You are on page 1of 8

Suprihatin, N. S. Indrasti, dan M.

Romli

POTENSI PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA


MELALUI PENGOMPOSAN SAMPAH

Suprihatin, Nastiti Siswi Indrasti, dan Muhammad Romli

Departemen Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian - IPB


Kampus IPB Darmaga, PO. Box 220 Bogor
Tel./Fax: 0251 – 621 974 / 627 830, e-mail: suprihatin@indo.net.id

ABSTRACT

Methane (CH4) is the second most important greenhouse gas after carbon dioxide. An important source of
CH4 generation is anaerobic decomposition of organic municipal solid wastes (MSW) in landfill sites. Some
control measures are in need to be undertaken, and composting being one of them. The objectives of this
research work were to quantify potential contribution of MSW composting in reducing greenhouse gas emission
and to illustrate the extent of composting contribution to the emission reduction (ER). Survey was conducted in
the Indonesian highly urbanized region of Jabotabek (Jakarta, Bogor, Tangerang, and Bekasi), and simulation
was carried out to determine the value of ER at different scenarios. The mass balance approach is the main
method for analyzing the potential reduction of the CH4 emission. The study indicated that app. 5 million tons of
MSW is generated annually in the study area. Assuming the average gas production rate of 235 L CH4/kg MSW
applies and 80% of the MSW is disposed off in the landfill sites, an amount of 0.5 million tons of CH4 is
generated in the study area annually. By producing one ton of compost from MSW, the CH 4 emission could be
therefore reduced by 0.2 to 0.3 tons.

Keywords : municipal solid waste, composting, greenhouse gas emission, methane emission reduction, Clean
Development Mechanism (CDM)

PENDAHULUAN Kontribusi relatif terhadap efek rumah kaca


masing-masing gas tersebut di atas disajikan pada
Gas rumah kaca (GRK) adalah istilah kolektif Tabel 1. Seperti terlihat pada tabel tersebut, metana
untuk gas-gas yang memiliki efek rumah kaca, berkontribusi 15-20 persen terhadap efek rumah
seperti klorofluorokarbon (CFC), karbon dioksida kaca, dan oleh karena itu pengaruh ini tidak dapat
(CO2), metana (CH4), nitrogen oksida (NOx), ozon diabaikan. Sumber-sumber metana mencakup lahan
(O3) dan uap air (H2O). Beberapa gas tersebut persawahan, peternakan sapi, industri minyak dan
memiliki efek rumah kaca lebih besar daripada gas gas, serta tempat-tempat pembuangan sampah
lainnya. Sebagai contoh, metana memiliki efek 20- (TPA). Karena besarnya efek rumah kaca gas
30 kali lebih besar dibanding dengan karbon metana, usaha-usaha penanggulangannya seharusnya
dioksida, dan CFC diperkirakan memiliki efek diarahkan kepada pengendalian sumber-sumber
rumah kaca 1000 kali lebih kuat dibanding dengan emisi metana tersebut.
karbon dioksida (Porteous, 1992).

Table 1. Gas rumah kaca penting, sumber dan kontribusinya terhadap peningkatan efek rumah kaca

Kontribusi Relatif terhadap Efek Gas Rumah Kaca


Senyawa Sumber (dalam persen)
Hanks (1996) Porteous (1992)
CO2 Pembakaran bahan bakar fosil, 60 50
penebangan hutan
CH4 Sapi, dekomposisi sampah 15 20
(landfill), lahan persawahan
NOx Industri, pupuk 5 5
(mencakup uap air)
CFC AC, refrigerator, busa aerosol 12 15
O3 Konversi polutan otomobil oleh 8 10
sinar matahari

J. Tek. Ind. Pert. Vol. 18(1), 53-59 53


Potensi Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca ..............

