You are on page 1of 12
4. Struktur dan Kaidah Teks Biografi Sebelum menyusun teks biografi, seseorang perly mengenali struktur dan kaidah dari teks tersebut dengan jelas. Sebagaimana yang telah dipahami sebelumnya, biogragi merupakan teks narasi objektif yang mengandung unsur penokohan, latar, dan alur kejadian. Unsur-unsur tersebut tercakup dalam keseluruhan isi teks yang dibangun oleh bagian-bagian teks, yaitu orientasi, peristiwa penting, dan reorientasi. Bagian-bagian tersebut menjadi struktur yang padu untuk mengulas cerita perjalanan hidup seorang tokoh. Pahamilah penjelasan mengenai struktur teks biografi berikut. Pengenalan latar belakang tokoh Orientasi Struktur Rangkaian peristiwa: pendidikan, pekerjaan, karya Peristiwa Evaluasi, kesimpulan Gambar 2.2 Biografi dibentuk tiga unsur utama. a. Orientasi Bagian ini berisi pengenalan latar belakang kehidupan tokoh, yaitu identitas tokoh, kisah masa kecil, dan latar belakang keluarga. Pada bagian ini biasanya disebutkan latar tempat kelahiran tokoh dan kehidupan awal yang dilalui tokoh. Contoh: Hamka adalah seorang sastrawan Indonesia yang juga dikenal sebagai ulama, ahli filsafat, dan aktivis politik. Hamka adalah singkatan dari nama lengkap tokoh ini, yaitu Haji Abdul Malik Karim Amrullah. Hamka dilahirkan pada tanggal 16 Februari 1908, di Sungai Batang, Maninjau, Sumatera Barat. Ayahnya adalah Dr. Haji Abdul Karim Amrullah, seorang ulama Islam yang sangat terkenal di Sumatera dan pendiri Sumatera Thawalib di Padang Panjang, sedangkan ibunya adalah Siti Shafiyah Tanjung. b. Kejadian penting (important event/record of events) Bagian ini berisi rangkaian peristiwa yang disusun secara kronologis menurut urutan waktu, yaitu rangkaian peristiwa yang dialami tokoh. Dalam bagian ini, dapat pula disertakan komentar-komentar penulis yang mendukung rangkaian peristiwa yang dialami tokoh. Namun, komentar tersebut sebaiknya tidak menghilangkan kefaktualan teks. Artinya, komentar ditulis berdasarkan pengamatan atau bukti yang mendukung komentar penulis. Contoh: Sekembalinya dari perantauan tahun 1925, Hamka memulai karier kepenulisannya dengan menghasilkan sebuah novel berbahasa Minangkabau yang berjudul Si Sabariah. Dua tahun kemudian, Hamka pergi ke Mekkah untuk menunaikan ibadah haji. Pengalamannya di Mekkah menjadi inspirasi dalam menciptakan novel pertama yang berjudul Di Bawah Lindungan Ka’bah. Hamka yang mahir berbahasa Arab juga gemar meneliti karya ulama dan pujangga besar dari Timur Tengah. Karya sastrawan Eropa juga ditelitinya. Hamka merupakan salah satu orang Indonesia yang banyak menulis dan menerbitkan buku. Oleh karena itu, Hamka dijuluki sebagai Hamzah Fansuri di era modern. en Reorientasi Bagian ini berisi komentar evaluatif atau pernyataan kesimpulan mengenai rangkaian peristiwa yang telah diceritakan sebelumnya. Pada bagian ini, penulis biasanya menguraikan kembali pencapaian yang telah diraih tokoh, serta informasi tambahan mengenai peran penting tokoh dalam bidang tertentu. Bagian ini bersifat opsional yang tidak wajib ada dalam suatu teks biografi. Contoh: Hamka mendapat sebutan buya dari bahasa Arab abi atau abuya yang berarti ayahku sebagai panggilan atau sebutan yang ditujukan untuk seseorang yang dihormati. Hamka juga dinyatakan sebagai Pahlawan Nasional Indonesia