You are on page 1of 11

PENGARUH KOMPETENSI, MOTIVASI, KOMUNIKASI DAN KESEJAHTERAAN

TERHADAP KINERJA PEGAWAI DINAS PENDIDIKAN

Untung Sriwidodo
Fakultas Ekonomi Universitas Slamet Riyadi Surakarta

Agus Budhi Haryanto


Dinas Pendidikan Kabupaten Sukoharjo

ABSTRACT
The objective of the research is to analyses (1) to analysing interest
influence, motivation, prosperity and communications to employee’s
performance, (2) variable the most influencing towards employee’s
performance.This research uses population research while the population is
all officer in Education Department of Sukoharjo Regency consist of 85
respondents. Data collecting with questionaire technique through validity and
reliability test. The data analyse use multiple linear regression and hypothesis
test uses t test.The analysis results which could be reported are : (1) The
questionnaire of all variables are valid and the variability’s result is reliable,
(2) The result of classical assumption test show that the model is no
multicolinierity, no heteroskedasticity, no autocorrelation and the residual is
normal.The analysis result shows the regression equation is : Y = 4,808 +
0,265 X1 + 0,214 X2 + 0,187 X3 + 0,222 X4 + e; (1) The t test variable of
competence, motivation, communication, and welfare with p value 0.000;
0.003; 0.014; and 0.001; so the four independent variables are individually
affect to the employee’s performance. (2) Competence variable have most
dominant influence to the employee’s performance, because standardized of
coefficient regression (β1 = 0,324) are bigger than another variables. (3)
Coefficient determination test is Adjusted R2 = 0,474; it means that the
competence, motivation, communication, and welfare are explain as 47,4% of
the employee’s performance only, further more influenced by the other
variables.

Keywords: competence, motivation, communication, welfare, the employee’s


performance

PENDAHULUAN banyak instansi pemerintahan yang belum


Pegawai merupakan penggerak mempunyai pegawai dengan kompetensi
operasi organisasi, sehingga jika kinerja yang memadai, ini dibuktikan dengan ren-
pegawai meningkat, maka kinerja organi- dahnya produktivitas pegawai dan sulitnya
sasi juga akan meningkat. Para pegawai mengukur kinerja pegawai, oleh karena itu
diarahkan untuk meningkatkan kinerjanya dalam penelitian ini akan dilakukan peneli-
agar memiliki sikap dan perilaku yang tian penilaian kinerja berdasarkan kompe-
mencerminkan tanggung jawab, loyalitas, tensi pegawai. Kompetensi itu sendiri
serta kedisiplinan. Untuk mencapai kinerja menurut Spencer dan Spencer (1993)
terbaik organisasi berkepentingan mela- dalam Eko Nurmianto, (2006: 41), dise-
kukan penilaian terhadap pelaksanaan butkan bahwa kompetensi merupakan
tugas pekerjaan yang dihasilkan oleh para bagian dalam dan selamanya ada pada
pegawai sesuai dengan rangkaian sistem kepribadian seseorang dan dapat mem-
yang berlaku dalam organisasi. Selama ini prediksikan tingkah laku dan performansi

Pengaruh Kompetensi, Motivasi, Komunikasi dan … (Untung Sriwidodo & Agus Budhi H.) 47
secara luas pada semua situasi dan job berlangsung di organisasi dapat mempe-
tasks. Peningkatan kompetensi pegawai ngaruhi kepuasan dan berkontribusi terha-
sangat diperlukan dalam mendukung dap hasil pekerjaan/kinerja.
kemampuan kerja sekaligus menentukan Faktor lain yang mempengaruhi ki-
tingkat kinerja yang dihasilkan pegawai. nerja pegawai adalah masalah kesejahte-
Semakin tinggi kompetensi maka kinerja raan. Hal ini seperti dikemukakan Lee
pegawai akan semakin tinggi. Seberapa (2006: 11) bahwa program kesejahteraan
besar kompetensi seseorang apabila tidak yang ditetapkan perusahaan merupakan
didukung motivasi yang tinggi maka kiner- faktor situational yang penting dalam mem-
ja yang akan dicapai tidak akan optimal, pengaruhi kinerja karyawan. Program
oleh karena itu harapan dari sebuah pres- kesejahteraan pegawai akan menjadi
tasi dapat diraih apabila dalam diri sese- bermanfaat apabila dapat memberikan
orang memiliki motivasi yang tinggi. Moti- rasa aman dan dapat dinikmati oleh
vasi dalam bekerja diperlukan karena seluruh pegawai. Sebagai perwujudannya
merupakan kekuatan yang dapat menga- apabila program kesejahteraan memberi-
rahkan sikap dan perilaku pegawai untuk kan manfaat dan memberikan rasa aman
mencapai tujuan. bagi seluruh karyawan diharapkan dapat
Motivasi adalah suatu kekuatan meningkatkan kesetiaan sehingga
potensial yang ada di dalam diri seorang produktivitas kerja dan kinerjanya akan
manusia, yang dapat dikembangkannya meningkat.
sendiri atau dikembangkan oleh sejumlah Para pegawai di Dinas Pendidikan
kekuatan luar yang pada intinya berkisar Kabupaten Sukoharjo pada setiap tahun-
sekitar imbalan moneter dan imbalan non nya memperoleh hasil penilaian kinerja
moneter, yang dapat mempengaruhi hasil terhadap pelaksanaan tugas pekerjaan.
kinerjanya secara positif atau secara Berdasarkan indikator-indikator yang
negatif, hal mana tergantung pada situasi terdapat dalam Daftar Penilaian Prestasi
dan kondisi yang dihadapi orang yang Pegawai (DP3) menunjukkan bahwa
bersangkutan. (Winardi, 2004: 6). belum semua pegawai mampu mencapai
Peranan pimpinan dalam memberi- hasil kerja yang memuaskan. Hasil survei
kan motivasi kepada karyawan sangat peneliti melalui wawancara dengan Kepa-
penting. Hal ini diartikan bahwa dalam la Dinas menunjukkan bahwa indikator
memotivasi karyawan pimpinan harus kinerja pegawai yang masih belum meme-
memahami serangkaian kebutuhan nuhi harapan terutama pada aspek kuali-
karyawan. Pemberian motivasi yang tepat tas kerja (prestasi kerja), loyalitas, dan
sesuai kebutuhan karyawan akan membe- kedisiplinan. Berdasarkan permasalahan
rikan peluang bagi organisasi dalam men- tersebut, upaya peningkatan kinerja pega-
dukung tercapainya tujuan organisasi. wai perlu dicapai agar memberikan kontri-
Motivasi yang dimiliki seseorang akan busi positif terhadap kinerja Dinas Pendi-
semakin efektif apabila dorongan untuk dikan Kabupaten Sukoharjo. Kompetensi
melakukan pekerjaan tumbuh dari dalam dan motivasi merupakan unsur penting
diri individu. Motivasi ekstrinsik dan dalam melakukan tugas pekerjaan,
instrinsik, keduanya mempunyai peran dengan kompetensi yang memadai dan
yang amat penting dalam mendukung didukung motivasi yang tinggi dapat men-
peningkatan kinerja. dorong individu mencapai kinerja yang
Faktor organisasi dapat pula membe- optimal. Hal ini seperti yang dikemukakan
rikan pengaruh terhadap kinerja pegawai oleh Anwar Prabu Mangkunegara (2007:
melalui proses komunikasi yang efektif, 67) kinerja seseorang dipengaruhi oleh
baik melalui komunikasi ke atas, komuni- faktor kompetensi (kemampuan) dan moti-
kasi ke bawah, maupun komunikasi vasi. Kompetensi yang memadai untuk
mendatar. Keefektifan komunikasi yang jabatan tertentu dapat memudahkan

