You are on page 1of 9

ANALISIS CUSTOMER SEGMENT, CHANNELS, DAN CUSTOMER

RELATIONSHIP DALAM PEMBENTUKAN VALUE PROPOSITION DI STARBUCKS


COFFEE
(Studi Kasus pada Starbucks Coffee Indonesia)

Aisy Nurmanisa
Wilopo
Brillyanes Sanawiri
Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Brawijaya
Malang
E-mail : Aisy.nurmanisa@ymail.com

ABSTRACT
This research aims to understand and explain; How to Starbucks Coffee create value proposition for their
customer? How to Starbucks Coffee segmented the customer, to create the value proposition? How to Starbucks
Coffee build and choose the channels to grab the customer and create value proposition? How to Starbucks
Coffee build a customer relationship and create value proposition from the process? .This reaserch uses primery
data descriptive analysis method with fenomelogy kualitative observation. The results of analysis showed; The
first one, Starbucks coffee doing well to segmented their customer , their customers are premium community
class. The right customer segment will influence how to create the value proposition which is treating our partners
with respect & dignity. The second is Channels, how to Starbucks grabed their customer. It will gives a
satisfaction to their customer and it will be crate the value proposition which is starbucks experience. And the
last one about customer relationship, Starbucks coffee have an engagement with their customer long lasting
period with starbucks card, online and offline community.We have direct engagement which is build a good
relationship by our partners between company and customer.
Keyword : Customer Segment, Channels, Customer Relationship, Value Proposition

ABSTRAK

Penelitian ini menjelaskan bagaimana proposisi nilai yang dibangun dan ditawarkan oleh Starbucks Coffee
terhadap pelanggan nya? Bagaimana segmen pelanggan yang dibidik Starbucks Coffee untuk menjadi target
market, yang mendorong terbentuknya proposisi nilai? Bagaimana saluran yang digunakan Starbucks Coffee
dalam menjangkau pelanggan dan melakukan aktivtas bisnisnya? Bagaimana cara Starbucks Coffee menjalin
hubungan pelanggan dalam pembentukan proposisi nilai? Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif
dengan pendekatan kualitatif fenomenologi. Sumber data pada penelitian ini adalah informan, dokumen serta
tempat dan peristiwa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, Starbucks coffee melakukan segmentasi pelanggan
berdasarkan tipe komunitas premium. Adanya pemilihan segmentasi pasar yang tepat maka, akan berpengaruh
dalam pembentukan proposisi nilai yaitu memperlakukan pelanggan dengan hormat dan bermartabat. Saluran
Starbucks dalam menjangkau pelanggan dengan media gerai kopi yang menimbulkan kepuasan pelanggan
terciptanya proposisi nilai yaitu starbucks experience. Elemen hubungan pelanggan yaitu bagaimana Starbucks
Coffee menjaga hubungan dengan pelanggan secara jangka panjang dengan adanya, starbucks card, forum
komunitas Starbucks online maupun offline.
Kata Kunci : Segmen pelanggan, saluran, hubungan pelanggan, proposisi nilai

