Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
Carpal Tunnel Syndrome (CTS) is symptomatic compression neuropathy of the median nerve at the
level of the wrist, which characterized by pain, tingling and numbess in the distribution of the median
nerve (thumb, index finger, middle finger and the radial side of the ring finger). The violinist position
demands rotation of the neck and shoulders, removal of both arms and maximum supination of the left
arm which can caused inflammation of the muscles in the shoulders, arms and wrists at risk of Carpal
Tunnel Syndrome (CTS). The purpose of this research was to analyze the association between duration,
frequency, repetitive motion and wrist posture with Carpal Tunnel Syndrome on Chamberstring
Orchestra Violinist. This research was a quantitative research with cross sectional study approach. This
research using Phalen’s Test and Tinel’s Sign to find out incidence of Carpal Tunnel Syndrome (CTS),
BCTQ Questionnaires Boston Carpal Tunnel Syndrome Questionnaire) to describe subjective
symptoms, and Rapid Upper Limb Assessment (RULA) to measure wrist posture. The population and
sample in this research were 15 violinist. Based on statistical tests using Fisher Exact, there was an
association between repetitive motion in the right (p value = 0,009) and left (p value = 0,011) hand with
Carpal Tunnel Syndrome (CTS). While normal duration (p value = 0,505), worked from home duration
(p value = 1,000), normal frequency (p value = 0,229), worked from home frequency (p value = 0,081),
right hand wrist posture (p value = 0,229) and left hand wrist posture (p value = 1,000) had no association
with Carpal Tunnel Syndrome (CTS). The violinists should stretch the wrists before and after playing
also improve the violin playing technique.
657
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 8, Nomor 5, September 2020
ISSN: 2715-5617 / e-ISSN: 2356-3346
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm
658
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 8, Nomor 5, September 2020
ISSN: 2715-5617 / e-ISSN: 2356-3346
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm
659
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 8, Nomor 5, September 2020
ISSN: 2715-5617 / e-ISSN: 2356-3346
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm
Hubungan Durasi Bermain Dengan CTS Nissa pada tahun 2015 bahwa tidak ada
Pada penelitian ini tidak terdapat hubungan antara durasi kerja dengan keluhan
hubungan antara durasi bermain dengan Carpal Tunnel Syndrome pada mahasiswa
Carpal Tunnel Syndrome pada Violinis fakultas teknik jurusan arsitektur karena
Chamberstring Orkestra baik saat kondisi adanya postur janggal dan break time
normal (p-value = 0,505) maupun saat kondisi sebanyak 5 – 8 kali setiap menit.8 Hasil
WFH (p-value = 1,000). Pada saat kondisi penelitian ini juga sejalan dengan penelitian
normal responden yang positif CTS lebih yang dilakukan oleh Evanli Risky Lisay pada
dominan yang bermain pada durasi lama tahun 2016 bahwa tidak ada hubungan yang
(70%), begitu pula saat kondisi WFH signifikan antara durasi kerja dengan keluhan
responden yang positif CTS lebih dominan Carpal Tunnel Syndrome pada juru ketik di
yang bermain pada durasi lama (77,8%). kecamatan Malayayang Manado. Hal ini
Adanya penurunan durasi bermain disebabkan karena durasi kerja juru ketik masih
pada dua kondisi tidak berdampak pada dalam bordeline yaitu selama 4 – 8 jam.9
kejadian Carpal Tunnel Syndrome yang Sedangkan hasil penelitian ini tidak
dialami, dimana jumlah responden yang positif sejalan dengan penelitian yang di lakukan oleh
Carpal Tunnel Syndrome masih sama. Fahrurrozi Fiqi Sanjaya pada tahun 2016
Berdasarkan hasil pengukuran keluhan bahwa terdapat hubungan durasi bermain gitar
subjektif, mayoritas responden berada pada dengan risiko Carpal Tunnel Syndrome. Hal ini
kategori tingkat keparahan ringan (53,3%) disebabkan karena responden bermain dengan
begitu pula pada tingkat kecacatan mayoritas durasi > 2 jam dan lebih sering di panggung
berada pada kategori tanpa gejala (46,7%). Hal hiburan. 10 Hasil penelitian ini juga tidak sejalan
ini menunjukkan bahwa, meskipun jumlah dengan Veni Selviyati tahun 2016 bahwa
kejadian positif Carpal Tunnel Syndrome pada terdapat hubungan antara durasi kerja dengan