48 Jurnal Manajemen Sumberdaya Manusia Vol. 4 No. 1 Juni 2010: 47 – 57


pegawai untuk mencapai kinerja sesuai (performance) dipengaruhi oleh 3 (tiga)
yang diharapkan, sedangkan motivasi ter- faktor yaitu: (1) Faktor individual yang
bentuk dari sikap pegawai dalam mengha- terdiri dari Kemampuan dan keahlian,
dapi situasi kerja yang dapat menggerak- Latar belakang, Demografi; (2) Faktor
kan pegawai untuk mencapai tujuan. Psikologis yang terdiri dari Persepsi,
Luthans dalam Aftoni Sutanto (2002: Attitude, Personality, Pembelajaran,
124) menjelaskan komunikasi merupakan Motivasi; (3) Faktor Organisasi yang terdiri
salah satu faktor yang berpengaruh terha- dari Sumberdaya, Kepemimpinan,
dap kinerja karyawan. Komunikasi dapat Penghargaan, Struktur, Job Design
mempengaruhi kinerja karyawan melalui (Istiningsih, 2006: 24)
supervisi yang baik di mana supervisor Menurut Schuller dalam Sri Dwi Ari
berkomunikasi dengan karyawan, mem- Ambarwati (2002: 100) ada jenis-jenis
berikan pengarahan dan bantuan teknik kriteria yang dapat membantu penilai da-
pada karyawan. Menurut Malayu SP. lam menilai kinerja pegawai yaitu: loyali-
Hasibuan (2002: 185) kesejahteraan kar- tas, keandalan, kemampuan berkomuni-
yawan merupakan kompensasi peleng- kasi, keterampilan memimpin, hubungan
kap/benefit yang diberikan berdasarkan antar personal dan hasil kerja yang telah
kebijaksanaan bertujuan untuk memper- dicapai. Sedangkan indikator untuk meng-
tahankan dan memperbaiki kondisi fisik ukur kinerja pegawai menurut Gibson
mental karyawan agar kinerja dan dalam Sri Suranta (2002: 27) adalah: (a)
produktivitas kerjanya meningkat. Kualitas hasil pekerjaan, dapat diukur dari
Bertolak dari kondisi tersebut, ketepatan waktu, ketelitian kerja dan kera-
peningkatan kinerja pegawai di Dinas pian kerja; (b) Kuantitas hasil pekerjaan,
Pendidikan Kabupaten Sukoharjo perlu dapat diukur dari: jumlah pekerjaan dan
memperhatikan empat faktor di atas. jumlah waktu yang dibutuhkan; (c)
Kinerja pegawai akan semakin meningkat, Pengertian terhadap pekerjaan, dapat
apabila didukung kompetensi, motivasi, diukur dari pemahaman terhadap peker-
komunikasi, dan kesejahteraan yang jaan, dan kemampuan kerja; (d) Kerja
semakin tinggi. sama yaitu kemampuan bekerja sama.

Kinerja Kompetensi
Dalam pelaksanaannya setiap Untuk dapat menyelesaikan pekerjaan
organisasi perlu melakukan penilaian dalam bidang kerja tertentu diperlukan
kinerja pegawai. Pelaksanaan penilaian kompetensi yang memadai. Kompetensi
kinerja berhubungan dengan tujuan dari mempunyai peranan yang amat penting,
organisasi, misalnya untuk menetapkan karena kompetensi pada umumnya me-
kebijakan gaji pegawai, mengevaluasi nyangkut kemampuan dasar seseorang
hasil kerja yang telah diselesaikan dalam untuk melakukan suatu pekerjaan. Tanpa
periode tertentu, promosi jabatan atau adanya kompetensi maka seseorang akan
untuk memenuhi keperluan lain. Menurut sulit menyelesaikan pekerjaan tersebut
Anwar Prabu Mangkunegara (2007: 69) sesuai dengan standar yang dipersyarat-
kinerja adalah hasil kerja secara kualitas kan. Oleh karenanya perusahaan dapat
dan kuantitas yang dicapai oleh sese- mencapai keberhasilan apabila didukung
orang pegawai dalam melaksanakan pegawai yang berkompetensi tinggi.
tugasnya sesuai dengan tanggung jawab Menurut Robbins (2001: 46) kompetensi
yang diberikan kepadanya. Menurut adalah suatu kapasitas individu untuk
Istiningsih (2006: 24) kinerja adalah hasil mengerjakan berbagai tugas dalam suatu
kerja karyawan baik dari segi kualitas pekerjaan. Selain itu disebutkan pula
maupun kuantitas berdasarkan standar bahwa seluruh kemampuan seorang
kerja yang telah ditentukan. Kinerja individu pada hakekatnya tersusun dari