Pengomposan merupakan alternatif pemecah-


CH4, CO2, bau
an masalah manajemen sampah. Pengomposan
adalah suatu proses biologis dimana bahan organik Transportation
didegradasi pada kondisi aerobik terkendali. Sampah Landfill sites/Open dumping
(Anaerobik)
Dekomposisi dan transformasi tersebut dilakukan
oleh bakteri, fungi dan mikroorganisme lainnya. CO2 H2O
(Leachate)
Pada kondisi optimum, pengomposan dapat mere- Pengomposan Kompos
duksi volume bahan baku sebesar 50-70 %. Sebagai (Aerobik)
Perbaikan
ilustrasi, 1000 ton sampah dapat dikonversi menjadi struktur tanah
H2O
400-500 kompos yang siap untuk digunakan/ Pengaruh positif terhadap
lingkungan dan sosial
dipasarkan. Necara massa pengomposan sampah
dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 2. Keuntungan pengomposan relatif ter-


Sampah hadap landfill/open dumping
(100%)

Protokol Kyoto menawarkan tiga mekanisme


pengurangan perubahan iklim global, yaitu dalam
Bahan anorganik Bahan organik
(35%) (65 %)
bentuk Joint Implementation (JI), Clean Develop-
ment Mechanism (CDM), dan International Emi-
ssions Trade (IET). Ketiga mekanisme tersebut di-
Residu, CO2 dan air Kompos
dasarkan pada prinsip bahwa emisi dapat diper-
(13%) (52%) dagangkan dalam bentuk penurunan emisi (Emi-
ssions Reduction/ER). Harga ER berkisar dalam
selang US$ 5–20 per ton C (Soemarwoto, 2001).
Gambar 1. Neraca massa pengomposan sampah Dalam konteks ini, pengomposan dapat dianggap
(CPIS, 1992) sebagai cara untuk mengimplementasikan CDM
dalam hal penurunan produksi metana dari tempat
Kompos memiliki tekstur dan bau seperti pembuangan sampah.
tanah. Kompos dapat meningkatkan kandungan Tujuan studi ini adalah untuk mengkuantifika-
bahan organik dan nutrien, serta memperbaiki si potensi kontribusi pengomposan sampah dalam
tekstur dan kemampuan untuk mempertahankan penurunan emisi gas rumah kaca, dan untuk meng-
kelembaban tanah. Kompos dapat diaplikasikan ilustrasikan kontribusi pengomposan sampah ter-
untuk pertamanan, pengendalian erosi, dan kondi- hadap penurunan emisi (ER) yang dinyatakan dalam
sioner tanah kebun, pembibitan, dan lapangan golf. nilai uang per ton kompos yang dihasilkan pada
Potensi pasar terbesar bagi kompos adalah sektor berbagai skenario.
pertanian, penimbunan atau reklamasi, pertamanan,
dan ekspor (misalnya ke negara-negara timur
tengah). Sunyoto (2001) melaporkan bahwa potensi METODOLOGI
permintaan terhadap kompos mencapai 11 juta ton
per tahun. Studi ini difokuskan pada wilayah padat pen-
Beberapa keuntungan lain pengomposan duduk Jabotabek (Jakarta, Bogor, Tangerang, dan
sampah adalah perbaikan manajemen lingkungan, Bekasi), dimana sampah dihasilkan dalam jumlah
terutama di daerah padat penduduk. Bisnis pengom- besar. Dalam pelaksanaan studi ini, dilakukan
posan yang ekstensif juga dapat menyerap tenaga survei untuk mengumpulkan data jumlah penduduk,
kerja. Keuntungan pengomposan sampah yang lebih produksi sampah, dan manajemen sampah di
bersifat lokal adalah penurunan jumlah sampah yang masing-masing daerah tersebut. Survei dilakukan
harus diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir selama bulan Maret – Juni 2002. Data dan informasi
(TPA), yang dapat mencemari saluran air atau air sekunder dikumpulkan dari hasil studi terdahulu /
tanah, serta menjadi sarang penyakit. Jumlah kebu- literatur yang relevan. Simulasi dilakukan untuk
tuhan lahan untuk pembuangan sampah juga akan menentukan nilai ER pada berbagai skenario. Prinsip
berkurang jika lebih banyak sampah yang dikompos- neraca massa digunakan sebagai metode utama
kan. Kualitas udara akan meningkat, karena lebih dalam analisis potensi reduksi emisi metana.
sedikit bahan organik basah yang ditumpuk diping- Potensi reduksi metana diestimasi berdasarkan
gir jalan atau di tanah kosong. Keuntungan pengom- pada neraca massa dan stoikiometri reaksi konversi
posan sampah dibanding dengan landfill / open fraksi bahan organik sampah menjadi metana. Hasil
dumping dapat dilihat pada Gambar 2. estimasi ini kemudian dikonversi ke dalam bentuk
karbon atau karbon dioksida ekuivalen untuk meng-

