Massa Data produksi pupuk aktual pada periode 1 tahun. Diagram proses produksi.. Primer: Rekaman observasi lapangan dan wawancara. 3. Cara Verifikasi : Rep Urea Periksa perhitungan data penggunaan bahan baku pada periode 1 tahun. Periksa perhitungan data produksi aktual pada periode 1 tahun. Periksa_perhitungan efisiensi penggunaan material bahan baku terhadap produk dengan formula berikut Rep Urea = B(NH3+CO2) /P (UREA) x 100% Rasio Bahan Baku terhadap Produk (%) Jumlah produk akhir (Urea) yang dihasilkan dalam satu periode1 tahun (ton) Jumiah total pemakaian bahan baku (NH; dan CO;) dalam periode 1 tahun (ton) BiLampiran SIH Pupuk Buatan SIH 20122:2015 Rs, SP36 = B (Rock fosfat) /P (SP.36) x 100% Rap SP36 Rasio Bahan Baku terhadap Produk (%) P 2 Jumlah produk akhir (SP 36) yang dihasilkan dalam satu perioded tahun (ton) B + Jumlah total pemakaian bahan baku (Rock Fosfat) dalam periode 1 tahun (ton) Ro ZA = B(Ammoniak) /P (ZA) x 100% Rep ZA (proses: _Rasio Bahan Baku terhadap Produk (%) cair) P Jumlah produk akhir (ZA) yang dihasilkan dalam satu periode1 tahun (ton) B Jumiah total pemakaian bahan baku (ammoniak) dalam periode 1 tahun (ton) Rs ZA = B (Asam Sulfat) /P (ZA) x 100% Rep ZA (proses Rasio Bahan Baku terhadap Produk (%) air) P Jumlah produk akhir (ZA) yang dihasilkan dalam satu periode1 tahun (ton) B Jumiah total pemakaian bahan baku (Asam Sulfat) dalam periode 1 tahun (ton) Rep ZA = B (Gypsum) /P (ZA) x 100% Rep ZA (proses Rasio Bahan Baku terhadap Produk (%) padat) P Jumlah produk akhir (ZA) yang dihasilkan dalam satu periode tahun (ton) B Jumlah total pemakaian bahan baku (gypsum) dalam periode 1 tahun (ton) pare) Coe Pee N ec | 3. | Energi 3. a. Urea Periksa laporan Konsumsi Energi | Maksimum 37 __| perhitungan pemakaian | mmbtu/ ton urea | gas untuk produksi (mulai masing-masing pupuk berproduksi eriode satu tahun sebelum tahun | terakhir sesuai dengan 1995) Lampiran pada dokumen | b. Urea in | Maksimum 33 | mmbtu/ ton urea | (mulai produksi setelah tahun 1995) 4|Lampiran SiH Pupuk Buatan Tunggal dara Makro me ‘SIH 20122:2015 ICCA | Maksimum 1,2 mmbtu/ ton SP. 36. 4. ZA = Proses Cair: Maksimum 16 mmbtu/ ton ZA. ~ Proses Padat: Maksimum 4,5 mmbtu /ton ZA. 3.2 Pemanfaatan Panas Buang 3.24. a. Package boiler. _| Periksa dokumen Konsumsi gas / Maksimum 3,3. | Pemanfaatan gas buang steam | mmbtu/ ton dari GTG yang steam. dimanfaatkan untuk WH |b. WHB: Maksimum 2,3 | mmbtu/ ton steam. 3.2.2, Pemanfaatan panas | Periksa dokumen Pemanfaatan panas | (steam) buang pemanfaatan WHB dari | (steam) buang disetarakan dengan | GTG | penggunaan gas | alam minimum sebesar 1 mmbtu/ton steam di WHB. 1. Penjelasan Industri pupuk umumnya mengunakan gas alam sebagai bahan baku dan sumber fenergi. Industri pupuk juga menggunakan sumber energi lainnya seperti selain batu bara dan minyak. Konsumsi energi yang dimaksud termasuk sumber energi yang digunakan sebagai bahan baku disetarakan dengan energi. + Penggunaan bahan bakar alternatif tersebut sebagai pengganti bahan bakar fosil merupakan salah satu kriteria dalam SIH untuk industri pupuk. Pemanfaatan panas buang (steam) yaitu pemanfaatan gas buang yang dihasilkan (dilepas) dari gas turbine generator (GTG) untuk dimanfaatkan di waste heat boiler + Data penggunaan energi gas alam pada periode 1 tahun. + Data penggunaan energi gas alam pada periode 1 tahun. + Data produksi aktual pada