setelah dikeluarkannya Keppres No. 113/TK/ Tahun 2011, pada tanggal 9 November 2011. Hal tersebut membuktikan bahwa Hamka mempunyai peran penting dalam bidang yang digelutinya, yaitu sastra, bahasa Arab, filsafat, dan agama. Selain struktur teks, kekhasan lain yang terdapat dalam teks biografi berupa kaidah atau ciri kebahasaan. Kaidah penulisan biografi ini bersifat pasti dan harus diterapkan dalam penulisan teks. Kaidah penulisan biografi mempunyai ketentuan sebagai berikut. Menggunakan kata ganti orang ketiga tunggal atau jamak karena biografi selalu menggunakan sudut pandang orang ketiga. Kata-kata ganti yang digunakan adalah ia, dia, mereka, beliau, atau menyebut nama tokoh. Contoh: Selain itu, Hamka juga menerbitkan majalah Al-Mahdi, Pada tahun 1934, bersama dengan M. Yunan Nasution, ia memimpin majalah mingguan Pedoman Masyarakat di Medan. Pada majalah inilah nama Hamka mulai diperkenalkan. b. Menggunakan kata kerja tindakan untuk menjelaskan peristiwa-peristiwa atau perbuatan fisik yang dilakukan oleh tokoh. Kata kerja mental juga sering digunakan dalam teks biografi untuk menggambarkan peran tokoh, misalnya kata berpikir, merasakan, menyangka, dan sebagainya. Contoh: Sekembalinya dari perantauan tahun 1925, Hamka memulai karier kepenulisan dengan menghasilkan sebuah novel berbahasa Minangkabau yang berjudul Si Sabariah. Dua tahun kemudian, Hamka pergi ke Mekkah untuk menunaikan ibadah haji, dan berkesempatan mengasah kemampuan berbahasa Arab. Menggunakan kata deskriptif untuk memberikan informasi secara rinci tentang sifat-sifat tokoh. Contoh. contoh yang dimaksud, antara lain aktif, cerdas, hebat, rajin, bertanggung jawab, jujur, dan pantang menyerah. Contoh: Selain rajin membaca buku-buku agama, Hamka juga suka _membaca buku-buku sastra, seperti kaba, pantun, petatah-petitih, dan cerita rakyat Minangkabau. Pengetahuan kesastraan Hamka tersebut menjadi cikal- bakal tumbuhnya jiwa kepenulisan Hamka. Mengugunakan kata kopulatif untuk menjelaskan sosok tokoh yang dimaksud. Contoh: 1. Hamka adalah seorang sastrawan Indonesia yang juga dikenal sebagai ulama, ahli filsafat, dan aktivis politik. 2. Hamka merupakan singkatan dari nama lengkap tokoh ini, yaitu Haji Abdul Malik Karim Amrullah. Menggunakan kata kerja pasif untuk menjelaskan peristiwa yang dialami tokoh sebagai subjek yang diceritakan. Contoh: 1) Hamka dilahirkan pada tanggal 16 Februari 1908, di Sungai Batang, Maninjau, Sumatera Barat. 2) Karya sastrawan Eropa juga ditelitinya. 3) Oleh karena itu, Hamka dijuluki sebagai Hamzah Fansuri di era modern. Menggunakan kata penghubung, kata depan, ataupun nomina yang berkaitan dengan urutan waktu untuk memperjelas rangkaian peristiwa. Contoh: sebelum, sudalt, pada saat, kemudian, selanjutnya, sampai, hingga, pada tanggal, nantinya, selama, saat itu. Hal ini juga berkaitan dengan pola pengembangan teks cerita ulang yang pada umumnya bersifat kronologis. Pada _ tahun 1959, Hamka mendapat anugerah gelar Doktor Honoris Causa dari Universitas Al- Azhar, Kairo, atas jasa-jasanya dalam penyiaran agama Islam menggunakan bahasa Melayu. Kemudian, pada tanggal 6 Juni 1974, Hamka kembali memperoleh gelar kehormatan dari Universitas Nasional Malaysia pada bidang kesusasteraan. Ia juga memperoleh gelar Profesor dari Universitas Prof. Dr. Moestopo. Selanjutnya, pada tanggal 26 Juli 1975, Musyawarah Alim Ulama seluruh Indonesia melantik Hamka sebagai Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang pertama dan memangku jabatan sampai tahun 1981. 