Professional Documents
Culture Documents
Jurnal TeknologiKualitas
Industri Pangan Dengan
Pertanian 30 (1):Penerapan …………
110-127 (2020) Terakreditasi Peringkat 2
DOI: https://doi.org/10.24961/j.tek.ind.pert.2020.30.1.110 Dirjen Penguatan Riset dan Pengembangan No 30/E/KPT/2018
ISSN: 0216-3160 EISSN: 2252-3901 Tersedia online http://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnaltin
Makalah: Diterima 22 Desember 2019; Diperbaiki 13 Maret 2020; Disetujui 30 Maret 2020
ABSTRACT
Small and medium enterprise (SME) MC is a business in food industri which produces dodol betawi.
Problems in the production process is using human who aren’t yet familiar with the attributes of cooking equipment
as well as proper guidance in food production process. Workers haven’t recognized yet the importance of employee
hygine regarding physical and bacterial hazards from the body so it doesn’t contaminate the food. The purpose of
this study is to analyze the discrepancy of SME MC in implementing Good Manufacturing Practice (GMP)
regulations so that discussing higher safety on products using the Failure Mode and Effect Analysis (FMEA)
method can improve dodol food quality, and provide quality improvement.Based in laboratory tests of dodol betawi
products, there are Escherichia coli bacteria provide evidence that storage errors in the drying process, when
dodol already 1 week old, it causes the fungus Aspergillus flavus growth. The amount of Escherichia coli bacteria
was found 25.000 bacteria/cc. The purpose of this research is to give improvement of sanitation operations
standards for employee health in the production process of Dodol Betawi by using one of the Hazard Analysis and
Critical Control Point (HACCP) methods, namely the application of Good Manufacturing Practice (GMP). The
implementation of Good Manufacturing Practices (GMP) in this research is to provide cooking attribute
equipment. The results of the implementation were able to reduce Escherichia coli bacteria by 10,000 bacteria /
cc. The results of these improvements are expected to be able to make the MC UKM more trusted and widely known
to the public.
Keywords: good manufacturing practice (GMP), failure mode and effect analysis (FMEA), laboratory test,
quality food
ABSTRAK
Usaha Kecil Menengah (UKM) MC merupakan usaha dalam bidang industri pangan yaitu dodol betawi.
Permasalahan terjadi pada proses produksi yang memanfaatkan tenaga manusia yang belum mengenal atribut
perlengkapan di dalam memasak serta pembinaan yang tepat dalam melakukan proses produksi makanan. Pekerja
belum mengenal pentingnya kebersihan karyawan agar kotoran bersifat fisik dan bakteri dari tubuh sehingga tidak
mencemari pangan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisa ketidaksesuaian UKM MC dalam menjalankan
peraturan Good Manufacturing Practice (GMP) sehingga setelah diidentifikasi bahaya yang tertinggi berada pada
produk dengan menggunakan metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) dapat mempengaruhi kualitas
pangan dodol, dan memberikan usulan pengendalian kualitas. Berdasarkan uji laboratorium pada produk dodol
betawi terdapat bakteri Escherichia coli dan memberikan pembuktian bahwa kesalahan penyimpanan pada proses
pengeringan dan ketika umur dodol sudah berumur 1 minggu dapat menimbulkan tumbuhnya jamur Aspergillus
flavus. Jumlah bakteri Escherichia coli yang ditemukan adalah sebanyak 25.000 bakteri/cc. Penelitian ini memiliki
tujuan yaitu memberikan usulan perbaikan Standar operasi sanitasi untuk kesehatan karyawan pada proses
pembuatan dodol betawi dengan menggunakan salah satu dari metode Hazard Analysis and Critical Control Point
(HACCP) yaitu dengan penerapan Good Manufacturing Practice (GMP). Implementasi Good Manufacturing
Practices (GMP) yang dilakukan adalah memberikan perlengkapan atribut memasak. Hasil implementasi tersebut
mampu menurunkan bakteri Escherichia coli menjadi sebanyak 10.000 bakteri/cc. Hasil dari perbaikan tersebut
diharapkan agar mampu membuat UKM MC semakin dipercaya dan dikenal masyarakat luas.
