Professional Documents
Culture Documents
Intake of Macro Nutrition, Iron Intake, Haemoglobin Levels and Chronic Energy Deficiency Risk in Female Adolescents
Intake of Macro Nutrition, Iron Intake, Haemoglobin Levels and Chronic Energy Deficiency Risk in Female Adolescents
E-ISSN : 2548-5741
http://dx.doi.org/10.30867/action.v5i1.241 Jurnal AcTion: Aceh Nutrition Journal, Mei 2020 (5)1: 80-86
1
Jurusan Gizi, Politeknik Kesehatan Kemenkes Palembang, Jln. Sukabangun 1 No.2632. Palembang, Indonesia.
E-mail: imeldatelisa@poltekkespalembang.ac.id
2
Jurusan Gizi, Politeknik Kesehatan Kemenkes Palembang, Jln. Sukabangun 1 No.2632. Palembang, Indonesia.
E-mail: eliza_limar@yahoo.co.id
*
Penulis untuk korespondensi: imeldatelisa@poltekkespalembang.ac.id
© The Author(s). 2020 Open Access
Artikel ini telah didistribusikan berdasarkan atas ketentuan Lisensi Internasional
Creative Commons Attribution 4.0
Asupan Zat Gizi Makro, Zat Besi, Kadar Hb, dan Status KEK pada Remaja...
kekurangan gizi yang merupakan masalah menjadi 46,6% pada tahun 2013, mengalami
utama.2 Pola makan dan aktivitas fisik pada peningkatan prevalensi sebesar 15,7%.
remaja sangat mempengaruhi kesehatan dan Prevalensi risiko KEK pada wanita usia subur
kecukupan asupan zat gizinya. Kebutuhan zat (15-49 tahun) sebesar 20,8%, dengan prevalensi
gizi berupa energi, protein, zat besi, kalsium dan tertinggi ditemukan pada wanita usia subur
yang lainnya meningkat pada masa remaja untuk remaja (15-19 tahun) sebesar 46,6%,
mendukung pertumbuhan dan perkembangan dibandingkan dengan kelompok lebih tua (20-24
yang optimal.2,3 Masalah gizi yang sering terjadi tahun) sebesar 30,6%. Selain itu, prevalensi
pada remaja adalah kurangnya asupan zat gizi risiko KEK pada wanita usia subur 15-19 tahun
yang dapat memicu terjadinya kurang energi di Sumatera Selatan mencapai sebesar 20,1%.11
kronis (KEK) serta anemia sebagai akibat Masalah risiko kurang energi kronis pada WUS
kekurangan zat besi.4 dan ibu hamil lebih banyak ditemukan pada
Kekurangan energi kronis (KEK) kelompok usia remaja (15-19 tahun), sehingga
merupakan suatu kondisi di mana remaja putri kelompok ini harus menjadi perhatian lebih
atau perempuan mengalami kekurangan gizi khusus untuk penanganan masalah gizinya.12
(energi dan protein) yang terjadi dalam waktu Penelitian mengenai asupan zat gizi
yang lama atau bahkan bertahun-tahun. Risiko makro, asupan zat besi, dan kadar Hb pada siswi
KEK adalah suatu kondisi di mana remaja putri yang berisiko KEK belum banyak dilakukan.
atau perempuan memiliki kecenderungan untuk Untuk provinsi Sumatera Selatan belum pernah
menderita KEK. Seseorang didiagnosis memiliki dilakukan penelitian dengan tema tersebut
risiko KEK adalah ketika lingkar lengan tengah khususnya di SMA Muhammadiyah 1
atas <23,5 cm.5 Remaja putri yang mengalami Palembang, oleh karena itu peneliti ingin
KEK banyak terjadi disebabkan oleh asupan melakukan penelitian mengenai asupan zat gizi
energi dan protein yang kurang. Rendahnya makro, asupan zat besi dan kadar Hb pada remaja
asupan energi dan protein sebagai makronutrien putri, dengan tujuan untuk mengetahui apakah
dapat berkontribusi terhadap rendahnya asupan ada hubungan asupan zat gizi makro, zat besi,
mikronutrien.6 dan kadar Hb siswi KEK dan tidak KEK di SMA
Faktor-faktor yang mempengaruhi gizi Muhammadiyah 1 Palembang.
kurang diantaranya kurangnya pengetahuan
orang tua mengenai bahan makanan yang banyak
mengandung gizi, kebiasaan atau pantangan METODE
makanan yang masih terjadi dipedesaan, Jenis penelitian ini merupakan survei
keterbatasan penghasilan keluarga, penyakit, dan analitik dengan menggunakan rancangan kasus
pola konsumsi makanan.7 Selain itu status gizi kontrol. Subjek penelitian ini adalah siswi kelas
remaja putri dipengaruhi oleh faktor keturunan, X dan XI SMA Muhammadiyah 1 Palembang.