periode 1 tahun. Neraca energi SlLampiran SIH Pupuk Buatan Tunggal Jara Makro Primer SIH 20122:2015 Data Primer: Rekaman observasi lapangan dan wawancara terkait dengan sumber energi dan penggunaan energi pada peralatan pemanfaat energi. Rekaman observasi lapangan dan wawancara tentang panas buang (steam) yang dihasilkan (dilepas) dari gas turbine generator (GTG), untuk kemudian digunakan/ dimanfaatkan / waste heat boiler (WHB) Observasi rekaman pengukuran pada alat ukur energi (flowmeter, kWh meter) 3. Cara Verifikasi : Periksa perhitungan data penggunaan energi gas. + Periksa perhitungan data produksi. + Verifikasi perhitungan penggunaan energi dengan metode perhitungan sebagai berikut (dinyatakan dalam prosentase pemakaian energi selama periode 1 tahun terakhir): kes = (Nv) KES : Konsumsi energi gas spesifik (mmbtu/ton produk) NHV : Nilai Heating Value Gas (mmbtu/ton bahan bakar) 8B Jumiah konsumsi bahan gas dalam periode 1 tahun (ton) Pp :Jumiah produk dalam periode 1 tahun (ton) ParcuLy Ich ce Total konsumsi air |a. Urea Periksa laporan (untuk proses Maksimum 5,5 perhitungan pemakaian utama) per total | —m™"/ ton urea. air (air demin) untuk berat preduk pupuk | sp-36 proses produksi pupuk periode satu tahun terakhir sesuai dengan lampiran dokumen ini (utama) Maksimum 4,5 m’/ ton SP 36. |e ZA | - Proses Cair: | Maksimum 3,8 m?/ ton ZA - Proses Padat: | Maksimum 2,6 | im’ /ton ZA > Air 1. Penjelasan Efisiensi penggunaan air merupakan salah satu upaya untuk menjaga keberlanjutan sumber daya air dan keberlanjutan industri. Efisiensi penggunaan air dapat diartikan dengan penggunaan air lebih sedikit untuk menghasilkan jumlah produk yang sama. 2. Sumber Data/Informa: Data sekunder: Data penggunaan air demin yang digunakan untuk proses produks! dan utilitas pada periode 1 tahun terakhir. Data produksi aktual pada periode 1 tahun terakhir. 8lLampiran SIH Pupuk Buatan Tunggal Hara Makro Primer SIH 20122:2015 Laporan pelaksanaan program efisiensi pemakaian air demin untuk proses produksi dan ublitas dalam pada periode 1 tahun terakhir. Data Primer: Rekaman observasi lapangan dan wawancara terkait dengan penggunaan air demin bagi industri (sumber dan jumlah kebutuhan air). Informasi pada laporan mencakup’ - jumlah air demin yang dikeluarkan dari proses produksi (m*), ~ — jumlah air demin yang dikembalikan ke proses produksi (m*), = jumlah air demin yang ditambahkan ke dalam proses produksi (m*) 3. Cara Verifikasi : + Analisa data penggunaan air demin pada periode 1 tahun terakhir. Hitung intensitas penggunaan air demin pada periode waktu yang ditetapkan. KA KAS: P KAS = Konsumsi air demin (m?/ton produk) KA = Konsumsi air demin untuk proses produksi produk utama dalam waktu yang ditetapkan (m*) Pp = Jumlah produk utama pada periode 1 tahun (ton) pare) Cre Deen rer 5. | Proses Kinerja Peralatan | Minimum 70% Periksa kinerja peralatan produksi yang dinyatakan / operasional yang dalam Overall disediakan oleh Equipment perusahaan industri Effectiveness (OEE) | periode satu tahun | | terakhir sesuai dengan [Fampiran dokumen ii > Proses Produksi 1, Penjelasan Overall Equipment Effectiveness atau biasa kenal dengan singkatan OEE merupakan: metode untuk mengetahui tingkat kesempurnaan proses produksi. Proses yang sempurna adalah proses yang tidak hanya menghasilkan output yang baik, dalam waktu secepat mungkin, tanpa ada down time atau dengan down time yang tidak melebihi standar dengan kualitas produk sesuai standar. + OEE adalah matriks yang mengidentifikasi presentase waktu produktif dari keseluruhan waktu yang digunakan untuk menyelesaikan aktifitas produksi. Secara umum, nilai atau skor OEE dihitung dengan mempertimbangkan tiga hal, yaitu: 4. Availability Index : waktu produksi sebenarnya ditambah dengan waktu idle dibandingkan dengan ketersediaan waktu pada periode 1 tahun. 