You are on page 1of 20
SATUAN TUGAS PENANGANAN COVID-19 SURAT EDARAN NOMOR 19 TAHUN 2021 TENTANG PEMBENTUKAN DAN OPTIMALISASI SATUAN TUGAS PROTOKOL KESEHATAN MEMAKAI MASKER, MENJAGA JARAK, DAN MENCUCI TANGAN FASILITAS PUBLIK DALAM RANGKA PENANGANAN PANDEMI CORONA VIRUS DISEASE 2019 (COVID-19) A. Latar Belakang 1 Bahwa beban sistem kesehatan Indonesia dalam penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) akan berpotensi semakin besar dan dapat mengakibatkan kelumpuhan sistem kesehatan apabila tidak segera dikendalikan, sehingga dipandang perlu untuk memaksimalkan penanganan serta pengendalian pandemi COVID-19 di hulu melalui upaya pencegahan pada fasiltas publik 2. _ Bahwa dalam rangka mencapai Masyarakat Produktif Aman COVID-19, fasilitas publik yang sudah dapat dibuka atau terdapat relaksasi pengaturan sebagai pusat dari aktivitas masyarakat dari berbagai lokasi memerlukan adanya penerapan dan pemantauan pelaksanaan protokol kesehatan memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan untuk mencegah terjadinya klaster penyebaran COVID-19 di fasilitas publik 3. Bahwa dibutuhkan kesatuan dan keterhubungan antar sektor unsur pemerintahan sipil, asosiasi atau ikatan pengelola fasilitas publik, TNI/Polri, dan seluruh lapisan masyarakat secara kolaboratif dalam rangka pengendalian COVID-19 yang efektif dan cepat, maka dipandang perlu untuk membentuk dan mengoptimalisasi Satuan Tugas Protokol Kesehatan Memakai Masker, Menjaga Jarak, dan Mencuci ‘Tangan Fasilitas Publik sebagai satuan pelaksana kegiatan penanganan COVID- 19 di fasilitas publik dan penunjang monitoring dan evaluasi kepatuhan protokol kesehatan di berbagai fasilitas publik. 4, Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada angka 1, angka 2, dan angka 3 maka ditetapkan Surat Edaran tentang Pembentukan dan Optimalisasi Satuan Tugas Protokol Kesehatan Memakai Masker, Menjaga Jarak, dan Mencuci Tangan Fasilitas Publik dalam Rangka Penanganan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19). Maksud dan Tujuan Maksud Surat Edaran ini adalah untuk mengatur pembentukan dan optimalisasi Satuan Tugas Protokol Kesehatan Memakai Masker, Menjaga Jarak, dan Mencuci Tangan Fasilitas Publik. Tujuan Surat Edaran ini adalah untuk melakukan pemantauan pengendalian, dan evaluasi dalam rangka penanganan COVID-19 di berbagai fasilitas publik. Ruang Lingkup Ruang lingkup Surat Edaran ini adalah ketentuan pembentukan dan optimalisasi Satuan Tugas Protokol Kesehatan Memakai Masker, Menjaga Jarak, dan Mencuci Tangan Fasilitas Publik. Dasar Hukum 1. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular; n Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia; Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia; Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana; Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah; Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan; NORrRO Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana; 8. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2008 tentang Pendanaan dan Pengelolaan Bantuan Bencana; 9. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2020 tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar Dalam Rangka Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19); 10. Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2020 tentang Komite Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dan Pemulihan Ekonomi Nasional, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 108 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2020 tentang Komite Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dan Pemulihan Ekonomi Nasional. Pengertian 1. Fasilitas Publik adalah tempat atau lokasi yang menjadi pusat aktivitas atau kegiatan masyarakat dalam rangka pemenuhan kebutuhan sehari-hari 2. _ Satuan Tugas Protokol Kesehatan Memakai Masker, Menjaga Jarak, dan Mencuci Tangan Fasilitas Publik yang selanjutnya disebut sebagai Satgas Prokes 3M Fasilitas Publik adalah satuan perangkat pelaksana kegiatan pengendalian COVID-19 dan pemantauan protokol kesehatan di fasilitas publik. Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Kabupaten/Kota yang selanjutnya disebut sebagai Satgas Penanganan COVID-19 Kabupaten/Kota adalah perangkat organisasi operasional terstruktur Pusat-Daerah yang menjadi pusat perencanaan, koordinasi, pengendalian dan evaluasi kegiatan penanganan COVID-19 di suatu wilayah Kabupaten/Kota Sistem Bersatu Lawan COVID-19 yang selanjutnya disebut sebagai Sistem BLC merupakan sistem informasi terintegrasi yang ditujukan sebagai pusat data dan informasi dari berbagai sumber termasuk data kesehatan, data mobilitas, data monitoring perubahan perilaku, data monitoring performa kerja, serta data lainnya yang diperlukan dan menjadi landasan pengambilan keputusan dalam penanganan COVID-19 di Indonesia. F. Operasionalisasi Satgas Prokes 3M Fasilitas Publik 1 Pembentukan Satgas Prokes 3M Fasilitas Publik dilakukan berdasarkan inisiatif pengelola fasilitas publik dengan langkah-langkah operasionalisasi_ sebagai berikut: a. Menentukan struktur dan personel/sumber daya manusia serta jejaring; b. — Melakukan penilaian kondi administratif fasilitas publik; dan kebijakan yang berlaku di wilayah c. Menyiapkan sarana dan prasarana; d. — Menyiapkan penggunaan aplikasi Peduli Lindungi untuk keperluan skrining kesehatan di fasilitas publik; e. Mendaftarkan fasilitas publik untuk mendapatkan akun aplikasi dan akses dashboard BLC; dan f. Mengikuti pelatihan SOP pencatatan dan pelaporan data. Jenis tempat publik atau institusi sebagaimana dimaksud agar dibentuk Satgas Prokes 3M Fasilitas Publik berdasarkan kelompok aktivitas masyarakat adalah sebagai berikut: a. Aktivitas ekonomi dan belanja: Restoran/kedai, bank, UMKM (salon, pangkas rambut, /aundry, pencucian kendaraan, bengkel), mall, toko swalayan, pasar rakyat, pusat perbelanjaan lainnya, pertanian, perkebunan, peternakan, pertambakan, dan pertambangan: b. Aktivitas hiburan dan olahraga: Tempat olahraga publik (stadion atau lapangan olahraga terbuka), pusat kebugaran, RPTRA, taman kota, pusat kesenian (teater, tempat pertunjukkan, galeri atau sanggar seni), dan tempat wisata; c. Aktivitas penyediaan akomodasi: Hotel/homestay, apartemen, dan vila/penginapan; d. Aktivitas pelayanan kesehatan: Rumah sakit, pusat kesehatan masyarakat, apotek, klinik, dan tempat pengobatan alternatif; e. Transportasi: Bandar udara, stasiun, pelabuhan, dan terminal, f. Aktivitas kerja: Kantor/perkantoran, konstruksi, dan pabrik atau industri; 9. Aktivitas pendidikan dan sosial: PAUD, SD/sederajat, SMP/sederajat, SMA/sederajat, kampus perguruan tinggi, asrama pendidikan dan pesantren, pusat pendidikan serta pelatinan, tempat bimbingan belajar, laboratorium, dan perpustakaan; fh. Aktivitas sosial: panti asuhan, panti jompo, panti sosial, pusat rehabilitasi, dan tempat pemakaman umum; i. Aktivitas penegakan hukum: kantor polisi, pengadilan, rumah tahanan, lembaga pemasyarakatan, dan balai pemasyarakatan; j. Aktivitas energi dan lingkungan: bank sampah, tempat pembuangan sementara, tempat pembuangan akhir, dan pusat pembangkit listrik; dan k. Aktivitas keagamaan: Tempat ibadah (Masjid/Mushalla, Gereja, Pura, Vihara, Kelenteng/Litang, dan tempat lainnya yang difungsikan sebagai tempat ibadah). Unsur Satgas Prokes 3M Fasilitas Publik terdiri atas pengelola maupun petugas di fasilitas publik bersangkutan, asosiasi atau ikatan pengelola fasilitas publik, duta perubahan perilaku, dan relawan. Struktur Satgas Prokes 3M Fasilitas Publik bersifat fleksibel dan dapat disesuaikan dengan ketersediaan sumber daya atau perangkat petugas yang ada di fasilitas publik tersebut. Alur komando dan koordinasi Satgas Prokes 3M Fasilitas Publik adalah: a. Pelaporan dilakukan oleh Satgas Prokes 3M Fasilitas Publik dengan melakukan input pelaporan data ke aplikasi BLC Monitoring Perubahan Perilaku yang dapat terpantau secara real-time melalui dashboard terintegrasi sistem BLC oleh Pemerintah Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota; b. _ Supervisi terhadap kinerja Satgas Prokes 3M Fasilitas Publik dilakukan oleh. Pemerintah Pusat maupun Daerah berdasarkan pantauan secara langsung melalui dashboard terintegrasi sistem BLC maupun melalui Satgas Penanganan COVID-19 Kabupaten/Kota; c. Koordinasi dilakukan secara dua arah oleh Satgas Prokes 3M Fasilitas Publik kepada Satgas COVID-19 Penanganan Kabupaten/Kota dan Pemerintah Daerah setempat; dan

You might also like