You are on page 1of 29
PETUNJUK TEKNIS PENDIRIAN DAN PENYELENGGARAAN PENDDIKAN, KEAGAMAAN HINDU PASRAMAN FORMAL DIREKTORAT JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT HINDU KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA, TAHUN 2020 KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT HINDU, PETUNJUK TEKNIS PENDIRIAN DAN PENY! NOMOR 123 TAHUN 2020 TENTANG NGGARAAN PENDIDIKAN KEAGAMAAN HINDU PASRAMAN FORMAL. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT HINDU, Menimbang a Mengingat 1 [ Raveg Oras] Bear epeprenan din ¢ Hinge 14 Predidlan bahwa dalam rangka melaksanakan_ ketentuan Peraturan Menteri Agama Nomor 10 Tahun 2020 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Agama Nomor 56 Tahun 2014 tentang Pendidikan Keagamaan Hindu dan untuk — memberikan pengaturan lebih lanjut _mengenai Pendirian dan Penyelenggaraan Pendidikan Keagamaan Hindu pasraman formal maka periu menetapkan Petunjuk ‘Teknis Pendirian dan Penyelenggaraan Pendidikan Keagamaan Hindu Pasraman Formal; bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Keputusan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu tentang Petunjuk Teknis Pendirian dan Penyelenggaraan Pendidikan Keagamaan Hindu Pasraman Formal; Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara RI Tahun 2013, Nomor 71, Tambahan Lembaran Negara RI Nomér 5410); Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan (Lembaran Negara RI Tahun 2007 Nomor 124, ‘Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4769}; Pétaturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Gu Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang. Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan sebagaimana. va 10. 12 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan ‘Atas Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5157; Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8); Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2015 tentang, Kementerian Agama; Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 2009 tentang ‘Tunjangan Profesi Guru dan Dosen, Tunjangan Khusus Guru dan. Dosen, serta’ Tunjangan Kehormatan Profesor (Lembaran ‘Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 85, Tambahan lembaran RI Nomor 5016); Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor ‘56 Tahun 2014 tentang Pendidikan Keagamaan Hindu sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri ‘Agama Nomor 10 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Agama Nomor 56 Tahun 2014 ‘Tentang Pendidikan Keagamaan Hindu (Berita Negera Republik Indonesia Nomor Tahun 2020 Nomor 310); Peraturan Menteri Agama Nomor 42 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian ‘Agama (Berita Negera Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1495); Peraturan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 66 Tahun 2012 tentang Pedoman Penilaian Kinerja_Pembina/ Penanggungjawab dan Pemeringkatan — Kinerja Pembina/ Penanggungjawab dan Kementerian/ Lembaga, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah/ Kota dalam Penyelenggaraan Pelayanan Publik; Peraturan Menteri Agama Nomor 16 Tahun 2010 tentang Pengelolaan Pendidikan Agama pada Sekolah; Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 36 Tahun 2014 Pedoman Pendirian, Perubahan, dan Penutupan Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Peraturan Menteri Agama Nomor 19 Tahun 2019 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Kementerian Agama (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 1117); MEMUTUSKAN Menetapkan : KEPUTUSAN. DIREKTUR —JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT HINDU TENTANG — PETUNJUK TEKNIS