You are on page 1of 13

KEKERASAN SEKSUAL TERHADAP PEREMPUAN DI DESA DENGKO'ONG SUMBER

REJO KECAMATAN SUMBERSARI KABUPATEN JEMBER PROPINSI JAWA TIMUR


PERSPEKTIF NILAI KEBENARAN FILSAFAT ILMU

Putri Handika Dian Agustin (T20185041)

Prodi piaud, Fakultas Tarbiyah & Ilmu Keguruan

Institut Agama Islam Negeri Jember

Email : DianHandika08@gmail.com

ABSTRACT

The occurrence of cases of sexual violence against women at this time is not a case or a recent case.
There are so many cases of sexual violence, especially rape against women, both among young
children / underage or adults. The occurrence of cases of sexual violence against women has a variety of
backgrounds. The word sexual violence is not just a rape, as for the types of sexual violence against
women such as physical violence, emotional violence, cultural violence there are mild violence and there
is severe violence.

According to the philosophy of science, the theory relating to sexual violence against women is
the theory of correspondence. So in philosophy of science the theory used is the theory of
correspondence. The results found in the study include: 1. Knowing various models of sexual violence
against women in the village. Because sexual violence against women in the village a lot is not just a
rape. 2. Discrimination given by the community to victims of sexual violence. With this case the
perpetrators and victims will definitely get a discriminatory from the community. Whether it's babble or
an act that harms the victim too.

For example, telling the problem of the victim to other people or neighbors next door. By
spreading the victim's case, it will be difficult for the victim to get a job or a good response from the
community. And the perpetrator can be exiled from the village. Or consider it does not exist even
though the reality exists. As if there was an event in the village, it did not invite the perpetrator, because
the perpetrator had made a big mistake namely a sexual violence against women. 3. Factors for rape. 4.
The origin of the perpetrators of sexual violence (rape).
Keywords: sexual violence against women, philosophical perspective of science.

ABSTRAK
Terjadinya kasus kekerasan seksual terhadap perempuan saat ini bukan hal atau suatu kasus
yang baru terjadi. Banyak sekali kasus kekerasan seksual khususnya pemerkosaan terhadap perempuan
baik kalangan anak usia dini / dibawah umur ataupun orang-orang dewasa. Adanya kasus kekerasan
seksual ini, ada berbagai macam latar belakang. Yang dinamakan kekerasan seksual itu tidaklah suatu
pemerkosaan saja, melainkan ada berbagai macam nya kekerasan seksual itu. misal nya seperti
kekerasan fisik, kekerasan emosional, kekerasan budaya ada yang bersifat kekerasan ringan dan ada
yang bersifat kekerasan berat.

Menurut filsafat ilmu adapun teori yang berhubungan dengan kekerasan seksual terhadap
perempuan yaitu teori korespondensi. Jadi dalam filsafat ilmu Teori yang digunakan adalah teori
korespondensi. Hasil yang ditemukan dalam penelitian antara lain : 1. Mengetahui berbagai Macam
kekerasan seksual di desa . Karena didesa yang namanya kekerasan seksual itu banyak sekali bukan
hanya suatu pemerkosaan saja. 2. Diskriminasi yang di berikan masyarakat kepada korban kekerasan
seksual. Dengan adanya kasus ini pelaku maupun korban pasti akan mendapatkan sebuah diskriminatif
dari masyarakat. Entah itu ocehan atau sebuah tindakan yang merugikan korban juga.

Misalnya menceritakan masalah korban kepada orng lain atau tetangga kampunh sebelah.
Dengan menyebar nya kasus korban, korban akan sulit mendapatkan suatu pekerjaan ataupun
tanggapan baik masyarakat. Dan sang pelaku bisa bisa diasingkan dari desa tersebut. Atau menganggap
nya tidak ada walaupun kenyataan nya ada. Sperti jikalau ada acara di desa tersebut, tidak mengundang
sang pelaku, lantaran sang pelaku pernah membuat kesalahan besar yakni suatu kekerasan seksual
terhadap perempuan. 3. Faktor-faktor terjadinya pemerkosaan. 4. Asal usul sang pelaku kekerasan
seksual (pemerkosaan).

Kata kunci : kekerasan seksual terhadap perempuan perspektif filsafat ilmu.


