You are on page 1of 15
‘BAGIAN ILMU PENYAKIT MATA -\KULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJADJARAN 'UMAH SAKIT MATA CICENDO BANDUNG SariKepustakaan :—-Kelemahan M. Oblik Superior Penyaji : Maya Sari Wahyu Pembimbing : dt, Edia Asmara Soelendro, Sp M Pembimbing Unit Refraksi (dr. Edia Asmara Soclendro , Sp M) Kamis, 29 Maret 2001 Kelemahan m., oblik superior ‘Pendabuluat Sssdakseimbangan motoris dapat disebabkan paralise dari satu atau beberapa otot > Karena itu identifikasi yang benar dari otot atau kelompok otot yang paretik hal yang penting untuk keberhasilan terapi ' Strabismus paralitik merupakan suatu bentuk strabismus inkomitan, dimana terjadi pada aksis visual Karena kelemahan atau paralisis dari otot ekstraokular. -Sesioss paralise pada keadaan yang baru saja terjadi lebih mudah, berdasarkan adanya motoris yang kurang pada arah kerja otot yang paralise, adanya diplopia, deviasi ‘ee bile penderita melakukan fiksasi dengan mata yang paralise dan kelainan posisi kepala “Sess! Kompensasinya. Sedangkan pada paralise kongenital atau paralise yang sudah lama “S==5 akan didapat perubahan klinis yang lebih banyak. '? Menurut penelitan von Noorden, paralise m. oblik superior merupakan bentuk ‘Ss=Sesmus paralitik yang paling sering terjadi.! ‘& Anatomi 21 Anatomi m, oblik superior: M, oblik superior berjalan dari apeks orbita diatas anulus Zinn dan berjalan ke ‘rior dan ke atas sepanjang dinding superomedial orbita, panjang otot ini kurang lebih 40 | == sampai ke trokhlea, kemudian menjadi tendon sebelum melewati kartilago. Trokhlea ‘slctak di sebelah nasal dari pinggir orbital superior. Trokhlea dihubungkan dengan tendon eK superior oleh serabut jaringan ikat, panjang tendon ini adalah 4 mm. ‘Tendon “ssudian membelok ke sebelah inferior dan ke posterior membentuk sudut 51°dengan ‘sual aksis mata pada posisi primer. Otot ini berinsersi pada kuadran posterosuperior bola 2a dan terletak di sebelah bawah otot rektus superior.'?* ‘Sega m, oblik superior primer adalah intorsi (insikloduksi), sekunder adalah depresi dan sessier abduksi '* sn. trokhlearis: ‘*F oli superior dipersarafi oleh n. trochlearis (N. IV). Saraf ini berasal dari bagian e=& merupakan saraf kranial yang menyilang, schingga nukleus.n.trokhlearis ‘tot oblik superior kontralateral. Seslcus N, LV terletak setingkat kolikulus inferior dekat aquaduktus Sylvi, Terletak ‘Saudal dan melanjutkan bersama dengan kompleks nukleus N. IIL, “ssskulus terdiri dari akson yang melingkari aquaduktus dan membelok pada vellum emterior. Serabut saraf keluar dari sistem saraf pada permukaan dorsal, dekat inferior, ‘Di daerah intrakavemnosus N. IV berjalan di lateral, inferior dari N. II dan di atas periama N. V. Serabut saraf berjalan ke bagian anterior sinus kavernosus ‘tokhlearis'masuk ke orbit melalui fisura orbita lateral dan superior dari anulus See Saraf ini berjalan di permukaan atas m, oblik superior.?? ‘Gambar I Diagram rongga orbita kanan dilihat dari atas, memperlihatkan kedudukan n, trokhlear pada otot oblik superior. Sumber dari Snell R.S, Lemp M.A, Clinical Anatomy of the Eye, 2™ ed, Blackwell se, USA,1998; GE Esologi. Menurut penelitian von Noorden, penyebab kelemahan m, oblik superior adalah soos Kongenital 39.5% , trauma 34% , idiopatik 23.2% dan kelainan neurologis 2.9%! Kelemahan m, oblik superior kongenital umumnya Karena adanya defek di nukleus ‘see & bagian motoris n. trokhlearis, Beberapa peneliti sering pula melaporkan bahwa pada sevdesta dengan kelainan kongenital ditemmkan tendon dari superior oblik yang lebih pee dan lebih mak“ Kelainan didapat paling sering karena trauma kepala, Nervus trokhlear yang keluar = cossal ofak fengah dapat rusak oleh tekanian yang di teruskan ke bagian tentorial seen kepala yang sangat ringan dapat menyebabkan kelumpuban otot oblik superior, yaitu terdapat keadaan yang mendasarinya seperti pada malformasi arteriovena. Penyebab Semeya adalah trauma dengan tekanan kuat pada kepala Kelemahan m. oblik superior dapat pula disebabkan karena iskemia yang dapat sesadi pada penderita dengan hipertensi atau diabetes mellitus.