C. ANTI EPILEPSI
Pengertian
Epilepsi dari bahasa Yunani berarti kejang atau di Indonesia
lebih dikenal dengan penyakit ayan, adalah ganggnan savaf yang
timbul secara tiba-tiba dan berkala biasanya disertai perubahan
kesadaau. Peuyebab epilepsi adalah pelepasau uiuatan lisuik yang
cepat, mendadak dan berlebihan pada neuron-neuron tertentu dalam
otak yang diakibatkan oleh : Iuka di otak (absen, tumor.
arteriosklerosis), keracinan timah hitam dan pengarh ohat-ohat
tertentu yang dapat memprodvokasi serangan epilepsi.
Penggunaan
Tujuan pengobatan pada penderita epilepsi adalah
¢ = Menghindari kerusakan sel-sel otak
¢ Mengurangi beban sosial dan psikologi pasien maupun
keluarganya.
¢ Profilaksis / pencegahan sehingga jumlah serangan berkurang
Dewasa ini terapi obat pada pasien eplepsi apapun jenisnya
selalu dimulai dengan obat tunggal . Pilihan obat ditentukan dengan
melihat tipe epilepsi. Dengan pemberian obat tunggal diperoleh
keuntungan sebagai berikut
¢ Mudah mengevaluasi hasil pengobatan
¢ Mudah mengevaluasi kadar obat dalam darah.
¢ Efek samping obat minimal
e Interaksi obat dapat dihindariTetapi dalam kenyataannya ternyata 1/3 kasus yang terjadi
tidak dapat dikendalikan dengan obat tunggal, harus dengan obat
kombinasi. Pemberian obat anti epilepsi selalu dimulai dengan
dosis rendah dinaikkan bertahap sampai— epilepsi_ terkendali
Pemutusan obat secara mendadak harus dihindari terutama untuk
golongan barbiturat dan benzodiazepin karena dapat memicu
kambuhnya serangan.
Tindakau wou medis yang dilakukau pada peudetita epilepsi
saat ini adalah menghilangkan penyebab penyakit setelah dilakukan
operasi otak serta menjauhkan dari segala actor penyebab (stress.
alkohol dil.)
Penggolongan Epilepsi
Berdasarkan tanda klinik dan data EEG (Electro Enchepalo Gram),
epilepsi/kejang dibagi menjadi 2 golongan, kejang umum dan kejang
parsial/fokal.
1. Kejang umum (generalized seizure)
Kejang umum terbagi atas 4 jenis:
a. Tonic-clonic convulsion = grand mal
Merupakan jenis epilepsi yang paling banyak terjadi. Gejalanya:
* Pasien tiba-tiba jatuh, kejang, napas terengah-engah, dan
keluar air liur
* Bisa terjadi sianosis, ngompol, atau menggigit lidah
e Terjadi beberapa menit, kemudian penderita merasa lemah,
kebingungan, sakit kepala, atau tidurTonic phase
Clonic phase
*ADAN|
Gambar 3. 5: Jenis epilepsi dengan kejang fase tonik-klonik
b. Abscense attacks = petit mal
Metupakan jenis epilepsi yany jarany terjaui, urmunimya lenye
terjadi pada masa anak-anak atau remaja awal. Gejalanya antara
lain: Penderita tiba-tiba melotot, atau matanya berkedip-kedip,
dengan kepala terkulai, Kejadiannya cuma beberapa detik, dan
babkan sering tidak disadari
Gambar 3. 6: Jenis epilepsi petit mal¢. Myoclonic seizure
Gejala epilepsi jenis ini antara lain: Biasanya terjadi pada pagi hari,
setelah bangun tidur, Pasien mengalami sentakan yang tiba-tiba,
Jenis yang sama (tapi non-epileptik) bisa terjadi pada pasien normal
d. Atonic seizure, Epilepsi jenis ini jarang terjadi. Gejalanya adalah
Pasien tida-tiba kehilangan kekuatan otot tetapi bisa segera
dipulihkan (recovered).
