You are on page 1of 8

Berkala Fisika ISSN : 1410 - 9662

Vol 13. , No.2, Edisi khusus April 2010, hal D11-D18

INTERPRETASI STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN


DAERAH GUNUNG MERBABU – MERAPI
BERDASARKAN PEMODELAN 3D ANOMALI
BOUGUER
Muh Sarkowi
Program Studi Teknik Geofisika, Fakultas Teknik Universitas Lampung, , Jl. Prof.
Soemantri Brodjonegoro No. 1, Bandar Lampung, Telp. (0721)703475-708. Email :
sarkov323@yahoo.com

Abstract
Mount Merbabu represent the volcano which keep a lot of mystery because its activity not
many known by vulcanology expert. At least existing data about activity of Mount Merbabu cause
the its activity characteristic not yet can be expressed surely. Study [of] about characteristic of
Mount Merbabu needed to to learn the nature of vulcanisme activity so that action prevetive fall
the victim and disaster mitigation can be done early possible. While the Mount of Merapi
represent the most active volcano in the world. In Its activity, eruption Merapi Mount yield the
hot cloud (wedus gembel) with the temperature 3000 º C to glide the mean reach the distance 4-5
km.
In this research we have been done modeling and interpretation of Bouguer anomaly
around Mt. Merapi and Merbabu. Result of research indicate that Mt. Merapi and Merbabu have
the negative anomaly which because of existence magma chamber. The magma chamber in Mt.
Merapi have a convex form with the deepnes from 500 – 6000 meter from meas sea level, while the
magma chamber in Mt. Merbabu have the same from but rather minimize with the deppnes magma
chamber about 1000 – 4000 meter from means sea level. Magma chamber in Mt. Merapi caontain
liquid magma while the solid magma in Mt. Merbabu.

Keywords : Mount Merapi, Mount Merbabu, Gravity

Abstrak
Gunung Merbabu merupakan gunungapi yang menyimpan banyak misteri karena
aktivitasnya tidak banyak diketahui oleh ahli vulkanologi. Sedikitnya data yang ada tentang
aktivitas Gunung Merbabu menyebabkan karakteristik aktivitasnya belum bisa dinyatakan secara
pasti. Studi tentang karakteristik Gunung Merbabu diperlukan untuk mempelajari sifat aktivitas
vulkanisnya sehingga tindakan-tindakan prevensi jatuhnya korban dan mitigasi bencana dapat
dilakukan sedini mungkin. Sedangkan gunung Merapi merupakan salah satu gunung berapi yang
teraktif di dunia. Dalam aktivitasnya, letusan Gunung Merapi menghasilkan awan panas dengan
suhu 3000 ºC.
Pada penelitian ini telah dilakukan pemodelan dan interpretasi anomali Bouguer untuk
daerah disekitar gunung Merapi dan Merbabu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daerah
puncak gunung Merapi dan gunung Merbabu mempunyai anomali negatif yang disebabkan oleh
adanya kantong magma. Kantong magma di gunung Merapi mempunyai bentuk cembung pada
bagian tengahnya dengan kedalaman dari 500 – 6000 meter dari MSl, sedangkan kantong magma
di gunung Merbabu mempunyai bentuk yang sama tetapi lebih kecil dengan kedalaman kantong
magma dari 1000 – 4000 meter dari MSL. Kantong magma gunung merapi berisi magma cair
sedangkan kantong magma gunung Merbabu berisi magma padat.

Kata kunci: Gunung Merapi, Gunung Merbabu, Gravitasi

D11
Muh Sarkowi Interpretasi Struktur Bawah ...

