You are on page 1of 9
PEMERINTAH DAERAH PROVINS! JAWA BARAT BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH Jalan Ternate Nomor 2 Telepon : (022) 4235026 Fax. (022) 4203960 Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id Bandung 40115 PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINS! JAWA BARAT NOMOR : Kep.625/KPG.03.04 /Kesdis/2020 ‘TENTANG KODE ETIK PEGAWAI DI LINGKUNGAN BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT Menimbang : a. bahwa berdasarkan Pasal 1 ayat (1) huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2004 tentang Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil, pejabat_pembina kepegawaian masing-masing instansi menetapkan kode etik instansi; b. bahwa berdasarkan Pasal 21 ayat (1) Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 47 Tahun 2017 Tentang Kode Etik Aparatur Sipil Negara Di Lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, Kepala Perangkat Daerah masing-masing Perangkat Daerah menetapkan kode etik khusus Perangkat Daerah; . bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada hurufa dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat tentang Kode etik Pegawai di Lingkungan Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat; Mengingat 1, Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1950 _ tentang Pembentukan Provinsi Jawa Barat (Berita Negara Republik Indonesia tanggal 4 Juli 1950) jo UndangUndang Nomor 20 Tahun 1950 tentang Pemerintahan Jakarta Raya (LNRI Tahun 1950 Nomor 31, TLNRI Nomor 15) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2007 tentang Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta sebagai Ibu Kota Negara Kesatuan Republik Indonesia (LNRI Tahun 2007 Nomor 93, TLNRI Nomor 4744) dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi Banten (LNRI Tahun 2000 Nomor 182, TLNRI Nomor 4010); 2. Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (LNRI Tahun 1999 Nomor 75, TLNRI Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika (LNRI Tahun 2009 Nomor 143, TLNR! Nomor 806). - Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipll Negara (LNRI Tahun 2014 Nomor 6, TLNRI Nomor 04); 5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (LNRI Tahun 2014 Nomor 244, TLNRI Nomor 4578) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas UndangUndang Nomor 23 ‘Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (LNRI Tahun 2015 Nomor 58, TLNRI Nomor 5679); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1975 tentang Sumpah/Janji Pegawai Negeri Sipil (LNRI Tahun 1975 Nomor 114, TLNRI Nomor 27); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 tentang Ijin Perkawinan dan Perceraian Bagi Pegawai Negri Sipil sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1990 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 tentang Ijin Perkawinan dan Perceraian Bagi Pegawai Negeri Sipil (LNRI Tahun 1990 Nomor 61, TLNRI Nomor 3424); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2004 tentang Larangan Pegawai Negeri Sipil menjadi Anggota Partai Politik (LNRI Tahun 2004 Nomor 128, TLNRI Nomor 440); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2004 tentang Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik Aparatur (LNRI ‘Tahun 2004 Nomor 141, TLNRI Nomor 4449); 10,Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (LNRI Tahun 2008, Nomor 127, TLNRI Nomor 4890}; 11.Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (LNRI Tahun 2010 Nomor 74, ‘TLNRI Nomor 5135); 12.Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah (LNRI Tahun 2012 Nomor 114, TLNRI Nomor 5887}; 13.Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2017 tentang Pembinaan dan Pengawasan —_—Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah; 14.Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 63, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6037); sebagaimana telah diubah dengan _Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2020 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil (Lernbaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6477); 15.Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 21 Tahun 2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai ‘Negri Sipil; 16.Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 6 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Jawa Barat; 17.Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 9 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Barat; 18.Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 47 Tahun 2017 tentang SPIP; 19,Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 47 Tahun 2017 Tentang Kode Etik Aparatur Sipil Negara Di Lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat. 21eg emer \sutnoig yev0RC Uevouesade MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH TENTANG. KODE ETIK PEGAWAI DI LINGKUNGAN BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINS! JAWA BARAT BABI KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Badan Kepegawaian Daerah adalah Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat 2. Pegawai adalah Pegawai Negeri Sipil, Calon Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai ‘Tidak Tetap yang bekerja di Lingkungan Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat 3. Kode Btik Pegawai yang selanjutnya disebut Kode Etik adalah pedoman sikap, tingkah laku dan perbuatan pegawai dalam melaksanakan tugasnya. 