PEDOMAN
KRITERIA DESAIN EMBUNG KECIL
UNTUK
DAERAH SEMI KERING DI INDONESIAumber air lain. Bangunan peayimpan air cadangan untuk
musim kemarau sangat diperlukan. Namun demikian dactah teracous mmerupakan dence pole
g Felatif kecil, keadaan topografinya berbukit dengan dataran rendah yang sempit Olen
na itu embung sebagai bangunan penampung air yang relatif kecil sangat cocok dengan
keadaan alam setempat. ‘semacam ini dapat dibangun sccara masa) dengan cepat dan
menyebar mendekati pemukiman penduduk.
Untuk mendukung dan mem t program pembangunan embung, sejak tahun 1992 Puslit-
bang Pengairan, Badan Litbang Pekerjaan Umum mengadakan penelitian di P. Timor, P.
Sumba, dan P: Flores - Propinsi NTT Acotang embung. Peneitian ini mencalup berbagai Segi
antara Iain : kebutuhan air (untuk : penduduk, hewan ternak, dan kebun), ketersediaan air,
analisis banjir, geoteknik untuk fondasi embung dan dinding kolam embung, bahan bangunan,
seria pemeliharaan embung.
Buku pedoman ini berisi kriteria dan pertimbangan uniuk mendesain embung dari berbagai
aspek dan disusun berdasarkan hasil peaelitian di atas yang disajikan berupa : koefisien, grafik,
parameter desain, dimensi bangunan, peta, dan besaran lain. Penyusunannya dibuat sepraktis
mungkin ‘mengurangi dan menyederhanakan sebanyak mungkin pekerjaan pengolahan
data, penyelidikan, dan analisis, sehingga pemakai dapat menggunakannya untuk menyelesai-
Khususnya untuk P. Timor, P. Sumba, dan P, Flores telah discdiakan data hidrologi terpakai,
berupa peta, baik untuk menghitung ketersediaan air maupun analisis banjir desain,
Buku ini disusun oleh satu Tim Peneliti terdiri atas :
Sdr. ir. Ibau Kasiro, Dip. HE
‘Sdr, ir. Wanny Adidarma, Dip. H, M.Sc
Sar ic Be fsa Rusli, Dip: HE
rir. CL.
Ser. ir, Sunarto, M.S.
i kami ucapkan terima kasih kepada un buks
‘yang telah membantu dalam penclitian dan peayusuran buku i
veer
ini, serta kepada semua pihak
Bandung, Maret 1994
~~ Kepala Pusat Litbang PengairanDAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL,
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
12.
aa,
Gambaran Umum Daerah Semi-Kering di Indonesia
+ Gambaran umum iklim
1.1.2. Gambaran umum topograti
Batasan
Lingkup
PROSEDUR DESAIN
2.
Gambaran Unum Embung Kecil
Beberapa, Langkah Mendesain
2.2.1. Penentuan lokasi dan tempat embung (site)
2.2.2. Pengukuran dan penyetidikan geoteknik sederhana
2.2.3. Penentuan tata letak embung,
2.2.4, Analisis hidrologi
2.2.5, Penentuan tipe dan tinggi tubuh embung
2.2.6. Desain hangunan dan jaringan distribusi
GEOTEKNIK
3.1. Fondasi Bangunan
3.L. Batu
3.1.2. Tanah
3.2, Bahan Bangunan
3.2.1, Tanah berkohesi (lempung)
3.2.2. Tunah tak berkohesia (lanau, pasir halus hingga kasar)
3.2.3. Peeahan batu
i
ii
vii
Lb3
Ma
ta
La
1.2
La
21-26
24
2a
22
22
23
23
24
2s
313.17
Bt
3.
aa
32
32
33Ww.
33.
Kolam Embung
331. Infittrasi aie
3.3.2, Stabilitas dinding kolam
HIDROLOGI
Uraian Umum
Data
43.
4a.
Data yang dipertukan
Data di Propinsi NIT
wan Debit Aliran Masuk Embung
Metoda NRECA
jujan rata-rata bulanan di dalam daerah tadah hujan
4.3.3. Penguapan dan pengupan peluh poteasial
4.3.4, Pechitungan debit bolaman
‘Tampungan Embung
4.4.1, Kapasitac lampung yang dibtublan
44.2. Ketersediaan air
4.4.3. Kebutuhan air dan tampongan hidup
4.4.4, Ruang sedimen
4.4.5. Jumlah penguapan
4.4.6. Jumiah resapan
4.4.7, Menentokan kapasitas tampung desain
Perkiraan Debit Banjir
45.1, Unum
4.5.2, Metada Rasional Singapura
|. Metada Rasional dari Australia
‘TUBUH EMBUNG
Sa.
