You are on page 1of 12
24 Tinjauan Tens Perkembangan Pengaruh Local Genius dalam Seni Bangunan Sakral (Keagamaan) di Indonesia leh : Joko Budiwiyanto" Abstract Cultural value-system which Is formed by local genius has major influence in the development of shrine in Indonesia. To analyze the improvement, we can observe the acculturation process between Indonesian original cultures with the foreign culture. This acculturation process will constructed anew culture without dlspatching the orignal culture. The obvious ‘example ofthis process could be found through shrne's physical characters which reflected the Indonesian cultural heritage and also the growth of Indonestan tocat genius. This paper will explore the development of focal genius's influence to the architecture of Indonesian's shrine in every historical periodicity. The periodicity dlscussed will begin from pre-historic, ancient, ‘madya to modern era. This paper will also discussed the prominent holy places = serve also as cultural creations - of every era such as menhir, punden berundak, temple, mosque, and church along with the influentiat value system. Key word : Local genius, acculturation, Pendahuluan Kepribadian budaya bangsa merupakan hal yang essensial untuk ‘eksistensi suatu bangsa, Bangsa yang bersangkutan disebut sebagai bangsa ‘yang berdaulat bukan saja secara faktual fisik, tapi justru dalam pribadinya secara mental spiritual, Mengingat kebudayaan Indonesia tidak hanya bersentuan dengan budaya India saja, akan tetapi juga bersentuhan dengan budaya Islam dan budaya Barat (Eropa) yang kesemuanya saling berakulturasi sehingga terciptanya kebudayaan baru tanpa harus meninggalkan kebudayaan aslinya yang disebut sebagai kepribadian budaya bangsa. Para arkeolog berpendapat bahwa local genius di Indonesia tampak bukan hanya pada berbagai bangunan sakral keagamaan, tetapi juga berbagai bentuk gaya pranata sosial, bahasa, Kesenian, alat periengkapan hidup, tradisi, * Stat pengjar di Program Stud nterie Juruson Seni Rupa STS! Surkarta (ety Vel 2, No.1 Januar 2005 [kesusastraan) serta terdapat dalam kebudayaan indonesia sejak zaman h hingga dewasa ini. Dalam hal ini, unsur yang berperan adalah in mencipta bentuk budaya asli, kemampuan menyerap dan mengolah budaya luar sesuai dengan orientasi, persepsi, sikap dan gaya hidup 9, Kemuudian mewujuckannya sebagai kebudayaan Nasional yang berfungsi 'perangkat dasar dalam proses dan pelaksanaan pembangunan nasional janan nasional. Kepribadian budaya bangsa mempunyal kedudukan dalam proses pembentukan kebudayaan nasional karena mampu terhadap benturan budaya luar dan mampu berkembang untuk masa- ‘yang akan datang (Suparin,1992:51), meskipun dalam beberapa hal terasa kepribadian budaya bangsa tidak mampu mengimbangt laju ngnya ilmu dan teknologi. Peranan local genius di dalam proses pembentukan kebudayaan sangat besar, Local genius tersebut sebagai ciri pembawaan yang budaya asal, yang kemudian mendapat pengaruh dari kebudayaan Dengan melalui penyaringan-penyaringan dan penyesuaian dengan 3 asi Indonesia, akhirnya kebudayaan tersebut berakulturast. Dari asi budaya, akan menghasitkan kebudayaan baru tanpa harus Ikan kebudayaan astinya, Proses akulturasi tersebut terus berjalan dengan perkembangan zaman sampai dengan masa-masa sekarang. Istlah "Local Genius” dapat ditemukan dalam kebudayaan di indonesia na dijelaskan oleh HG. Quaritch Wales (dalam Suparin, 1992:50), jusadalah sejumlah ciri kebudayaan yang dimiliki bersama oleh suatty 9 sebagat suatu akibat pengalamannya di masa lalu. Arkeotog lain, , lebih menitikberatkan pendapatnya terhadap adanya bakat dan {orang Jawa) untuk menciptakan kembali, Haryati Soebadio (dalam 1992: 50) menjelaskan, local genius sebagai “culture identity”. identity diartikan sebagai identitas atau kepribadian budaya suatu yang mengakibatkan bahwa bangsa bersangkutan menjadi lebih mampu {dan mengolah pengaruh kebudayaan yang mendatanginya dari luar sendir. Bentuk local genius tersebut tentunya dapat kita lacak dari adanya lan-peningglan kebudayaan bangsa kita pada masa yang lampau, mana diuraikan oleh Soekmono, ‘Kebudayaan-kebudayaan yang lampau itu sampainya kepada kita berupa inggalan-peningpaian, yang yeslal dengan segiseg! keoudayan raideatas arta Kebendaa' dan hast Yerchtniay herent Benngaaan I elipkt selurdh usa manuslanya, akan tetal yang Sampal kepada Kita sekarang ini hanyalan sebagian Kec sekattsa}e daripadanya. Yang selebihnya telah lenyap tiada bekas (1997: 14). 