Pengaruh Kompetensi, Motivasi, Komunikasi dan … (Untung Sriwidodo & Agus Budhi H.) 49
dua perangkat faktor yaitu kemampuan karakteristik dan bisa dilihat dari
intelektual dan kemampuan fisik. pikiran, sikap, dan perilaku. Menurut
Menurut Veitzal Rivai (2004: 277) Vathanophas dan Thaingam (2007:
kemampuan seseorang merujuk ke suatu 49) karakteristik mendasar yang
kapasitas individu untuk mengerjakan dimiliki kompetensi yaitu: pengetahu-
berbagai tugas dalam suatu pekerjaan an, keterampilan, perangai/sifat, dan
dan seluruh kemampuan seorang individu konsep diri. Masing-masing karakteris-
pada hakekatnya tersusun dalam dua tik kompetensi tersebut dapat dijelas-
perangkat faktor, yaitu: kan sebagai berikut: (a) Pengetahuan,
a. Kemampuan Intelektual adalah informasi yang dimiliki sese-
Kemampuan intelektual seseorang orang dalam bidang yang spesifik; (b)
berhubungan dengan tingkat IQ atau Keterampilan, merupakan kemampuan
menyangkut kecerdasan dalam hal untuk melakukan tugas fisik atau
pengetahuan. Selain berhubungan mental; (c) Perangai atau Sifat, yaitu
dengan IQ (Intellegence Quotient) juga karakteristik fisik dan tanggapan yang
berhubungan dengan EQ (Emotional konsisten untuk informasi atau situasi;
Quotient) atau kecerdasan emosional. (d) Konsep diri, mencakup sikap, nilai
Ada tujuh dimensi yang dapat mem- atau image diri dari seseorang.
bentuk kemampuan intelektual yaitu:
(a) Kecerdasan numeric, yaitu kemam- Motivasi
puan untuk berhitung dengan cepat Karyawan pada umumnya adalah
dan tepat; (b) Pemahaman verbal, manusia biasa yang memiliki berbagai
yaitu kemampuan memahami apa keinginan tertentu yang diharapkan akan
yang dibaca dan didengar serta meng- dipenuhi oleh organisasi tempat mereka
hubungkan kata satu dengan yang bekerja. Perusahaan di lain pihak juga
lain; (c) Kecepatan konseptual, yaitu menginginkan karyawannya untuk mela-
kemampuan mengenali kemiripan dan kukan jenis perilaku tertentu. Motivasi
beda visual dengan cepat dan tepat; akan mempengaruhi jenis penyesuaian
(d) Penalaran induktif, yaitu kemampu- yang dilakukan oleh karyawan terhadap
an mengenali suatu urutan logis dalam suatu organisasi. Sedangkan motif-motif
suatu masalah dan kemudian meme- khusus yang dimiliki karyawan dalam
cahkan masalah tersebut; (e) Penalar- bekerja pada tempat tertentu, dapat
an deduktif, yaitu kemampuan meng- mempengaruhi produktivitas. Dengan
gunakan logika dan menilai implikasi demikian motivasi karyawan dalam
dari suatu argument; (f) Visualisasi bekerja mempunyai peran yang amat
ruang, yaitu kemampuan membayang- penting dalam mendukung organisasi
kan bagaimana suatu objek akan mencapai produktivitas.
tampak seandainya posisinya dalam Menurut Hadari Nawawi (2000:
ruang diubah; (g) Ingatan, yaitu ke- 351) motivasi adalah suatu kondisi yang
mampuan untuk menahan dan menge- mendorong atau menjadi sebab sese-
nang kembali pengalaman masa lalu. orang melakukan suatu perbuatan atau
b. Kemampuan Fisik. kegiatan, yang berlangsung secara sadar.
Kemampuan fisik memiliki makna pen- Menurut Robbins dalam Winardi (2004: 1)
ting khusus untuk melakukan pekerja- motivasi adalah kesediaan untuk melak-
an yang kurang menuntut keterampil- sanakan upaya tinggi untuk mencapai
an. Misalnya pekerjaan yang menuntut tujuan-tujuan keorganisasian, yang dikon-
stamina, kecekatan tangan, atau disikan oleh kemampuan upaya, untuk
bakat. Kompetensi yang diperlukan memenuhi kebutuhan individual tertentu.
seseorang dalam suatu pekerjaan Menurut Mangkunegara (2007: 93) moti-
dapat diukur berdasarkan lima sifat/ vasi adalah energi untuk membangkitkan

