You are on page 1of 22
4 HAID DAN SIKLUSNYA KLINIK HAID ‘Haid ialah perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus, disertai pelepasan (deskuamasi) endometrium, Panjang siklus haid ialah jarak antara tanggal mulainya haid yang lalu dan mulainya haid berikutnya. Hari mulainya perdarahan dinamakan hari pertama tiklus, Kareoa jot aulaaya aid. tdek dipertirmagan dan. sepatays wakes keluar haid dari ostium uteri eksternum tidak dapat diketahui, maka panjang siklus mengandung kesalahan + 1 hari. Panjang siklus haid yang normal atau dianggap sebagai siklus haid yang klasik ialah 28 hari, tetapi variasinya cukup tas, Bokan ej antara beberapa waritattupt faga pada wana yang soma. Juga pada kakak beradik bahkan saudara kembar, siklusnya tidak terlalu sama. Panjang siklus haid dipengaruhi oleh usia seseorang. Rata-rata panjang siklus haid pada gadis usia 12 tahun ialah 25,1 hari, pada wanita usia 43 tahun 27,1 hari, dan pada wanita sia 55 cahun 61,9 hari Jadi, sebenacaya panjang sikkas haid 28 hari itu tidak sering dijumpai. Dari pengamatan Hartman pada kera ternyata bahwa hanya 20% saja panjang siklus haid 28 hari. Panjang siklus yang biasa pada manusia ialah 25-32 hari, dan kira-kira 97% wanita yang berovulasi iklus haidnya berkisar antara 18 - 42 hari. Jika siklusnya kurang dari 18 hari atau lebih dari 42 hari dan tidak teratur, biasanya siklusnya tidak berovulasi (anovulatoar). Lama haid biasanya antara 3 - 5 hari, ada yang 1 - 2 hari diikuti darah sedi sedikit kemudian, dan ada yang sampai 7 - 8 hari. Pada setiap wanita biasanya lama haid itu tetap. Jumlah darah yang keluar rata-rata 33,2 + 16 ce. Pada wanita yang lebih tua rH AID DANSIKLUSNYA iasanya darah yang keluar lebih banyak. Pada wanita dengan anemi defisiensi besi jumlah darah haidnya juga lebih banyak. Jumlah darah haid lebih dari 80 cc ddianggap patologik. Darah haid tidak membeku; ini mungkin disebabkan fibrinolisin. Kebanyakan wanita tidak merasakan gejala-gejala pada waktu haid, tetapi sebagian heel! merasa berat di panggul atau merasa ayer (Usmenores). Usa gadis remaja pada wakeu pertama kalinya mendapat haid (menarche) bervariasi Jebar, yaitu antara 10 - 16 tahun, tetapi rata-ratanya 12,5 tahun. Statistik menunjukkan bahwa usia menarche dipengaruhi faktor keturunan, keadaan gizi, dan keschatan umum. Semmelweiss menyatakan bahwa 100 tabun yang Iampau usia gadis-gadis Vienna pada waktu menarche berkisar antara 15 - 19 tahun. Menurut Brown menurunnya usia waktu menarche itu sekarang disebabkan oleh keadaan gizi dan kesehatan umum yang membaik, dan berkurangnya penyakit menahun. Menarche terjadi di tengah-tengah ‘masa pubertas, yaitu masa peralihan dari anak-anak ke dewasa. Sesudah masa pubertas, wanita memasuki masa reproduksi, yaitu masa di mana ia dapat memperoleh keturunan. Masa reproduksi ini berlangsung 30 - 40 tahun dan berakhir pada masa mati haid atau baki (menopause). ASPEK ENDOKRIN DALAM SIKLUS HAID Sckarang diketahui bahwa dalam proses ovulasi harus ada kerja sama antara korceks serebri, hipotalamus, hipofisis, ovarium, glandula tiroidea, glandula alis, dan kelenjar-kelenjar endrokrin lainnya. Yang memegang peranan dalam proses tersebut adalah hubungan hipotalamus, hipofisis, dan ere es Pana pena ea el sce inert yang dianut