54 J. Tek. Ind. Pert. Vol. 18(1), 53-59


Suprihatin, N. S. Indrasti, dan M. Romli

hitung penurunan emisi gas rumah kaca. Simulasi (40-50 %) diproduksi di Jakarta, walaupun area
dalam berbagai selang waktu (time series) dilakukan untuk pembuangan sampahnya sangat terbatas.
untuk menentukan nilai uang ER pada berbagai
persentase sampah yang dibuang ke landfill/TPA,
AS 721
tingkat produksi kompos, dan harga penurunan Belanda 497
Norwegoa 472
emisi. Prosedur untuk mengkuantifikasi ER melalui Hungaria
Swiss
463
441
pengomposan sampah dapat dilihat pada Gambar 3. Jepang
Swedia 374
411
Turki 353

Negara
Italia 348
Belgia 343
Informasi kuantitatif Polandia 338
Analisis Neraca Massa: kontribusi pengomposan Jerman 335
sampah terhadap Perancis 328
- di landfill sites/open dumping Austria 325
penurunan emisi gas rumah
- di instalasi pengomposan kaca Spanyol 322
Yunani 296
Portogal 257
Inggris 248
Jabotabek (Indonesia) 214
0 100 200 300 400 500 600 700 800
Produksi sampah spesifik (kg/org.tahun)
Estimasi ER melalui Nilai ER:
dalam ton CH4 dan
pengomposan sampah US$/ton kompos yang
diproduksi

Gambar 4. Produksi sampah spesifik di wilayah


studi (Jabotabek) dibandingkan dengan
produksi sampah spesifik di beberapa
Simulasi ER pada berbagai
ER = f(rP, rU)
negara maju (ATV, 1993)
skenario dimana:
rP = f(rU)
rP dan rU: laju produksi dan
penggunaan kompos
Dengan menggunakan teknik estimasi runtun
waktu berdasarkan pada data tahun 1997-2001
diperoleh hasil perkiraan produksi sampah seperti
disajikan pada Gambar 5 dan 6. Seperti terlihat pada
gambar tersebut, laju perkembangan produksi
Gambar 3. Prosedur kuantifikasi ER melalui sampah di Jakarta jauh lebih tinggi dibandingkan
pengomposan sampah dengan laju produksi sampah di daerah sekitarnya.

HASIL DAN DISKUSI


14
Produksi Sam pah (:juta ton/tahun)

12
Produksi Sampah
10

Wilayah DKI Jakarta, Bogor, Tangerang, dan 8

Bekasi (Jabotabek) merupakan wilayah yang paling 6

tinggi konsentrasi penduduknya di Indonesia. 4

Jumlah penduduk di DKI Jakarta sebagai pusat 2

wilayah tersebut mengalami pertumbuhan sebesar 0


1995 2000 2005 2010 2015 2020
2,4 % per tahun, bahkan di wilayah sekitarnya per-
Tahun
tumbuhan penduduk lebih tinggi. Berbagai perkiraan
menyebutkan bahwa pada tahun 2005 jumlah Gambar 5. Hasil estimasi produksi sampah di
penduduk di Jabotabek akan mencapai sekitar 26 Wilayah Jabotabek
juta jiwa, dan di Jakarta saja mencapai 13 juta jiwa.
Jakarta saat ini berpenduduk terdaftar sebanyak 8
juta dan sekitar 4 juta orang pulang-pergi bekerja di 9,00
Produksi sampah (: juta ton/tahun)

Jakarta
Jakarta. Jika penduduk tidak terdaftar juga diper- 8,00
7,00 Bogor
hitungkan, ada sekitar 14 juta jiwa tinggal di Jakarta. Tangerang
6,00
Vulume produksi sampah dapat diperkirakan 5,00
Bekasi
dari jumlah penduduk dan produksi sampah spesifik. 4,00
Dari studi ini teridentifikasi bahwa rata-rata 3,00
produksi sampah spesifik di Jabotabek adalah 0,6 2,00

kg/orang.hari atau 214 kg/orang.tahun. Nilai ini 1,00


0,00
lebih rendah dibanding dengan produksi sampah
1995 2000 2005 2010 2015
spesifik di negara maju (Gambar 4). Akan tetapi Tahun
harus dimengerti juga bahwa nilai tersebut bervariasi
dari masyarakat satu ke yang lainnya, dari musim ke Gambar 6. Hasil estimasi produksi sampah di
musim, dan metode yang digunakan untuk menentu- Jakarta, Bogor, Tangerang dan Bekasi
kan laju produksi sampah. Hampir separoh sampah

J. Tek. Ind. Pert. Vol. 18(1), 53-59 55


Potensi Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca ..............

