Professional Documents
Culture Documents
Upaya Guru Pai Dalam Meningkatkan Kompetensi Kognitif Dan Kepribadian Siswa Di Mts Negeri 1 Bongkudai
Upaya Guru Pai Dalam Meningkatkan Kompetensi Kognitif Dan Kepribadian Siswa Di Mts Negeri 1 Bongkudai
https://ejournal.unuja.ac.id/index.php/edureligia
41
Prasetio Rumondor, Nailil Maslukiyah / edureligia Vol. 3, No. 1, 2019
42
Prasetio Rumondor, Nailil Maslukiyah / edureligia Vol. 3, No. 1, 2019
43
Prasetio Rumondor, Nailil Maslukiyah / edureligia Vol. 3, No. 1, 2019
44
Prasetio Rumondor, Nailil Maslukiyah / edureligia Vol. 3, No. 1, 2019
45
Prasetio Rumondor, Nailil Maslukiyah / edureligia Vol. 3, No. 1, 2019
46
Prasetio Rumondor, Nailil Maslukiyah / edureligia Vol. 3, No. 1, 2019
f. Berkreasi dan menghargai karya artistik, simpatik dan memperlihatkan suri tauladan
budaya, dan intelektual serta yang baik dan rajin khusunya dalam belajar
menerapkan nilai-nilai luhur untuk (Ahmadi & Supriyono, 2004). Misalnya rajin
meningkatkan kematangan pribadi membaca dan berdiskusi, dapat menjadi daya
menuju masyarakat beradab. dorong yang positif bagi kegiatan siswa.
g. Berpikir logis, kritis, dan lateral dengan
Selanjutnya, yang termasuk dalam
memperhitungkan potensi dan peluang
lingkungan sosial siswa adalah masyarakat
untuk menghadapi berbagai
dan tetangga serta teman-teman sepermainan
kemungkinan.
di sekitar perkampungan siswa tersebut.
h. Menunjukkan motivasi dalam belajar,
Kondisi masyarakat di lingkungan kumu
percaya diri, bekerja mandiri, dan bekerja
yang serba kekurungan dan anak-anak
sama dengan orang lain (Sumantoro.,
pengangguran, akan sangat mempengaruhi
dkk, 2007).
aktifitas belajar siswa (Suryabrata, 2002).
Faktor-faktor yang mempengaruhi Paling tidak siswa tersebut akan menemukan
Kompetensi kesulitan ketika memperlukan teman belajar
1. Faktor Eksternal atau berdiskusi atau meminjam alat-alat
belajar tertentu yang kebetulan belum
a. Faktor-faktor Lingkungan Non Sosial dimilikinya.
dalam Belajar
2. Faktor Internal
Kelompok faktor-faktor ini boleh dikatakan
juga tak terbilang jumlahnya; keadaan guru, a. Faktor-faktor Psikologis
suhu udara, cuaca, tempat dan alat-alat yang Kondisi umum jasmani yang menandai
dipakai untuk belajar. tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan
Hal-hal yang telah disebutkan diatas itu ada sendi-sendinya, dapat mempengaruhi
juga faktor-faktor yang lainnya yang belum semangat dan intensitas siswa dalam
disebutkan harus kita sebutkan sedemikan mengikuti pelajaran. Kondisi organ tubuh
rupa, sehingga dapat membantu yang lemah, dapat menurunkan kualitas rana
proses/perbuatan belajar secara maksimal cipta sehinggat materi yang dipelajarinya
letak sekolah atau tempat belajar misalnya kurang atau tidak berbekas. Untuk
harus memenuhi syarat-syarat seperti mempertahankan jasmani agar tetap bugar
ditempat yang terlalu dekat pada kebisingan siswa sangat dianjurkan mengkonsumsi
atau jalan ramai, lalu bangunan itu harus makanan dan minuman yang bergizi
memenuhi syarat-syarat yang telah (Muhibbin, 2012).
ditentukan dalam kesehatan sekolah, Selain itu, siswa dianjurkan memilih pola
demikian pula alat-alat pelajaran harus istirahat dan olahraga ringan yang sedapat
seberapa mungkin diusahakan untuk mungkin terjadwal secara tepat dan
memenuhi syarat-syarat menurut berkesinambungan. Hal ini, penting sebab
pertimbangan didaktis, psikologis dan perubahan pola makan minum dan istirahat
paedagogis. akan menimbukan reaksi tegangan otot yang
Begitu pula dengan lingkungan tempat negatif dan merugikan semangat mental
tinggal atau rumah yang sempit dan siswa itu sendiri.
berantakan serta perkampungan yang terlalu Kondisi organ-organ khusus siswa seperti
padat dan tidak memiliki sarana umum untuk tingkat kesehatan, indra pendengar dan indra
kegiata remaja seperti lapangan olah raga penglihatan, pendengaran sangat
misalnya akan mendorong siswa untuk mempengaruhi kemampuan siswa dalam
berkeliaran ketempat-tempat yang menyerap informasi dan pengetahuan,
sebenarnya tak pantas dikunjungi. Kondisi khusunya yang disajikan dikelas. Daya
rumah dan perkampungan seperti itu jelas pendengaran dalam penglihatan siswayang
berpengaruh buruk terhadap kegiatan belajar rendah akan enghambat proses informasi
siswa. yang dilakukan oleh sistem memori siswa
b. Faktor-faktor Lingkungan Sosial dalam (Muhibbin, 2012).