PENDIRIAN. DAN. PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KEAGAMAAN HINDU PASRAMAN FORMAL. [aces Tp ce eet S a 2 La |\& KESATU KEDUA, KETIGA [tsa Oa pepe dn LF Penetapan Petunjuk Teknis Pendirian dan Penyelenggaraan Pendidikan Keagamaan Hindu Pasraman Formal sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari keputusan Petunjuk Teknis Pendirian dan Penyelenggaraan Pendidikan Keagamaan Hindu Pasraman Formal sebagaimana dimaksud pada DIKTUM KESATU merupakan pedoman bagi instansi vertikal di lingkungan Kementerian Agama dan masyarakat yang menyelenggarakan Satuan Pendidikan Keagamaan Hindu Pasraman Formal. Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 29. Juli 2020 Plt. DIREKTUR JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT HINDU, 1 MADE SUTRESNA Desa Sa Pein KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT HINDU NOMOR 123 TAHUN 2020 ‘TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENDIRIAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KEAGAMAAN HINDU PASRAMAN FORMAL PETUNJUK TEKNIS PENDIRIAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KEAGAMAAN HINDU PASRAMAN FORMAL BABI PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Berdasarkan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 ‘Tahun 2003 terutama dalam pasal 12 ayat 4, pasal 30 ayat 5, dan pasal 37 fayat 3, maka Pemerintah Republik Indonesia telah menetapkan Peraturan Pemerintah Nomor $5 Tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan. Apabila dicermati substansi Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2007 pada pasal 1 diktum $ dijelaskan bahwa "Pasraman adalah Pasraman keagamaan Hindu pada jalur pendidikan formal dan non formal’. Kemudian dalam pasal 8 ayat 1 dan 2 ditegaskan tentang Pendidikan keagamaan, bahwa “pendidikan keagamaan berfungsi mempersiapkan peserta didik menjadi anggota_ masyarakat yang memahami dan mengamalkan nilai-nilai ajaran agamanya dan/atau ‘menjadi ahli ilmu agama yang berwawasan luas, kritis, kreatif, inovatif, dan dinamis dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang beriman, bertaqwa, dan berakhlak mulia" ‘Terlcait dengan penyelenggaraan pendidikan keagamaan Hindu, dalam pasal 38 dinyatakan : 1) Pendidikan keagamaan Hindu merupakan Pendidikan berbasis mayarakat yang diselengggarakan dalam bentuk pasraman, pesantian, dan bentuk lain yang sejenis . 2) Pengelolaan Pasraman keagamaan Hindu dilakukan oleh pemerinah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat. 3) Pendidikan pasraman diselenggarakan pada jalur formal dan nonformal. 4) Pendidikan pasraman diselenggarakan pada jalur formal setingkat TK disebut Pratama Widya Pasraman, yaitu tingkat Pratama Widya Pasraman A (Setingkat TK A) dan tingkat Pratama Widya Pasraman B (Setingkat TK B). 5) Pendidikan Pasraman pada jalur formal jenjang pendidikan dasar setingkat SD disebut Adi Widya Pasraman terdiri atas 6 (enam| tingkat. 6) Pendidikan pasraman pada jelur formal jenjang pendidikan dasar setingkat SMP disebut Madyama Widya Pasraman terdiri atas 3 (tiga) tingkat. 7) Pendidikan pasraman pada jalur formal jenjang pendidikan menengah setingkat SMA disebut Utama Widya Pasraman terdiri atas 3 (tiga) tingkat’. Kemudian dalam pasal 40 dinyatakan “1) Maha Widya Pasraman atau pendidikan keagamean tinggi Hindu, diselenggarakan oleh pemerintah maupun masyarakat, 2) Penamaan satu jenjang Maha Widya Pasraman yang diselenggarakan oleh ‘asyarakat merupakan hak penyelenggara satuan pendidikan yang bersangkutan. 