Professional Documents
Culture Documents
Meningkatkan Mutu Pelayanan Kesehatan Dengan Penerapan Upaya Keselamatan Pasien Di Puskesmas
Meningkatkan Mutu Pelayanan Kesehatan Dengan Penerapan Upaya Keselamatan Pasien Di Puskesmas
ABSTRACT
Background: Patient safety is an indicator of health service quality that becomes an important issue although
data of patient safety incident at primary health care are not always accurate in Indonesia. Public health center is
a health service facility that implements patient safety to improve the health service quality as stated in Health
Ministry Law Republic of Indonesia Number 36 Year 2009.
Aim: The aim of this study was to identify the implementation of patient safety to improve the service quality.
Method: Data collection techniques used were observation, interview, and literature study. The research was
done at a public health center in Surabaya from January to February 2018.
Results: The results showed that the implementation of patient safety at the public health center was adjusted to
the accreditation standard of the public health center. However, there are still some obstacles and shortcomings
in the fulfillment of patient safety standards, so it is necessary to optimize the implementation of patient safety
from all stakeholders.
Conclusion: It can be concluded that public health centers should provide safe and qualified services to achieve
healthy disctrict. The public health centers also need to improve the patient safety according to Health Ministry
Law Republic of Indonesia Number 36 Year 2009.
ABSTRAK
Latar Belakang: Keselamatan pasien merupakan salah satu indikator kualitas pelayanan kesehatan. Meskipun
data insiden keselamatan pasien di fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama belum akurat di Indonesia,
namun keselamatan pasien menjadi isu penting dalam peningkatan kualitas pelayanan. Puskesmas “X” Kota
Surabaya adalah salah satu fasilitas pelayanan kesehatan yang menerapkan upaya keselamatan pasien sebagai
salah satu bentuk upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009.
Tujuan: Tujuan penelitian ini yaitu mengidentifikasi penerapan upaya keselamatan pasien di Puskesmas “X” Kota
Surabaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan.
Metode: Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan studi literatur.
Pengambilan data dilakukan di Puskesmas “X” Kota Surabaya pada bulan Januari-Februari 2018.
Hasil: Hasil analisis data menunjukkan bahwa pelaksanaan upaya keselamatan pasien Puskesmas “X” Kota
Surabaya disesuaikan dengan standar penilaian akreditasi Puskesmas. Namun, dalam realisasinya masih
terdapat hambatan dan kekurangan dalam pemenuhan standar upaya keselamatan pasien di Puskesmas “X”
Kota Surabaya sehingga perlu optimalisasi penerapan upaya keselamatan pasien dari seluruh pihak yang terlibat.
Kesimpulan: Dapat disimpulkan bahwa puskesmas harus menyediakan pelayanan yang aman dan bermutu
untuk mewujudkan kecamatan sehat. Puskesmas perlu untuk meningkatkan keselamatan pasien sesuai dengan
Permenkes Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009.
Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan pasal 5 Tingginya angka insiden keselamatan pasien
menyebutkan bahwa setiap orang mempunyai hak menjadi dasar pentingnya upaya keselamatan
dalam memperoleh pelayanan kesehatan yang pasien di fasilitas pelayanan kesehatan. Dalam
aman, bermutu dan terjangkau. rentang waktu Januari-Desember 2016, National
Puskesmas merupakan salah satu fasilitas Patient Safety Agency melaporkan angka kejadian
pelayanan kesehatan yang bertanggung jawab keselamatan pasien dari negara Inggris sebanyak
menyelenggarakan upaya kesehatan, baik promotif, 1.879.822 kejadian. Kementerian Kesehatan
preventif, kuratif, maupun rehabilitatif di suatu Malaysia (Ministry of Health Malaysia) melaporkan
wilayah kerja. Puskesmas sebagai penyelenggara angka insiden keselamatan pasien dalam rentang
pembangunan kesehatan merupakan bagian waktu Januari—Desember 2013 sebanyak 2.769
integral dari pembangunan nasional. Tujuan kejadian dan untuk negara Indonesia dalam rentang
diselenggarakannya pembangunan kesehatan waktu 2006 – 2011 KPPRS melaporkan terdapat
adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan 877 kejadian keselamatan pasien.
