Professional Documents
Culture Documents
Learning Obstacles SPLDV
Learning Obstacles SPLDV
1 (2017)
sitimaryamrohimah@unpas.ac.id
ABSTRACT
The background of this research originated from the reality on the ground that the matter Linear
Inequality in One Variable (PtLSV) introduced to students at the school after Linear Equations in One
Variable (PLSV) by way of solving the same problem, the only difference being the sign alone or the end
result of PLSV have a single set of settlement and PtLSV has many subsets of completion. However,
techniques in problem solving PLSV when applied to the PtLSV problem can lead to incorrect results,
causing learning obstacles. This study aims to find learning obstacles contained in the material linear
equations in one variable. Learning obstacle obtained from the analysis of Respondents Ability Test
(TKR) on students who have studied the material linear equations and inequalities in one variable. The
method used in this research is qualitative method with Didactical Design Research (DDR) approach.
The subjects were respondents who follow TKR, that is students who have received the lesson material
linear equations and inequalities in one variable as many 37 people in class VIII SMP and 40 students of
class X-MIA SMA. Learning obstacle found on the material linear equations and inequalities in one
variable are categorized into three types, that is ontogenic obstacle, epistemological obstacle and
didactical obstacle. Ontogenic obstacle is found for their leap of student thinking arithmetic mindset to
algebra mindset. Epistemological obstacle is found due to the limited context in which students work on
the problems caused errors. Didactical obstacle for teaching teachers found that procedural so that the
formation of the concept of matter linear equations and inequalities in one variable students are not
going well.
ABSTRAK
Latar belakang dari penelitian ini berawal dari realita di lapangan bahwa materi Pertidaksamaan Linear
Satu Variabel (PtLSV) diperkenalkan pada siswa di sekolah setelah Persamaan dan pertidaksamaan linear
satu variabel (PLSV) dengan cara penyelesaian masalah yang sama, yang membedakan hanya tandanya
saja atau hasil akhir dari PLSV memiliki satu himpunan penyelesaian dan PtLSV memiliki banyak
himpunan penyelesaian. Namun, teknik dalam penyelesaian masalah PLSV bila diterapkan pada masalah
PtLSV dapat menyebabkan hasil yang salah, sehingga menimbulkan learning obstacles (hambatan
belajar). Penelitian ini bertujuan untuk menemukan learning obstacles yang terdapat pada materi
persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel. Learning obstacle diperoleh dari hasil analisis Tes
Kemampuan Responden (TKR) pada siswa yang sudah mempelajari materi persamaan dan
pertidaksamaan linear satu variabel. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif
dengan pendekatan Didactical Design Research (DDR). Subjek penelitian ini adalah responden yang
mengikuti TKR, yaitu siswa yang sudah mendapatkan pelajaran materi persamaan dan pertidaksamaan
linear satu variabel sebanyak 37 orang kelas VIII SMP dan 40 orang siswa kelas X-MIA SMA. Learning
obstacle yang ditemukan pada materi persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel ini
dikategorikan menjadi 3 jenis yaitu ontogenic obstacle, epistemological obstacle dan didactical obstacle.
Ontogenic obstacle ditemukan karena adanya loncatan berpikir siswa dari pola pikir aritmatika ke pola
pikir aljabar. Epistemological obstacle ditemukan karena keterbatasan konteks pada siswa yang
menyebabkan kesalahan dalam mengerjakan soal. Didactical obstacle ditemukan karena pengajaran guru
yang prosedural sehingga pembentukan konsep materi persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel
pada siswa tidak berjalan baik.
Kata kunci: Learning Obstacles, Persamaan dan Pertidaksamaan Linear Satu Variabel.
132
Siti Maryam Rohimah
A. PENDAHULUAN
Matematika merupakan disiplin pertidaksamaan linear satu variabel
ilmu yang mendasari perkembangan penting untuk dikuasai siswa dengan baik.