3) Maha Widya Pasraman disclenggarakan sesuai dengan ketentuan tentang pendidikan tinggi dalam Standar Nasional Pendidikan’. Sehubungan dengan dasar aturan yang berlaku untuk mengatur tentang Pasraman sebagaimana telah dikutip di atas, maka dapat ditegaskan bahwa 1) Pasraman diselenggarakan secara formal (oleh pemerintah) dan non formal (oleh masyarakat}, 2) Pasraman pada jalur formal antara lain: Pratama Widya Pasraman (Setingkat TK A dan TK B), ‘Adi Widya Pasraman (Setingkat SD), Madyatama Widya Pasraman (Setingkat SMP}, Utama Widya Pasraman (Setingkat SMA), dan Maha Widya pasraman (Perguruan Tinggi Agama Hindu). Bilamana aturan tersebut benar-benar dapat dijadikan acuan dalam penyelenggaraan pendidikan keagamaan Hindu, maka hal ini sebagai dinamika dalam pembinaan dan penyelenggaraan pendidikan keagamaan Hindu di Indonesia. Nyatanya bahwa secara formal masih belum maksimal dalam perwujudannya, oleh karena jalur Pratama Widya Pasraman (Setingkat TK A dan TK 8), Adi Widya Pasraman (Setingkat SD), Madyama Widya Pasraman (Setingkat SMP), Utama Widya Pasraman (Setingkat SMA) yang diselenggarakan di bawah naungan atau binaan Kementrian Agama Republik Indonesia belum diselenggarakan. Untuk mewujudkan hal tersebut maka dipandang perlu untuk menetapkan petunjuk teknis yang dapat dipedomani oleh Iembaga swasta dan masyarakat dalam mendirikan lembaga pendidikan keagamaan hindu pasraman formal. Teknis Pendirian dan Penyelengg LANDASAN YURIDIS Dasar hukum yang menjadi landasan dalam penyusunan Petunjuk raan Lembaga Pendidikan Keagamaan Pasraman Formal adalah sebagai berikut 1 10. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Uembaran Negara RI Tahun 2013, Nomor 71, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 5410}; Peraturan Pemerintah Nomor $5 Tahun 2007 tentang Pendidikan ‘Agama dan Pendidikan Keagamaan (Lembaran Negara RI Tahun 2007 Nomor 124, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4769); Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Republic Indonesia Nomor 19 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru; Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5157; Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8); Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2015 tentang Kementerian Agama; Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 2009 tentang Tunjangan Profesi Guru dan Dosen, Tunjangan Khusus Guru dan Dosen, serta Tunjangan Kehormatan Profesor (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 85, ‘Tambahan lembaran RI Nomor 5016); Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 56 Tahun 2014 tentang Pendidikan Keagamaan Hindu sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Agama Nomor 10 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Agama Nomor 56 Tahun 2014 ‘Tentang Pendidikan Keagamaan Hindu (Berita Negera Republik Indonesia Nomor Tahun 2020 Nomor 310); Peraturan Menteri Agama Nomor 42 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agama (Berita Negera Republik Indonesia ‘Tahun 2016 Nomor 1495); Peraturan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 66 Tahun 2012 tentang Pedoman Penilaian Kinerja Pembina/ Penanggungjawab dan Pemeringkatan Kinerja Pembina/ Penanggungjawab dan Kementerian/ Lembaga, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah/ Kota dalam Penyelenggaraan Pelayanan Publik; Peraturan Menteri Agama Nomor 16 Tahun 2010 tentang Pengelolaan Pendidikan Agama pada Sekolah; [ RateeOmais ~~ Deine“ Sevens] egepawon don | Pendiian Ha Le 1% Ne Hine 13, Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 36 Tahun 2014 Pedoman Pendirian, Perubahan, dan Penutupan Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Standar Sarana dan Prasarana untuk Sekolah Dasar/Madrasah —Ibtidaiyah (SD/Ml),_ Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTS), dan Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA); Peraturan