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar Banyak faktor yang menyebabkan tingginya
terwujud derajat kesehatan masyarakat yang angka Insiden Keselamatan Pasien (IKP) di fasilitas
optimal, baik secara sosial maupun ekonomi. pelayanan kesehatan. Selain faktor penyebab,
Puskesmas “X” Kota Surabaya merupakan dampak yang ditimbulkan dari Insiden Keselamatan
salah satu fasilitas pelayanan kesehatan tingkat Pasien juga beragam salah satunya adalah
pertama yang menjalankan fungsinya sebagai menurunnya kepuasan pasien sehingga
penyelenggara Upaya Kesehatan Perorangan berpengaruh terhadap mutu dari pelayanan
(UKP) dan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) kesehatan tersebut. Pelayanan yang aman dapat
serta bertujuan untuk meningkatkan derajat meningkatkan kepuasan pasien sehingga
kesehatan di wilayah kerjanya. memberikan pengaruh yang baik terhadap citra dari
Berdasarkan Permenkes No. 46 Tahun 2015 sebuah fasilitas pelayanan kesehatan.
tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama,
Tempat Praktik Mandiri Dokter, dan Tempat Praktik METODE
Mandiri Dokter Gigi pada bagian lampiran I Standar
Akreditasi Puskesmas menyebutkan bahwa agar Artikel ilmiah ini merupakan jenis artikel
Puskesmas dapat menjalankan fungsinya secara ilmiah deskriptif. Teknik pengumpulan data yang
optimal perlu dikelola dengan baik mulai dari dilakukan adalah dengan observasi langsung,
sumber daya yang digunakan, proses pelayanan wawancara dan studi literatur berdasarkan
hingga kinerja pelayana sebab masyarakat kebijakan dan dokumen yang terkait dengan mutu
menghendaki pelayanan kesehatan yang aman dan dan keselamatan pasien. Observasi langsung
bermutu, serta dapat menjawab kebutuhan mereka. dilakukan untuk melihat proses pelaksanaan upaya
Oleh karena itu upaya peningkatan mutu, keselamatan pasien di Puskesmas X Kota
manajemen risiko dan keselamatan pasien perlu Surabaya. Wawancara dilakukan kepada tim Mutu
diterapkan dalam pengelolaan Puskesmas dalam dan Keselamatan Pasien dengan menggunakan
memberikan pelayanan kesehatan yang panduan wawancara yang disesuaikan dengan
komprehensif kepada masyarakat melalui upaya Permenkes No. 46 Tahun 2015 dan Instrumen
pemberdayaan masyarakat dan swasta (Permenkes, Akreditasi Puskesmas. Sedangkan dokumen yang
2015) digunakan sebagai literatur adalah pedoman,
Keselamatan pasien menurut Permenkes RI kebijakan dan/atau peraturan yang berlaku terkait
No. 11 Tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien mutu dan keselamatan pasien. Pengumpulan data
adalah sistem yang membuat asuhan pasien lebih dilaksanakan di Puskesmas X Kota Surabaya pada
aman, meliputi asesmen risiko, identifikasi dan bulan Januari-Februari 2018.