Belajar Oleh karena itu, dalam sistem persekolahan
Lingkungan sosial sekolah seperti para guru, dewasa ini diantara pasca indera itu yang
para staf administrasi dan teman-teman paling setiap memgang peranan dalam belajar
sekolah dapat mempengaruhi semangat adalah menjadi kewajiban bagi setiap
belajar seorang siswa. Para guru yang selalu pendidik untuk menjaga, agar pasca indra itu
menunjukkan sikap dan prilaku yang yang paling memegang peranan dalam
47
Prasetio Rumondor, Nailil Maslukiyah / edureligia Vol. 3, No. 1, 2019
belajar adalah menjadi kewajiban bagi setiap yang alamiah dan dengan memanfaatkan
pendidik untuk menjaga, agar panca indra berbagai metode ilmiah (Prastowo, 2011).
anak didiknya dapat berfungsi dengan baik,
Penelitian ini adalah penelitian lapangan dan
baik penjagaan yang bersifat kuratif maupun
merupakan penelitian kualitatif, yaitu
yang bersifat prefentif seperti adanya
prosedur penelitiannya menghasilkan data
pemeriksaan dokter priodik, penyediaan alat-
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan
alat pelajaran serta perlengkapan yang
dari orang-orang dan perilaku yang dapat
memenuhi syaray dan penempatan murid-
diamati (Moleong, 2006). Penelitan kualitatif
murid secara baik dikelas.
merupakan suatu pendekatan penelitian yang
b. Faktor-faktor Psikologis dalam Belajar diarahkan pada memahami fenomena sosial
dari perspektif partisipan (Sukmadinata,
Belajar merupakan proses kegiatan untuk
2006).
mengubah tingkah laku si subjek belajar,
ternyata banyak faktor yang Penelitian ini dilaksanakan di MTs Negeri 1
memengaruhinya. Dari sekian banyak faktor Bongkudai Kec. Modayag Barat Kab.
yang berpengaruh itu, secara garis besar dapat Bolaang Mongondow Timur. Dengan
dibagi dalam klasifikasi faktor intern (dari pertimbangan sekolah tersebut memiliki
dalam) diri subjek belajar dan faktor estern karakteristik tertentu sesuai dengan
(dari luar) diri subjek belajar (Sardiman, permasalahan yang diteliti. Subyek penelitian
2007). ini adalah Kepala Sekolah, guru Fiqh, Aqidah
Akhlak, Al-Qur’an Hadits, dan Sejarah
Hubungannya dengan proses interaksi
Kebudayaan Islam dan enam siswa.
belajar-mengajar yang lebih menitikberatkan
Pengumpulan data dilakukan dengan tiga
pada soal motivasi dan reinforcement,
metode yaitu wawancara, observasi,
pembicaraan mengenai faktor-faktor yang
dokumentasi. Dari hasil pengumpulan data
memengaruhi kegiatan belajar ini lebih
penulis melanjutkan dengan menganalisa
ditekankan pada faktor intern. Faktor intern
data secara deskriptif agar penelitian ini
ini sebenarnya menyangkut faktor-faktor
tersusun secara sistematis dan dapat
fisiologis dan faktor psikologis. Tetapi relevan
dipahami serta tersusun sesuai dengan hasil
dengan persoalan reinforcement, maka tinjauan
wawancara.
mengenai faktor-faktor intern ini akan
dikhususkan pada faktor-faktor psikologis. HASIL
Kehadiran faktor-faktor psikologis dalam Berdasarkan hasil penelitian, dan didasarkan
belajar akan memberikan andil yang cukup pada dua permasalahan pokok yang diangkat
penting. Faktor-faktor psikologis akan yakni bagaimana upaya guru PAI dalam
senantiasa memberikan landasan dan meningkatkan kompetensi kognitif dan
kemudahan dalam upaya mencapai tujuan kepribadian siswa di MTs Negeri 1
belajar secara optimal. Sebaliknya, tanpa Bongkudai dan apa faktor pendukung dan
kehadiran faktor-faktor psikologis, bisa jadi penghambat dalam meningkatkan
memperlambat proses belajar, bahkan dapat kompetensi kognitif dan kepribadian siswa di
pula menambah kesulitan dalam mengajar MTs Negeri 1 Bongkudai. Adapun hasil
(Sardiman, 2007). temuan penelitian dari dua permasalahan
pokok di atas sebagai berikut:
Faktor-faktor psikologis yang dikatakan
memiliki peranan penting itu, dapat 1. Upaya Guru PAI dalam Meningkatkan
dipandang sebagai cara-cara berfungsinya Kompetensi Kognitif dan Kepribadian
pikiran siswa dalam hubungannya dengan Siswa di MTs Negeri 1 Bongkudai
pemahaman bahan pelajaran, sehingga Setiap sekolah pasti berbeda-beda kognitif
penguasaan terhadap bahan yang disajikan siswa-siswanya artinya heterogen, ada yang
lebih mudah dan efektif. Dengan demikian, mudah paham dan ada juga yang lama
proses belajar mengajar itu akan berrhasil paham, misalnya pada mata pelajaran al-
baik jika didukung oleh faktor-faktor Qur’an Hadits materi Tajwid. Pada
psikologis dari si pelajar (Sardiman, 2007). penerapannya siswa-siswa lulusan dari MIN
sudah bisa membaca al-Qur’an dan dari SD
METODE masih kurang, hal itu seperti hasil wawancara
Penelitian ini menggunakan pendekatan dengan guru al-Qur’an Hadits, Abdul Rahim
kualitatif, artinya penelitian yang bermaksud yang mengatakan bahwa:
untuk memahami fenomena tentang apa yang
“Seperti halnya sekolah lain siswa-
dialami oleh subjek penelitian secara holistik
siswanya berbeda kemampuan kognitif.
dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-
Kemudian masing-masing anak, ada
kata dan bahasa. Pada suatu konteks khusus
48
Prasetio Rumondor, Nailil Maslukiyah / edureligia Vol. 3, No. 1, 2019
yang tinggi dan rendah apalagi di MTs ini Dari hasil wawancara dengan beberapa
bukan hanya dari MIN tetapi ada yang informan di atas, dapat disimpulkan bahwa
dari SD, contohnya materi tentang siswa MTs Negeri 1 Bongkudai dari
mengaji, yang kadang kalah mengajinya kompetensi kognitif. segi pengetahuan,
itu masih terbata-bata, menulis arabnya pemahaman dan penerapan bisa dikatakan
kurang lancar jadi masing-masing baik, hal ini bisa dilihat beberapa kegiatan
kognitif siswa di MTs ini ada yang tinggi seperti materi tajwid dan mengaji yang rata-
atau mudah paham dan kurang atau rata siswanya sudah baik membacanya hanya
susah paham. Kemudian, dari lulusan saja siswa lulusan dari SD masih kurang dan
MIN rata-rata sudah terbiasa membaca perlu dikembangkan atau ditingkatkan lagi.