3: __eninggalan-peninggalan kebendsan tangsung dapat kita telit dan kita Karena ada wujud bendanya. Sebaliknya peninggalan-peninggalan seperti: alam pikir, pendangan hicup, bahasa dan sastra dan tain- shanyalah dapat kita tangkap apabila kita berhubungan dengan para peri pencukunanya. __Hengacu pada Soekmono, bentuk peninggalan pada dasarnya berbentuk an berbentuk keronanian Yang berbentuk Benda (segala benda buatan sebagai pervujudan dari ekalnya,hasi-hasi in dapat diraba, seperti: {to Vol. 2, No.1 Januar 2008 Tnjovan Tencang Pertembongan Pengarah Local Genius dalam Seni Bangunan Sokol iMeasomaen) a Indonesia Peranan local genius dt dalam proses ‘pembentukan ‘kebudayaan Indonesia sangat besar, local genius tersebut sebagal iri pembawaan yang ‘khas dari budaya asal, yong kemudian ‘mendapat penzaruh dari kebudayaan Luar. 2B Herel Seni Rupa $18 Surakorta {2Pak-kapak, tembikar, nekara, bejana, perhiasan, meni, keranda, pefundak-undak, arca-arca batu yang merupakan peninggalan zaman pra Indonesia. Sedangkan benda-benda lain seperti: candi, stups, ti Pemandian, pintuspintu gerbang, tempat bertapa dan rumah pemujaan esemuanya oleh orang awam disebut candi, merupakan peninggalan tentu saja masth ada hal-hal tai secara lisan mulut ke mulut diteruskan turun-temurun, Segi kerohanian ini, teraim lam pikiran dan kumpulan perasaan yang tersusun teratur. Keduanye tak diraba, hanya penjelmaannya saja dapat difahami dari keagamaan, heron Kemasyarakatan dsb. (Soekmono, 1997; 15), Pengaruh Local Genius dalam Perkembangan Seni Bangunan Sakral (Keagamaan) di Indonesia Sebelum masuknya pengaruh Hindu dan Buddha, bangsa Indon Lengenal adanya kepercayaan tentang animisme (percaya tentang ad Kekuatan roh halus atau roh nenek moyang) dan dinamisme (kepere Sesudah agama Hindu dan _arca-arca nenek moyang untuk keperluan diatas, Buddha masuk ke Sesudah agama Hindu dan Buddha masuk ke Indonesia, terjadil indonesia, terjadilah sinkretisme kepercayaan, dan pada akhirnya kedua agama tersetut on sinkretisme kepercayaan, berkembang dengan balk di Indonesia tanpa mengalami kesaliten kere ) Ferkemtangnya a erst baysk craccorak antler, ens "asa iilah kranya yang membka hats Indonesia selebarlebarnya "thik menerima (slain: yattu sebagal suatu jalan baru soja. dalam Avan Serta alam pikifan yang larma yong riencttaccitakan moksa " (Scekmono, 1973: 116). dapat kita rasakan sarmpal sekarang seperti adanya tradisi selamatan, rah nenek moyang dsb, yang kesemuanya dibungkus dengan kain ‘atau dengan kata lain sudah di-Isiamkan. Demtkianlah masa terakhir miadyaIslamtah yang menandai dan menjadi ciri dari kebudayaan bangsa ia, "Proses memberi dan menerima dalam proses akuiturasi budaya memang bisa di pungkiri. Pihak pemberi biasanya mempunyai kebudayaan yang tinge cibanding dengan pihak penerima, Begitu pula halnya dengan bangsa sia, budaya India sangat berperan di dalam memberikan pengayaan sp kebudayaan Indonesia dengan adanya pengolahan ataupun ingan kebudayaan oleh bangsa Indonesia sehingga menghasitkan fayaan baru tanpa harus meninggalkan karakter budaya bangsa. Hal ini terlihat dengan adanya peninggalan-peninggalan bangunan yang dari sn ke zaman selalu berkembang sesuai dengan pengaruh yang masuk (sebut engaruh agama Hindu, Buddha dan Islam). Bangunan-bangunan peninggalan tersebut awalnya difungsikan sebagai in sakral untuk tempat pemujaan atau tempat beribadah. Perkembangan inan ini lebih Kelihatan lagi dengan masuknya pengaruh agama Hindu Buddha (dari India), dengan didirikannya bangunan-bangunan tempat 7 ede Vk 2, Not Janu 2008 Jamel Sen! Rupa $73 Surakart Peribadatan dan pemujaan seperti bangunan candi-candi yang ada di Ja ‘dan pengaruh Islam dari Persia, masa, yaitu : 1. Zaman Prasejarah, sejak dari permulaan adanya manusia dan, Kebudayaan sampi kira-kira abad ke-5 Masehi 2. Zaman Purba, sejak dari datangnya pengaruh India pada abad-abed Pertama tarikh Masehi sampai lenyapnya kerajaan Majapahit sekit tahun 1500 M 3. Zaman Madya, sejak dari datangnya agama den pengaruh Islam ‘menjelang akhir jaman Majapahit sampai akhir abad ke-19, 4. Zaman Baru (modern), sejak masuknya anasir-anasir Barat dan ‘modern pada kira-kira tahun 1900 sampai sekarang, 1. Zaman Prasejarah yang meninggal, dan dengan demikian merupakan benda-ben pemujaan. Masa sekarang banyak kita temukan tugu-tugu oat monumen-monumen sebagai tanda untuk mengenang da ‘furcien Befimaalelaee ‘memperingati jasa para pahlawan yang telah berjasa pada bangs ‘yang berbentuk seperti dan negara yang essensinya sama seperti menhir. iramida jenjang, dibuat _»- Punden Berundak-undak yang berbentuk seperti piramida jenjang, dibuat untuk meletakkan meni slau paterg haven ove

You might also like