pengelolaan risiko pasien, pelaporan dan analisis
insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak HASIL DAN PEMBAHASAN
lanjutnya, serta implementasi solusi untuk
meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah Mutu Pelayanan Kesehatan
terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan Menurut Edward Deming (1940), Mutu
akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak adalah pelayanan yang dapat memuaskan
mengambil tindakan yang seharusnya diambil. pelanggan, Menurut Joseph M. Juran (1954), bahwa
Upaya Keselamatan Pasien yang diterapkan mutu merupakan kecocokan penggunaan produk
oleh Puskesmas X Kota Surabaya bertujuan untuk untuk memenuhi kepuasan pelanggan. Sedangkan
meningkatkan mutu pelayanan fasilitas pelayanan menurut Supriyanto & Wulandari (2011), mutu
kesehatan melalui penerapan manajemen risiko merupakan keseluruhan karakteristik dan gambaran
yang diterapkan ke seluruh aspek pelayanan yang dari barang atau jasa yang menunjukkan
disediakan oleh Puskesmas X Kota Surabaya. kemampuannya dalam memuaskan kebutuhan
Selain itu, upaya keselamatan pasien juga pelanggan. Sehingga dapat dikatakan bahwa mutu
menjamin bahwa seluruh tindakan dalam pelayanan adalah sesuatu yang digunakan untuk menjamin
kesehatan dilaksanakan sesuai dengan standar tujuan atau luaran yang diharapkan dan mutu harus
pelayanan minimal dan kode etik profesi tenaga selalu mengikuti perkembangan pengetahuan
kesehatan. professional terkini agar dapat memuaskan
pelanggan.
Mutu pelayanan kesehatan adalah derajat kesehatan yang tersedia di pelayanan kesehatan
atau tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan tersebut.
yang diselenggarakan sesuai dengan standar
pelayanan yang berlaku. Menurut Azwar (1996),
mutu pelayanan kesehatan bersifat multidimensi Upaya Keselamatan Pasien
sebab mutu pelayanan kesehatan dapat dilihat dari Keselamatan adalah suatu sistem yang
tiga sudut pandang yaitu dari pihak pemakai jasa membuat asuhan pasien lebih aman, meliputi
pelayanan, pihak penyelenggara pelayanan, dan asasmen risiko, identifikasi dan pengelolaan risiko
pihak dan pihak penyandang dana mutu. pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan
Berdasarkan Permenkes No. 46 Tahun 2015 belajar dari insiden dan tindak lanjutnya, serta
Lampiran I Standar Akreditasi Puskesmas implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya
disebutkan bahwa visi pembangunan kesehatan risiko dan mencegah terjadinya cedera yang
yang diselenggarakan oleh Puskesmas adalah disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan
tercapainya Kecamatan Sehat menuju terwujudnya suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang
Indonesia Sehat. Untuk mewujudkan tercapainya seharusnya.
Kecamatan Sehat, pelayanan kesehatan khususnya Salah satu prinsip pelayanan kesehatan
Puskesmas harus memiliki kemampuan adalah menyelamatkan pasien dengan prosedur
memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu, dan tindakan yang aman dan tidak membahayakan
aman, serta dapat menjawab kebutuhan masyarakat. pasien maupun petugas pemberi pelayanan
Peningkatan mutu merupakan suatu proses kesehatan. Setiap fasilitas layanan kesehatan harus
pengukuran derajat kesempurnaan pelayanan selalu menjaga keamanan proses pelayanan
kesehatan dibandingkan dengan standar atau kesehatannya guna menghindari terjadinya
prinsip dengan tindakan perbaikan yang sistematik kesalahan medis (medical error) yang bisa
dan berkesinambungan untuk mencapai mutu berpengaruh terhadap kualitas pelayanan
pelayanan yang optimum atau prima sesuai dengan kesehatan.
standar ilmu pengetahuan dan teknologi serta Keselamatan pasien merupakan suatu upaya
kemampuan sumber daya yang ada (Supriyanto & menjamin segala tindakan dan aktivitas yang
Wulandari, 2011). berhubungan dengan pasien yang dilakukan oleh
Kualitas atau mutu pelayanan kesehatan petugas kesehatan agar berlangsung dengan aman
tidak dapat lepas dari kepuasan pelanggan atau dan tidak menimbulkan efek atau dampak yang
pasien. Pelayanan kesehatan yang bermutu dapat membahayakan bagi pasien melalui serangkaian
meningkatkan kepuasan pasien terhadap pelayanan aktivitas yang telah diatur dalam perundang-
yang diberikan. Selain itu, kepuasan pasien dapat undangan.
