Bulletin Penelian, Vol 28 No. 1, April 2006
KEMAS VAKUM DAN PENGARUHNYA TERHADAP PERTUMBUHAN
MIKROBA PADA "SALE PISANG”
Hendartini, Zulfah Humam’
Abstrak
Penelitian untuk mengetahui pengaruh cara pengemasan vakum terhadap pertumbuhan mikroba pada
sale pisang telah dilakukan di Balai Besar Kimia dan Kemasan. Pada penelitian ini dilakukan 2 (dua) cara
pengemasan, yaitu kemasan biasa dan kemasan vakum. Plastik yang digunakan jenis Poly Propylene
dengan ketebalan, 0,03mm, 0,06mm, dan 0,07mm, dengan 2 (dua) kondisi penyimpanan yaitu suhu: 23-
RH: 50-60% dan suhu: 39-40 °C, RH: 90-95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan
mikroba pada produk yang menggunakan kemas vakum lebih kecil dari pada yang menggunakan kemas
biasa, Terlihat kecenderungan pertumbuhan mikroba lebih lambat pada kondisi penyimpanan dengan
suhu dan kelembaban rendah yaitu produk bisa bertahan sampai 37 hari, sedangkan penyimpanan pada
suhu dan kelembaban tinggi produk hanya bisa bertahan kurang dari 29 har, dengan menggunakan
kemas vakum.
Abstract
Research on vacuum packaging and its effect to microbe growth on “Sale Pisang" has been conducted in
Center for Chemical and Packaging, In this experiment the products are packed with Poly Propylene
plastic 0.03mm, 0.06 mm, and 0.07mm, by using two methods of packaging, i.e. conventional packaging
and vacuum packaging which are stored in two condition, i.e. 23-25 °C, RH: 50-60% and 39-40 °C, RH:
90-95%. Result of the experiment showed that vacuum packaging has less microbe growth than that of
conventional packaging. The data indicated a trend that on lower temperature and humidity, microbe is
growing slowly so that the products could stay good in 37 days. While on higher temperature and
humidity the products remain good only for less than 29 days, by using vacuum packaging.
Keywords: vacuum packaging, polypropylene
Hasil peneliian ini diharapkan dapat digunakan
sebagai acuan oleh industri sale pisang dalam
peningkatan mutu produk dan pengemasannya
sekaligus untuk penentuan umur simpannya.
|. PENDAHULUAN
Sale pisang banyak dijumpai di pasaran terutama
di daerah penghasil pisang, umumnya diproduksi
oleh perajin (industri rumah tangga) sehingga
hanya dikemas secara sederhana menggunakan
plastik. Produk ini merupakan produk makanan
setengah olahan yang masin mengandung kadar
air cukup tinggi, sehingga sangat rentan terhadap
kerusakan yang disebabkan oleh pertumbuhan
mikroba. Mikroba yang banyak tumbuh pada
pproduk ini adalah Kapang dan khamir, Salah satu
cara untuk menghambat pertumbuhan mikroba
tersebut adalah dengan melakukan pengemasan
dan penyimpanan yang benar. Penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui pengaruh cara
pengemasan dan penyimpanan sale pisang
terhadap pertumbuhan mikroba, dalam hal ini
dilakukan pengujian terhadap kapang kamir pada
sale pisang sebelum dan selama penyimpanan.
“Balai Besar Kimia dan Kemasan
2. TINJAUAN UMUM
A. Secara umum makanan dapat dikiasifikasikan
dalam 3 kelas yaitu (6)
- Makanan segar (fresh food); produk yang
tergoiong dalam kelas ini meliputi semua
jenis daging segar, sayur mayur, buah-
buahan yang tidak mengalami proses
apapun.
= Makanan — setengah olahan (partially
processed food); termasuk dalam kelompok
adalah makanan yang telah diubah untuk
membantu memperlambat —_kerusakan.