al-qur’an dan hadits. Jadi kognitifnya Kemudian dalam pemberian tugas, siswa-
secara umum sudah baik hanya saja ada siswa bersemangat dalam menyelesaikan
beberapa hal yang perlu di tingkatkan tugas yang diberikan guru, bisa kita lihat
terutama bacaan, makhroj kemudian bahwa siswa yang semangat dalam
tajwidnya perlu ditingkatkan.” mengerjakan tugas tingkat pengetahuan dan
pemahaman sudah baik. Selain itu, guru dan
Dapat dipahami bahwa masalah heterogen
siswa saling mendukung dan guru selalu ada
siswa pasti ada di setiap sekolah, ada siswa
cara dengan pendekatan kepada siswa agar
yang tinggi kemampuan kognitif atau mudah
lebih kreatif.
menyerap apa yang disampaikan bahkan ada
yang kurang kemampuan kognitif atau Kepribadian siswa itu bermacam-macam, ada
lambat dalam memahami yang disampaikan, yang jujur dan ada yang tidak, selanjutnya
seperti di MTs Negeri 1 Boltim ini pada mata guru dalam hal itu memonitor siswa-
pelajaran al-Qur’an Hadits yang dimana siswanya agar mereka tidak malu untuk
tingkat pengetahuan dan penerapannya bisa berkata jujur, seperti hasil wawancara dengan
dikatakan heterogen, siswa yang lulusan dari guru al-Qur’an Hadits, Abdul Rahim yang
MIN pada materi tajwid dan prakteknya rata- mengatakan bahwa:
rata sudah bisa dan biasa bagi mereka
“Alhamdulillah di MTs ini termasuk
sedangkan lulusan SD mereka tidak terbiasa
bagus. Contohnya kejujuran kepada guru
membaca al-Qur’an sehingga banyak yang
bahwa siswa-siswa di MTs ini ada yang
tidak bisa membaca al-Qur’an.
hafal al-Qur’an tetapi ada siswa yang
Didukung dengan hasil wawancara bersama sudah tahu mengaji tidak berkata jujur
guru Sejarah Kebudayaan Islam, Gazali kepada guru bahwa dia sudah tahu
Siaga yang mengatakan bahwa: alasannya hanya karena malu. Selain itu,
ada juga siswa yang perlu dimonitor
“Dari setiap siswa berbeda-berbeda
dengan kepribadian mereka tersebut.”
pengetahuan, pemahaman ada yang
tinggi dan rendah.” Dapat dipahami bahwa, siswa yang jujur
kemampuan yang dimiliki kiranya dapat di
Dapat dipahami bahwa siswa-siswa di MTs aplikasikan, kemudian jangan malu untuk
Negeri 1 Boltim ini dari segi pengetahuan dan menunjukkan kemampuan. Selain itu ada
pemahaman ada yang mudah paham dan juga siswa yang perlu dimonitor kepribadian
lambat memahami pelajaran yang diberikan mereka.
guru.
Sama halnya dengan hasil wawancara
Sama halnya dengan hasil wawancara bersama guru Sejarah Kebudayaan Islam,
bersama guru Fiqh, Siti Miftah Mamonto Gazali Siaga yang mengatakan bahwa:
yang mengatakan bahwa:
“Dari keseluruhan siswa di MTs ini
“Ketika saya memberikan tugas belajar, kepribadian mereka baik tetapi tidak
siswa-siswa semangat mengerjakannya. terlalu menonjol seperti kesopanan,
Jika dilihat dari hal itu maka bisa kejujuran, dan keteladanan.”
diketahui pengetahuan dan pemahaman
Dapat dipahami bahwa siswa di MTs ini
mereka baik, kemudian pendekatan
secara keseluruhan sudah baik, kemudian,
kepada siswa agar lebih kreatif yang saya
kepribadian mereka belum menonjol seperi
lakukan.”
kesopanan, kejujuran dan keteladanan.
Dapat dipahami bahwa tingkat pengetahuan
Dari hasil wawancara dengan beberapa
dan pemahaman siswa di MTs Negeri 1
informan di atas, dapat disimpulkan bahwa
Bongkudai tergolong baik, ini bisa dilihat dari
siswa MTs Negeri 1 Bongkudai dari
siswa yang semangat dalam mengerjakan
kepribadian siswanya sudah dikatakan baik
tugas yang diberikan guru.
49
Prasetio Rumondor, Nailil Maslukiyah / edureligia Vol. 3, No. 1, 2019
ada yang jujur dalam mengaplikasikan Sama halnya dengan hasil wawancara
kemampuannya dan ada juga yang masih bersama Guru Sejarah Kebudayaan Islam,
malu-malu untuk menunjukkan Gazali Siaga yang mengatakan bahwa:
kemampuannya. Selain, itu MTs ini dari segi
“Harus dengan nasehat apalagi pada
kesopanan, kejujuran, dan keteladanan baik
bagian pengetahuan siswa, dan Ketika
tetapi belum terlalu menonjol, hal ini kiranya
proses belajar mengajar yang malas, ada
masih akan ditingkatkan lagi.
yang bermain”
Dengan cara mengumpulkan siswa dalam
Dapat dipahami bahwa, siswa memiliki
meningkatkan kognitif mereka, guru dapat
kemampuan kognitif hanya saja kemampuan
mengetahui kapasitas kemampuan siswanya,
tersebut tidak akan terlihat jika tidak ada
seperti hasil wawancara dengan guru al-
nasehat dari guru, misalnya pada bagian
Qur’an Hadits, Abdul Rahim yang
pengetahuan.
