You are on page 1of 14

KAJIAN LITERATUR: PENGALAMAN ORANG TUA TERHADAP PERAWATAN ANAK

PENGIDAP HIDROSEFALUS

Maria Helena Nei1, Heribertus Handi2, Theofilus Acai Ndorang3


Fakultas Ilmu Kesehatan dan Pertanian UNIKA Santu Paulus Ruteng
Email: helenaneyy@gmail.com
Abstrak: Hydrocephalus is an enlargement of the ventricles of the brain as a result of an increase in the amount
of cerebrospinal fluid (CSF) caused by an imbalance between production, circulation and absorption.
Hydrocephalus is a congenital disease in children that causes disruption in the child's developmental phase. This
condition can also be referred to as hydrodynamic disturbances in CSS. Conditions such as cerebral atrophy also
result in an abnormal increase in CSF in the central nervous system (CNS). In this situation, the loss of brain
tissue leaves empty space filled passively with CSS. Such conditions are not the result of hydrodynamic
disturbances and thus are not classified as hydrochephalus. Hydrocephalus is a congenital disease in children that
causes disruption in the growth and development phase. The aim: This study aims to describe the behavior of
parents towards the care of children with hydrocephalus. Methods: This study uses the Riview Literature
method. The independent variable is the behavior of the parents. The population in this study were national and
international journals that had gone through the screening stage and the research samples were 6 national and
international journals. Results: Based on the ten articles that have been reviewed, there is a description of the
behavior of parents towards the care of children with hydrocephalus. The description of parental behavior such
as care for children with hydrocephalus is one of the factors that can improve recovery for children with
hydrocephalus.

Keywords: parents and children with hydrocephalus.

Abstrak: Hidrosefalus adalah pembesaran ventrikulus otak sebagai akibat peningkatan jumlah cairan
serebrospinal (CSS) yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara produksi, sirkulasi dan absorbsinya.
Hidrosefalus adalah salah satu penyakit kongenital pada anak yang menyebabkan gangguan pada fase tumbuh
kembang anak. Kondisi ini juga bisa disebut sebagai gangguan hidrodinamik CSS. Kondisi seperti cerebral
atrofi juga mengakibatkan peningkatan abnormal CSS dalam susunan saraf pusat (SSP). Dalam situasi ini,
hilangnya jaringan otak meninggalkan ruang kosong yang dipenuhi secara pasif dengan CSS. Kondisi seperti itu
bukan hasil dari gangguan hidrodinamik dan dengan demikian tidak diklasifikasikan sebagai hidrochefalus.
Hidrosefalus adalah salah satu penyakit kongenital pada anak yang menyebabkan gangguan pada fase tumbuh
kembang. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengalaman orang tua terhadap perawatan anak
pengidap hidrosefalus. Metode : Penelitian ini menggunakan metode Literatur Riview. Variabel independen
adalah perilaku orang tua. Populasi dalam penelitian ini adalah jurnal nasional dan internasional yang telah
melalui tahap screening dan sampel penelitian adalah 6 jurnal nasional dan internasional. Hasil: Berdasarkan
keenam artikel yang telah di review terdapat pengalaman orang tua terhadap perawatan anak pengidap
hidrosefalus. pengalaman orang tua seperti perawatan terhadap anak pengidap hidrosefalus menjadi salah satu
faktor yang dapat meningkatkan kesembuhan terhadap anak pengidap hidrosefalus.

Kata kunci :orang tua dan Anak Hidrosefalus.


