You are on page 1of 197
INTEGRASI NILAI KARAKTER DALAM BUKU PELAJARAN ANALISIS KONTEN BUKU TEKS KURIKULUM 2013 Atikah Mumpuni Desain Cover : Dwi Novidiantoko ‘Tata Letak Isi: Nurul Fatma Subekti Sumber Gambar: www. pxhere.com Cetakan Pertama: April 2018 Hak Cipta 2018, Pada Penulis i tanggung jawab perce Copyright © 2018 by Deepublish Publisher All Right Reserved Hak cipta dilindungi undang-undang Dilarang keras menerjemahkan, memfotokopi, atau memperbanyak sebagian atau selucuh isi buku ini tanpa izin tertulis dari Penerbit. PENERBIT DEEPUBLISH (Grup Penerbitan CV BUDI UTAMA) Anggota IKAPI (076/DIY/2012) lang 6, No 3, Drono, Sardonoharjo, Negaglik, Sleman ‘Jl.Kaliurang Km.9,3 — Yogyakarta 55581 Telp/Faks: (0274) 4533427 Website: www.deepublish.co id yenerbitdeepublish.com E-mail: es@deepublish.co.id JiRajawali, G. www. Katalog Dalam Terbitan (KDT) MUMPUNI, Atikah Integrasi Nilai Karakier dalam Buku Pelajaran: Analisis Konten Buku Teks Kurikulum 2013/oleh Akh Mumpuni~Fd.1, Cet. 1~ ‘ogyakarta: Deepublish, April-2018. xxii, 207 lm; Uk 14x20 em ISBN 978-602-475-015-2 1. Evaluasi Kurikulum L Judul 375.006 SS DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR. DAFTAR LAMPIRAN .. BABI URGENSI _NILAI_ _KARAKTER DALAM _BUKU PELAJARAN ..... wa A. Latar Belakang . ent B. Identifikasi Cakupan Tulisan .. 8 C. Pembatasan Cakupan Tulisan 9 D. Manfaat yang Diharapkan... 9 BAB II NILAI-NILAI KARAKTER DI SEKOLAH DASAR...s:eeereee LO A. Hakikat Nilai-nilai Karakter...stsecreeeneesacnes 10 B.__Hakikat Pendidikan Karakter 14 C. Nilai-nilai Karakter 16 1. Religiu 2. Jujur.. 3. Disiplin......... 4. Tanggung Jawa! 27 5. Santun 28 6. Peduli... 7. Percaya Diri D. Strategi Pendidikan Karakter di Sekolah E. Sistem Penilaian Pendidikan Karakter BAB III BUKU TEKS SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN D. Hakikat Media Pembelajaran............. Media Pembelajaran Siswa Sekolah Dasar. Buku Teks Pelajaran Berbasis Kurikulum 2013. 1. Buku Pegangan Guru 2. Buku Pegangan Siswa.. Berbagai Penelitian yang Relevan BAB IV METODE PENELITIAN ANALISIS ISI BUKU A B. Cc. mo Jenis Penelitia Sumber Data. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data Keabsahan Data.. Teknik Analisis Data. xi BABV NILAI KARAKTER DALAM BUKU TEKS KURIKULUM 2013... A. Nilai Karakter dalam Buku Teks Kurikulum 2013. 1. Nilai Karakter dalam Buku K-13 Tema Hidup Ruku 2. Nilai Karakter dalam Buku K-13 Tema Bermain di Lingkunganku 3. Nilai Karakter dalam Buku K-13 Tema Tugasku Sehari-Hari 4. Nilai Karakter dalam Buku K-13 Tema Aku dan Sekolahku B. Kesesuaian Nilai Karakter dalam Buku Teks Kurikulum 2013 terhadap _Indikator Kompetensi Inti (KI) I dan Kompetensi Inti 1. Kesesuaian Nilai Karakter dalam Buku Pegangan Guru dan Pegangan Siswa Tema Hidup Rukun terhadap Indikator KI 1 dan KI 2... 2. Kesesuaian Nilai Karakter dalam Pegangan Guru dan Pegangan Siswa Tema Bermain di —_ Lingkunganku terhadap Indikator KI 1 dan KI 2.... 3. Kesesuaian Nilai Karakter dalam Buku Pegangan Guru dan Pegangan Siswa Tema Tugasku Sehari-hari terhadap Indikator KI 1 dan KI 2 xii 4. Kesesuaian Nilai Karakter dalam Buku Pegangan Guru dan Pegangan Siswa Tema Aku dan Sekolahku terhadap Indikator KI 1 dan KI 2 C. Teknik Penyajian Nilai Karakter dalam Buku Teks Kurikulum 2013 1. Teknik Penyajian Nilai-nilai dalam Buku Pegangan Guru dan Buku Pegangan Siswa Tema Hidup Rukun. 2. Teknik Penyajian Nilai-nilai dalam Buku Pegangan Guru dan Buku Pegangan Siswa Tema Bermain di Lingkunganku............. 123 3. Teknik Penyajian Nilai-nilai dalam Buku Pegangan Guru dan Buku Pegangan wilt Siswa Tema Tugasku Sehari-hari.... siren 33) 4. Teknik Penyajian Nilai-nilai dalam Buku Pegangan Guru dan Buku Pegangan Siswa Aku dan Sekolahku +149 BAB VI PENUTUP... A. Simpulan. 161 B. Implikasi. -162 C. Saran.. -163 DAFTAR PUSTAKA.... +165 LAMPIRAN-LAMPIRAN .... we l74 PROFIL PENULIS +206 xiii Tabel 1 Tabel 2 Tabel 3 Tabel 4 Tabel 5 Tabel 6 Tabel 7 Tabel 8 Tabel 9 xiv DAFTAR TABEL Tema-tema yang Dianalisis Muatan Karakternya... Kisi-kisi Instrumen ‘Nil dalam Buku Teks. Rekapitulasi Kemunculan _ Nil jai Karakter dalam Buku Pegangan Guru Tema Hidup Rukun. Rekapitulasi Kemunculan _ Nilai-nilai Karakter dalam Buku Pegangan Siswa Tema Hidup Rukun. Rekapitulasi Kemunculan _ Nilai-nilai Karakter dalam Buku Pegangan Guru Tema Bermain di Lingkunganku.. a Rekapitulasi Kemunculan Ni jai Karakter dalam Buku Pegangan Siswa Tema Bermain di Lingkunganku.. see Rekapitulasi Kemunculan _ Nilai-nilai Karakter dalam Buku Pegangan Guru 73 Tema Tugasku Sehari-hari aT Rekapitulasi Kemunculan _ Nil ai Karakter dalam Buku Pegangan Guru Tema Tugasku Sehari-hari..... 279 Rekapitulasi Kemunculan _ Nilai-nilai Karakter dalam Buku Pegangan Guru Tema Aku dan Sekolahku Tabel 10 Tabel 11 Tabel 12 Tabel 13 Tabel 14 Tabel 15 Tabel 16 Tabel 17 Rekapitulasi Kemunculan __ Nilai-nilai Karakter dalam Buku Pegangan Siswa Tema Aku dan Sekolahku Rekap Frekuensi Kemunculan — Nilai Karakter yang Terdapat dalam Buku Pegangan Guru dan Buku Pegangan Siswa Tema 1-4.. Rekapitulasi Kesesuaian Nilai Karakter dalam Buku Pegangan Guru Tema Hidup Rukun terhadap Indikator KI 1 dan KI 2....... 