Produk ini meliputi susu yang harusBulletin Peneitian, Vl. 28 No. 1, April 2006
didinginkan setelah dipasteurisasi, daging
yang telah diawetkan, buah yang diawetkan
seperti sale pisang. Pengawetan umumnya
ditakukan dengan pengasapan atau
penjemuran,
= Makanan olahan (fully processed food);
termasuk dalam kelompok ini adalah
makanan yang telah — melalui proses
pengawetan sempurna sebelum dikemas
maupun setelah dikemas. Sebagai contoh
yaitu makanan dalam kaleng,
B, Faktorfaktor penyebab kerusakan bahan
pangan (4,6)
Faktor yang dapat menyebabkan kerusakan
bahan pangan antara lain adalah mikroba
(bakteri, kapang, khamir), aktifitas enzimatic yang
terdapat dalam bahan pangan, —_aktifitas
serangga, parasit, kandungan air dalam bahan
pangan, suhu, udara (khususnya oksigen), sinar
dan fakior fisis seperti benturan dan tekanan.
. Penggolongan mikroba pangan (4)
COrganisme yang sering ditemuken pada pangan
dibedakan atas 4 (empat) golongan, yaitu:
- Bakteri; yang tergolong dalam bakteri yang
berbahaya adalah bakteri patogen, yaitu E.
Coli, Salmonela, Shigella
- Kapang; merupakan kelompok fungi yang
berbentuk filamen.
- Khamir, merupakan kelompok fungi yang
berbeniuk bulat dan lonjong.
- Virus; merupakan organisme dengan ukuran
paling kecil, digolongkan dalam parasit
D. — Faktorfaktor yang
pertumbuhan mikroba
Pertumbuhan bakteri pada pangan dipengaruhi
oleh berbagai faktor, yaitu:
= aktifitas air (@,); menunjukkan jumlah air
bebas di dalam pangan yang dapat
digunakan oleh ~—miktoba_——_untuk
pertumbuhannya. Untuk bakteri_ pada
Umumnya membutuhkan ay sekitar 0,91 atau
lebih
- pH; kebanyakan mikroba tumbuh dengan
baik pada pH netral. Kapang dan khamir
dapat tumbuh pada pH yang lebih rendah.
= kandungan gizi, seperti makhluk _hidup
lainnya, zat gizi merupakan bahan makanan
untuk pertumbuhan bakteri
- senyawa anti mikroba; dapat berasal secara
alami misainya asam, garam atau berasal
dari bahan pengawet misalnya asam
benzoat, asam cuka, dan lain-lain.
~ Suhu; kebanyakan mikroba perusak pangan
‘tumbuh baik pada suhu ruangan
mempengaruhi
= Oksigen; untuk pertumbuhannya _mikroba
memerlukan oksigen yang berbeda-beda
tergantung dari jenisnya (aerob, anaerob,
fakultatif). Kebanyakan mikroba_perusak
pangan tergolong aerob, Kecuali Salmonella
dan Shigella termasuk fakulta
- Kelembaban; Kelembaban tinggi akan
meningketken aktiftas air, yang dapat
‘menyebabkan pertumbuhan mikroba.
E, Syarat mutu sale pisang
Syarat mutu sale pisang berdasarkan SNI dapat
dilhat pada Tabel 1
F. Jenis plastik
Jenis plastik yang umumnya digunakan untuk
pengemasan produk pangan adalah Poly
Propylene (PP) dan Poly Ethylene (PE)
Perbandingan karakteristic antara PP dan PE
dapat disimpulkan seperti pada Tabel 2.
G. Cara Pengemasan
Terdapat beberapa cara pengemasan yang
banyak digunaken untuk produk pangan,
diantaranya adalah’
- Kemasan pasif, yeitu kemasan secara
sederhana/konvensional
- Kemasan Vakum; —dilakukan dengan
mengosongkan udara di dalam kemasan
- Kemasan aktif; termasuk di dalam kelompok
ini adalah; penambahan bahan penyerap
‘oksigen, penyerap carbon _dioksida,
pengendali airfdesiccant.