sekarang, hipotalamus mengawasi sekresi hormon gonadotropin ‘oleh adenohipofisis melalui sekresi neurohormon yang disalurkan ke sel-sel adenohipofisis lewat sirkulasi portal yang khusus. Hipotalamus menghasilkan faktor yang telah dapat diisolasi dan disebut Gonadotropin Releasing Hormone (Gn RH) karena dapat merangsang pelepasan Luteinizing Hormone (LH) dan Follicle Stimulating Hormone (FSH) dari hipofisis. Apakah hipotalamus menghasilkan FSH-Releasing Hormone (FSH-RH) yang terpisah dari LH- Releasing Hormone (LH-RH) belum lagi pasti karena FSH-RH belum dapat iisolasi. Releasing Hormone (RH) disebut juga Releasing Factor. Penyelidikan pada hewan menunjukkan babwa pada hipotalamus terdapat dua pusat, yaitu pusat tonik di bagian belakang hipotalamus di daerah nukleus arkuatus, dan pusat siklik di bagian depan hipotalamus di daerah suprakiasma- tik. Pusat siklik mengawasi lonjakan LH (LH-surge) pada pertengahan siklus haid yang menyebabkn terjadinya ovulasi. Mekanisme kerjanya belum jelas benar. Siklus haid normal dapat dipahami dengan baik dengan membaginya atas dua fase dan 1 saat, yaitu fase folikuler, saat ovulasi, dan fase luteal. Perubahan- HAIDDANSIKLUSNYA 10s = ye t Gambar 4-1. Aksis hipotalamus-hipaisis-ovariam perubahan kadar hormon sepanjang siklus haid disebabkan oleh mekanisme tumpan balik (feedback) antara hormon steroid dan hormon gonadotropin. Estrogen menyebabkan umpan balik negatifterhadap FSH, sedangkan terhadap LH estrogen menyebabkan umpan balik negatif jika kadarnya rendah, dan umpan balik positif jika kadarnya tinggi. Tempat utama umpan balik terhadap hormon gonadotropin ini mungkin pada hipotalamus. Tidak lama setelah haid mulai, pada fase folikuler dini, beberapa folikel berkembang oleh pengarih FSH yang meningkat. Meningkatnya FSH ini disebabkan oleh regresi korpus luteum, sehingga hormon steroid berkurang. Dengan berkembangnya folikel, produksi estrogen meningkat, dan ini menekan produksi FSH; folikel yang akan berovulasi melindungi dirinya sendiri tethadap atresia, sedangkan folikel-folikel lain mengalami atresia. Pada wakeu ini LH juga meningkat, namun peranannya pada tingkat ini hanya membantu pembuatan estrogen dalam folikel. Perkembangan folikel yang cepat pada fase folikel akhir ketika FSH mulai menurun, menunjukkan bahwa folikel yang telah masak itu bertambah peka terhadap FSH. Perkembangan folikel berakhir sstelah kadar estrogen dalam pla jelas mening. Estrogen pads mulany ‘meninggi secara berangsur-angsur, kemudian dengan cepat mencapai puncak- nya, In memberikan empan bali posi terhadsp puss ski, dan dengan lonjakan LH (LH-surge) pada pertengahan siklus, mengakibatkan terjadinya “7 AID DANSIKLUSNYA ‘ovulasi. LH yang meninggi itu menetap kira-kira 24 jam dan menurun pada fase luteal. Mekanisme curunnya LH tersebut belum jelas. Dalam beberapa jam setelah LH meningkat, estrogen menurun dan mungkin inilah yang menyebab- kan LH itu menurun, Menurunnya estrogen mungkin disebabkan oleh perubahan morfologik pada folikel. Mungkin pula menurunnya LH itu disebabkan oleh umpan_balik negatif yang pendek dari LHC terhadap hipotalamus. Lonjakan LH yang cukup saja tidak menjamin terjadinya ovulasi; folikel hendaknya pada tingkat yang matang, agar ia dapat dirangsang untuk berovulasi. Pecahnya