4, Pelanggaran Kode Etik adalah segala bentuk ucapan, tulisan atau perbuatan yang bertentangan dengan butir-butir Kode Etik Pegawai Negeri Sipil dan Peraturan Badan Kepegawaian Daerah ini, BAB II ‘TUJUAN DAN RUANG LINGKUP Pasal 2 Kode Btik Pegawai bertujuan untuk: ‘a. menjaga martabat, kehormatan, dan citra Pegawai Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat; b. memacu produktifitas Pegawai Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat; c. membina karakter pegawai, d. meningkatkan kualitas kerja untuk mewujudkan pegawai yang profesional; e. menjaga martabat, kehormatan, citra dan kredebilitas pegawai; f. menjaga keharmonisan hubungan dalam lingkungan kerja, keluarga, dan masyarakat, Pasal 3 Ruang Lingkup Kode Etik meliputi: . Kode Etik terhadap masyarakat; Kode Etik terhadap diri sendiri; Kode Btik atasan terhadap bawahan; Kode Btik bawahan terhadap atasan; dan Kode Etik terhadap sesama pegawai. spose BABII PRINSIP DASAR Pasal 4 Prinsip dasar yang harus dijunjung tinggi oleh setiap Pegawai Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat meliputi: jujur; tangeung jawab; disiplin; integritas; berserangat; kerjasama; dan pelayanan prima repose BABIV ETIKA PEGAWAI Pasal 5 i awai Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat dalam mrelskeanakan tugas dan kehidupan sehari-hari selain tunduk dan berpedoman pada Kode Etik PNS sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 4: ‘Tahun 2004 tentang Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil dan Peraturan Gubemnur Jawa Barat Nomor 47 Tahun 2017 Tentang Kode Etik Aparatur Sipil Negara Di Lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, juga tunduk kepada Kode Etik Pegawai yang diatur dalam Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa barat. Pasal 6 Kode Etik Pegawai Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat, meliputi: a, mengetahui dan/atau memahami serta menaati ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku; b. tidak memberikan keterangan/informasi yang bersifat rahasia kepada pihak yang tidak berwenang; € menjunjung tinggj institusi dan menempatkan kepentingan organisasi di atas kepentingan pribadi atau golongan; 4, mematuhi jenjang kewenangan dan bertindak disiplin berdasarkan aturan dan tata cara yang berlaku; €. setiap atasan tidak dibenarkan memberikan perintah yang bertentangan dengan norma yang berlaku dan wajib bertanggung jawab atas pelaksanaan perintah kepada bawahannya; f dalam melaksanakan perintah kedinasan tidak = melampaui _batas kewenangannya dan wajib menyampaikan pertanggungjawaban tugas kepada atasannya Iangsung; & setiap pegawai harus menampilkan sikap kepemimpinan melalui keteladanan, keadilan, ketulusan dan kewibawaan serta melaksanakan keputusan pimpinan sesuai aturan yang berlaku guna mewujudkan tercapainya tujuan organisasi; hh. pegawai wajib mengikuti apel pagi sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan dan wajib mengikuti apel pada hari-hari besar Nasional; i, pegawai harus berada pada tempat kerja selama jam kerja, kecuali ada perintah tugas kedinasan dari atasan, kejadian luar biasa, jam istirahat siang dan waktu beribadah; J. kejadian luar biasa yang dimaksud pada poin i meliputi : bencana alam, perang, kerusuhan, pandemi, wabah, dll; k. bagi pegawai yang tidak dapat hadir karena sakit, urusan keluarga dan alasan-alasan ‘lainnya yang wajar dan dapat diterima akal schats wajib memberitahukan secara tertulis. kepada satuan organisasinya dan memberitahukan secara lisan kepada atasan langsungnya: 1. dalam menjalankan tugas harus senantiasa menjaga kehormatan Instansi dengan memakai seragam lengkap dengan atributnya yang berlaku di linglungan Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat; m. tidak menyampaikan dan menyebarluaskan informasi yang bersifat rahasia negara kepada orang lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan; m tidak memberikan foto copy surat keputusan pengangkatan dalam jabatan dan surat keputusan yang bersifat rahasia tanpa seizin pimpinan; © fidak ‘melakukan pemerasan, penggelapan dan penipuan yang dapat Perpengaruh negatifterhadap harkat, martabat dan citra Badan Kepegawaran Daerah Provinsi Jawa Barat; P. bersikap rasional dan berkeadilan, objektif serta transparan dalam ‘menjalankan tugas penyelenggaraan urusan pemerintahan; z 2 2 eg ewer sunoig yerseg uovemebad q. membangun dan mengembangkan sikap toleran, tanggung jawab dan pengendalian diri dalam menghadapi perbedaan pendapat diantara sesama pegawai dan pihak terkait lainnya; . menyimpan rahasia negara dan rahasia jabatan dengan sebaik-baiknya serta tidak memanfaatkannya secara tidak sah; . s. melaporkan kepada atasan yang berwenang terhadap