gaya hidup (life style) dan faktor lingkungan. Untuk mendapatkan subjek terlebih dahulu
Kebiasaan makan dan gaya hidup seperti citra dilakukan skrining pada 310 siswi dengan hasil
tubuh (body image) dan aktivitas fisik akan 132 (42,6%) siswi berisiko KEK dan 178
mempengaruhi jumlah asupan konsumsi (57,4%) siswi tidak KEK. Pengambilan sampel
makanan dan zat gizi.8,9 Asupan energi kurang dilakukan dengan teknik simple random
dari kebutuhan dalam jangka waktu tertentu akan sampling pada kelompok kasus dan kontrol
menyebabkan terjadi penurunan status gizi. Gizi dengan matching sesuai usia, perbandingan
kurang yang dialami pada saat remaja sebelum antara kasus dengan kontrol 1:1. Besar sampel
kehamilan sangat berisiko bagi pertumbuhan dan menggunakan rumus Hypothesis testing Odds
perkembangan janin yang akan dilahirkan Ratio13, berdasarkan rumus didapatkan jumlah
seperti terjadinya prematuritas dan kejadian sampel 36 siswi yang berisiko KEK sebagai
berat badan lahir rendah (BBLR).10 kelompok kasus dan 36 siswi yang tidak KEK
Proporsi wanita usia subur kelompok 15- sebagai kontrol.
19 tahun yang tidak hamil risiko KEK di Data yang dikumpulkan meliputi asupan
Indonesia tahun 2007 sebesar 30,9% meningkat zat gizi makro (energi, protein, lemak, dan
karbohidrat), asupan zat besi, data LiLA, dan asupan < 80% angka kecukupan gizi (AKG)
kadar Haemoglobin (Hb). Pengumpulan data 2013. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
asupan zat gizi makro dan asupan zat besi jumlah remaja putri yang berisiko KEK
didapatkan dengan cara mewawancarai sebagian besar asupannya kurang dari 80%
responden menggunakan instrumen yaitu Semi kebutuhan AKG remaja putri.
Quantitave Food Frequency Questionnaire (SQ-
FFQ). Data antropometri LiLA didapatkan Tabel 1. Karakteristik variabel penelitian
dengan mengukur lingkar lengan bagian atas
subjek dengan menggunakan pita LiLA. Data Kejadian KEK
kadar Hb didapatkan dengan cara mengambil Variabel
KEK Tidak KEK
sampel darah kapiler dalam hal ini diujung jari. Penelitian
n % n %
Pengambilan dilakukan dengan metode Usia
skinpuncture. Kadar Hb diukur dengan metode 15 Tahun 19 52,8 19 52,8
CyanmetHb quick check. 16 Tahun 16 44,4 16 44,4
Pengolahan data dilakukan secara 17 Tahun 1 2,8 1 2,8
komputerisasi. Uji univariat dilakukan untuk Asupan Energi
mengetahui karakteristik subjek dan prevalensi Kurang 21 58,3 8 22,2
distribusi masing-masing variabel. Uji bivariat Baik 15 41,7 28 77,8
dilakukan untuk mengetahui hubungan antara Asupan Protein
variabel bebas dan terikat, diketahui dengan Kurang 22 61,1 9 25,0
melakukan uji Chi-Square dengan CI:95%, dan Baik 14 38,9 27 75,0
untuk melihat ukuran hubungan variabel Asupan Lemak
menggunakan OR. Variabel yang berhubungan Kurang 20 55,6 10 27,8
dilakukan uji multivariat dengan menggunakan Baik 16 44,4 26 72,2
uji regresi logistik. Asupan
Karbohidrat
19 52,8 11 30,6
Kurang
HASIL DAN PEMBAHASAN 17 47,2 25 69,4
Baik
1. Karakteristik Variabel Penelitian Asupan Zat
Hasil penelitian pada 72 orang remaja besi (Fe)
33 91,7 18 50,0
siswi SMA Muhammadiyah 1 Palembang Kurang
3 8,3 18 50,0
dengan karakteristik usia terbesar pada usia 15 Baik
tahun yaitu 52,8%. Sebagaimana disajikan Kadar Hb
pada Tabel 1 dapat diketahui bahwa siswi pada < 12 g/dl 26 72,2 26 72,2
kelompok risiko KEK dengan asupan zat gizi ≥ 12 g/dl 10 27,8 10 27,8
makro (energi, protein, lemak, dan
karbohidrat) dengan kategori asupan kurang 2. Hubungan Asupan Zat Gizi Makro, Asupan
yaitu lebih dari 50%. Fe, Kadar Hb dengan Risiko KEK
Asupan protein kurang merupakan nilai Hasil penelitian mengenai hubungan
tertinggi mencapai 61,1% pada remaja siswi antara asupan zat gizi makro, asupan Fe, kadar
dengan risiko KEK. Hasil penelitian untuk Haemoglobin dengan risiko KEK pada remaja
asupan zat besi kategori kurang pada siswi putri dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2
risiko KEK sangat tinggi yaitu sebesar 91,7%. menginformasikan bahwa asupan zat gizi makro
Untuk hasil pengukuran kadar Hb dengan yang terdiri dari energi, protein, dan lemak
kategori < 12 g/dl sebesar 72,2% baik pada memiliki hubungan yang bermakna dengan
siswi risiko KEK maupun tidak. Hal ini risiko KEK pada siswi SMA Muhammadiyah 1
menunjukkan bahwa remaja putri sangat rentan Palembang. Nilai OR menyatakan bahwa siswi
terkena anemia. Pada penelitian ini asupan zat dengan asupan energi dan protein kurang akan
gizi makro (energi, protein, lemak, dan berisiko 4 kali lebih besar kekurangan energi
karbohidrat) dengan kategori kurang apabila kronis.