2. Langkah-Langkah Penyusunan Biografi disusun atau ditulis sesuai dengan kaidah yang telah ditentukan dan memperhatikan struktur, serta unsur pembangun teks. Kaidah penulisan biografi pada materi sebelumnya menjadi patokan yang dapat digunakan untuk menulis biografi. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menulis biografi adalah cerita yang ditulis mengenai tokoh harus sesuai dengan kenyataan. Adapun langkah-langkah penulisan teks biografi adalah sebagai berikut. Menentukan tokoh Penulis sebaiknya menentukan tokoh berdasarkan latar belakang kehidupan, sikap, dan karya-karya yang bisa diteladani oleh para pembaca. Mengumpulkan pokok-pokok informasi Penulis harus menghimpun informasi dari berbagai sumber informasi, yaitu tentang latar belakang keluarga, riwayat pendidikan, pekerjaan, kiprah tokoh dalam masyarakat, dan karya-karya yang dihasilkan. Mengembangkan pokok-pokok informasi Informasi yang telah dihimpun disusun sesuai struktur dan kaidah kebahasaan teks biografi. Tulislah rangkaian peristiwa secara runtut. Saat mengembangkan informasi, penulis sebaiknya tetap memperhatikan kefaktualan kalimat meskipun tulisan bersifat naratif. Pendapat pribadi yang hendak disampaikan penulis sebaiknya tetap bersifat objektif berdasarkan fakta yang diperoleh. Menentukan judul Judul merupakan salah satu bagian penting dalam teks biografi. Judul biografi harus sesuai dengan isi teks, biasanya menjelaskan tentang kepribadian tokoh. Judul dapat berupa kata benda yang menunjukkan julukan atau suatu hal yang mengingatkan seseorang tentang tokoh tersebut. Judul biografi pada umumnya mencantumkan nama tokoh dalam biografi tersebut. Contoh judul biografi adalah Amir Hamzah 1911-1946: Sebagai Manusia dan Penyair. 3. Menanggapi Teks Biografi Banyak hal yang dapat diperoleh dan dibahas dari sebuah teks biografi, baik dari segi isi, struktur, maupun kaidah dan ciri kebahasaannya. Biografi pada umumnya memberikan pengetahuan tentang jejak karier seorang tokoh dan peran tokoh dalam bidang tertentu. Namun, tidak jarang pula biografi memberikan banyak pengetahuan dan pengajaran tentang sikap-sikap yang dilakukan oleh tokoh saat menghadapi masalah sehingga dapat dijadikan teladan yang baik. Bisa saja peristiwa yang pernah dialami oleh tokoh juga dialami oleh pembaca sehingga hal tersebut juga dapat menjadi cerminan sikap dan pribadi masing-masing orang. Dengan demikian, akan banyak tanggapan dan komentar yang dapat dikemukakan oleh pembaca berkaitan dengan biografi tokoh tersebut. Berikut beberapa contoh tanggapan tentang teks biografi. a. Banyak inspirasi yang saya peroleh dengan membaca biografi sastrawan tersebut. Ternyata, untuk menjadi hebat,seseorangmemerlukanperjuanganyangtiadahenti. b. Karyanya tidak begitu banyak, tetapi sikap dan kepribadiannya yang sederhana dan rendah hati itulah yang menjadikannya sebagai tokoh yang saya kagumi. c. Kehidupannya banyak dihabiskan untuk membantu kesulitan orang lain. Sayangnya, biografi itu terlalu singkat dan terdapat bagian-bagian yang tidak terungkapkan secara jelas.

You might also like