kemungkinan atau adanya tindakan pembocoran rahasia negara dan/atau rahasia jabatan yang patut diduga membahayakan atau merugikan bangsa dan negara; tidak berkompromi dengan pihak manapun yang berpotensi merusak nama baik dan merugikan institusi Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat, bangsa dan negara; . u. tidak melakukan perbuatan yang bersifat melindungi kegiatan yang tidak sesuai ketentuan peraturan perundangan-undangan khususnya di bidang penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat; vy, tidak melakukan pungutan tidak sah dalam bentuk apapun dalam melaksanakan tugasnya untuk kepentingan pribadi, golongan atau pihak lain; tidak bertindak selaku perantara bagi seseorang, pengusaha atau golongan untuk mendapatkan pekerjaan atau pesanan; x. menciptakan dan memelihara suasana kerja yang kondusif; y. bertindak dan bersikap tegas, tetapi adil dan bijaksana terhadap bawahan; 2. saling menghargai dan menghormati sesama Pegawai Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat, bawahan, atasan dan di lingkungan masyarakat; aa.menjadi teladan yang baik terhadap Pegawai Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat, bawahan, atasan dan di lingkungan masyarakat memberikan pelayanan secara cepat, tepat dan aman; Pasal 7 Etika terhadap masyarakat bagi Pegawai Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat, meliputi: a. bersikap terbuka dan responsif terhadap Kritik, saran, keluhan, laporan, pengaduan serta pendapat dari lingkungan masyarakat; b. memberikan pelayanan kepada masyarakat untuk mendapatkan hak dan Kewajiban di bidang penyelenggaraan pemerintahan sesuai dengan prinsip hak asasi manusia; memberikan pelayanan dengan ramah, ikhlas dan bermurah senyum; memberikan pelayanan sesuai dengan peraturan dan standar operasional prosedur yang berlaku; tidak melakukan tindakan diskriminasi dan perlakuan tidak adil dalam ‘melaksanakan pelayanan dengan membeda-bedakan pelayanan dikarenakan karakteristik kedekatan, suku, antargolongan, kelamin, ras, agama dan kepercayaan, aliran politik, kondisi fisik atau karateristik lain yang diduga merupakan dasar dari tindakan diskriminasi; menolak dengan cara elegan dan beradab terhadap segala bentuk ajakan dan/atau tindakan korupsi, kolusi, nepotisme, serta manipulasi tidak melakukan segala bentuk kecurangan dan/atau pemalsuan yang melanggar undang undang dan/atau peraturan yang lainnya dengan dalih mempermudah proses pelayanan; tidak mengeluarkan pernyataan yang mengatasnamakan Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat tanpa sepengetahuan dan/atau seizin pimpinan; berperan aktif dalam menjaga keamanan, ketertiban dan kebersihan lingkungan; dan j. membiasakan pola hidup sedethana, F Pasal 8 tika terhadap dir sendiri Pegawai Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat, meliputi: a. tidak melakukan perbuatan perzinahan, prostitusi, perjudian, minum dan/atau sejenisnya yang memabukkan; feeq emer rsunoid yevsed Uejemesedey wepeg tidak menggunakan dan/atau mengedarkan zat psikotropika, narkotika dan/atau"sejenisnya yang. bertentangan dengan ketentuan’ peraturan erundangan-undangan; | | ering yawonan dan ompccrl semua tugs, bidangnya masing-masing untuk menjaga citra institusi Pemerintah Provinsi Jawa Barat, bangsa dan negara; tidak melakukan penyalahgunaan wewenang, jabatan dan perbuatan kolusi, korupsi dan nepotisme; tidak melakukan pungutan di luar ketentuan yang berlaku untuk kepentingan pribadi, golongan dan pihak lain yang secara langsung atau tidak Jangsung merugikan masyarakat, bangsa dan negar: tidak menerima hadiah, pemberian dan gratifikasi yang berkaitan dengan elaksanaan tugas; foyalitas dan memiliki dedikasi yang tinggi dalam memberikan pelayanan terhadap masyarakat; dan menjaga keutuhan rumah tangga dengan tidak melakukan perbuatan tercela dan perbuatan tidak bermoral lainnya. Pasal 9 Etika Atasan terhadap bawahan Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat, meliputi a, b. c Feo tidak melakukan penyalahgunaan wewenang terhadap bawahan untuk kepentingan pribadi dan/atau golongan; saling menghormati sesama Pegawai yang memiliki hak dan kewajiban yang berkesesuaian dalam suatu unit kerja, instansi, maupun antar instansi meningkatkan pengetahuan, wawasan dan kompetensi bawahan sesuai tugas di bidangnya masing-masing untuk menjaga citra institusi Pemerintah Provinsi Jawa Barat, bangsa dan negara; tidak melakukan penyalahgunaan wewenang, jabatan dan perbuatan kolusi, korupsi dan nepotism loyalitas dan memiliki dedikasi yang tinggi dalam mengontrol dan memimpin pekerjaan yang dilakukan; membimbing bawahan dalam melaksanakan tugas tidak menghalangi kegiatan kedinasan tidak memerintahkan perintah yg tidak sesuai dengan ketentuan perundang- undangan menjalin kerjasama dengan komunikasi dan koordinasi yang kooperatif dengan bawahan; dan menjaga keutuhan persatuan dan kesatuan dalam lingkungan Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat. Pasal 10 Etika Bawahan terhadap Atasan Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat, melipu