50 Jurnal Manajemen Sumberdaya Manusia Vol. 4 No. 1 Juni 2010: 47 – 57


dorongan dalam diri (drive arousal). Komunikasi
Dengan demikian disimpulkan bahwa Salah satu faktor yang seringkali
motivasi merupakan suatu kekuatan yang menjadi kendala adalah kurangnya komu-
ada dalam diri seseorang yang dapat nikasi yang efektif, sehingga pekerjaan
mengarahkan perilaku untuk melakukan menjadi lebih lamban dan tidak lancar.
sesuatu kegiatan sesuai tujuan yang ingin Komunikasi dalam organisasi memiliki
dicapai. Kekuatan ini dapat dikembangkan peranan penting, karena memberikan
oleh individu sendiri atau sejumlah dampak positif terhadap semangat dan
kekuatan dari luar. Di lingkungan kerja, mental kerja karyawan, sehingga pada
motivasi karyawan turut mempengaruhi akhirnya dapat mendukung karyawan
hasil kinerjanya baik secara positif atau dalam mencapai prestasi kerja secara
negatif. Apabila karyawan mempunyai memuaskan.
motivasi kerja yang baik, pada umumnya Penelitian Varona (2002: 8) terha-
akan dapat melakukan pekerjaannya dap karyawan di Guatemalan melaporkan
dengan baik pula. Menurut Martinis Yamin bahwa mutu hubungan di dalam proses
(2006: 179) penekanan mengenai komunikasi antara karyawan di Guatema-
pentingnya jenis motivasi menurut para la dengan para supervisor (penyelia), ada-
ahli belum diperoleh kesepakatan. Mc lah dimensi yang paling penting di dalam
Dougall dan Freud dalam Martinis Yamin konsep kepuasan komunikasi. Kepuasan
(2006: 179) lebih menekankan pentingnya komunikasi terjadi ketika gagasan-
motivasi intrinsik, Skinner dan Bandura gagasan ditukar di dalam suatu iklim yang
lebih menekankan pentingnya motivasi ditandai oleh kepercayaan, rasa hormat,
ekstrinsik, sedangkan Maslow dan Rogers dukungan, kejujuran, umpan balik bersifat
menunjukkan bahwa kedua motivasi membangun, dan saling pengertian.
tersebut sama pentingnya. Kelancaran dan keberhasilan organisasi
Berkaitan dengan jenis-jenis moti- juga harus memperhatikan posisi tenaga
vasi, teori motivasi yang cukup populer kerja manusia sebagai makhluk sosial
dikalangan praktisi manajemen adalah yang selalu membutuhkan sarana dan
Teori Herzberg atau sering disebut Teori prasarana komunikasi untuk memperlan-
Motivasi dan Higiene. Menurut Sondang car tugasnya, salah satunya adalah komu-
P. Siagian (2002: 107) teori ini diterjemah- nikasi antarpribadi/interpersonal. Hubung-
kan secara sederhana bahwa para karya- an antarpribadi yang terjalin dengan baik
wan dapat dibagi menjadi dua golongan dan harmonis dapat meningkatkan kepu-
besar yaitu: 1) mereka yang termotivasi asan kerja dan kinerja karyawan. Algert
oleh faktor-faktor intrinsik yaitu daya (2003: 1) dalam hal ini mengungkapkan
dorong yang timbul dari dalam diri pendapatnya bahwa komunikasi antar
masing-masing, 2) faktor-faktor intrinsik pribadi adalah suatu yang umum dalam
yaitu pendorong yang datang dari luar diri proses komunikasi di mana menekankan
seseorang, terutama dari organisasi adanya gagasan-gagasan, pemikiran, dan
tempatnya berkarya. Menurut teori ini perasaan kepada orang lain. Keterampilan
faktor-faktor yang mendorong aspek komunikasi antar pribadi dapat dipelajari
motivasi ialah keberhasilan, pengakuan, melalui perbaikan perilaku melalui
sifat pekerjaan yang menjadi tanggung pengetahuan, praktik, umpan balik, dan
jawab seseorang, kesempatan meraih cerminan/pemantulan.
kemajuan, dan pertumbuhan. Faktor Luthans dalam Aftoni Sutanto
hygiene yang menonjol ialah, kebijakan (2002: 124) menjelaskan bahwa komuni-
perusahaan, supervisi, kondisi pekerjaan, kasi merupakan salah satu sumber kepu-
upah/gaji, hubungan dengan rekan seker- asan kerja yang berpengaruh terhadap
ja, kehidupan pribadi, hubungan dengan kinerja karyawan. Komunikasi dapat
para bawahan, status, dan keamanan. mempengaruhi kepuasan dan kinerja