Karakteristik Sampah Estimasi Emisi Metana di TPA

Tabel 2 menunjukkan komposisi sampah yang Di TPA, bahan organik terdekomposisi secara
dihasilkan di daerah kajian. Terlihat dari tabel ter- anaerobik menjadi metana (CH4), karbon dioxida
sebut bahwa porsi bahan organik dalam sampah (CO2), dan sejumlah kecil N2, H2, H2S, H2O
sangat tinggi, yaitu mencapai 60-65 %. Bahan (Morissoy and John, 1998). Gambar 7 menunjukkan
“anorganik” mencakup kertas, kayu, karet, plastik, hasil dekomposisi secara aerobik dan secara an-
logam dan gelas. Kandungan kertas dan plastik men- aerobik (untuk kasus glukosa). Dalam kondisi
capai 20 % dari limbah tersebut. Variasi komposisi aerobik (reaksi yang terjadi pada proses pengompos-
sampah mungkin terjadi terutama karena kondisi an), tidak dihasilkan metana. Sebaliknya, pada kon-
sosial, tingkat pendapatan perkapita, tingkat urbani- disi anaerobik (reaksi yang terjadi di dalam landfill),
sasi dan industrialisasi, pola makan, dan iklim. satu mol glukosa dikonversi menjadi tiga mol
metana. Produksi karbon dioksida adalah sama
Tabel 2. Komposisi sampah di wilayah Jabotabek untuk kedua kasus tersebut.

Daerah Dekomposisi Aerobik (Pengomposan):


Komponen
Jakarta Bogor Tangerang Bekasi
Bahan Organik CO2 + H2O
Bahan organik 65 60 60 60 (1 mol glukosa) (6 mol) (6 mol)
Bahan 35 40 40 40
anorganik: Dekomposisi Anaerobik
- Kertas 10,11 12,17 10,95 12,03 (i.e. di landfill / open dumping):
- Kayu 3,12 5,56 4,23 4,81
- Tekstil 2,45 1,90 5,97 4,54 Bahan Organik CO2 + CH4
- Karet/kulit 0,55 0,83 1,83 1,65 (1 mol glukosa) (6 mol) (3 mol)
- Plastik 11,08 10,98 10,89 9,27
- Logam 1,90 1,65 2,42 2,46
- Gelas 1,63 1,95 2,95 1,38 Gambar 7. Dekomposisi bahan organik secara an-
- Lainnya 4,11 4,96 2,76 3,86 aerobik vs aerobik
Sumber: Dinas Kebersihan masing-masing daerah (2001)
Hingga saat ini, belum banyak penelitian yang
Manajemen Sampah mendalam tentang reaksi perombakan sampah.
Suatu model dari percobaan menggunakan sludge
Manajemen sampah merupakan isu yang me- sering digunakan untuk men-duga produksi gas
nonjol di Jabotabek. Sampah yang dihasilkan di (ATV, 1989):
wilayah ini umumnya dikumpulkan tanpa dipilah
dari rumah tangga dengan gerobak kecil dan di- Ge = 1,868Co(0,014T+0,28)
angkut ke tempat penampungan sementara (TPS),
kemudian dari TPS diangkut ke tempat penimbunan dimana:
akhir (TPA) dengan truk. TPA yang ada saat ini Ge = volume gas yang terbentuk (m3)
pada dasarnya dioperasikan dengan sistem open Co = karbon organik (kg/t sampah, tipikal 200 kg/t)
dumping yang memungkinkan bahan organik T = temperatur (oC, tipikal 40 oC untuk kondisi
terdekomposisi secara anaerobik. landfill)
Sekitar 20-40 % sampah di wilayah studi tidak
diangkut ke TPA, tetapi ditimbun di sekitar peng- Estimasi pembentukan gas sebagai fungsi dari
hasil sampah, dibakar, dibuang di tanah kosong atau waktu sering dilakukan dengan bantuan model mate-
ke sungai atau saluran air. matis. Karena struktur landfill tidak homogen,
Pemerintah daerah berpendapat bahwa pola model seperti ini hanya merupakan dasar matematis.
manejemen sampah yang ada saat ini tidak bersifat Model matematis berikut dipercaya dan cukup
sinambung, dan perlu dicarikan alternatif pemecah- handal untuk keperluan praktis (ATV, 1989):
annya. Manajemen sampah menjadi tantangan ter-
besar bagi pemerintah daerah di Jabotabek, karena Gt = Ge(1 – 10 –k . t) dalam m3 gas/t sampah
semakin terbatasnya ketersediaan lahan untuk
tempat pembuangan sampah. Oleh karena itu, Gt = volume gas yang terbentuk m3 gas/t sampah
pengembangan manajemen sampah yang efektif dan sampai waktu t
sinambung menjadi prioritas bagi pemerintah daerah k = konstanta degradasi (tipikal untuk landfill:
di Jabotabek. Karena tingginya kandungan bahan 0,03 to 0,06)
organik dalam sampah, pengomposan sampah di- t = waktu (tahun)
anggap sebagai solusi yang layak secara teknis untuk
memperbaiki manajemen sampah yang ada saat ini.

