You are on page 1of 13
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDBRAL PAJAK SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-81/PJ/2015 ‘TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK 'NOMOR PER-57/PJ/2010 TENTANG TATA CARA DAN PROSEDUR PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 22 SEHUBUNGAN DENGAN PEMBAYARAN ATAS PENYERAHAN BARANG: DAN KEGIATAN DI BIDANG IMPOR ATAU KEGIATAN USAHA DI BIDANG LAIN ‘Menimbang: Mengingat: DIREKTUR JENDERAL PAJAK, ‘a.bahwa sehubungan dengan telah ditetapkannya Peraturan Menteri KKeuangan Nomor 107/PMK.010/2015 tentang Perubahan Keempat latas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 154/PMK.09/2010 tentang Pemungutan Pajak Penehasilan Pasal 22 Schubungan dengan Pembavaran atas Penverahan Barang dan Kegiatan di Bidang Impor ata Kegiatan Usaha di Bidang Lain, perl melakuken penyesuaian terhadap ketentuan pelaksanaan mengenai tata cara dan prosedur pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22 schubungan dengan pembayaran atas penyerahan barang dan Kegiatan di bidang impor ‘tau kegiatan usaha di bidang lain; b.bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam Jnuruf @ serta dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 10 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.03/2010 tentang Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22 Schubungan dengan Pembeyaran atas Penyeraban Barang dan Kegiatan di Bidang Impor atau Kegiatan Usaha di Bidang Lain sebagaimana telah beberapa Kali iubah terakhir dengan Peraturan Menteri Keuangan | Nomor 107/PMK.010/2015, perlu menetapkan Peraturan Direktur Jenderal Pajak tentang Perubshan Ketiga atas Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-S7/PJ/2010 tentang Tata Cara dan Prosedur Pesmungutan Pajak Penghasilan Pasal 22 Sehubungan dengan Pembayaran atas Penyerahan Barang dan Kegiatan di Bidang Impor ‘tau Kegiatan Usaha di Bidang Lain; 1, Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 50, ‘Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3263) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang- Undang Nomor 36 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia. ‘Tahun 2008 Nomor 133, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4893); ‘Menetapkan: 2.Peraturan Menteri Kevangan Nomor 154/PMK.03/2010_ tentang Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22 Sehubungan Dengan Pembayaran atas Penyerahan Barang dan Kegiatan di Bidang Impor atau Kegiatan Usaha di Bidang Lain sebagaimana telah beberap Kal Giubah terakhir dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 107/PMK.010/2015; 9. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-S7/PJ/2010 tentang ‘Tata Cara dan Prosedur Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22 ‘Schubungan dengan Pembayaran atas Penyerahan Barang dan KKegiatan di Bidang Impor atau Kegiatan Usaha di Bidang Lain sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajake Nomor PER-06/PJ/2013; -MEMUTUSKAN: PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK TENTANG PERUBAHAN KBTIGA ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 57/PJ/2010 TENTANG TATA CARA DAN PROSEDUR PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 22 SEHUBUNGAN DENGAN PEMBAYARAN ATAS PENYERAHAN BARANG DAN KEGIATAN DI BIDANG IMPOR ATAU KEGIATAN USAHA DI BIDANG LAIN, Pagal t Beberapa ketentuan dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER‘57/PJ/2010 tentang Tata Cara dan Prosedur Pemungutan Pajake Penghasilan Pasal 22 Sehubungan dengan Pembayaran atas Penyerahan Barang dan Kegiatan di Bidang impor atau Kegiatan Usaha di Bidang Tain sebagaimana telah beberapa kali dubah dengan: «9. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-15/PJ/2011; dan », Peraturan Direietur Jenderal Pajak Nomor PER-06/PJ/2018, ddiubah sebagai beritut: 1. Ketentuan Pasal 1 diubah, sehingga Pasal 1 berbunyi sebagai berut: Pasal 1 (0) Pemungut pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 Undang- Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah beberapa kali diubah teralir dengan Undang- ‘Undang Nomor 36 Talun 2008, adalah 14, Bank Devisa dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai atas: 1. impor barang; dan 2, ekapor komoditas tambang batubara, mineral logam, dan, mineral bukan logam yang dilakukan oleh eksportir, keecuali yang dilalukan oleh Wajib Pajak yang terikat dalam perjanjian Kerjasama pengusahaan pertambangan ddan Konteak Karya: bendahara pemerintah