You are on page 1of 29
Nomor Urut Usulan Garis Besar Laporan Tugas Akhir PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM. KECAMATAN BREBES Disusun Oleh: Mahayutan Bayu Nugroho \ 2108017130078 C ( Diperiksa Oleh: Arya Rezagama, 8.1, M.T 198802252012121003 DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2021 BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Melalui target yang tertuang dalam Rencana Program Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019, Pemerintah Indonesia berupaya merealisasikan program 100-0-100 program ini menargetkan 100% akses air minum aman dan dapat dinikmati oleh seluruh rakyat Indonesia. Menyusul hal tersebut, pada tahun 2020 dikabarkan kondisi ketersediaan air bersih di berbagai daerah di Indonesia hingga saat ini masih memprihatinkan, Sebagaimana dilansir dari Media Indonesia, Dirjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Danis Hidayat Sumaditaga, menyebutkan saat ini rata-rata ketersediaan air bersih secara nasional di 514 kabupaten/kota di kisaran 72-90%. Bahkan di beberapa daerah, ada yang ketersediaan sarana air bersihnya kurang dari 70% di daerah perkotaan. (Tosiani,2020) Kabupaten Brebes salah satu dari 35 daerah otonom di Provinsi Jawa Tengah, terletak di sepanjang pantai utara Laut Jawa, membentang dari arah utara ke selatan pada titik-titik koordinat antara 6°44° - 7°21” Lintang Selatan dan antara 108°41° - 109°11° Bujur Timur, dengan luas wilayah administrasi 166.296 ha. Secara garis besar bahwa kondisi pelayanan PDAM Kabupaten Brebes masih relatif rendah yaitu 7,23% terhadap jumlah penduduk Kabupaten, perbandingan jumlah pelanggan sampai dengan tahun 2014 sebanyak 20.669 unit sambungan rumah, 66 unit HU dan 107 unit terminal air dengan jumlah penduduk kabupaten sebanyak 1.748.510 jiwa. Kecamatan Brebes merupakan salah satu kecamatan pelayanan PDAM Tirta Baribis yang masuk dalam pelayanan wilayah 1 bersama dengan Kecamatan Jatibarang, Kecamatan Songgom, dan Kecamatan Wanasari. Dengan rincian sambungan rumah sebanyak 8.430, dengan presentase penduduk terlayani sebanyak 32.13% sampai dengan tahun 2014. Kebutuhan air dari suatu daerah diperhitungkan dengan acuan jumlah penduduk yang ada di daerah layanan, Berdasarkan data dari BPS (Badan Pusat Statistik) Kabupaten Brebes, Kecamatan Brebes memiliki pertumbuhan penduduk sebesar 0,24%. Dengan semakin tingginya pertumbuhan penduduk yang ada, maka diperlukan adanya studi lanjut mengenai perencanaan induk jaringan air bersih Kecamatan Brebes sehingga mampu mencukupi kebutuhan air bersih serta terdapatnya jaringan air bersih yang lebih terstruktur dengan pemerataan di seluruh wilayah pelayanan sesuai dengan ketentuan PerMen PUPR RI No. 27/PRT/M/2016 tentang Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum yakni 15-20 tahun, 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, masalah dapat diidentifikasikan sebagai berikut: 1. Masih cukup rendahnya presentase penduduk terlayani air bersih di Kecamatan Brebes. 2. Kebutuhan air bersih Kecamatan Brebes selalu meningkat seiring dengan laju pertumbuhan penduduk. 1.3 Pembatasan Masalah Mengingat permasalahan yang dikaji sangat luas, maka perlu adanya pembatasan masalah agar dapat dilakukan pembahasan lebih mendalam, Penulisan laporan tugas akhir dibatasi hanya pada aspek teknis dari sistem transmisi dan distribusi air minum, Pada pembahasan masalah, teknis sistem transmisi dan distribusi minum akan difokuskan pada hal-hal sebagai berikt 1. Mengana sis daerah pelayanan, kebutuhan air minum, sumber air baku, dan kondisi lokasi di sekitar sumber air baku yang ada di daerah sekitar Kecamatan Brebes. 