PENDAHULUAN beberapa negara adalah sebagai berikut,
di Singapura pada anak 0-9 th : 0,5%,
Menurut Departemen Kesehatan
Malaysia: anak 5-12 th 15%, India: anak
Republik Indonesia, anak merupakan
2-4 th 4%, di Indonesia berdasarkan
anugerah bagi setiap orang tua dan
penelitian dari Fakultas Ilmu Kedokteran
generasi penerus yang akan menentukan
Universitas Indonesia terdapat 3%.
masa depan bangsa. Setiap orang tua
Berdasarkan pencatatan dan pelaporan
memiliki harapan yang sangat besar, dapat
yang diperoleh dari catatan register dari
memiliki seorang anak yang sehat dan
ruangan perawatan IKA 1 RSPAD Gatot
sempurna sehingga dapat dibanggakan dan
Soebroto dari bulan Oktober-Desember
didambakan untuk melanjutkan
tahun 2015 jumlah anak yang menderita
keturunannya. Namun, kenyataanya
dengan gangguan serebral berjumlah 159
banyak penyakit kronis yang dialami oleh
anak dan yang mengalami Hidrosefalus
anak-anak seperti epilepsi, diabetes, cacat
berjumlah 69 anak dengan persentase
mental, cacat fisik, dan hidrosefalus. Salah
43,39%(“Program Studi D III
satu penyakit yang sering menyerang anak-
Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu
anak yaitu hidrosefalus. Hidrosefalus
Kesehatan Perintis Padang Tahun 2018).
merupakan salah satu penyakit kelainan
kongenital yang paling sering terjadi pada Prevalensi hidrosefalus di
anak-anak(Oktaviani, Anggraini, Indonesia mencapai 10 permil per tahun,
Kusumaningsih 2017). sumber lain menyebutkan insiden
hidrosefalus berkisar 0,2-4 setiap 1000
Menurut World Health
kelahiran. Insidensi hidrosefalus
Organization (WHO) (2012) dan Ball
kongenital adalah 0,5-1,8 pada tiap 1000
(2012), hidrosefalus adalah sebuah kondisi
kelahiran dan 11-43% disebabkan oleh
saat terjadi gangguan cairan serebrospinal
stenosis aquaductus serebri. Jumlah
(CSF) yang diakibatkan reaksi tubuh
tersebut tidak terlalu berpengaruh pada
terhadap keseimbangan produksi dan
jenis kelamin, ras dan suku bangsa.
reabsorpsi sehingga terjadi penumpukan di
Hidrosefalus dapat terjadi pada semua
dalam kepala, menyebabkan tekanan
usia. Hidrosefalus infantil, 46% terjadi
meningkat, dan tulang tengkorak
akibat abnormalitas perkembangan otak,
berkembang menjadi lebih besar dari
50% akibat perdarahan subarachnoid dan
ukuran normal sehingga membutuhkan
meningitis, sedangkan kurang dari 4%
perawatan dan pengobatan khusus..
akibat tumor fossa posterior(Scan and
Untuk wilayah ASEAN jumlah Scan 2013).
penderita anak pengidap Hidrosefalus di
Pengalaman orang tua terhadap perawatan anak pengidap hidrosefalus |3
Angka penderita hidrosefalus di 2021, prevalensi penyakit Hidrosefalus
kabupaten Timor Tengah Utara, Nusa untuk wilayah Timor Tengah Utara,
Tenggara Timur, tergolong tinggi, Nusa Tenggara Timur sangat tinggi,
hingga mencapai belasan kasus. Data maka penulis tertarik melakukan kajian
tersebut diambil berdasarkan literatur tentang “Pengalaman Orang Tua
penelusuran di beberapa kecamatan. Terhadap Perawatan Anak Pengidap
Informasi yang dihimpun menyebutkan, Hidrosefalus”.
sebagian besar penderita telah
METODE
meninggal. Ditemui secara terpisah,
Penelitian ini menggunakan metode
dokter spesialis anak di RSUD
Literatur review. Variabel independen
Kefamenanu, Mervin Tri Hadianto,
adalah pengalaman orang tua sedangkan
mengatakan kasus hidrosefalus memang
variabel dependen adalah anak pengidap
ada di kabupaten TTU, tetapi data di
hidrosefalus. Populasi dalam penelitian ini
RSUD tidak ada(Kompas Lifestyle, 2 )
adalah jurnal nasional dan internasional
Hitung > Tabel, vol. I, 2012.).
yang telah melalui tahap screening dan
Data hidrosefalus untuk wilayah sampel penelitian adalah 6 jurnal nasional
Manggarai sebagaimana di lansir oleh dan internasional.
matanews.net dan poskupang.com pada
tahun 2020, anak yang memiliki penyakit HASIL DAN PEMBAHASAN
hidrosefalus ada 4 orang anak, dengan Karakteristik studi
anak umur 3 bulan, 3 tahun, 7 tahun dan Dalam penelitian Literatur Review
17 bulan. Anak dengan umur 3 bulan ini menggunakan 6 artikel penelitian
dari Wongka, Satar Mese Barat, anak dimana artikel yang digunakan telah sesuai
dengan umur 4 tahun dari Borong dengan kriteria inklusi pada penelitian ini
Manggarai Timur, anak dengan umur 7 yaitu topik yang membahas tentang