Pendahuluan

Kasus pemerkosaan ini sangatlah tidak asing di masa sekarang ini. Yang namanya kasus atau tragedi
pemerkosaan itu suatu masalah yang tidak kecil . karna memiliki dampak yang sangat besar dan
merugikan korban. Masalah ini sudah di teliti di suatu tempat yaitu di desa dengko'ong sumber rejo
kecamatan sumbersari kabupaten jember propinsi jawa timur.

Seseorang yang mengalami masalah ini ia cenderung merenung dan tidak mau bersosialisasi lagi dengan
teman maupun keluarga. Dan untuk sang pelaku pemerkosaan ia akan menerima hukuman yakni telah
menjalani hukum pidana karna telah melanggar Salah satu undang-undang tentang perlindungan anak
pasal 81 no 23 tahun 2002 tentang pemaksaan melakukan persetubuhan dan melakukan perbuatan
kekerasan pada anak dibawah umur di denda paling banyak 300 juta dan di ancam pidana yaitu
dipenjara paling lama 13 tahun penjara.

Untuk menghindari terjadinya pemerkosaan sangatlah penting untuk melakukan suatu usaha atau
tindakan menghindar atau mencegah terjadinya pemerkosaan. Salah satu contoh tindakan untuk
menghindari terjadinya pemerkosaan ialah dengan berhati-hati jika berjalan dimalam hari waspada
dengan ditemani oleh orang-orang terdekat seperti orang tua dan saudara kandung, menjaga pakaian
untuk tidak terlalu vulgar sehingga tidak menarik daya tarik kejahatan terjadi. Dan masih banyak lagi
tindakant-tindakan lainnya.

Tujuan penelitian ini agar bisa mengetahui Faktor-faktor terjadi nya suatu sekerasasan seksual seperti
pemerkosaan, agar kita bisa menghindari atau menjaga-jaga agar tidak terjadi pada diri kita, maupun
saudara-saudara kita. Dan bisa mengetahui dampak dari kasus pemerkosaan terhadap Entah itu
terhadap pelaku, atau korban , masyarakat di sekitar juga terhadap suatu bangsa dan suatu negara

Adapun kebenaran menurut filsafat ilmu yaitu teori korespondensi, dimana teori ini Dalam
mendapatkan perlindungan hukum , khususnya rasa keadilan bagi setiap orang , itu merupakan hak
asasi manusia / setiap individu tanpa terkecuali baik itu laki-laki maupun perempuan baik itu anak kecil
maupun orng dewasa . Khususnya terhadap seorang perempuan yang menjadi korban kekerasan seksual
. Sehingga dengan demikian terdapat suatu kebenaran yang disebut kebenaran teori korespondensi .
Pembahasan

1. SEJARAH DESA

Desa dengko'ong atau sumberjo kecamatan sumbersari kabupaten jember propinsi jawa timur. Awal
mula nya adalah alas atau hutan. Disebelah desa dengko'ong itu terdapat desa karang udang yang
bersebelahan dengan desa dengko'ong itu. Nah.. ke 2 desa tersebut dulunya adalah alas atau hutan-
hutan. Dimana tidak ada sama sekali penduduk desa yang bertempat tinggal di desa tersebut.

Di desa dengko'ong itu setelah banyak orang-orang bermigrasi ke desa dengko'ong tersebut mulai lah
membuat rumah disana. Walaupun masih sedikit rumah para penduduk, masih terdapat pohon-pohon
bambu dan lain nya. Disana dulu ada sebuah gudang tembakau masih jaman nya para belanda yang
menjajah Indonesia.

Di desa dengko'ong itu terdapat sebuah gudang tembakau untuk para pekerja. Gudang itulah salah satu
mata pencarian masyarakat. Arti dengko'ong sendiri menurut bahasa madura ialah DENG singkatan dari
kata GUDENG yang artinya gudang dan ko'ong yang artinya satu. Jadi arti keseluruhan ialah Gudeng
Ko'ong ( gudang hanya 1). Dimana di desa itu hanya terdapat sedikit rumah-rumah dan gudang
tembakau yang hanya 1.

Suatu hari ada suatu kejadian yang membuat penduduk desa dengko'ong itu sedih. Yaitu gudang
tembakau tempat mata pencarian orang-orang penduduk desa terbakar, hingga membuat para
penduduk desa dengko'ong tidak bisa mencari nafkah di gudang itu lagi. Entah apa penyebab gudang itu
terbakar penduduk desa dengko'ong tidak ada yang tahu . Hingga belanda pun marah besar kepada
penduduk desa dengko'ong.