2. Production Performance Index : tingkat produksi sebenarnya pada periode 1 tahun dibandingkan dengan tngkat produksi yang terbaik (best demonstrated production rate). 3. Quality Performance Index. kualitas produk sebenarnya pada periode 1 tahun dibandingkan dengan target kualitas. Hal ini berkaitan dengan jumlah produk defect dan scrap. Nilai 100% untuk quality menunjukkan bahwa produksi tidak menghasilkan produk cacat sama sekal uk Buatan Tu Vara Makro Primer 7ILampiran SIF SIH 20122:2015 2. Sumber Data/Informasi: Data sekunder: Data jam atau hari operasional pada periode 1 tahun Data produksi, jumiah produk reject, defect dan scrap pada periode 1 tahun Data penentuan Best Demonstrated Production (BDP) Hasil perhitungan Overall Equipment Effectiveness Data Primer: Rekaman wawancara terkait dengan kinerja mesin/peralatan, Rekaman observasi kinerja peralatan, produksi dan mutu produk. 3. Cara Verifikasi : ‘Tahapan perhitungan Overall Equipment Effectiveness meliputi: ‘AT oy Humntah beestigperestileseidlesiDan 00%) PPI x 100% = Good Product OP = otal product OEE = AI x PPI x QPI Keterangan al vailability Index PPI = Production Performance Index QPL Quality Performance Index Idle jumlah hari kiln tidak beroperasi yang disebabkan oleh faktor eksternal, misalnya power black out dari sumber power eksternal, permasalahan silo penuh, permasalahan suplai bahan bakar, bencana alam (forcemajeure). BOP best demonstrated performance, yaitu. production rate terbaik dalam kurun waktu 2 (dua) tahun terakhir yang dihitung berdasarkan rata-rata production rate terbaik selama 5 hari berturut-turut dengan deviasi produksi maksimum 5% dengan downtime yang terjadi kurang dani 0,5 jam Cray Peer i hac 6. | Produk Pupuk | Spesifikasi produk | Sesuai spesifikasi SNI: Mutu produk memenuhi standar produk kimia_ untuk Pupuk ‘+ SNI 2801-2010 Pupuk Urea atau Periksa mutu produk berdasarkan laporan hasil uji laboratorium yang terakreditasi, berdasarkan standar SNI atau revisinya serta standar lainnya dan revisinya bandingkan dengan + SNI.02-3769-2005 | standar yang diacu. Pupuk Super Pospat (SP-36) atau revisinya ‘= SNI02-1760-2005 Pupuk Amonium Sulfat (ZA) atau revisinya B|Lampiran STH Pupuk Buatan Tung Hara Makr fn SIH 20122: 015 > Produk Pupuk 1. Penjelasan: Pupuk adalah suatu bahan organik atau anorganik, mengandung satu atau lebih jenis unsur hara, yang ditambahkan ke dalam tanah atau disemprotkan pada tanaman dengan maksud untuk menambah unsur hara yang diperlukannya dan meningkatkan produksi + Mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan Kesehatan dilakukan dengan membatasi kandungan bahan berbahaya di dalam produk. Perhitungan dilakukan untuk per tipe produk pupuk secara konsolidasi per lokasi pabrik 2. Sumber Data/Informasi: Data Sekunder: + Hasil uji laboratorium terakreditasi terhadap komposisi produk pupuk Data Primer: Rekaman observasi lapangan dan wawancara 3. Cara Verifikasi : Identifikasi hasil uji produk pupuk dari laboratorium berdasarkan SNI. rater Reena cl | 7. |Kemasan ‘Spesifikasi mutu Mutu kemasan Periksa mutu kemasan kemasan produk | produk yang produk berdasarkan | digunakan memenuhi | laporan hasil uji | standar SNI, atau laboratorium yang | revisinya serta terakreditasi, | standar lainnya. berdasarkan standar SNI i standar lainnya dan bandingkan dengan standar yang diacu eae sae > Kemasan 1. Penjelasan: Kemasan adalah wadah yang digunakan untuk membungkus dan melindungi suatu produk. 2. Sumber Data/Informasi: Data Sekunder: Hasil uji laboratorium terakreditasi terhadap komposisi kemasan untuk pupuk Data Primer: Rekaman observasi lapangan dan wawancara 3. Cara Verifikasi : Identifikasi hasil uji Kemasan dari laboratorium berdasarkan SNI. S[Lampiran SIH Pupuk Buatan Tu fara Makro Primer SIH 20122:2015 Crear Deen ee 8. | Limbah Pengelolaan limbah | Memenuhi baku mutu | Periksa baku mutu | yang dihasilkan dari | lingkungan dan lingkungan berdasarkan | kegiatan industri | perijinan sesuai hasil uji laboratorium pupuk, meliputi: | ketentuan yang terakreditasi, serta perundang- dokumen. undangan. Pengelolaan dan/atau Pemantauan limbah periode satu tahun | terakhir dan bandingkan dengan standar yang diacu. | | 8.1 Memiliki IPAL dan izin | Periksa keberadaan IPAL, | Pengelolaan timbah | pembuangan limbah | kondisinya operasional air cair. IPAL (berfungsi atau tidak), serta bukti kepemilikan izin | pembuangan limbah cair periode satu tahun | terakhir. | 8.2 Mengacu pada Periksa cara pengelolaan | Pengelolaan limbah | rencana pengelolaan | limbah padat dan | padat (Limbah B3 | limbah padat yang —_ ketentuan yang tertuang dan Limbah non _| tertuang dalam dalam dokumen 83) dokumen tingkungan | pengelolaan_lingkungan yang telah disetujui | periode satu tahun | | terakhir. | 83 Mengacu pada Periksa implementasi Pengelolaan fimbah | rencana pengelolaan | program dan data hasil gas kualitas udara (udara_| pemantauan kualitas ambient dan emisi | udara (ambient dan | gas buang) emisi), bandingkan | sebagaimana dengan peraturan yang | tertuang dalam berlaku periode satu | dokumen lingkungan | tahun terakhir. | hidup, dan | | memastikan | parameter kualitas udara sesuai baku mutu. > Limbah 1, Penjelasan: Kewajiban industri untuk melakukan pengelolaan limbah (cair, padat, emisi udara) merupakan upaya pengurangan dampak negatif terhadap lingkungan dan upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan secara_berkesinambungan. Untuk meminimasi dampak limbah terhadap lingkungan dapat mengacu pada baku mutu yang telah ditetapkan. Ukuran kinerja perusahaan akan terlihat bagaimana upaya dan target pemenuhan terhadap baku mutu lingkungan ini dapat dicapai atau adanya perbaikan (peningkatan) pemenuhan baku mutu yang telah ditetapkan. 1O|Lampiran SiH Pupuk Buatan Tunggal Hara Makro Primer SIH 20122:2015 2. Sumber Data/Informasi: Data sekunder: Bukti pemenuhan baku mutu untuk limbah cair (dokumen hasil pengujian yang merujuk pada parameter baku mutu limbah cair) Bukti pemenuhan baku mutu untuk limbah padat (dokumen basil pengujian yang merujuk pada parameter baku mutu limbah padat) Bukti pemenuhan baku mutu untuk limbah gas dan debu (dokumen hasil pengujian yang merujuk pada parameter baku mutu limbah gas dan debu) Data Primer: \Wawancara terkait dengan upaya pemenuhan baku mutu limbah cai. Wawancara terkait