You are on page 1of 15
REPOSISI LAKI-LAKI DALAM KELUARGA Kritik Penolakan Kaum Lesbianis Terhadap Institusi Keluarga Yoke Suryadarma Yoke013@gmail.com Abstrak Gerakan Feminisme yang lahir dari tuntutan persamaan gender telah merebak ke pelbagai penjuru dunia, bahkan tumbuh kembangdan mengarah menjadi mazhab feminis ekstrim yang keluar dari norma-norma ‘kemanusian dan agama, dengan meninggalkan kodrat perempuannya sebagai makhluk yang membucuhkan pendamping dan pelindung dari lawan jenisnya yaitu lakilaki, Protes atas tidak kesemenaan kaum pria dipukul rata oleh kelompok ini di berbagai level Kehidupan, baik dalam lingkup interaksi individu atau smajemuk seperti keluarga misalnya. [ronisnya penolakan tethadap hegemoni kaum laki tethadap kaum hawa diwujudkan dalam bentuk perilaku menyimpang, secam fitrah ataupun agama yaieu dengan. menyukai sesama perempuan atau yang lebih dikenal dengan lesbian. Komunitas ini berusalha membuktikan bahwa petempuan bisa hidup tanpa laklaki dalam segala hal, ‘termasuk dalam urusan pemenuhan keburuhan biologis ‘Secara tidak Iangsung pesan yang ingin disampaikan ‘bahwa institusi keluarga bisa saja dibangun tanpa harus ada seorang lakilaki, dan bisa diganti dengan dua orang Perempuan yang saling mengasihi. Tentu saja gerakan menyimpang ini menimbulkan kritikan tajam terkait penolakan mereka tethadap lembaga keluarga yang diakui dimanapun sebagai pilar utama negara. Kata kunci : Feminisme, Lesbianis, perempuan, lakilaki, B Reposisi Laki-Laki dalam Keluarga Pendahuluan : Lesbian merupakan persetubuhan sejenis (homoseksual) yang dilakukan dengan sesama perempuan.! Sedangkan lesbianisme adalah gerakanyangmenyebarluaskanpahamlesbian. Isilah nimerupakanistilah yang dipakai oleh Feminis Radikal sebagai penolakan mereka verhadap institusi.pernikahan. Terlebih semenjak berkembangnya Manifesto feminisme radikal yang diterbikan dalam Note from the second sex (1970) yang intinya mengacakan bahwa lembaga perkawinan adalah lembaga yang melegalkan penindasan terhadap kaum perempuan,’Sehingga dari sini cugas utama mereka adalah menolak institusi keluarga. Karena bagi mereka keluarga adalah institusi yang melegitimasi dominasi lakidaki tethadap perempuan yang menyebabkan tertindas kaum perempuan. Penindasan tersebut menurut mereka dimulai dari penguasaan fisik perempuan oleh lakilaki atau. biasa disebur sistem patriarki. Schingya penguasan perempuanoleh lakidaki dalam lembaga perkawinan metupakan bentuk penindasan terhadap perempuan itu sendiri. Dari sinilah mereka berusaha menolak institusi keluanga dan sistem patriarki dan melawan segala bentuk kckerasan seksual termasuk pornografi dan seeual tourism ‘Bagi para feminis radikal, menjadi seorang istri sama saja dengan disandera. Dan tinggal bersama suami dianggap sama dengan living with enemy.” Gerakan feminisme Radikal ini tidak hanya berhenti sampai disini saja.Mereka juga mengzjak para perempuan untuk mandiri tanpa keterlibatan seorang pria. Serta mendorong mereka agar tidak melakukan hubungan seksual dengan lakilaki.? Bagi mereka, penestrasi alat kelamin pria yang tegak berdiri ke dalam lubang vagina wanita adalah bentuk 1 Dyayadi, Kamut lnginp Iam {Yogyakarta :Qias. 2008), hal 352 2 Siti musikhat,Femintme dan pemberdayon perempucn dary cimbongon Islam, {Qskarts:Gema isan, 2004). al 35, 23 lama Adam Fate, Perempuon. Feminisme dan Isiam, (Bogor: Pustaka Thariqul kzzah 2005). hal 119) 4 Opes, it musa, hal 35. 