dijadikan tolok ukur keberhasilan mutu pelayanan Keselamatan pasien menjadi poin penting
sebuah fasilitas kesehatan. Kepuasan pasien akan dalam setiap tindakan medis baik tindakan medis
tercipta ketika apa yang didapat lebih besar dari ringan maupun tindakan medis berat. Berdasarkan
yang diharapkan. penelitian Maghfiroh & Rochmah (2017),
Menurut Kotler dalam Cahyono (2008), keselamatan pasien memberikan pengaruh besar
kepuasan dan keselamatan pasien dengan terhadap citra, tanggung jawab sosial, moral serta
tatakelola klinis serta efisiensi merupakan hal kinerja petugas kesehatan sehingga keselamatan
penting dalam menjamin kualitas pelayanan pasien memiliki keterkaitan dengan isu mutu dan
kesehatan. Institute of Medicine (2001) juga citra sebuah pelayanan kesehatan termasuk
mengatakan hal yang sama, yaitu mutu sebuah puskesmas.
pelayanan kesehatan dapat berdasarkan pada Berdasarkan Permenkes No. 46 Tahun 2015,
efisiensi, efektifitas, ketepatan waktu, keadilan, bahwa fasilitas kesehatan diharuskan
berorientasi pasien, dan keselamatan pasien. Hal memperhatikan mutu pelayanan dan keselamatan
tersebut menunjukkan bahwa keselamatan pasien pasien dalam setiap kegiatan pelayanan dan
merupakan salah satu tolok ukur bagi penilaian dilakukan secara berkesinambungan.
kualitas sebuah pelayanan kesehatan termasuk Berdasarkan penelitian Firawati, dkk. (2012),
Puskesmas. pelaksanaan keselamatan pasien dan budaya
Berdasarkan studi literatur terkait mutu keselamatan pasien di sebuah fasilitas pelayanan
pelayanan di Puskesmas X Kota Surabaya, kesehatan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor
disebutkan bahwa terdapat beberapa manajemen yaitu pengorganisasian, lingkungan kerja, dan faktor
yang diterapkan guna meningkatkan mutu budaya.
pelayanan sesuai kebutuhan dan kemampuan di Dalam pelaksanannya, upaya keselamatan
Puskesmas X Kota Surabaya. Salah satu pasien memerlukan pemantauan yang
manajemen yang digunakan untuk meningkatkan berkesinambungan agar pelaksanaannya sesuai
mutu pelayanan di Puskesmas X Kota Surabaya dengan tujuan. Berdasarkan penelitian Samra, R.,
adalah manajemen risiko. Hal tersebut sesuai dkk. (2016), bahwa terdapat beberapa strategi
dengan Permenkes No. 11 Tahun 2017 tentang monitoring yang dapat digunakan sebagai metode
Keselamatan Pasien, bahwa keselamatan pasien pemantauan dalam implementasi upaya
memiliki tujuan untuk meningkatkan kualitas atau keselamatan pasien. Strategi monitoring yang
mutu pelayanan kesehatan melalui pelaksanaan digunakan dapat disesuaikan dengan kebutuhan,
manajemen risiko di seluruh aspek pelayanan
kemampuan dan kondisi fasilitas pelayanan Salah satu elemen penilaian dalam akreditasi
kesehatan. adalah peningkatan mutu klinis dan keselamatan
Monitoring upaya keselamatan pasien pasien yang tercantum dalam instrumen akreditasi
bertujuan untuk memastikan bahwa pelaksanaan Puskesmas BAB IX.
upaya keselamatan pasien telah sesuai dengan Puskesmas X merupakan salah satu
standar dan kriteria yang telah disepakati. Puskesmas di Kota Surabaya yang telah
Sedangkan strategi monitoring merupakan sebuah terakreditasi. Berdasarkan hasil wawancara dan
metode yang dipilih dan digunakan guna observasi lapangan, pelaksanaan upaya
memudahkan dalam proses pemantauan dan keselamatan pasien di Puskesmas X disesuaikan
penemuan hambatan-hambatan selama dengan point elemen penilaian instrument akreditasi
pelaksanaan upaya keselamatan pasien. Puskesmas. Berikut merupakan hasil wawancara
Oleh karena itu, sebagai bentuk strategi dan observasi langsung terkait pelaksanaan upaya
monitoring terhadap upaya keselamatan pasien di keselamatan pasien di Puskesmas X berdasarkan
Puskesmas, Pemerintah Indonesia mengeluarkan Instrumen Akreditasi Puskesmas BAB IX.