= Kemasan atmosfer termodifikasi (Modified
‘Atmosphere Packaging); dilakukan dengan
pengaturan komposisi gas Oz, No, dan COz di
dalam kemasan
= Kemasan aseptis; kemasan yangbebas dari
organisme pembusuk. _Kemasan ini
digunakan untuk produk yang sensitif
tethadap mikroba
3. METODOLOGI PENELITIAN
Bahan dan Alat
Bahan:
Sale pisang, diperolen langsung dari perajin
(industri rumah tangga di Bandung), kantong
plastik PP dengan ketebalan 0,03mm, 0,06mm,
0,07mm, dan PE dengan ketebalan 0,03mm,
yang diperoleh dari pasaran,
lat:
Lemari pengkondisi (climatic cabinet), Neraca
analitic, Oven, Desicator, Alat gelas, Alat uji
bahan kemasanBulletin Peneltin, Vol 28 No. 1, Api! 2006
Rancangan Percobaan:
Sale pisang sebelum dikemas diuji kualitasnya
dengan kriteria uji sesuai persyaratan mutu SNi
01-4319.1996. Jenis piastik, ketebalan, cara
pengemasen, dan _kondisi__penyimpanan
merupakan variabel yang ditelit, Sale pisang
dikemas dengan plastik PP dengan ketebalan
0,03mm, 0,06 mm, dan 0,07mm; sebagai
pembanding dilakukan pengemasan dengan
plastik PE dengan ketebalan 0,03mm. Kemudian
pengemasan dilakukan dengan cara
konvensional dan vakum; —_sedangkan
penyimpanan dilakuan dalam 2 (dua) variasi
yaitu pada suhu 23-25 °C, RH: 50-60% dan 39-
40 °C, RH: 90-85%. Pengamatan hasil penelitian
dilakukan terhadap kadar air, pertumbuhan
kapang & khamir, dan Angka Lempeng Total.
4, HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil_pengujian sifat-sifat fisik plastk yang
digunakan dapat dilinat pada Tabel 3.
Sedangkan hasil analisa_awal sale pisang
(sebelum dikerias) dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 1. Syarat mutu sale pisang menurut SNI 01- 4319.1996
No. Kciteria uj Satuan Persyaratan
T_[Keadaan as
[Bau = Normal
2_[ Rasa = Manis khas
3__| Warna = Normal khas
4_| Kader Air % bib Maks. 40,
5_| Kadar Abu % bib Maks. 2,0
6 | Gula sebagai sakarosa % bib. Maks. 36
[7 _|Zat (S0;) pengawet___ [ maikg Maks. 500
il} Cemaran logam
[4 }Pp maka Maks. 1,0
2 [cu mgfkg | _____Maks. 10
3 |2n mg/kg Maks. 40,
[-4—THg mg/kg | ___ Maks. 0,05
5 [AS mghkg Maks. 1,0
Til_| Cemaran mikroba
1_| E.Coli “APMIg Neg
2 | Angka Lempeng Total Koioni/g 1X10"
3_| Kapang dan Khamir Koioni/g 1X10
Tabel 2. Karakteristik Poly Propylene (PP) dan Poly Ethylene (PE)
No Karakteristi« Poly Ethylene Poly Propylene
1 _| Transparansi Buram Baik
| 2. | Water Vapor Transmission Rate Baik Lebih Baik
3. | 0; Transmission Rate | Baik Lebih Baik
4 | Laminasicoating Baik Kurang Baik
5 | Sealing Baik Kurang Baik
6 | Tensile Stength Kurang Baik Baik
7 | Elongasi Besar Lebih Kecit
8 _| Ketahanan kimia Baik BaikBulletin Penelitian, Vol. 28 No. 1, April 2006,
Tabel 3. Hasil penguin sifat-sifat fisik plastic
mempunyai nilai WVTR dan O, TR yang
lebih rendah dibandingkan dengan plastik
PE dengan ketebalan yang sama.