‘Tipe Tubuh Embung
S.Lall. Urugaa taah homogen
S.1.2, Urugan majemuk
S.L.3. Pasangan batwheton
33
33
a4
41439
4
aan
4
a
44
420
SAS.14
sa
Sa
$2
$252.
53.
SA.
5.5.
5.6.
5.7.
5.1.4, Komposit
Dinding Halang
Lebar Puncale
Kemiringan Lereng Urugan
Tinggi Jagaan
‘Tinggi Tubuh Embung
Selimut (blanket) Kolam Embung
5.7.1. Umum
5.7.2, Jenls selimut kedap air
Vi. PELIMPAH
6.1.
62.
63.
Unum
Pelimpah Tipe Saluran Terbuka
6.2.1. Struktur
6.2.2. Hideaulik
Pelimpah Tipe Ogee (Overflow) dengan Peredam Energi USBR I
63.1, Struktur
632, Hidraulik
VII, SISTEM DISTRIBUSI
Wl.
72.
73.
14,
Umum
Perhitungan Hidraulik
7.2.1, Kebutuhan tinggi tekanan
7.2.2, Kebilangan tinggi tekanan
‘Pemasangan Pipa
Bak Distribusi
Mal,
$3
53
53
54
55
5.6
57
ST
ST
61-6132.
4,1.
3.2.
43:
4h.
4.2,
43,
44,
4.5.
4.6.
a,
48,
49.
4.10.
SA.
$.2.
5.3.
6.1.
6.2.
63
hi,
DAFTAR TABEL
Koefisien reduksi penguapan peluh untuk Iuas daerah tadah hujan
lebih kecil daripada 100 ha
Contoh perhitungan debit bulanan dengan cara NRECA
Koefisien kekasaran Manning
Kecepatan infiltrast
Parameter untuk ramus (4.13)
Harga komponen C oleh faktor intensitas hujan
Harga komponen C oleh faktor topograti
Harga komponen C oleh faktor tampungan permukaan
Harga komponen C oleh faktor infiltrasi
Harga komponen C oleh faktor penutup lahan
Lebar puncak tubuh embung
Kemiringan lereng urugan untuk tinggi maksimum 10m
Tinggi jagaan embung
Kriteria desain hidraulik pelimpah
Koefisien kekasaran Manning untuk berbagai jenis pelindung pada
pelimpah
Hubungan tinggi air kolam di atas mercu pelimpah "ogee", debit,
dan lebar pelimpah
Hubungan antara sudut lengkungan dengan f,
vi
Hal,
24
36
a7
39
44
48a
4.16
4.16
4.17
4.23
4.24
424
424
4.24
54
ao:
5.6
62
63
65
13La
2.1,
3.1.
41,
4.2.
43
44
45
4.6
47.
5.2
53
6.1.
6.2.
6.3.
DAFTAR GAMBAR
Peta kepulauan Indonesia Timur bagian selatan - suatu kawasan semi-kering
‘Sketsa gambaran umum embung kecil
Galian dan stabilias dinding kolam embung
Siklus hidrologi
‘Skema model NRECA
Grafik rasio AET/PET
Rasio tampungan kelengasan tanah
Hubungan koefisien aliran dan hujan bulanan wntuk bulan November
Hubungan koefisien aliran dan hujan bulanan untuk bulan Desember
Hubungin koefisien aliran dan hujan bulanan untuk bulan Januari
Hubungan koefisien aliran dan hujan bulanan untuk bulan Februari
Hubungan koefisien aliran dan hujan bulanan untuk bulan Maret
Hubungan koefisien aliran dan hujan bulanan untuk bulan April
‘Sketsa tampungan embung
Intensitas hujan kala ulang $ tahun vs kecepatan infiltrasi, dan karakteristik
daerah tadah hujan
Intensitas hujan vs durasi, dan frekwensi
Urugan homogen - material utama lempung - di atas fondasi kedap air
Unugan homogen - material utama lempung - dengan dinding halang
Urugan majemuk - dengan inti lempung - dengan dinding halang
Urugan majemuk dengan inti-diapragma
Potongan tipikal pelimpah dan ubuh embung pasangan batu/beton
Denah dan potongan tipikal pelimpah tipe saluran terbuka
Grafik hubungan Q dan B pada pelimpah tanah dengan pelindung rumput
Grafik hubungan Q dan B pada pelimpah batu
13
2.6
3.10
4.29
429
4.30
431
432
433
434
4.35
436
4.37
4.38
5.12
5.13
5.4
67
68
6964,
65
66.