5 Syamsudin Arif ‘Menyikapl Feminisme dan tsu Gender“dalaraAL-INSAN “urnal Kojian aan’ No.3 Nol. 2, akara GHP, 2006), hal 8 (6 Ratna Megrwangs, Memblorkon Berbedo?: Sudut pandong Bers tentang relash ender Bandung: Mizan Puscaka, 1) hal. 173 7 Astmaeny Az, Feminisme Profetik (yogyakarta:Kreasi Wacana, 2007), hal 83 44 Volime. 9, Nomor. 1, Rabial Auwal 1436/2015 ‘Yoke Suryadarma vnyata betapa mereka tidak bisa keluar dari sindrom inferioritas terhadap Takitaki dan semakin menguguhkan supetioritas. lakilaki tethadap an? Karena alasan diataslah, Feminis Radikal cenderung membenei aki.” Bahkan yang lebih ekstrem lagi adalah orga dibuac oleh kaum feminis Radikal Barat di Amerika yang diberi “gerakan pemotongan alat Kelamin laki-laki” sebagai realisasi dari ician mereka tethadap lakidaki.® Kemunculan gerakan ini seakan- ikut menguatkan pandangan mereka bahwa lakidaki sudah mati.'! Akibat dari antipati kaum Feminis Radikal rethadap laki-laki, ruskan mereka memisahkan diti dari budaya maskulin dan rukkomunitasbudayarersendiviyangdisebutdengan “sisterhood” 12 ari sinilah paham lesbianisme berkembang dan menyebarluas, Argumentasi penolakan kaum lesbianis Setidaknya ada tiga faktor urama yang menyebabkan kaum: is menolak institusi keluarga, 1. Prinsip Konflik nisasi perempuan Prinsip yang paling mendasar yang dikemukakan oleh Feminis I adalah perbedaan dalam ‘aspek biologis antara perempuan dan i. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Freud, bahwa pertikaian lakidaki dan perempuan bermula pada kecemburuan alat in, dimana perempuan merasa dirinya ada sesuars yang kurang 'dibandingkan dengan lakidaki.!"Maka konsekuensi dari petbedaan is tersebut terkait erat dengan peran kehamilan dan keibuan yang tidak mau harus diemban olch kaum ‘perempuan."* ta 9 Sit mustithat eminem dar Pembendayan Perempuan.shot 35 cone nad Imarah, Mdlurustan Solch Pabam Borot ats tom : Kitt bate racana barat tas islam, (yogyakarta :sajadah press 2007). al 334 11 Ibid Fatt hal 122-129 9, Nomor. 1, Rabiul Awwal 1436/2015 45 ‘Reposisi Laki-Laki dalam Keluarga Proses kehamilan dan peran menjadi ibu ini hanya terjadi apabila perempuan memasuki institusi keluarga. Yaitu ketika seorang ‘anita menikah dengan pria, maka dengan sendirinya perbedaan peran Diclogis ini akan nampak.’ Hal inilah yang membuat Feminis Radikal menglaim proses kehamilan dan peran menjadi ibu sebagai suatu alat hegemonisme pria untuk menindas wanita!® Karena dalam fungsi reproduktif dan biologis tersebut menyebabkan tertindasnya kaum perempuan akibat dihantui perasaan merasa kotor dan merasa sakit saat mengandung dan melahirkan.” Dengan dasar inilah kaum feminis radikal berpandangan bahwa kaum perempuan harus melakukan kontrol radikal terhadap tubuh dan kehidupan mereka." Dan kontrol radikal tersebut tidake akan dapat mereka terapkan secara mendasar dalam diri mereka kecuali mereka hidup melajang dalam arti keluar dari hegemoni lakileki dan tidak hhidup bersama mereka membentuk sebuah keluarga.” Karena hanya dengan meninggalkan lembaga perkawinanlah para perempuan tidak lagi tertindas dan dipalsa untuk menjalani peran kewanitaannya, Dari sinilah tugas utama feminis radikal adalah menolak institusi keluarga.” 