2. Menentukan jaringan distribusi air minum yang sesuai dengan kondisi geografis Kecamatan Brebes. 3. Membuat gambar-gambar desain sesuai dengan hasil perhitungan yang dilakukan. 4. Membuat profil hidrolis sistem transmisi dan distribusi air siap minum berdasarkan perhitungan yang dilakukan. 5. Menentukan Rencana Anggaran Biaya (RAB) yang sesuai dengan kebutuhan teknis instalasi jaringan air bersih yang direncanakan, 1.4 Perumusan Masalah, Tujuan, dan Manfaat 1.4.1 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah tersebut maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut 1, Berapa kebutuhan air minum yang diperlukan untuk melayani wilayah Kecamatan Brebes? 2. Bagaimana perencanaan sistem penyediaan air minum wilayah Kecamatan Brebes? 3. Bagaimana rencana anggaran biaya dalam perencanaan sistem penyediaan air minum Kecamatan Brebes? 1.4.2 Rumusan Tujuan ‘Tyjuan dari perencanaan optimalisasi jaringan distribusi air minum ini adalah : Menganalisis kebutuhan air minum yang dibutuhkan oleh Kecamatan Brebes. 2. Menyusun perencanaan teknis atau Detail Engineering Design (DED) dari sistem penyediaan air minum Kecamatan Brebes. 3. Menghitung biaya investasi yang diperlukan untuk pembangunan instalasi sistem penyediaan air minum Kecamatan Brebes. 1.4.3 Rumusan Manfaat Dengan adanya perencanaan instalasi penyediaan air minum di Kecamatan Brebes ijuta 100,000 | 500.000 | _tjuta Desa_ | Keeil_|"Sedang | Besar Metro Konsumsi unit SR 1 ‘om 80 100 130 170 190 2 | Konsumsi unit HU [5 0 30 30 7 Woh) Konsumsi unit non 5 domestik Voth (06)_| 20°30 | 20-30 | 2030 | 20-30 20-30 | Kehilangan Air %) [2030 [20-30 | 20-30 [20-30 20-30 Faktor hari 5 asim i ra i i i 6 | Faktor jam puncak [1.5 13 15 15 15 7_|Gumiah jiwa per SR_[ 5 5 5 5 5 8 __[umlah jiwa per HU [100 100 100 100 100 Sisa tekan di 9 penyediaan 10 10 10 10 10 dlistribusi (mka) 10 Jam Operasi 2a 24 24 24 24 Vol Reservoir 1 | (max day demand) |_7 20 ai 20 0 30:50 | 50:50 12 SR: HU sd sd 80:20 | 70:30 | 70:30 80:20 | 80:20 a Cakupan Fay 0° * 0 0 70” "760% perpipaan, 30% non perpipaan ; 25% perpipaan, 45% non perpipaan Sumber : Dept. PU, Direktorat Jenderal Cipta Karya.,2000. 2.3 Sistem Distribusi 2.3.1 Unit Distribusi Menurut PP No. 122 Tahun 2015 Tentang Pengembangan Sistem Air Minum, unit distribusi menyangkut : 1. Unit distribusi sebagaimana dimaksud yaitu terdiri dari sistem perpompaan, jaringan distribusi, bangunan penampungan, alat ukur dan peralatan pemantauan. tian kuantitas, kualitas air, dan kontinuitas 2. Unit distribusi wajib memberikan keps pengaliran. 3. Kontinuitas sebagaimana dimaksud adalah wajib memberikan jaminan pengaliran 24 jam per hari. Menurut Permen PU No 18 Tahun 2007 unit distribusi terdiri dari beberapa perlengkapan yang berguna untuk menunjang kebutuhan operasional dan perbaikan agar dapat berjalan dengan baik, perlengkapan harus dilengkapi sebagai berikut: 1, Tangki Hydrophor!Anti Water Hammer a. Tangki dirawat akan kebersihannya untuk mencegah karat. b. Kebocoran selalu dipantau. Kalau terjadi kebocoran, maka tekanan air cenderung menurun, ¢. Tekanan air dalam tanki disesuaikan dengan tekanan kerja yang. direncanakan. . Perpipaan Transmisi Air Minum a. Alat Ukur; b, Jalur Transmisi; ¢. Tekanan Air: - Manometer tekanan air selalu dipantau dan selalu dimerger. 3. Reservoir a. Kebersihan; b. Kebocoran/Inlet dan Outlet Pipa’Pipa Drainage; c. Alat Ukur: - Pemeliharaan dengan menjaga kebersihan sekelilingnya, melihat kebocoran. 