Menteri Agama Nomor 19 Tahun 2019 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Kementerian Agama Agama (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 1117); ©. TUJUAN DAN SARAN 1 Tyjuan Pasraman formal merupakan sebuah wadah pendidikan keagamaan yang mempunyai tujuan sebagai berikut : a. Menanamkan kepada peserta didik (brahmacari} untuk memiliki sradha bhakti kepada brahman (Tuhan}; Mengembangkan pengetahuan sikap gan keterampilan brahmacari untuk menjadi ahli ilmu agama Hindu serta memiliki pengetahuan, sikap kreatif inovatif, mandiri dan menjadi warga negara demokratis serta bertanggung jawab terhadap peniahaman weda. 2 Sasaran adalah: Yang menjadi sasaran dalam penyusunan petunjuk pendirian penyelenggaraan pendidikan formal keagamaan adalah sebagai berikut: ing Ona] Disar [Sore Memberikan informasi yang jelas dan benar kepada masyarakat Hindu tentang mekanisme pendirian dan _penyelenggaraan pendidikan keagamaan pasraman Hindu formal dari jenjang Pratama, Adi, Madyama dan Utama Widya Pasraman Memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat Hindu untuk terlibat secara aktif dalam kegiatan penyelenggaraan pendidikan keagamaan Hindu diseluruh Indonesia sehingga dapat memperdalam pemahaman nila nilai weda Memberikan kesempatan kepadga lembaga pendidikan memahami pedoman dan petunjuk teknis pendirian dan penyelenggaraan pendidikan formal keagamaan Hindu untuk jenjang Pratama, Adi, Madyama, Utama Widya Pasraman. Kepegawnon dha | Peach | Pe aS D. ANALISIS POTENS! CALON PESERTA DIDIK/ BRAHMACARI Analisis potensi calon peserta pasraman formal mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut 1 Satu Adi Widya Pasraman (Setingkat SD) dengan enam rombongan belajar melayani maksimum 500 jiwa. Persyaratan calon peserta didik/Brakmacari baru Kelas 1 (satu) Adi Widya Pasraman (Setingkat SD} sebagai berikut a. 7 (tujuh) tahun; b. Paling rendah 6 (enam) tahun pada tanggal 1 Juli tahun berjalan; ©. Pengecualian syarat usia paling rendah 6 (enam) tahun sebagaimana dimaksud, yaitu paling rendah 5 (lima) tahun 6 (enam) bulan pada tanggal 1 Juli tahun berjalan, diperuntukkan bagi calon peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan dan atau bakat istimewa dan kesiapan psikis yang dibuktikan dengan rekomendasi tertulis dari psikolog profesional 2 Satu Madyama Widya Pasraman (Setingkat SMP) dengan tiga rombongan belajar melayani maksimum 500 jiwa. Persyaratan calon peserta didik/Brahmacari baru kelas 7 (tujuh) Madyama Widya Pasraman (Setingkat SMP) sebagai berikut: a. Berusia paling tinggi 15 (lima belas) tahun pada tanggal 1 Juli tahun berjalan; b. Memiliki ijazah atau surat tanda tamat belajar Adi Widya Pasraman (Setingkat SD) atau bentuk lain yang sederajat. 3 Satu Utama Widya Pasraman (Setingkat SMA) dengan tiga rombongan belajar melayani maksimum 500 jiwa. Persyaratan calon_peserta idik/ Brahmacari baru Kelas 10 (sepuluh) Utama Widya Pasraman (Setingkat SMA) sebagai berikut: 4. Berusia paling tinggi 21 (dua puluh satu) tahun pada tanggal 1 Juli tahun berjalan b. Memilikisjazah atau surat tanda tamat belajar Madyama Widya Pasraman (Setingkat SMP) atau bentuk lain yang sederajat. ©. Memiliki SHUN (Sertifikat Hasil Ujian Nasional) Madyama Widya Pasraman atau bentuk lain yang sederajat. | Drake] Secure] Pendiian BABII PERSYARATAN DAN MEKANISME PENGAJUAN IJIN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN FORMAL A. PERSYARATAN ADMINISTRATIF Persyaratan administrasi yang harus dipenuhi untuk mendirikan Pasraman Formal, adalah sebagai berikut: 1. Mengajukan permohonan pendirian Pasraman, 2 Berada dibawah naungan yayasan/lembaga yang berbadan hukum yang menyelenggarakan pendidikan keagamaan dan terdaftar pada Ditjen Bimas Hindu Kementerian Agama, 3. Memiliki Akta Pendirian. 