Salah satu warga kepercayaan belanda yang bila sekarang kita sebut dengan pak mandor . Ia menerima
hukuman karena tidak bisa menjaga gudang tembakau itu dengan baik . Dengan adanya hukuman para
penduduk ketakutan dan banyak yang bersembunyi di ruang bawah tanah buatan penduduk desa
setempat. Ruang bawah tanah dulu bukan lah seperti ruang bawah tanah sekarang seperti yang kita
bayangkan atau kita lihat di televisi . Melainkan tanah digali tidak seberapa dalam nya kemudian diatas
nya di taruh kayu-kayu , jerami , sampah-sampah.

Tujuan pembuatan ruang rahasia itu untuk para penduduk desa dengko'ong bersembunyi ketika ada
pasukan Belanda datang. Dijaman dahulu ketika para tentara belanda datang ada suatu pertanda yang
mengisyaratkan bahwa pasukan tentara Belanda akan datang. Yaitu dengan suara pukulan besi di arah
kejauhan. Ketika suara itu terdengar para penduduk desa dengko'ong mulai ketakutan dan berlarian.

Bahasa yang digunakan oleh orang-orang dengko'ong adalah bahasa madura. Dan Ketika Belanda datang
mereka menggunakan kan bahasa Belanda dan Inggris sedangkan rakyat dengko'ong menggunakan
bahasa Madura jadi jikalau para tentara Belanda memerintahkan sesuatu kepada rakyat deng ko'ong
mereka tidak mengerti apa yang yang tentara Belanda perintahkan.

Jadi para tentara Belanda memberikan suatu contoh Oh apa yang mereka perintahkan dengan kasar dan
berbagai kekerasan entah itu pukulan , cambukan , bahkan ada yang ditembak jikalau salah satu warga
deng ko'ong tidak becus dalam bekerja ataupun ada salah satu warga di desa deng ko'ong melawan
para tentara Belanda iya bisa bisa dihukum mati oleh para tentara Belanda.

di dengko'ong desa sumberjo kecamatan sumbersari kabupaten jembe propinsi jawa timur itu desanya
terkenal dengan sebutan dengko'ong bukan sumber rejo. saat ini telah banyak penduduk di desa
dengko'ong tersebut. Warga di desa deng ko'ong Ada yang bejerja buruh tani ada yang bekerja sebagai
supir ada yang bekerja sebagai penambang.

Disana juga terkenal dengan pasir sungai yang bagus untuk pembangunan-pembangunan. Jadi
kebanyakan penduduk di desa dengko'ong itu penambang pasir. Walaupun masih ada sebagian tempat
yang agak seram masih ada seperti pohon-pohon bambu didekat jurang .

Seiring berjalan nya waktu di desa dengko'ong sudah mulai ramai dan terdapat sekolah dasar yakni SDN
WIROLEGI 05 pertama di SDN Wirolegi 05 itu sangat sedikit anak-anak yang sekolah entah karena faktor
biaya ataupun memang tidak ada minat untuk belajar di sekolah. Dan mungkin karna faktor-faktor lain
nya.

Saat ini SDN wirolegi 5 telah terakreditasi a dan yang sekolah pun bukan hanya dari desa deng ko'ong
Sumber rejo Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember Provinsi Jawa Timur itu saja melainkan kan an-
najah yang bersekolah dari desa sebelah yang terbilang lumayan agak jauh dari menuju ke sekolahan ya
ini di desa kerang udang masih dalam Kecamatan dan Kabupaten yang sama.
2. ADAPUN MACAM-MACAM BENTUK KEKERASAN SEKSUAL KEPADA PEREMPUAN

A. Kekerasan terhadap fisik

Ada suatu Kekerasan kepada perempuan di desa yang dialami di ruang publik yaitu : Ada yang namanya
kekerasan fisik. Dimana kekerasan fisik itu banyak macam. Diantaranya seperti dipaksa untuk disuruh
menyerahkan barang-barang yang kita punya dengan cara di todong senjata tajam oleh sang pelaku.

Atau ketika kita berjalan di pasar, mengalami pencopetan atau penjambretan, Itu juga salah satunya
suatu model kekerasan kepada perempuan. Suatu kejahatan yang kebanyakan dialami perempuan ialah
seperti di hipnotis, di copet, & di jambret di tempat-tempat umum seperti pasar atau terminal, atau
bisa di dalam angkot bisa juga di sekitaran nya.