56 J. Tek. Ind. Pert. Vol. 18(1), 53-59


Suprihatin, N. S. Indrasti, dan M. Romli

Struktur model tersebut di atas masih memer- jumlah produksi sampah. Pada tahun 2015, di
lukan pengkajian lebih lanjut untuk verifikasi, ter- Jabotabek diperikirakan akan dihasilkan sebanyak
utama berkaitan dengan kondisi riil proses dekom- 1,3 ton metana/tahun, jika tidak dilakukan usaha-
posisi sampah. Meskipun demikian, dengan bantuan usaha untuk mengendalikannya.
model tersebut dapat dilakukan estimasi produksi Tingkat emisi metana ditentukan oleh jumlah
gas dengan menggunakan berbagai parameter. sampah yang ditimbun di landifill seperti terlihat
Stabilisasi sampah di landfill/TPA dan dengan pada Gambar 9 dan 10. Emisi metana dapat
demikian pembentukan gas terjadi dalam kurun dikonversi ke dalam bentuk emisi karbon dioksida
waktu panjang. Tiga puluh tahun merupakan masa dengan mengalikannya dengan faktor 24,5 (Yusrizal,
yang umum disebut sebagai masa stabilisasi sampah, 2000):
tetapi lama waktu ini dapat lebih pendek pada kon-
disi sampah basah atau lebih panjang pada kondisi Emisi CO2 = Emisi CH4 (t CH4/tahun) x 24,5 t
sampah kering. Sepertiga sampai dua pertiga gas (t CO2/tahun) CO2/t CH4
terbentuk selama lima tahun pertama (Gambar 8).
1,80 100%
350 1,60 80%

Emisi CH4 (:juta ton/tahun)


1,40 60%
300
40%
1,20
20%
Produksi gas (m /t)

250
3

1,00
k = 0.02
200 0,80
k = 0.03
150 0,60
k = 0.04
k = 0.06
0,40
100
0,20
50
0,00
0 1995 2000 2005 2010 2015
0 10 20 30 40 50 60 Tahun
Waktu (tahun)

Gambar 9. Perkembangan emisi metana pada ber-


bagai tingat persentase jumlah sampah
Gambar 8. Pembentukan gas selama waktu stabili- yang ditimbun di landfill di wilayah
sasi pada berbagai konstanta dekompo- Jabotabek
sisi

Jumlah dan komposisi gas yang dihasilkan 1,40


sangat ditentukan oleh karakteristik sampah. 1,20 1997
Emisi CH4 (:juta ton/tahun)