PENDAHULUAN letusan Gunung Merapi menghasilkan


Gunung Merbabu merupakan awan panas rata-rata mencapai jarak 4-5
gunung yang menyimpan banyak misteri km. Sejak tahun 1900, indeks letusan
karena aktivitasnya tidak banyak berkisar antara 1 - 3, dengan indeks
diketahui oleh ahli vulkanologi. maksimum 3 terjadi pada tahun 1930
Sedikitnya data yang ada tentang dan 1961. Dua letusan ini menghasilkan
aktivitas gunung Merbabu menyebabkan awan panas dengan jarak hingga 12 km
karakteristik aktivitas gunung Merbabu ke arah barat daya. Pada tahun 1998,
belum bisa dinyatakan secara pasti. gunung ini menyemburkan asap wedhus
Gunung Merbabu juga sudah lama tidak gembel dengan suhu 3000 ºC yang bisa
menunjukkan aktivitasnya sehingga oleh melepuhkan kulit manusia. Pada tahun
sebagian besar masyarakat gunung 1994 awan panas telah membunuh 66
Merbabu telah dianggap sebagai gunung orang di lereng sebelah barat daya,
yang tidak aktif lagi. Namun pada sedangkan letusan terakhir terjadi pada
kenyataannya anggapan masyarakat 14 Juni 2006 dengan indeks letusan 2
tentang ketidakaktifan gunung Merbabu dan menghasilkan awan panas dengan
belum dapat dibuktikan secara ilmiah jarak maksimum 7 km ke arah
karena gunung Merbabu belum selatan/tenggara.
menunjukkan ciri aktivitas post vulkanis Untuk mengetahui status kedua
yang mencirikan suatu gunung yang gunung tersebut, maka perlu diketahui
akan berhenti aktivitasnya secara total. bagaimana struktur bawah permukaan
Ciri yang ada pada gunung Merbabu dan keberadaan kantong magma dari
sama sekali belum menunjukkan ciri kedua gunung tersebut. Dengan adanya
aktivitas post vulkanis sehingga saat ini informasi tersebut maka status dan
gunung Merbabu dikategorikan dalam kondisi aktivitas gunung api tersebut
gunung yang sedang dalam masa dapat dibandingkan. Salah satu metode
istirahat. yang dapat digunakan untuk mengetahui
Studi tentang karakteristik struktur subsurface dan kantong magma
gunung Merbabu diperlukan untuk adalah metode gayaberat.
mempelajari sifat aktivitas vulkanis
Gunung Merbabu sehingga tindakan- Kondisi Geologi Daerah Gunung
tindakan preventif jatuhnya korban Merbabu – Merapi dan sekitarnya
(jiwa dan harta) dan mitigasi bencana Gunung Merbabu merupakan
dapat dilakukan sedini mungkin. suatu gunungapi tipe stratovulkano yang
Tindakan yang tepat diwaktu yang tepat terletak pada 7° 26` 38`` S dan 110° 26`
akan memberikan hasil yang optimal 38`` E dengan elevasi 3142 m dpal
dibandingkan dengan tindakan yang (Puncak Kenteng Solo). Gunung
tepat dalam waktu yang tidak tepat Merbabu memiliki tiga puncak yaitu
sehingga pemahaman tentang waktu Puncak Antena (2800 m dpal), Puncak
akan terjadinya atau waktu Syarif (3119 m dpal), dan Puncak
kemungkinan terjadinya kenaikan Kenteng Solo (3142 m dpal). Gunung
aktivitas gunung Merbabu yang Merbabu memiliki 5 kawah yaitu
mungkin dapat berakhir pada erupsi Kawah Rebab, Kawah Kombang,
yang membahayakan sangat diperlukan. Kawah Kendang, Kawah
Merapi berasal dari dua kata Candradimuko, dan Kawah
"meru" yang artinya gunung, dan "api" Sambernyowo. Gunung Merbabu
yang berarti gunung berapi. Merapi memiliki bentuk yang besar
adalah salah satu gunung berapi yang dibandingkan dengan gunung Merapi
teraktif di dunia. Dalam aktivitasnya, yang sangat ramping. Bagian puncak