Pengaruh Kompetensi, Motivasi, Komunikasi dan … (Untung Sriwidodo & Agus Budhi H.) 51
karyawan adalah melalui supervisi yang Kesejahteraan
baik di mana supervisor berkomunikasi Program kesejahteraan pegawai
dengan karyawan, memberikan pengarah- merupakan faktor penting dalam
an dan bantuan teknik pada karyawan. mewujudkan kualitas kehidupan kerja
Menurut Veitzal Rivai (2004: 350) pegawai, dengan adanya kesejahteraan
komunikasi diartikan sebagai proses maka kepuasan dan kesetiaan pegawai
penyampaian informasi atau pengiriman terhadap organisasi dapat terpelihara
kepada penerima informasi. Dalam hal ini dengan baik. Berkaitan dengan
penerima informasi harus memahami isi kesejahteraan pegawai Malayu SP.
informasi yang diterima, sebaliknya apabi- Hasibuan menyatakan sebagai berikut:
la penerima informasi tidak memahami isi 1) Kesejahteraan karyawan disebut
informasi yang diberikan oleh pemberi sebagai kompensasi pelengkap/
informasi, berarti tidak terjadi komunikasi benefit artinya adalah balas jasa
yang efektif yang pada akhirnya dapat pelengkap (material dan nonmaterial)
menimbulkan konflik. Kegagalan yang diberikan berdasarkan kebijakan
organisasi seringkali disebabkan karena bertujuan untuk mempertahankan dan
kurang efektifnya proses komunikasi yang memperbaiki kondisi fisik mental
terjadi dalam organisasi. Desain karyawan agar produktivitas kerjanya
organisasi haruslah memungkinkan meningkat;
terjadinya komunikasi ke empat arah 2) Kompensasi tidak langsung adalah
yaitu: ke atas, bawah (vertikal); horisontal; balas jasa yang diterima oleh pekerja
dan diagonal. Hal ini akan memungkinkan dalam bentuk selain upah atau gaji
dalam memahami berbagai hambatan langsung;
komunikasi yang efektif dalam organisasi 3) Benefit meliputi program-program
serta dapat mengatasi hambatan- perusahaan, seperti jaminan hari tua,
hambatan yang ada. Menurut Suwarto waktu libur, tabungan. Service dapat
(2002: 167) arah komunikasi dalam berupa mobil dinas, fasilitas olah raga,
organisasi dapat dibedakan menjadi memperingati hari besar (ulang tahun),
empat, yaitu: (a) Komunikasi ke bawah, dan sebagainya;
adalah komunikasi yang mengalir dari 4) Pelayanan adalah tindakan yang
tingkat atas ke tingkat bawah dalam diambil untuk menolong atau
sebuah organisasi dan mencakup kebijak- membantu para karyawan seperti
an pimpinan, instruksi dan memo resmi; pemberian bantuan hukum di bidang
(b) Komunikasi ke atas, adalah komunika- kepegawaian, kesenian, olah raga
si yang mengalir dari tingkat bawah ke (Malayu SP. Hasibuan, 2002: 185).
tingkat atas sebuah organisasi, dan men- Pemberian kesejahteraan kepada
cakup kotak saran, pertemuan kelompok, pegawai bertujuan: (a) Untuk
dan prosedur keluhan; (c) Komunikasi meningkatkan kesetiaan dan keterikatan
horizontal, adalah komunikasi yang meng- karyawan kepada perusahaan; (b)
alir melintasi berbagai fungsi dalam Memberikan ketenangan dan pemenuhan
organisasi. Bentuk komunikasi ini diperlu- kebutuhan bagi karyawan beserta
kan untuk mengkoordinasi dan menginte- keluarganya; (c) Memotivasi gairah kerja,
grasikan berbagai fungsi organisasi; (d) disiplin, dan produktivitas kerja karyawan;
Komunikasi diagonal, adalah komunikasi (d) Menurunkan tingkat absensi dan
silang melintasi fungsi dan tingkat dalam turnover karyawan; (e) Menciptakan
organisasi. Hal ini penting dalam situasi di lingkungan dan suasana kerja yang baik
mana anggota tidak dapat berkomunikasi dan serta nyaman; (f) Membantu
lewat saluran ke atas, ke bawah, ataupun lancarnya pelaksanaan pekerjaan untuk
horisontal. mencapai tujuan; (g) Memelihara
kesehatan dan meningkatkan kualitas

52 Jurnal Manajemen Sumberdaya Manusia Vol. 4 No. 1 Juni 2010: 47 – 57


karyawan; (h) Mengefektifkan pengadaan 1. Variabel bebas merupakan variabel
karyawan; (i) Membantu pelaksanaan yang mempengaruhi variabel lain,
program pemerintah dalam meningkatkan dalam hal ini yang termasuk variabel
kualitas manusia Indonesia; (j) bebas adalah kompetensi, motivasi,
Mengurangi kecelakaan dan kerusakan komunikasi, dan kesejahteraan.
peralatan perusahaan; (k) Meningkatkan 2. Variabel terikat merupakan variabel
status sosial karyawan berserta yang dipengaruhi oleh variabel lain,
keluarganya. dalam hal ini yang termasuk variabel
terikat adalah kinerja pegawai.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk (1) Hipotesis
menganalisis pengaruh kompetensi, 1. Kompetensi, motivasi, komunikasi, dan
motivasi, komunikasi dan kesejahteraan kesejahteraan berpengaruh positif dan
terhadap kinerja pegawai di Dinas signifikan terhadap kinerja pegawai di
Pendidikan Kabupaten Sukoharjo; (2) Dinas Pendidikan Kabupaten
menganalisis variabel di antara Sukoharjo.
kompetensi, motivasi, komunikasi, atau 2. Kompetensi mempunyai pengaruh
kesejahteraan yang dominan berpengaruh dominan terhadap kinerja pegawai di
terhadap kinerja pegawai di Dinas Dinas Pendidikan Kabupaten
Pendidikan Kabupaten Sukoharjo. Sukoharjo.

Kerangka Pemikiran Teoritis METODE PENELITIAN


Kerangka pemikiran mengenai Populasi dalam penelitian ini adalah
pengaruh kompetensi, motivasi, seluruh staf pegawai di dinas Pendidikan
komunikasi, dan kesejahteraan terhadap Kabupaten Sukoharjo sebanyak 85 orang.
kinerja pegawai di Dinas Pendidikan Penelitian ini bertujuan ingin meneliti
Kabupaten Sukoharjo digambarkan semua elemen yang ada dalam wilayah
sebagai berikut: penelitian sehingga penelitian ini
merupakan penelitian populasi atau studi
Kompetensi sensus.
(X1) Sumber data yang digunakan dalam
penelitian ini bersumber dari data primer
dan data sekunder, sedang jenis datanya
Motivasi adalah data kualitatif dan data kuantitatif.
(X2) Teknik pengumpulan data menggunakan
Kinerja (1) dokumentasi, digunakan untuk
Pegawai mengumpulkan data yang dibutuhkan
Komunikasi (Y) yang bersumber dari Dinas Pendidikan
(X3) Kabupaten Sukoharjo. Data ini
dipergunakan untuk melengkapi hasil
kuesioner, sedangkan data dokumentasi
Kesejahteraan yang diperlukan berupa profil pegawai
(X4) Dinas Pendidikan Kabupaten Sukoharjo,
kebijakan organisasi mengenai program
pengembangan kompetensi, dan program
kesejahteraan pegawai; (2) kuesioner,
Dari skema kerangka pemikiran di adalah teknik pengumpulan data dengan
atas dapat dijelaskan pengaruh variabel- cara menyusun instrumen kuesioner yang
variabel yang digunakan dalam penelitian diberikan kepada responden. Instrumen
ini, yaitu : kompetensi, motivasi, komunikasi,