Kata Kunci: good manufacturing practice (GMP), failure mode and effect analysis (FMEA), tes laboratorium,
kualitas pangan
*Penulis Korespodensi
110 Jurnal Teknologi Industri Pertanian 30 (1): 110-127
Rina Fitriana, Wawan Kurniawan, dan Jaquline Glenadys Siregar
yaitu dengan penglihatan, penciuman, cita rasa, atau buah, dan biji-bijian yang merupakan bahan utama
perabaan (Rihastuti dan Soeparno, 2014). dalam pembuatan produk pakan ternak dari hasil
komoditi pertanian. Salah satu bahaya dari kapang
Good Manufacturing Practices (GMP) tersebut adalah aflatoksin. Aflotoksin merupa
Good Manufacturing Practices (GMP) dapat senyawa yang dapat membahayakan kesehatan
diartikan sebagai cara produksi yang baik, merupakan manusai dan hewan. Toksin ini banyak ditemukan
konsep manajemen yang mendasari ISO 22000. GMP pada berbagai komoditas hasil pertanian seperti
dan HACCP (Hazard Analysis and Critical Control kacang-kacangan, beras, gandum, biji kapas, dan biji-
Points) diterapkan lebih dahulu oleh industri pada bijian. Gangguan kesehatan pada manusia yang
produk-produk yang memiliki risiko sedang hingga terkontaminasi aflotoksin adalah kanker pada
tinggi mulai produk obat-obatan, produk makanan, jaringan dalam tubuh manusia terutama kanker hati.
produk kosmetik dan semua industri yang terkait (BSN, 1992). Dodol memiliki standard syarat mutu
dengan proses produksi tersebut. Sistem GMP juga dodol mengenai kandungan cemaran mikroba bakteri
memastikan konsistensi standar kualitas produk yang dan jamur didalam produk dodol. Syarat mutu dodol
dihasilkan. Di Indonesia, pengembangan GMP diatur dalam SNI 01-2986-1992 (Adhi, 2014).
mengacu pada BPOM (Badan Pengawasan Obat dan Cemaran mikroba berdasarkan SNI dapat dilihat pada
Makanan). GMP biasanya dijadikan sebagai Tabel 1.
persyaratan minimum bagi sebuah industri untuk
beroperasi, sebelum berlanjut ke HACCP dan ISO Tabel 1. Syarat Mikroba dalam SNI 01-2986-1992
(Feni et al., 2015). dan SNI-7388-2009
Bahaya Fisik adalah benda-benda asing yang No Kriteria Uji Satuan. Persyaratan
seharusnya tidak boleh terdapat dalam makanan atau 1 E.Coli APM/G < 3 (BSN, 2009)
bahan makanan dan dapat menimbulkan masalah bagi 2 Kapang dan Koloni/g Tidak Boleh
kesehatan. Bahaya fisik dapat mencemari makanan Khamir Ada
pada berbagai tahap pengolahan, misalnya selama (BSN,1992)
pemanenan, transportasi bahan makanan, pengolahan
pengemasan, penyimpanan, penyajian. Beberapa Failure Mode and Effect Analysis (FMEA)
benda-benda asing yang mungkin mencemari Failure Mode and Effect Analysis (FMEA)
makanan antara lain pecahan kaca (botol, wadah, adalah suatu teknik alat reliabilitas untuk membantu
lampu, peralatan pengolahan), potongan kayu mendefinisi, mengidentifikasi, memprioritasikan dan
(pohon/ranting, kotak kayu, bahan bangunan), kerikil, mengeliminasi pengetahuan dan potensial kegagalan
logam (mesin pemotong, kawat), bahan insulasi, suatu sistem, disain atau proses manufaktur sebelum
potongan tulang, plastik, bagian tubuh (rambut, sampai di tangan konsumen. (Stamatis, 2015) Dari
kuku), sisik dan kulit. Bahaya biologi merupakan Failure Mode ini kemudian dianalisis terhadap akibat
bahaya yang disebabkan oleh mahluk hidup baik dari kegagalan dari sebuah proses dan pengaruhnya
makrobiologi maupun mikrobiologi. Bahaya terhadap perusahaan. FMEA disini adalah FMEA
makrobiologi antara lain adanya hewan pada bahan Process untuk mendeteksi risiko yang teridentifikasi
makanan maupun makanan contohnya antara lain pada saat proses (Bonita dan Naniek, 2018).
adanya lalat pada makanan, kutu pada beras, dan lain- Penelitian terdahulu merupakan panduan
lain. Bahaya mikrobiologi adalah mikroorganisme peneliti yang dijadikan landasan dan acuan agar ilmu
patogen, virus, dan parasit yang dapat menyebabkan yang dipelajari dapat mencapai tujuan penelitian.
racun dan penyakit infeksi. Bahaya mikrobiologi Penelitian terdahulu menjabarkan mengenai langkah-
merupakan bahaya yang pada umumnya sering langkah penelitian yang sudah pernah terjadi
menjadi penyebab utama penyakit atau keracunan sebelumnya. Penelitian terkait dan posisi penelitian
yang ditularkan melalui makanan. Contoh bahaya saat ini dapat dilihat di Tabel 2.