Adapun kekerasan yang bersifat ringan terhadap perempuan diruang publik adalah sebagai berikut :

Perempuan mengalami kekerasan seksual 60% terjadi di pinggir jalan, / di tempat-tempat dimana di
lokasi tersebut terdapat banyak laki-laki. Atau para laki-laki mendominasi tempat tersebut. seperti
seorang perempuan digoda oleh laki-laki semacam siulan, / ditatap penuh dengan nafsu / disenyumi
nakal / senyum-senyum genit.

30% perempuan mengalami kekerasan seksual berupa pelukan, (dipeluk), dicubit manja , raba-raba,
disenggol atau di colek-colek tubuh nya. Biasanya terjadi di pasar tradisional, atau tempat-tempat
umum seperti terminal bus atau di angkutan umum.

12% diajak bicara dengan rayuan , atau dicabul dan dimintai nomer telepon untuk ditelpon sex. Biasanya
terjadi di tempat-tempat kerja seperti gudang / semacam pekerjaan laki-laki dengan perempuan tidak
ada pembatas yakni mudah untuk bertegur sapa dengan lawan jenis.

kekerasan seksual terhadap perempuan di desa diruang publik yang bersifat berat yaitu;

18% Diintip dengan maksud sexsual biasanya terjadi di toilet umum / diluar rumah

12% Diperlihatkan kelamin (memperlihatkan kelamin sang pelaku terhadap korban/wanita). Sering
terjadi di tempat tertutup,atau toilet umum.

2% pemerkosaan . Sering terjadi di tempat-tempat sepi dan ditempat tempat yang bahkan tidak jauh
dari rumah. Terkadang pelakunya bukan hanya orang yang tidak dikenal. Bahkan orang yang dikenalpun
demikian.
B. KEKERASAN EMOSIONAL

Adapun kekerasan seksual terhadap perempuan didesa bersifat emosional yaitu;

Kekerasan emosional itu adalah suatu kekerasan yang menimbulkan luka batin atau rasa sakit di hati
perempuan. contohnya seperti di caci, maki, dicela, dibentak-bentak, atau dipekerjakan berat sampai
melebihi batas waktu atau melebihi batas kewajaran seorang pekerja wanita.

Kekerasan seksual emosional ini terjadi bukan Cuma kepada perempuan dan laki-laki saja bisa juga
sesama lawan jenis . Contohnya seperti karyawan restoran dengan pemilik restoran, penjaga toko
dengan pemilik toko / asisten rumah tangga dengan tuan rumah. Kekerasan seksual emosional ini sering
kali terjadi terhadap perempuan dari pada laki-laki.

Karna pada umum nya laki-laki jika mengalami kekerasan seksual emosional ia akan melawan dengan
membentak ataupun dengan fisik memukul. Jikalau perempuan ia akan hanya diam saja menerima
cacian /makian/ bentakan orang yang lebih berkuasa darinya . Apalagi sang perempuan merasa bahwa
dirinya memang memiliki kesalahan dalam bekerja, dia akan diam saja walaupun dimarahin.

C. KEKERASAN BUDAYA

Dalam hal ini kebanyakan seorang wanita / perempuan mengalami tindakan diskriminasi memberikan
cap negatif pada perempuan . Dan budaya yang berkembang di kalangan masyarakat adalah Laki-laki
paling banyak yang di utamakan dari pada perempuan oleh kebanyakan masyarakat. dalam setiap aspek
kehidupan. Contohnya jikalau ada rapat keluarga/ rapat adat, minta pendapat pasti kepada anggota laki-
laki tidak melibatkan perempuan. (FOTNOT https://jurnal.usu.ac.id Article bentuk-bentuk
kekerasan yang dialami perempuan warga kompleks dinas peternakan provinsi Sumatera
utara)

3. ADAPUN TEORI KEBENARAN KEKERASAN SEKSUAL PERSPEKTIF FILSAFAT ILMU.

Teori Korespondensi. jadi di teori ini dinyatakan bahwa kebenaran itu berupa kesesuaian. Jadi sesuatu
yang benar-benar terjadi itu merupakan kenyataan atau faktanya. Jadi teori korespondesi ini keadaan
benar itu bisa dinilai dengan antara fakta atau kenyataan yang ada hubungan nya dengan preposisi itu.
Kalau diantara keduanya itu terdapat kesesuaian maka preposisi tersebut bisa dibilang masuk standar/
memenuhi standar keadaan benar / suatu kebenaran.