dengan upaya pemenuhan baku mutu limbah padat Wawancara terkait dengan upaya pemenuhan baku mutu limbah gas dan debu, 3. Cara/Justifikasi Penilaian: Evaluasi laporan baku mutu limbah cair Evaluasi laporan baku mutu imbah padat Evaluasi laporan baku mutu imbah gas dan debu Percury Cre Re hue 9. EmisiGas | Tingkat emisi CO, | Tingkat emisi CO, _| Periksa hasil perhitungan Rumah Kaca_ | equivalent (CO2 maksimum 1,6 ton | emisi CO», dan/atau | (GRk) eq) pada proses —_| CO, eq/ ton urea. laporan pengukuran atau Pembuatan pupuk pemantauan emisi GRK sesuai dengan lampiran | dokumen ini, | > Emisi Gas Rumah Kaca 1. Penjelasan: Kegiatan industri’ merupakan salah satu penyumbang emisi gas rumah kaca (GRK) di antaranya emisi CO:, yang diyakini menjadi penyebab terjadinya pemanasan global. Oleh sebab itu perlu komitmen dan kebijakan dari pihak perusahaan untuk ikut berpartisipasi dalam upaya penurunan emisi GRK. Komitmen dan kebijakan tersebut selanjutnya akan dijadikan target perusahaan. 2. Sumber Data/Informasi: Data sekunder: Kebijakan dan program penurunan emisi GRk ‘Target perusahaan terkait upaya penurunan emisi GRK Laporan pelaksanaan program Data Primer: + Rekaman wawancara terkait kebijakan, program, dan implementasi program penurunan emisi GRK. Perhitungan emisi CO>. Cara Verifika’ Identifikasi kebijakan dan program penurunan emisi GRK yang dilakukan perusahaan Evaluasi laporan pelaksanaan program penurunan emisi GRK Perhitungan sesuai Petunjuk Teknis Penghitungan CO, di Industri t|Lampiran SIH Pu STH 20122:2015 Evaluasi laporan pelaksanaan program penurunan emisi GRK Perhitungan sesuai Petunjuk Teknis Penghitungan CO, di Industri Secara umum, perhitungan gas rumah kaca dilakukan dengan menggunakan konsep neraca massa. Untuk menyederhanakan dan mempermudah perhitungan, digunakan suatu faktor pengali yang disebut faktor emisi, yakni suatu nilai representatif yang menghubungken kuantitas emisi yang dilepas ke atmosfer dengan aktivitas yang berkaitan dengan emisi tersebut. Emisi untuk industri secara garis besar dihasilkan oleh sumber-sumber yang berasal dari pemakaian energi berupa bahan bakar dan listrik, proses produksi dan limbah. Khusus untuk penggunaan listrk dikategorikan sebagai emisi tidak langsung. Untuk mengurangi dampak negatif dari fenomena perubahan iklim, perlu. menghitung jumiah emisi karbon (CO;) dari kegiatan industri. Perhitungan karbon untuk industri meliputi beberapa kegiatan, antara lain : + Identifikasi ruang lingkup emisi dari industri + Identifikasi sumber-sumber emisi pada proses di industri + Identifikasi sumber-sumber emisi pada proses pembakaran + Identifikasi sumber-sumber emisi pada penggunaan listrik + Identifikasi sumber-sumber emisi dari limbah, dan. + Penetapan metode perhitungan emisi yang digunakan Hasil perhitungan dapat digunakan sebagai tolok ukur perencanaan pengembangan industri dan untuk mengetahui keberlanjutan kegiatan industri Gambar 1. Neraca Massa Emisi di Industri dari Penggunaan Energi Gambar 2. Neraca Massa Emisi di Industri dari Proses Produksi Perumusan emisi GRK dengan menggunakan faktor emisi dalam IPCC Guidelines 2006 adalah sebagai berikut: Tingkat Emisi = Data Aktifitas (AD) x Faktor Emi (EF) 12|Lampiran SIH Pupuk Buatan Tu Jara Makro P SIH 20122:2015 Metode selengkapnya dapat dilihat pada_referensi Metodologi Penghitungan Tngkat Emisi GRK Proses Industri dan Pengunaan