mengatakan bahwa:
Keaktifan dalam pembelajaran adalah salah
“Upaya yang saya lakukan contohnya
satu tujuan yang ingin dicapai guru dan cara
mengaji, jadi saya kumpulkan siswa-
agar siswa aktif dibentuklah kelompok belajar
siswa yang belum tahu mengaji, lalu
untuk membahas materi yang disampaikan
diajarkan. Dan ketika pembelajaran ada
sehingga guru mengetahui kemampuan
yang malas dan bermain disela
kognitif siswanya, hal ini seperti hasil
pembelajaran. Pernah saya coba kegiatan
wawancara dengan guru Fiqh, Siti Miftah
ekstra ternyata tidak berjalan sesuai
Mamonto yang mengatakan bahwa:
dengan yang diharapkan. Jadi
kemampuan saya saja belum cukup. “Membuat siswa lebih aktif dalam
Ketika dikelas setelah ada materi pembelajaran seperti membuat satu
terutama tajwid saya menyuruh siswa kelompok lalu diarahkan oleh guru
untuk mencari tajwid langsung dengan sehingga pendidik bisa mengetahui
al-Qur’an dan mengaji bersama.” kognitif siswa. Dan apabila siswa belum
paham maka guru memahamkan.”
Dapat dipahami bahwa, mengaji adalah hal
yang penting dipelajari dari makhrajul huruf Dapat dipahami bahwa, guru yang
dan tajwidnya. Guru yang sadar akan berkompetensi mempunyai cara yang baik
kekurangan dari siswa-siswanya akan untuk peningkatan kemampuan kognitif
berusaha agar siswanya mempunyai siswa yaitu dengan cara membentuk
pengetahuan dan pemahaman walaupun kelompok belajar pada saat pembelajaran
mereka malas atau ada yang bermain saat sehingga dengan hal itu guru dapat
pelajaran. Kemudian guru sadar dan mengetahui kognitif siswa dan jika siswa
memberikan kegiatan ekstra, dalam hal ini belum paham maka guru berperan untuk
mengaji kiranya didukung oleh sekolah. memahamkan.
Didukung oleh dua siswa MTs Negeri 1 Didukung dengan hasil wawancara bersama
Bongkudai juga mengatakan bahwa: Firnanda yang mengatakan bahwa:
“Guru dalam memberikan penjelasannya “Iya saya suka cara guru mengajar.
kami bermain sehingga kami tidak Karena bagus, selain itu guru juga sering
mengerti dan hal tersebut merugikan saya membuat kelompok belajar.”
sendiri lalu saya bertanya ke teman yg
Dapat dipahami bahwa, dengan membagi
mengerti.”
kelompok dalam proses pembelajaran dapat
“Ketika saya tidak paham, saya akan membuat siswa senang karena diberikan
mencari sendiri dengan bertanya kepada kesempatan belajar bersama temannya.
teman dan ketika sudah mengerti saya
Kemudian, upaya lain yang di lakukan guru
tanya kepada guru.”
yaitu dengan cara memberikan arahan untuk
Ketidak pahaman siswa dikarenakan menambah pengetahuan dan pemahaman
kemalasan dari mereka sendiri seperti yang siswa dengan materi-materi dari berbagai
dikatakan oleh Rizka Suwandi, bahwa: sumber yang sesuai dengan materi yang
diajarkan sehingga hal itu memperkaya
“Mereka itu malas akan tetapi ketika
khazanah keilmuan mereka, hal itu seperti
mereka bertanya saya akan mengarahkan
hasil wawancara dengan guru Akidah
mereka.”
Akhlak, Sumitro Mamonto yang mengatakan
bahwa:
50
Prasetio Rumondor, Nailil Maslukiyah / edureligia Vol. 3, No. 1, 2019
“Mereka harus mencari data-data dari masjid juga dapat menjadi tempat yang cocok
perpustakaan, dan di internet untuk untuk melatih siswa agar menjadi orang yang
memperkaya khazanah mereka. Dan berkakhlak baik yang sesuai dengan tuntunan
juga seperti kelas 9 yang harus mengikuti agama Islam.
pengayaan untuk bagaimana dia akan
Didukung dengan hasil wawancara bersama
menghadapi ujian nasional dengan
guru Fiqh, Siti Miftah Mamonto yang
memperbanyak materi-materi yang ada
mengatakan bahwa:
dengan berbagai sumber yang mereka
dapatkan, tapi dengan sumber-sumber “Upaya yang saya lakukan yaitu
yang benar-benar mampu dipertanggung menjelaskan akhlak yang baik dan buruk
jawabkan. Dan sesuai dengan materi supaya siswa bisa mengatur pribadinya
yang di ajarkan oleh guru-guru.” agar jujur dan sopan kepada guru atau
sesama siswa.”
Dapat dipahami bahwa, guru yang perduli
dengan siswanya akan mengarahkan Dapat dipahami bahwa, peran guru dalam
siswanya untuk belajar dengan cara pembelajaran ataupun fungsi guru sebagai
menyuruh untuk belajar di perpustakaan motivator yang perlu diterima siswa-siswa,
dengan materi-materi yang sesuai dengan hal tersebut dapat membantu siswa dalam
yang diajarkan dari berbagai sumber yang meningkatkan kepribadiaannya seperti jujur
dapat dipertanggung jawabkan. dan sopan kepada guru maupun sesama
siswa.