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 34 No. 1 Mei 2016| 10


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
1. PENDAHULUAN Perkembangan bisnis di industri food and
Indonesia menduduki peringkat ke-37 beverage mengalami persaingan yang semakin
ketat. Fenomena persaingan usaha sekarang ini,
untuk jumlah konsumsi kopi dan menduduki
membuat industry food and beverage seperti
peringkat keempat ekspor dunia ( Wirjawan,
2014). Industri kopi di Indonesia memiliki peluang Starbucks Coffee harus berusaha untuk berada di
barisan terdepan dalam benak konsumen pada saat
yang sangat bagus dengan semakin meningkatnya
konsumen membutuhkan. Persaingan ketat antara
pangsa pasar untuk luar negeri dan juga pasar
domestik, namun hal ini harus didukung dengan perusahaan membuat para pelaku bisnis terus
melakukan inovasi baru dan berani tampil berbeda
ketersediaan bahan baku kopi untuk memenuhi
permintaan pasar di dalam maupun di luar negeri. dari para pesaingnya. Hal ini dilakukan demi
memberikan kepuasan terhadap pelanggannya.
Dibutuhkan usaha yang luar biasa demi Karena banyaknya pesaing-pesaing baru dalam
mendapatkan rasa terbaik. Biji kopi harus bisnis kopi espresso yang dikelola oleh perusahaan
diperlakukan dengan benar dan proses multinasional, sehingga menjadikan gerai kopi
pembuatannya membutuhkan waktu yang cukup Starbucks sebagai sasaran serangan.
lama. Hal ini bukan sebuah halangan tetapi
Peneliti memilih Starbucks Surabaya
menjadi seni bagi para pelaku bisnis khususnya di
menjadi obyek penelitian dikarenakan kota
industri food & beverage. Gerai kopi atau yang
sering disebut coffee shop mulai bertransformasi Surabaya merupakan kota metropolitan kedua di
Indonesia. Sehingg banyak investor dan pelaku
cara hidup pebisnis generasi yang terkenal mobile
bisnis yang berkunjung. Hal ini akan
(Wall Street Journal, 2014). Kemunculan berbagai
coffee shop dengan konsep co-working space di mengakibatkan aktifitas bisnis yang padat, maka
banyak para eksekutif muda dan professional
kota-kota besar, ditambah dengan free wi-fi , dan
bisnis yang melakukan pertemuan untuk meeting
kopi yang berkualitas tinggi, hanya tinggal
menunggu waktu sampai kita bisa memahami dan bonding dengan rekan bisnis mereka. Karena
pada bisnis kopi saat ini, konsumen tidak hanya
varietas kopi kita sendiri. Coffee shop kini tidak
sekedar membeli kopi kemudian membawanya
lagi hanya sebagai sekedar tempat hang-out.
Coffee shop telah mulai berkembang menjadi pulang, tetapi coffee shop pada era saat ini sudah
menjadi gaya hidup bagi masyrakat modern
sesuatu yang lebih, dalam aspek perilaku sosial
orang Indonesia. sebagai sarana unutuk melakukan pertemuan
dengan rekan bisnis, brkumpul bersama teman atau
Pasar kopi domestik terus mengalami dijadikan tempat untuk refreshing.
peningkatan seiring dengan meningkatnya
Kajian penelitian ini, peneliti berfokus
pendapatan perkapita individu di Indonesia.
terhadap empat blok bangunan pada bisnis model
Kemunculan gerai kopi yang menjamur dimana-
mana juga menandai perubahan trend life style kanvas. Model bisnis yaitu, menggambarkan
sebuah dasar pemikiran tentang bagaimana
(gaya hidup). Salah satu gerai kopi yang memiliki
organisasi dapat menciptakan, memberikan, dan
cabang terbesar dan terbanyak di dunia yaitu
Starbucks Coffee. Starbucks coffee merupakan menangkap nilai ( Ostewalder, 15:2011).
Sedangkan kanvas merupakan tools atau media
kopi terbesar di dunia yang berasal dari Amerika
untuk mengoperasikan blok tersebut. Customer
Serikat, Starbucks Coffee pertama kali membuka
gerai pada tahun 1971 di Seattle, dengan total segment dapat digambarkan seperti sekelompok
orang atau organisasi yang berbeda yang ingin
jumlah barista dan karyawan sebanyak 27 orang.
dijangkau atau dilayani oleh perusahaan
Pada tahun 2011 Starbucks Coffee memiliki
pendapatan tahunan saat ini lebih dari 10 miliyar (Ostewalder,20: 2011). Disini, Starbucks membagi
segmen pasar nya kepada Coffee Affectionate,
dolar dan melayani hampir 60 juta pengunjung per
mobile professional/eksekutif muda, dan pelajar
minggu di 16.000 gerai di 61 negara ( Schultz,
2012). Starbucks memiliki lebih dari 200.000 mitra serta mahasiswa. Sehingga Starbucks dapat
didalam nya. membentuk Channel berupa Retail Stores,
Starbucks Coffee / gerai kopi, dan drive thru.
Kemudian Starbucks membangun Customer
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 34 No. 1 Mei 2016| 11
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Relationship dengan loyalitas pelanggan, long term organisasi melayani dua atau lebih segmen
partnership. pelanggan yang saling tergantung.

2.KAJIAN PUSTAKA 2.2 Saluran (Channels)