Produk, KemenLH 2012 serta Draft Petunjuk Teknis Perhitungan Emisi GRK Sektor Industri, Kemenperin, 2012. B, Persyaratan Manajemen pimpinan puncak Corey BNC r 1. | Kebijakan dan | 1.1. Perusahaan wajib | Periksa dokumen | Organisasi Kebijakan Industri | memiliki kebijakan kebijakan penerapan | Hyau tertulis Penerapan —_| industri hijau yang | Industri Hijau ditandatangani oleh Periksa dokumen 12. a. Keberadaan COrganisasi Industri | organisasi dan tim | Penetapan organisasi Hijau pelaksana dan tim pelaksana penerapan industri | Penetapan industri hijau hijau di yang ditandatangani oleh | oriSshen pimpinan puncak . Program pelatihany | Periksa sertifkat/bukti | pelatihan /peningkatan | Ceara tbr | Kapasitas SDM tentang Daya Manusia industri hijau (SDM) tentang industri hijau | 13. Terdapat kegiatan Periksa bukti kehadiran | Sosialisasi sosialisasi kebijakan | 24 oceania! — | Kebijakan dan dan organisasi ne Te ond i Organisasi Industri_| industri hijau di ¢ntang kebijakan dan Hijau perusahaan organisasi industri hijau di perusahaan Sudah jelas Deer) Cree Be ae Perencanaan | 2.1 Perusahaan memiliki | Periksa dokumen tujuan Strategis Tujuan dan Sarasan | Rencana strategis —_| dan sasaran penerapan Industri Hijau | (Renstra) dan Industri Hijau di program untuk Perusahaan ‘mencapai tujuan dan sasaran dari | kebijakan penerapan | Industri Hijau | 2.2, Perusahaan memiliki | Periksa dokumen Renstra | Perencanaan Rencana strategis —_| dan Program yang | Strategis dan (Renstra) dan mencakup | Program program untuk dan | Efsiens penggunaen | mencapai tujuan dan |" iahan baku, | sasaran dari 1BlLampiran SiH Pupuk Buatan Tunggal Hara Makro Prime SIH 20122:2015 DacuLy Re RC kebijakan penerapan | - Efisiensi penggunaan’ Industri Hijau energi; + Efisiensi penggunaan - Konservasi air; - Pengurangan emisi GRK; = Pengurangan limbah (B3 dan Non 83) | - Jadwal pelaksanaan, Penanggung jawab, dan alokasi dana Dokumen Renstra dan Program ditandatangani | oleh pimpinan puncak | air, - Konservasi energi; | Perusahaan tidak diwajibkan untuk melakukan sertifikasi sistem manajemen, tetapi diharuskan melaksanakan Sistem Manajemen Mutu, Lingkungan, Energi dan Kesehatan dan Keselamatan Kerja. nue Pelaksanaan dan pemantauan Program Periksa bukti dilaksanakan sesuai | pelaksanaan program: dengan jadwal dan | dilaporkan secara i berkala kepada | manajemen serta * Efisiensi i mendapatkanpersetuj penggunaan bahan | | | van dari manajemen baku, | | | Pelaksanaan | poorer ~ Dokumentasi | pelaksanaan program * Efisiensi penggunaan energi; + Efisiensi penggunaan air; + Konservasi energi; + Konservasi air; | * Pengurangan emisi GRK; Pengurangan limbah | | puncak (B3 dan Non 83) Dokumentasi realisasi alokasi anggaran untuk pelaksanaan program yang telah direncanakan - Bukti persetujuan pelaksanaan program dari manajemen puncak td|Lampiran SIH Pupuk Buatan Tunggal Hara Makro Primer Darcury Peer Dee Rac 30r Pemantauan program | Periksa laporan hasil Pemantauan dilaksanakan secara__| pemantauan program Program berkala dan hasilnya | dan bukti pendukung dilaporkan sebagai__| baik yang dilakukan bahan tinjauan secara internal maupun manajemen puncak | eksternal dan masukan dalam || aporan yang dilakukan rmelakukan perbaikan ees secara internal, divalidasi a oleh manajemen puncak. Penielasan Sudah jelas 18|Lampiran SIH Pupuk Buatan Tunggal Jara Makro Prime

You might also like