Pengaruh Kompetensi, Motivasi, Komunikasi dan … (Untung Sriwidodo & Agus Budhi H.) 53
kesejahteraan, dan kinerja pegawai diukur diperoleh p value sebesar 0,001 < 0,05
dengan Skala Likert 5 (lima) poin dengan berarti kesejahteraan berpengaruh positif
bentuk pernyataan positif (favorable). dan signifikan terhadap kinerja pegawai.
Uji instrumen penelitian mengguna- Berdasarkan analisis koefisien
kan uji validitas dan reliabilitas yang determinasi diperoleh nilai Adjusted R2
dilanjutkan dengan uji asumsi klasik yaitu sebesar 0,474 artinya sumbangan yang
uji multikolinearitas, uji autokorelasi, uji diberikan variabel kompetensi, motivasi,
heteroskedastisitas dan uji normalitas. komunikasi, dan kesejahteraan dalam
Alat analisis menggunakan (1) analisis mempengaruhi kinerja pegawai adalah
regresi linear berganda, yang bertujuan sebesar 47,4% sisanya 52,6%
untuk mengetahui pengaruh kompetensi, dipengaruhi variabel lain di luar model
motivasi, komunikasi, dan kesejahteraan misalnya gaya kepemimpinan, budaya
terhadap kinerja pegawai; (2) uji t, bertuju- organisasi, komitmen, dan lain-lain.
an untuk menguji signifikansi pengaruh
secara parsial; (3) uji koefisien determina- Pembahasan
si (R2) dalam penelitian ini bertujuan Penelitian tentang pengaruh
untuk mengetahui besarnya pengaruh kompetensi, motivasi, komunikasi, dan
seluruh variabel independen terhadap kesejahteraan terhadap kinerja pegawai di
kinerja pegawai dalam persentase. Dinas Pendidikan Kabupaten Sukoharjo
adalah sebagai berikut:
HASIL ANALISIS 1. Kompetensi mempunyai pengaruh
Berdasarkan analisis regresi yang positif dan signifikan terhadap
diperoleh persamaan kinerja pegawai di Dinas Pendidikan
Kabupaten Sukoharjo, berarti apabila
Y = 4,808 + 0,265 X1 + 0,214 X2 + 0,187 kompetensi semakin ditingkatkan
X3 + 0,222 X4 maka kinerja pegawai akan semakin
meningkat. Kinerja dan keefektifan
Melihat besarnya nilai koefisien pegawai dalam melaksanakan tugas
regresi menunjukkan bahwa nilai koefisien sangat ditentukan oleh kompetensi
regresi semua menunjukkan pengaruh yang disyaratkan oleh bidang pekerja-
positif, dan untuk variabel kompetensi an. Melalui kompetensi yang semakin
lebih besar dari koefisien regresi variabel memadai seseorang akan lebih
motivasi, komunikasi, dan kesejahteraan. menguasai dan mampu menerapkan
Dengan demikian kompetensi mempunyai secara praktek semua tugas pekerjaan
pengaruh yang dominan terhadap kinerja sesuai dengan job description yang
pegawai. ditetapkan. Kompetensi pegawai yang
Uji signifikansi pengaruh kompe- semakin tinggi dapat diukur dari sema-
tensi terhadap kinerja pegawai diperoleh p kin bertambahnya pengetahuan dan
value sebesar 0,000 < 0,05 berarti kompe- keterampilan serta semakin berkem-
tensi berpengaruh positif dan signifikan bangnya perangai/sifat dan konsep diri
terhadap kinerja pegawai. Pengaruh moti- yang semakin baik. Sedangkan ciriciri
vasi terhadap kinerja pegawai diperoleh p pegawai dengan kompetensi tinggi
value sebesar 0,003 < 0,05 berarti motiva- dapat dilihat dari beberapa indikator
si berpengaruh positif dan signifikan ter- yaitu mampu menjalankan tugas
hadap kinerja pegawai. Pengaruh komuni- sesuai standar pekerjaan, memiliki
kasi terhadap kinerja pegawai diperoleh p pengetahuan yang luas, mampu
value sebesar 0,014 < 0,05 berarti komu- menyelesaikan tugas dengan cepat,
nikasi berpengaruh positif dan signifikan tepat dan benar, mampu menyusun
terhadap kinerja pegawai. Pengaruh laporan dengan akurat dan sistematis,
kesejahteraan terhadap kinerja pegawai memiliki kemampuan menguasai