Sebagai contoh, produksi gas spesifik teoritis untuk 2002


1,00
karbohidrat adalah 0,8 Nm3/kg dengan kandungan 2007
0,80 2012
CH4 50 %, sedangkan untuk lemak dan protein
masing-masing 0,7 and 1,2 Nm3/kg dengan kan- 0,60

dungan CH4 70 dan 67 % (ATV, 1989). Karena 0,40

komposisi sampah pada dasarnya tidak seragam, 0,20

produksi gas spesifik dan komposisi gas dari suatu 0,00


0 20 40 60 80 100
landfill dapat berbeda dari landfill lainnya.
Persentase sampah yang ditimbun di landfill (%)
Di dalam literatur disebutkan bahwa potensi
pembentukan gas dari dekomposisi sampah di
landfill berkisar antara 150 dan 250 m3 gas/t (ATV, Gambar 10. Emisi metana sebagai fungsi dari jum-
1989) atau 0 – 300 m3 CH4/t sampah (Yusrizal, lah sampah yang ditimbun di landfill
2000). Estimasi lainnya memperlihatkan bahwa
produksi gas teoritis dapat mencapai 200-270 L CH4 Potensi Kontribusi Pengomposan Sampah
per kg sampah, tergantung pada karakteristik terhadap Reduksi Emisi Metana
sampah dan kondisi fisik landfill, seperti temperatur
dan kelembaban (Henry and Heinke, 1996). Karena tingginya persentase bahan organik,
Jika digunakan nilai produksi gas spesifik rata- pengomposan sampah dianggap sebagai solusi yang
rata 235 L CH4/kg sampah dan 80 % sampah di layak secara teknis untuk meningkatkan manajemen
Jabotabek dibuang ke TPA, maka sebanyak 0,5 juta sampah di Jabotabek. Pengomposan merupakan
ton metana per tahun akan terbentuk di TPA. alternatif bagi pola pengelolaan sampah saat ini dan
Jumlah produksi metana ini akan terus meningkat merupakan cara murah untuk mengantisipasi pening-
seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk dan katan jumlah produksi sampah dan keterbatasan

J. Tek. Ind. Pert. Vol. 18(1), 53-59 57


Potensi Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca ..............

lahan untuk pembuangan sampah di masa men- West Java and Jakarta Environmental Management
datang. Project/WJEMP), yang bertujuan untuk meningkat-
Selain itu, pengomposan sampah juga dapat kan pelayanan dan manajemen lingkungan pemu-
menurunkan emisi metana dari landfill, sebab bahan kiman, mendorong proses desentralisasi, dan
organik dalam sampah diurai secara aerobik ke mengembangkan perekonomian daerah. Pengom-
dalam bentuk yang stabil (kompos) dan karbon posan sampah merupakan bagian dari proyek ter-
dioksida, serta tidak dihasilkan metana. Tingkat sebut dan mentargetkan produksi kompos sebesar
reduksi emisi metana proporsional dengan jumlah 100.000 ton per tahun. Dengan tingkat produksi
sampah yang dibuang ke landfill atau jumlah tersebut, pengomposan sampah dapat mereduksi
sampah yang dikomposkan. emisi gas rumah kaca sebesar 600.000 ton karbon
Dari pengomposan 1,9 ton sampah dapat dioksida ekuivalen per tahun (Gambar 12).
dihasilkan satu ton kompos (Gambar1), sedangkan Pengaruh lebih lanjut dari produksi kompos
satu ton sampah jika ditimbun di landfill dapat dalam mereduksi emisi gas rumah kaca dalam
menghasilkan 0,20-0,27 m3 metana (Henry and bentuk karbon dioksida dapat dicapai dari penurunan
Heinke, 1996). Metana memiliki densitas 0,5547 penggunaan energi (reduksi emisi karbon) yang
g/L. Dengan demikian, dengan menghasilkan satu terkait dengan aktivitas pengumpulan, transportasi
ton kompos, emisi gas rumah kaca sebesar 0,21-0,29 dan pemrosesan sampah, dan dari dihasilkannya
ton metana atau 5-7 ton karbon dioksida ekuivalen produk kompos yang dapat menurunkan penggunaan
dapat dicegah. Hubungan antara emisi metana dan pupuk sintetik (yang dalam produksinya juga ber-
produksi kompos dapat dilihat pada Gambar 11 dan kontribusi terhadap emisi karbon dioksida).
12. Oleh karena produksi kompos di wilayah studi
saat ini baru mencapai 500 ton per tahun., maka
50.000
kontribusi pengomposan sampah terhadap reduksi
emisi gas rumah kaca masih sangat rendah. Untuk
Reduksi Emisi CH4 (ton/tahun)

40.000 mencapai target proyek WJEMP (untuk mempro-


duksi 100.000 ton kompos per tahun), tingkat pro-
30.000
duksi kompos tersebut masih harus ditingkatkan se-
20.000
banyak 200 kali.