dua kondisi sama namun terdapat penurunan kejadian Carpal Tunnel Syndrome pada petani
dari tingkat keparahan dan kecacatan penyadap pohon karet. Hal ini disebabkan
responden. karena Carpal Tunnel Syndrome lebih banyak
Tidak adanya hubungan ini disebabkan terjadi pada petani dengan durasi kerja >6-8
karena para violinis tidak selalu memainkan jam/hari.11
biolanya dalam durasi bermain tersebut, ada
waktu dimana violinis melakukan break time Hubungan Frekuensi Bermain Dengan CTS
atau istirahat antara lain bisa dalam bentuk Pada penelitian ini tidak terdapat
meluruskan tangan, melemaskan badan, atau hubungan antara frekuensi bermain dengan
melakukan kegiatan lain seperti minum dan Carpal Tunnel Syndrome pada Violinis
mengambil sesuatu. Berdasarkan hasil Chamberstring Orkestra baik saat kondisi
wawancara, keluhan biasanya muncul saat normal (p-value = 0,229) maupun saat kondisi
kurang melakukan pemanasan dan kurang WFH (p-value = 0,081). Pada saat kondisi
adanya istirahat dengan durasi bermain bisa normal responden yang positif CTS lebih
sampai 10 jam atau lebih. dominan yang bermain pada frekuensi sering
Semakin lama seseorang bekerja (66,7%), sedangkan saat kondisi WFH
maka semakin lama pula akan terpapar faktor responden yang positif CTS lebih dominan
yang dapat meningkatkan risiko terjadinya yang bermain pada frekuensi normal (91,7%).
Carpal Tunnel Syndrome.5 Accident Berdasarkan hasil wawancara
Compensation Corporation melaporkan pada diketahui bahwa jadwal latihan rutin yang biasa
tahun 2014 bahwa terdapat hal – hal yang dilaksanakan sudah tidak ada selama dua
meningkatkan risiko terjadinya Carpal Tunnel bulan terakhir karena kondisi work form home.
Syndrome, salah satunya adalah waktu Responden hanya melakukan latihan pribadi
istirahat yang kurang dari waktu minimal yaitu yang tidak rutin dan tidak ada jadwal pasti.
15% dari waktu bekerja nya per hari.6 Aktivitas Adanya penurunan frekuensi bermain tersebut
pergelangan tangan baik bentuk fleksi maupun mempengaruhi durasi bermain yang dilakukan.
ekstensi dengan durasi 20 jam/minggu Hal ini menjadi faktor yang mengakibatkan
mengalami risiko Carpal Tunnel Syndrome tidak adanya hubungan antara frekuensi
lebih tinggi dan menjadi dua kali lipat jika bermain dengan kejadian Carpal Tunnel
terdapat banyak gerakan menekan dan Syndrome pada violinis Chamberstring
penggerakkan pergelangan tangan dengan Orsketra.
durasi 3,5 jam sehari.7 Semakin sering seseorang melakukan
Hasil penelitian ini sejalan dengan pekerjaannya terutama dalam jangka waktu
penelitian yang dilakukan oleh Putri Chairun yang lama maka akan semakin banyak gerakan
660
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 8, Nomor 5, September 2020
ISSN: 2715-5617 / e-ISSN: 2356-3346
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm
berulang yang dilakukan. Adanya peningkatan dapat menyebabkan keluhan pada otot akibat
gerakan berulang akan meningkatkan risiko terus menerima tekanan.5 Tekanan yang berat
lebih tinggi untuk terkena Carpal Tunnel ini akan menstimulasikan saraf reseptor untuk
Syndrome. Artinya frekuensi bekerja berkaitan mengalami sakit. Keluhan ini akan meningkat
pula dengan lamanya seseorang bekerja dan bersamaan dengan lamanya paparan yang di
gerakan berulang yang dihasilkan.12 terima oleh pergelangan tangan sehingga
Hasil penelitian ini sejalan dengan dapat menyebabkan terjadinya Carpal Tunnel
penelitian yang dilakukan oleh Ananda Syndrome.24
Puspitasari tahun 2012 tentang hubungan Penelitian ini sejalan dengan Rochman
antara perilaku pengguna laptop dengan Basuki tahun 2015 bahwa terdapat hubungan
keluhan kesehatan bahwa tidak ada hubungan antara gerakan repetitif dengan Carpal Tunnel
antara frekuensi penggunaan laptop dengan Syndrome pada pekerja tenun. Hal ini
keluhan kesehatan yang dirasakan pengguna disebabkan karena gerakan repetitif yang
laptop. Hal ini disebabkan karena keluhan yang dilakukan ≥30 kali per menit baik pada jari
muncul terjadi akibat tempat kerja yang tidak maupun pergelangan tangan.16 Penelitian ini
ergonomis dan tidak ada peregangan selama juga sejalan dengan Veni Selviyati tahun 2016
bekerja.13 bahwa terdapat hubungan antara gerakan
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan berulang dengan kejadian Carpal Tunnel
Rakhmat Eddy Wicaksono tahun 2016 bahwa Syndrome pada petani penyadap pohon karet..