54 Jurnal Manajemen Sumberdaya Manusia Vol. 4 No. 1 Juni 2010: 47 – 57


emosi yang semakin baik baik 3. Komunikasi mempunyai pengaruh
terhadap dirinya sendiri maupun yang positif dan signifikan terhadap
dengan orang lain. Hasil penelitian kinerja pegawai di Dinas Pendidikan
mendukung penelitian yang pernah Kabupaten Sukoharjo, artinya semakin
dilakukan Nugroho Sanyata (2006) tinggi efektivitas komunikasi maka
bahwa kompetensi berpengaruh positif kinerja pegawai akan semakin tinggi.
dan signifikan terhadap kinerja pega- Berdasarkan indikator-indikator dalam
wai di Kantor Pertanahan Kota penelitian ini, efektivitas komunikasi
Semarang. Penelitian ini juga mendu- semakin tinggi apabila atasan me-
kung penelitian Marjoko Priyo Prasojo nyampaikan petunjuk kerja secara
(2009) bahwa kompetensi berpenga- rinci; informasi disampaikan tepat
ruh positif dan signifikan terhadap ki- waktu dengan bahasa yang mudah
nerja pegawai di lingkungan Sekreta- dipahami, adanya teguran bila terjadi
riat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. kesalahan, atasan mau mendengar
Implikasi dari hasil penelitian ini, kiner- saran/pendapat bawahan, atasan
ja pegawai di Dinas Pendidikan Kabu- menghargai setiap keluhan, karyawan
paten Sukoharjo dapat ditingkatkan saling bertukar pendapat, mau mende-
melalui peningkatan kompetensi. ngarkan pendapat teman. Hasil pene-
2. Motivasi mempunyai pengaruh yang litian ini mendukung penelitian
positif dan signifikan terhadap kinerja Sukiman (2008) bahwa komunikasi
pegawai di Dinas Pendidikan Kabupa- berpengaruh positif dan signifikan
ten Sukoharjo, artinya semakin tinggi terhadap kinerja karyawan PT. BNI
motivasi maka kinerja pegawai akan (Persero) Tbk. Kantor Cabang
semakin tinggi. Selain kompetensi, Wonogiri. Implikasi dari hasil penelitian
untuk memaksimalkan kinerja sese- ini, kinerja pegawai di Dinas
orang perlu memiliki motivasi yang Pendidikan Kabupaten Sukoharjo
semakin tinggi. Motivasi yang semakin dapat ditingkatkan melalui peningkatan
tinggi berperan untuk memberikan komunikasi.
penguatan (reinforcement) terhadap 4. Kesejahteraan mempunyai pengaruh
keinginankeinginan yang mengarah yang positif dan signifikan terhadap
pada tercapainya prestasi kerja yang kinerja pegawai di Dinas Pendidikan
semakin baik serta dapat mengarah- Kabupaten Sukoharjo, artinya semakin
kan sikap perilaku individu dalam men- tinggi kesejahteraan maka kinerja pe-
capai tujuan. Ciriciri pegawai dengan gawai akan semakin tinggi. Penghar-
motivasi tinggi menurut indikator- gaan yang semakin tinggi akan mena-
indikator motivasi dalam penelitian ini rik dan mempertahankan para pegawai
dapat dilihat dari menyenangi pekerja- sehingga memacu peningkatan pro-
an yang dilakukan, menunjukkan kre- duktivitas kerja. Berdasarkan indikator-
ativitas dalam bekerja, menunjukkan indikator dalam penelitian ini, kesejah-
tanggung jawab dalam bekerja, memi- teraan yang semakin tinggi dicermin-
liki otonomi yang tinggi dalam bekerja. kan dari semakin meningkatnya kete-
Hasil penelitian ini mendukung peneliti- nangan kerja, kesetiaan, keterikatan
an Mustamil (2008) bahwa motivasi terhadap organisasi, memotivasi
berpengaruh positif dan signifikan ter- gairah kerja, terpeliharanya kesehatan
hadap kinerja pegawai di Kantor Depar- dan kualitas fisik pegawai, mencipta-
temen Agama Kabupaten Boyolali. Im- kan lingkungan dan suasana kerja
plikasi dari hasil penelitian ini, kinerja yang semakin baik, serta memacu
pegawai di Dinas Pendidikan Kabupa- produktivitas kerja. Hasil penelitian ini
ten Sukoharjo dapat ditingkatkan mendukung penelitian Sugeng Triono
melalui peningkatan motivasi kerja. (2008) bahwa kesejahteraan berpe-

Pengaruh Kompetensi, Motivasi, Komunikasi dan … (Untung Sriwidodo & Agus Budhi H.) 55
ngaruh positif dan signifikan terhadap DAFTAR PUSTAKA
kinerja karyawan PT. BNI (Persero) Aftoni Sutanto, 2002, “Peran Budaya
Tbk. Kantor Cabang Wonogiri. Implika- Organisasional Untuk Meningkatkan
si dari hasil penelitian ini, kinerja pega- Kepuasan Kerja dan Kinerja
wai di Dinas Pendidikan Kabupaten Karyawan”. Jurnal: Benefit Ekonomi
Sukoharjo dapat ditingkatkan melalui dan Bisnis, FE Universitas Ahmad
peningkatan kesejahteraan. Dahlan, Vol. 6., No.2, Desember,
Yogyakarta, p.120-129.
KESIMPULAN Algert, N.E., 2003, “Effective Interper-
Kinerja dan keefektifan pegawai da- sonal/Intrateam Communication”,
lam melaksanakan tugas sangat ditentu- Artikel: The Foundation Coalition.
kan oleh kompetensi yang disyaratkan (www.foundationcoalition.org)
oleh bidang pekerjaan. Melalui kompeten- Anwar Prabu Mangkunegara, 2007,
si yang semakin memadai seseorang Manajemen Sumberdaya Manusia
akan lebih menguasai dan mampu mene- Perusahaan, Cetakan ketujuh,
rapkan semua tugas pekerjaan sesuai Remaja Rosdakarya, Bandung.
dengan job description yang ditetapkan. Eko Nurmianto, Nurhadi Siswanto, dan
Motivasi yang semakin tinggi berpe- Sanusi Sapuwan, 2006,
ran untuk memberikan penguatan terhadap “Perancangan Penilaian Kinerja
keinginan-keinginan yang mengarah pada Karyawan Berdasarkan Kompetensi
tercapainya prestasi kerja yang semakin Spencer Dengan Metode Analytical
baik serta dapat mengarahkan sikap Hierarchy Process (Studi Kasus di
perilaku individu dalam mencapai tujuan. Sub Dinas Pengairan, Dinas
Ciri-ciri pegawai dengan motivasi tinggi Pekerjaan Umum, Kota
menurut indikator-indikator motivasi dalam Probolinggo)”, Jurnal Teknik Industri,
penelitian ini dapat dilihat dari menyenangi Universitas Kristen Petra, Vol. 8, No.
pekerjaan yang dilakukan, menunjukkan 1, Juni 2006, hal. 40-53.
kreativitas dalam bekerja, menunjukkan Hadari Nawawi, 2000, Manajemen
tanggung jawab dalam bekerja, memiliki Sumberdaya Manusia, Cetakan
otonomi yang tinggi dalam bekerja. Ketiga, Gadjah Mada University
Efektivitas komunikasi semakin tinggi Press, Yogyakarta.
apabila atasan menyampaikan petunjuk Imam Ghozali, 2005, Aplikasi Analisis
kerja secara rinci, informasi disampaikan Multivariate Dengan Program SPSS,
tepat waktu dengan bahasa yang mudah Badan Penerbit Universitas
dipahami, adanya teguran bila terjadi ke- Diponegoro, Semarang.
salahan, atasan mau mendengar saran/ Jogiyanto, 2004, Metodologi Penelitian
pendapat bawahan, atasan menghargai Bisnis: Salah Kaprah dan Pengalam-
setiap keluhan, karyawan saling bertukar an-Pengalaman, BPFE, Yogyakarta.
pendapat, mau mendengarkan pendapat Lee, Lena and Wong, Poh Kam, 2006,
teman. “Individual Attitudes, Organizational
Berdasarkan indikator-indikator da- Reward System And Patenting
lam penelitian ini, kesejahteraan yang Performance Of R&D Scientists And
semakin tinggi dicerminkan dari semakin Engineers”, Journal : MPRA, Vol. 7,
meningkatnya ketenangan kerja, kesetia- No. 595, p.1-44.
an, keterikatan terhadap organisasi, Malayu SP. Hasibuan, 2002, Manajemen
memotivasi gairah kerja, terpeliharanya Sumberdaya Manusia, Bumi Aksara,
kesehatan dan kualitas fisik pegawai, Jakarta.
menciptakan lingkungan dan suasana Marjoko Priyo Prasojo, 2009, “Pengaruh
kerja yang semakin baik, serta memacu Kompetensi, Komitmen Organisasi,
produktivitas kerja Kepemimpinan, dan Budaya Organi-

