You are on page 1of 9

THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE, Vol. 6, No.

2, Juni 2016

PENERAPAN RESPONSE TIME PERAWAT DALAM


PELAKSANAAN PENENTUAN PRIORITAS
PENANGANAN KEGAWATDARURATAN
PADA PASIEN KECELAKAAN
DI IGD RSD BALUNG

Dwi Surtiningsih*, Cipto Susilo**, Mohammad Ali Hamid**

*
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jember
**
Staf Pengajar Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jember

ABSTRACT

The philosophy emergency care that it's Live Saving Time Saving for all
actions performed during emergency conditions must be really effective and
efficient and the response time is calculated from the emergency care of patients
come to do treatment. The condition is reminiscent of the patients losing their
lives in the next three defects even very short. The purpose of this study was to
identify application response time nurse in the prioritization of handling
emergency accident patients in Emergency Department of Balung General
Hospital. This was non-experimental research with cross sectional design. The
sampling method using purposive sampling, with a population of 32 respondents
in order to obtain a sample of 30 respondents. The research instrument used was
the observation sheets and questionnaires. This study showed that was
application response time nurse in the implementation of the prioritization of
handling emergency accidents in patients with Spearman Rho significance level α
= (0.001). The response time nurse in prioritization of handling emergency
accident patients should be improved in order to achieve the quality of service
quality to patients and families of patients who receive services.

Keyword: Response time, prioritization of treatment, patient accidents

PENDAHULUAN
Keadaan gawat darurat yang
Penanganan gawat darurat
sering terjadi di masyarakat antara
ada filosofinya yaitu Time Saving
lain keadaan seseorang yang
it’s Live Saving. Artinya seluruh
mengalami henti nafas dan henti
tindakan yang dilakukan pada saat
jantung, tidak sadarkan diri
kondisi gawat darurat haruslah
kecelakaan, cidera misalnya patah
benar-benar efektif dan efisien. Hal
tulang, pendarahan, kasus stroke,
ini mengingatkan pada kondisi
dan korban bencana. Kasus gawat
tersebut pasien dapat kehilangan
darurat karena kecelakaan lalu lintas
nyawa hanya dalam hitungan
merupakan penyebab kematian
menit saja. Berhenti nafas 2-3 menit
utama di daerah perkotaan.
pada manusia dapat mengakibatkan
(Sukoco, 2010).
kematian yang fatal. (Sutawijaya,
Salah satu indikator
2009).
keberhasilan penanggulangan medik
penderita gawat darurat adalah