Dari hasil wawancara dengan beberapa
informan di atas, dapat disimpulkan bahwa Sama halnya dengan hasil wawancara
guru di MTs Negeri 1 Bongkudai, upaya yang bersama guru Sejarah Kebudayaan Islam,
dilakukan dalam meningkatkan kompetensi Gazali Siaga yang mengatakan bahwa:
kognitif siswa yaitu dengan inisiatif membuat
“Hampir sama dengan kognitif yaitu
forum belajar, menasehati, kelompok belajar,
nasehat, seperti itulah upaya guru dalam
dan meengarahkan siswa untuk belajar di
meningkatkan keperibadian siswa yang
perpusatakaan sehingga pengetahuan,
sifatnya meningkatkan pengetahuan agar
pemahaman dan penerapan dapat
siswa tersebut berubah kepibadiannya
ditingkatkan dan hal itu dapat juga
dan saya juga menceritakan kisah-kisah
memperkaya khazanah keilmuan mereka.
nabi-nabi, para sahabat dan ulama yang
Apel pagi sebagai sarana menyampaikan hal- kepribadian atau akhlak yang luar biasa
hal yang dapat memberikan arahan, nasehat memberikan motivasi sehingga mereka
untuk siswa-siswa agar mereka memiliki bersemangat.”
kepribadian yang baik, selain itu ada juga
Dapat dipahami bahwa, pengejawantahan
masjid sekolah yang berfungsih sebagai
dari kemampuan kognitif siswa berupa
tempat ibadah sekaligus peningkatan
kepribadian siswa, hal itu seperti hasil nasehat akan meningkatkan kepribadian
siswa sehingga dengan pengetahuan yang
wawancara dengan guru Akidah Akhlak,
diberikan mereka akan menjadi orang yang
Sumitro Mamonto yang mengatakan bahwa:
baik kepribadiannya.
“Setiap pagi kita adakan apel yang tak
Dari hasil wawancara dengan beberapa
pernah bosan-bosan kita sampaikan
informan di atas, dapat disimpulkan bahwa
akhlak yang baik kepada guru, orangtua,
guru di MTs Negeri 1 Bongkudai, upaya yang
masyarakat, dan apalagi kita mempunyai
dilakukan dalam meningkatkan kepribadian
masjid yang menjadi tempat peningkatan
siswa yaitu dengan cara apel pagi rutin,
kepribadian siswa dari kejujuran,
mengajak siswa untuk sholat berjamaah di
kesopanan dan keteladanan. Kemudian
masjid, memberikan pengetahuan dan
dengan adanya tempat ibadah siswa bisa
pemahaman seperti nasehat, menceritakan
melaksanakan sholat berjamaah.”
kisah-kisah nabi, para sahabat dan ulama
Dapat dipahami bahwa, dengan diadakannya sehingga terciptanya siswa yang
apel rutin siswa dapat diberikan arahan atau berkepribadian baik dan siswa-siswa juga
nasehat-nasehat yang baik untuk awal mereka terlatih soft skill yaitu kejujuran, kesopanan
memulai aktivitas di sekolah, hal tersebut dan keteladanan.
adalah upaya guru untuk meningkatkan
kepribadian siswa seperti kejujuran, Metode belajar merupakan salah satu strategi
kesopanan, dan keteladanan. Selain itu, pembelajaran yang digunakan guru dalam
masjid juga berfungsi sebagai tempat yang menyampaikan materi kepada siswa agar
mereka mendapatkan pengetahuan,
sakral dalam beribadah, ketenangan, dan
kedamaian yang akan didapatkan, kemudian pemahaman, atau menerapkan ilmu yang
51
Prasetio Rumondor, Nailil Maslukiyah / edureligia Vol. 3, No. 1, 2019
dipelajari, misalnya metode ceramah yang “Ada guru yang semangat dan
kebanyakan guru menggunakan metode menyenangkan sehingga saya dan teman-
tersebut, hal itu seperti hasil wawancara teman dalam pembelajaran semangat
dengan guru al-Qur’an Hadits, Abdul Rahim belajar.”
yang mengatakan bahwa:
Dapat dipahami bahwa, dengan metode yang
“Sebelum masuk pada praktek mencari berfariasi guru akan mudah dalam
tajwid didalam al-Qur’an saya menyampaikan materi pelajaran dan untuk
menggunakan motode ceramah.” siswa agar mereka tidak bosan karena
monotonnya metode yang digunakan guru
Didukung dengan hasil wawancara bersama
dan dengan cara mengajar yang bersemangat.
guru Sejarah Kebudyaan Islam Gazali Siaga,
Kemudian guru juga memberikan tugas-tugas
yang mengatakan bahwa:
yang tujuannya agar siswa mandiri untuk
“Metode Ceramah, dan kebanyakan belajar sendiri.
metode ini yang diberikan karena
Dari hasil wawancara dengan beberapa
efektif.”
informan di atas, dapat disimpulkan bahwa
Dapat dipahami bahwa, metode ceramah guru PAI di MTs Negeri 1 Bongkudai dalam
adalah salah satu cara klasik dalam meningkatkan kompetensi kognitif siswa
menyampaikan materi pelajaran yang metode yang dilakukan yaitu dengan
mampu memberikan pengetahuan dan menggunakan strategi pembelajaran
pemahaman bagi peserta didik. ekspositori. Strategi ini digunakan dengan
memberikan keterangan terlebih dahulu
Selain metode ceramah ada juga metode
definisi, prinsip dan konsep materi pelajaran
diskusi, tanya jawab yang yang dapat
serta memberikan contoh-contoh latihan
membantu siswa untuk berfikir secara pemecahan masalah dalam bentuk ceramah,
bersama dan bekerjasama sehingga
demonstrasi, tanya jawab dan penugasan.
membantu guru dalam proses belajar Dan kemudian siswa mengikuti pola yang
mengajar dan dengan itu siswa mampu secara
ditetapkan oleh guru secara cermat. Selain
mandiri dalam menggali ilmu misalnya di
itu, guru yang bersemangat dan
perpustakaan, hal itu seperti hasil wawancara
menyenangkan dapat membuat siswa
dengan guru Akidah Akhlak, Sumitro bersemangat belajar.