92 Rekapitulasi Kesesuaian Nilai Karakter dalam Buku Pegangan Siswa Tema Hidup Rukun terhadap Indikator KI 1 dan KI 2... Rekapitulasi Kesesuaian Nilai Karakter dalam Buku Pegangan Guru Tema Bermain di Lingkunganku terhadap Indikator KI 1 dan KI 2.... Rekapitulasi Kesesuaian Nilai Karakter dalam Buku Pegangan Siswa Tema Bermain di Lingkunganku — terhadap Indikator KI 1 dan KI 2. Rekapitulasi Kesesuaian Nilai Karakter dalam Buku Pegangan Guru Tema Tugasku Sehari-hari terhadap Indikator KI 1 dan KI2... Rekapitulasi Kesesuaian Nilai Karakter dalam Buku Pegangan Siswa Tema 85 xv Tabel 18 Tabel 19 Tabel 20 Tabel 21 Tabel 22 Tabel 23 Tabel 24 Tabel 25 Tugasku Sehari-hari terhadap Indikator KI 1 dan KI2 Rekapitulasi Kesesuaian Nilai Karakter dalam Buku Pegangan Guru Tema Aku dan Sekolahku terhadap Indikator KI 1 dan KI 2... ven l0S Rekapitulasi Kesesuaian Nilai Karakte' dalam Buku Pegangan Siswa Tema Aku dan Sekolahku terhadap Indikator KI 1 dan KI 2... Rekapitulasi Kesesuaian Nilai Karakter terhadap Indikator KI 1 dan KI 2.. : Rekapitulasi Teknik Penyajian Nilai Karakter pada Buku Pegangan Guru Tema Hidup Rukun. Rekapitulasi Teknik Penyajian Karakter pada Buku Pegangan Siswa Tema Hidup Rukun. Rekapitulasi Teknik Penyajian Karakter pada Buku Pegangan Guru Tema Bermain di Lingkunganku.. Rekapitulasi Teknik Penyajian Nil Karakter pada Buku Pegangan Siswa Tema Bermain di Lingkungankt Rekapitulasi Teknik Penyajian Karakter pada Buku Pegangan Guru Tema Tugasku Sehari-hari 107 +109 117 +123 127 +134 Tabel 26 Tabel 27 Tabel 28 Teknik Penyajian Nilai Karakter pada Buku Pegangan Siswa Tema Tugasku Sehari-hari sve 40 Teknik Penyajian Nilai Karakter pada Buku Pegangan Guru Tema Aku dan Sekolahku +149 Teknik Penyajian “Nila “karakter pada Buku Pegangan Siswa Tema Aku dan Sekolahku..... xvii Gambar 1 Gambar 2 Gambar 3 Gambar 4 Gambar 5 Gambar 6 Gambar 7 Gambar 8 xviii DAFTAR GAMBAR Contoh Bagian Kegiatan Pembelajaran yang Terdapat dalam Fokus Guru Bagian Buku Guru yang Terdapat Kekurangan Kolom untuk Menilai Karakter Santun Contoh Bagian Buku Pegangan Guru yang Menyajikan Karakter Secara Terintegrasi dalam Materi Pembelajaran Contoh Bagian Buku Pegangan Guru yang Menyajikan Karakter melalui Lagu... were dl 4 Contoh Bagian Buku Pegangan Guru yang Menyajikan Karakter Melalui Cerita... +116 Contoh Bagian Buku Pegangan siswa yang Menyajikan Nilai Karakter dengan Mengintegrasikannya dalam Materi Pelajaran. a Contoh Bagian Buku Pegangan Siswa yang Menggunakan Lagu untuk Menyampaikan Nilai Karakter... i Contoh Bagian Buku Pegangan Siswa yang Menggunakan Cerita untuk Memunculkan Nilai Karakter..... «119 120 e121 Gambar 9 Gambar 10 Gambar 11 Gambar 12 Gambar 13 Gambar 14 Gambar 15 Gambar 16 Contoh Bagian Buku Pegangan Siswa yang Menggunakan Drama untuk Menampilkan Nilai Karakter.... 3 Contoh Kegiatan Pembelajaran dalam Buku Pegangan Guru yang Menyajikan Nilai Karakter Secara Terintegrasi dalam Materi Contoh Kegiatan Pembelajaran dalam Buku Pegangan Guru yang Menyajikan Nilai Karakter dengan Praktik Lapangan Contoh Bagian Buku Pegangan Siswa yang Menyajikan Nilai Karakter dengan Mengintegrasikannya dalam Materi.. : Contoh Bagian Buku Pegangan Siswa yang Menyajikan Nilai Karakter melalui Cerita e Contoh Bagian Buku Pegangan Siswa yang Menyajikan Nilai Karakter melalui Drama Contoh Bagian Buku Pegangan Siswa yang Menyajikan Nilai Karakter +122 125 126 +129 -130 melalui Lagu 132 Contoh Bagian Kegiatan Pembelajaran yang = Menyajikan Karakter melalui Pengintegrasian dalam Materi 136 xix Gambar 17 Gambar 18 Gambar 19 Gambar 20 Gambar 21 Gambar 22 Gambar 23 Gambar 24 Contoh Bagian Kegiatan Pembelajaran yang = Menyajikan Karakter melalui Cerita wil? Contoh Bagian Pembelajaran yang = Menyajikan Karakter melalui Lagu.........+« eed 3B Contoh Bagian Kegiatan Pembelajaran yang Menyajikan Karakter dengan Mengubah Hal-hal Negatif Menjadi Positif. 139 Contoh Bagian Buku Pegangan Siswa yang Menyajikan Nilai Karakter melalui Cerita : Contoh Bagian Buku Pegangan Siswa yang Menyajikan Nilai Karakter melalui Lagu 4 Contoh Bagian Buku Pegangan Siswa yang Menyajikan Nilai Karakter melalui Drama : Contoh Bagian Buku Pegangan Siswa yang Menyajikan Nilai Karakter dengan Mengubah Hal-hal Negatif Menjadi Positif +143 +144 145 +146 Contoh Bagian Buku Pegangan Siswa yang Menyajikan Nilai Karakter dengan Mengintegrasikannya dalam +148 Gambar 25 Gambar 26 Gambar 27 Gambar 28 Gambar 29 Contoh Bagian Buku Pegangan Guru yang Menyajikan Nilai Karater dengan Mengintegrasikannya dalam Materi......... 151 Contoh Bagian Buku Pegangan Siswa yang Menyajikan Nilai Karakter dengan Mengintegrasikannya dalam Materi Contoh Bagian Buku Pegangan Siswa yang Menyajikan Nilai Karakter melalui Cerita Contoh Bagian Buku Pegangan Siswa yang Menyajikan Nilai Karakter melalui Drama 8 Contoh Bagian Buku Pegangan Siswa yang Menyajikan Nilai Karakter melalui Lagu xxi Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 xxii DAFTAR LAMPIRAN Rubrik = Konstruk = Analisis__Nilai Karakter, Kesesuaian Nilai Karakter terhadap Indikator KI 1 dan KI 2, dan Teknik Penyajian Nilai Karakter pada Buku Kurikulum 2013 Pegangan Guru dan Buku Pegangan Siswa Kelas II Semester Satu Format Rubrik Analisis Muatan Nila! nilai Karakter, Kesesuaian _ Nilai Karakter terhadap Indikator KI 1 dan KI 2, dan Teknik Penyajian Nilai Karakter yang Terdapat pada Buku Kurikulum 2013 Pegangan Guru dengan Buku Pegangan Siswa. Rubrik Rekapitulasi Nilai-nilai Karakter, Kesesuaian Nilai Karakter terhadap Indikator KI 1 dan KI 2, dan Teknik Penyajian Nilai Karakter dalam Buku Kurikulum 2013 Pegangan Guru dan Pegangan Siswa_ Kelas II Semester Satu wl75 184 BAB I URGENSI NILAI KARAKTER DALAM BUKU PELAJARAN A. Latar Belakang Perubahan adalah sesuatu yang diperlukan dalam kehidupan manusia. Tujuannya, agar manusia dapat menyesuaikan diri dengan keadaan, lingkungan, dan kemajuan zaman. Begitu halnya dengan kurikulum, kurikulum di Indonesia berulang kali mengalami perubahan. Perubahan ini dimaksudkan agar pendidikan di Indonesia dapat menjadi lebih baik lagi. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.! Kurikulum 2013 merupakan salah satu kurikulum yang digunakan saat ini di Indonesia. Kurikulum tersebut sebagai bentuk penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya, yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kurikulum 2013 di Sekolah Dasar direncanakan diterapkan secara bertahap, yaitu pada tahun ajaran 2013/2014 diterapkan untuk kelas I dan IV di Sekolah Dasar pilot project. Pada 1 Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 1 tahun ajaran berikutnya, yaitu 2014/2015 Kurikulum 2013 diterapkan untuk kelas II dan kelas V Sekolah Dasar. Tahap yang terakhir, pada tahun ajaran 2015/2016, Kurikulum 2013 diterapkan untuk kelas III dan VI Sekolah Dasar. Kenyataannya, terjadi perubahan kebijakan terkait penerapan Kurikulum 2013 ini. Pada tahun ajaran 2014/2015, Kurikulum 2013 sempat diterapkan secara serentak di seluruh Indonesia selama satu semester, yaitu di semester gasal. Pada semester berikutnya terdapat kembali ada kebijakan baru terkait penerapan Kurikulum 2013, yaitu sekolah-sekolah yang baru satu semester menerapkan Kurikulum 2013 pada semester pertama tahun ajaran 2014/2015 kembali menggunakan KTSP. Sementara itu, sekolah-sekolah yang telah menerapkan Kurikulum 2013 selama tiga semester tetap menggunakan Kurikulum 2013.2 Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang sangat baru dilihat dari setiap aspek, seperti standar isi. Standar isi dalam Kurikulum 2013 setiap jenjang pendidikan telah ditentukan materi dan kompetensi minimal yang harus dicapai. Standar isi untuk Pendidikan Dasar dan Menengah yang selanjutnya disebut Standar Isi mencakup lingkup materi minimal dan tingkat kompetensi minimal untuk mencapai kompetensi lulusan minimal pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.? Setiap tingkat kelas dikelompokkan berdasarkan tingkat kompetensi 0 sampai dengan 6. Siswa Sekolah Dasar 2 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 160 Tahun 2014 tentang Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 dan Kurikulum 2013 3 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 64 tahun 2013, tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah dalam Pasal 1 ayat 1. berada pada tingkat kompetensi 1 sampai dengan 3. Capaian kompetensi yang harus dicapai setiap tingkatannya, meliputi sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan. Separuh dari kompetensi yang harus dicapai yaitu kompetensi spiritual dan kompetensi sosial berkaitan dengan nilai-nilai karakter.* Oleh sebab itu, dapat dikatakan bahwa Kurikulum 2013 sebagai kurikulum yang menekankan pada pengembangan karakter siswa. Buku teks Kurikulum 2013 sebagai bentuk implementasi Kurikulum 2013 merupakan media efektif dalam mengembangkan karakter dalam diri siswa. Buku teks pelajaran pendidikan dasar, menengah, dan perguruan tinggi yang selanjutnya disebut buku teks adalah buku acuan wajib untuk digunakan di satuan pendidikan dasar dan menengah atau perguruan tinggi yang memuat materi pelajaran dalam rangka meningkatkan keimanan, ketakwaan, akhlak mulia, dan kepribadian, penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, peningkatan kepekaan dan kemampuan estetis, peningkatan kemampuan kinetis dan kesehatan yang disusun berdasarkan standar nasional pendidikan.s Memperhatikan hal tersebut, fungsi dari buku teks pada dasarnya tidak hanya berisi tentang materi pelajaran. Buku teks juga ada untuk dapat mengembangkan karakter dalam diri siswa. Dengan demikian, buku teks dapat mengantarkan siswa cakap ilmu pengetahuan yang diimbangi dengan kepribadian yang baik. Fokus pendidikan karakter sedang menjadi perhatian banyak elemen masyarakat, termasuk pemerintah. Upaya + Ibid, bagian lampiran 5 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 2 Tahun 2008, tentang Buku dalam Pasal 1 ayat 3. yang dilakukan oleh pemerintah adalah memasukkan nilai karakter dalam buku pelajaran sebagai bentuk implementasi Kurikulum 2013. Buku teks Kurikulum 2013, yang terdiri atas buku guru maupun buku siswa diterbitkan secara tersentral oleh pemerintah sebagai bentuk pengawasan terkait isi buku. Pengawasan tersebut diharapkan dapat meminimalkan terjadinya ketidaksesuaian isi buku yang mengakibatkan buku-buku teks pelajaran ditarik ulang. Berita-berita tentang buku teks pelajaran yang ditarik ulang sempat meresahkan dunia pendidikan beberapa tahun terakhir. Sebagai contoh, berita yang ditulis oleh Sidik Permana (2013), tentang buku pelajaran yang berbau porno. Buku yang dimaksud adalah Buku bahasa Indonesia untuk kelas VI Sekolah Dasar yang digunakan di SDN Gunung Geude Kota Bogor. Buku berjudul “Aku Senang Bahasa Indonesia”, diterbitkan oleh CV Graphia Buana memuat cerita yang tidak sepantasnya. Pada cerita yang berjudul “Anak Gembala dan Induk Srigala”, didapati isi cerita yang mengarah pada bacaan dewasa.