2. Argumentasi Demografis Robert Mc Namara, menyatakan bahwa isu besar yang akan dihadapi dunia di tahun‘ahun mendatangadalah masalah perkembangan penduduk. Menurut Colin Spencer masalah Kelebihan jumlah penduduk merupakan masalsh serius yang harus dihadapi oleh semua bangsa di dunia karena dapat menyebabkan keterbatasin pada sumber diya.” lebih kuat lagi, Frederick berpendapat babwa pertumbuhan 15 tod a6 id 17 temael Adam Patel, Perempuan, Feminisme., bal. 121 1 Kadarusman, Agama, elas! Gender & Feminisme, (Yogyakarta Kreasi wacana, 2005), 19 Bid, Megawang.b. 180 20 tid, musi bal 35 21 ferry D. Gray, Deadly Mist Upaya Amerika Merusak Kesehotan Wamusia, (Depok ‘ner publishing 2008), hal 92 22 Callin Spences Sojorah Homossksual Dari Zaman Muno Mingge Sekarang.(Yogsakarts =kreasi wacana, 2004), hal 487 46 Volume, 9, Nimon. 1, Rebial Awl 1436/2015 ‘Yoke Suryadarma iduduk berkaitan erat dengan kesejahteraan dan kebahagian hidup idu arau standar kehidupan masyarakat.” Dengan demikian, salah perkembangan jumlah penduduk akan dapat menyebabkan tiskinana karena berkurangnya sumber aya yang ada. Maka untuk menyikapi hal tersebue diatas muncul gagasan mengurangi kepadatannya. Salah satu strategi yang diusung oleh lukung lesbianisme adalah pengesahan hubungan homoseksualitas i lesbian) di berbagai belahan bumi. dan juga penahanan hasrat ikah.” Kedua strategi ini dilakukan agar tidak ada bayi-bayi yang ir sehingga angka kelahiran dapat ditekan semaksimal mungkin. Pemahaman yang salah terhadap institusi keluarga Tnsttusi keluarge bukan lagi tempat yang dipandang’nyaman, fetapi ia merupakan sebuah penjara bagi kaum perempuan an yang terjadi dalam Rumah Tangea sangat serius, problem i yang tersebar Iuas di Amerika, Sebagai contoh:” 2 92% wanita yang meninggalkan rumah disebabkon Karena mengalami penyiksaan fisik dan seksual yang hebat dalam kehidupan mereka. 'b. Dari 960.000 aksi kekerasan yang terjadi setiap tahunnya pada 22 Frederick Osbom,"Aependudeken :Suatu Dlensa "dalam Mathus Be Al, + Dilema Don Sous, (Bandung : Nuansa, 2007) hal. 138 Pin Ab Kadir; Tangan Kose Dalom Keomin Tlah iomoueks, Pero Seks Dan ets Di Indonesa, (voryakarta: INSISTS Press, 2007) hat 139, 28 Frederick Osborn, “Kependucvhan Suatu Dilema Internasiona”. bal. 155 eoptsabet Diana Dew, Profi Kelearga l Bart: dolar AL-INSAN oral Kajan Iam Vo. 2.2006, (okarta GIP 2006), hal 9. 27 Wid hak 12-16 Volume. 9, Nomar, 1, Rabinl Auwwal 1436/2015 a ‘Reposisi Laki-Laki dalam Keluarga Pasangan intim maupun suami istri, diperkirakan’ mencapai 3 juta wanita mengalami penyiksaann fisik yang dilakukan oleh ‘suami atau pun pacar lelakinya. cSebanyak 324.000 wanita setiap tahunnya mengalami kekerasan dari pasangan intimnya selama masa kehamilannya. Gd. Rata-rara, lebih dari 3 wanita dibunuh oleh suaminya atau pacaranya setiap hari. Di tahun 2001, sebanyak 1247 wanita dibunuh oleh pasangan intimnya. fe. Dalam survey nasional terdapat lebih dari 6.000 keluarga i ‘Amerika serikat dimana 50 % kaum lelaki sering menganiaya istri dan anaknya. Dati pengalaman diataslah, muncul gerakan kesadaran kaum perempuan yang dimotori oleh kaum Feminis Radikal yang mengampanyekan untuk hidup melajang bahkan menjanda itu lebih bik baik dari pada hidup dalam naungan instiusi keluarga.”