a b. © tidak menentang perintah atasan; saling menghormati sesama Pegawai yang memiliki hak dan kewajiban yang berkesesuaian dalam suatu unit kerja, instansi, maupun antar instansi loyalitas dan memiliki dedikasi yang tinggi dalam menjalankan perintah yang diberikan dari atasan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang. undangan; menjalin kerjasama, komunikasi dan koordinasi i suenjoi iinasi yang kooperatif dengan menjaga keutuhan persatuan dan kesatuan dalam lingkun; gan Bad: Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat. eke = e109 emer sunoid Yevaed ueWeneBaday uepee r Pasal 11 Etika terhadap sesama Pegawai Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat, ‘meliputi : a. saling menghormati sesama Pegawai sebagai rekan kerja yang memiliki hak dan kewajiban yang berkesesuaian dalam suatu unit kerja, instansi, maupun_ antar instansi; dan memelihara rasa persatuan dan kesatuan sesama Pegawai serta menjalin kerjasama yang kooperatif sesama Pegawai, BABV PENEGAKAN KODE ETIK Pasal 12 (1) Penegakan Kode Etik dilakukan oleh atasan langsung pegawai yang melanggar. 2) Penegakan Kode Etik sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) bersifat pembinaan, BAB VI SANKSI PELANGGARAN KODE ETIK Pasal 13 (1)Pegawai yang melakukan pelanggaran Kode Etik dikenakan sanksi moral. (2}Sanksi moral sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dari keputusan hasil pemeriksaan Majelis Kode Etik berupa: a. permohonan maaf secara lisan; b. permohonan maaf secara tertulis; © pernyataan penyesalan; (3)Sanksi moral sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan secara Jangsung dan tertutup. (4)Sanksi moral sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan keputusan Kepala badan Kepegawaian Daerah Provinsi jawa Barat. Pasal 14 (1) Selain diberikan sanksi moral sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11, Pegawai yang melakukan pelanggaran Kode Etik dapat dikenakan tindakan administratif ‘sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. (2)Tindakan administratif sebagaimana diatur dalam Peraturan pemerintah Nomor 53 Tahun 2010, berupa: pernyataan tidak puas secara tertulis; penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu) tahun; penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun; penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 1 (satu) tahui penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun; pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendab; pembebasan dari jabatan; pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai ‘Aparatur; dan k. pemberhentian tidak dengan hormat sebagai Aparatur. rereg emer sunoid yevaed uewneBaday uepee Pasal 11 Etika terhadap sesama Pegawai Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat, ‘meliputi : a. saling menghormati sesama Pegawai sebagai rekan kerja yang memiliki hak dan kewajiban yang berkesesuaian dalam suatu unit kerja, instansi, maupun_ antar instansi; dan. memelihara rasa persatuan dan kesatuan sesama Pegawai serta menjalin kerjasama yang kooperatif sesama Pegawai, BABV PENEGAKAN KODE ETIK Pasal 12 (1) Penegakan Kode Etik dilakukan oleh atasan langsung pegawai yang melanggar. 2) Penegakan Kode Etik sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) bersifat pembinaan. BAB VI SANKSI PELANGGARAN KODE ETIK Pasal 13 (1)Pegawai yang melakukan pelanggaran Kode Etik dikenakan sanksi moral. (2}Sanksi moral sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dari keputusan hasil pemeriksaan Majelis Kode Etik berupa: a. permohonan maaf secara lisan; b. permohonan maaf secara tertulis; © pernyataan penyesalan; (3)Sanksi moral sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan secara Jangsung dan tertutup. (4)Sanksi moral sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Kepala badan Kepegawaian Daerah Provinsi jawa Barat. Pasal 14 (1) Selain diberikan sanksi moral sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11, Pegawai yang melakukan pelanggaran Kode Etik dapat dikenakan tindakan administratif ‘sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. (2)Tindakan administratif sebagaimana diatur dalam Peraturan pemerintah Nomor 53 Tahun 2010, berupa: pernyataan tidak puas secara tertulis; penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu) tahun; penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun; penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 1 (satu) tahui penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun; pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendab; pembebasan dari jabatan; pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai ‘Aparatur; dan k. pemberhentian tidak dengan hormat sebagai Aparatur. BAB VIL KETENTUAN PENUTUP Pasal 15, Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat ini mulai berlaleu pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Bandung Pada tanggal 14 Oktober 2020 KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH ;AWA BARAT mbina Utama Madya NIP- 19540129 198803 1 004

You might also like