tahun dari desa Nggorang Reo, anak pengalaman orang tua terhadap perawatan
dengan umur 17 bulan dari Manggarai anak pengidap hidrosefalus dengan tahun
Timur. Anak yang mengalami penyakit terbit dalam rentang waktu 2010-2020.
hidrosefalus ini adalah 1 orang anak Kriteria inklusi lainnya dalam pemilihan
perempuan dan 3 orang anak laki-laki artikel penelitian ini yaitu memiliki sasaran
(Matanews.net). responden orang tua dari anak pengidap
hidrosefalus. Artikel penelitian yang
Berdasarkan fakta sebagaimana
digunakan dalam penelitian studi literatur
yang disebutkan pada uraian hasil
adalah penelitian-penelitian yang bersifat
penelitian sebelumnya bahwa tahun
Non eksperimental dan merupakan
12 | Jurnal Wawasan Kesehatan: volume:…., Nomor…, tahun
penelitian dengan metode korelasional atau anaknya yang sakit sampai sembuh. Hal
metode untuk melihat hubungan antara yang ketiga informan lakukan yaitu
variabel dengan pendekatan Cross berdoa, meminta kesembuhan untuk sang
Sectional. Dari 6 artikel yang digunakan anak, bercerita kepada suami meminta
dalam penelitian literatur review ini kekuatan, kesabaran agar bisa kuat
jumlah responden tertinggi adalah 25 merawat dengan baik anaknya yang sakit
responden dan terendah adalah 2 sampai sembuh(Germer). Penelitian lain
responden. oleh Yunita (2014), menjelaskan bahwa
Berdasarkan hasil penelitian dari 6 orang tua dapat terlihat dari kepasrahan
jurnal ditemukan bahwa terdapat kepada Tuhan mengenai masalah yang
pengalaman orang tua terhadap perawatan dihadapi dan cenderung menghindari
anak pengidap hidrosefalus. Pengalaman lingkungan yang memberikan respons
orang tua dalam hal merawat anak negatif terhadap anak (emotion-focused
pengidap hidrosefalus ditemukan beberapa coping). Semua informan juga mencari
proses atau pengalaman dari setiap orang tahu mengenai penyakit anak, melakukan
tua dengan bagaimana mereka menerima pengobatan bagi anak, serta melakukan
keadaan anak mereka. perawatan (problem-focused coping).
Proses Penerimaan Orang Tua pada Dalam penelitian ini juga ditemukan orang
Anak Hydrocephalus tua melakukan beberapa tahapan agar bisa
menerima keadaan anaknya yaitu
Orang tua yang memiliki anak yang
mengikari, marah, tawar-menawar, depresi,
sakit hydrocephalus harus mengelola
dan penerimaan. Penelitian ini juga
emosinya ketika merawat anaknya yang
didukung dari Maharani (2014),
sakit, agar tidak berpengaruh pada
menjelaskan bahwa usaha-usaha yang
kesembuhan sang anak. Berdasarkan
dilakukan keempat subjek dalam menerima
artikel dari Rahmayani (2017), didapatkan
anak hidrosefalus antara lain mencari
bahwa ketiga informan mendapatkan hal
informasi sebanyak mungkin mengenai
tidak menyenangkan dari luar, banyak
kelainan hydrocephalus dan penanganan
tetangga, orang lain yang melihat kondisi
yang harus dilakukan, memberikan
anaknya yang sakit dan banyak yang
penanganan terbaik untuk anak, dan
mengejek, Semua hal yang tidak
beberapa subjek memilih untuk berhenti
menyenangkan dari luar yang mengganggu
dari kegiatan di luar rumah demi mengasuh
ketika mengasuh anaknya yang sakit,
anaknya. Selain melakukan tindakan
informan tidak mendengarkan perkataan
sebagai usaha menghadapi kondisi anak,
orang lain, tidak memasukan ke dalam
keempat subjek juga berusaha untuk
hati, cuek saja dan tetap fokus merawat
Pengalaman orang tua terhadap perawatan anak pengidap hidrosefalus |5
memodulasi perasaan agar lebih tenang rasa sayangnya, karena dengan hal itu
dan kuat dalam menerima kondisi anak, membantu anaknya yang sakit hidrosefalus
berpikir positif terhadap situasi yang merasa senang dan ada niat untuk
dihadapi, lebih banyak mendekatkan diri menerima keadaan. Orang tua juga harus
kepada Tuhan, serta mencari dukungan menerima keadaan anaknya agar anak
secara emosi dengan melakukan sharing tidak merasa minder dan adanya rasa
dengan keluarga ataupun teman. Dukungan percaya diri dalam diri anak.
sosial merupakan faktor yang paling
Komunikasi Verbal dan nonverbal
berpengaruh dalam usaha subjek
dalam Pengasuhan Orang Tua untuk
menghadapi kondisi anak dengan kelainan
Membangun Tautan Emosi pada Anak
hydrocephalus. Dukungan secara emosi
Hydrocephalus.
yang diberikan keluarga dan lingkungan
membuat subjek lebih percaya diri dan Orang tua yang mengasuh anak sakit