tidak ada hubungan antara frekuensi kerja Hal ini disebabkan juga karena pada proses
dengan keluhan musculoskeletal akibat kerjanya didapatkan gerakan berulang ≥30 kali
penggunaan laptop pada mahasiswa jurusan dalam 30 – 60 menit yang menimbulkan rasa
arsitektur. Dalam penelitiannya dinyatakan sakit dan nyeri pada pergelangan tangan.11
bahwa bekerja menggunakan laptop > 5 kali Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan
perminggu lebih berisiko dibandingkan dengan Putri Chairun Nissa pada tahun 2015 bahwa
yang < 5 kali perminggu.14 tidak ada hubungan antara gerakan repetitif
dengan kejadian Carpal Tunnel Syndrome
Hubungan Gerakan Repetitif Dengan CTS pada mahasiswa fakultas teknik jurusan
Pada penelitian ini terdapat hubungan arsitektur. Tidak adanya hubungan ini
antara gerakan repetitif dengan Carpal Tunnel disebabkan karena jumlah gerakan repetitif
Syndrome pada Violinis Chamberstring yang dilakukan tidak tergolong tinggi dan juga
Orkestra baik pada tangan kanan (p-value = dipengaruhi oleh postur pergelangan tangan
0,009) maupun tangan kiri (p-value = 0,011). yang mengalami perubahan.8
Pada tangan kanan responden yang positif
CTS lebih dominan yang memiliki repetitif tinggi Hubungan Postur Pergelangan Tangan
(100%), begitu pula pada tangan kiri responden Dengan CTS
yang positif CTS lebih dominan yang memiliki Pada penelitian ini tidak terdapat
repetitif tinggi (100%). hubungan antara postur pergelangan tangan
Adanya hubungan ini disebabkan dengan Carpal Tunnel Syndrome pada Violinis
karena tingginya frekuensi gerakan repetitif Chamberstring Orkestra baik pada tangan
yang dilakukan para violinis saat memainkan kanan (p-value = 0,229) maupun tangan kiri (p-
biola. Gerakan repetitif tangan kiri lebih tinggi value = 1,000). Pada tangan kanan responden
daripada tangan kanan karena adanya yang positif CTS lebih dominan yang memiliki
perbedaan fungsi kedua tangan saat bermain postur janggal (66,7%), sedangkan pada
biola. Saat bermain biola pada tangan kiri tangan kiri responden yang positif CTS lebih
dibutuhkan gerakan jari yang lebih lincah untuk dominan yang tidak memiliki postur janggal
menekan string guna menghasilkan nada, (72,7%).
terlebih lagi tangan kiri juga memiliki fungsi Teknik bermain biola yang baik dapat
lebih untuk membantu menopang biola. menghindari para violinis terkena cedera atau
Sedangkan pada tangan kanan terdapat mengalami keluhan – keluhan tertentu selama
gerakan naik turun berulang kali saat bermain biola terutama pada posisi dan
menggerakkan bow untuk membunyikan biola. gerakan kedua tangan.17 Teori dari Burckle
Gerakan di tangan kanan membutuhkan menjelaskan bahwa mekanisme terjadinya
kekuatan yang lebih besar karena melibatkan Carpal Tunnel Syndrome apabila ada
otot bahu dan siku.15 penegangan dan penekanan di saraf median
Adanya gerakan repetitif atau gerakan pergelangan tangan terutama ketika pada
berulang secara terus menerus memicu postur yang ekstrim.18
terjadinya sikap tubuh yang salah sehingga
661
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 8, Nomor 5, September 2020
ISSN: 2715-5617 / e-ISSN: 2356-3346
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm
662
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 8, Nomor 5, September 2020
ISSN: 2715-5617 / e-ISSN: 2356-3346
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm
663
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 8, Nomor 5, September 2020
ISSN: 2715-5617 / e-ISSN: 2356-3346
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm
664