mikrobiologi antara lain: bakteri vegetative Adapun posisi penelitian ini di antara
(salmonella, Compylobacter, E-coli, vibrio). (Titis et penelitian-penelitian lainnya, dapat dilihat dari aspek
al.,2017). metodologi penelitian yang merupakan gabungan
Escherichia coli merupakan bakteri gram antara antara Kualitas, FMEA, GMP. Untuk aspek
negatif, berbentuk basil, panjang sekitar sekitar 2 komoditas, dipilih komoditas dodol Betawi. Ruang
mikrometer dan diameter 0,5 mikrometer. Penularan lingkup penelitian di pabrik dodol Betawi dengan
penyakit dapat terjadi melalui kontak langsung dan studi kasus pada UKM MC.
biasanya terjadi ditempat yang kurang memiliki
sanitasi lingkungan yang bersih (Dini et al., 2016). METODE PENELITIAN
Pada umumnya bakteri ini hidup dalam tinja dan
dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti diare, Pertama dilakukan penelitian pendahuluan
dan masalah dan pencernaan lainnya (Dalia et al., yang berfungsi untuk mengamati permasalahan yang
2018) terdapat di dapur produksi dan membandingkannya
Aspergillus spp. Dapat ditemukan pada dengan teori yang telah dipelajari.
berbagai macam substrat, antara lain tanah, daun,
Fitriana R, Eriyatno,
Sistem
Djatna T, Kusmuljono Peran Sistem Intelijensia Bisnis Dalam Manajemen
2012 Intelijensia
13 B.S Pengelolaan Pelanggan Dan Mutu Untuk
Bisnis, FMEA,
Agroindustri Susu Skala Usaha Menengah
Fuzzy
Pengamatan yang dialami adalah mengamati permukaan bangunan dan fasilitas, pemantauan
situasi di dapur produksi dan kegiatan yang dilakukan lingkungan, sumber daya manusia, pemeliharaan
para pekerja selama pembuatan dodol betawi, serta alat masak.
peralatan memasak yang digunakan, uji laboratorium Kondisi yang telah diidentifikasi kemudian
dan wawancara ahli mikrobiologi. Penelitian ini diberi penilaian, sesuai dengan acuan standar rujukan
menggunakan penerapan GMP dan juga yang digunakan yaitu Peraturan Mentri Perindustrian
menggunakan metode FMEA. Gambar 2 adalah Nomor:75/M-IND/PER/7/2010 Acuan standar
metodologi penelitian. rujukan berfungsi agar mengetahui kondisi yang ada
Evaluasi GMP pada UKM MC dengan cara: sudah sesuai dengan penerapan GMP. Penilaian
a. Audit dapur produksi dan mengidentifikasi berdasarkan kondisi-kondisi yang ada, kemudian
kondisi pada UKM MC berdasarkan faktor luar mengiedi hitung persentasenya.
yang mempengaruhi dapur produksi, kebersihan
IDENTIFIKASI KONDISI DI
WAWANCARA
UKM MC
PENGUIIAN
LABORATORIUM DAN
WAWANCARA AHLI
A
ANALISA MASALAH DI
UKM MC
DIAGRAM FISHBONE
PERHITUNGAN FMEA
PENILAIAN GOOD MANUFACTURING PRACTICE
(GMP) 1.Mengidentifikasi langkah pembuatan dodol
1.Menggunakan pedoman Peraturan Mentri Nomor:75/M-
2. Mengidentifikasi jenis bahaya yang masuk ke
IND/PER/7/2010
dodol
2. Menilai kondisi nyata dan dibandingkan dengan peraturan
3. Mengidentifikasi efek dari bahaya yang masuk ke
yang dijadikan acuan
dodol
3. Menilai GMP berdasarkan ketentuan nilai scoring GMP
3. Menilai berdasarkan S,O, D
3. Menilai berdasarkan Kritis,Serius, Major, Minor
4. Menghitung bobot RPN
4. Kategori buruk akan dibuat usulan
PERANCANGAN STANDAR
OPERASI BERDASARKAN GMP
SESUAI
PERSYARATAN
GMP
Ya
UJI LABORATORIUM
b. Mengidentifikasi kategori aspek-aspek GMP yang dodol berumur 1 minggu. Tabung reaksi yang
sudah dinilai kedalam kategori sesuai dan tidak telah berisikan hasil swab kemudian dimasukkan
sesuai. kedalam incubator dan didiamkan selama 24 jam.