2.1Tinjuan Teori Segmen Pelanggan Channels merupakan suatu gambaran
Pada penelitian terdahulu, mencoba membagi bagaimana sebuah perusahaan berkomunikasi
segmen pelanggan pada beberapa karakter yaitu, dengan segmen pelanggannya dan menjangkau
geografi, demografi, dan psikografi. Kemudian mereka untuk memberikan proposisi nilai. Saluran
peneliti mengadakan uji coba terhadap segmen komunikasi, distribusi dan penjualan merupakan
pelanggan dengan menunjukan respon dari penghubung antara perusahaan dan pelanggan.
kebutuhan yang mereka inginkan. Dengan melihat Perusahaan dapat memberikan solusi
dari segi manfaat, penggunakan situasional, atau kepada pelanggan, sehingga solusi ini menjadi
merek. Selain melihat dari respon bagaimana nilai yang ditawarkan sampai kepada target
mereka memilih produk/jasa dari segi kualitas dan pelanggan suatu perusahaan. Membedakan antara
harga. saluran langsung dan tidak langsung, kemudian
1. Klasifikasi Segmen Pelanggan saluran yang kita miliki dan yang dimiliki mitra.
Supaya lebih jelas dan terstruktur Ciputra Saluran komunikasi, distribusi, dan penjualan
(2015:3) menerangkan bahwa BMC membagi merupakan penghubung antara perusahaan dan
customer segment menjadi lima katagori pelanggan. Fungsi dari saluran yaitu menurut
berdasarkan kebutuhan pelanggan: Ostewalder (2011: 26):
a. Mass Market 1. Meningkatkan kesadaran pelanggan atas produk
Pasar massa tidak membeda bedakan antara dan jasa perusahaan.
segmen segmen pelanggan nya. Mass Market 2. Membantu pelanggan mengevaluasi Proposisi
berbicara mengenai segmen pasar yang sangat Nilai perusahaan.
luas dengan kebutuhan yang sama. 3. Memungkinkan pelanggan membeli produk dan
b. Niche Market jasa yang spesifik.
Pasar ceruk seperti ini menyasar segmen 4. Memberikan Proposisi Nilai kepada pelanggan.
pelanggan yang spesifik dan terspesialisasi. 5. Memberikan dukungan purnajual kepada
Model bisnis semacam ini banyak ditemukan pelanggan.
dalam hubungan pemasok dan pembeli. Saluran mitra sifatnya tidak langsung. Memilih
Menurut Kotler (11:280) Biasanya para berbagai macam pilihan, seperti distribusi
pemasok/ marketers mengindentifikasi pasar penjualan dalam jumlah besar, ritel atau situs web.
ceruk ini dengan membagi ke beberapa Tetapi dapat diatasi dengan menemukan
segmen sampai kepada subsegmen. keseimbangan yang tepat dari berbagai jenis
c. Segmented saluran yang berbeda. Kemudian integrasikan
Kategori berikutnya adalah Segmented. semua salurah tersebut untuk menciptakan
Segmented membedakan customer dengan pengalaman pelanggan yang hebat dan
kebutuhan dan permasalahan yang berbeda memaksimalkan pendapatan.
namun masih dalam satu kategori.
d. Diversified. 2.3 Hubungan Pelanggan
Suatu bisnis dengan segmen pelanggan (Customer Relationship)
yang memiliki dua atau lebih segmen Arti pelanggan bagi suatu perusahaan yaitu
pelanggan yang kebutuhannya sangat asset jangka panjang. Hubungan Pelanggan
berlainan dan masalah yang sangat berbeda. menggambarkan berbagai jenis hubungan yang
e. Multi side Market dibangun perusahaan bersama segmen pelanggan
Multi side market yaitu mengenai dua yang spesifik (Ostewalder, 2011:28). Sehingga
segmen pelanggan yang saling tergantung satu dibutuhkan adanya media komunikasi long lasting
sama lain. Beberapa perusahaan atau antara pelanggan dengan perusahaan, agar
hubungan yang baik dapat terjaga. Pelanggan juga