D12
Berkala Fisika ISSN : 1410 - 9662
Vol 13. , No.2, Edisi khusus April 2010, hal D11-D18

gunung Merbabu dapat dibagi menjadi basalt (tersusun dari mineral olivin-
tiga satuan Graben Gunung, yakni : augit), andesit dengan mineral augit,
a. Graben Sari dengan arah timur serta andesit dengan mineral hornblen-
tenggara – barat baratlaut. hipersten-augit[3].
b. Graben Guyangan dengan arah Gunung Merapi terbentuk
selatan baratdaya – utara timur. pertama kali sekitar 60.000-80.000
c. Graben Sipendok dengan arah barat tahun yang lalu. Gunung Merapi terletak
laut – timur tenggara. pada busur magmatik yang dibentuk
Erupsi samping gunung Merbabu oleh gerakan lempeng India-Australia
banyak menghasilkan aliran lava dan ke arah Utara menunjam ke bawah
aliran piroklastik, aliran lava tersebut lempeng Eurasia. Menurut Van
mengalir melalui titik erupsi yang Bemmelen (1970). Gunung Merapi
diselimuti oleh endapan piroklastika tumbuh di atas titik potong antara
baik aliran maupun jatuhan. Titik-titik kelurusan vulkanik Ungaran - Telomoyo
erupsi tersebut diperkirakan melalui - Merbabu - Merapi dan kelurusan
jalur sesar dengan arah utara baratlaut – vulkanik Lawu - Merapi - Sumbing -
selatan tenggara serta melalui daerah Sindoro – Slamet[8]. Kelurusan
puncak. Penelitian yang dilakukan oleh vulkanik Ungaran-Merapi tersebut
Neuman van Padang 1951, telah merupakan sesar mendatar yang
menemukan bahwa gunung Merbabu berbentuk konkaf hingga sampai ke
telah mengeluarkan basalt olivin augit, barat, dan berangsur-angsur berkembang
andesit augit dan andesit hornblende kegiatan vulkanisnya sepanjang sesar
hiperstein augit[3]. Demikian pula mendatar dari arah utara ke selatan.
menurut Mac Donald 1972, melaporkan Dapat diurut dari utara yaitu Ungaran
bahwa pada tahun.1797, gunung Tua berumur Pleistosen dan berakhir di
Merbabu meletus melalui erupsi selatan yaitu di Gunung Merapi yang
samping dan erupsi pusat, namun tidak sangat aktif hingga saat ini. Kadang
dilaporkan hasil erupsi yang dikeluarkan disebutkan bahwa Gunung Merapi
serta kerusakan dan korban akibat terletak pada perpotongan dua sesar
kegiatan erupsi tersebut[4]. kwarter yaitu Sesar Semarang yang
Batuan penyusun Gunung berorientasi utara-selatan dan Sesar Solo
Merbabu secara umum terdiri atas yang berorientasi barat-timur. Gunung
endapan piroklastika dan leleran lava. Merapi merupakan gunungapi tipe
Pada lereng-lereng Gunung Merbabu basalt-andesitik dengan komposisi SiO2
ditemukan leleran lava andesitis dan berkisar antara 50-58 %. Beberapa lava
basaltis, terdapat juga endapan pasir yang bersifat lebih basa mempunyai
yang masih segar dan mudah lepas. SiO2 yang lebih rendah sampal sekitar
Verbeek (1986) menemukan aliran lava 48%. Batuan Merapi tersusun dari
basaltis pada sungai-sungai kecil di plagiolklas, olivin, piroksen, magnetit
gunung Merbabu[9]. Berdasarkan dan amphibol. Plagioklas merupakan
penelitian Neuman Van Padang (1951) mineral utama pada batuan Merapi
batuan penyusun Merbabu terdiri atas dengan komposisi sekitar 34%.