dan Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) sebagai pemungut pajake pada Pemerintah Pusat, Pemerintah, Dacrah, instansi atau lembaga Pemerintah dan lembaga- Jembaga negara lainnya berkenaan dengan pembayaran atas pembelian barang: bendahara pengeluaran berkenaan dengan pembayaran atas pembelian barang yang dilakukan dengan mekanisme uang persediaan (UP); ‘Kuasa Pengguna Angenran (KPA) atau pejabat penerbit Surat Perintah Membayar yang diberi delegasi oleh Kuasa Pengguna ‘Anggaran (KPA), berkenaan dengan pembayaran alas ‘pembelian barang kepada pibak ketiga yang dilakukan dengan mekanisme pembayaran langsung (LS); Badan usaha tertentu metiput 1) Badan Usaha Miike Negara, yaitu badan usaha yang. seluruh atau sebagian modalnya dimiliki oleh negara ‘melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan; 2) Badan Usaha Milk Negara yang dilakukan restrukturisasi oleh Pemerintah setelah berlakunya Peraturan Menter ini, fan restrukcurisasi tersebut dilakukan melalui pengalihan saham milk negara kepada Badan Usaha Milik Negara fadnaya, dan 3) badan usaha tertentu yang dimilki secara langsung oleh Badan Usaha Milik Negara, meliputi PT Pupuk Srividjaja Palembang, PT Petrokimia Gresik, PT Pupuk Kujang, PT Pupule Kelimantan Timur, PT Pupuk Iskandar Muda, PT ‘Telekomunilcasi Selular, PT Indonesia Power, | PT Pembangkitan Jawa-Bali, PT Semen Padang, PT Semen ‘Tonass, PT Elnusa Tbk, PT Krakatau Wejetama, PT Rajawali Nusindo, PT Wijaya Karya Beton Tbk, PP Kimia| Farma Apotek, PT Kimia Farma Trading & Distribution, P| Badak Natural Gas Liquefaction, PT Tambang Timah, PT Petikemas Surabaya, PT Indonesia Comnets Plus, PT Bank Syariah Mandir, PT Bank BRI Syariah, dan PT Bank BNI Syariah, berkenaan dengan pembayaran alas pembelian berang ‘dan/atau bahan-bahan untok keperiuan kegiatan usahanya; Badan usaha yang bergerak dalam bidang usaha industri semen, industri kertas, industri baja, industri otomotif, dan Industri farmasi, atas penjualan hasil produksinya kepada distributor di dalam negeri; ‘Agen Tunggal Pemegang Merck (ATPM), Agen Pemegang Merek (APM), dan importir umum kendaraan bermotor, atas penjualan keadaraan bermotor di dalam negeri; Produsen atau importir bahan bakar minyak, behan balcar ‘gts, dan pelumas, atas penjualan bahan bakar minyak, baban Dakar gas, dan pelumas; . Industei atau eksportr yang bergerak dalam sektor kehutana perkebunan, pertanian, peternakan, dan perikanan, atas embelian baban-bahan untuk keperluan industrinya atau ‘ekspornya; jy Industri atau badan usaha yang melakukan pembelian komoditas tambang batubara, mineral logam, dan mineral Dbukan logam, dati badan atau orang pribadi pemegang izin ‘usaha pertambangan; , Badan usaha yang memproduksi emas batangan, alas penjualan emas batangan di dalam neger. (1a) Dalam hal badan usaha tertentu sebagaimana dimaksud pada yat (1) huruf e angka 3) melalcukan perubahan nama badan ‘ustha, badan usaha tertentu tersebut tetap ditunjuke sebagai ‘pemungut pajale sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 Undang- Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang- Undang Nomor 36 Tahun 2008. (1b) Dalam hal badan usaha tertentu sebagaimana dimaksud pada fyat (1) huruf e angka 3) tidak lagi dimilki secara langsung oleh bbadan usalia mili negara, badan usaha tertenty dimaksud tidak lagi ditunjuk sebagai pemungut pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasian sebagaimana telah beberapa kali diubull terakhir dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 (2) Badan usaha yang bergerak dalam bidang usaha industri baja sebagaimana dimalksud pada ayat (1) hurufe, adalah industri baja yang merupakan industri hulu, termasuk industri hulu yang terintegrasi dengan industri antara dan industri hil. (9) cin usaha pertambangan sebagaimans dimaksud pada ayat (1) hhurufj adalah sebagaimana dimelesud dalam ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang pertambangan mineral dan batt bara. 2. Diantara Pasal 1 dan Pasal 2 disisipkan Pasal 1A, yang berbunyi sebagai berikut: Pasal 1A (0) Besamnya pungutan Pajak Penghasilan Pasal 22 ditetapkan sebagai berikut: fa. Atas pemungutan oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai 1. impor: fa) berang tertentu sebagaimana tercantum dalam Lampiran I Peraturan Menteri Keuangan Nomor 107/PMK.010/2015 tentang Perubahan Keempat atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 154/PMK.03/2010 tentang Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22

You might also like