Dalam mendapatkan perlindungan hukum , khususnya rasa keadilan bagi setiap orang , itu merupakan
hak asasi manusia / setiap individu tanpa terkecuali baik itu laki-laki maupun perempuan baik itu anak
kecil maupun orng dewasa . Khususnya terhadap seorang perempuan yang menjadi korban kekerasan
seksual . Sehingga dengan demikian terdapat suatu kebenaran , dimana menurut filsafat ilmu kebenaran
itu disebut kebenaran korespondensi. (FOTNOT http://Ejurnal.stainparepare.ac.id Article hubungan
nilai kebenaran berdasarkan filsafat ilmu dengan tindk kekerasan seksual terhadap perempuan)

4. MOTIF PEMERKOSAAN & TAFSIR MAKNA PEMERKOSAAN.

a. Motif pemerkosaan.

Ada suatu motif seorang pelaku kekerasan seksual yakni pemerkosaan kepada anak SD berinisial (N) .
Pelaku berinisial (S) memperkosa (N) lantaran sang pelaku tidak bisa mengendalikan emosional nafsu
birahi nya . Ia ingin mencoba dan ingin tau bagaimana rasanya ketika ia menyetubuhi anak(N) yang
berusia 09 tahun itu, ketika polisi menanyakan (mengintrogasi) kepada sang pelaku . Menurut tetangga
ia melakukan aksi bejat nya itu dikarenakan ia memiliki gangguan seperti gangguan kejiwaan yang tidak
sadar akan aksi bejat nya. Tetapi ia mengetahui bahwa apa yang dilakukan nya adalah salah dan tidak
pantas untuk dilakukan.

b. Tafsir Makna Pemerkosaan.

Adapun tafsir makna pemerkosaan yaitu : pemerkosaan adalah suatu tindakan kriminal yang bersifat
seksual dan merugikan baik pelaku, korban, masyarakat, bangsa dan Negara. Pemerkosaan ini dilakukan
oleh seseorang dengan memaksa orang lain untuk berhubungan badan (hubungan seksual) dengan dia
dalam bentuk penetrasian vagina atau anus dengan Penis, dengan tangan ataupun dengan benda benda
lain dengan secara paksa, baik itu berupa kekerasan ataupun ancaman. Pemerkosaan ini bisa terjadi
kepada siapa saja baik laki-laki atau perempuan baik dewasa maupun anak usia dibawah umur.

5. DISKRIMINASI YANG DIBERIKAN OLEH MASYARAKAT.

Dari adanya kasus kekerasan sexsual yakni pemerkosaan, interaksi sosial masyarakat tidak lah berjalan
dengan lancar atau biasa saja seperti biasanya. Terkadang korban pemerkosaan tidak ingin berintraksi
kepada masyarakat sekitar maupun keluarganya. Korban lebih memilih diam tidak banyak bicara
maupun berinteraksi dengan orang-orang di sekitarnya, tetangga teman-teman nya maupun keluarga
kecil nya.

tanggapan masyarakat terhadap korban juga berbeda tidak seperti biasanya. Korban mendapatkan
prilaku atau perkataan yang tidak baik. Jika Korban adalah anak dibawah umur , sampai ia dewasapun
masyarakat tetap ingat bahwa anak tersebut keadaan nya tidak suci lagi. Jikalau ada korban
pemerkosaan sudah dewasa , ia akan mengalami diskriminasi oleh masyarakat. ia akan menerima
perlakuan yang tidak adil di masyarakat, misalnya ia di olok-olok perempuan yang tidak suci lagi dan
biasanya ada acara di kalangan masyarakat sang korban tidak di undang dengan berbagai alasan. Karna
kebanyakan dikalangan masyarakat mempercayai jika sesuatu yang kotor akan tetap kotor. Jadi sikap
penolakan masyarakat seperti inilah yang dinamakan prilaku diskriminatif dalam aspek sosial kepada
korban pemerkosaan.

6. SPESIFIKASI SEJARAH PEMERKOSAAN DI DESA DENGKO'ONG SUMBER REJO KECAMATAN


SUMBERSARI KABUPATEN JEMBER PROPINSI JAWA TIMUR.