124
THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE, Vol. 6, No.2, Juni 2016

kecepatan memberikan pertolongan menit, P2 dengan penanganan <30


yang memadai kepada penderita menit, P3 dengan penanganan <60
gawat darurat baik pada keadaan menit. Hal ini dapat dicapai dengan
rutin sehari-hari atau sewaktu meningkatkan sarana, prasarana,
bencana. Keberhasilan waktu sumber daya manusia dan
tanggap atau response time sangat manajemen IGD rumah sakit sesuai
tergantung kepada kecepatan yang standar (Kepmenkes, 2009).
tersedia serta kualitas pemberian
pertolongan untuk menyelamatkan METODE PENELITIAN
nyawa atau mencegah cacat sejak di
tempat kejadian, dalam perjalanan Desain Penelitian
hingga pertolongan rumah sakit. Penelitian ini mengguna-kan
pertama darurat melibatkan dua desain penelitian survei analitik
komponen utama yaitu pertolongan dengan pendekatan cross sectional.
fase pra rumah sakit dan fase rumah penelitian ini dilakukan di IGD RSD
sakit. Kedua komponen tersebut Balung pada tanggal 23 Mei- 23
sama pentingnya dalam upaya Juni 2015.
pertolongan gawat darurat.
(Muwardi, 2005) waktu tanggap Populasi dan Sampel
petugas kesehatan menyimpulkan
Berdasarkan studi pen-
bahwa 67,5% perawat kurang
dahuluan yang dilakukan, populasi
tanggap dengan tugasnya pada
penelitian ini adalah pasien dengan
bidang kegawatdaruratan dan
prioritas 1 dan prioritas 2 di IGD
merasakan bebannya lebih berat
RSD Balung dengan jumlah 30
dibandingkan petugas di ruang/unit
pasien kecelakaan, teknik
kerja yang lain, 80,0% perawat
pengambilan sampel secara
kurang tanggap dengan tugasnya
purposive sampling.
karena fasilitas dan sarana
pendukung yang tersedia pada Pengumpulan Data
kategori sedang, karena masih ada
fasilitas dan peralatan yang Pada penelitian ini instrumen
seharusnya jumlah dan kualitasnya yang digunakan adalah lembar
belum sesuai dengan standar, 77,5% observasi peneliti digunakan untuk
perawat kurang tanggap pada mengetahui respon perawat dalam
kegawatdaruratan karena standar hitungan menit dan kuisioner
prosedur pelayanan kurang digunakan untuk mengetahui
berkualitas. (Girsang,2005) kesesuaian penentuan prioritas.
Response time atau Lembar kuesioner berisi data umum
Ketepatan waktu yang diberikan meliputi jenis nama, jenis kelamin,
pada pasien yang datang ke IGD usia, pendidikan, pekerjaan.
memerlukan standar sesuai dengan Kuisioner berisi 20 perrtanyaan
kompetensi dan kemampuannya dengan menggunakan skala likert.
sehingga dapat menjamin suatu Skala likert adalah skala yang dapat
penanganan gawat darurat dengan dipergunakan untuk menlihat
response time yang cepat dan kesesuaian penentuan prioritas
penangananan yang tepat. Response pelayananan perawat di IGD, Ada
time juga di kategorikan dengan dua bentuk pertanyaan yang
prioritas P1 dengan penanganan 0 menggunakan skala likert yaitu

125
THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE, Vol. 6, No.2, Juni 2016

bentuk pertanyaan positif untuk kelengkapan data, skoring, dan


mengukur pelayanan positif, dan tabulasi data kemudian dilakukan
bentuk pertanyaan negatif untuk analisa data. Data yang terkumpul
mengukur pelayanan negatif. Pada kemudian dianalisis mengunakan uji
variabel dependen digunakan skala statistik korelasi Spearman Rho.
likert dengan penilaian sangat
sesuai (nilai 4), sesuai (nilai 3), HASIL DAN PEMBAHASAN
tidak sesuai (nilai 2), sangat tidak
sesuai (nilai 1) kegawatdaruratan. Analisis Univariat Response
Setelah subyek bersedia untuk time perawat response time perawat
diteliti maka subyek atau responden dalam penelitian ini merupakan
tersebut harus mendatangani lembar variabel independen digunakan
persetujuan untuk menjadi untuk mengetahui response time
responden dan mengisi lembar perawat.
kuisioner berupa lembar pernyataan Hasil analisis terhadap variabel
yang telah disiapkan oleh peneliti. response time disajikan dalam
Setelah data terkumpul, dilakukan bentuk tabel dibawah ini :
pengolahan data melalui pengecekan
Tabel 1. Distribusi frekuensi response time pada pasien kecelakaan di IGD RSD
Balung, Mei 2015.
Response time (menit) Jumlah (orang) Persentase (%)
0 18 60,0
2 4 13,3
5 4 13,3
10 2 6,7
20 1 4,3
30 1 4,4
Total 30 100,0

Berdasarkan tabel 1 diatas responden diberi penanganan <0


menunjukan bahwa sebagian besar menit yaitu sebesar 18 responden
(60,0%).
Tabel 2 Distribusi frekuensi kesesuaian responden di IGD RSD Balung, Mei 2015
Tingkat kesesuaian Jumlah (orang) Persentase (%)
Sangat tidak sesai 4 13,3
Tidak sesuai 8 26,7
Sesuai 6 20,0
Sangat sesuai 12 40,0
Total 30 100,0