* B. Kritik Argumentasi penolakan kaum lesbianis 1. Prinsip Konflik Prinsip ini sengaja dipropagandakan oleh kaum Feminis Radikal arau feminis lesbian. Prinsip ini sebenarnya berasal dari dari ceori gender yang identik dengan tcoti Mark. Dalam teori tersebur, konflik tidak hanya terjadi karena perbedaan kelas tetapi juga terjadi dari suami dan jeer, lakelaki dan perempuan.” Salah satu bentuk progaginda yang digencarkan oleh Feminis Radikal, adalah memberikan informasi kepada para perempuan bahwa ada gaya hidup alernatf lain, selain kehidupan perkawinan konvensional antara, pria dan wanita.™ Hal ini diperkuat oleh Martha Shelley yangmengatakanbahwaperempuan lesbian perludijadikan 28 tid, Megawangi. bal 180 29 pert, Nasarutin Umax hal 63 30 Ibid 31 Mid Megawangé bal 180 48 Volume, 9, Nomar 1, Rebiul Auwal 1436/2015 ‘Yoke Suryadarma ‘model sebagaiperempuanmandiri.* Dari sini dipahami bahwa kaum perempuan dapat hidup. diri tanpa bantuan lakilaki. Pandangan seperti ini merupakan mnchngan utopis. Karena bagaimanapun juga keberadaan kaum pria tetap diperlukan dalam segala aspek kehidupan. Selain itu, secara i, di dalam alam semesta ini selalu tercipta entitas yang berpasang- ‘Pasangan.”” Dan juga lembaga perkawinan yang menghasilkan institusi eluarga sudah ada sejak manusia diciptakan pertama kali.™ Jika dikatakan bahwa proses kehamilan sampai melahitkan sebuah penindasan bagi kaum perempuan, tentunya hal itu tidak Karena memang secara alami, fungsi reproduksi dan biologis ini bisa diperankan olch perempuan dan bukan oleh pria.”” Sejak dari Wa, perempuan dibekali dengan kemampuan hamil, mengandung ‘melahirkan yang tentunya saja membutuhkan banyak pengorhanan kesabaran yang tinggi. Dan memang benar jika dikatakan bawah melahirkan sangat sakit. Namun rasa sakit itu akan hilang dengan endirinya ketika melihat sang buah hati lahir dan mengeluarkan. varanya. Terbayarlah semua rasa sakit dan perjuangan yang dilakukan seorang ibu. ‘Secara naluri, semua manusia ingin mempunyai keturunan untuk melanjurkan garie keturunannya. Agar kelangsungan ras keluarganya dak hilang dari muka bumi, Proses mempunyai keturunan ini tidak gkin lepas dari proses pernikahan dimana pria dan wanita menyat mbentuk institusi keluarga. Karena hanya dalam institusi bernama luargalah seorang anak dapat tumbuh, berkembang bai fisk, akal, dan itualitasnya. Hal ini dikarenakan dalam naungan keluarga, perasann cinta, empati, dan solidaritas berpadu dan menyatu.™ Oleh karena itu larga merupakan tempat pengasuihan alami yang mampu melindungi “anak yang baru tumbuh dan merawatnya, serta mengembangkan segala 412 Shi Mustibhat, Reminiame.. ba. 36 35 Lihat: (QS. Yassin: 36) 34 Liha kisah rab aan dan hawa dalam (QS. Al-bagarah : 5), Liba juga Wisah aac “sabi adam dalam (QS. Al-Masidah- 27-21) 35 Ii, Megawangt hal. 178 36 Mahmud Muharomsd AL-ouhari, Membongun Keluerge Qur‘ani Pandvan Untak Weuita “Maslimoh (slarta: Amzab, 2005), hal. 37 Volume. 