Salah satu anak perempuan N (09) warga dengko'ong desa Sumber Rejo kecamatan sumbersari
kabupaten jember propinsi jawa timur menjadi korban pemerkosaan yang dilakukan S (55) yang tak lain
adalah warga satu kampung di dengko'ong desa sumber rejo kecamatan sumbersari kabupaten jember
propinsi jawa timur . Pelaku memiliki 1 istri, 2 anak perempuan, dan 2 cucu. Kasus ini terjadi pada bulan
November 2019.

Kejadian berlangsung dirumah (S) saat (N) anak yang masih duduk di bangku SD kelas 03 itu sedang
istirahat berlangsung setelah pembelajaran . Rumah (S) yang bertepatan di dekat SDN Wirolegi 05.
dimana (N) bersekolah.(N) dipanggil kerumahnya si (S) dan ia memberikan uang tunai sebesar
Rp.50.000-,

pada saat itu si (S) melakukan pemerkosaan terhadap (N) hingga setiap (N) istirahat sekolah, si (S) pasti
akan memanggil nya untuk di ajak kedalam rumah nya. Diberikan nya (N) uang sebesar Rp.50.000-,
Setiap kali selesai melakukan aksi nya. Hingga sampai 3x si (S) memperkosa (N) anak SD kelas 03 itu.

Awal nya (N) tidak mau diperlakukan pelecehan seksual dan hendak mau melaporkan kepada orang
tuanya, tapi (N) diancam . Setelah 3x (S) melakukan pemerkosaan terhadap (N) . Kemudian (N)
memberanikan diri untuk melaporkan aksi bejat nya kepada orang tuanya karna (N) sudah tidak kuat lagi
dengan aksi bejat si (S) .

Anak SD kelas 03 itu (N) mengalami pendarahan yang sangat parah di bagian alat kelamin nya. Kata
dokter ia(N) mengalami kerusakan parah pada alat kelamin nya . Lalu ia dirawat dirumah sakit dan
mendapatkan perawatan dari dokter. Setelah kejadian itu orang tua (N) melaporkan kasus ini ke polsek
Sumbersari dan polisi menindaklanjuti kasus ini . Datang lah polisi ke rumah si (S) dan si (S) mengaku
saat itu juga .

Tersangka berhasil diamankan tanpa ada perlawanan. Dan saat ini pelaku (S) yang memiliki istri dan 2
anak serta 2 cucu ini telah di cebloskan kepenjara. Ia terkena hukuman pidana karna telah melanggar
Salah satu undang-undang tentang perlindungan anak pasal 81 no 23 tahun 2002 tentang pemaksaan
melakukan persetubuhan dan melakukan perbuatan kekerasan pada anak dibawah umur di denda
paling banyak 300 juta dan di ancam pidana yaitu dipenjara paling lama 13 tahun penjara.

Setelah kejadian itu (N) tidak mau lagi melanjutkan sekolah nya dikarenakan trauma yang sangat
mendalam . Ia takut untuk keluar rumah dan tak lagi berbaur dengan teman-teman, tetangga maupun
kerabat dekat. Ia lebih memilih bermain di dalam rumah bersama orangtua nya. Dan orang tua (N)
berniat hendak menyekolahkan anak nya di pondok pesantren sambil lalu ia menjadi santri agar tidak
bisa keluar dari area pesantren. Dan (N) pun lama kelamaan menyetujui pendapat orang tuanya. Saat ini
(N) menunggu persiapan untuk berangkat ke pondok pesantren.

7. DATA DIRI SANG PELAKU PEMERKOSAAN .

 Nama : Tuan (S)


 Umur : 55 tahun
 Alamat : Dengko'ong,
 RT/RW : 003/017
 Kelurahan : Wirolegi
 Desa : Sumber Rejo
 Kecamatan : Sumbersari
 Agama : Islam
 Situs perkawinan : Menikah
 Pekerjaan : Buruh Tani
 Kewarganegaraan : Indonesia

Pelaku yang melakukan tindakan kekerasan seksual yakni pemerkosaan ia seorang buruh tani dan sudah
menikah ia memiliki 2 anak perempuan yang sudah menikah dan memiliki anak. Jadi pelaku dengan
inisial (S) ini seorang buruh tani yang memiliki 1 istri, 2 anak dan 2 cucu. Entah apa yang membuat ia
melakukan suatu pencabulan atau pemerkosaan terhadap anak di bawah umur.