Mamonto yang
Dalam upaya guru meningkatkan
“Metode yang di gunakan adalah tanya
kepribadian siswa banyak cara yang
jawab, diskusi, pre-test, pertanyaan setiap
dilakukan guru saat pembelajaran atau diluar
pelajaran, penugasan-penugasan yang kelas. Pada saat pembelajaran metode yang
dikerjakan di rumah maupun yang ada digunakan yaitu ceramah, tetapi guru
di perpustakaan, agar mereka menggali memberikan arahan dan nasehat di sekolah
atau mencari ilmu secara mandirii ketika siswa pulang mereka akan melupakan
dengan demikian mereka mampu apa yang disampaikan dan itu terjadi karena
mengingat atau mampu mereka orangtua kurang kooperatif dengan apa yang
menguasai bahan bahan materi yang di buat oleh guru, hal itu seperti hasil
sudah di ajarkan.” wawancara dengan guru Al-Qur’an Hadits,
Didukung dengan hasil wawancara bersama Abdul Rahim yang mengatakan bahwa:
Lini Mamonto yang mengatakan bahwa:
“Metode ceramah. Tetapi belum terlalu
“Guru memberikan pertanyaan setiap signifikan berhasil dan orangtua yang
kali pertemuan lalu nilai dan sayapun kurang kooperatif dengan guru akibatnya
bersemangat menjawab.” siswa tidak belajar di rumah sehingga apa
yang disampaikan dengan cara metode
Sama halnya dengan hasil wawancara ceramah belum berpengaruh.”
bersama guru Fiqh, Siti Miftah Mamonto
yang mengatakan bahwa: Dapat dipahami bahwa, ceramah yang
disampaikan kepada siswa kurang berhasil
“Saya menggunakan metode diskusi untuk meningkatkan kepribadian mereka
dalam materi yang diajarkan dengan cara dikarenakan kurangnya kooperatif orangtua
yang kelihatan bersemangat yang tujuan siswa.
agar mereka senang dan pembelajaran
jadi menyenangkan.” Sama halnya dengan hasil wawancara
bersama guru Akidah Akhlak, Sumitro
Didukung dengan hasil wawancara bersama Mamonto yang mengatakan bahwa:
Eka Mokoginta yang mengatakan bahwa:
52
Prasetio Rumondor, Nailil Maslukiyah / edureligia Vol. 3, No. 1, 2019
53
Prasetio Rumondor, Nailil Maslukiyah / edureligia Vol. 3, No. 1, 2019
“Disetiap awal semester kami melakukan Dapat dipahami bahwa, kognitif dan
supervisi. Dalam persiapan semester kepribadian siswa dapat dipengaruhi oleh
ganjil maka sudah menjadi keputusan di gurunya. Guru yang memiliki kompetensi
MTs ini, pekan pertama pembinaan yang baik akan menjadi tauladan bagi siswa-
administrasi, pekan kedua guru bisa siswanya.
masuk kelas bila mana administrasi
Dari hasil wawancara dengan beberapa
kegiatan belajar mengajar sudah lengkap
informan di atas, dapat disimpulkan bahwa
dan sudah di tanda tangani oleh kepala
guru yang berkompetensi adalah contoh bagi
sekolah lalu yang mengawali memberi
siswanya, baik atau tidaknya seorang siswa
paraf dari Waka Kurikulum kemudian di
salah satunya ditentukan kinerja dan
disposisikan ke Kepala Sekolah. Jika
kemampuan guru. Kemudian, dalam
sudah ditanda tangani oleh Kepsek maka
peningkatan kinerja dan kompetensi guru
guru sudah berhak masuk ke kelas dan
pihak sekolah mengikutsertakan guru dalam
jika belum maka tidak diperkenankan
kegiatan MGMP, LKKG dan Workshop
masuk kelas. Selanjutnya, karena guru
Bidang Studi. Selanjutnya, pihak sekolah juga
sudah terbiasa dengan hal itu maka
melaksanakan supervisi kepada guru,
mereka dengan cepatnya menyelesaikan
sebelum mengajar dikelas harus
tugas tersebut. Kemudian ada juga
menyelesaikan administrasi setelah hal itu
Supervisi Terpadu yang dilaksanakan
selesai makan guru diperkenankan untuk
oleh Kemenag Boltim yang menyurati
mengajar. Selain itu, dalam mengevaluasi
pengawas-pengawas PAI yang ada di
kedisipilin siswa dan kinerja guru dapat
Bolaang Mongondow Raya dibidang
diketahui sudah sejauh mana bisa dikatakan
pendidikan Islam yang programnya
berhasil dengan cara melaksanakan rapat
setahun dua kali.”
rutin untuk mengevaluasi apa yang sudah
Dapat dipahami bahwa, guru berperan terjadi selama satu minggu, dan MTs ini
penting dalam peningkatan kualitas siswa sudah menerapkan hal tersebut. Guru yang
dengan disipilin guru dalam memenuhi memiliki kompetensi yang baik maka akan
administrasi mengajar merupakan awal yang menjadi tauladan bagi siswa-siswanya Selain
baik. Selain itu, Kemenag juga berperan itu, guru yang berkompetensi akan membuat
dalam mengawasi guru-guru. pelajaran yang menarik, sehingga siswa yang
semangat belajar dan dapat mudah
Selain itu, proses belajar mengajar akan
memahami pelajaran.