teknologi modern yang mempunyai Pengembangan desain didaktis
peranan penting dalam memajukan daya mempunyai peranan penting dalam belajar
pikir manusia. Pesatnya perkembangan dan pembelajaran matematika. Peranan
teknologi modern saat ini dilandasi oleh tersebut sangat berpengaruh terhadap
perkembangan matematika di bidang teori bagaimana siswa melakukan pembelajaran
bilangan, aljabar, analisis, teori peluang, di kelas (Suryadi, 2010, hlm. 6). Bahan
dan matematika diskrit. Untuk menguasai ajar merupakan salah satu komponen
dan mencipta teknologi di masa yang akan dalam pembelajaran yang mendukung
datang, diperlukan penguasaan matematika dalam situasi didaktis. Bahan ajar yang
yang kuat sejak dini (BSNP, 2006, hlm. dibuat harus ada alternatif pembelajaran
345). untuk mengantisipasi munculnya masalah
Bagian penting dalam mempelajari dalam pembelajaran, yang
matematika adalah proses pembelajaran menggambarkan adanya upaya untuk
matematika itu sendiri. Jaworksy (dalam memfasilitasi lintasan belajar (learning
Sulistiawati, 2012, hlm. 3) menyatakan trajectory) alur belajar anak.
bahwa penyelenggaraan pembelajaran Namun, kenyataan di lapangan,
matematika tidaklah mudah karena fakta bahan ajar materi persamaan dan
menunjukkan siswa mengalami hambatan pertidaksamaan linear satu variabel masih
dalam mempelajari matematika. Hambatan menimbulkan learning obstacles.
dalam mempelajari matematika inilah yang Pertidaksamaan Linear Satu Variabel
menyebabkan siswa mempunyai (PtLSV) biasanya diperkenalkan pada
kemampuan rendah dalam bidang studi siswa di sekolah setelah Persamaan dan
matematika. pertidaksamaan linear satu variabel
Hal ini terungkap dalam hasil (PLSV) dengan cara penyelesaian masalah
Programme for International Student yang sama, yang membedakan hanya hasil
Assessment (PISA) tahun 2012 (OECD, akhir dari PLSV memiliki satu himpunan
2014, hlm. 19) kemampuan matematika penyelesaian dan PtLSV memiliki banyak
siswa SMP Indonesia berada pada himpunan penyelesaian. Menurut Bagni
peringkat ke-64 dari 65 negara. Salah satu (2005, hlm. 1), teknik dalam penyelesaian
soal yang diujikan pada PISA adalah masalah pada persamaan bila diterapkan
materi aljabar (termasuk di dalamnya pada masalah pertidaksamaan dapat
persamaan dan pertidaksamaan linear satu menyebabkan hasil yang salah, sehingga
variabel). Rendahnya kemampuan siswa kaitan antara persamaan dan
dalam materi aljabar, khususnya pertidaksamaan dalam penyelesaian
persamaan dan pertidaksamaan linear satu masalahnya tidak hanya sekedar pada hasil
variabel dapat diketahui juga dari hasil himpunan penyelesaiannya.
Trends in International Mathematics and Menurut Tent (Bicer, A., Capcaro,
Science Study (TIMSS) tahun 2011 yang R. M., & Capcarro, M. M., 2013, hlm. 7),
menyatakan bahwa kemampuan dalam membaca satu simbol
matematika siswa SMP Indonesia berada pertidaksamaan harus dibaca lebih dari
pada peringkat ke-38 dari 42 negara dan satu cara (x > 1 berarti: x lebih besar dari
kemampuan siswa dalam memecahkan satu, x tidak lebih kecil dari satu maupun
soal bentuk pertidaksamaan linear satu sama dengan satu, x tidak lebih kecil dari
variabel seperti 9 − 6 < 4 + 4, satu dan tidak sama dengan satu). Menurut
Indonesia berada pada peringkat ke-33 dari temuan Rubenstein & Thompson dan Tent
42 negara (TIMSS, 2011, hlm. 137). Oleh (dalam Bicer, A., Capcaro, R. M., &
karena itu, materi persamaan dan Capcarro, M. M., 2013, hlm. 7), ketika
133
Analisis Learning Obstacles
B. METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang diambil, Penelitian ini mengacu pada tahapan
yaitu metode penelitian kualitatif. Didactical Desain Research (DDR) yang
Penelitian kualitatif bergerak dari isu, tidak dilaksanakan melalui penelitian kualitatif,
menguji teori, tetapi menemukan teori, studi kasus, dan pengembangan desain
menggunakan data situs, menggunakan didaktis. Penelitian ini mencoba
narasi, bagan dan matrik untuk menyajikan mengungkap fenomena yang terjadi dalam
data, menggunakan istilah kredibilitas kondisi alamiah pembelajaran matematika
dependabilitas serta bersifat siklus atau dan kemudian mengembangkan suatu solusi
berulang-ulang (Darmadi, 2011, hlm. 17). berdasarkan posfektif teori yang berkaitan.