Tabel 2. Hubungan asupan zat gizi makro, asupan zat besi, kadar haemoglobin
dengan risiko KEK
Kejadian KEK
Variabel KEK Tidak KEK Nilai p OR (IK 95%)
n % n %
Asupan Energi
Kurang 21 58,3 8 22,2 0,004 4,9 (1,753-13,695)
Baik 15 41,7 28 77,8
Asupan Protein
Kurang 22 61,1 9 25,0 0,004 4,7 (1,719-12,931)
Baik 14 38,9 27 75,0
Asupan Lemak
Kurang 20 55,6 10 27,8 0,031 3,3 (1,217-8,676)
Baik 16 44,4 26 72,2
Asupan Karbohidrat
Kurang 19 52,8 11 36,0 0,094 2,5 (0,968-6,667)
Baik 17 47,2 25 69,4
Asupan Zat Besi
Kurang 33 91,7 18 50,0 0,000 11,0 (2,850-42,451)
Baik 3 8,3 18 50,0
Kadar Hb
<12 g/dl 26 72,2 26 72,2 1,000 1,0 (0,357-2,805)
≥12 g/dl 10 27,8 10 27,8
Lingkar lengan atas merupakan karbohidrat dengan ukuran lingkar lengan atas
gambaran ketersediaan zat gizi di otot dan remaja putri.17 Meningkatnya konsumsi
lemak bawah kulit. Cadangan energi dapat makanan olahan yang nilai gizinya kurang,
disimpan dalam bentuk jaringan adiposa, yang namun memiliki banyak kalori seperti
ada dilemak bawah kulit, 14 sehingga lingkar mengkonsumsi junk food merupakan penyebab
lengan atas dapat digunakan sebagai indikator para remaja rentan sekali kekurangan zat gizi
untuk melihat riwayat asupan gizi seseorang tertentu meskipun status gizinya normal.18
pada masa lampau. Massa otot dipengaruhi Karbohidrat merupakan sumber energi untuk
oleh tingkat kecukupan energi dan protein, tubuh, zat ini terdapat pada bahan makanan
tingkat kecukupan energi dan protein yang yang berasal dari tumbuh-tumbuhan seperti
defisit menyebabkan penurunan massa otot padi, jagung, singkong, sagu, gandum, talas
pada subjek.15 Hal ini sejalan dengan prinsip dan lainnya.19 Karbohidrat berfungsi sebagai
asupan gizi dengan status gizi pada seseorang. penyedia tenaga atau kalori untuk memenuhi
Jika asupan protein cukup maka status gizi kebutuhan kegiatan tubuh dan juga untuk
akan baik termasuk ukuran lingkar lengan atas mempertahankan suhu badan. 20
(LLA). Protein merupakan zat gizi makro yang Menurut hasil analisis hubungan antara
berfungsi sebagai zat pembangun tubuh dan asupan zat besi dengan risiko KEK pada
juga sebagai sumber energi didalam tubuh.16 remaja putri, dapat dilihat bahwa ada
Sedangkan asupan karbohidrat hubungan yang bermakna secara statistik
menunjukkan ada hubungan tidak bermakna (p<0,05) antara kedua variabel tersebut. Nilai
dengan risiko KEK pada siswi SMA OR menerangkan bahwa siswi dengan asupan
Muhammadiyah 1 Palembang. Sejalan dengan zat besi kurang berisiko 11 kali lebih besar
penelitian yang dilakukan di Kabupaten menderita kekurangan energi kronis.