‘Sedangkan untuk jenis yang sama yaitu PP
semakin tebal plastik, nilai WVTR dan O2
TR semakin rendah. Sehingga dapat
dikatakan bahwa PP mempunyai sifat
barrier yang lebih baik dari pada PE. Oleh
sebab itu dalam penelitian ini digunakan
plastik jenis PP.
Dari Tabel 4 terlilhat bahwa mutu sale
pisang yang dihasiikan oleh perajin belum.
memenuhi syarat SNI, khususriya nilai ALT
dan Kapang&khemir_mempunyal _nilai
sedikit diatas ambang batas yang
dipersyaratkan dalam SNI. Hal ini
kemungkinan disebabkan karena proses
pembuatan yang kurang higeinis dan juga
tanpa penambahan bahan pengawet
No. Jenis plastik Ketebatan | Laju transmisi uap | Laju transmisi
rata-rata air(WVTR) | gas 0, (0, TR)
(mm) gim2i24 jam — | cclm2/24 jam
1 [PE 003 mm 003% 1311.94 555
2 [PP 0,03 mm 0,030) 485,56 4.82
3_| PP0.06 mm 0,062 151,80 2.25
4 [PP0,07 mm ‘0.074 48,49, 1.47
Tabel 4. Hasil analisa awal sale pisang
No. Kriteria uj Satuan | Persyaratan
T_[Keadaan |
1 | Bau = Normal
2_| Rasa =| Manis kas
[3 |Wama = Normal khas
4__| Kadar Air bib 18
5_| Kadar Abu % bib 14
6 _| Gula sebagai sakarosa % bib 37
7_| Zat (SO;) pengawet maka Neg.
I_| Cemaran togam Snniie
+] Pb mghkg Neg
2 [cu maikg Neg
3 [Zn mgikg | Neg z
4 [Hg mghkg Neg
5 [As mg/kg Neg
Til_| Cemaran mikroba
1_ [E.Coli ‘APMIg Neg
[_2 | Angka Lempeng Total Koloni/g 11 X 10"
3__| Kapang dan Khamir Koloniig 1.410"
Dari Tabel 3 terlihat bahwa plastk PP Menurut SNI, zat pengawet (S02)
diperbolehkan dengan nilai maksimum 500
mgikg, Hal ini terlihat dari bervariasinya
data yang diperoleh.
Hasil pengamatan terhadap produk selama
penyimpanan dapat dilnat pada Gambar 1
sampai dengan Gambar 4
Gambar 1 memperiinatkan hubungan lama
penyimpanan terhadap _pertumbuhan
kapang knamir pada kondisi penyimpanan
30°C, 95% RH dengan pengemasan
konvensional. Dari gambar ‘ terlihat bahwa
pertumbuhan kapang Khamir sangat tinggi.
Hal ini disebabkan karena pada humidity
yang tinggi, produk akan mudah menyerap
air sehingga rilai aktifitas air (ay) 2kan
meningkat pula. Kenaikan nilai ay ini akan
mengakibatkan meningkatnya
pertumbuhan kapang khamnirBulletin Peneitian, Vol. 28 No. 1, Aan! 2005
HASIL UJI SALE PISANG KONDISI 39" 05%
DENGAN CARA KEMASAN BIASA
60
Gambar 4. Hubungan lama penyimpanan dan Kapang Khamir pada kondisi penyimpanan
39°C, 95% RH, kemasan konvensional
HASIL USI SALE FISANG PADA KONDISI 39°C 95%
DENGAN CARA KEMASAN VACUM
|
588
120
APA (Kolo) x 10.000
raged
8888s
°
0 20 HARIKE
-+-PE 0,03 mm
[-=-PP O03
PP 0,08 en
PP 0.07 mm
40 60
Gambar 2. Hubungan lama penyimpanan dan Kapang Khamir pada kondisi penyimanan
39°C, 85% RH, kemasan vakum
Gambar 2 mempertinatkan hubungan lama
penyimpanan terhadap _pertumbuhan
kapang khamir pada kondisi penyimpanan
39°C, 95% RH dengan pengemasan
vakum. Dari Gambar 2 terlihat bahwa
Pertumbuhan kapang khamir lebih lambat
untuk Kemasan yang menggunakan plastik
PP dengan ketebalan 0,06 mm dan 0,07
mm. Hal ini disebabkan Karena untuk
Plastik bak PP maupun PE dengan
ketebalan 0,03mm mempunyai nilai WYTR
yang tinggi sehingga mudah ditembus uap
air yeng ada di udara, _sehingga
Pertumbuhan kapang khamir tidak berhasil
dihambat.