Tujuan penelitian kualitatif pada umumnya Fokus dari penelitian ini untuk menemukan
mencakup informasi tentang fenomena learning obstacle pada materi persamaan
utama yang dieksplorasi dalam penelitian, dan pertidaksamaan linear satu variabel .
partisipan penelitian, dan lokasi penelitian Oleh karena itu, metode penelitian kualitatif
(Creswell, 2014, hlm. 258). Metode dipilih karena metode ini dapat lebih rinci
penelitian kualitatif digunakan untuk menjelaskan fenomena yang lebih
mendapatkan data yang mendalam, suatu kompleks yang sulit dijelaskan dengan
data yang mengandung makna. Oleh karena metode kuantitatif, sehingga diharapkan
itu, penelitian kualitatif lebih menekankan penelitian ini bisa memberikan kesimpulan
makna daripada generalisasi (Sugiyono, yang sesuai.
2014, hlm. 15). Subjek penelitian adalah responden
yang akan mengikuti Tes Kemampuan
134
Siti Maryam Rohimah
Banyak boneka Rika 5 lebihnya dari boneka Desy. Jika banyak boneka
Desy dinyatakan dengan maka banyak boneka Rika dinyatakan dengan
+ 5. Jika boneka Desy sebanyak 4 buah maka boneka Rika sebanyak 9
buah.
Bentuk seperti ( + 5) disebut bentuk aljabar.
135
Analisis Learning Obstacles
136
Siti Maryam Rohimah
137
Analisis Learning Obstacles
Karena yang diingat siswa tersebut bertanya apakah ada yang salah dengan
hanya berdasarkan prosedur pengerjaan pengerjaannya, siswa terlihat kebingungan
soal yang dicontohkan guru, akhirnya siswa karena ia merasa jawabannya benar. Setelah
tidak mengerti arti dari bentuk persamaan ditanya lebih jauh, siswa tersebut menjawab
ataupun bentuk setara nilai dari soal, kalau 3 = 12, artinya 12 dibagi 3.
sehingga ketika siswa menuliskan 3 = , Ternyata penulisannya tidak perhatikan,
tetapi yang difokuskan hanya jawabannya.
siswa tidak merasa jawabannya salah. Hal
Hal ini menurutnya, tidak pernah diberi
tersebut diketahui peneliti ketika
tahu oleh gurunya kalau penulisan yang
melakukan wawancara dengan siswa
dikerjakannya salah.
tersebut. Ketika ditanya berapa jawabannya
Selain itu, perbedaan konsep dan
ia menjawab nilai nya 4, ia menjawab
himpunan penyelesaian dari PLSV dan
lupa tidak menuliskan kembali pada
PtLSV kurang ditekankan guru sehingga
jawabannya nilai = 4 . Ketika peneliti
138
Siti Maryam Rohimah
siswa menganggap perbedaan PLSV dan Berikut jawaban siswa yang salah dalam
PtLSV sebatas penggantian tanda saja. menuliskan tanda.
Dari hasil pengerjaan soal tersebut, dengan benar nilai terbesar dan terkecil dari
siswa terlihat kebingungan dan tidak dan . Hal ini disebabkan guru kurang
mengerti dengan bentuk pertidaksamaan memberikan variasi soal dengan bentuk
−12 ≤ < 30 dan −18 < ≤ 20 pertidaksamaan seperti ini, sehingga siswa
sehingga siswa tidak bisa menentukan kesulitan ketika diberikan soal ini.
139
Analisis Learning Obstacles
Salah satu penyebab didactical yang mungkin akan terjadi, agar tidak
obstacle, yaitu proses pembelajaran yang menimbulkan obstacle. Dalam penyusunan
dirancang guru. Proses pembelajaran yang RPP harus memperhatikan learning
dirancang guru biasanya dibuat dalam trajectory yang dilalui siswa dan proses
bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran abstraksi dalam pembentukan konsep
(RPP). RPP yang baik harus merencanakan materi.
pembelajaran yang akan dilakukan dan
140
Siti Maryam Rohimah
DAFTAR PUSTAKA
141