optimis terhadap perkembangan kondisi hydrocephalus yang sebelumnya tidak

anak dengan kelainan hydrocephalus. menggunakan komunikasi verbal ketika

Penelitian dari Yunita (2019), menjelaskan pertama kali mengasuh anaknya yang

bahwa proses penerimaan dari beberapa sakit, respon sang anak sedih, sering

sub tema antara lain: Orang tua memantau menangis, apalagi ketika melihat ibunya

dan membantu aktivitas fisik kegiatan sedih, menangis ketika merawat anaknya

anak, Orang tua aktif dalam memantau dan yang sakit dan respon sang anak langsung

membantu pengobatan anak, Orang tua panas, sakit dan kejang setiap malam. Hal

memfasilitasi stimulasi perkembangan ini yang dialami informan ketika

anak, Orang tua memantau interaksi menunjukan wajah sedih di depan

hubungan sosial anak, Orang tua menjaga anaknya. Menjalin komunikasi dengan

faktor lingkungan anak. anak yang sakit hydrocephalus bukan


sesuatu yang mudah bagi orang lain
Peneliti berpendapat bahwa dalam hal
sekitarnya, khususnya juga orang tua di
merawat anak yang pengidap hidrosefalus
rumah. Berdasarkan hasil penelitian ini,
Orang tua harus mampu mewujudkan
komunikasi keluarga (orang tua) sangat
penerimaan diri dengan cara pemahaman
penting untuk penyembuhan dan
terhadap diri sendiri, memiliki harapan
pengasuhan anak yang sakit
yang positif, memiliki kepercayaan diri
hydrocephalus. Informan sering membahas
yang baik, tidak menyerah dalam merawat
mengenai kondisi, dan perkembangan
kondisi anaknya dengan memberikan kasih
anaknya yang sakit, mencari pengobatan
sayang, pengasuhan yang benar,
yang terbaik demi menyembuhkan
memberikan sentuhan, mengekspresikan
12 | Jurnal Wawasan Kesehatan: volume:…., Nomor…, tahun
anaknya. Dukungan dari suami sangat luar rumah demi mengasuh anaknya.
dibutuhkan bagi ibu yang mengasuh anak Selain melakukan tindakan sebagai usaha
hydrocephalus, agar tidak menyerah, menghadapi kondisi anak, keempat subjek
mendapatkan motivasi untuk mengasuh juga berusaha untuk memodulasi perasaan
anaknya dengan baik sampai sembuh. agar lebih tenang dan kuat dalam
Orang tua yang memiliki anak sakit menerima kondisi anak, berpikir positif
hydrocephalus sering mengajak anaknya terhadap situasi yang dihadapi, lebih
berinteraksi seperti menyanyikan lagu, banyak mendekatkan diri kepada Tuhan,
salaman, pok ame-ame semua memiliki serta mencari dukungan secara emosi
makna untuk membahagiakan sang anak, dengan melakukan sharing dengan
respon yang diterima oleh orang tua yaitu keluarga ataupun teman. Dukungan sosial
melihat anaknya tersenyum, tertawa merupakan faktor yang paling berpengaruh
bahagia, sehingga tidak merasakan dalam usaha subjek menghadapi kondisi
kesakitan pada dirinya (Komunikasi et al. anak dengan kelainan hydrocephalus.
2017). Dukungan secara emosi yang diberikan
keluarga dan lingkungan membuat subjek
Penelitian dari Maharani (2014),
lebih percaya diri dan optimis terhadap
menjelaskan bahwa Ibu yang memiliki
perkembangan kondisi anak dengan
anak dengan kelainan hydrocephalus
kelainan hydrocephalus. Penelitian lain
mengalami stres yang ditunjukkan dengan
oleh Yunita (2019), menjelaskan bahwa
perasaan shock, sedih, kecewa, dan malu
Orang tua memfasilitasi stimulasi
saat pertama kali mengetahui kondisi
perkembangan anak, Orang tua memantau
anaknya. Hal yang memicu munculnya
interaksi hubungan sosial anak.
stres pada ibu adalah kondisi fisik anak,
persepsi mereka terhadap pandangan orang Peneliti berpendapat bahwa
lain mengenai anak, serta permasalahan komunikasi verbal sangat diperlukan
finansial untuk beberapa subjek. Keempat dalam mengasuh anak yang sakit
subjek mencoba melakukan usaha dalam hidrosefalus dalam hal berinteraksi, agar