9, Nomor. 1, Rabial Awwat 1436/2015 49 ‘Yoke Suryadarma ‘model sebagaiperempuanmandiri.* Dari sini dipahami bahwa kaum perempuan dapat hidup. diri tanpa bantuan lakilaki. Pandangan seperti ini merupakan mnchngan utopis. Karena bagaimanapun juga keberadaan kaum pria tetap diperlukan dalam segala aspek kehidupan. Selain itu, secara i, di dalam alam semesta ini selalu tercipta entitas yang berpasang- ‘Pasangan.”” Dan juga lembaga perkawinan yang menghasilkan institusi eluarga sudah ada sejak manusia diciptakan pertama kali.™ Jika dikatakan bahwa proses kehamilan sampai melahitkan sebuah penindasan bagi kaum perempuan, tentunya hal itu tidak Karena memang secara alami, fungsi reproduksi dan biologis ini bisa diperankan olch perempuan dan bukan oleh pria.”” Sejak dari Wa, perempuan dibekali dengan kemampuan hamil, mengandung ‘melahirkan yang tentunya saja membutuhkan banyak pengorhanan kesabaran yang tinggi. Dan memang benar jika dikatakan bawah melahirkan sangat sakit. Namun rasa sakit itu akan hilang dengan endirinya ketika melihat sang buah hati lahir dan mengeluarkan. varanya. Terbayarlah semua rasa sakit dan perjuangan yang dilakukan seorang ibu. ‘Secara naluri, semua manusia ingin mempunyai keturunan untuk melanjurkan garie keturunannya. Agar kelangsungan ras keluarganya dak hilang dari muka bumi, Proses mempunyai keturunan ini tidak gkin lepas dari proses pernikahan dimana pria dan wanita menyat mbentuk institusi keluarga. Karena hanya dalam institusi bernama luargalah seorang anak dapat tumbuh, berkembang bai fisk, akal, dan itualitasnya. Hal ini dikarenakan dalam naungan keluarga, perasann cinta, empati, dan solidaritas berpadu dan menyatu.™ Oleh karena itu larga merupakan tempat pengasuihan alami yang mampu melindungi “anak yang baru tumbuh dan merawatnya, serta mengembangkan segala 412 Shi Mustibhat, Reminiame.. ba. 36 35 Lihat: (QS. Yassin: 36) 34 Liha kisah rab aan dan hawa dalam (QS. Al-bagarah : 5), Liba juga Wisah aac “sabi adam dalam (QS. Al-Masidah- 27-21) 35 Ii, Megawangt hal. 178 36 Mahmud Muharomsd AL-ouhari, Membongun Keluerge Qur‘ani Pandvan Untak Weuita “Maslimoh (slarta: Amzab, 2005), hal. 37 Volume. 9, Nomor. 1, Rabial Awwat 1436/2015 49 Reposisi Laki-Laki dalam Keluarga kemampuannya, Kaum feminis Radikal menganggap bahwa peran menjadi istri dan ibu adalah salah satu alat hegemoni pria kepada wanita.” Tentu tuduhan ini sangat tidak rasional, karena sejatinya dalam setiap jiwa seorang wanita terdapat jiwa keibuan yang membedakannya dengan pria. Wanita mempunyai jiwa lemah lembur yang mampu merawat anakanaknya. Hal ini tidak dimiliki oleh pria. Oleh karena itu hanya wanitalah yang bethak dan mempunyai wilayah sentral dalam merawat anakanaknya tersebut. Sedangkan pria mempunyai sifar melindungi dan menjaga. Karena memang jiwa seorang pria adalah menjadi pemimpin yang mengayomi anggota keluarganya. Perpaduan dan kerja sama yang baik antara wanita sebagai istri ddan pria sebagai suami dalam keluarga akan membentuk kehidupan yang harmonis dan bahagia. Maka sangae tidak tepat jika dikatakan bahwa ‘menjadi ibu dalam institusi keluarga adalah penindasan tethadap wanita. Karena sejatinya kedudukan wanita dalam keluarga adalah bukan sebagai yang tertindas tetapi saling melengkapi dan membutuhkan (simbisis ‘mutualisme) antara dia dengan suaminya. 