D13
Muh Sarkowi Interpretasi Struktur Bawah ...

dengan :
g(x,y,z) : anomali Bouguer
lengkap,
gobs : gayaberat observasi,
G() : gayaberat teoritis pada
lintang  ,
 : lintang,
FAC : koreksi udara bebas (free
air correction),
BC : koreksi Bouguer
(Bouguer correction),
TC : koreksi medan (terrain
Gambar 1. Gunung Merbabu dan gunung correction),
Merapi ρ : rapat massa,
h : tinggi (meter),
METODE PENELITIAN Δh : beda tinggi titik amat
Metode yang digunakan dalam dengan topografi
penelitian ini adalah dengan studi sekelilingnya,
pustaka terhadap beberapa referensi
yang menjelaskan tentang gunung Peta anomali Bouguer lengkap
Merbabu dan Merapi, pengolahan data daerah gunung Merapi – Merabu dan
gayaberat hingga diperoleh anomali sekitarnya ditunjukkan pada Gambar 2.
Bouguer, pemisahan anomali Bouguer Anomali Bouguer lengkap di daerah
regional dan lokal dengan metode penelitian mempunyai kecenderungan
moving average. Selanjutnya untuk nilai yang besar di bagian selatan dan
mengetahui struktur bawah permukaan terus menurun dibagian utara. Pola ini
dan kantong magma dibawah gunung kemungkinan berkorelasi efek dari zona
Merapi dan Merbabu dilakukan subduction dari sebelah selatan Jawa.
pemodelan inversi 3D anomali Bouguer. Sedangkan daerah disekitar puncak
Hasil pemodelan selanjutnya dilakukan gunung Merapi dan Merbabu
interpretasi dan analisis dengan mempunyai anomali negatif yang
membandingkan data-data geologi di mengindikasikan adanya distribusi
daerah tersebut. benda dengan densitas rendah di bawah
puncak gunung tersebut, yang
Anomali Bougue Daerah Gunung kemungkinan disebabkan oleh
Merapi keberadaan kantung magma. Sedangkan
Anomali Bouguer lengkap adanya pola anomali rendah dibagian
merupakan selisih antara nilai gayaberat NE kemungkinan karena interpolasi
pengamatan dengan gayaberat teoritik karena data yang kurang banyak.
yang didefinisikan pada titik Untuk memunculkan anomali
pengamatan bukan pada bidang yang dangkal dan untuk menentukan
referensi, baik elipsoid maupun muka batas-batas struktur yang ada di daerah
laut rata-rata. Anomali Bouguer penelitian dilakukan analisa second
dinyatakan sebagai [7] vertical derivatif. Peta second vertical
g ( x, y, z )  g obs  g    FAC  BC  TC  derivatif anomali Bouguer di daerah
(1) penelitian dengan filter Elkinds
ditunjukkan pada Gambar 3. Dari peta
g ( x, y, z )  g obs  g   
(2) SVD anomali Bouguer tampak bahwa
(0,308765  0.04193 )h  C 3 h daerah gunung Merapi – Merbabu dan

D14
Berkala Fisika ISSN : 1410 - 9662
Vol 13. , No.2, Edisi khusus April 2010, hal D11-D18

sekitarnya mempunyai struktur yang lokal digunakan metode moving


sangat kompleks. average.
Sebelum dilakukan proses
pemisahan anomali regional-residual
9180000

mG al dengan metoda ini, terlebih dulu dibuat


G. Merbabu
60
grid yang beraturan yaitu dengan spasi
9175000

50

40 grid 500 m pada anomali bouguer dan


30
menentukan lebar jendela yang akan
9170000

20

10 digunakan dalam metoda ini.