“ Kadang-kadang, kelemahan m. oblik superior didapat terjadi karena adanya kelainan seurologis, N. trokhlearis dapat rusak pada waktu perjalanan menuju otot oblik superior * OV. Gejala Klinis: 4.1. Hipertropia: Bila penderita memfiksasi dengan mata yang tidak terkena ( tidak sakit), terlihat hipertropia pada mata yang terkena, atau bila penderita memfiksasi dengan mata paretik, terlihat hipotropi dari mata yang tidak terkena, '"® 4.2. Diplopia: Kelumpuhan otot oblik superior menyebabkan diplopia vertikal, beberapa derajat diplopia horizontal dan diplopia torsional. Diplopia torsional seringkali terdapat pada arah pandang ke bawah, yaitu pada arah kerja otot oblik superior. Diplopia vertikal biasanya bertambah pada arah mata yang tak terkena karena aksi lebih oblik inferior atau kepala miring ke sisi yang terkena.. '"* '=* Xelainan posisi kepala: ‘SSeran yang terjadi adalah kepala miring kearah bahu yang berlawanan dengan sisi pes” Kelainan posisi kepala pada penderita strabismus paralitik inkomitan adalah ‘eK mengatasi 3 faktor yaitu, agar didapat penglihatan binokular, mengatasi diplopia = entuk memfiksasi mata sehingga didapat posisi yang lebih nyaman'! _ Ssieinan kongenital dapat dibedakan dari kelainan yang didapat yaitu apabila pada ‘penderita kepala terlihat miring sejak kecil. ! £4. Eksikloduksi ‘Depat terjadi pada mata yang tidak paralise, bila penderita mencoba fiksasi dengan ‘mata yang paralise. Cara ini diuji dengan uji Maddox double rod. “* 45. Ambliopia rang terjadi pada parese yang didapat, tetapi sering pada kelainan kongenital 46. Objek terlihat miring ‘Sering terjadi pada kasus yang didapat* ‘Kelainan dapat bilateral maupun unilateral. Pada kelainan bilateral terlihat gambaran © ssotropia waktu melihat ke bawah. Uji Bielschowsky head «lt positif’ pada tiap sisi, ‘Seana terdapat hipertropia waktu kepala miring. Duksi m. oblik superior umumnya tambat.** Pada kelainan unilateral, umumnya terdapat esotropia kecil waktu melihat ke bawah Tessi Kurang dari 10° eksikloduksi. Uji head 1ilt, positif pada sisi yang terkena. '“® Y. Pemeriksaan ‘Untuk menunjang diagnosa dilakukan pemeriksaan sebagai berikut: 5 1. Tes uji tiga langkah dari Park: Uji. tiga langkah dari Park, berguna untuk mendiagnosa kelumpulan otot ekstraokular vertikal dan dapat untuk mendiagnosa kelumpuhan otot oblik superior Terdapat 8 otot yang bekerja siklovertikal, 4 bekerja untuk depresi dan 4 lainnya bekerja untuk elevasi ; Deviasi okular pertama kali diukur pada arah pandang primer, kemudian ke arah kiri, kanan, kemudian dengan kepala miring ke kiri dan ke kanan, * Adapun cara pemeriksaan adalah sebagai berikut 5.1.1 .Uji Langkah pertama, Tentukan mata mana yang hipertropi dengan uji cover uncover, Pengujian ini mempersepit kerja 8 otot menjadi 4 otot. Dicatat deviasi vertikal pada arah pandang primer. Jika terdapat hipertopia kiri, ‘menunjukkan aksi kurang (paralise) dari depressor mata kiri atau elevasi mata kanan. (Depresor disebabkan karena otot oblik superior dan otot rektus inferior, elevator disebabkan karena otot oblik inferior dan otot rektus superior) 5.1.2. Uji langkah kedua, Menentukan deviasi vertikal terbesar yaitu arah kanan atau kiri Jika defek terdapat pada arah pandang ke kiri, hal ini menunjukkan adanya gangguan pada otot mata kiri, dimana aksi vertikal terbesar terdapat waktu aduksi (misalnya otot oblik superior dan inferior) 5.1.3. Uji langkah ke tiga Menilai deviasi dengan kepala miring pada salah satu sisi. Pada pemeriksaan ini digunakan Bielschowsky head tilting test dimana kepala dimiringkan ke kanan kemudian ke kiri. Kepala miring ke kanan