® Buku-buku yang ditarik ulang dan meresahkan dunia pendidikan, bukan hanya buku-buku pelajaran umum. Akan tetapi, terdapat pula buku agama yang ditarik dari peredaran karena memuat ajaran yang menyimpang. Maman Sudiaman (2015) menuliskan berita tentang buku agama Islam yang ditarik dari peredaran. Buku yang dimaksud adalah buku berjudul “PAI dan Budi Pekerti” untuk siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) kelas XI yang dapat diunduh dari buku sekolah elektronik. Buku tersebut, memuat ajaran radikal yang terdapat dalam Bab 10. Bab tersebut mengulas tentang 6 “Pelajaran Porno Anak Gembala,” Tempo, 11 Juli 2013 4 image not available Pendidikan karakter saat ini sedang gencar dilakukan karena terdapat indikasi penurunan nilai karakter pada generasi muda. Indikasi penurunan karakter ini, didukung dengan berita-berita seperti pencurian dan kekerasan yang dilakukan oleh siswa Sekolah Dasar. Beberapa waktu lalu, berita tanah air dihebohkan dengan kekerasan yang dilakukan oleh anak Sekolah Dasar di Bukit Tinggi. Diceritakan dalam kasus tersebut seorang anak perempuan kelas V dipukul oleh dua teman laki-laki dan satu teman perempuannya. Kasus kekerasan ini terjadi lantaran salah seorang anak yang memukul merasa sakit hati karena ibunya dihina oleh anak yang dipukul tersebut.? Berita lainnya, tentang kasus pencurian yang dilakukan oleh anak Sekolah Dasar di Ngawi, Jawa Timur. Berdasarkan pengakuan tiga orang pelaku tersebut, mereka sudah beberapa kali melakukan pencurian, di antaranya mencuri mesin pompa air, sepeda pancal, dan telpon genggam. Hasil pencurian tersebut digunakan untuk bermain play station. Jadi, pada saat salah satu bermain, yang lain melancarkan aksinya untuk mencuri barang berharga milik warga.!” Selain kasus kekerasan dan pencurian, kasus lain seperti pacaran ala anak Sekolah Dasar menjadi bahan pemberitaan yang hangat. Beberapa waktu lalu, di media sosial!! dihebohkan dengan aksi siswa sckolah dasar yang terang-terangan mengungkapkan cinta lewat jejaring sosial. 9 “Bullying siswa SD Bukittiggi terjadi saat pelajaran agama”, Republika, 12 Oktober 2014 10 “Kedapatan Mencuri Hp, Tiga Anak SD di Ringkus’, Website Liputan6, 19 Agustus 2010 11 “Pintarnya Anak SD, Kecil-Kecil Sudah Jago Pacaran”, Merdeka, 11 Februari 2015 image not available image not available image not available BAB II NILAF-NILAI KARAKTER DI SEKOLAH DASAR A. Hakikat Nilai-nilai Karakter Setiap manusia mempunyai rambu-rambu mengenai baik atau buruknya sesuatu. Rambu-rambu tersebut muncul dan menjadi keyakinan untuk diamalkan dalam kehidupan. Keyakinan mengenai baik buruknya sesuatu yang ada dalam kehidupan disebut nilai.5 Setiap masyarakat memiliki nilai- nilai luhur tersendiri, yang berbeda antara masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lainnya. Segala sesuatu yang baik dalam satu kelompok masyarakat, belum tentu baik bagi masyarakat lain. Baik buruknya sesuatu, ditentukan berdasarkan akal pemikiran manusia. Nilai sebagai segala sesuatu yang dianggap baik berdasarkan akal budi, sebagai wujud eksistensi manusia dalam bermasyarakat.16 Nilai yang dimiliki oleh manusia itulah yang kemudian dapat membedakan antara manusia dengan makhluk lainnya. Oleh sebab itu, nilai menjadi hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Nilai akan menuntun manusia berbuat baik, terhadap sesamanya, lingkungan, maupun masyarakat. 15 Nurul Zuriah, Pendidikan Moral dan Budi Pekerti dalam Perspektif Perubahan: Menggagas Platfom pendidikan Budi pekerti Secara Kontekstual dan Futuristik (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), p. 19 Masnur Muslich, Pendidikan Karakter: Menjawab Tantangan Multidimensional, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), p. 73 10 image not available image not available image not available mengandung kebajikan dan telah menjadi kebiasaan hidup sehari-hari dapat dikatakan sebagai karakter atau kepribadian seseorang. B. Hakikat Pendidikan Karakter Pendidikan karakter dapat disebut dengan beberapa istilah. Istilah yang dipakai untuk menyebut pendidikan karakter di antaranya pendidikan nilai, pendidikan kewarganegaraan, dan pendidikan moral.2* Istilah-istilah tersebut merujuk pada segala sesuatu yang baik yang dan dikembangkan dalam diri manusia, sehingga dapat membentuk karakter. Segala sesuatu yang baik dalam pendidikan karakter, pada dasarnya bersifat tetap, dari waktu ke waktu. Misalnya, kedisiplinan yang diwujudkan selalu mentaati aturan adalah hal yang dipandang baik dari dulu hingga sekarang. Oleh sebab itu, pendidikan karakter perlu terus dilakukan, agar dapat memberikan pengaruh positif dalam diri manusia. Pengaruh positif dari pendidikan karakter yaitu dapat dijadikan bekal bagi manusia dalam menjalani kehidupannya. Pendidikan karakter diharapkan dapat mengatasi krisis yang terjadi dalam karakter masyarakat global dan mengembangkan potensi manusia secara optimal serta mengembangkan pola pikir dan perilaku siswa yang bertanggung jawab atas pelaksanaan peran sosial dalam keluarga, masyarakat dan warga negara.2° Dengan demikian, 24 Noha El-Bassiouny, et al, The Importance of Character Education for ‘Tweens as Consumers: a Conceptual Model With Prospects for Future Research, journal of Research in Character Education, 2008, p.45, 25 Dwiningrum, Loc.Cit. image not available image not available image not available Pembentukan nilai-nilai karakter atau jiwa manusia merupakan gabungan dari tiga hal, yaitu cipta, rasa, dan karsa.33 Cipta berarti pikiran, rasa berarti perasaan, dan karsa yang berarti kemauan. Pemikiran mengenai baik buruk terhadap sesuatu yang dapat diketahui dengan menggunakan panca indra akan menimbulkan rasa ingin tahu. Perasaan inilah yang kemudian mendorong seseorang untuk menanyakan hingga terpuaskan __ keingintahuannya. Selanjutnya, manusia akan memiliki kemauan untuk bertindak sesuai pengetahuannya. Al-Asmaul