0
Dalam penentuan lebar jendela
9165000

terlebih dulu dilakukan slice beberapa


G. Merapi -1 0

-2 0

-3 0
penampang pada peta anomali
bougernya. Dari penampang tersebut
9160000

435000 440000 445000

Gambar 2. Peta anomali Bouguer daerah dilakukan transformasi fourier untuk


gunung Merapi – Merbabu dan sekitarnya mendapatkan grafik antara bilangan
gelombang dan amplitudo dari anomali
bouguer. Dari grafik ini didapat batas k
9182000 9180000 9178000 9176000 9174000 9172000 9170000 9168000 9166000 9164000 9162000 9160000

yang merupakan batas regional dan


residual sebagai dasar dalam
G. Merbabu
10
menentukan lebar jendela moving
5 average. Hasil filtering dengan metode
0 moving average dengan window ( 10 x
-5
10 km) ini diperoleh anomali Bouguer
-10
regional (Gambar 4) dan anomali
Bouguer residual (Gambar 5).
G. Merapi -15

-20
Peta anomali regional daerah
penelitian menunjukkan bahwa
penyebab anomali lebih disebabkan oleh
432000 434000 436000 438000 440000 442000 444000 446000 448000
pengaruh dari subduksi yang terjadi di
Gambar 3. Peta SVD anomali Bouguer
selatan Jawa yang menembus ke bawah
daerah gunung Merapi – Merbabu dan
sekitarnya pulau Jawa sampai di daerah penelitian.
Sedangkan peta anomali Bouguer
Pemisahan anomali Bouguer lokal residual menunjukkan adanya beberapa
dan regional pola anomali yang menarik, yaitu :
Anomali Bouguer pada metode a. Adanya pola anomali Bouguer rendah
gayaberat disebabkan oleh benda (negatif) di daerah sekitar puncak
anomali baik yang berada dekat dengan gunung Merbabu dan Merapi. Anomali
permukaan maupun yang jauh dari negatif ini kemungkinan disebabkan
permukaan bumi. Karena tujuan oleh keberadaan kantung magma di
eksplorasi geofisika pada umumnya daerah tersebut. Anomali di daerah
untuk mempelajari struktur yang dekat puncak gunung Merapi relatif lebih
permukaan (cekungan hydrocarbon, rendah bia dibandingkan dengan di
reservoir panasbumi, sumber daya alam, gunung Merbabu, hal ini menunjukkan
struktur geologi), maka berbagai usaha bahwa kemungkinan dimensi kantung
telah dilakukan untuk memisahkan efek magma gunung Merapi lebih besar dan
residual dari efek regional. Pada lebih dangkal dibandingkan gunung
penelitian ini pemisahan anomali Merbabu.
Bouguer regional dan anomali Bouguer b. Pola anomali tinggi di daerah antar
gunung Merapi dan Merbabu yang

D15
Muh Sarkowi Interpretasi Struktur Bawah ...

kemungkinan disebabkan oleh material data-data geologi yang ada didaerah


hasil erupsi magma dari gunung Merapi tersebut sehingga akan diperoleh
dan Merbabu yang memiliki densitas struktur bawah permukaan di daerah
tinggi. tersebut.
Pada penelitian ini pemodelan
data anomali Bouguer dilakukan dengan
9182000 9180000 9178000 9176000 9174000 9172000 9170000 9168000 9166000 9164000 9162000 9160000

metode inversi, dengan model benda


G. Merbabu
mGall

50
didekati dengan benda berbentuk
40
susunan prisma tegak dengan spasi x
30 dan y. Dari susunan prisma tersebut
20
selanjutnya dilakukan perhitungan
10
respon gayaberatnya. Untuk menghitung
0

G. Merapi
-10
respon gayaberatnya digunakan metode
-20
perumusan yang dilakukan olehPlouf
(1976):
2 2 2  xy 
g Gijk zk arctan i i xi log Rijk  yi   yi log Rijk xi  
432000 434000 436000 438000 440000 442000 444000 446000 448000 i1 j1 k1  z R
k ijk 
Gambar 4. Peta anomali Bouguer regional
hasil filtering dengan teknik moving average dimana : Rijk  xi2  y 2j  zk2
ijk   1  1  1
i j k
9182000
9180000 9178000 9176000

mGall Pada penelitian ini inversi 3D


anomali Bouguerbdigunakan program
G. Merbabu
20
15
10
5
0 Grav 3D. Hasil inversi 3D ditunjukkan
9174000 9172000 9170000 9168000 9166000 9164000 9162000 9160000

