You are on page 1of 2
1) Pertentangan antara PKI dan Angkatan Darat (AD) wen 02s Te Adanya perbedaan ideoiog seta kepentingen antara PKI dan AEE nyebabkan keduanya bersaing satu sama lain, Sesual dengan det? Fe berkepentingan merintis berdinnya negara kommunss. Adapun Angee kuatan pertahanan negara berkepentingan mengamankan Pancasiz see Pada bulan Januart 1965 PK! mengajukan gagasan perbemuts” 277% Gagasan tersebut berisi tuntutan agar kaum buruh dan tam Soerse" dilakukan untuk menggalang kekuatan menghadapi neoksicn2! Inggris dalam rangka Dwikora. Pada bulan Mle: 1965. Jenderal dalam tubuh Angkatan Darat. Menurut PX!. Dew2: badan yang mempersiaphan perebutan kekuasaan deri Pr Angkatan Darat secara tegas menolak gagas2n Menurut Mer/Pangad Letnan Jenderal Ahmad Yani. tidak efisien dan merugikan revotusi Indonesia. Penola kelima dinyatakan pula oleh Leksamana Muda Martadinata dan di tangan komando perwira yang profesional. Ade: isu Dewan Jenderal, pimpinan Angkatan Darat meyai mereka terhadap pemerintah. Pimpinan Angkatan Darat me yang ada dalam Angkatan Darat bukan Dewan Jenderal. mela Kepangkatan Tinggi (Wanjakti) yang bertugas memberixan usu! kepada MenPenged tentang promosi jabatan dan pangkat para perwira tinggi : Di tengah persaingan antara PKI dan Angkatan Darat, pada bulan Juli 1965 munca berita tentang memburuknya kesehatan Presiden Sockarno. Menurut tim doker y20g khusus didatangkan dari RRC, ada kemungkinan presiden akan lumpun atau mensngaa Pimpinan PKI yang mengetahui berita itu langsung dari dokter-dokier RRC meresa peru segera mengambil tindakan. Pemberontakan G-30-S/PKI Letnan Kolonel Untung sebagai pimpinan gerakan memerintahkan kepada selurvh anggota gerakan untuk mulai bergerak pada dini hari tanggal 1 Oktober 1955. Pada dni hari itu, mereka melakukan serangkaian penculikan dan pembunuhan terhadap enem perwira tinggi dan seorang perwira pertama dari Angkatan Daret. Para perwira Angkatan Darat tersebut disiksa dan dibunuh yang kemudian é- masukkan ke dalam satu sumur tua di Lubang Buaya yang terletak ci sebelah selatan ® Pangkalan Udara Utama Halim Perdanakusuma. Enam jenderal korban dan TN! Angkatan Darat tersebut adalah sebagai berikut. a) _Letnan Jenderal Ahmad Yani (Menter/Panglima Angkatan Darat atau Men/Pangad) b) Mayor Jenderal R. Suprapto (Deputi ll Pangad) ©) Mayor Jenderal Haryono Mas Tirtodarmo (Deputi il! Pangad) d) Mayor Jenderal Siswondo Parman (Asisten | Pangad) Brigadir Jenderal Donald Izacus Panjaitan (Asisten !V Pangad) Brigadir Jenderal Sutoyo Siswomiharjo (Inspektur Kehakiman/Ocitur) 2) e) f) Dipindai dengan CamScanner 3) Kotika terjadinya penculikan para perwira Angkatan Darat, Jenderal A.H. Nasution yang juga menladi target penculikan berhasil menyelamatkan diri dengan kaki yang tortembak. Namun, putrinya yang bernama Ade Irma Suryani Nasution menjadi korban sasaran tembak dan gugur. Ajudan Jenderal AH. Nasution yang bernama Letnan Satu Plerre Andreas Tendean juga menjadi korban, sedangkan Pembantu Letnan Polisi Kare! Satsuit Tubun gugur pada saat melakukan perlawanan terhadap gerombolan yang Berusaha mencullk Jenderal A.H. Nasution Penculikan dan pembunuhan serupa juga lerjadi di Yogyakarta dan menimbulkan korban Komando Resimen 072 Pamungkas Kolonel Katamso serta Kepala Staf Korem 072 Pamungkas Letkol Sugiyono. Keduanya dibunuh dengan kejam di Kentungan, daerah ‘markas suatu batalion yang dikuasai oleh perwira komunis. Penumpasan G-30-S/PKI Setelah menerima laporan terjadinya penculikan para perimpin TNI Angkatan Darat, Mayor Jenderal Soeharto sebagai panglima Kostrad (Komando Strategi Angkatan Darat) segera mengambil langkah-langkah untuk memulihkan keamanan di ibu kota. Langkah- langkah tersebut yaitu dengan menyelamatkan dua objek vital, yaitu gedung RAI dan pusat telekomunikasi. Dalam waktu dua puluh lima menit resimen RPKAD di bawah Sarwo Edhi berhasil merebut kedua objek tersebut. Pada pukul 20.10 WIB Mayor Jenderal Soeharto selaku pimpinan sementara Angkatan Darat mengeluarkan pemyataan resmi yang isinya memberitahukan kepada seluruh rakyat bahwa pada tanggal 1 Oktober 1966 telah terjadi Peristiwa penculikan beberapa perwira tinggi Angkatan Darat yang dilakukan oleh golongan kontrarevolusioner yang menamakan dirinya Gestapu (Gerakan 30 September). Selanjutnya, mereka telah mengambil alih kekuasaan negara. Mayor Jenderal Soeharto menegaskan bahwa kekuatan Gestapu dapat dihancurkan dan NKRI yang berdasarkan Pancasila pasti tetap jaya. Pidato Mayor Jenderal Soeharto tersebut dapat meredakan kegelisahan rakyat dan mereka dapat mengetahui gambaran yang jelas tentang situasi negara. Operasi penumpasan dilanjutkan dengan sasaran Pangkalan Udara Utama/Lanuma Halim Perdanakusuma, yang menjadi basis kekuatan G-30-S/PKI. Operasi ini bertujuan mencari tempat dan mengusut nasib para jenderal yang diculik. Operasi dilanjutkan ke Lubang Buaya. Atas pelunjuk dari Ajudan Brigadir Polisi Sukitman, pada tanggal 3 Oktober ditemukan sumur tua tempat penguburan jenazah para perwira Angkatan Darat. Pada tanggal 4 Oktober dilakukan pengangkatan seluruh jenazah ara perwira dan pada tanggal 5 Oktober para perwira dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata. Para perwira dianugerahi gelar Pahlawan Revolusi serta diberikan kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi secara anumerta. Dipindai dengan CamScanner

You might also like