Gambar 3 memperiihatkan hubungan lama
Penyimpanan terhadap _pertumbuhan
Kapang khamir pada Kondisi penyimpanan
23°C, 60% RH dengan pengemasan
konvensional. Dari gambar 3 terlinat bahwa
Pertumbuhan kapang —khamir untuk
kamasan PP 0,03 mm mulai_meningkat
drastis pada penyimpanan hari ke 37
‘Sedangkan untuk ketiga jenis plastix yang
lain meningkatnya pertumbuhan kapang
khamir lebih lambat.
Gambar 4 memperiihatkan hubungan lama
Penyimpanan terhadap _pertumbuhan
kapang khamir pada kondisi penyimpanan
23°C, 60% RH dengan pengemasan
vakum. Dari Gambar 4 terlinat bahwa
ertumbuhan kapang khamir lebih lambat
untuk kemasan yang menggunakan plastik
PP dengan ketebalan 0,07 mm dan plastik
PE dengan ketebalan 0,03 mm, Kondisi
berlawanan dengan teori, Karena plastik PE
dengan ketebalan 0,03 mm mempunyei
WVTR yang besar. Hal ini kemungkinan
fisebabkan karena mutu sale pisang yang
tidak homogen,Bulletin Peneltian, Vol. 28 No.1, Aprit 2006
Rangkuman hasil uji_produk _setelah
penyimpanan dapat dilihat pada Tabel §
HASIL UI P'SANG SALE PADA KONDIS! 23°C 60%
DENGAN CARA KEMASAN BIASA
120
| iss
rapavonitan Kost) 19600
‘Gambar 3. Hubungan fama penyimpanan dan Kapang Khamir pada kondisi penyimanan
23°C, 60% RH, kemasan konvensional
HASIL UL PISANG SALE PADA KONDISI 25°C 60%
DENGAN CARA KEMASAN VACU
300 | =
250 | A
20 |
“0 eee
100
cy
° — |
. 0 2 0 4 5
‘Gambar 4. Hubungan lama penyimpanan dan Kapang Khamir pada kondisi penyimanan
23°C, 60% RH, kemasan vakum
abel 5. Hasil Uji Kadar Air, Kapang Khamir, Angka Lempeng Total
([eetenatan Radar
Plastic
(om) 39, 55% RH ZC, 6% RH
(60 hati (60-nas)
Ken Vek Kom Tvakor
O08, 25 2087 2125) 73,80)
0,06, 20,98 20,35) 2089 13.97,
O07. 20:38 1952 20,20 1928)
Katwbaan ‘Ragka Leripeng Total
Plastik ‘(Kolorilg)
(mm) 3, SH RH ‘IEC, 55% RA
(29 narp (29 han
Kon Kon. Ko. Kon.