Husna juga dapat digunakan sebagai dasar pembentukan — nilai-nilai_ karakter. Al-Asmaul Husna merupakan sifat-sifat Allah Swt. yang terdapat dalam Alquran. Al-Asmaul Husna sebagai sifat-sifat yang dimiliki oleh Allah Swt,jumlahnya ada 99 tersebar dalam surah-surah yang terdapat pada Alquran.Terdapat tujuh rumusan nilai karakter yang diambil dari Al-Asmaul Husna yaitu, jujur, tanggung jawab, disiplin, kerja sama, adil, visioner, dan peduli.5* Tujuh nilai tersebut dapat digunakan sebagai bekal untuk mencapai prestasi. Di samping rumusan tujuh nilai karakter, terdapat pula 32 rumusan nilai karakter lain yang juga mengambil dari Asmaul Husna. Rumusan nilai-nilai karakter tersebut, terdiri atas: 1) kasih sayang, 2) integritas, 3) proaktif dalam proses pendidikan, 4) terus mencari ilmu pengetahuan, 5) benar dalam berperilaku, 6) pemaaf, 7) lembut dan santun, 8) 33 Ki Hajar Dewantara, Menuju manusia merdeka, (Yogyakarta: Leutika, 2009) p.89 34 Ary Ginanjar, ESQ (Emotional, Spiritual, Quetient), (Jakarta: Arga, 2008), p.90 18 image not available image not available image not available seseorang selalu§ diupayakan berdasarkan _ nilai-nilai ketuhanan dan atau ajaran agamanya.3? Agama yang ada di dunia ini sangat beragam, di Indonesia sendiri terdapat enam agama yang diakui yaitu, Islam, Kristen, Katholik, Hindu, Buddha, dan Kong Hu Chu. Setiap agama yang ada tentu mengajarkan tata cara berdoa dan beribadah sesuai dengan ajarannya masing-masing. Religius sebagai kendali diri manusia saat berinteraksi dengan Tuhan dan sesama manusia. Religius adalah karakter yang menunjukkan perilaku patuh dalam melaksanakan ajaran agama, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.*° Pertama, kepatuhan dalam menjalankan ajaran agama dapat diwujudkan dengan menjalankan segala perintah Tuhan dan menjauhi segala larangan Tuhan. Kedua, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain diwujudkan dengan memberikan kesempatan dalam beribadah dan_ tidak mengganggu pemeluk agama lain yang sedang beribadah. Ketiga, hidup rukun dengan pemeluk agama lain dapat diwujudkan dengan tidak memilih-milih teman dalam bergaul atau saling membantu meski berbeda agama. Berdasarkan dua pengertian yang telah paparkan, dapat disimpulkan bahwa religius merupakan nilai karakter yang menunjukkan perkataan, tindakan yang sesuai dengan ajaran agamanya. Perkataan dan tindakan yang dimaksud termasuk bertoleransi dan hidup rukun dengan sesamanya 39 Mustari, Nilai Karakter Refleksi untuk Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2014), p.1 40 Yaumi, Pendidikan Karakter Landasan, Pilar, dan Implementasi, (Jakarta: Prenadamrdia Grup, 2014), p.85 22 image not available image not available image not available Disiplin sebagai karakter yang melekat dalam diri manusia pada dasarnya dapat dijadikan sebagai kontrol diri. Disiplin adalah kontrol diri yang mendorong dan mengarahkan segala daya upaya untuk dapat menggapai sesuatu.45 Sebagai contoh, saat di rumah siswa akan belajar tanpa disuruh orang tuanya, hal ini dilakukan agar dapat memperoleh prestasi yang baik. Disiplin dalam belajar akan dapat meningkatkan potensi dalam diri seseorang. Disiplin sebagai karakter dilakukan secara berkelanjutan, konsisten terhadap waktu dan hal yang dipelajari akan membawa seorang siswa dapat mewujudkan potensinya.‘* Hal ini dapat dilihat dari penulis atau musisi yang hebat terlahir bukan karena bakatnya saja. Didukung juga dengan kedisiplinan dalam belajar, sehingga dapat mengembangkan potensinya. Berdasarkan pengertian yang telah dikemukakan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa disiplin adalah karakter yang ditunjukkan dengan menghargai waktu, patuh terhadap aturan dan ketentuan, serta konsisten terhadap hal yang dipelajari sehingga dapat menghasilkan sesuatu. Pengertian tersebut, dapat dirumuskan indikator nilai karakter disiplin dalam buku teks. Indikator nilai karakter disiplin yang terdapat dalam komponen buku teks dapat mencerminkan, menggambarkan, mengajak, dan mendukung siswa untuk selalu: Stevenson (dalam Yaumi), Pendidikan Karakter Landasan, Pilar, dan Implementasi, (Jakarta: Prenadamrdia Grup, 2014) Furlong & Lawn, Disiplines of Education Their Role In the Future of Education Research, (New York: Routledge Furlong & Lawn, 2011), p. 174 26 image not available image not available image not available 6. Peduli Peduli secara umum diartikan sebagai karakter yang suka memperhatikan. Karakter peduli dapat mengem- bangkan sikap saling membantu, menolong, dan berbagi antara manusia dengan sesamanya. Dengan demikian, kepe- dulian yang melekat erat dalam diri manusia akan mengan- tarkan hubungan yang lebih baik antara manusia dengan sesamanya. peduli sebagai karakter yang selalu berupaya untuk memberi bantuan kepada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.