Berdasarkan tabel 2 diatas Analisi yaitu analisis yang


menunjukkan bahwa sebagian dilakukan untuk melihat hubungan
besar responden mengatakan sangat kedua variabel anrata variabel
sesuai dalam menentukan prioritas bebas dengan terikat. Hidayat
yaitu sebanyak 12 responden (2007) menggunakan uji korelasi
(40,0%). Analisis bivariat non parametric dengan analisis
tabulasi silang (crosstab). Hasil

126
THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE, Vol. 6, No.2, Juni 2016

penelitian ini disajikan dalam bentuk tabel:

Tabel 3. Distribusi Penerapan Response Time Perawat Dalam Pelaksanaan


Penentuan Prioritas Penanganan Kegawatdaruratan Pada Pasien Kecelakaan di
IGD RSD Balung, Mei 2015
Response Tingkat kesesuaian Total
time
Sangat sesuai Tidak sesuai Sesuai Sangat sesuai

Jumlah % jumlah % jumlah % jumlah % jumlah %

18 60
0 menit 0 0 2 6 33,3 10 55,6
11,1

2 menit 2 50 1 25 0 0 1 25 4 13,3

5 menit 1 25 3 75 0 0 0 0 4 13,3

10 menit 1 50 0 0 0 0 1 50 2 6,7

20 menit 0 0 1 100 0 0 0 0 1 3,3

30 menit 0 0 1 100 0 0 0 0 1
3,3

Total 4 13,3 8
26,7
6 20 12 40 30 100

Berdasarkan tabel 3. diatas sebanyak 10 responden (55,6%).


bahwa response time dengan Dan dari response time 20 menit
penanganan 0 menit dari 18 dan 30 menit menunjukan tingkat
responden yang menyatakan kesesuaian tidak sesuai dari 2
tingkat kesesuaian sangat sesuai responden (100%)
Korelasi penerapan response time kegawatdaruratan pada pasien
perawat dalam pelaksanaan kecelakaan di IGD RSD Balung
penentuan prioritas penanganan disajikan dalam bentuk tabel.

127
THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE, Vol. 6, No.2, Juni 2016

Penerapan Response Time Perawat Dalam Pelaksanaan Penentuan Prioritas


Penanganan Kegawatdaruratan pada Pasien Kecelakaan di IGD RSD Balung

Tingkat kesesuaian
Sangat Tidak sesuai Sesuai Sangat Jumlah ρ r
Response tidak sesuai
time sesuai
n % n % n % n %
0 menit 0 0 2 11,1 6 33,3 10 55,6 18
2 menit 2 50 1 25 0 0 1 25 4
5 menit 1 25 3 75 0 0 0 0 4 0,001 0,596
10 menit 1 50 0 0 0 0 1 50 2
20 menit 0 0 1 100 0 0 0 0 1
30 menit 0 0 1 100 0 0 0 0 1
Total 4 13,3 8 26,7 6 20 12 40 30

Berdasarkan uji statistic Spearman


Rank/Rho diperoleh nilai signifikansi dihitung sejak pasien datang sampai
hitungan sebesar 0,001. Nilai ini dilakukan penanganan. Waktu
lebih kecil dari α (0,05) yang berarti tanggap pelayanan merupakan
hipotesis (H1) dalam penelitian ini gabungan dari waktu tanggap saat
diterima. Artinya, ada keterkaitan pasien tiba didepan pintu rumah
antara response time perawat dengan sakit sampai mendapat tanggapan
kesesuaian penanganan kegawat atau respon dari petugas instalansi
daruratan pada pasien kecelakaan di gawat darurat yang waktu pelayanan
IGD RSD Balung. Nilai coefficient yaitu waktu yang diperlukan pasien
Correlation r = -0,596 artinya sampai selesai. Peneliti berpendapat
response time berpengaruh kepada bahwa perawat sangat tanggap
kesesuaian penentuan prioritas kepada pasien. Terlihat response
sebanyak 59,6%. time (waktu tanggap) kepada pasien
0 menit, saat pasien tiba di instalansi
HASIL DAN PEMBAHASAN gawat darurat. Perawat di intalansi
Berdasarkan hasil penelitian gawat darurat harus bersikap tenang
didapatkan response time perawat tapi cekatan dan berfikir sebelum
sebagian besar penanganannya 0 bertindak, melakukan pengkajian
menit yaitu sebanyak 18 responden yang cepat dan cermat terhadap
(60,0%). Penanganan 2 menit masalah yang mengancam jiwa
sebanyak 4 responden (13,3%), selain itu perawat untuk meningkat-
Penanganan 5 menit sebanyak 4 kan kinerja dan pengetahuan perawat
responden 13,3 (13,3), penanganan UGD tentang keperawatan
10 menit sebanyak 2 responden kegawatdaruratan perlu diadakan
(6,7%), penanganan 20 menit 1 tentang pembaharuan-pembaharuan
responden (3,3%), penanganan 30 keperawatan kegawatdaruratan di
menit 1 responden (3,3%). IGD dengan cara mengikuti
Response time perawat pelatihan kegawatdaruratan, me-
adalah kecepatan atau waktu tanggap ngikuti sertifikasi BCLS, seminar
pelayanan yang cepat (reponsif), kegawatdaruratan, melatih ke-