sebuah kebijakan yang mengatur terkait standar dan Berdasarkan Tabel 1, terdapat 2 standar
kriteria penilaian pelaksanaan upaya keselamatan upaya keselamatan pasien dalam instrumen
pasien dalam Permenkes No. 46 Tahun 2015. akreditasi Puskesmas BAB IX tentang peningkatan
Berdasarkan kebijakan tersebut, disebutkan mutu klinis dan keselamatan pasien yang belum
bahwa agar menjamin perbaikan mutu, peningkatan terlaksana dengan baik di Puskesmas X Kota
kerja dan penerapan manajemen risiko Surabaya, yaitu (1) Upaya keselamatan pasien
dilaksanakan secara berkesinambungan di dipahami dan didefinisikan dengan baik oleh semua
Puskesmas, maka perlu dilakukan penilaian oleh pihak yang berkepentingan dan (2) Pengukuran,
pihak eksternal dengan menggunakan standar yang pengumpulan dan evaluasi sasaran keselamatan
ditetapkan yaitu melalui mekanisme akreditasi. pasien.
Tabel 1. Pelaksanaan Upaya Keselamatan Pasien di Puskesmas X Kota Surabaya berdasarkan wawancara dan
observasi lapangan
Standar pertama dalam pelaksanaan upaya pelaporan IKP dapat menurunkan kinerja petugas
keselamatan pasien di Puskesmas adalah dalam melakukan pencatatan dan pelaporan IKP.
perencanaan, monitoring, dan evaluasi upaya Berdasarkan wawancara dengan anggota
keselamatan pasien menjadi tanggung jawab tim keselamatan pasien, dikatakan bahwa masih
tenaga yang bekerja di pelayanan klinis. kurangnya sosialisasi terkait upaya keselamatan
Berdasarkan observasi dan wawancara dengan pasien kepada petugas Puskesmas sehingga masih
beberapa pihak di Puskesmas X Kota Surabaya, terdapat beberapa petugas yang belum memahami
bahwa perencanaan, monitoring, dan evaluasi dengan baik hal-hal terkait upaya keselamatan
upaya keselamatan pasien sudah dilakukan sesuai pasien di Puskesmas X Kota Surabaya.
dengan kebijakan dan pedoman yang berlaku. Pengukuran, pengumpulan dan evaluasi
Berdasarkan observasi langsung, terdapat sasaran keselamatan pasien sebagaimana
dokumen perencanaan, hasil monitoring dan dimaksud dalam Permenkes No. 46 tahun 2015
evaluasi pelaksanaan upaya keselamatan pasien di tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama,
Puskesmas X Kota Surabaya. Hal tersebut Tempat Praktik Mandiri Dokter, dan Tempat Praktik
menunjukkan bahwa tim keselamatan pasien telah Mandiri Dokter Gigi dan Instrumen Akreditasi
menjalankan tugasnya dalam pelaksanaan upaya Puskesmas bertujuan untuk menilai keberhasilan
keselamatan pasien di Puskesmas X Kota pencapaian indikator keselamatan pasien dan
Surabaya. digunakan sebagai salah satu upaya peningkatan
Pelaksanaan upaya keselamatan pasien mutu pelayanan kesehatan.