*? Bantuan yang diberikan dapat berupa banyak hal, tergantung kebutuhan dari orang lain. Manusia memberikan bantuan hendaknya dilandasi oleh rasa ikhlas, tidak mengharap balas budi, dan tidak perlu dipamerkan. Ikhlas memberi hanya karena berharap pahala dari Tuhan sebagai Sang Pencipta. Peduli adalah karakter yang selalu melakukan aktivitas sebagai bentuk kepedulian dengan ikhlas.5! Rasa ikhlas yang menjadi landasan dalam memberi akan mendorong manusia untuk memberikan bantuan secara maksimal. Bantuan yang diberikan bukan sisa-sisa yang sudah tidak digunakan. Akan tetapi, memberi dengan hal yang terbaik yang ada agar dapat diambil manfaatnya. Berdasarkan definisi yang telah dipaparkan, dapat disimpulkan bahwa peduli adalah karakter yang selalu berupaya memberikan bantuan kepada orang lain yang dilandasi dengan perasaan ikhlas. Definisi tersebut dapat dijadikan sebagai dasar dalam merumuskan indikator nilai karakter peduli dalam buku teks. Indikator nilai karakter 50 Yaumi, Op. Cit,, p. 112 51 Ngainun Naim, Character Building, (Yogyakarta: Ar-Ruzz, 2012), p. 212 30 image not available image not available image not available Pengembangan moral dalam pendidikan karakter didasarkan hati nurani yang disesuaikan dengan kemampuan siswa. Artinya, pendidikan karakter bukan dilakukan sekedar memenuhi kewajiban. Ukuran penilaian keberhasilan pendidikan karakter dapat dilakukan dengan _penilaian kinerja dan penilaian rata-rata. Pendidikan karakter hendaknya dilaksanakan secara terpadu agar semua pihak dapat terlibat dalam pelaksanaan implementasinya. Pelaksanaan pendidikan karakter secara terpadu melalui proses pembelajaran, manajemen sekolah, dan kegiatan pembinaan siswa.57 Ketiganya akan melibatkan banyak elemen, sehingga pendidikan karakter akan menjadi tanggung jawab bersama dalam proses pengembangannya. Pada dasarnya terdapat banyak strategi yang dapat digunakan dalam melaksanakan pendidikan karakter. Penjabaran strategi pendidikan karakter tersebut ada yang menjelaskan berdasarkan kategori umur, ada pula yang menjabarkan secara umum. Strategi pendidikan karakter berdasarkan kategori umur dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yaitu: 1. Masa kanak-kanak (usia 1-7 tahun), pendidikan dilakukan dengan memberi contoh dan pembiasaan. 2. Masa pertumbuhan jiwa pikiran (usia 7-14 tahun), pendidikan dilakukan dengan pengajaran, perintah, paksaan, dan hukuman. 5? Pupuh Fathurrohman, dkk, Pengembangan Pendidikan Karakter, (Bandung: Refika Afitama, 2013), p. 194 34 image not available image not available image not available 3. Menggunakan perumpamaan dan membuat perbandingan dengan kejadian-kejadian serupa dalam hidup para peserta didik. 4. Mengubah hal-hal negatif menjadi nilai positif, mengungkapkan nilai-nilai melalui diskusi dan curah pendapat. Menggunakan cerita untuk memunculkan _nilai-nilai, menceritakan kisah hidup orang-orang besar. 6. Menggunakan lagu-lagu dan musik untuk mengintegrasikan nilai-nilai. 7. Menggunakan drama untuk melukiskan kejadian- kejadian yang berisi nil; lai. 8. Menggunakan berbagai kegiatan seperti kegiatan pelayanan. 9. Praktik lapangan melalui klub-klub atau kelompok kegiatan untuk memunculkan nilai-nilai kemanusiaan. w Selanjutnya, sembilan cara pengintegrasian pendidikan karakter ini, akan dijadikan sebagai dasar untuk menganalisis teknik penyajian nilai karakter dalam buku teks Kurikulum 2013. E. Sistem Penilaian Pendidikan Karakter Segala sesuatu yang ada tidak semuanya baik, sehingga dibutuhkan penilaian untuk memilah hal-hal yang baik dan tidak baik. Penilaian adalah pengambilan keputusan berdasarkan pertimbangan baik buruk yang dilakukan secara 38 image not available image not available image not available Media sebagai perantara tersebut akan menghubungkan antara guru dan siswa sehingga dapat terbentuk komunikasi. Media pembelajaran sebagai komunikasi antara guru dan siswa.6? Media akan membantu siswa memahami pesan yang disampaikan oleh guru karena siswa terbantu untuk mengkonkritkan pesan yang abstrak. Selain itu, media akan meminimalisir peran guru dalam mendominasi kegiatan pembelajaran. Media akan membantu siswa menjadi lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran. Dengan demikian, media akan merangsang siswa untuk berpikir dan memperhatikan pesan yang disampaikan. Media dapat digunakan sebagai sarana berkomunikasi secara tidak langsung. Komunikasi yang dilakukan dengan menggunakan media lebih menekankan pada komunikasi tidak langsung, daripada tatap muka langsung antara orang yang satu dengan orang yang lainnya.” Oleh sebab itu, adanya media akan membuat siswa akan menjadi lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran. Beberapa_pengertian yang telah __dipaparkan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa media merupakan segala sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan sebagai bentuk komunikasi antara dua orang atau lebih. Komunikasi yang dimaksud dalam dunia pendidikan adalah antara komunikasi antara guru dengan siswa. Adanya komunikasi yang baik dalam proses belajar mengajar, akan membuat siswa menjadi lebih aktif, sehingga didapatkan hasil yang baik. 69 Kustandi & Sutjipto, Media Pembelajaran Manual dan Digital, (Bogor: Ghalia, 2011), p.9 70 Buckingham, Media Education: Literacy, Learning and Contemporary Culture, (Cambridge: Polity Press Buckingham, 2012), p.3 42 image not available image not available image not available atau subbab sesuai dengan babnya. Materi yang disajikan sesuai dengan tujuan pembelajaran dan unsur karakter dalam buku sesuai dengan norma yang berlaku, sehingga dapat mendukung tercapainya kompetensi siswa secara keseluruhan. Pengadaan buku sebagai media pembelajaran tetap harus memperhatikan —_tahap pertumbuhan dan perkembangan anak. Siswa Sekolah Dasar adalah siswa yang berusia antara 7-11 tahun. Pada usia tersebut berdasarkan tahap perkembangan berpikir Piaget, siswa memasuki tahap operasional konkret. Siswa usia Sekolah Dasar memerlukan contoh yang konkret untuk dapat membantunya berpikir abstrak.”