menyebabkan intorsi pada mata kanan (m, rektus superior kanan dan m, oblik superior kanan) dan ekstorsi mata kiri (m. rektus inferior kiri dan m. oblik inferior kiri), Sedangkan kepala miring ke kiri menyebabkan ekstorsi mata kanan dan intorsi mata kiri '*° Uji batang ganda Maddox (Maddox double rod test) Berfungsi untuk menentukan secara kuantitatif siklodeviasi. Tetapi tidak dapat ‘membedakan antara sikloforia dan siklotropia. Uji ini menggunakan batang Maddox merah dan putih yang disclipkan ke gagang pencoba (irial frame) kacamata. Jika tidak ada deviasi vertikal dipasang prisma 6 prima dioptri base down, ditempatkan pada salah satu mata untuk memisabkan garis yang terlihat, Bila terlihat gambaran garis merah yang miring menunjukkan adanya eksiklotropia karena terjadi overaksi M. oblik inferior antagonis Sstang Maddox diputar sehingga kedua garis sejajar dan besamya siklotropia dapat Sbaca pada gagang pencoba Prisma 6 4 base down Di depan mata kiri Sembar 2: Uji Batang Maddox ganda untuk mengetahui besamya siklodeviasi Sember: Dale RT, Evaluation of Strabismic Angle dalam: Fundamentals of Ocular Motility sed Strabismus, Grune & Stratton, New York; 1982: 183 $5. Pemeriksaan dengan layar Hess : Pemeriksaan ini diperlukan untuk melihat fungsi dari otot ekstrackular , identifikasi ofot yang mengalami paretik, besamya deviasi dan untuk mengikuti_perkembangan penderita. * — Kartu layar hess - Hijau didepan mata kiri ‘Hijau didepan mata Kanan Gambar 3: Gambaran hasil pemeriksaan layar Hess pada parese M. oblik superior «yy giv |, Strabismus dalam buku Clinical Ophthalmology.4" ed, i \cinemann, Oxford, 1999:535. vu. Deviasi vertikal divergen. nan ini dapat menyebabkan aksi lebih oblik inferior. Etiologi tidak diketahui Gengan jeias. Teidupai hiperfungsi oiot rekius superior dan parese otot depressor. Gojala Klinis adalah deviasi vertikal divergen menyebabkan mata elevasi pada waktu eduksi dan abduksi, Deviasi verti bila Kepala dimiringkan menjauhi Aksi lebih m, oblik inferior seringkali bersama dengan strabismus horizontal. Deviasi Skew: Merupakan strabismus vertikal disebabkan gangguan asimetri input supranuklear. Beberapa penderita menunjukkan gejala torsi, kepala miring sebagai reaksi mata yang miring. Kelainan dapat bervariasi pada arah pandang yang berbeda. Alternating skew deviasi menunjukkan perubahan hiperdeviasi dari satu sisi ke sisi lain. Hal ini berhubungan dengan lesi pada otak atas, tetapi dapat pula karena lesi di medula ‘Skew deviasi dapat menyebabkan strabismus vertikal komitan yang disebabkan olch infark olak, sklevosis multiple, kenaikan tekanan intrakranial dan pseudotumor otak Penanganan Indikasi untuk penanganan penderita adalah adanya kelainan posisi kepala, deviasi vertikal yang nyata atau diplopia. Penanganan kelemahah m. oblik superior adalah 7A. ‘Terapi nonbedah Menggunakan prisma yaity pada diplopia yang kecil, simptomatik, deviasi komitan atau hampir komitan yang tidak terdapat gejala torsional, Bila dengan cara ini gejala berkurang, tidak diperlukan tindakan pembedahan' '“ Bila deviasi kurang dari 10 prisma dioptri, prisma merupakan koreksi yang efektif untuk mengatasi diplopia. ' TE Tee bedah: Gengan terapi konservatif deviasi menetap atau bertambah besar, dapat Scecimbangkan terapi pembedahan, ‘sie dilakukannya operasi tergantung pada paralise yang mendasarinya. Jika paralise seish lama terjadi, operasi dapat dilakukan segera setelah diagnosa ditegakkan, ‘= paralise baru saja terjadi diperlukan waktu 6 sampai 8 bulan untuk menunggu Sendisi menjadi stabil. Slama periode tersebut, penderita harus dilakukan evaluasi erulang dan menggunakan prisma .' ‘Seoessre prinsip penanganan kelemahan m. oblik superior adalah: = Scsemya deviasi vertikal yang dapat dikoreksi oleh pelemahan m. oblik inferior ialah fis kurang atau sama dengan 15 [) Deviasi lebih dari 15 prisma