menghadapi situasi stres tersebut (coping). sang anak terbiasa berkomunikasi dengan
Usaha-usaha yang dilakukan keempat orang lain di dalam rumah maupun di
subjek antara lain mencari informasi lingkungan sekitar. Komunikasi verbal
sebanyak mungkin mengenai kelainan menjadi salah satu alternative dimana
hydrocephalus dan penanganan yang harus mempunyai nilai treatment non medis
dilakukan, memberikan penanganan untuk kesembuhan anak yang sakit
terbaik untuk anak, dan beberapa subjek hydrocephalus, dimana orang tua
memilih untuk berhenti dari kegiatan di
Pengalaman orang tua terhadap perawatan anak pengidap hidrosefalus |7
mengasuh anaknya yang sakit harus terus bersabar, bersyukur dengan menerima apa
diajak berkomunikasi. yang telah Tuhan berikan, tidak peduli rasa
sakit yang orang tua rasakan dengan
Koping Orang tua yang Positif
mengabaikan diri, dan pengharapan agar
Tema koping orang tua yang positif anak bisa sembuh dari sakit hidrosefalus
ditemukan pada penelitian ini. Kondisi serta mendapatkan dukungan dari orang
anak yang sakit tentu saja memberikan lain. Penelitian dari Yunita (2014),
dampak perubahan pada keluarga. menjelaskan bahwa dinamika coping stress
Merawat anak yang sakit kronis seperti keluarga dapat terlihat dari kepasrahan
hidrosefalus tentu saja menimbulkan kepada Tuhan mengenai masalah yang
kecemasan dan stres terhadap orang tua. dihadapi dan cenderung menghindari
Mekanisme koping sangat diperlukan lingkungan yang memberikan respons
untuk dapat mengatasi dampak perubahan negatif terhadap anak (emotion-focused
tersebut. Mekanisme koping orang tua coping). Semua informan juga mencari
merupakan respons terhadap upaya tahu mengenai penyakit anak, melakukan
menerima kondisi anak yang sakit. Pada pengobatan bagi anak, serta melakukan
tema mekanisme koping orang tua, perawatan (problem-focused coping).
terdapat lima subtema, yaitu belajar ikhlas,
Peneliti berpendapat bahwa koping
bersabar, bersyukur, abaikan diri, dan
orang tua yang positif sangat dibutuhkan
pengharapan. Penggunaan mekanisme
saat merawat anak hidrosefalus, dengan
koping pada orang tua yang memiliki anak
menggunakan respon yang positif, seperti
dengan hidrosefalus sangat penting dan
belajar ikhlas, bersabar, bersyukur dengan
berguna untuk beradaptasi dengan kondisi
menerima apa yang telah Tuhan berikan
anak yang mengalami gangguan
dan tidak peduli rasa sakit yang dialami
perkembangan (Krstic, T. dan Oros, 2012).
orang tua dan mengharapkan kesembuhan
Penelitian lain dari Oktaviani et al serta kebahagian bagi sang anak yang
(2017), menjelaskan bahwa terdapat mengalami hidrosefalus serta mendapatkan
gambaran perilaku orang tua terhadap dukungan dari orang lain.
perawatan anak pengidap hidrosefalus
Orang Tua Memantau dan Membantu
dimana penelitian ini memberikan
Aktivitas Fisik Kegiatan Anak.
gambaran dan pemahaman tentang
pengalaman orang tua yang memiliki anak Anak dengan hidrosefalus diharapkan
dengan hidrosefalus. Tema koping orang untuk dapat hidup mandiri dan juga
tua yang positif ditemukan beberapa hal diharapkan tidak selalu bergantung
diantaranya: orang tua belajar ikhlas, terhadap orang lain untuk melakukan
12 | Jurnal Wawasan Kesehatan: volume:…., Nomor…, tahun
segala kebutuhan aktivitasnya. mempunyai anak dengan hidrosefalus
Kemandirian yang dimaksud yaitu agar harus mempunyai waktu dengan anak agar
anak mampu untuk melakukan kegiatan anak memiliki kemauan untuk berbuat atau
dirinya dalam kehidupan rutin setiap hari, melakukan aktivitas fisik.
seperti makan, minum, mandi, dan lain-
Orang Tua Aktif dalam Memantau dan
lain Soepardi (2013). Penelitian dari
Membantu Pengobatan Anak
Yunita (2019), menjelaskan bahwa dalam
melewati setiap tahap-tahap perkembangan Penelitian dari Istiana (2013),