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 34 No. 1 Mei 2016| 12


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
akan merasa dihargai dan hal ini akan membuat Beberapa Value proposition menjadi inovatif dan
mereka loyal dengan perusahaan. Sebuah mewakili sebuah penawaran baru atau justru
perusahaan harus menjelaskan jenis hubungan mengubah penawaran yang sudah ada sebelum
yang ingin dibangun bersama segmen pelanggan. nya. 11 elemen dari Value Proposition adalah sifat
Gama (2015:1) Customer Relationship menurut baru, kinerja, penyesuaian, menyelesaikan
Osterwalder dan Pigneur (229:2011) blok pekerjaan, desain, merek/status, harga,
bangunan hubungan pelanggan menggambarkan pengurangan biaya, pengurangan risiko,
berbagai jenis hubungan yang dibangun kemampuan dalam mengakses serta kenyamanan
perusahaan bersama segmen pelanggan yang dan kegunaan.
spesifik. Sebuah perusahaan harus menjelaskan
jenis hubungan yang ingin dibangunnya bersaa
3. METODE PENELITIAN
segmen pelanggan. Hubungan pelanggan dapat
3.1 Jenis Penelitian
didorong oleh motibasi, yaitu akuisisi, retensi
Berdasarkan jenis masalah dan tujuan
(mempertahankan pelanggan,upselling (pengkatan penelitian yang telah dijelaskan pada bab
penjualan).
terdahulu, jenis penelitisn yang digunakan
dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif
2.4 Proposisi Nilai (Value Proposition) dengan pendekatan kualitatif fenomenologi.
Menurut Kottler (60: 2006) dasar Fenomena dalam penelitian adalah tentang
pemikiran yang diharapkan oleh pelanggan yaitu value proposition yang terdapat pada obyek
bagaimana mereka membeli suatu barang atau jasa penelitian, yaitu perusahaan Starbucks Coffee
di sebuah perusahaan, dengan mendapatkan nilai Indoneisa dapat diketahui melalui persepsi
kepuasan tertinggi. Value proposition terdiri dari konsumen dan dapat di korelasikan dengan adanya
sejumlah perusahaan besar yang menguntungkan, faktor customer segment, channels, dan customer
dan berjanji untuk memberikan lebih dari yang relationship untuk membentuk sebuah value
ditawarkan, Lanning (62:2008). proposition tersebut.pendekatan kualitatif dengan
jenis fenomenologi
Blok bangunan bisnis model kanvas
menggambarkan gabungan antaraproduk dan
layanan yang menciptakan nilai untuk segmen 3.2 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian yang akan dilakukan yaitu di
pelanggan spesifik. Value Proposition tidak hanya
mengacu pada produk fisik, tapi lebih menekankan Starbucks Coffee Indonesia cabang Jakarta dan
Surabaya. Alasan peneliti memilih lokasi
nilai-nilai unggul yang bisa kita tawarkan ke
penelitian di Indonesia, karena saat ini Starbucks
pelanggan untuk menjawab kebutuhannya. Tentu
saja nilai unggul ini harus lebih bagus, harus lebih Coffee membuka sebanyak 200 gerai cabangnya di
Indonesia, dimana aktivitas bisnis di beberapa kota
menarik daripada yang pesaing lain tawarkan.
ini sangat padat. Terutama di ibu kota Jakarta dan
Dalam menawarkan value yang ada perusahaan
sebaiknya memahami posisi kebutuhan untuk Surabaya yang memiliki daya tarik tersendiri bagi
pelaku bisnis.
masing-masing segmen. Menentukan Value
Proposition yang menarik, dapat menjawab
kebutuhan pelanggan kita dengan tepat. 3.3 Fokus Penelitian
Fokus penelitian yang ditetapkan adalah:
Ostewalder (2011:22) Value proposition
adalah alasan yang membuat pelanggan beralih 1. Value Proposition yang ditawarkan pada
dari satu perusahaan ke perusahaan lain. Value produk Starbucks Coffee terhadap pelanggan.
proposition dapat memecahkan masalah pelanggan Strategi atau kinerja yang dilakukan perusahaan
atau memuaskan kebutuhan pelanggan Setiap Starbucks dalam menciptakan suatu nilai atau (
Value proposition terdiri dari gabungan produk Value Proposition) terhadap pelanggan nya.
atau jasa tertentu yang melayani kebutuhan segmen Dengan 10 elemen yaitu,
pelanggan spesifik yang manfaat nya dapat a) sifat baru
ditawarkan perusahaan kepada pelanggan. b) kinerja