Banyumas menunjukkan tidak ada hubungan Kurangnya asupan zat besi yang sebagian
yang signifikan secara statistik antara asupan besar terjadi pada remaja putri dapat
anemia apabila kebiasaan makan yang tidak undernutrition: global burden, physiology,
seimbang seperti jarang mengkonsumsi sayur- and nutritional risks. Annals of Nutrition
sayuran dan bisa juga disebabkan sering and Metabolism. 2018;72(4):316-328.
memakan makanan yang mengandung doi:https://doi.org/10.1159/000488865.
karbohidrat dan lemak saja tidak diimbangi 3. Agus Hendra AR. Sedentari Sebagai Faktor
dengan mengkonsumsi makanan yang Kelebihan Berat Badan Remaja. Vol 5.;
mengandung mineral, protein dan vitamin.23 2019.
Menurut Restuti & Susindra, kebiasaan makan doi:https://doi.org/10.30602/jvk.v5i1.163.
pada remaja putri yang salah juga berpengaruh 4. Waryana W, Sitasari A, Febritasanti DW.
terhadap pemenuhan kebutuhan dan status gizi. Intervensi media video berpengaruh pada
Dimana remaja putri sering mengkonsumsi junk pengetahuan dan sikap remaja putri dalam
food yang kaya akan kandungan energi tetapi mencegah kurang energi kronik. AcTion:
sangat minim kandungan vitamin dan mineral. 24 Aceh Nutrition Journal. 2019;4(1):58-62.
doi:http://dx.doi.org/10.30867/action.v4i1.1
54.
KESIMPULAN 5. Arista AD, Widajanti L, Aruben R.
Hubungan Pengetahuan, Sikap, Tingkat
Terdapat hubungan yang signifikan antara
Konsumsi Energi, Protein, dan Indeks
asupan zat gizi makro (energi, protein, lemak)
dan asupan zat besi (Fe) dengan kejadian Massa Tubuh/Umur dengan Kekurangan
kekurangan energi kronis (KEK) pada remaja, Energi Kronik pada Remaja Putri (Studi di
Sekolah Menengah Kejuruan Islamic Centre
sedangkan asupan zat gizi makro (karbohidrat)
Baiturrahman Semarang pada Puasa
dan kadar Hb tidak menunjukkan hubungan
Ramadhan Tahun 2017). Jurnal Kesehatan
dengan kejadian KEK pada remaja. Asupan zat
Masyarakat (e-Journal). 2017;5(4):585-
gizi yang paling berpengaruh terhadap kejadian
591.
KEK pada remaja yaitu asupan zat besi, remaja
6. Muchlisa C, Indriasari R. Hubungan asupan
yang kurang asupan zat besi 11 kali berpeluang
zat gizi dengan status gizi pada remaja putri
mengalami KEK dibandingkan dengan remaja
di Fakultas Kesehatan Masyarakat
yang mempunyai asupan zat besi baik.
Universitas Hasanuddin Makassar Tahun
Saran, diharapkan bagi pihak sekolah
2013. Jurnal MKMI. 2013;9(3):1-15.
dapat melakukan kegiatan penilaian status gizi
7. Hasdianah HR. Gizi, Pemanfaatan Gizi,
siswa sehingga dapat diberikan informasi dan
edukasi berkaitan dengan pentingnya Diet, Dan Obesitas. Yogyakarta: Nuha
Medika; 2014.
memperhatikan status gizi siswi yang masuk
8. Yusintha AN, Adriyanto A. Hubungan
dalam kategori wanita usia subur (WUS) untuk
Antara Perilaku Makan dan Citra Tubuh
persiapan kesehatan dan status gizi dimasa
dengan Status Gizi Remaja Putri Usia 15-18
dewasa. Sebaiknya bagi remaja siswi agar
Tahun. Amerta Nutrition. 2018;2(2):147-
memperhatikan pola makan yang baik sesuai
dengan kebutuhan. 154.
9. Sutrio S. Hubungan Asupan Energi,
Pengetahuan Gizi dan Aktivitas Fisik
Terhadap Status Gizi Siswa Sekolah
DAFTAR PUSTAKA
Menengah Atas Global Madani Kota
1. Das JK, Salam RA, Thornburg KL, Prentice Bandar Lampung Tahun 2016. Holistik
AM, Campisi S, Lassi ZS, Koletzko B, Jurnal Kesehatan. 2017;11(1):23-33.
Bhutta ZA. Nutrition in adolescents: 10. Indartanti D, Kartini A. Hubungan status
physiology, metabolism, and nutritional gizi dengan kejadian anemia pada remaja
needs. Annals of the New York Academy of putri. Journal of nutrition college.
Sciences. 2017;1393(1):21-33. 2014;3(2):310-316.
doi:https://doi.org/10.1111/nyas.13330. 11. Balitbangkes. Riset Kesehatan Dasar 2013.
2. Christian P, Smith ER. Adolescent Pertama. Jakarta: Badan Penelitian dan