2. Argumentasi Demografis, Dikatakan bahwa penolakan terhadap institusi keluarga adalah Karena untuk menekan jumlah kelshiran, sehingga para perempuan diarahkan untuk menjadi lesbianis. Pernyataan diztas sebenarnya sengaja dilontarkan oleh para pendukung feminisme radikal yang memakai hasil penelitian pertumbuhan penduduk dunia sebagai kedok untuk memuluskan tujuan mereka, yaitu agar para perempuan menjauh dari institusi keluarga.”* Fakta yang terjedi sant ini tidak sesuai dengan apa yang linyatakan oleh pendukung feminis tersebut. Menurut Asti, meski menurut perkiraan PBB jumlah penduduk dunia dalam dekade-dekade mendatang akan meningkat sampai lebih dari sembilan milyar orang, pamun di Eropa angka kelahican menurun, khususnye di negara spanyol, 37 bid, Mogawangh, al. 178 38 bid, muslthat hal 35 50 Volume. 9, Nomar 1, Rabiul Auwwal 1436/2015, ‘Yoke Suryadarma lia dan jerman, Hal serupa juga akan terjadi di Korea selatan. Sehingga ini negara-negara Barat mengkhawatirkan kekurangan penduduk kebanyakan warga negara mereka berusia tua dan tingkat kelahiran yi sangat kecil.” Sebab lain dari penolakan keluarga adalah tidak lepas dari iran Barat akan ancaman peningkatan kependudukan yang agat signifikan dari negara dunia ketiga yang mayoritas berpenduduk 2 Hal ini juga dikuatkan olch wulandari, "Salah satu motif dibalik upaya pengendalian jumlah angka Aelahiran adalah adanya kekhawatiran terhadap ancaman ‘imigran dari negaranegara berkembang yang membanjiri negara Barat, yang lambat laun akan membanjiri struktur masyarakat ‘negara maju"*" Dilihat dari motif diatas, ternyata ada motif kapitalisme Barat lik penolakan institusi ketuarga. Dimana tingkat kelahiran di negara at menurun sedangkan di negara Muslim meningkat secara cepat. Hal menycbabkan Barattakutakan perrumbuhan penduduk dunia yang sbenenya adalah pertumbuhan penduduk muslim dan merancang emikian rupa propaganda untuk mengendalikan peningkatan jumlah luduk yangsalah satunya adalah dengan membuat gerakan feminisme il yang secara tegas menolak institusi keluarga. 3. Pemahaman yang salah tethadap institusi keluarga Banyak pasangan di Barat gagal dalam membina keluarga ibkan Karena kesalahpahaman mereka tethadap makna keluarga. a bagi mereka keluarga adalah sarana untuk mendapatkan hidup saja (menikah uncuk kesenangan semata) Mereka tidak punya n lain yang sama dan tidak ada usaha untuk mencapai tujuan 39 Asr “bors dan Keruntuhan IstitusiKeluarga di Sorat; dalam al-Walie,No Gt, Tahun, 1-31 Desember 2005, hal 13 49 Yahya bdurahman, 7CPDdas rekeyona ependudulan’ lam sl Walle, Ne G4, Tahun, Elis 1-31 December 2005, hal $1 41 Wulndar Eka Sar, ‘newongsong torferenskependudukan apa agende kta” dam No 64, Tahun V, dis 131 Desember 2005 hal 133-134 42 Bissbeth Diana Dewi “Profil Keluarga di Barat. hal 9 Volume. 