tidak dapat dilakukan hanya oleh tim keselamatan Pengukuran, pengumpulan dan evaluasi
pasien atau petugas kesehatan dengan pasien yang sasaran keselamatan pasien berfungsi sebagai alat
bersangkutan dan teknologi yang mendukung, untuk menemukan hal-hal yang berpotensi
melainkan harus melibatkan seluruh bagian dari menimbulkan bahaya baik di lingkungan fisik
organisasi yaitu dalam bentuk dukungan fasilitas pelayanan kesehatan maupun prosedur
manajemen dan kerjasama antar staf yang baik pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh petugas
(Sumarmi, 2017). Robbins dan Judge (2008), melalui penilaian-penilaian yang berdasarkan pada
menyatakan bahwa kerja sama tim yang baik indikator keselamatan pasien. Hasil pengukuran
dibutuhkan dalam menghasilkan sinergi yang positif dan pengumpulan sasaran keselamatan pasien
dalam mencapai suatu tujuan organisasi. dievaluasi dan digunakan sebagai bahan untuk
Upaya keselamatan pasien harus dipahami menciptaan pelayanan kesehatan yang aman dan
dan didefinisikan dengan baik oleh seluruh pihak bermutu baik dari lingkungan fisik maupun prosedur
yang terlibat agar penerapan upaya keselamatan pelayanan kesehatan oleh petugas. Hal tersebut
pasien dapat berjalan dengan baik dan mencapai dapat disebut juga proses manajemen upaya
tujuan yang diinginkan. Salah satu tujuan dari upaya keselamatan pasien.
keselamatan pasien yang tercantum dalam Pengukuran sasaran keselamatan pasien di
dokumen Kerangka Acuan Kerja Puskesmas X Kota Puskesmas X Kota Surabaya dilakukan di setiap
Surabaya adalah untuk meningkatkan mutu unit kerja dan poli. Kemudian hasil pengukuran
pelayanan dan kepuasan pasien. dikumpulkan dan dievaluasi dalam rapat
Penerapan upaya keselamatan pasien untuk manajemen risiko guna menghasilkan rekomendasi
peningkatan mutu pelayanan kesehatan tidak hanya dan rencana tindak lanjut. Hasil evaluasi upaya
terkait dengan petugas atau sumber daya manusia keselamatan pasien akan digunakan sebagai bahan
yang terlibat. Namun penciptaan lingkungan yang perbaikan dan peningkatan mutu pelayanan di
aman dan terhindar dari hal-hal yang berpotensi Puskesmas X Kota Surabaya yang diintegrasikan
membahayakan bagi pasien juga merupakan dengan seluruh aspek dalam pelayanan kesehatan
bentuk upaya keselamatan pasien (Ulrich & Kear, yang disediakan oleh Puskesmas X Kota Surabaya.
2014). Evaluasi hasil perbaikan upaya keselamatan
Berdasarkan hasil observasi di Puskesmas X pasien bertujuan untuk melihat apakah setelah
Kota Surabaya, terdapat beberapa petugas yang perbaikan masalah keselamatan pasien tersebut
Puskesmas yang belum memahami dengan baik sudah teratasi atau belum. Apabila masih belum
alur pelaporan Insiden Keselamatan Pasien. teratasi, maka tim keselamatan pasien harus
Petugas tersebut hanya mencatat namun tidak merekomendasikan tindak lanjut alternatif lain guna
dilaporkan sesuai batas waktu pelaporan yang mengatasi masalah tersebut.
ditentukan karena masih bingung dengan alur Terdapat 6 indikator keselamatan pasien
pelaporan insiden keselamatan pasien. Selain itu, yang digunakan sebagai bahan evaluasi dalam
terdapat petugas yang tidak konsisten melakukan peningkatan mutu di Puskesmas “X” yaitu tidak
pencatatan dan pelaporan keselamatan pasien. Hal terjadinya kesalahan identifikasi pasien dalam
tersebut dikarenakan petugas belum sepenuhnya pemberian tindakan medis, tidak terjadinya
memahami pentingnya pencatatan dan pelaporan kesalahan pemberian obat kepada pasien, tidak
dalam upaya keselamatan pasien. terjadinya kesalahan prosedur tindakan medis dan
Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang keperawatan, pengurangan terjadinya risiko infeksi
dilakukan oleh Gunawan, Widodo, & Harijanto di Puskesmas, tidak terjadinya pasien jatuh, dan
(2015), bahwa rendahnya pemahaman dan kefektifan komunikasi.
pengetahuan petugas terkait tata cara dan manfaat