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 34 No. 1 Mei 2016| 13


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
c) penyesuaian Starbucks Coffee. Oleh karena itu Management
d) menyelesaikan pekerjaan board Starbucks Coffee mengetahui secara pasti
e) desain Value Proposition yang disajikan kepada
f) merek/status pelanggan. Informan selanjutnya adalah tiga
g) harga konsumen atau pelanggan Starbucks Coffee. Untuk
h) pengurangan biaya memudahkan memperoleh informasi dalam
i) pengurangan risiko penelitian.
j) kemampuandalam mengakses 1). Informan
k) kenyamanan dan kegunaan 2). Dokumen
i. Data Primer
2. Customer Segment atau segmentasi pasar yang Data primer dalam penelitian ini diperoleh
dibidik oleh perusahaan Starbucks Coffee, dengan cara observasi non partisipasi serta
a. Faktor geografis yaitu dari tempat tinggal, wawancara mendalam (in depth interview)
tipe komunitas dengan pihak perusahaan dan pelanggan
b. Faktor demografis seperti usia, jenis kelamin (sebagai key informan).
c. Faktor psikografis, gaya hidup, budaya, a.Management Board Starbucks Coffee dan
prestige Store Manager Starbucks Coffee cabang
d. Faktor Perilaku seperti kebiasaan, dampak Jakarta dan Surabaya.
lingkungan atau situasi dan kondisi sekitar b.Pelanggan Starbucks Coffee Starbucks
3. Channels yang digunakan perusahaan Coffee Universitas Indonesia, Tunjungan Plaza
Surabaya, dan Bandara Soekarno Hatta.
Starbucks coffee untuk berkomunikasi dengan ii.Data Sekunder
segmen pelanggannya. Hal ini terkait bagaimana Data sekunder dalam penelitian ini didapatkan
perusahaan menjangkau pelanggan mereka untuk dengan mendatangi lokasi penelitian yang
memberikan proposisi nilai dengan adanya Coffee dapat memberi data-data sekunder sebagai
Shop (gerai kopi). Starbucks Coffee memiliki pendukung dalam penelitian.
channels dengan jenis direct atau secara langsung a. Data penjualan produk Starbucks
b. Dokumen mengenai gambaran perusahaan
melalui gerai-gerai penjualan produk yang dimiliki
c. Dokumen mengenai produk dan fasilitas
Starbucks Coffee dengan Direct Selling. yang ditawarkan kepada pelanggan.
4. CustomerRelationship menggambarkan
berbagai jenis hubungan yang dibangun 3.5 Teknik Pengumpulan Data
perusahaan bersama segmen pelanggan yang Teknik ini digunakan oleh peneliti untuk
spesifik. Hal ini terkait dengan bagaimana memperoleh informasi dalam penelitian
Starbucks Coffee Tunjungan Plaza, Surabaya a). Observasi
menciptakan hubungan baik dengan pelanggannya.
a). Bantuan Personal b). Wawancara
b). Layanan Otomatis c). Dokumentasi
c). Komunitas
d). Kokreasi
3.6 Instrument Penelitian
Bertujuan dalam mengumpulkan data agar
3.4 Jenis dan Sumber Data
dapat dikerjakan dengan lebih mudah dan data
Penelitian ini merupakan penelitian dengan
yang dikumpulkan tidak sulit untuk diolah.
pendekatan kualitatif yang menggunakan metode
Instrumen penelitan yang digunakan adalah
wawancara pengumpulan data primer informan
sebagai berikut
adalah sumber data utama dalam penelitian ini.
Pertimbangan dalam memilih informan a. Peneliti
dalam penelitian ini adalah dengan memilih pihak b. Alat Pendukung Penelitian
Management board Starbucks Coffee sebagai c. Pedoman Wawancara
pihak yang mengetahui tentang model bisnis d. Pedoman Dokumentasi
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 34 No. 1 Mei 2016| 14
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
3.7 Metode Analisis pengurangan risiko, kemampuan dalam mengakses
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini serta kenyamanan dan kegunaan.
adalah analisis interaktif. Komponen analisis
Starbucks berhasil mengantarkan value
interaktif akan dijelaskan sebagai berikut.
proposition dengan baik, sehingga pelanggan dapat
1. Data Reduction ( Reduksi Data ) merasakan nilai proposisi yang berbeda dan unik