O85. Box 10" 30x10" 30x10" Box
0,08, 28x10" 2axt0" 28x10" 28x10
0.07, 25x10" 2510" 25x10" 25x10" |
Ketebaan Kapang Kramir
Plastik (Kolonig)
(mm) WTS AAT IHC, 05% RH
29 hati) (28 han)
Kom | Ken, [Kon Kon,
Pa ee eeeBulletin Peneltian, Vol 28 No. 1, Apr! 2008,
O05, Sree 7x Brae [ara
0,05 exo" 25x10" 28x10 2ax 10
‘097 2exi0 25x10" 25x10" 25x10"
Dari Tabel 5 dapat dilinat _bahwa
penyimpanan pada suhu rendah dengan
Waktu penyimpanan yang sama,
mempunyai nilai kadar air yang lebih
rendah, Nilai kadar air terendah adalah
kemasan vakum dengan jenis Kemiasan PP
ketebaian 0,07 mm, Pengamatan terhadap
hasil uji kapang khamir, menunjukkan
bahwa pada suhu rendah pertumbuhan
kapang khamir dapat dinambet, baik untuk
kemasan konvensional maupun kemasan
vakum; — namun
kemasan — vakum
menunjukkan pertumbuhan yang lebih
kecil, Hal ini disebabkan karena kapang
khamir
merupakan — mikroba_ aero,
sehingga tanpa oksigen pertumbuhannya
‘akan terhambat. Begitu juga dengan hasil
Uj nilai ALT menunjukkan kecenderungan
yang sama yaitu untuk kemasan vakum
dan penyimpanan pada suhu rendah
mempunyai nilai ALT yang rendah. Namun
dari uji ALT ini tidak terihat perbedaan
yang. signifikan. Hal ini kemungkinan
disebabkan arena mutu sale pisang yang
‘umur simpan yang lebin fama dari pada
kemasan konvensional
Kondisi_ penyimpanan _berpengaruh
tethadap pertumbuhan kepang khiamir,
yaitu penyimpanan pada suhu 23-25°C,
RH: 50-60% mempunyai pertumbuhan
mikroba yang lebih rendah dari pada
suhu: 39-40 °C, RH: 90-96%.
Penyimpanan produk pada suhu dan
kelembaban rendah bisa bertahan
sampal 37 hat, _—_sedangkan
penyimpanan pada suhu dan
Kelembaban tinggi produk hanya bisa
bertahan kurang dari 29 hari
DAFTAR PUSTAKA
1. Anonim, _ Standar__ Nasional
Indonesia, SNI 01-4319.1996
2. Brody, AL, Marsh, KS,
Encyclopedia of | Packaging
Technology, 2nd ed., John Wiley &
Sons, Inc., 1997.
3. Cole, RE, Flexible Retail Packs, A
tidak homogen Literature Review, Pira
International, UK 1996.
4. Dede R. | Adawiyah, _ Prinsip
Pengawetan Produk | Pangan,
5. KESIMPULAN Makalah — disampaikan pada
Pelatihan —Peningkatan Mutu
Produk sale pisang yang didapat dari
perajin mutunya tidak —homogen
sehingga data yang diperoleh kurang
akurat, sehingga kesimpulan diambil
berdasarkan kecenderungan dari data
Proses, Kemasan untuk Industri
Makanan, Bogor, 2006
5. Frank A Paine, — Modern
Processing, Packaging and
Distribution System for Food, 1 St
yang ada. ad, Van Nostrand Reinhold
+ Dari hasil pengamatan —terithat Company Inc., New York 1987
kecenderungan bahwa —_kemasan 6. Hui, Y.H., Enoyclopedia of Food
vakum dapat menghambat tumbuhnya
kapang khamir, karena kapang khamir
termasuk mikroba aerob.
Jenis plastik yang digunakan untuk
kemasan vakum adalah jenis PP
karena plastk jenis ini_mempunyai
WTR yang lebih rendah_dibanding
dengan plastik jenis PE; dengan
ketebalan minimum 0,08 mm.
Untuk produk sale pisang cara
pengemasan vakum dapat mempunyai
Science and Technology, Volume
2, A Willey-interscience
Publication, New York, 1992
7. Robertson, G.L, New Techniques
for Extending Product Shelf Life,
Asian Packaging Congress,
Jakarta, 1990
8 Susmirah Suryandari Ir, Laporan
Penelitian Kemasan Dodol, Balai Besar
Kimia dan Kemasan, Badan Peneliian
dan Pengembangan Industri,
Departeren Perindustrian, 1989.