anak, orang tua memiliki peran yang menjelaskan bahwa Peran asuh orang tua

penting dimana orang tua membantu anak yakni menuju kebutuhan pemeliharaan dan

dalam melakukan segala aktivitasnya, perawatan anak agar kesehatannya selalu

sehingga anak dapat mencapai terpelihara, sehingga diharapkan

kemandirian untuk hidup bermasyarakat. menjadikan anak-anak yang sehat baik

Keragaman individu dari anak hidrosefalus fisik, mental, sosial dan spiritual. Dengan

membawa dampak pada kebutuhan anak mengetahui adanya fungsi pokok orang tua

secara beragam pula. Penelitian lain dari dalam keluarga, maka segala sikap dan

Maharani (2014), menjelaskan bahwa perilaku anggota keluarga terutama pada

usaha-usaha yang dilakukan orang tua anak hidrosefalus dapat diarahkan dan

dalam membantu aktivitas fisik anak yaitu dikendalikan oleh orang tua sesuai dengan

mencari informasi sebanyak mungkin harapannya. Orang tua dalam

mengenai kelainan hydrocephalus dan melaksanakan perannya akan membantu

penanganan yang harus dilakukan, anak untuk mencapai derajat kesehatan

memberikan penanganan terbaik untuk yang terbaik bagi anaknya. Penelitian dari

anak, dan beberapa subjek memilih untuk Smith et al (2013), menjelaskan bahwa

berhenti dari kegiatan di luar rumah demi Orang tua dalam membantu pengobatan

mengasuh anaknya. anak dengan dapat mengenali gejala


penyakit yang menunjukkan malfungsi
Peneliti berpendapat bahwa pentingnya
shunt dan ingin bekerja sama dengan
orang tua memantau dan membantu
profesional kesehatan tentang pengelolaan
aktivitas fisik kegiatan anak hidrosefalus,
kondisi anak mereka. Kolaborasi dengan
seperti membantu anak saat makan,
orang tua membutuhkan ahli kesehatan
minum, BAK, BAB dan sebagainya. Anak
untuk mendengarkan kekhawatiran orang
dengan hidrosefalus belum seutuhnya
tua dan menghargai pengalaman mereka.
untuk melakukan aktivitas sendiri sehingga
Penelitian ini didukung oleh Maharani
pentingnya pantauan orang tua mereka
(2014) mengatakan mencari informasi
dalam hal aktivitas fisik. Orang tua yang
Pengalaman orang tua terhadap perawatan anak pengidap hidrosefalus |9
sebanyak mungkin mengenai kelainan Orang Tua Memfasilitasi Stimulasi
hydrocephalus dan penanganan yang harus Perkembangan Anak
dilakukan, memberikan penanganan
Pada dasarnya, anak dengan
terbaik untuk anak. Penelitian lain dari
hidrosefalus membutuhkan bimbingan
Oktaviani et al (2017), menjelaskan bahwa
untuk tetap bisa berbaur dengan
dalam hal ini orang tua memberikan
masyarakat pada umumnya karena mereka
perawatan kesehatan terhadap anak mereka
memiliki hak dan kewajiban yang sama di
dengan cara pengobatan medis, pemberian
lingkungan sosial. Untuk anak dengan
terapi dan perawatan kesehatan anak pada
hidrosefalus ini dalam pola pengajarannya
saat di rumah. Penelitian dari Yunita
memiliki perbedaan dalam perlakuannya.
(2019), menjelaskan bahwa pengalaman
Untuk memenuhi kebutuhan pendidikan,
orang tua dalam meningkatkan kualitas
maka para anak penyandang hidrosefalus
hidup pada anak “S” dengan hidrosefalus
memerlukan pendidikan khusus. Seorang
di kecamatan Dau Kabupaten Malang
anak dengan keterlambatan
terjawab dalam 5 tema, yaitu salah satunya
perkembangannya teridentifikasi pada
Orang tua aktif dalam memantau dan
tahap awal akan punya kesempatan yang
membantu pengobatan anak.
lebih baik untuk bisa mencapai
Peneliti berpendapat bahwa, memantau kapasitasnya secara penuh Susanto (2011).
dan membantu pengobatan anak dengan Penelitian dari Gürol (2015), menjelaskan
pengidap hidrosefalus sangat diperlukan bahwa dengan memfasilitasi stimulasi
dimana anak hidrosefalus harus melakukan perkembangan anak ibu lebih tertarik pada
perawatan kesehatan dengan cara masalah yang akan dialami dirinya dan
memberikan pengobatan medis, pemberian anaknya dalam waktu dekat dan dimensi
terapi dan orang tua membantu perawatan fisiologis penyakitnya. Namun, mereka
anak saat berada di rumah. Salah satu sadar akan masa depan anak-anak mereka,
pengobatan anak yang didapatkan dari perawatan di rumah, dan kebutuhan
orang tua adalah rasa perhatian dan kasih pendidikan khusus. Penelitian lain oleh
sayang yang tulus terhadap anak walaupun Maharani (2014), menjelaskan bahwa
dengan kondisi anak dengan pengidap dukungan secara emosi yang diberikan
hidrosefalus. Orang tua dalam memantau keluarga dan lingkungan membuat subjek
pengobatan anak dengan cara memberikan lebih percaya diri dan optimis terhadap
pengobatan yang sesuai dengan kondisi perkembangan kondisi anak dengan
anak mereka dan orang tua bekerja sama kelainan hydrocephalus. Penelitian dari
dengan tim medis dalam pengobatan. Yunita (2019), menjelaskan bahwa Orang
tua berperan penuh dalam memberikan
12 | Jurnal Wawasan Kesehatan: volume:…., Nomor…, tahun
pendidikan kepada sang anak untuk (2013). Penelitian dari Yunita (2019),
mengatasi keterlambatan perkembangan menjelaskan bahwa pengalaman orang tua
motorik. Hal yang dilakukan orang tua dalam meningkatkan kualitas hidup pada
kepada sang anak dengan memberikan anak hidrosefalus didapatkan bahwa anak
pendidikan disekolah di tempat yang hidrosefalus melakukan interaksi dengan
khusus atau non formal. Di sekolah ini, orang sekitarnya, salah satunya adalah
anak dibimbing untuk melatih dan kakak kandungnya. Dalam hal ini, orang
mengasah motorik kasar, motorik halus tua mempunyai inisiatif untuk
dan sensoriknya. mengajarkan kepada anak hidrosefalus
bagaimana cara berkomunikasi yang baik