4. Kualitas Air: ~ Kualitas air selalu diperiksa jam 06.00, 12.00, dan 18.00 kecuali ditetapkan lain dalam manual. ~ Pemeriksaan kimia air terutama: pH, sisa chlor, kesadahan, Fe, Mu Turbidity. 4. Jaringan Pipa Distribusi a, Jaringan Distribusi Utama (Distribusi Primer); b. Jaringan Distribusi Pembawa (Distribusi Sekunder); ¢. Jaringan Distribusi Pembagi (Pipa Distribusi Tertier): = Tekanan air diujung distrik si tertier selalu dipantau. - Kualitas air dipantau. 5. Gate Valve Zoning Sistem. 6. Jembatan Pipa/Air Relieve/Wash Out. 7. Manhole/Valve Chamber. Menurut Al-Layla et al (1980), distribusi air minum dapat dilakukan dengan beberapa cara tergantung kondisi topografi yang menghubungkan sumber air dengan konsumen, Distribusi secara gravitasi, pemompaan maupun kombinasi pemompaan dan gravitasi dapat digunakan untuk mensuplai air ke konsumen dengan tekanan yang mencukupi 1. Cara gravitasi, dapat digunakan apabila elevasi_ sumber air mempunyai perbedaan cukup besar dengan elevasi daerah pelayanan, sehingga tekanan yang diperlukan dapat dipertahankan, Cara ini dianggap cukup ekonomis karena hanya memanfaatkan beda ketinggian lokasi. . Cara pemompaan, digunakan untuk meningkatkan tekanan yang diperlukan untuk mendistribusikan air dari reservoir distribusi ke konsumen, Cara ini digunakan jika 10 tahun Pipa PVG 0.20 120-140 | 100-110 Pipa AC 025 120 110 Pipa Steel 050 120 100 Pipa baja yang telah twa dan berkarat_[ 1-2 120) 100 Sumber : Joko, 2010. 2.8. Aplikasi WaterGEMS V8i dalam SPAM. Program Watergems adalah aplikasi permodelan distribusi air keluaran Bentley. Aplikasi ini dapat dijalankan dari ArcGis, AutoCad, MicriStation atau sebagai aplikasi mandi. Kemampuan yang dimilki oleh aplikasi WaterGEMS yaitu: 1. Perencanaan yang cerdas Kemampuan jaringan air untuk melayani pelanggannya secara memadai harus dievaluasi setiap kali pertumbuhan sistem diantisipasi. Dengan OpenFlows WaterGEMS, secaraefektifmengidentifikasi area masalah__potensial, mengakomodasi pertumbuhan area layanan, dan merencanakan peningkatan modal. 2. Operasi yang dioptimalkan untuk efisiensi sistem Pemodelan operasi sistem air yang rumit secara realistis bisa sulit, Dengan OpenFlows WaterGEMS, memodelkan pompa dengan akurat, mengoptimalkan strategi pemompaan, dan merencanakan pematian dan operasi rutin untuk meminimatkan gangguan. 3. Dukungan keputusan pembaruan aset yang dapat diandalkan untuk keberlanjutan sistem Ketika tiba saatnya untuk memperbarui atau mengganti infrastruktur air Anda, jumlah informasi terkait aset yang harus Anda pertimbangkan bisa sangat besar. Kemampuan OpenFlows WaterGEMS seperti Pipe Renewal Planner membuat tugas lebih mudah dengan menganalisis dan membandingkan berbagai variabel untuk ‘memprioritaskan keputusan pembaruan. BAB III METODE PERENCANAAN 3.1. Diagram Alir Perencanaan RENCANA INDUK SISTEM DISTRIBUSI SPAM KECAMATAN TANJUNG KABUPATEN BREBES t Data Primer : Sinat'titerafar: Data Sekunder : ~ Data kuantitas - Data ~ Dasar-dasar perencanaan air baku oe administrasi - Data pola ; ~ Peta wilayah akaian air | |” Program analisis studi emi hidrolika (WaterGEMS) . - Kondisi - Peta zona peripaan t pelayanan ~ Data tekanan Penentuan Daerah Rencana || - Peta jaringan pada titik eksisting sampel - Data unit = Data debit pada [*—|_Pengumpulan Data pelayanan titik sampel — Pengolahan Data Sistem Distribusi Merencanakan Tahapan Pengembangan Rencana Anggaran Biaya Desain Gambar Jaringan Distribus Kesimpulan dan Saran 3.2. Metode Perencanaan Data yang telah diperoleh kemudian dianalisis dan dievaluasi dengan metode deskriptif, kalkulatif, dan pemodelan. Metode deskriptif, yaitu