Lebih parah nya lagi ia melakukan tindakan kriminal itu di dalam rumahnya sendiri. Ketika istrinya tidak
ada ia melakukan aksi kejahatan nya yang sangat tidak terpuji itu. Dan sangat merugikan korban
menghancurkan masa depan nya . Bagaimana tidak demikian.. seseorang yang telah di rusak ia akan
mengalami traumatologi di sepanjang hidup nya . Bahkan kejadian yang menimpa korban tidak akan bisa
terlupakan.

Diskriminasi masyarakat terhadap korban dan keluarga nya pun terus menerus tidak akan pernah ada
habisnya. Ketika ada suatu topik yang menceritakan tentang kasus kekerasan seksual maka biasanya
masyarakat akan mendiskriminasi korban tersebut. Baik korban maupun pelaku. Sang pelaku dan
keluarga nya sepanjang masa akan selalu di ingat oleh masyarakat kelakuan nya yang sangat tidak
terpuji itu.

Saat ini bapak (S) telah menjalani hukum pidana karna telah melanggar Salah satu undang-undang
tentang perlindungan anak pasal 81 no 23 tahun 2002 tentang pemaksaan melakukan persetubuhan dan
melakukan perbuatan kekerasan pada anak dibawah umur di denda paling banyak 300 juta dan di
ancam pidana yaitu dipenjara paling lama 13 tahun penjara.
8. NILAI-NILAI YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA SUATU KEKERASAN SEKSUAL TERHADAP
PEREMPUAN PADA UMUM NYA .

Terjadi nya suatu kekerasan seksual atau suatu pemerkosaan itu banyak sekali faktor nya dapat di
pengaruhi oleh suatu keadaan yang mendukung. Seperti ketika ada seorang perempuan berjalan di
malam hari ia menggunakan pakaian yang tidak menutup aurat yakni vulgar Secara tidak langsung
membuat pelakunya untuk berbuat kejahatan seperti itu, juga bisa jadi karna ada unsur lain .

Contoh nya sang pelaku memang sengaja akan melakukan tindak kriminal suatu kekerasan seksual yakni
pemerkosaan dikarenakan ia ingin membalas dendam terhadap korban entah ia berbuat seperti itu
dikarenakan apa, bisa jadi sang pelaku sakit hati terhadap korban , bisa jadi sang pelaku tidak suka
dengan sikap atau prilaku korban terhadap dirinya , orang-orang terdekat nya dan keluarganya.

sehingga sang pelaku berbuat demikian. Juga karna ada pengaruh dari lingkungan nya. Semisal
dilingkungan tersebut banyak Seorang pria dan wanita yang bergaul cenderung bebas jadi dengan
adanya lingkungan seperti itu mendorong pelaku untuk melakukan suatu kekerasan seksual yakni
pemerkosaan.

Dari uraian diatas faktor-faktor terjadinya suatu pemerkosaan setidak tidak nya ialah sebagai berikut :

1. Gaya hidup atau model pergaulan seseorang. Dimana seseorang laki-laki maupun perempuan yang
semakin bebas berbuat apapun & tidak bisa / kurang bisa membedakan mana yang boleh Dilakukan &
sama yang Tidak boleh menurut kaidah akhlaq Sebagai seorang wanita & pria yang bukan mahram.

2. Rendahnya pengalaman atau sedikit nya pengetahuan tentang penghayatan hukum hukum dalam
agama atau norma-norma keagamaan yang terjadi di masyarakat , nilai-nilai keagamaan yang semakin
lama semakin terkikis hingga sampai meniadakan adanya hukum-hukum keagamaan dalam kehidupan
masyarakat itu sangat potensial mendorong pelaku untuk berbuat jahat dan merugikan orang lain.

3. Pengaruh Budaya. Dimana semakin hari semakin tidak menghargai suatu berpakaian yang menutup
aurat. Dimana pengaruh budaya yang setiap hari update terhadap pakaian-pakaian yang sexy ketat &
tidak menutup aurat . Dengan pengaruh budaya ini dapat mendorong pelaku berbuat jahat atau tidak
senonoh terhadap semua orng termasuk kepada perempuan. Pengaruh budaya lah yang paling dominan
sekali untuk melakukan suatu perbuatan yang keji dikarenakan budaya sudah menyatu pada diri kita.
Diman-mana kita akan bertemu dengan orang yang mengikuti zaman yang sangat milenial ini. Sehingga
kasus pemerkosaan yang paling banyak terjadi dikarenakan pengaruh budaya yang dominan nya sangat
besar.