2. Data Display (Penyajian Data)
dari gerai kopi lainnya. Namun tidak semua value
3.Drawing and Verifying Conclusion
proposition yang bisa berhasil. Terdapat 10
( Penarikan Serta Penyajian Kesimpulan). elemen value proposition Starbucks Coffee yang
berasal dari wawancara store manager Starbucks
4. HASIL DAN PEMBAHASAN Coffee XXX dalam penelitian ini. 10 elemen value
proposition yang terdapat pada produk dan layanan
4.1 Value Proposition (Proposisi Nilai) yang
Starbucks coffee adalah sifat baru, kinerja,
dibangun dan Ditawarkan oleh Starbucks
penyesuaian, menyelesaikan pekerjaan, desain,
Coffee terhadap Pelanggan
merek/status, harga, pengurangan biaya,
Value Proposition merupakan suatu nilai atau pengurangan risiko, kemampuan dalam mengakses
ciri khas dari produk Starbucks Coffee kepada serta kenyamanan dan kegunaan. Hasil wawancara
pelanggan. Value proposition yang diterapkan menunjukan bahwa, hanya terdapat delapan
Starbucks Coffee di Indonesia untuk menunjang elemen value proposition Starbucks Coffee yang
kinerja pada perusahaan perusahaan ini adalah dinyatakan puas oleh konsumen. Starbucks Coffee
pengalaman (Starbucks Experience), kualitas sebaiknya meningatkan khususnya dalam hal
terbaik (Highest standard of quality), hormat dan peningkatan fasilitas di dalam gerai. Supaya
bermatabat (respect & dignity), menciptakan seluruh value proposition dapat tersampaikan pada
tempat ketiga ( the third pace). Arti pengalaman pelanggan dengan baik.
dalam hal ini adalah Starbucks experience
merupakan sebuah pengalaman yang tidak hanya
sekedar minum kopi di gerai Starbucks, arti 4.2 Customer Segment (segmentasi pelanggan)
Starbucks Coffee, yang mendorong
kualitas terbaik adalah bagaimana Starbucks
terbentuknya value proposition.
menjunjung tinggi kualitas baik produk dan
pelayanan, arti dari hormat dan bermartabat yaitu Customer segment yang dibidik oleh
Starbucks berusaha memperlakukan setiap orang Starbucks Coffee sudah tepat sasaran, mulai dari
dengan hormat dan bermartabat. Dari mulai petani segi geografis yaituStarbucks Coffee memiliki
kopi, dan para barista hingga para pelanggan, dan tujuan salah satunya yaitu kami ingin konsumen
arti tempat ketiga yaitu Starbucks ingin setiap PHUDVDNDQ ³Our stores are a neighborhood
pelanggan yang datang ke dalam Starbucks Coffee gathering place for meeting friends and family´
dapat merasakan atmosfir rumah ketiga setelah Hal ini yang mempengaruhi pemilihan lokasi
rumah mereka sendiri dan kantor. Starbucks coffee melakukan segmentasi pelanggan
Salah satu penyampaian value proposition berdasarkan tipe komunitas. Mulai dari komunitas
dilakukan dengan memberikan nilai kepada orang kantoran, anak kuliah, penghuni apartemen,
konsumen dengan produk dan layanan yang mall premium, hingga komunitas pengguna
diminati oleh konsumen. Hal ini seperti pada Commuter Line dan Airport. Aspek demografis
Starbucks Coffee, penyampaian value proposition yaitu segmentasi pasar yang terbagi menjadi
produk dan pelayanan dilakukan dengan melalui beberapa group berbasis variabel seperti usia, jenis
elemen-elemen value proposition. Osterwalder kelamin, pekerjaan, pendapatan, pendidikan,
pigneur (2014:23) menyatakan bahwa terdapat 11 agama, ras, kewarganegaraan, dan kelas sosial.
elemen value proposition yang melayani segmen Aspek psikografis pelanggan yang terbagi atas
pelanggan berupa nilai yang terdapat pada produk beberapa group yang berdsarkan oleh gaya hidup,
serta layanan. 11 elemen tersebut adalah sifat baru, kepribadian dan nilai. Segmen Starbucks adalah
kinerja, penyesuaian, menyelesaikan pekerjaan, orang yang senang dengan merek-merek terkenal
desain, merek/status, harga, pengurangan biaya, dan harga yang premium. Pelanggan Starbuck