c. Penilaian secara keseluruhan aspek GMP dengan b. Isolasi bakteri dilakukan setelah swab sudah
kategori Major, Minor, Kritis, dan Serius dan dilakukan. Isolasi bertujuan untuk melihat
dilakukan sesuai tabel skoring. perkembangan bakteri yang berada di dalam agar
d. Kategori buruk akan dibuat usulan perancangan blood. Tabung reaksi yang telah di letakkan
sesuai dengan standar GMP. kedalam incubator dimasukkan kedalam agar
Langkah-langkah pengujian laboratorium blood yang menggunakan darah domba dan di
dilakukan dengan langkah berikut ini: incubator selama 24 jam untuk mengetahui
a. Pengumpulan sampel bakteri dengan swab pertumbuhan bakteri.
permukaan kuali, sendok, tangan pekerja, rambut c. Pewarnaan bakteri dilakukan untuk
pekerja, mulut pekerja, dodol berumur 1 hari yang mengidentifikasi jenis bakteri yang terkandung di
ada di 2 kuali berbeda, dodol berumur 3 hari, dalam produk dodol.
A
Pengumpulan Swab
sampel
Isolasi
Bakteri Jamur
Pewarnaan
Total Mikroba
Hasil penelitian adalah penilaian kesesuaian memasak, kurang disediakannya fasilitas karyawan
antara kondisi nyata dengan kondisi dokumen menyebabkan pekerja terbatas untuk membersihkan
pedoman GMP. Perhitungan nilai kesesuaian terdapat dirinya.
pada Tabel 4. Tabel 4 menjelaskan UKM MC Pengawasan proses memiliki nilai rendah
membuktikan bahwa sudah menjalankan pedoman dikarenakan UKM kurang dalam pengawasan
Good Manufacturing Practices sebesar 52% dan yang kebersihan pekerja dikarenakan tidak menyediakan
belum dijalankan sebesar 48%. atribut pakaian saat memasak, UKM juga kurang
Gambar 4 menjelaskan bahwa faktor-faktor menjalankan pengawasan dalam kebersihan daerah
seperti karyawan, pemeliharaan dan program sanitasi, produksi dan meletakkan peralatan memasak tidak
fasilitas sanitasi dan pengawasan proses, bahan pada tempatnya. Bahan kurang memenuhi kriteria
masuk ke dalam penyebab terjadinya 80 persen karena UKM kurang dalam hal pengawasan bahan
ketidaksesuaian GMP. Penyebab karyawan kurang baku yang digunakan dikarenakan UKM melebur
difasilitasi atribut pakaian memasak, karyawan jarang ulang produk dodol yang sudah jamuran dan itu
mencuci tangan dan karyawan merokok masih di area berakibat berbahaya untuk kesehatan konsumen.
lingkungan produksi sehingga dapat Lokasi merupakan faktor yang paling tinggi
mengkontaminasi produk dodol. dikarenakan sudah dijalankan oleh UKM. Mesin dan
Pemeliharaan dan program sanitasi belum peralatan kurang dijalankan dikarenakan peralatan di
dijalankan secara keseluruhan dikarenakan karyawan UKM kurang dibersihkan dan tidak memiliki tempat
tidak membersihkan peralatan memasak penyimpanan, peralatan tidak dibersihkan sebelum
menggunakan sabun hanya menggunakan sapu lidi digunakan. Produk akhir kurang dijalankan
untuk proses pembersihan, tidak bersihnya peralatan persyaratannya dikarenakan produk akhir belum
dapat mengkontaminasi adanya bahaya yang masuk memenuhi SNI dodol dan tidak menjalankan
kedalam produk dodol. Fasilitas sanitasi kurang peraturan SNI dodol. Bangunan juga merupakan
dijalankan karena UKM tidak menyediakan fasilitas faktor yang sudah dijalankan oleh UKM dan
wastafel dan tidak menyediakan tempat meletakkan terpenuhi semua kriteria.
sandal pekerja pekerja jarang mencuci tangan ketika
Diagram FishBone kotoran baik fisik dan biologi. Kotoran juga dapat
Fishbone diagram membantu mengungkap masuk kedalam produk disebabkan oleh lingkungan.