2. Kejang parsial/fokal
Kejang ini terjadi dimulai dari daerah tertentu pada otak. Kejang parsial
dapat dibagi menjadi:
a. Simple partial seizures, Gejala epilepsi ini adalah pasien tidak
kehilangan kesadarandan Terjadi sentakan-sentakan pada bagian
tertentu dari tubuh.
b. Complex partial seizures, Gejalanya adalah pasien melakukan
gerakan tak terkendali sepertigerakan mengunyah, meringis, dan
lain-lain tanpa kesadaran
Gambar 3. 7: Kejang parsialPenggolongan obat antikonvulsi dibagi dalam beberapa kelompok kimiawi,
yaitu
1. Obat generasi pertama
a. Barbital: fenobarbital dan mefobarbital
b. Fenitoin
c. Suksinimida: etosuksinimida dan mesuksimida
d. Lain-lain: asam valproat, diazepam, klonazepam, karbamazepin, dan
oks-karbazepin
2. Obat generasi ke-2: vigabatrin, lamotrigin, gabapentin, felbamat,
topiramat, dan pregabalin.
Mekanisme Kerja Antiepilepsi
Berikut beberapa mekanisme kerja antiepilepsi
a. Memperkuat efek GABA: asam valproat dan vigabatrin
b. Menghambat kerja aspartat dan glutamat
¢. Memblokir saluran Na, K, dan Ca yang berperan penting pada timbuinya
muatan listrik.
d. Meningkatkan ambang serangan dengan jalan menstabilkan membran sel:
felbamat
e. Mencegah timbulnya pelepasan muatan listrik abnormal di pangkalnya
(fokus) SSP: Fenobarbital dan klonazepam
| Menghindari menjalarnya hiperaktifitas muatan listrik tersebut pada neuron
otak lainnya: klonazepam dan fenitoin.1. Asam valproat
Indikasi
Kontraindikasi
Efek samping
Sediaan
2. Fenitoin
Indikasi
Kontraindikasi
Efek samping
Sediaan
3. Fenobarbital
Indikasi
Kontraindikasi
Efek samping
Sediaan
4. Karbamazepin
Indikasi
Kontraindikasi
Efek samping
Sediaan
Epilepsi grand mal dan serangan psikomotor
Wanita hamil dan menyusui
Gangguan saluran cema, sedasi, ataksia, udema,
rambut rontok, kenaikan berat badan pada remaja putri
Tablet 100 mg, 250 mg, dan 500 mg
Semua jenis epilepsi, kecuali petit mal, status
epileptikus
Gangguan hati, wanita hamil dan menyusui
Gangguan saluran cerna, pusing nyeri kepala tremor,
insomnia
Kapsul 100 mg, 300 mg
Semua jenis epilepsi kecuali petit mal, status epileptikus
Depresi pernapasan berat, porfiria
Mengantuk, Letargi, depresi mental
Tablet. 30 mg, 50 mg, injeksi 100 mg/ml
Epilepsi semua jenis kecuali petit mal, neuralgia
trigeminus
Gangguan hati dan ginjal, riwayat depresi sumsum tulang
Mual, muntah, pusing, mengantuk, ataksia, bingung
Tablet 209 mg&
6,
Klobazam
Indikasi
Kontraindikasi
Efek samping
Sediaan
Diazepam
Indikasi
Kontraindikasi
Efek samping
Sediaan
Terapi tambahan pada epilepsi penggunaan jangka
pendek untuk ansietas
Depresi pernapasan
Mengantuk, pandangan kabur, bingung, amnesia
ketergantungan kadang-kadang nyeri kepala, vertigo
hipotensi
Tablet 10 mg
Status epileptikus, konvulsi akibat keracunan
Depresi pernapasan
Mengantuk, pandangan kabur, bingung, ataksia,
amnesia, ketergantungan, kadang nyeri kepala, vertigo
Tablet 2mg, 5 mg
Spesialite Anti epilepsi
NO CENERIE DACANG PABRIK
L Fenitoin Natrium/ Dilantin Patke Davis
Difenilhidantoin Natrium | Phenilep Prafa
(Phenytoin Natricum)
Zz ‘Sarbamazepin Legretol ‘Novartis
(Carbamazepinum) Teril Merck
3 ‘Slonazepam ‘Rivowil ‘Roche
(Clonazepamum)