Peneliti berpendapat bahwa, anak
terhadap orang lain. Penelitian lain oleh
dengan hidrosefalus sangat penting
Maharani (2014), menjelaskan bahwa
mendapatkan pendidikan untuk
mencari dukungan secara emosi dengan
mengembangkan stimulasi dari anak.
melakukan sharing dengan keluarga
Orang tua sangat dibutuhkan untuk
ataupun teman, dan Dukungan secara
memberikan pendidikan terhadap anak
emosi yang diberikan keluarga dan
untuk mengatasi keterlambatan
lingkungan membuat subjek lebih percaya
perkembangan motorik kasar dan halus
diri dan optimis terhadap perkembangan
serta perkembangan sensorik. Walaupun
kondisi anak dengan kelainan
anak tidak mendapatkan pendidikan dari
hydrocephalus.
sekolah, orang tua wajib memfasilitasi
pendidikan anak di rumah dengan melatih Peneliti berpendapat bahwa,
cara bicara dan cara membaca seperti yang pentingnya anak berinteraksi dengan anak
dilakukan anak lain di sekolah. hidrosefalus agar anak hidrosefalus
terbiasa berkomunikasi dengan anak
Orang Tua Memantau Interaksi
lainya. Berkomunikasi dengan sesama
Hubungan Sosial Anak
anak lainya, penderita hidrosefalus sangat
Salah satu prinsip peranan orang tua bersemangat dan penderita juga merasa
kepada anaknya adalah mentoring. Prinsip percaya diri akan keadaanya. Orang tua
mentoring yakni orang tua mengajarkan juga wajib memantau interaksi hubungan
kemampuan untuk menjalin atau sosial anak hidrosefalus agar anak yang
membangun hubungan, menanamkan kasih lain tidak meremehkan anaknya yang
sayang kepada orang lain, interaksi hidrosefalus.
hubungan ke orang lain atau pemberian
Orang Tua Menjaga Faktor
perlindungan kepada orang lain secara
Lingkungan Anak.
mendalam, jujur dan tanpa syarat Istiani
Pengalaman orang tua terhadap perawatan anak pengidap hidrosefalus | 11
Lingkungan sangat berpengaruh bagi anak dengan kelainan hidrosefalus. Di
perkembangan karakter anak. Bila anak dalam rumah orang tua menjaga siklus
berada pada lingkungan yang baik maka udara, pencahayaan, mengamankan
akan dapat memberikan pengaruh yang barang-barang yang beresiko, memberitahu
baik pula bagi perkembangan karakter benda yang berbahaya atau tajam serta
anak, dan begitu juga sebaliknya mengawasi anak saat naik dan turun
lingkungan yang tidak baik juga dapat tangga. Di luar rumah, orang tua
memberikan pengaruh yang tidak baik bagi mengawasi cara berjalan di depan pagar,
perkembangan karakter anak. Sebagai memberitahu bila ada motor untuk minggir
orang tua harus pintar memilihkan dan berhenti, serta menghindari pemicu
lingkungan yang baik bagi anak, karena yang membuat anak tidak nyaman.
akan menentukan perkembangan karakter
Peneliti berpendapat bahwa, orang tua
anak. Lingkungan ini dapat dimisalkan
senantiasa menjaga faktor lingkungan anak
seperti lingkungan tempat tinggal dan
yaitu pada lingkungan rumah dan di luar
lingkungan bermain anak (Nelson, 2012).
rumah. Pada lingkungan rumah orang tua
Penelitian dari Maharani (2014), menjaga siklus udara, pencahayaan,
menjelaskan bahwa Ibu yang memiliki mengamankan barang-barang tajam,
anak dengan kelainan hydrocephalus mengawasi anak saat berjalan naik turun
menjaga faktor lingkungan anak secara tangga dan saat berada di tempat licin.
internal dengan melakukan usaha Selain itu, pada lingkungan di luar rumah
menghadapi kondisi anak, berusaha untuk orang tua harus mengawasi cara berjalan
memodulasi perasaan agar lebih tenang anak, membantu anak menyeberangi jika
dan kuat dalam menerima kondisi anak, ada motor dan mobil, menghindari pemicu
berpikir positif terhadap situasi yang yang membuat anak tidak nyaman saat
dihadapi, lebih banyak mendekatkan diri berada di luar rumah.
kepada Tuhan, serta mencari dukungan
KESIMPULAN
secara emosi dengan melakukan sharing
dengan keluarga ataupun teman. Dukungan Berdasarkan hasil Review dari 6
sosial merupakan faktor yang paling jurnal peneliti dapat menyimpulkan bahwa
berpengaruh dalam usaha subjek terdapat pengalaman orang tua terhadap
menghadapi kondisi anak dengan kelainan perawatan anak pengidap hidrosefalus.
hydrocephalus. Dukungan secara emosi Pengalaman orang tua terhadap anak
yang diberikan keluarga dan lingkungan hidrosefalus, mereka tidak langsung
membuat subjek lebih percaya diri dan menerima keadaan anaknya, akan tetapi
optimis terhadap perkembangan kondisi
12 | Jurnal Wawasan Kesehatan: volume:…., Nomor…, tahun
melewati beberapa tahap. Pengalaman Gürol, A. (2015). The Experienced
orang tua terhadap anak hidrosefalus, yaitu Problems of Mothers Having Children
Proses Penerimaan Orang Tua pada Anak with Hydrocephalus : A Qualitative
Hydrocephalus, Komunikasi Verbal dan Study. 8(2), 435–442.
Nonverbal dalam Pengasuhan Orang Tua
Yunita Handayani, Erlyn Erawan :
untuk Membangun Tautan Emosi pada
Dinamika coping stress keluarga
Anak Hydrocephalus, Koping Orang tua
dalam menghadapi anak
yang Positif, Orang tua memantau dan
hidrosefalus. Hal. 1-12. 1–12.
membantu aktivitas fisik kegiatan anak,
Journal of Islamic Economics and
orang tua aktif dalam memantau dan
Banking 2.
membantu pengobatan anak, orang tua
memfasilitasi stimulasi perkembangan Latifah, Luluk, and Iskandar Ritonga.
anak, orang tua memantau interaksi (2020). “Systematic Literature
hubungan sosial anak dan orang tua Review ( SLR ):
menjaga faktor lingkungan anak.
Kompetensi Sumber Insani Bagi
SARAN Perkembangan Perbankan Syariah Di
Indonesia Daya.”
Orang tua dengan anak pengidap
hidrosefalus diharapkan untuk Lifestyle, Kompas. 2012. 2 ) Hitung >