semua gejala dari suatu masalah. Berikut adalah Lingkungan di UKM kurang dibersihkan dan tempat
Diagram Fishbone diagram untuk jenis cacat penyimpanan yang diletakkan sembarangan sehingga
masuknya kotoran pada Dodol Betawi. Pembuatan mudah masuknya udara kotor dari GMP
Diagram Fishbone dilakukan berdasarkan hasil manufacturing practice dapat menyebabkan
wawancara owner dan pekerja serta melakukan masuknya bahaya-bahaya berupa fisik dan biologi
pengamatan langsung pada dapur produksi. kedalam produk dodol. Bahaya-bahaya yang timbul
dari karyawan dan tidak adanya program sanitasi
Masuknya kotoran pada Dodol Betawi serta kurangnya pengawasan proses pada produk
Pengamatan pada proses produksi pembuatan dapat merusak kualitas produk itu sendiri. Masuknya
dodol dapat dilihat bahwa dengan kondisi bekerja bahaya fisik dan biologi tidak sesuai dengan isi
yang seperti tersebut dapat mengakibatkan peraturan SNI dodol. Pedoman GMP berdasarkan
kemungkinan masuknya kotoran berupa fisik pada Peraturan Menteri Perindustrian Nomor:75/M-
saat proses produksi. Gambar 5 merupakan fishbone IND/PER/7/2010 merupakan landasan dalam
diagram dari kemungkinan masuknya kotoran pada pemantauan industri makanan dan kualitas makanan
produk dodol. dalam proses produksi. Penjabaran kondisi nyata
Pengamatan yang dilakukan di dapur produksi disajikan pada Tabel 5. Penilaian GMP berdasarkan
dengan melihat aspek manusia bahwa perilaku tingkat penyimpangan yang dimiliki berdasarkan
manusia yang tidak menggunakan cap, masker¸tidak proses produksi pada UKM MC selama produksi
menggunakan baju lengkap yang tertutup dapat Dodol betawi di peringkatkan berdasarkan kategori
menimbulkan kotoran bersifat fisik dan biologis ke Kritis, Serius, Mayor dan Minor. Formulir
dalam produk dodol. Karyawan tidak terfasilitasi Pemeriksaan GMP terdapat pada Tabel 6.
atribut pakaian memasak. Pekerja lebih nyaman Hasil penilaian formulir GMP menunjukkan
bekerja dengan kaus kutang dikarenakan udara ketika bahwa apabila tidak dilaksanakan maka akibatnya
memasak yang panas. akan kritis kepada produk yang dihasilkan sebesar 3
Pengamatan pada mesin atau peralatan yang nilai. Nilai kritis merupakan yang paling tidak sesuai
digunakan adalah dikarenakan peralatan memasak sehingga dapat menyebabkan resiko terhadap
diletakkan secara sembarangan dan kurangnya konsumen dan harus segera diperbaiki. Peraturan
perawatan peralatan memasak. Pengamatan yang tidak dijalankan akan berakibat serius adalah
berdasarkan metode penyimpanan yang dilakukan sebesar 48 nilai. Hasil diatas menjelaskan bahwa
masih salah dikarenakan bahan baku tidak tertutup hasilnya tidak memuaskan dan sangat perlu perbaikan
dengan rapat sehingga mengakibatkan masuknya dan tidak layak Nilai serius berarti ketidaksesuaian
debu, serangga, kedalam bahan baku. yang menyebabkan resiko terhadap kualitas produk
Masuknya kotoran juga dapat disebabkan oleh dan harus di diperbaiki, maka dapat disimpulkan
material bahan baku yang sudah memiliki usia terlalu kategori UKM MC pada GMP adalah Ranking 4
lama di tempat penyimpanan bahan baku. Bahan baku dengan hasil penilaian D (Kurang). dan bakteri dari
yang disimpan terlalu lama dapat menyebabkan pekerja maupun peralatan memasak sehingga
bahan baku tersebut menjadi rusak sehingga masuk menimbulkan turunnya kualitas makanan.
Peralatan masak
kurang dirawat
Dodol Hari 1
Bakteri Escherichia coli Jamur
Fusarium
Sampel 1 Sampel 2 Aspergillus flavus
Spp
25.000 26.000 -
Dodol Hari 3
Bakteri Escherichia coli Jamur
Fusarium
Sampel 1 Sampel 2 Aspergillus flavus
Spp
26.000 28.000 -
Dodol 1 Minggu
Bakteri Escherichia coli Jamur
Sampel 1 Sampel 2 FusariumSpp Aspergillus flavus
√
Dodol 2 Minggu
Bakteri Escherichia coli Jamur
Fusarium
Sampel 1 Sampel 2 Aspergillus flavus
Spp
√
Hasil Laboratorium Sebelum Implementasi terhadap sampel dodol betawi yang baru diproduksi,
Pengujian terhadap kualitas dodol betawi dodol setelah berumur 3 hari, dan dodol berumur 1
dilakukan dengan melakukan uji laboratorium bakteri minggu dapat dilihat pada Tabel 7.