4. Balas Dendam. Adapun Pengaruh ucapan seseorang khusus nya perempuan yang telah menyakiti hati
seorang laki-laki baik itu disengaja maupun tidak sengaja kalau sang laki-laki merasa sakit hati dengan
perkataan yang dilontarkan perempuan tersebut kepada seorang laki-laki , dan laki-laki itu tidak
menerima terhadap sikap atau prilaku, ucapan perempuan itu. Itu salah satu faktor terjadinya suatu
kekerasan seksual atau suatu pemerkosaan terjadi.

5. Ketidak mampuan seseorang dalam mengendalikan emosi & nafsu seksual nya. Dan ia membiarkan
nafsu itu mengembara lalu ia akan menuruti nafsu nya untuk melampiaskan nya terhadap seseorang.
Contoh nya ketika seseorang melihat wanita yang berparas cantik bertubuh indah kemudian ia tidak
berpakaian yang sopan yak ni ia berpakaian tidak menutup aurat, kemudian sang pelaku nafsu ketika
melihat nya lalu ia ingin mencoba merasakan tubuh wanita itu. Lalu ia melakukan nya. Itulah contoh
ketidak mampuan seseorang dalam mengendalikan emosi & nafsu seksual nya.

6. Tingkat Respon Masyarakat. Adapun dikalangan masyarakat yang rendah respon terhadap perilaku-
perilaku yang menyimpang misalnya seperti kekerasan seksual / suatu pemerkosaan atau segala sesuatu
yang menimpang dari norma-norma keagamaan, masyarakat tidak terlalu menghiraukan atau
berperinsip hidup sendiri sendiri. Itu akan memicu terjadinya kekerasan seksual atau suatu
pemerkosaan atau kejahatan-kejahatan yang lain nya. (FOTNOT http://Ejurnal.stainparepare.ac.id
Article hubungan nilai kebenaran berdasarkan filsafat ilmu dengan tindk kekerasan seksual
terhadap perempuan)

Kesimpulan

Jadi dengan segala hal yang di bahas di atas, bisa di ambil salah satu kesimpulan yaitu yang pertama :
macam-macam bentuk kekerasan seksual kepada perempuan entah itu kekerasan fisik, kekerasan
emosional maupun kekerasan budaya. Kedua : teori kebenaran kekerasan seksual perspektif filsafat
ilmu yaitu teori korespondensi .

Ketiga : semua orang khususnya perempuan harus paham mengenai faktor-faktor terjadinya suatu
kekerasan seksual seperti pemerkosaan atau kekerasan lain nya. Entah itu dari gaya hidup, tingkat
respon masyarakat dimana dikalangan masyarakat yang rendah respon terhadap perilaku-perilaku yang
menyimpang misalnya seperti kekerasan seksual / suatu pemerkosaan atau segala sesuatu yang
menimpang dari norma-norma keagamaan, masyarakat tidak terlalu menghiraukan atau berperinsip
hidup sendiri sendiri. Itu akan memicu terjadinya kekerasan seksual atau suatu pemerkosaan atau
kejahatan-kejahatan yang lain nya.

Pengaruh Budaya, Dimana semakin hari semakin tidak menghargai suatu berpakaian yang menutup
aurat. Dimana pengaruh budaya yang setiap hari update terhadap pakaian-pakaian yang sexy ketat &
tidak menutup aurat . Dengan pengaruh budaya ini dapat mendorong pelaku berbuat jahat atau tidak
senonoh terhadap semua orng termasuk kepada perempuan.
Dan kita harus tau apa yang akan terjadi jika seseorang tidak memperhatikan faktor-faktor terjadinya
kekerasan seksual terhadap laki-laki maupun perempuan, orang dewasa maupun anak usia dibawah
umur. khususnya pada perempuan . Yaitu antara lain kita akan rusak masa depan nya jika sang korban
sampai hamil ataupun terbunuh, ter diskriminasi oleh masyarakat selama mereka mengingat kejadian
itu.

Daftar pustaka

You might also like