67.
Tl.
a
73.
74.
‘15.
76.
17.
Potongan melintang tipikal pelimpah tipe “ogee” dengan peredam energi
USBR I
Grafik hubungan nilai Froude dengan rasio Lid,
Grafik hubungan debit, tinggi mercu, Iehar mercu, dan panjang kolam
peredam energi untuk debit = 10 - 25 mid
Grafik hubungan debit, tinggi mercu, lebar mercu, dan panjang kolam
peredam energi untuk debit = 30 - 50 mid
Grafik hubungan antara debit dan kehilangen tekanan
panjang pipa, untuk tipe pipa SDR 17
fap m/100 m
Grafik hubungan antara debit dan kehilangan tekanan setiap m/100 m
panjang pipa, untuk tipe pipa SDR 21
Grafik bubungan antara debit dan kebilangan tekanan setiap m/100 m
panjang pipa, untuk tipe pipa SDR 26
Denah pemasangan pipa distribusi utara
Denah dan potongan bak untuk kebutuhan manusia
Denah dan potongan bak hewan
Denah dan potongan bak kebun
Hal.
6.10
6.1L
6.12
6.13
WwW
18
19
7.10
TA
712
713Li, - 14,
15. - 1.6.
17,
nt,
TL.
M12.
ML.3.
IV.
1V.2,
Tv.3.
DAFTAR LAMPIRAN
(data hidrologi untuk P. Timor, P. Flores, dan P. Sumba)
Hujan bulanan rata-rata untuk P. Timor
‘Hujan bulanan rata-rata untuk P. Flores
Hujan bulanan rata-rata untuk P: Sumba
Evapotranspirasi potensial standar (Et,), dan Evaporasi standar
Peta isobit hujan tahunan rata-rata untuk P. Timor
Peta isohit hujan tahunan rata-rata yntuk P. Sumba
Peta isohit hujan tahunan rata-rata untuk P. Flores
Peta isohit hujan harign maksimum tahunan rata-rata, untuk P. Timor
Peta isohit hujan harian maksimum tahunan rata-rata, untuk P_Sumbia
Peta isohit hujan harian maksimum tahunan rata-rata, untuk P. Flores
Peta isohit jumlah hari hujan badai rata-rata setiap tahun untuk P. TimorLa.
I. PENDAHULUAN
Gambaran Umum Daerah Semi-Kering di Indonesia
Gambaran umum iklim
Rangkaian kepulavan mulai dari sebelah timur P. Jawa, yakni P. Bali, menuju ke timur hingga
P, Seram di Maluku Tenggara mencakup daerah pantai sepanjang 49,000 km, dan membentang
dari barat ke timur sejsuh 1.250 km, Pulau paling selatan dari rangkaian ini, yaitu PL Rote,
‘merupakan pulay paling selatan dari kepulauan Nusantara dan terletak di 11 Lintang Selatan.
Periksa gambar 1.1.
Tklim kawasan ini pada umumnya cukup kering, Hal ini merupakan Kkonsekuensi dari letak
geografiknya dan orientasi rangkaian kepulauan tersebut terhadap sirkulasi masa udara dan
gerakan angin yang berlaku di daerah terscbut. Evapotranspirasi tahunan terhitung.kira-kira
1.800 mm sampai 1.850 mm di daerah pantai, dan 1.400 mm hingga 1.600 mm di pedalaman/
perbukitan. Angka-angka tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan evapotranspirasi tahunan
di daecah pantai umumnya di Indonesia sebesar 1.400 mm, Musim hujan umumnya
berlangsung selama 3 sampai 5 bulan, sedangkan musim kering berlangsung selama 7 sumpai 9
bulan. Curah hujan tahunan rata-rata kurang dari 1.000 mm di daerah pantai, sedangkan di
daerah perbukitan di pedalaman dapat mencapai 2.000 mm atau lebih, Sebagian besar curah
bujan terjadi dalam hujan badai yang hanya terjadi beberapa kali, ja menyebabkan banjir
bandang yang selanjutnya terbuang ke laut. Mata air yang merupakan sumber aliran dasar suatu
sungai jarang sekali dijampai di musim kering,
Dengan demikian ciri utama daerah semi kering adalah bahwa musim kering berlangsung lebih
ari setengah tahun, lebih panjang dari pada kebanyakan daerah lain di Indonesia,
1.1.2, Gambaran umum topograft
Daerah dengan iklim semi kering adalah kawasan kepulauan Indonesia Timur bagian selatan,
Daerah ini terdiri atas puluhan pulau yang relatif kecil, Pada umumnya pulau-pulau tersebut
bertopografi pecbukitan dengan ketinggian puluhan hingga ratusan meter, sodangkan dataran12.