10.000 Perdagangan Gas Rumah Kaca


0
Sesuai dengan Protokol Kyoto 1997, yang
0

0
00

00

00

00

00

00

00

00

00

00

mengatur Kerangka Kerja Konvensi pada Perubahan


.0

.0

.0

.0

.0

.0

.0

.0

.0

0.
10

20

30

40

50

60

70

80

90

10

Produksi Kompos (ton/tahun) Iklim Global, emisi gas rumah kaca dapat diperda-
gangkan, meskipun reduksi emisi gas rumah kaca
Gambar 11. Hubungan antara reduksi emisi metana memerlukan verifikasi dan sertifikasi. Harga reduk-
dan tingkat produksi kompos si emisi tersebut berkisar US$ 5 to 20 per ton karbon
(Soemarwoto, 2001).
Gambar 13 memperlihatkan nilai estimasi
1.500.000 reduksi emisi (ER) melalui pengomposan sampah
Reduksi Emisi Gas Rumah kaca (ton

dari Jabotabek pada berbagai harga ER dan laju


1.000.000 produksi kompos. Dengan memproduksi satu ton
kompos, dapat diharapkan kompensasi (ER) antara
CO2/tahun)

US$ 7-29. Meskipun hanya dengan harga ER


500.000
terendah (US$ 5 per ton karbon), produksi kompos
100.000 ton/tahun (target WJEMP) akan menghasil-
0 kan nilai ER sebesar US$ 700.000/tahun.
Akurasi estimasi tersebut dipengaruhi oleh
0

0
00

00

00

00

00

00

00

00

10 0
00
0
.0

.0

.0

.0

.0

.0

.0

.0

.0

0.

akurasi input data yang terkait, seperti laju produksi


10

20

30

40

50

60

70

80

90

Produksi Kompos (ton/tahun) sampah, produksi metana spesifik, dan harga ER.
Modifikasi masih diperlukan dan perhitungan perlu
Gambar 12. Hubungan antara reduksi emisi gas disesuaikan dengan kondisi spesifik daerah. Studi
rumah kaca dan tingkat produksi ini dimaksudkan untuk menunjukkan indikasi tinggi-
kompos nya potensi kontribusi pengomposan sampah dalam
penurunan emisi gas rumah kaca dan implikasi
Pemerintah Indonesia dan Bank Dunia saat ini financialnya.
sedang menyiapkan implementasi Proyek Manaje-
men Lingkungan di Jawa Barat dan Jakarta (the

58 J. Tek. Ind. Pert. Vol. 18(1), 53-59


Suprihatin, N. S. Indrasti, dan M. Romli

4.000.000
menurunkan emisi 600.000 ton karbon dioksida
ekuivalen per tahun. Meskipun kontribusi tersebut di
3.500.000
US$ 5/t C atas hanya 5 % dari total produksi metana potensial
3.000.000 US$ 10/t C dari landfill, dalam jangka panjang hal ini dapat
ER (US$/tahun)

US$ 15/t C
2.500.000 berdampak positif terhadap perubahan iklim global
US$ 20/t C
2.000.000 dan perubahan permukaan air laut.
1.500.000 Pengomposan sampah tidak hanya memberi-
1.000.000 kan keuntungan teknis, tetapi juga mimiliki impli-
500.000
kasi ekonomis. Hal ini dimungkinkan melalui
mekanisme perdagangan gas rumah kaca. Dengan
0
0 50.000 100.000 150.000 harga reduksi emisi US$ 5–20 per ton karbon, pro-
Produksi Kompos (ton/tahun) duksi 100.000 ton kompos/tahun (target WJEMP)
dapat menghasilkan nilai ER sebesar US$ 0,7 - 2.9
Gambar 13. Estimasi nilai finasial reduksi emisi juta/tahun. Keuntungan ekonomi ini dapat diguna-
melalui pengomposan sampah di kan sebagai sumber daya untuk keberlanjutan mana-
Jabotabek pada berbagai harga ER dan jemen sampah yang baik (sustainable MSW
laju produksi kompos management).

KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA

Metana merupakan gas rumah kaca terpenting ATV. 1989. Recoveries, Processing and Utilization
kedua setelah karbon dioksida. Salah satu sumber of Biogas. Korrespondenz Abwasser 36 (1989)
metana terpenting adalah dekomposisi anaerobik 13, p. 153 - 164
sampah di landfill/TPA. Pengendalian emisi gas ATV. 1993. Spektrum: Wegwerf_Meister USA.
tersebut dapat mereduksi emisi metana di atmosfir. Korrespondenz Abwasser 36 (1993) 12, p.
Oleh karena itu, peningkatan manajemen pembuang- 1855
an sampah, misalnya melalui pengomposan aerobik, CPIS. 1992. Panduan Teknik Pembuatan Kompos
dapat mereduksi jumlah sampah yang harus dibuang dari Sampah: Teori dan Aplikasi. Center for
ke landfill, dan dengan demikian dapat menurunkan Policy and Implementasion Study, Jakarta
emisi metana. Hanks, S. 1996. Ecology and the Biophere. St. Luice
Hasil studi ini mengindikasikan bahwa sekitar Press, Florida
24 juta jiwa berdiam di Jabotabek. Dari data hasil Henry, J. G. and Heinke, G.W. 1996. Environmental
survei dan informasi dari Pemerintah Daerah se- Science and Engineering. 2nd ed. Prentice-Hall
tempat dapat disimpulkan bahwa 5 juta ton atau se- International, Inc., New Jersey
tara dengan 25 juta m3 sampah per tahun dihasilkan Morissoy, W. A. and John, R. J. 1998. Global Cli-
di Jabotabek. Hanya 60-80 % dari sampah tersebut mate Change. CRS Issue Brief for Congress.
yang dapat dikumpulkan dari rumah tangga dan The Committee for the national Institute for
diangkut ke TPA. the Environmental. Washington, D. C.
Karena TPA umumnya merupakan sistem Porteous, A. 1992. Dictionary of Environmental
open dump, kebanyakan bahan organik mengalami Science and Technology, 2nd ed. John Wiley
dekomposisi anaerobik, yang menyebabkan dihasil- and Sons, New York
kannya metana. Jika diasumsikan laju produksi gas Soemarwoto, O. 2001. Peluang Berbisnis Lingkung-
metana rata-rata 235 L CH4/kg sampah dan 80% an Hidup Di Pasar Global untuk Pembangunan
sampah dibuang ke TPA, maka sebanyak 0,5 juta Berkelanjutan. Makalah Seminar “Kebijakan
ton metana (atau 12,8 juta ton karbon dioksida Perlindungan Lingkungan dan Pembangunan
ekuivalen) dihasilkan setiap tahun di Jabotabek. berkelanjutan Indonesia di Era Reformasi
Karena kandungan bahan organik sampah dalam Menghadapai KTT Rio + 10”. Jakarta, 8
sangat tinggi, pengomposan sampah dipandang se- Februari 2001
bagai pendekatan manajemen sampah yang paling Sunyoto. 2001. Kebijakan dan Strategi Pengendalian
layak secara teknis. Proses aerobik menjamin tidak Dampak Lingkungan. Workshop on Wstern
dihasilkannya metana dan bahkan dihasilkan produk Java Environmental Management Project
yang stabil yang bermanfaat (kompos). Dengan (WJEMP). Jakarta, 10 October 2001.
menghasilkan satu ton kompos, emisi 0,21-0,29 ton Yusrizal, Z. 2000. Pendugaan Emisi Metana dari
metana, setara 5-7 ton karbon dioksida, dapat di- Landfill Bantar Gebang. Jurusan Meteorologi
hindari. Sebagai ilustrasi, target WJEMP untuk dan Geofisika, FMIPA, IPB.
memproduksi 100.000 ton kompos per tahun dapat

J. Tek. Ind. Pert. Vol. 18(1), 53-59 59


Potensi Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca ..............

60 J. Tek. Ind. Pert. Vol. 18(1), 53-59

You might also like