4. Memiliki Struktur Organisasi 5. Memiliki Anggaran Dasar dan Anggaran rumah Tangga (AD/ART) 6 Melampirkan pernyataan dan bukti kesanggupan untuk membiayai Jembaga pendidikan tersebut untuk jangka waktu paling sedikit 3 (tiga ) tahun. Yayasan seperti dimaksud pada nomor 2 bukan yayasan keluarga, 7. Memiliki nama Pasraman yang bernuansa Hindu. Nama Pasraman wajib digunakan sebagai nama depan dan nama belakang wajib menggunakan istilah dalam agama Hindu. & Nama Pasraman wajib mendapat persetujuan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu. B, PERSYARATAN TEKNIS Persyaratan teknis yang harus dipenuhi untuk mendirikan Pasraman_ Formal, adalah sebagai berikut: 1. Kurikulum, 2. Pendidik, tenaga kependidikan (kualifikasi tenaga pendidik) Peserta didik minimal 10 orang dalam satu rombel, Sarana dan:prasarana pendidikan. Rencana pembiayaan pendidikan dan Proses pembelajaran yang mengacu kreatif dan inovasi pembelajaran, ‘Sistem evaluasi pembelajaran dan program pendidikan, Organisasi dan manajemen pendidikan Pasraman PAP ae | iSiegorai Drees] | epee dn | Pecan He | ee Ne 9, Pembiyaan pendidikan. 10. Memiliki pedoman kerja. 11, Memiliki Visi dan Misi. (._KELAYAKAN PENDIRIAN Persyaratan kelayakan metiputi 1. Memiliki tata ruang, geografis, dan ekologis. 2 Memiliki prosfek pendaftar. 3. Memiliki Sosial Budaya. 4. Adanya demografi anak usia sekolah, D. MEKANISME PENDIRIAN DAN PENGEYELENGGARAAN PENDIDIKAN KEAGAMAAN Mekanisme Pendirian dan Penyelenggaraan Pendidikan Keagamaan Hindu Pasraman Formal dilakukan melalui proses sebagai berikut a. Penyelenggara / pemrakarsa menyampaikan usul penyelenggaraan Pasraman formal kepada Menteri ‘Agama Up. Direktur Jenderal bimbingan Masyarakat Hindu dengan melampirkan persyaratan pendirian. . Penyampaian usul yang dimaksud pada huruf (a) dapat dilakukan pada satu jenjang dan / atau beberapa jenjang dan / atau seluruh jenjang yang meliputi dari Pratama Widya Pasraman, Adi Widya Pasraman, Madyama Widya Pasraman, dan Utama Widya Pasraman. cc. Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu menetapkan tim verifikasi untuk melakukan penelitian dan / atau penelahaan berkas penyelenggaraan (format verifikasi terlampir) d.Menindaklanjuti hasil tim verifikasi, Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu menetapkan tim visitasi untuk melakukan wji petik dan atau peninjauan lapangan (format visitasi terlampir). e.Jika atas dasar hasil uji petik lembaga yang diusulkan memenuhi Sarat, maka Dirjen Bimas Hindu menetapkan isin pendirian dan operasional lembaga pendidikan keagamaan Hindu Pasraman formal yang berlaku untuk masa paling lama 5 (lima) tahun. £. Usul perpanjangan izin operasional lembaga pendidkan keagamaan Pasraman formal dapat diajukan kembali (1) satu tahun sebelum masa berlaku izin berakhir. ( Katey aie | Keqepawaan dn | Bee BAB IIL STANDAR KURIKULUM DAN MODEL PEMBELAJARAN A. STANDAR KURIKULUM a Menyesuaikan dengan ketentuan dalam Keputusan Diterktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu, Nomor : DV.V/36/2015, Tentang Petunjuk Teknis Pendirian dan Penyelenggaraaan Pendidikan Keagamaan Hindu Pasraman Formal, pada pasal 11 b. Struktur Kurikulum Pendidikan Umum dan Keagamaan Hindu pada jenjang Adi Widya Pasraman, adalah: a. Kelompok A (Umum) - Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan - Bahasa Indonesia ~ Matematika = Iimu Pengatahuan Alam (IPA) - Iimu Pengetahuan Sosial (IPS) ». Kelompok B (Keagamaan) - Pendidikan Agama Hind - Pengetahuan Weda ~Tattwa, Btika ~ Acara Agama - Sejarah Agama Hindu = Yoga Kelompok