dengan menguraikan penjelasan dan keterangan berdasarkan data yang telah diperoleh. Metode kalkulatif yaitu dengan menghitung data-data yang didapatkan. Analisis kondisi hidrolika dilakukan dengan bantuan perangkat lunak pemodelan air WaterGEMS. Aplikasi ini membantu menganalisis kondisi hidrolika ceksiting sebagai titik awal melakukan langkah optimalisasi jaringan dan penambahan debit. Diperlukan pula data peta jaringan distribui eksisting untuk melakukan analisis kondisi hidrolika, Perencanaan didukung dengan proyeksi penduduk untuk memproyekikan kebutuhan air bersih pada tahun perencanaan. Hasil dari analisis kondisi eksisting digunakan sebagai titik yang diacu dalam melakukan pengembangan jaringan ditribusi air minum berupa optimalisasi jaringan dan penambahan debit. Hasil perencanaan ditampilkan dalam bentuk konsep desain teknis terinci serta rencana anggaran biaya. 3.3. Metode Survei dan Perhitungan 3.3.1, Metode Surv Pelaksanaan survei bertujuan untuk mengobservasi wilayah studi untuk mendapatkan gambaran kondisi eksisting. Pada tahap survei juga dilakukan pengambilan data, baik data primer dan data sekunder. Data primer berupa pengamatan langsung seperti data tekanan dan data debit pada titik sampel untuk mendapatkan pola pemakaian air. Pengambilan data tekanan menggunakan manometer portabel pada titik-titik sampel yang telah ditentukan. Sedangkan data debit menggunakan alat ultrasonografi flowmeter. 3.3.2. Perhitungan Proyeksi Penduduk Perhitungan proyeksi penduduk bertujuan untuk mendapatkan data jumlah penduduk pada waktu perencanaan sehingga dapat secara tepat merencanakan kebutuhan air. Tiga metode yang sering digunakan ketika memproyeksikan penduduk antara lain 1. Metode Aritmatik 2. Metode Logaritmik 3. Metode Least Square Metode yang akan digunakan adalah metode proyeksi yang paling mendekati dengan kondisi eksisting. Hal ini diketahui dari standar deviasi dan koefisien korelasi (nilai R). Metode adalah metode yang terpilih. Proyeksi dengan standar deviasi terkecil dan nilai R mendekati penduduk juga dapat dilakukan dengan metode luasan menggunakan peta RTRW. 3.3.3. Proyeksi Kebutuhan Air Proyeksi kebutuhan air sangat bergantung pada pertambahan penduduk, perkembangan kota dan fasilitas-fasilitas yang diperkirakan akan ikut berkembang pula, Penggolongan kkebutuhan air berdasarkan kelompok pemakaian dan kebutuhannya : 1. Kebutuhan air untuk kebutuhan domestik 2. Kebutuhan air untuk kebutuhan non domestik 3. _Kebutuhan air untuk fasilitas umum dan antisipasi kebocoran 3.3.4. Analisis Permodelan Hasil dari analisis proyeksi kebutuhan air digunakan untuk melakukan permodelan. menggunakan perangkat lunak WaterGEMS. Jaringan distribusi eksisting sudah harus tergambar terlebih dahulu agar dapat melakukan simulasi. Terkadang perlu dilakukan penguncian terhadap variabel-variabel seperti data tekanan atau debit agar pemodelan sestai dengan kondisi lapangan. Apabila permodelan sudah sesuai dengan kondisi lapangan, tahap selanjutnya adalah merencanakan pengembangan berupa optimalisasi jaringan dan penambahan debit. Hasil dari pemodelan berupa rekomendasi pengembangan wilayah pelayanan serta rekomendasi penggantian pipa jika diperlukan, DAFTAR PUSTAKA Republik Indonesia. 2007. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 18/PRT/M/2007 Tentang Penyelenggaraan Pembangunan SPAM. Kementerian PUPR. ‘Tosiani. (2020). Ketersediaan Air Bersih Nasional Memprihatinkan. Diakses 4 Februari 2021, dari Web Media Indonesia : hutps://www.mediaindonesia.com/read/detail/281273-ketersediaan

You might also like