56 Jurnal Manajemen Sumberdaya Manusia Vol. 4 No. 1 Juni 2010: 47 – 57


sasi terhadap Kinerja Pegawai di Muhammadiyah Surakarta. (Tidak
Lingkungan Sekretariat Dewan Per- dipublikasikan).
wakilan Rakyat Daerah Kabupaten Sugiyono, 2002, Metode Penelitian Bisnis.
Karanganyar”, Tesis: Program Studi Cetakan Pertama, Alfabeta, Jakarta.
Magister Manajemen, Program Pas- Suharsimi Arikunto, 2006, Prosedur
ca Sarjana Universitas Slamet Riyadi, Penelitian, Edisi Revisi VI, Rineka
Surakarta. (Tidak dipublikasikan). Cipta, Jakarta.
Mustamil, 2008, “Pengaruh Motivasi Suwarto, 2002, Perilaku Keorganisasian,
Kerja, Kepemimpinan dan Lingkung- Edisi Kedua, Universitas Atma Jaya,
an Kerja terhadap Kinerja Pegawai Yogyakarta.
Kantor Departemen Agama Kabupa- Varona, Federico, 2002, Conceptualization
ten Boyolali”, Tesis: Program Studi and Management of Communication
Magister Manajemen, Program Pas- Satisfaction and Organizational
ca Sarjana Universitas Slamet Riyadi, Commitment in Three Guatemalan
Surakarta. (Tidak dipublikasikan). Organizations”, American Communi-
Nugroho Sanyata, 2006, ”Pengaruh cation Journal, Volume 5, Issue 3,
Budaya Organisasi, Motivasi Dan Spring 2002. (www.acjournal.org).
Kompetensi Terhadap Kinerja Diakses : tanggal 9 Agustus 2009,
Pegawai Pada Kantor Pertanahan p.1-18.
Kota Semarang”, Tesis: Program Vathanophas, Vichita dan Thaingam,
Magister Manajemen, Sekolah Tinggi Jintawee, 2007, “Competency
Ilmu Ekonomi Stikubank Semarang Requirements for Effective Job
(Tidak dipublikasikan). Performance in The Thai Public
Robbins, Stephen P., 2001, Perilaku Sector”, Journal: Contemporary
Organisasi Jilid I, Alih bahasa: Management Research, Bangkok,
Hadyana Pujaatmaka dan Benyamin Vol.3 , No.1, March 2007, p. 45-70.
Molan, Prenhallindo, Jakarta. Veithzal Rivai, 2004, Kepemimpinan dan
Sondang P. Siagian, 2002, Kiat Perilaku Organisasi, Edisi Kedua,
Meningkatkan Produktivitas Kerja, Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Rineka Cipta, Jakarta. Winardi, 2004, Motivasi dan Pemotivasian
Spencer, Lyle M. dan Signe M. Spencer, dalam Manajemen, Raja Grafindo
1993, Competence at Work, Models Persada, Jakarta.
for Superior Performance, John
Willy: Sons. Inc, New York.
Sri Dwi Ari Ambarwati, 2002, ”Managing
Productive Performance Appraisal:
Sebuah Upaya Menjawab Kebutuhan
Penilaian Kinerja Karyawan Yang
Bebas KKN”, Jurnal: Siasat Bisnis,
No. 7 Vol 1 Th 2002, FE UII
Yogyakarta, Hal. 93-111.
Sugeng Triono, 2009, ”Pengaruh Motivasi
Kerja, Disiplin Kerja, Kesejahteraan,
Pengembangan Karyawan, Dan
Lingkungan Kerja Terhadap Prestasi
Kerja Karyawan PT. Bank Negara
Indonesia (Persero) Tbk. Kantor
Cabang Wonogiri”, Tesis: Program
Studi Magister Manajemen, Program
Pasca Sarjana Universitas

Pengaruh Kompetensi, Motivasi, Komunikasi dan … (Untung Sriwidodo & Agus Budhi H.) 57

You might also like