-5

pada Gambar 6.
-10
-15
-20

a. Model distribusi densitas bawah


-25
-30
-35

permukaan pada kedalaman 0 meter


-40
-45
-50
-55

b. Model distribusi densitas bawah


G. Merapi
-60
-65
-70

permukaan pada kedalaman 2500 meter


c. Model distribusi densitas bawah
permukaan arah S-N. Tampak adanya
Gambar 5. Peta anomali Bouguer lokal hasil
432000 434000 436000 438000 440000 442000 444000 446000 448000
anomali berbentuk cembung pada
filtering dengan teknik moving average kedalaman 500 – 6000 meter dari MSL
untuk gunung Merapi dan 1000 – 4000
Pemodelan Inversi 3D dan meter dari MSL untuk gunung Merbabu
Interpretasi anomali Bouguer Lokall d. Model distribusi densitas bawah
gunung Merapi - Merbabu. permukaan yang menunjukkan bahwa
Untuk mendapatkan pola kantong magma gunung Merapi lebih
struktur bawah permukaan dari data besar dibandingkan kantong magma di
gayaberat, maka anomali Bouguer hasil gunung Merbabu.
perngukuran dan perhitungan harus Hasil pemodelan 3D anomaly
dilakukan pemodelan baik dengan Bouguer lokal mendapatkan beberapa
metode foward modelling atau inversion hal yang menarik, yaitu :
modelling sehingga akan diketahui a. Distribusi densitas bawah
distribusi densitas dan struktur di daerah permukaan di daerah gunung Merapi –
penelitian. Selanjutnya berdasarkan Merbabu dan sekitarnya sampai
distribusi densitas tersebut dilakukan kedalaman 10 km mempunyai nilai
interpretasi dengan menggabungkan antara 2.2 – 2.9 gr/cc

D16
Berkala Fisika ISSN : 1410 - 9662
Vol 13. , No.2, Edisi khusus April 2010, hal D11-D18

b. Pada kedalaman 0 meter (MSL) d. Kantong magma gunung Merapi


tampak bahwa di daerah puncak gunung berbentuk cembung pada bagian
Merapi terdapat daerah dengan anomali tengahnya (seperti guci) dengan
rendah (2.4 gr/cc) berbentuk silinder kedalaman dari 500 – 6000 meter dari
yang diinterpretasikan sebagai jalur MSL, sedangkan kantong magma
keluarnya magma. Sedangkan di daerah gunung Merbabu berbentuk cembung
sekitar gunung Merbabu pada (seperti guci) pada kedalaman 1000 –
kedalaman ini tidak dijumpai. 4000 meter dari MSL tetapi bentuknya
lebih kecil dengan densitas yang lebih
besar dibandingkan kantong magma
gunung Merapi. Posisi kantong magma
gunung Merapi dan Merabu ini relative
sejajar dengan arah Utara – Selatan.