berhasil sesuai dengan tujuan pendidikan jika
pihak sekolah rutin dalam mengevaluasi 2) Letak sekolah dan infrastruktur atau
kinerja guru, misalnya setiap minggu sarana prasarana
diadakan rapat rutin, seperti hasil wawancara
dengan Kepala Sekolah, Neni Muslim Letak sekolah dan infrastruktur atau sarana
Mamonto yang mengatakan bahwa: prasarana, berdasarkan hasil observasi
penyusun, di MTs Negeri 1 Bongkudai, yaitu:
“MTs ini disetiap minggu melaksanakan
rapat rutin yang membahas tentang Pertama MTs ini letaknya dekat jalan raya
evaluasi disiplin siswa, lalu dalam rapat tetapi sekolah ini bebas dari kebisingan seperti
juga pihak sekolah membahas tentang suara motor dan mobil karena ruang kelas
kinerja guru didalam kegiatan proses berjauhan dengan jalan raya. Kedua,
belajar mengajar.” lingkungan tempat tinggal atau rumah warga
sedikit jauh dari sekolah dan MTs ini
Dapat dipahami bahwa, untuk mengetahui memiliki dinding permanen sebagai
hasil yang diinginkan diperlukan rapat rutin pembatas. Ketiga, infrastruktur atau sarana
tentang evaluasi disipilin siswa dan kinerja prasarana sekolah sudah memadai dan sudah
guru. menunjang dalam segala kegiatannya. Di
Didukung dengan hasil wawancara bersama samping kelengkapan yang di sudah
guru al-Qur’an Hadits, Abdul Rahim yang sebutkan, masih banyak hal-hal lain yang
mengatakan bahwa: penulis tak sempat sebutkan satu persatu,
seperti alat-alat olahraga, alat peraga, jumlah
“Guru yang kompetensi yang baik dapat buku, alat-alat kesenian dan lain sebagainya.
membantu siswa dalam meningkatkan
kognitif dan kepribadian mereka, guru b. Faktor eksternal penghambat guru dalam
dan siswa yang saling mendukung dalam meningkatkan kompetensi kognitif dan
pembelajaran. Selain itu guru yang pintar kepribadian siswa, yaitu:
siswa bisa menjadikan tauladan
baginya.”
54
Prasetio Rumondor, Nailil Maslukiyah / edureligia Vol. 3, No. 1, 2019
Hambatan dalam upaya guru meningkatan terbius untuk menggunakannya, hal tersebut
kompetensi kognitif dan kepribadian siswa dapat menghambat guru dalam
terletak pada siswa itu sendiri, seperti faktor meningkatkan kompetensi kognitif dan
yang datang dari luar diri siswa atau faktor kepribadian siswa, seperti hasil wawancara
lingkungan. Adapun faktor penghambatnya dengan guru Akidah Akhlak, Sumitro
antara lain: Mamonto yang mengatakan bahwa:
1) Lingkungan, pergaulan, keluarga, dan “Banyak siswa yang sudah dipengaruhi
masyarakat sekitar berbagai macam teknologi yang sudah
berkembang.”
Lingkungan keluarga, masyarakat sekitar dan
pendidikan orangtua merupakan faktor Dapat dipahami bahwa, begitu canggihnya
eksternal yang mempengaruhi kognitif siswa, teknologi dapat mempengaruhi kompetensi
hal tersebut seperti hasil wawancara dengan kognitif dan kepribadian siswa.
Abdul Rahim, yang mengatakan bahwa:
Sama halnya dengan hasil wawancara
“Salah satu yang sangat menonjol yaitu bersama guru al-Qur’an Hadits, Abdul Rahim
lingkungan rumah, keluarga, pendidikan yang mengatakan bahwa:
orangtua dan masyarakat sekitarnya.
“Siswa atau anak zaman modern ini
Kemudian jika orangtua responsif
sudah banyak memiliki HP dan tidak di
terhadap anaknya maka faktor eksternal
kontrol oleh orangtuanya, anak-anak
tersebut tidak akan berpengaruh.”
bahkan menggunakan HPnya cengan
Didukung dengan hasil wawancara dengan hal-hal yang tidak baik seperti online
guru Akidah Akhlak, Sumitro Mamonto sampai lupa belajar dan kalau berhenti
yang mengatakan bahwa: malas untuk belajar.”
“Pergaulan, lingkungan masyarakat, Didukung dengan hasil wawancara bersama
tetangga, pendidikan diluar sekolah.” guru Sejarah Kebudayaan Islam, Gazali
Siaga yang mengatakan bahwa:
Sama halnya dengan hasil wawancara
bersama guru Fiqh, Siti Miftah Mamonto “Siswa sekarang sudah dipengaruhi
yang mengatakan bahwa: teknologi contohnya handphone dan
anak-anak lebih banyak menghabiskan
“Penghambat yang berpengaruh yaitu
waktu untuk facebook kan dan game
lingkungan, tetangga, pergaulan dari luar
online.”
sekolah yang mempengaruhi kognitif
siswa.” Dapat dipahami bahwa, handphone yang
digunakan siswa lebih banyak dihabiskan
Kemudian, guru Sejarah Kebudayaan Islam
untuk online di media sosial dan bermain game
juga menambahkan bahwa:
online yang menyebabkan siswa hanya
“Lingkungan, pergaulan dari luar menghabiskan waktunya hanya untuk dunia
sekolah yang mempengaruhi kognitif maya sehingga sudah malas belajar
siswa.” dikarenakan tidak ada batasan dalam
menggunakan teknologi.
Dari hasil wawancara dengan beberapa
informan di atas, dapat disimpulkan bahwa di Dari hasil wawancara dengan beberapa
MTs Negeri 1 Bongkudai yang menjadi informan di atas, dapat disimpulkan bahwa
faktor penghambat dalam meningkatkan tidak ada batasan dalam menggunakan
kompetensi kognitif dan kepribadian siswa teknologi dapat menyebabkan
yang yaitu: lingkungan, tetangga, keluarga, ketergantungan, kemudian rela
pendidikan orangtua dan masyarakat menghabiskan waktunya untuk online di
sekitarnya. media sosial dan bermain game online
2) Teknologi dan Kendaraan sehingga waktu belajar kurang bahkan tidak
ada yang kesemuanya itu akibat dari
Teknologi abad 21 sudah sangat berkembang perkembangan teknologi yang sangat pesat.
pesat mau dari perkotaan bahkan pedesaan
sudah ada teknologi seperti handpone canggih, Dan dari hasil wawancara di atas sesuai
laptop atau notebook, mobil, motor dan lain dengan observasi yang peneliti lakukan, yaitu
pada saat siswa pulang dari sekolah ada yang
sebagainya. Hal itu sangat berpengaruh besar
masih nongkrong dan bermain game online
bagi siswa, dengan adanya handphone siswa
dan media sosial.