dioptri dilakukan pembedahan pada dua otot Pelemahan m, oblik inferior dapat mempengaruhi kedudukan vertikal mata pada posisi primer, aduksi dan elevasi. Tetapi deviasi vertikal pada arah pandang ke bawah tidak adekuat dengan pelemahan oblik inferior. Scott dan Kraft (1986) menggolongkan penanganan kelemahan m, oblik superior menjadi delapan tipe® 2.1. Aksi lebih m. oblik inferior, m. oblik superior tidak mengalami gangguan, Merupakan tipe I kelemahan m, oblik superior unilateral Pada keadaan ini , terdapat hipertropia kurang dari 15 prisma dioptri pada posisi primer dengan aksi lebih m. oblik inferior +2 sampai +3. Deviasi strabismus lebih besar pada aksi lebih otot oblik inferior Penanganannya adalah dengan pelemahan m. oblik inferior. 722. Aksi lebih m. oblik inferior, dan aksi kurang m. oblik superior Merupakan kelemahan m,oblik superior unilateral tipe 2, dimana terdapat hipertropia kurang dari 15 prisma dioptri pada posisi primer, tetapi terdapat aksi lebih m, oblik inferior +3 sampai +4. Aksi kurang otot oblik superior adalah -2 m4 Kapp _menganjurkan suck m. oblik superior, jika terdapat tors atau dengan resesi m. rektus inferior. Scott dan Kraft menganjurkan pelemahan otot oblik inferior _Aksi kurang m, oblik superior dan tidak terdapataksi lebih m.oblik inferior. ‘Tipe 3A kelemaban m. oblik superior unilateral: ‘rerdapat hipertropin kurang dari 15 prisma dioptsi pada posist primer: ‘Akan tetapi ksi lebih m, otot oblik inferior sangat keeil dan aksi kurang otot oblik superior adalah -2. ada tipe 3A, Scott dan Kraft menganjurkan pelemakan m rektus inferior Kontralateral atau fuck M, oblik superior. ‘Tipe 3 B sama dengan tipe 3A, Kecualt lebih banyak akst Kurang M.otot oblik superior, Pada tie 3B, dianjurkan pelemahan m, rektus inferior kontralateral atau menggunakan prosedur Harada — Ito untuk melemalkan rektus inferior Kontralateral. [Aksi lebih m, oblik inferior dan aksi kurang m. oblik superior, dengan deviasi posisi primer lebih 15 prisma dioptr ‘Tipe 4 kelemahan m. oblik superior, tedapat hipertropia lebih dari 15 prisma dioptri pada posisi primer ditandai dengan aksi lebih-m. oblik inferior, dan aksi kurang m. blik superior kurang atau sama dengan -2. Deviasi lebih beser sewaktu melihat ke atas, Penangannya adalah pelemahan M. oblik inferior dan M. rektus superior ipsilateral Deviasi paling besar pada arah pandang ke bawah Merupakan tipe 5 kelemahan oblik superior dimana terdapat hipertropia lebih dari 15 prisma dioptri pada posisi primer dengan aksi lebih tot oblik inferior ringan sampai sedang. Aksi kurang_ tot oblik superior dan deviast yang lebih besar saat melihat kebawah dibanding melihat ke atas. ‘sce ini digunakan cara pelemahan otot oblik inferior ipsilateral, dikombinasikan cesesi otot rektus inferior kontralateral. ‘mata yang, terkena (ipsilateral) tidak dapat berputar Ke bawah secara resesi otot rektus superior ipsilateral dapat menggantikan resest otot rektus Kontralateral. dengan aksi kurang rektus superior kelemahan oblik superior tipe 6, dimana terdapat hipertropia lebih 30 opti pada posisi primer, ditandai dengan aksi lebih m. ob inferior, aksi mm. oblik superior dan. aksi Kurang m. rektus superior kontralateral. senonnjurkan pelematan m oblik inferior, resesi m. rektus superior ipsilateral ceseksi m. rektus inferior “ccsapp menganjurkan 1uck M. oblik superior serta pel “sevsesi vertikal Lebih dari 25 prisma dioptri. posisi primer yang besar lemahan M. oblik inferior jika konkomitan dan sedikit disfungsi oblik. “Tice 7, ditandai dengan hipertropia dioptri, Scott menganjurkan resesi otot rektus ‘Sits hipertropia kurang dari 15 prisma -seperior ipsilateral ~ Apabila deviasi lebih besar diajurkan resesi m. rektus superior ipsilateral dan resekst = rektus inferior ipsilateral atau resesi m. rektus inferior kontralateral. Sindroma Fallen.

You might also like