9, Nomor 1, Rabinl Aural 1436/2015 51 _Reposisi Laki-Lakd dalam Keluarga tersebut. Selain itu, setidaknya ada dua faktor utama yang menyebabkan hancurnya keluarga di negara-negara maju (Barat)."” Pertama, konsentrasi pernikahan hanya ditujukan untuk meraih Kesenangan dan kenikmatan dalam kehidupan perkawinan daripads berpikie tentang tanggung jawab. Jadi apebila kehidupan perkawinan tidak dapat lagi memberikan apa yang mereka cari, maka mercks akan memilih jalan mereka sendiri-sendiri. Dari situlah keluarg akan berakhir dengan perceraian. Kedua, putusnya sistem keluarga besar yang uruh, Dimana saat ini di negara Barae fokus pethatian orang tua tidak lagi tertuju ke rumah. Kedua orang tua bekerja di luar rumah, sehingge anakanak hanya dapat menemui mezcka di malam hari ketika keduanys sudah sangat lelah untuk memberikan perhatian yang cukup kepada anakanaknya. Kenyataan tersebut memberikan gambaran bahwa anakanak telah kehilangan kedua orangruanya dimana seorang ibu seperti ayahnys lebih memilih bekerja di kantor daripada mengurus dan memberi perhatian kepada anakanaknya di rumah. Disaat yang bersamaan, peran kakek dan nenek yang seharusaya bisa memberikan kasih sayang kepada cucunya pun semakin tidak ada. Karena dalam budaya Barat, tempat mereka bukan di tengahtengah keluarga tetapi di kucilkan di panti jompo.* Dengan begini secara perlahan hancurlah institusi keluarga. Dalam pandangan masyarakat barat, kebahagian yang utama bagi mereka adalah bukan keharmonisan dalam keluarga tapi maceri.* Oleh karena itu mereka berani mengorbankan keluarga hanya untuk ‘mendapatkan materi dan kenikmatan hidup. Pandangan hidup seperti ini cidak bisa dilepaskan dari pandangan hidup Barat yang materialis dan hedonis yang itu semua berakar dari cara berpikir yang sckularis- liberalistik.* Karena bangunan institusi keluarga tidak dibangun diatas pijakan kasth sayang dan tujuan bersama yang satu dan sama, maka tidalk 43 Told hal 12-12, 4 Bid hal 12 45 Wie, Sti muslithat, hal $9 46 Ibid, bal 57 52 Volume, 9, Nomar. I, Rabiad Auwal 1436/2015 Yoke Suryadarma ‘mengherankan terjadi banyak kasus kekerasan dalam ramah tangga baile berupa fisik, psikis maupun seks yang bertujuan menunjukan kekuatan an mengendalikan orang lain, Dan yang lebih. memprihatinkan lagi Tabwa sebanyak 3,2 juta anakanak Amerika menyaksikan kekerasan rumah tanga setiap tahunnya. Trauma kekerasan rumah tanga inilah yang menjadi salah satu motif alasan penolakan tethadap institusi keluarga.* ‘© Keluarga dalam Islam : Respon terhadap kesalahpahaman Barat mengenai institusi keluarga Keluarga atau rumah tangga adalah merupakan kelompok sosial “yang kecil dari masyarakat yang terdiri dari ayah, ibu dan anak.*Menurut ‘Mahmud aljaubari, keluarza dalam Islam merupakan sistem zabbeni ‘bagi manusia yang mencakup segala karaktcristik dasar flerah manusia, ‘Keburuban, dan unsurunsurnya, dimana di dalamnya juga merupakan ‘tempat pengasuhan alami yang melindungi anak yang baru tumbuh dan ‘merawatnya, serta mengembangkan fisik, akal, dan spiritualicasnya.” Islam memandang bahwa perkawinan adalah miitsagan ghaliza ‘Perjaniian yang kuat yang menuntut setiap orang yang terikat di

You might also like