128
THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE, Vol. 6, No.2, Juni 2016

terampilan kegawatdaruratan secara bahwa masih ada responden yang


interen dan evaluasi kegiatan untuk merasa penanganan perawat kurang
meningkatkan sikap dalam pe- sesuai. Perawat harus memiliki
nanganan korban kecelakaan lalu kemampuan untuk penanganan
lintas di IGD. Response time sangat gawat darurat dengan baik dan
penting dalam menangani pasien menciptakan kepercayaan bagi
gawat darurat khususnya pasien pasien. Kesesuaian dimulai dari
dengan prioritas 1, response time penerimaan pasien dari pertama kali
yang cepat dapat menimbulkan datang sampai mendapatkan pela-
kepercayaan terhadap pelayanan yanan, pelayanan dibentuk berdasar-
yang dirasakan oleh keluarga pasien kan 5 prinsip service quality yaitu
ditunjang juga dengan sikap peduli kecepatan, ketepatan, keamanan,
atau emphaty dan kemarahan juga keramahan dan kenyamanan
komunikasi yang baik antara layanan, sehingga dari peran perawat
keluarga pasien dengan petugas yang advokat kepada pasien dan
kesehatan khusunya perawat. penanganan yang cepat, tepat,
Berdasarkan hasil penelitian nyaman serta keramahan perawat
didapatkan kesesuaian pasien sebagi- kepada pasien akan menimbulkan
an besar menyatakan sangat sesuai tingkat kepercayaan yang meningkat
yaitu sebanyak 12 responden (40%). dan kinerja yang baik.
8 responden (26,7%) menyatakan Berdasarkan uji statistic
tidak sesuai, 6 responden (20%) Spearman Rank/Rho (α = 0,05)
menyatakan sesuai, 4 responden diperoleh nilai sebesar Pvalue =
(13,3%) menyatakan sangat tidak 0,001 dimana P value < 0,05.
sesuai. Dengan demikian H1 diterima yang
Pelanggan merupakan fokus berarti ada hubungan yang bermakna
utama dalam pembahasan mengenai (signifikan) antara response time
ke-sesuaian dan kualitas jasa. Dalam perawat dengan kesesuaian pena-
hal ini pelanggan memegang nganan pada pasien kecelakaan.
peranan cukup penting dalam Menurut peneliti, response time
mengukur tingkat kesesuaian (waktu tanggap) perawat dalam
terhadap pelayanan yang diberikan penanganan kegawatdaruratan yang
oleh perusahan untuk menilai cepat dan tepat akan meningkatkan
kualitas layanan. Pentingnya peranan tingkat kesesuaian kepada pasien
pelanggan bagi kelangsungan hidup dan keluarga pasien. Terlihat dari
perusahan sering diungkapkan oleh hasil penelitian bahwa semakin cepat
para pelaku bisnis dengan cara response time perawat terhadap
mengungkapkannya dalam bentuk pasien maka tingkat kepercayaan
pujian dan kebanggaan kepada akan semakin meningkat dan
pelanggan. (Hendrik, 2010). sebaliknya semakin lambat respon
Berdasarkan data kuesioner yang diberikan oleh perawat maka
sebagian besar responden me- akan megurangi tingkat keperayaan
nyatakan sangat sesuai dengan pasien atau keluarga pasien terhadap
penanganan yang diberikan oleh kinerja perawat. Perawat harus
perawat. Dan masih ada sebagian mampu memberikan informasi
yang menyatakan tidak sesuai kepada pasien agar pasien dan
dengan penanganan yang dilakukan keluarga pasien mengetahui berapa
oleh perawat. Hal ini membuktikan menit standar penanganan yang