folikel terjadi 16 - 24 jam setelah lonjakan LH. Pada manusia biasanya hanya satu folikel yang matang. Mekanisme terjadinya ovulasi agaknya bukan oleh karena meningkatnya tekanan dalam folikel, tetapi ‘oleh perubahan-perubahan degeneratif kolagen pada dinding folikel, sehingga ia menjadi tipis. Mungkin juga prostaglandin F2 memegang peranan dalam peristiwa itu. taaesi rozsean aeopee mien CGambar 4-2, Perubahan-perubahan kadar hormon gonadotropin dan hormon steroid sepanjan sikus aid HAID DANSIKLUSNYA 1 Pada fase luteal, setelah ovulasi, sel-sel granulosa membesar, membentuk vakuola dan bertumpuk pigmen kuning (lutein); folikel menjadi korpus luteum. ‘Vaskularisasi dalam lapisan granulosa juga bertambah dan mencapai puncaknya pada 8 - 9 hari setelah ovulasi. Luteinized granulosa cells dalam korpus luteum itu membuat progesteron banyak, dan Iuteinized theca cells membuat pula estrogen yang banyak, sehingga kedua hormon itu meningkat tinggi pada fase luteal. Mulai 10 - 12 hari setelah ovulasi korpus luteum mengalami regresi berangsur-angsur disertai dengan berkurangnya kapilar-kapilar dan diikuti oleh menurunnya_sekresi progesteron dan estrogen. Masa hidup korpus luteum pada manusia tidak bergantung pada hormon gonadotropin, dan sekali terbentuk ia berfungsi sendiri (antonom). Namun, akhir-akhir ini diketahui untuk berfungsinya Korpus luteum, diperlukan sedikit LH terus-menerus. Steroidegenesis.p ovarium tidak mungkin tanpa LH. Mekanisme degenerasi korpus luteum jika ea eee aUet eee eesti ea cel elec terjadi haid. Pada siklus haid normal umumnya terjadi variasi dalam panjangnya siklus disebabkan oleh variasi dalam fase folikuler. Pada kehamilan, hidupnya korpus luteum diperpanjang oleh adanya rangsangan dari Human Chorionic Gonadotrophin (HCG), yang dibuat oleh sinsisiotrofoblast. Rangsangan ini dimulai pada puncak perkembangan korpus luteum (8 hari pascaovulasi), waktu yang tepat untuk mencegah terjadinya regresi luteal. HCG memelihara steroidogenesis pada korpus luteum hingga 9 - 10 minggu kehamilan. Kemudian, fungsi itu diambil alih oleh plasenta. Dari uraian di atas jelaslah bahwa kunci siklus haid tergantung dari perubahan-perubahan kadar estrogen. Pada permulaan siklus haid meningkat- nya FSH disebabkan oleh menurunnya estrogen pada fase luteal sebelumnya. Berhasilnya perkembangan folikel tanpa terjadinya atresia tergantung pada ‘cukupnya produksi estrogen oleh folikel yang berkembang. Ovulasi terjadi oleh cepatnya estrogen meningkat pada pertengahan siklus yang menyebabkan lonjakan LH. Hidupnya korpus lureum tergantung pula pada kadar minimum, LH. yang terus menerus. Jadi, hubungan antara folikel dan hipotalamus bergantung pada fungsi estrogen, yang menyampaikan pesan-pesan berupa ‘umpan balik positif atau negatif. Segala keadaan yang menghambat produksi estrogen dengan sendirinya akan mempengaruhi siklus reproduksi yang normal. PERUBAHAN HISTOLOGIK PADA OVARIUM DALAM SIKLUS HAID Ovarium mengalami perubahan-perubahan dalam besar, bentuk, dan posisinya sejak bayi dilahirkan hingga masa tua seorang wanita. Di samping itu, terdapat perubahan-perubahan histologik yang disebabkan oleh rangsangan berbagai kelenjar endokrin, Pada masa pubertas ovarium berukuran 2,5 - 5 em panjang,

You might also like