memperhatikan bagaimana cara untuk Tabel. Vol. I.

merawat anak dengan pengidap Lusiana, D. (2020). The Quality of Life of


hidrosefalus agar membantu meningkatkan Hydrocephalus Children with Shunt
kesehatan dari anak Hidrosefalus. Implants : Literature Review. 7(1),
119–124.
DAFTAR PUSTAKA

Maharani, Wa Ode. 2014. “Stress Dan


priyanto, Rhonaz Putra Agung, and
Coping Stress Ibu Yang Memiliki
Fadillah Sari. (2013). “Hidrosefalus
Anak Dengan Kelainan
Pada Anak.” Jmj
Hydrocephalus” 03 (4): 67–71.
1: 61–67.
Marzali, Amri -. 2017. “Menulis Kajian
Argie, D., Zafrullah, M., Adam, A., Imron, Literatur.” Etnosia : Jurnal Etnografi
A., Sobana, M., Sutiono, A. B., & Indonesia 1 (2): 27.
Bedah, I. (2014). Artikel Asli. https://doi.org/10.31947/etnosia.v1i2.
43(September), 43–47. 1613.
Pengalaman orang tua terhadap perawatan anak pengidap hidrosefalus | 13
Moura, Ciro José Ribeiro de. 2011. “No Systems 37 (1): 879–910.
Title p.” Phys. Rev. E 3 (10): 53. https://doi.org/10.17705/1cais.03743.

Ns. Agelina Bhetsy, S.Kep, ed. 2013. 1 , 2 Oktaviani, M., Anggraini, L. D., &
1. Vol. 3. jakarta:EGC,. Kusumaningsih, C. I. (2017).
Pengalaman Orangtua Yang Memiliki
Okoli, Chitu. 2015. “A Guide to
Anak Dengan Hidrosefalus. Jurnal
Conducting a Standalone Systematic
Persatuan Perawat Nasional
Literature Review.” Communications
Indonesia (JPPNI), 1(2), 137.
of the Association for Information
https://doi.org/10.32419/jppni.v1i2.

You might also like