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 34 No. 1 Mei 2016| 15


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
adalah konsumen kelas menengah ke atas secara ekslusif. Starbucks menjangkau pelanggan
perkotaan, orang dewasa bekerja, eksekutif muda mereka dengan keunggulan gerai kopi.
yang memiliki kebiasaan menghabiskan waktu nya
Tujuan untuk menyalurkan value
di kedai kopi. Dan aspek perilaku segmentasi pasar
proposition, yang dapat memberikan atmosfer
secara perilaku yaitu pelanggan akan dibagi berbeda dengan gerai kopi lainnya. Sehingga
beberapa kelompok yang berdasarkan
menimbulkan kepuasan pelanggan dan membentuk
pengetahuan, etika, manfaat atau respon terhadap
value proposition yaitu starbucks experience yang
produk tersebut. dapat dirasakan oleh setiap pelanggan.
Seluruh aspek diperhitungkan sangat teliti
dan hati-hati. Jika segmentasi pasar telah sesuai
4.4 Customer Relationship (hubungan
dengan perencenaan yang matang, maka hasilnya
perusahaan dengan pelanggan) yang dibina
juga akan terlihat berpengaruh besar terhadap
oleh Starbucks Coffee yang mendorong
performance perusahaan yang selalu meningkat.
terbentuknya value proposition.
Starbucks Coffee memiliki pasar pelanggan
secara global, sehingga tidak dibutuhkan Customer relationship merupakan hubungan
penyesuaian secara khusus dalam memilih yang terjalin antara Starbucks Coffee dan
segmentasi pasar. Starbucks coffee melakukan pelanggan. Hubungan ini diciptakan untuk
segmentasi pelanggan berdasarkan tipe komunitas menjaga hubungan antara perusahaan dan
premium. Dengan adanya pemilihan segmentasi konsumen tidak saat pada pembelian saja, tetapi
pasar yang tepat maka, akan berpengaruh dalam juga hubungan baik setelah pembelian. Hal ini
pembentukan value proposition yaitu treating our terjadi kepada semua pelanggan, termasuk
partners with respect & dignity. pelanggan dari Starbucks Coffee. Hubungan
pelanggan (customer relationship) menurut Kottler
4.3 Channels (saluran) Starbucks Coffee dalam (2003:76) untuk mengelola hubungan pelanggan
menjangkau pelanggan dan melakukan dengan baik maka dibutuhkan pemberian hak yang
aktivitas bisnisnya yang mendorong adil secara penuh terhadap pelanggan. Karena
terbentuknya value proposition.
semakin tingginya loyalitas pelanggan, maka
Channels atau saluran distribusi merupakan semakin juga hak yang diterima oleh pelanggan.
pihak pihak yang berperan untuk menyampaikan Dengan keberhasilan ini, berarti pelanggan dapat
value proposition kepada pelanggan. Pada saluran merasakan nilai atau value proposition yang
integrasi yaitu channels, perusahaan sebaiknya diciptakan oleh perusahaan melalui hubungan yang
dapat melakukan penelitian supaya mengetahui dibina atara perusahaan dan pelanggan. Perbedaan
espektasi pelanggan terhadap perusahaannya. tingkat kepuasan yang diterima oleh pelanggan
Sehingga, apabila saluran tersebut sudah sesuai dengan hubungan yang dibangun perusahaan
dengan apa yang diinginkan oleh pelanggan, maka berbeda. Beberapa kategori hubungan pelanggan,
nilai atau value proposition perusahaan akan yang mungkin sudah ada dalam hubungan
tercipta di dalam channels dan dapat dirasakan oleh perusahaan dengan segmen pelanggan tertentu:
pelanggan. Starbucks Coffee memiliki channels
1. Bantuan Personal
dengan jenis direct atau secara langsung melalui 2. Layanan Otomatis
gerai-gerai penjualan produk yang dimiliki
3. Komunitas
Starbucks Coffee. Channels / saluran yang
4. Kokreasi
digunakan starbucks coffee dalam menjangkau Keterengan yang disampaikan oleh manajemen
pelanggannya yang sudah tepat.
board Starbucks coffee, sebanyak 60% pelanggan
Terbukti bahwa 2 informan merasakan di Indonesia menggunakan starbucks card. Secara
kepuasan saat berada dalam gerai. Meskipun satu otomatis dengan memiliki akun starbucks card
informan lebih memilih layanan drive thru maka perusahaan akan memberikan email dan
namun,gerai Starbucks tetap menjadi pilihan utama notifikasi secara berkala pada pelanggan.
karena desain gerai Starbucks yang dibangun Starbucks coffee juga selalu berusaha memberi
yang terbaiik dengan memberikan layanan
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 34 No. 1 Mei 2016| 16
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
warranty apabila pesanan tidak sesuai dengan yang pengurangan risiko, kemampuan dalam mengakses
diharapkan baik dari segi produk, pelayaan serta kenyamanan dan kegunaan.
maupun fasilitas. Maka starbucks akan mengganti
produk tersebut atau memberi free voucher. 3. Persepsi konsumen merupakan hal penting
Supaya hubungan pelanggan dan perusahaan untuk mengetahui sejauh mana pelanggan telah
menerima value proposition dari pelayanan dan
tercipta dengan baik, starbucks memiliki akun
produk Starbucks Coffee. Tanggapan pelanggan
sosial media dan blog untuk komunitas pelanggan
Starbucks coffee saling berbagi pengalaman dan menunjukan bahwa terdapat kekurangan dalam
penyampaian value proposition tersebut, hal ini
berbagi ide. Kemudian partners (sebutan untuk
ditunjukan dengan adanya hanya terdapat delapan
barista yang bekerja di Starbucks) harus dapat
menciptakan komunikasi yang efektif dengan para elemen value proposition yang dapat dirasakan
puas oleh pelanggan sifat baru, kinerja,
pelanggan maupun dengan para partner lainnya,
menyelesaikan pekerjaan, desain, merek/status,
Sehingga setiap pelanggan yang datang ke dalam
Starbucks Coffee dapat merasakan atmosfir rumah harga, pengurangan biaya, pengurangan risiko dan
terdapat satu elemen yang dirasa kurang