dapat mengaskses hal-hal yang postif dan
negatif. Kebanyakan menggunakan gadget Selain itu, peneliti juga mengobservasi
bisa sampai lupa untuk belajar karena sudah didalam dan diluar sekolah banyak siswa
55
Prasetio Rumondor, Nailil Maslukiyah / edureligia Vol. 3, No. 1, 2019
56
Prasetio Rumondor, Nailil Maslukiyah / edureligia Vol. 3, No. 1, 2019
selanjutnya sesuai dengan observasi peneliti pergaulan siswa, masalah keluarga, dan
ketika didalam dan diluar sekolah banyak masyarakat sekitar, dan Teknologi yang
siswa yang mengendarai kendaraan bermotor berkembang pesat menyebabkan
padahal mereka belum cukup umur untuk ketergantungan sehingga rela menghabiskan
menggunakan motor. waktu untuk online di media sosial dan
bermain game online dan terakhir siswa
KESIMPULAN sudah memiliki kendaraan padahal belum
Upaya Guru PAI dalam meningkatkan cukup umur dan belum memiliki Surat Izin
Kompetensi Kognitif dan Kepribadian Siswa Mengemudi.
di MTs Negeri 1 Bongkudai adalah upaya
yang diterapkan oleh guru dalam DAFTAR PUSTAKA
meningkatkan kompetensi kognitif dan Ahmadi, A., & Supriyono, W. (2004).
kepribadian siswa yaitu siswanya memiliki Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rineka
kompetensi kognitif dari segi pengetahuan, Cipta.
pemahaman dan penerapan yang sudah baik. Al-‘Asqolani, I. H. (2003). Fath al-Bāri: Syarh
Secara umum upaya guru PAI dalam Shahih al-Bukhari Jus VIII (4th ed.).
meningkatkan kompetensi kognitif yaitu Libanon: Dar al-Kutub al-Ilmiyah.
dengan inisiatif membuat forum belajar, Al-Rasyidin, & Samsul, N. (2005). Filsafat
menasehati, kelompok belajar, dan Pendidikan Islam. Jakarta: Ciputat Press.
mengarahkan siswa untuk belajar di Ardi, D. S., & Suharyat, Y. (2011).
perpusatakaan. Kemudian guru dalam proses Hubungan Antara Ketuntasan Belajar
belajar mengajar menggunakan strategi Pendidikan Agama Islam Dengan
ekspositori yang didalamnya ada metode Kematangan Kognitif Siswa (Survei
ceramah, diskusi, tanya jawab. Terakhir, guru Pada Sekolah Menengah Pertama
di MTs ini juga mengevaluasi siswanya Negeri 02 Bekasi). Jurnal Turats, 7(1), 1–
dengan cara pre-test dan pertanyaan setiap 13.
selesai pelajaran. Selanjutnya, Siswa di MTs Arikunto, S. (2001). Dasar-Dasar Evaluasi
Negeri 1 Bongkudai siswanya memiliki Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
kepribadian yang baik seperti kejujuran, Aunurrahman. (2014). Belajar dan
kesopanan, dan keteladanan yang sudah baik Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
hanya saja belum menonjol. Selain itu, Departemen Agama RI. (2003). Memahami
adapun upaya yang dilakukan dalam Paradigma Baru Pendidikan Nasional
meningkatkan kepribadian siswa yaitu dalam Undang-Undang SISDIKNAS.
dengan cara apel pagi rutin, mengajak siswa Jakarta: Dirjen Kelembagaan Agama
untuk sholat berjamaah di masjid, Islam.
memberikan pengetahuan dan pemahaman Depdiknas. (2008). Pengembangan Perangkat
seperti nasehat, menceritakan kisah-kisah Penilaian Psikomotor. Jakarta:
nabi, para sahabat dan ulama sehingga Depdiknas.
terciptanya siswa yang berkepribadian baik Desmita. (2016). Psikologi Perkembangan
dan siswa-siswa juga terlatih soft skill nya Peserta Didik. Bandung: PT Remaja
yaitu kejujuran, kesopanan dan keteladanan. Rosda Karya Offset.
Adapun metode yang digunakan yaitu Ismail, F. (2014). Pengembangan Kurikulum.
dengan menceramahi, menasehati, jika salah Manado: STAIN Manado Press.
memberikan hukuman ringan yang mendidik Kemdikbud. (2103). Naluri. Retrieved
dan mengarahkan ke masjid pada waktu December 18, 2017, from
sholat yang tujuannya agar siswa taat kepada http://kbbi.web.id/naluri
Allah Swt. Khiyarusoleh, U. (2016). Konsep Dasar
Adapun pendukung upaya guru PAI dalam Perkembangan Kognitif Pada Anak
meningkatkan kompetensi kognitif dan Menurut Jean Piaget. Jurnal Dialetika,
kepribadian Siswa di MTs Negeri 1 5(1), 1–15.
Bongkudai yaitu guru yang miliki Kompasiana. (2012). Kemampuan Mengajar
kompetensi, Letak sekolah yang bebas dari Guru. Retrieved December 18, 2017,
kebisingan suara kendaraan dan infrastruktur from
atau sarana prasarana sudah memadai. http://edukasi.kompasiana.com/2013
Kemudian, hambatan dalam upaya guru /02/02/kemampuan-mengajar-guru-
meningkatan komptensi kognitif dan 5320252.html
kepribadian siswa terletak pada siswa itu Miyono, N. (2017). Model Pembelajaran
sendiri, seperti faktor yang datang dari luar Berbasis Soft-Skills Sebagai Wacana
diri siswa atau faktor lingkungan. Adapun Pengembangan Karakter Peserta Didik.
faktor penghambatnya, yaitu: Lingkungan, Strategi Kebudayaan Dan Tantangan
57
Prasetio Rumondor, Nailil Maslukiyah / edureligia Vol. 3, No. 1, 2019
58