13,
reqdah sanga sempit terdapat di pantai, Kadang-kadang terdapat gunung berapi dengan
ketinggian mencapai ribuan meter, Karena keadaan topografi dan keadaan iim yang kurang
‘menguntungkan, maka pada umumnya lahan wntuk tanaman pangan sebagian besar berupa lahan
‘kering yang terdapat di perbukitan, Di Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) misalnya, luas
lahan Kering tanaman pangan mencapai 72%, sedangkan yang basah hanya sebesar 28%.
Batasan
Embung adalah bangunan penyimpanan air yang dibangun di daerah depresi, biasanya di luar
sungai. Kolam embung akan menyimpan air di musim hujan, dan kemadian air dimanfaatkan
oleh suata desa hanya selama mmusim kemarau untuk memenuhi kebutuhan dengan wrvtan
prioritas : penduduk, ternak, dan sedikit kebun, Jumlah kebutuhan tersebut_akan_menentukan
tinggi tubuh embung, dan kapasitas tampung embung. Kedua besaran tersebut perlu dibatasi
Karena kesederhanaan teknologi yang dipakai, Batasan (ersebut sebagai berikut :
(1) tinggi tubuh embung maksimum = 10,00 m untuk tipe urugan, dan 6,00 m untuk tipe
graviti atau komposit; di mana tinggi tubuh embung diukur dari permukaan galian
fondasi terdalam hingga ke puncak tubuh embung.
(2) kapasitas tampung embung maksimum 100,000 m’,
(G) — tuas dacrah tadah hujan maksimum 100 ha
km’
Embung dalam batasan ini merupakan-embung kecil,
Lingkup
Pedoman ini menyajikan kriteria desain yang diupayakan sesederhana mungkin untuk
memudahkan dan merpercepat pekerjaan desain embung. Kriteria desain diberikan untuk
herbagai tipe embung yaitw urugan, graviti, dan komposit dengan batasan seperti pada ayat 1.2
di atas, dan hanya disarankan uotuk daerah semi kering di Indonesia, Aspek yang. ditinjau
desain tentang hidrologi, hidraulik, geoteknik dan struktur baik untuk tubuh
pa, maupun jaringan distribusi air,
Khusus untuk P, Sumba, P. Flores, dan P. Timor di Propinsi NTT telah dipersiapkan beberapa
besaran hidrologi (seperti: hujan badai desain, penguapan, hujan bulanan) sehingga analisisny:
dapat dilakukan dengan cepat
mencakup ks
embung, p
42Gb... Peta doerah semi- kering - kepulquan
Indonesia Timur bagian selatanIl, PROSEDUR DESAIN
Gambaran Umum Embung Kecil
Embung merupakan bangunan yang berfungsi menampung air hujan untuk persediaan suatu
desa di musim Kering. Selama musim kering air akan dimanfaatkan olch desa untuk memenubi
kebutuhan penduduk, ternak, dan sedikit kebun, Di musim hujan embung tidak beroperasi
arena air di luar embung tersedia cukup banyak untuk memenuhi ketiga kebutuhan di atas,
(Oleh Karena itu pada setiap akhir musim hujan sangat diharapkan kolam embung dapat terisi
penuh air sesuai desain. Untuk menjamin fungsi dan keamanannya embung mempunyai
beberapa bagian yaitu :
a)
ububembung berfungsi menutup lembah atau cekungan (depresi) schingga air dapat
tertahan di udiknya,
@) —kolam_embung berfungsi meaampung air hujan
@) ——alatisadap berfungsi mengeluarkan air kolam bila diperlukan
(4) jaringan_distribusi, becupa rangkaian pipa, berfungsi membawe air dari kolam ke hak
tandon_aic harian di atau dekat pemukiman (desa) secara gravitasi dan bertekanan,
schingga pemberian air tidal menerus (tidak kontinyw)
(5) pelimpah berfungsi mengalirkan banjir dari kolam ke lembah untuk mengamankan
tubuh embung atau dinding kolam terhadap peluapan,
Beberapa Langkah Mendesain
‘Ada becbagai langkah yang perlu ditempub untuk mendesain embung. Langkah tersebut
adalah :
(1) penentuan lokasi dan tempat embung
@) —_pengukuran dan penyelidikan sederhana geoteknik
@) penentuan tata leeak
(4) analisis hidrologi