ketiga, yakni yang disebut the third place, yaitu
memuaskan oleh pelanggan, yaitu pada elemen
tempat ketiga setelah rumah mereka sendiri dan
kantor, dan hal diatas akan membentuk value kemampuan dalam mengakses serta kenyamanan
dan kegunaan.
proposition dimana tujuan tempat ketiga yang
dimiliki Starbucks Coffee. 4. Persepsi dari manajemen Starbucks Coffee
menjelaskan secara rinci empat blok dari bisnis
model kanvas tersebut bahwa adanya customer
5.KESIMPULAN DAN SARAN segment (segmentasi pelanggan), channels
(saluran distribusi) dan customer relationship
5.1 Kesimpulan (hubungan pelanggan) yang dilakukan secara
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dan matang dan terencana dengan baik maka akan
pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan menciptakan value proposition pada sebuah
sebagai berikut: perusahaan. Pelanggan akan merasa puas sehingga
1. Perusahaan Starbucks Coffee Indonesia meningkatkan loyalitas terhadap Starbucks Coffee.
telah menerapkan Value proposition yang sama
dengan value proposition yang telah ditentukan 5.2 Saran
oleh Starbucks Coffee pusat. Isi dari value Saran-saran yang dapat diberikan untuk
proposition tersebut adalah Serving the best Coffee perusahaan Starbucks Coffee sehubungan dengan
and feels Starbucks Experience (dengan penelitian ini adalah sebagai berikut:
memberikan pelayanan dan kopi terbaik), Coffee to 1. Sejauh ini konsumen sudah merasa puas
be grown under the highest standard of quality dengan value proposition yang diberikan oleh
beans (biji kopi tumbuh dan diolah dengan Starbucks coffee, namun ada beberapa hal yang
memiliki standar kualitas tinggi nomor 1 di dunia), menunjukan ketidakpuasan yaitu kurangnya
Treating our partners with respect & dignity fasilitas yang dibutuhkan pelanggan dan
(Starbucks memperlakukan setiap orang dengan kenyamanan pelayanan saat sedang ramai
hormat dan bermartabat), The Third Place (yaitu pelanggan sehingga karena dituntut responsive
tempat ketiga setelah rumah mereka sendiri dan time untuk melayani pesanan, hal ini menyebabkan
kantor). kurangnya maksimal interaksi personal antar
pelanggan secara maksimal. Supaya dapat lebih
2. Value proposition adalah sebuah janji yang diperhatikan lagi demi kepuasan dan kenyamanan,
ditawarkan oleh Starbucks Coffee kepada serta agar lebih sempurna penyampaian value
pelanggan . 11 elemen value proposition yang proposition tersebut kepada pelanggan Starbucks
digunakan dalam penelitian ini menurut Alexander Coffee. Namun secara keseluruhan informasi yang
Osterwalder dan Yves Pigneur adalah sifat baru, peneliti dapatkan, dari ke tiga blok bisnis model
kinerja, penyesuaian, menyelesaikan pekerjaan, kanvas yaitu customer segment, channels, dan
desain, merek/status, harga, pengurangan biaya, customer relationship strategi yang dilakukan
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 34 No. 1 Mei 2016| 17
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Starbucks Coffee sudah sangat baik dan memiliki Saraswati, Prista 2014. Pengaruh Kualitas Produk
perencanaan yang cukup matang sehingga dan Kualitas Pelayanan terhadap
menunjukan kepuasan pelanggan yang tinggi. Kepuasan Pelayanan terhadap Kepuasan
dan Loyalitas Pelanggan Starbucks
2. Penelitian ini dilakukan setelah adanya bom Coffee Shop . Surabaya.
sarinah yang lokasi nya berdekatan dengan
Rintamaki, Timo 2014. Customer Value
Starbucks Coffee yang juga menjadi korban dalam
Proposition and Co creation of Service in
kejadian tersebut, sehingga hal ini sangat Multi Channel Retail Contexts.University
berpengaruh besar terhadap kebijakan dari of Tampere, Finland.
Starbucks Coffee Asia di Strabucks Coffee
Indonesia. Saran dari peneliti, sebaiknya Starbucks Gama & Ciputra 2015. Why do we need BMC.
Coffee lebih memudahkan dalam perijinan http://www.CiputraUCEO.com.
penelitian skripsi, sehingga dapat membantu serta diakses pada tangga 15 Oktober 2015.
mendukung dengan data-data sekunder ataupun Starbucks. 2015. Give All benefit of a Starbucks
primer untuk keperluan penelitian. Card. https://www.sbuxcard.com
diakses pada tanggan 15 Oktober 2015.
DAFTAR PUSTAKA Starbucks, 2015. Sharing & Caring with
Customer. Our Heritage. Our Coffee.
Ostewalder & Pigneur. 2010. Business Model
Generation. Hoboken: New Jersey. http://www.mystarbucksidea.com, diakses
Schultz, Howard. 2012. Onward, Bagaimana pada tanggan 17 Oktober 2015.
Starbucks Bertahan Hidup dan
Starbucks, 2015. All about Starbucks profitable
Bangkit Kembali.Dialihbahasakan oleh
growth.https://news.starbucks.com/news
Alex Tri Kantjono Widodo. Jakarta :
starbucks-details-five-year-plan-to-
Kompas Gramedia.
accelerate-profitable-growth, diakses pada
Moe, Michael. 2009. Finding the Next Starbucks.
tanggal 20 Oktober 2015\
Hudson Street, Penerbit PT.Elex Media
Kompetindo Hudadoff, 2009. The Customer Value
Proposition,differentiation through the
Kotler, Philip 2003.Marketing Management. Edisi
eyes of your customer.
ke-7 Jakarta : Erlangga. United
http://www.AppliedProductMarketing.co
States of America.
diakses pada tanggal 20 Oktober 2015.
Wihrich Heinz, 1994. A global Perspective
international editions tenth edition,
Singapore (265).
Sugiono.2014. Metode Penelitian kuantitatif
kualtatif dan R&D. Bandung.Alfabeta,
Kurnia, Rizka 2015. Pengembangan Value
Proposition dalam Penetapan Strategi
Pemasaran, , studi kasus pada Mobil
Toyota Agya. Malang.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 34 No. 1 Mei 2016| 18


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

You might also like