dan jamur. Sampelnya ada 20 sampel untuk kultur Hasil laboratorium menunjukkan jumlah
bakteri. Replikasi 2 kali untuk shift yang berbeda. 9 bakteri yang terkandung didalam dodol sebanyak
sampel untuk kultur jamur. Replikasi 2 kali untuk 25.000 bakteri/cc. Jamur akan tumbuh apabila umur
shift yang berbeda. Pemilihan pengambilan sampel dodol sudah 1 minggu, sehingga tidak diizinkan untuk
mewakili seluruh dodol yang diproduksi berdasarkan dimakan masyarakat dan diolah ulang. Perhitungan
yg terlibat interaksinya sama dodol tersebut seperti bakteri berdasarkan indeks angka paling
permukaan kuali, sendok, tangan pekerja, rambut memungkinkan dengan tingkat kepercayaan sebesar
pekerja, mulut pekerja. Hasil penilaian formulir GMP 95% dengan hasil kombinasi pengenceran bakteri
menunjukkanbahwa apabila tidak dilaksanakan maka sebanyak 3 kali dengan seri tabung 101, 102, 103.
akibatnya akan kritis kepada produk yang dihasilkan Hasil laboratorium dikonversi menjadi bentuk APM
sebesar 3 nilai. Nilai kritis merupakan yang paling dapat dilihat pada Tabel 8.
tidak sesuai sehingga dapat menyebabkan resiko
terhadap konsumen dan harus segera diperbaiki. Tabel 8. Hasil Laboratorium (APM/g)
Peraturan yang tidak dijalankan akan berakibat serius
adalah sebesar 48 nilai. Hasil diatas menjelaskan Nama Tabung Positif
APM /g
bahwa hasilnya tidak memuaskan dan sangat perlu 101 102 103
perbaikan dan tidak layak Nilai serius berarti Dodol Hari 1 3 3 3 >1100
ketidaksesuaian yang menyebabkan resiko terhadap Sampel 1
kualitas produk dan harus di diperbaiki, maka dapat Dodol Hari 1 3 3 3 >1100
disimpulkan kategori UKM MC pada GMP adalah Sampel 2
Ranking 4 dengan hasil penilaian D (Kurang). dan Dodol Hari 2 3 3 3 >1100
bakteri dari pekerja maupun peralatan memasak Sampel 1
sehingga menimbulkan turunnya kualitas makanan. Dodol Hari 2 3 3 3 >1100
Sampel 2
Hasil Laboratorium Sebelum Implementasi
Pengujian terhadap kualitas dodol betawi
Berdasarkan hasil uji penelitian laboratorium
dilakukan dengan melakukan uji laboratorium bakteri menunjukkan bahwa produk dodol belum memenuhi
dan jamur. Sampelnya ada 20 sampel untuk kultur
standar batas maksimum cemaran mikroba dalam
bakteri. Replikasi 2 kali untuk shift yang berbeda. 9
pangan dodol yang diatur dalam SNI 7388-2009 yang
sampel untuk kultur jamur. Replikasi 2 kali untuk menjelaskan bahwa didalam dodol tidak diizinkan
shift yang berbeda. Pemilihan pengambilan sampel terdapat jamur atau kapang dan bakteri paling sedikit
mewakili seluruh dodol yang diproduksi berdasarkan <3 APM/g.
yg terlibat interaksinya sama dodol tersebut seperti
permukaan kuali, sendok, tangan pekerja, rambut
pekerja, mulut pekerja Hasil uji laboratorium
FMEA (Failure Mode and Effevt Analysis) label kemasan bahan baku serta masuknya rambut
Penyebab rendahnya GMP dapat dilihat pekerja kedalam produk dodol. Kotoran dari bahan
dengan Failure Mode and Effevt Analysis (FMEA). baku juga dapat berupa kotoran dari bahan baku
FMEA bertujuan untuk menganalisa penyebab berupa ketan yang digunakan, gula jawa yang
adanya kesalahan yang terjadi selama proses digunakan, kurangnya pembersihan pada kelapa yang
pembuatan dodol sehingga dapat diperbaiki akan diparut serta masuknya debu dari tangan pekerja
berdasarkan RPN tertinggi. yang jarang dibersihkan karena tidak ada fasilitas
Proses pembuatan dodol dilakukan dari tahap sanitasi untuk karyawan.
pengolahan bahan baku hingga dodol dikemas Bahaya biologis juga dapat kedalam produk
kedalam plastik gulungan. Proses pembuatan dodol dodol betawi. Bahaya biologi yang masuk kedalam
yang apabila UKM tidak menjalankan Good produk dodol adalah dalam bentuk mikrobiologis.
manufacturing practice maka dapat menyebabkan Bahaya mikrobiologis tidak dapat diketahui dengan
masuknya bahaya-bahaya yang masuk dan kasat mata, untuk mengetahui bahaya mikrobiologis
mengkontaminasi bahaya fisik dan biologis. dapat dilakukan dengan melakukan uji laboratorium
Penyebabnya masuknya bahaya fisik dan biologis untuk mengetahui jenis, jumlah dan nama mahluk
dapat dilihat berdasarkan faktor-faktor GMP yang mikrobiologis yang masuk kedalam produk dodol.
tidak dijalankan oleh UKM. Tabel FMEA dibuat berdasarkan wawancara dengan
Kotoran fisik yang masuk kedalam produk pegawai produksi dan pemilik UKM. Tabel FMEA
dodol dapat berupa debu, kotoran dari serpihan kertas dapat dilihat pada Tabel 9.