C (Ko Kurikuler) + Penjaskes - Bahasa Kawi 4. Kelompok D (Muatan Lokal} - Seni Budaya Keagamaan Hindu © Struktur Kurjkulum Pendidikan Umum dan Keagamaan Hindu pada Jenjang Madyama Widya Pasraman, adalah a. Kelompok A (Umum) - Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan - Bahasa Indonesia Matematika - limu Pengetahuan Alam (IPA) - Bahasa Ingeris, - llmu Pengetahuan Sosial (IPS) b. Kelompok B (Keagamaan) - Pendidikan Agama Hindu Pengetahuan Weda Tattwa + Btika ~ Acara Agama - Sejarah Agama Hindu ~ Yoga ©. Kelompok C (Ke Kurikuler} =Penjaskes - Bahasa Kawi 4. Kelompok D (Muatan Lokal) - Seni Budaya Keagamaan Hindu 4 Struktur kurikulum Pendidikan Umum dan Keagamaan Hindu pada Jenjang Utama Widya Pasraman, adalah: a. Kelompok A (Umum) - Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan - Bahasa Indonesia Matematika - llmu Pengetahuan Alam (IPA) - Seni dan Budaya ~ Bahasa Inggris b. Kelompok B (Keagamaan} - Pengetahuan Weda - Tattwa - Btika ~ Acara - Pendidikan Agama Hindu * - Sejarah Agama Hindu - Bahasa Sanskerta ~ Bahasa Jawa Kuna ~ Yous © Kelompok C (Ko Kurikuler) = PJOK - SBDP 4. Kelompok D (Muatan Lokal) - Bahasa Daerah B. MODEL PEMBELAJARAN Model Pembelajaran menyesuaikan dengan ketentuan dalam Keputusan Diterktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu, Nomor = DV.V/96/2015, Tentang Petunjuk Teknis Pendirian dan Penyelenggaraaan Pendidikan Keagamaan Hindu Pasraman Formal, pada pasal 13. (Tambahan) Model pembelajaran mengunakan model pembelajaran yang mengintegrasikan keterampilin abad 21 (Crithical Thinking, Creativity, Comunicative, Colaborations), Penguatan Pendidikan Karakter, Literasi. Model pembelajaran tersebut dipadupadankan dengan model pembelajaran aguron-guron, dharma tula, dharma gita, dharma santi, dan sebagainy C, STANDAR JAM TATAP MUKA SESUAI JENJANG PENDIDIKAN ‘Struktur Kurikulum Pendidikan Pratama Widya Pasraman NO | Bidang Pengembangan Alokasi Waktu 1 | Pembantuka Perilaku | Nilai-nilai Agama Hindu dan Moral Sosial Emosional Jumiah Jam Per | Kemampuan Dasar | Minggu 900 Menit 1. Bahasa | 2 Kogniif a Fisik 4. Seni Budaya Hindu | 1) Pratama Widya Pasraman PETER LUE Soccer Py | KOMPETENS! INT] KOMPETENSI DASAR II-T- Wenerima ajaran |. Mempereaya ad = Sanghyang Widi Jagama yang dianutnye Wasamelalui ciptaan-Nya ‘aay Orie Deke | Saas Kepepeenan dy | Pendlian| Hoe a2 KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR | 1.2. Menghargai diri sendivi, orang lain, dan| lingkungan sekitar sebagai rasa syukur kepada Ida Sang Hyang Widi Wasa [1.3. Membiasakan dir mengucapkan salam] | agama Hindu Berbakti kepada Catur Guru 1 KID. Mem perilaku Memmi pe hhidup echat, rasa ingin hidup sehat [iam ireatit estes, 2-3 Meni perlak_yang_ Tender i eo Manacika, Wacika, dan Kayil Kay ‘mandiri, peduli, mampu Paeg ee oe tae Imenghargai dan toleran ° | See Eee Ikepeda orang lain, mampu [2.3. Memilidd perlaku yang mencerminkan 77 u yang mencerminkan| |menyesuaikan diri, Hita Karana anggung jawab, jujur, 4. Memiliki_perllaku yang mencerminkan| ‘rendah hati dan santun sikay p Maitri, Karuna, Mudita dan Upeksal {dalam berinteraksi dengan (Catur Paramita) keluarga, pendidik, dan | _ Iteman 12.5. Memiliki perilaku yang mencerminkan| sikap jujur (Satya) (2.6. Memiliki perilaku yang mencerminkan| sikap menghargai dan toleran (Tat Twam| Asi) kepada orang lain | 2.7. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap kreatif dan estetis, /KI-3. Mengenali diri, __|3.1. Mengenal _kegiatan srada dan balkti| Ikeluarga, teman, pendidik, | schari-hari kepada Catur Guru lingkungan sekitar, agama, /3->. Mengenal ajaran Tri Kaya Parisudha, Tri [simolog sent, dan budaya | "” Hita Karana dan Catur Paramita i rumah, tempat bermain on Mengenal anggota tubuh, fangs! dan ee gerakannya untuk = pemgembangan| \cara: mengamati dengan indera (melihat, mendengar,,___™otorik kasar dan motorik halus Imenghidu, merasa, 3.4. Mengetahui periiaku Subha Karma Imeraba); menanya; (3.5. Mengetahui cara memecahkan masalah ‘mengumpulkan informasi; sehari-hari dan berperilaku kreatif Imenalar; dan 7 ‘36. Mengenal benda-benda _diselitarnya| encanta Stake ect, ebay ular, pola sifat, suara, tekstur, fungsi, dan cin-cirl | lainnya) [37 Mengenal_Tingkungan sosial (keluarga, teman, tempat tinggal, tempat umum| budaya, transportasi) (3.8. Mengenal lingkungan alam (hewan| | tanaman, cuaca, tanah, air, batu-batuan} | a [ Raleg Orbs] cr Sess epepewion | Penden KOMPETENS! INT! KOMPETENSI DASAR gi sederhana (peralatan| rumah tanga, peralatan bermain, peralatan pertukangan, dll) '3.10.Memahami bahasa reseptif (menyimak dan membaca) | 5.11 Memahami bahasa ——_ekspresi (menungkapkan bahasa secara verbal dan| ron verbal) ‘Mengenal Keaksaraan awa bermain anes {5:13: Mengenal emosi diri dan orang lain 3:14.Mengenali kebutuhan, keinginan, dan) minat diri [5-15 Mengenal berbagai karya dan aktivitas is ~~ melaluil IKI-4. Menunjukkan yang idiketahui, dirasakan, ‘melalui bahasa, musik, lgerakan, dan karya secara [produktif dan kreatif, serta Imencerminkan perilaleu lanak berakhlak mulia \dibutuhkan, dan dipikirkan| _tuntunan orang dewasa [4 1. Melakukan Kegiatan srada dan bakti sehari-hari kepada Catur Guru dengan] [420 Menyebut dan menunjukkan_ perilakul sesuai ajaran Tri Kaya Parisudha, Tri Hital Karana dan Catur Paramita’ sebagail tuntunan hidup |#:3. Menggunakan anggota tubuh untal Pengembangan motorik kasar dani motorik halus |4-4. Menunjukkan perilaku Subha Karma 4.5. Menyelesaikan masalah sehari-hari secara kreatif 4.6. Menyampaikan tentang apa di bagaimana benda-benda di sekitar yang dikenalnya (nama, warna, _ bentuk, ukuran, pola, sifat, suara, tekstur, fungs dan ciri-ciri’ lainnya) melalui berbagail hhasil karya 7 Menyalkan ertaeal ana yang berhubungan dengan’ lingkungan (keluarga, teman, tempat tinggal, tempat umum,budaya, transportasi) dalam] bentuk gambar, bercerita, bernyanyi, dan serak tubuh 128. Menyajikan berbagalkarya yang, berhubungan dengan lingkungan alam | thewan, cuaca, tanah, air, batu-batuan| | dll) dalam bentuie gambar, bercerita| |___bernyanyi, dan gerak tubuh ~teknnologi —sedevhanal KOMPETENSI INTL KOMPETENS! DASAR | [peralatan rumah tangga, peralatan| | bermain, perlatan pertukangan, dil | | untae” menyetesaskan—tugas "dan egiatannya | canna tao reseptif(menyimak dan membaca) G11. Menunjukkan Kermampuan berbahasal ekspresif (mengungkapkan bahasa secaral verbal dan non verbal) la.12.Menunjukkan kemampuan keaksaraan| wal dalam bentuk karya 14.13, Menunjukkan reaksi emosi diri secara wajar i4.14.Mengungkapkan kebutuhan, keiginan, dan minat diri dengan cara yang tepat 14.15. Menunjukkan karya dan aktivitas seni L dengan menggunakan berbagai media | 2) Adi Widya Pasraman Alokasi Waktu Belajar No Mata Pelajaran Permingey. tla]mi{wiyiw KELOMPOK A (UMUM) 7 | Pendidikan Pancasila dan alabalalala Kewarganegaraan 2 [Bahasa Indonesia 7 s[etelsts{s 3” [Matematika : spefe}e,6|6 (4 fimu Pengeahuan Alam =f = fees aes, 5 Tlmu Pengetahuan Sosial =~ ee ae | ‘Sub Total 13 16 | 16} 20} 20} 20 KELOMPOK B [PENDIDIKAN KEAGAMAAN] 7 _[ Pendidikan Agama Hindu [aT T 2 aya (oo [Pengetahuan Weda a2pa}2;2[2[2 3 [Tattwa ap2t2,2[2[2 4 (Btka 7 apapstetats [Acara Agama zpaj2pepaya 6_| Sejarah Agama Hinds apatetarele2 7 [Yoga a2 2[ aT | ‘Sub Total is} as [is [is] 1s [18 KELOMPOK C (KO KURIKULER) TT Penjasies ~ T3373] t a 3}3tsrs}

You might also like