? Oleh sebab itu, media yang digunakan hendaknya disesuaikan dengan perkembangan tahap berpikir siswa. Tahap lain yang harus diperhatikan dalam pemilihan buku teks sebagai media adalah tahap belajar. Terdapat tiga tingkatan utama dalam modus belajar yaitu, pengalaman langsung (enaktif), pengalaman piktorial atau gambar (ikonik), dan pengalaman abstrak (simbolik).”° Sebagai contoh tahap belajar yang dilaksanakan dalam pembelajaran pada tema lingkungan subtema tempat wisata. Tahap pertama yaitu pengalaman langsung dapat dilakukan dengan mengunjungi tempat wisata yang ada di sekitar. Kemudian, pada tahap pengalaman piktorial atau gambar siswa dapat mempelajari tempat wisata dari gambar, foto, atau lukisan yang disajikan. Terakhir tahap pengalaman abstrak 77 Piaget (Santrock), Life-Span Development (11° ed), (New York: McGraw-Hill, 2008), p. 323 7© Bruner (Kustandi & Sutjipto), Media Pembelajaran Manual dan Digital, (Bogor: Ghalia, 2011), p. 10,2013: 10) 46 image not available image not available image not available oleh guru akan lebih mudah dipahami karena penulisan buku tersebut disesuaikan dengan kemampuan siswanya. Siswa tinggal mengerjakan latihan yang terdapat dalam buku, bukan menulis ulang materi. Pada jenjang Sekolah Dasar, buku Kurikulum 2013 setiap kelas terdiri atas beberapa tema, sebagai wujud implementasi Kurikulum 2013 untuk mewujudkan pembelajaran tematik integratif. Pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang tidak menggunakan nama-nama disiplin ilmu pelajaran (misalnya matematika, bahasa Indonesia, IPA, IPS, Bahasa Indonesia, dan Pendidikan Kewarganegaraan) sebagai nama mata pelajaran, tetapi menggunakan tema-tema tertentu.’t Tema-tema tersebut sebagai penghubung antara satu pelajaran dengan pelajaran yang lainnya. Pembelajaran tematik yang digunakan dalam Kurikulum 2013 sesuai dengan organisasi kurikulum model menjala atau webbed. Model menjala atau webbed adalah pendekatan tematik dalam pengintegrasian mata pelajaran.®5 Dengan demikian, batas-batas antar pelajaran dan perpindahan pelajaran tidak terlihat. Tema-tema yang ada dijadikan rujukan untuk membahas sejumlah mata pelajaran yang sejalan atau memiliki keterkaitan ide dan tema. Pembelajaran dilakukan bukan berdasarkan mata pelajaran, tetapi berdasarkan tema-tema yang telah diisi dengan beberapa pelajaran. 8 Ahmad Yani, Mindset Kurikulum 2013, (Bandung: Alfabeta, 2013), p. 114 Deni Kurniawan, Pembelajaran Terpadu Tematik: Teori, Praktik, dan Penilaian. (Bandung: Alfabeta, 2014), p. 70 50 image not available image not available image not available terdiri atas aktivitas siswa, kegiatan belajar dengan orang tua, dan lembar kerja siswa.%} Pada bagian aktivitas pembelajaran, selain memuat kegiatan yang harus dilakukan siswa, juga memuat materi pembelajaran dan _bagian prapembelajaran. Pada lembar kerja siswa terdiri atas lembar kerja ‘Sekarang Aku Bisa’ dan lembar penilaian. D. _Berbagai Penelitian yang Relevan Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Darmayanti & Wibowo (2014) dengan judul penelitian “Evaluasi Program Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar Kabupaten Kulon Progo” (Jurnal Prima Edukasia, Vol. 2, No. 2), menghasilkan beberapa kesimpulan. Salah satu kesimpulan dari penelitian ini adalah Sekolah Dasar di Kabupaten Kulon Progo masih kurang dalam hal pengelolaan sarana prasarana pendukung dan guru-guru memerlukan lebih banyak pengetahuan serta keterampilan tentang pendidikan karakter. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan adalah sama-sama meneliti tentang karakter. Namun, perbedaan dalam penelitian ini terdapat pada subjek yang akan diteliti dan jenis penelitian. Subjek yang akan diteliti adalah buku teks Kurikulum 2013 sebagai salah satu sarana pendukung pendidikan karakter melalui penelitian analisis konten. Penelitian lain yang dilakukan oleh Beachum, et al (2013) dengan judul penelitian “Support and Importance of Character Education: Pre Service Teacher Reseption” (Journal of Education, Vol. 133, No. 4).Kesimpulan dari penelitian tersebut yaitu guru pre-service merasa penting untuk °3° Materi pelatihan guru implementasi Kurikulum 2013 kelas I Sekolah Dasar, Op. Cit,p. 42 54 image not available image not available image not available Buku merupakan salah satu media pembelajaran yang sering digunakan. Media pendidikan memuat media budaya sehingga memungkinkan keberhasilan pengembangan proses pendidikan. Media budaya memberikan kontribusi untuk meningkatkan dan memperkenalkan fakta budaya kepada siswa yang berkaitan dengan media. Selain itu, isi buku juga disesuaikan dengan tujuan kurikulum. Seperti halnya Kurikulum 2013 yang sarat dengan nilai-nilai karkater. Oleh sebab itu, buku juga semestinya memuat nilai-nilai tersebut secara jelas sehingga tercapai pengembangan karakter sesuai yang diharapkan. 58 image not available image not available image not available Tabel 2 Kisi-kisi Instrumen Nil: -nilai Karakter dalam Buku Teks 4 Nilai-nilai a. Religius e. Santun karakter b. Jujur f. Peduli dalam buku | c. Disiplin g. Percaya diri teks d._Tanggung jawab 2. Kesesuaian a. Karakter sesuai dengan indikator KI 1 dan KI nilai_karakter 2 terhadap b. Karakter tidak sesuai dengan indikator KI 1 indikator KI 1 dan KI2 dan KI 22) 3. | Teknik a. Mengungkapkan nilai-nilai yang ada dalam penyajian materi pembelajaran. Nilai-Nilai b. Mengintegrasikan nilai-nilai kakater menjadi Karakter bagian terpadu dari materi pembelajaran. dalam Buku | c. Menggunakan perumpamaan dan membuat Teks perbandingan dengan _ kejadian-kejadian serupa dalam hidup para peserta didik. d. Mengubah hal-hal negatif menjadi nilai positif, mengungkapkan_nilai-nilai_ melalui diskusi dan curah pendapat. e. Menggunakan cerita untuk memunculkan nilai-nilai, menceritakan kisah hidup orang- orang besar. f. Menggunakan lagu-lagu dan musik untuk mengintegrasikan nilai-nilai. g. Menggunakan drama untuk melukiskan kejadian-kejadian yang berisi nilai-nilai. h. Menggunakan berbagai kegiatan seperti kegiatan pelayanan. i, Praktik lapangan melalui klub-klub atau kelompok kegiatan untuk memunculkan nilai-nilai kemanusiaan. Sumber: 1. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 64 Tahun 2013, tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah 2. Desain Induk Pendidikan Karakter, (Kemdiknas, 2010b) 62 image not available image not available image not available 66 Inferring (Penarikan kesimpulan) Penarikan kesimpulan dilakukan _ berdasarkan dokumen hasil penelitian yang tercatat dalam rubrik analisis. Penarikan kesimpulan juga dilakukan dengan memperhatikan pertanyaan penelitian. Harapannya, dengan mencermati dan memperhatikan pertanyaan penelitian yang tertulis, tidak ada pertanyaan penelitian yang terlewat tidak terjawab. Narating (Mendeskripsikan) Deskripsi adalah tahap terakhir yang dilakukan dalam analisis dokumen. Deskripsi ditulis berdasarkan kesimpulan yang telah didapatkan. Selain itu, deskripsi hasil penelitian juga disertai dengan teori yang mendukung dalam pembahasan, sehingga _hasil penelitian tidak bersifat subjektif karena hanya berdasarkan pemahaman peneliti saja. image not available image not available image not available 70 fokus pengembangan karakter, ditemukan sebanyak 170 kali dalam buku pegangan guru. Akan tetapi, ditemukannya karakter percaya diri lebih banyak dijumpai pada tujuan pembelajaran, dari pada di bagian lain. Hampir setiap kalimat pada tujuan pembelajaran memuat kata percaya diri, sehingga mendongkrak frekuensi kemunculannya. Santun sama halnya dengan percaya diri, sebagai salah satu karakter yang menjadi fokus pengembangan karakter dalam ruang lingkup pembelajaran. Berdasarkan tabel 3, santun ditemukan sebanyak 99 kali. Mencermati kemunculan nilai karakter santun dan percaya diri pada tabel 3, khususnya dalam bagian penilaian, terdapat ketidaksesuaian jumlah. Jumlah pembelajaran dalam setiap tema seharusnya adalah 24, tetapi pada lembar penilaian ditemukan jumlah 25 untuk kedua karakter tersebut. Ketidaksesuaian jumlah tersebut karena terdapat kekeliruan pencantuman karakter santun dan percaya diri pada penilaian karakter. Lembar penilaian karakter tidak dapat digunakan untuk menilai keterampilan. Nilai karakter selanjutnya setelah santun, berturut-turut adalah religius, disiplin, jujur, peduli, dan tanggung jawab. Frekuensi kemunculan karakter-karakter tersebut berdasarkan tabel 3 sangat sedikit dibandingkan dengan santun dan percaya diri. image not available image not available image not available 74 10. | Kegiatan 6/3/11 | 20 | 1] 8] 39 pembelajaran 11. |Pengayaan dan] - |-|- |] - [-[- | - remedial 12. | Penilaian -[|-|- | 24 | - | - | 24 13. | Belajar T|)-|2 1 1} 1 - bersama orang tua Jumlah 38 | 15 | 13 | 133 | 10 | 24 | 246 (Sumber: Dokumen hasil analisis nilai-nilai karakter) Keterangan: 1. Religius, 2. Jujur, 3. Disiplin, 4. Tanggung Jawab, 5. Santun, 6. Peduli, 7. Percaya Diri Berdasarkan tabel 5, dapat diketahui bahwa buku pegangan guru tema bermain di lingkunganku, menyajikan karakter secara lengkap sesuai dengan indikator KI 1 dan KI 2. Karakter yang menjadi fokus pengembangan, yaitu tanggung jawab dan percaya diri, terlihat dengan jelas dari frekuensi kemunculannya yang terpaut jauh dengan karakter _lainnya. Lengkapnya karakter yang terdapat pada buku guru ini, tidak diikuti dengan persebaran yang merata. Bagian yang mendominasi kemunculan nilai karakter, yaitu pada bagian tujuan pembelajaran. Selain itu, beberapa bagian buku yang tidak memuat nilai karakter yaitu pemetaan indikator untuk KI 3 dan KI 4, media dan alat pembelajaran, serta bagian pengayaan dan remidial. Karakter yang ditemukan, selain tanggung jawab dan percaya diri adalah religius, jujur, disiplin, santun, image not available image not available image not available 78 remedial 12. | Penilaian -|-[- [= [aa] - [24 13. | Belajar bersa- -f-f- [-]f-]- 7 - ma orang tua Jumlah 43 | 6 | 130 | 35 | 34 | 15 | 215 (Sumber: Dokumen hasil analisis nilai-nilai karakter) Keterangan: 1. Religius, 2. Jujur, 3. Disiplin, 4. Tanggung Jawab, 5. Santun, 6. Peduli, 7. Percaya Diri Berdasarkan tabel 7, dapat diketahui, terdapat dua karakter yang mendominasi kemunculannya, yaitu disiplin dan percaya diri. Disiplin ditemukan sebanyak 130 kali, sedangkan percaya diri sebanyak 215 kali. selanjutnya diikuti kemunculan karakter lain, yaitu religius, tanggung jawab, santun, peduli, dan jujur. Dengan melihat kemunculan nilai karakter tersebut, dapat dilihat pula fokus karakter yang akan dikembangkan dalam tema tugasku sehari-hari, yaitu disiplin dan percaya diri. Karakter yang menjadi fokus pengembangan akan dinilai perkembangannya, dengan format penilaian seperti yang terdapat dalam buku pegangan guru. Pada buku pegangan guru tema tugasku sehari-hari, terdapat kesalahan dalam format penilaian yang disajikan. Nilai karakter pada lembar penilaian tertulis cermat, percaya diri, santun. Padahal fokus pengembangan karakter dalam tema ini adalah cermat, percaya diri, dan disiplin. Kesalahan tersebut, tidak hanya ditemukan pada bagian tersebut, tetapi

You might also like