Kontrol Risk
Penyebab
Efek dari yang Priority
No Proses Bahaya S Bahaya O D
Bahaya dilakukan Number
Masuk
saat ini (RPN)
Pengecekan
Pekerja dengan
Fisik:
langsung pencarian
Pencairan Masuknya kotoran Konsumen akan
menuangkan secara
1 Gula serpihan kertas label memakan 3 4 2 24
1 plastik gula perlahan
Merah dari isi kemasan serpihan kertas
secara selama
gula merah
langsung proses
pencairan
Fisik:
Pekerja
Kotoran debu yang Munculnya Pengawasan
kurang bersih
Pemarutan menempel pada hitam-hitam di selama
2 2 dalam 4 5 40
kelapa kulit kelapa yang permukaan proses
membersihka
tidak terkupas adonan pembersihan
n kelapa
keseluruhan
Menghentik
Fisik:
Kurangnya an mesin
Terdapat serpihan Munculnya
Penghalus penyaringan penghalus
3 dari kulit beras kotoran pada 2 4 2 16
an Ketan kotoran pada dan
ketan dan pasir- tepung
beras ketan mengambil
pasir
kotoran
Fisik: Pekerja
Munculnya
Pembuata Debu kotoran yang kurang
4 serpihan kotoran 6 5 Pengawasan 3 90
n santan berasal dari tangan membersihka
diatas santan
pekerja n tangan
Peralatan
kurang
dibersihkan
Biologi: dan pekerja
Bakteri dari kuali jarang Pengawasan
Masalah
dan sendok aduk, 1 mencuci 1 selama 1
pencernaan: 1000
Pengaduk bakteri dari pekerja: 0 tangan dan 0 proses 0
5 diare dan lainnya
an dodol Escherichia coli: tidak pembersihan
25000 menggunakan
atribut
pakaian yang
lengkap
Fisik: Munculnya Pekerja tidak Pengambilan
8 7 6 336
Debu dari serpihan debu menggunakan kotoran yang
Kontrol Risk
Penyebab
Efek dari yang Priority
No Proses Bahaya S Bahaya O D
Bahaya dilakukan Number
Masuk
saat ini (RPN)
lingkungan, rambut dan rambut atribut ada dengan
pekerja yang didalam adonan pakaian yang menggunaka
terjatuh dodol lengkap n sendok
plastik
Fisik: Pengambilan
Munculnya
Masuknya kotoran Pekerja kotoran yang
hitam-hitam
Pengaduk ke dalam ketan yang kurang terlihat mata
6 diatas 2 1 2 4
an Ketan telah terendam dan membersihka dengan
permukaan
tercampur kedalam n ketan sendok
adonan
adonan dodol plastik
Munculnya debu
Fisik: Kesalahan
diatas dodol Meletakkan
Debu yang masuk dalam
yang sudah 7 5 didalam 4 140
dari lingkungan penempatan
diletakkan etalase toko
sekitar pendinginan
kedalam besek
Proses
Penempatan
7 pendingin
dodol yang
an Konsumen akan Produk yang
Biologi: belum
terkena 1 belum dingin
Jamur akan tumbuh: 5 dingin 3 150
aflotoksin: 0 langsung
Aspergillus flavus berdasarkan
kanker pada hati ditutup
hari
diproduksi
Penyebab rendahnya kualitas dodol paling pemilik UKM dapat menjadikan pedoman kepada
besar adalah pada saat proses pengadukan dodol karyawannya. Usulan SOP dapat dilihat pada Gambar
dikarenakan rentan masuknya bakteri Escherichia 6.