3) —_penentuan tipe dan tinggi tubuh embung
(6) desain bangunan dan jaringan distribusi
Qa2.2.1, Penentuan lokasi dan tempat embung (site)
‘Langkah pertama yang harus dilakukan dalam membangun embung adalah menentukan lokasi
‘embung. Untuk memilih lokasi yang cocok untuk embung perlu dilakukan peninjauan ke tempat
(ite) dan mempertimbangkan beherapa hal sebagai beriikut :
a tempat embung (site) merupakan cekungan yang cukup untuk menampung air, lebih
diswkai yang keadaan geo-tekniknya tidak lulus air, sehingga kehilangan air sedikit,
ii) —_lokasi dekat desa yang memerlukan air sehingga jaringan distribusi tidak begita panjang
ddan tidak banyak kehilangan energi,
iii) —_lokasi dekat jalan sehingga jalan masuk tidak panjang dan lebih mudah ditempuh,
2.2.2, Pengukuran dan penyelidikan geoteknik sederhana
Setelah tempat embung dipilih maka perlu dilakukan peng- ukuran geodetik dan selanjutaya
ppenyelidikan geoteknik soderhana,
Pengukuran dibarapkan meliputi selurvh daerah tadah hujan dan tempat embong. Hasil
pengukuran akan berupa peta situasi berskala minimal 1 : 2000 dengan perbedaan kontur (gars
‘ketinggian) maksimum 1,00 m. Dengan peta semacam ini dibarapkan cukup untuk mendesain
embung.
‘Sclanjutnya setelah pembuatan peta selesai penyelidikan geoteknik dapat dilakukan secara
sederhana dengan mengadakan pemboran tangan, pembuatan sumur uji atau parit uji,
Penyelidikan ini bertujuan untuk menilai karakteristik fondasi, bahan bangunan, dan dinding
kolam embung. Bila bahan berupa tanah, contoh perlu diambil dan pengujian di Laboratorium
perly dilakukan, Tanah, baik untuk fondasi maupun bahan urugan, perlu diyji untuk
mengetahui Klasifikasi dan karakieristik pemadatanaya saja, sedangkan pengujian sifat
mekaniknya (kekuatan geser dan konsolidasi) tidak diperlukan dalam pedoman ini, Dengan
demikian pengujian di laboratorium yang diperlukan mencakup : kadar air asli (bila lempang),
distribusi butir, batas konsistensi Atterberg, pemadatan Proctor (bila lempung). Pengujian
tersebut cukup sederhana dan cepst dilaksanakan sehingga mampu dikerjakan oleh Laboratorium
setempat, misalaya : Bidang Uji - Kanwil PU. Bila baban berupa batu perlu diamati strukturnya,
untuk menilal sifat lulus air dan stabilitasnya bila digali, Petunjuk untuk evaluasi geoteknik,
baik tanah maypun batu, disajikan dalam Bab Itt - Geoteknik, Dalam penyelidikan geoteknik
diharapkan pula saran tentang letak dan arah sumbu tubuh embung dan pelimpab.
222.2, Penentuan tipe dan tinggi tubuh embung
‘Tubuh embung dapat dipilih dengan tipe urugan, pasangan atay beton, dan kompos
Penentuan tipe tubuh embung tergantung dari jenis fondasi, ketersediaan bahan di tempat, dan
lebar lembah.
‘Fondasi batu. dapat mendukung semua tipe tubuh embung. Dalam hal ini bila lembah sempit
(berbentuk V) tubub embung bertipe pasangan/beton adalah yang paling tepat, sedangkan bila
lemhah cukup lebar, tipe komposit akan lebih murah. Fondasi tanah hanya dapat_mendukung,
tubub embung beripe urugan, Namun semuanya itu harus pula mempertim-bangkan jenis dan
jumlah baban yang tersedia di tempat, Periksa tabel 2.1.
Fabel 2.1. Kesesuaian antara tipe tubuh embung
dengan jenis fondasi, lembah, dan baban bangunan
Tipe Jenie vkuran Jenis banan
ubuh embung fondasi Lembah gunan *)
(2) Urugan 1. bate 4. Lebar 1, lempung atau ta-
nah berlempung.
atau atau dan/atau
2. tanah 2. wompit 2. pasir eampal
batu pecah
(2) Beton/
pasangan batu sompit pasir sampai batu
pecah
(2) Komposit bata lebar 1. Lempung atau ta~
nah berloapung
dan/ataw
2. pawir sampai
bata pecan.
_t
*) periksa bab I1I-Geoteknik.
24