129
THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE, Vol. 6, No.2, Juni 2016

harus dilakukan. Jika pasien atau pelayanan perawat tentang pentingya


keluarga pasien mengetahui berapa response time terhadap kegawat-
menit waktu tanggap yang harus daruratan di Instalasi Gawat Darurat.
diberikan oleh perawat kepada Penelitian ini hendaknya dapat
pasien sesuai dengan kegawat- digunakan untuk wawasan dan
daruratan, maka keluarga akan pengetahuan peneliti dan mahasiswa
memahami. Seorang pasien atau keperawatan tentang pelayanan
keluarga pasien yang menerima keperawatan yang ada pada gawat
informasi dengan baik maka akan darurat. Bagi peneliti selanjutnya
menunjukan kepercayaan terhadap Diharapkan dapat melakukukan
kinerja perawat, terutama saat penelitian lebih lanjut tentang
melakukan waktu tanggap dengan response time (waktu tanggap)
tepat sesuai kegawatdaruratannya. sebagai upaya mengetahui ketepatan
Seorang perawat yang memberikan bahkan ketidakberhasilan penangan-
informasi tentang waktu tanggap an pasien dengan menggunakan
kegawatdaruratan kepada pasien atau rancangan penelitian yang berbeda
keluarga pasien, akan memberikan dengan variabel lain, cakupan
dampak yang positif, salah satunya responden yang lebih luas, dan
adalah kepercayaan terhadap lokasi penelitian yang berbeda.
perawat yang meningkat.
DAFTAR PUSTAKA
KESIMPULAN DAN SARAN Girsang, (2005). Hubungan beban
kerja perawat dengan
Kesimpulan
kesesuaian pelayanan
Sebagian besar responden kesehatan.
yang diberi response time (waktu http://print.file/beban kerja-
tanggap) penanganan 0 menit pdf.. diakses pada tanggal 2
sebanyak 18 responden (60,0%), dari januari 2015
30 responden yang berada di IGD
Hendrik, (2010). Pelayanan
RSD Balung.
kesehatan masyarakat.
Sebagian besar responden
Kedokteran, Jakarta : EGC
yang menyatakan sangat sesuai
dengan response time (waktu Keputusan Mentri Kesehatan
tanggap) dalam pelayananan Republik Indonesia. (2009).
kegawat-daruratan sebanyak 12 Standar Instalasi Gawat
responden (40,0%), dari 30 Darurat (IGD) Rumah Sakit.
responden yang ada di IGD RSD Jakarta: Menteri Kesehatan
Balung. Republik Indonesia
Terdapat keterkaitan Pene- KepmenKes RI nomor 856. (2009).
rapan Response Time Perawat Dalam Standar IGD Rumah Sakit.
Pelaksanaan Penentuan Prioritas Menteri Kesehatan.Jakarta.
Penanganan Kegawatdaruratan pada
Pasien Kecelakaan di IGD RSD Sukoco, Budi (2010). Penentuan
Balung rute optimal menuju lokas
pelayanan gawat darurat
Saran berdasarkan waktu tempuh
Penelitian ini diharapkan bisa tercepat.Universitas sebelas
menjadi bahan masukan tentang

130
THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE, Vol. 6, No.2, Juni 2016

maret Surakarta. Diakses


tanggal 16 april 2015
Sutawijaya, R. B, 2009. Gawat
Darurat, Aulia . Yogyakarta :
Publishing

131
THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE, Vol. 6, No.2, Juni 2016

132

You might also like