coli kedalam makanan dikarenakan bakteri yang
terdapat dari tubuh manusia serta masuknya debu dan Pembuatan Checklist Harian
kotoran ke dalam kuali. Tumbuhnya bakteri Form Checklist harian belum tersedia di
Escherichia coli dapat menyebabkan kemungkinan UKM ini. Usulan ini data dijadikan solusi untuk
timbulnya penyakit seperti diare, dan masalah dan perbaikan kualitas kualitas dodol serta dokumen ini
pencernaan lainnya. Penyebab bahaya yang dapat menjadi pedoman dengan rapih pada saat
mendominasi terdapat pada Tabel 10. produksi untuk menghindari masuknya bahaya-
bahaya yang akan masuk ke produk. Tersedianya
Tabel 10. Penyebab bahaya yang mendominasi form checklist diharapkan dapat meningkatkan
kualitas dodol. Form Checklist terdapat pada Gambar
Proses Bahaya RPN Peringkat 7
Pengadukan Biologi 1000 1 Implementasi dengan memberikan peralatan
dodol Fisik 336 2 atribut pakaian memasak seperti masker, sarung
Proses Biologi 150 3 tangan, cap, celemek, dan sepatu serta membuat
pendinginan Fisik 140 4 poster panduan untuk para pekerja pakaian khusus
Pembuatan untuk memproduksi dodol membuat turunnya jumlah
Fisik 90 5
santan bakteri didalam produk dodol. Poster panduan
Pemarutan berpakaian saat memproduksi dodol terdapat pada
Fisik 40 6
kelapa Gambar 8. Pembuatan Hak Cipta Poster terdapat pada
Pencairan Gambar 9.
Fisik 24 7
Gula Merah Uji laboratorium juga dibutuhkan untuk
Penghalusan mengetahui adanya pengurangan kontaminasi bakteri
Fisik 16 8
Ketan atau tidak pada bakteri yang terkandung didalam
Pengadukan produk dodol. Pengujian laboratorium dilakukan
Fisik 4 9
Ketan setelah karyawan UKM yang sudah menjalankan
SOP dan checkheet, serta menggunakan atribut
Usulan Perbaikan dan Implementasi Pemberian pakaian memasak serta pembersihan yang
atribut dan Display GMP dilaksanakan secara rutin setelah 1 minggu hari kerja.
Pembuatan SOP Turunnya jumlah bakteri berarti membuktikan
Pembuatan SOP (Standard Operation bahwa kualitas dodol UKM MC sudah terkendali dan
Procedure) untuk langkah-langkah kebersihan dibuat tingkat bahaya yang masuk kedalam produk menjadi
untuk digunakan oleh UKM agar dijalankan sehingga berkurang. UKM berarti menjalankan implementasi
dengan sungguh-sungguh sehingga kualitas produk dengan menggunakan media blood agar dan
dodol menjadi terkendali. Terkendalinya kualitas didiamkan selama 24 jam di dalam incubator. Proses
dodol membuat produk dari dodol menjadi semakin setelah melakukan isolasi adalah melakukan proses
dipercaya oleh masyarakat luas. Langkah-langkah pewarnaan pada bakteri untuk mengetahui nama dan
pengambilan sampel sama dengan langkah-langkah jenis bakteri yang terkandung didalam produk dodol.
sebelumnya. Pengambilan swab pada tabung reaksi Pengamatan jenis dan nama bakteri dapat diketahui
merupakan swab yang diambil pada permukaan kuali dengan menggunakan mikroskop dengan perbesaran
yang digunakan, sendok yang digunakan, serta 100x. langkah selanjutnya adalah menghitung jumlah
pengujian pada dodol yang berumur 1 hari. Tabung bakteri yang terkandung didalam dodol.
reaksi yang sudah berisikan Swab kemudian diisolasi
Bagian : Produksi
Judul : Peraturan Saat Produksi Dodol
Proses : Langkah-langkah Kebersihan Pada Produksi dodol
Langkah-langkah:
1. Menyiapkan peralatan memasak
2. Sikat permukaan kuali dan sendok dan menggunakan sabun cuci piring
3. Memanasi air dalam jangka waktu lama
4. Menyiapkan Celemek, Masker, Cap, Sepatu dan sarung tangan
5. Menggunakan Celemek, Masker, Cap , Sepatu dan sarung tangan saat
memulai proses produksi
6. Tidak merokok dalam ruangan produksi
7. Membersihkan kembali peralatan memasak dan menyimpannya
8. Membuang Masker, Cap, dan sarung tangan yang telah digunakan ke
tempat sampah
DIBUAT OLEH DISETUJUI OLEH
Dodol Hari 1
Bakteri Escherichia coli Jamur
1 2 FusariumSpp Aspergillus flavus
10.000 12.000 -
medium scaled enterprise. International Stamatis DH. 2015. The ASQ Pocket Guide to Failure
Journal Engineering & Technology. 12 (05). Mode and Effect Analysis (FMEA).
Rihastuti RA dan Soeparno. 2019. Kontrol Kualitas Wisconsin: ASQ Quality Press.
Pangan Hasil Ternak. Yogyakarta. Indonesia: Titis SK, Adelya DK, Yosfi R, Ilzamha HR, Rahma
Gadjah Mada University Press MW. 2017. Pengawasan Mutu Makanan.
Sudarmadji, 2005. Analisis bahaya dan pengendalian Malang: Universitas Brawijaya.
titik kritis. Jurnal Kesehatan Lingkungan. 1
(2): 183-190.