KESIMPULAN
Dari hasil penelitian gayaberat
gunung Merapi – Merbabu dan
sekitarnya dapat ditarik beberapa
kesimpulan sebagai berikut :
a. Daerah di sekitar puncak gunung
Merapi dan gunung Merbabu
mempunyai anomali Bouguer negatif
(rendah)
b. Anomali Bouguer regional daerah
penelitian mempunyai pola tinggi
Gambar 6. Model distribusi densitas bawah dibagian Selatan dan terus menurun ke
permukaan hasil inversi 3D anomali Bouguer
arah Utara. Hal ini mengindikasikan
bahwa struktur regional yang
c. Pada kedalaman 2500 meter (dari
mengontrol daerah penelitian adalah
MSL) tampak adanya distribusi densitas
struktur subduksi di Selatan yang
rendah baik di daerah gunung Merapi
menembus pulau Jawa.
maupun gunung Merbabu. Densitas
c. Kantong magma gunung Merapi
rendah ini berbentuk ellip (tidak bulat)
mempunyai bentuk cembung pada
yang ditafsirkan sebagai kantung
bagian tengahnya (seperti guci) dengan
magma, dimana di daerah puncak
kedalaman dari 500 – 6000 meter dari
gunung Merapi mempunyai densitas
MSL, sedangkan kantong magma
yang lebih rendah dibandingkan densitas
gunung Merbabu berbentuk cembung
dibawah puncak gunung Merbabu.
(seperti guci) pada kedalaman 1000 –
Densitas kantong magma di bawah
4000 meter dari MSL tetapi bentuknya
gunung Merpai yang lebih rendah
lebih kecil dibandingkan kantong
mungkin disebebkan oleh sifat magma
magma gunung Merapi. Posisi kantong
yang berupa cair dan mengisi rongga-
magma gunung Merapi dan Merabu ini
rongga yang ada pada kantung magma
relative sejajar dengan arah Utara –
gunung Merapi, tidak semua rongga
Selatan. Kantung magma gunung Merapi
pada kantung magma terisi oleh magma.
tersisi oleh magma yang bersifat cair
Sedangkan di bahwa gunung Merbabu
mengisi rongga-rongga yang ada,
kemungkinan kantong magma dan
sedangkan kantung magma di gunung
rongga-rongganya terisi oleh magma
Merbabu terisi oleh magma yang telah
yang telah membeku.
membeku. Hal ini didukung oleh nilai

D17
Muh Sarkowi Interpretasi Struktur Bawah ...

densitas kantong magma gunung Merapi [5]. Mc. Birney, A.R., 1971, Oceanic
yang lebih rendah dibandingkan gunung Volcanism : A Riview, Riview of
Merabu. Geophysics and Space Physics,
d. Aliran magma di dalam gunung V.9. P. 523-556
Merapi masih kelihatan sampai [6]. Plouff, D. (1976) : Gravity and
kedalaman 0 meter dari MSL sedangkan magnetic field of polygonal
di gunung Merbabu aliran magma di prisms and aplication to magnetic
dalam gunung Merbabu tidak kelihatan terrain corrections, Geophysics,
dan yang kelihatan hanya kantung 41, 727-741.
magmanya saja. [7]. Sarkowi M., Kadir WGA.,
Santoso D., dan Supriyadi,
DAFTAR PUSTAKA (2006) : Pemantauan penurunan
[1]. Bemmelen, R.W. Van, 1949, The muka air tanah di daerah
Geology of Indonesia, Vol. IA, Semarang dengan metode
General Geology, The Haque, gayaberat-mikro antar waktu,
Amsterdam. Prosiding Pertemuan Ilmiah
[2]. La Fehr, T.R., 1991, Tahunan ke-31, Semarang
Standardization in Gravity Nopember 2006.
Reduction, Geophysics, vol. 56, [8]. Van Bemmelen, R. W. 1970. The
No.8 Geology of Indonesia 2nd
[3]. Van Padang M, Neuman. 1933. Edition. The Hague: Martinus
De Uitbarsting van den Merapi [9]. Verbeek, R. D. M. 1896. The
(Midden Java) in de jaren 1930- Merbaboe, Java en Madoera
1931. Vulkanol Seismol Meded (terjemahan). Bandung: Arsip
12:1-116. Direktorat Vulkanologi.
[4]. Mac Donald, G. A. 1972. [10]. Yokoyama, I., I. Surjo, dan B.
Volcanoes. New York: Prentice Nazhar, 1969, Volcanological
Hall. Survey of Indonesia, bag. 4,
Gravity Survey in Central Java.
Bulletin of the Earthquake
Research Institute, vol. 48, hal.
303-315.

D18

You might also like