You are on page 1of 10

KELAINAN DALAM LAMANYA KEHAMILAN

1. Partus Prematuritas dan Prematuritas


Menurut umur kehamilan dan umur janin pengakhiran kehamilan berupa:
 Abortus: keguguran yaitu kehamilan dibawah 20 minggu, hasil kehamilan masih
embrio dan plasentasi belum selesai.
 Partus imaturus: yaitu kehamilan 20-28 minggu, berat badan janin kurang dari 1000
gram, dan tidak dapat hidup diluar kandungan.
 Partus prematurus: yaitu kehamilan 28-37 mingu, berat badan lahir 1000-2500 gram
 Partus aterm (maturus): kehamilan 38-40 minggu, berat badan janin lebih dari 2500
gram
 Partus serotinus (post maturitas): kehamilan diatas 42 minggu

a. Etiologi
 Toxemia gravidarum
 Multiparitas
 Perdarahan antepartum
 Kelainan serviks
 Komplikasi dari penyakit: sifilis, dekompensasi kordis, ginjal, mioma uteri.
 Kelainan congenital
 Ketuban pecah dini
 Rh faktor
 Hidramnion, gemeli

b. Faktor yang mempengaruhi prematurus


 Umur ibu, suku bangsa, sosial ekonomi
 Bakteriuria (infeksi saluran kencing)
 BB ibu sebelum hamil dan waktu hamil
 Anemia, penyakit jantung
 Jarak antara persalinan yang terlalu rapat
 Pekerjaan yang terlalu sewaktu hamil berat
 Keadaan dimana bayi terpaksa dilahirkan premature misalnya plasenta previa,
toxemia gravidarum, solutio plasenta, kehamilan ganda.

c. Profilaksis
 Jangan kawin terlalu muda atau terlalu tua
 Perbaiki keadaan sosial ekonomi
 Cegah infeksi saluran kencing
 Berikan makanan cukup lemak dan protein
 Cuti hamil
 Prenatal care yang baik dan teratur
 Pakailah kontrasepsi untuk menjarangkan anak
 Perbaiki kesalahan local seperti laserasi serviks.

d. Pimpinan partus
 Jangan berikan sedative kalau kalau tidak ada indikasi
Pada KPSW berikan antibiotik, rawat inap, jangan koitus terlebih dahulu.
 Jangan terlalu banyak trauma pada kepala anak, pada saat kepala Nampak di vulva
lakukan episotomi. Tali pusat baru di klem setelah pulsasi negatif
 Bisa dipakai obat-obatan relaxin, kemasan progesterone yang memberikan relaksasi
pada serviks
Persalinan Preterm

Faktor predisposisi: Pengawasan hamil:


1. Sosial Ekonomi
Ekonomi rendah Intensif terjadwal
Gizi kurang
Anemia Gizi ibu hamil
Perokok/kecanduan obat
Kerja keras Pengobatan penyakit
2. Penyakit Ibu
Konsultasi dokter
Hipertensi
DM
Pemeriksaan
Jantung/paru
3. Anatomi genital: laboratorium
Serviks inkomp
Kelainan rahim
4. Faktor kebidanan
Grande multi
Pre eklampsi
Perdarahan
Hidramnion
Hamil ganda
Infeksi hamil
KPD
5. Faktor umum:
<20 tahun
>35 tahun

Tindakan aktif Bidan Tindakan konservatif:


Pertimbangkan penyulit
preterm Istirahat, isolasi di
Non traumatis polindes
Pertolongan legeartis Perbaikan sosial
Perawatan bayi ekonomi
preterm Konsultasi dokter
Mudah infeksi Pengobatan penyakit
Melakukan rujukan RS ANC sampai aterm
2. Dismaturitas
Definisi: ketidak sesuaian tuanya kehamilan dengan berat janin lahir.
a. Kehamilan matur tetapi bayi lahir dengan berat badan lebih rendah (small for gestasional
age):terjadi pada ibu dengan toxemia geavidarum, ibu perokok, malnutrisi, anemia dan
penyakit ibu
b. Kehamilan prematur akan tetapi berat badan bayi melebihi 2500 gram. Hal ini dijumpai
pada ibu dengan DM.

3. Postmatur
Definisi: kehamilan yang terjadi lebih lama dari 42 minggu. Frekuensi 10-42%
Etiologi:
a. Kadar progesteron tidak cepat turun walaupun kehamilan telah cukup bulan, sehingga
kepekaan uterus akan oksitosin berkurang.
b. Faktor herediter

Diagnosis
a. HPHT diketahui
b. Jika HPHT tidak diketahui melalui pemeriksaan TFU, mulainya gerakan janin, besarnya
janin.
c. Kapan BB mulai berkurang, jumlah air ketuban apakah berkurang
d. USG: diameter biparietal, gerakan janin dan jumlah air ketuban.

Tanda-tanda bayi postmatur:


a. Berat badan lebih besar dari bayi matur
b. Tulang dan sutura kepala lebih besar
c. Rambut lanugo hilang atau sangan kurang
d. Verniks caseosa di badan kurang
e. Kuku-kuku panjang
f. Rambut kepala agak tebal
g. Kulit agak tebal dengan diskuamasi epithel.

Pengaruh terhadap ibu dan Janin


Terhadap ibu:
a. Terjadi distosia karena aksi uterus tidak terkoordinir, janin besar, moulding (moulase)
kapala kurang
b. Partus lama
c. Kelainan letak
d. Inertia uteri
e. Distosia bahu
f. Perdarahan postpartum
Terhadap bayi:
a. Angka kematian janin 3 kali lebih besar
b. IUFD

Penatalaksanaan
a. Monitoring janin setelah 40-42 minggu
b. Lakukan pemeriksaan dalam jika serviks sudah matang lakukan induksi persalinan
c. Rawat ibu bila: ada riwayat IUFD, hipertensi, kehamilan pertama.
d. SC dipertimbangkan dengan keadaan : serviks belum matang, gawat janin, primigravida
tua, preeklampsi, anak berharga, kelainan letak.
e. Bayi postmatur dibawah pengawasan dokter anak.

KEHAMILAN LEWAT WAKTU


Penyebab hamil lewat waktu
Tidak diketahui
Psikologis Persiapan:
Hormonal KIE
Kelainan anatomis Obat penenang
alat kandungan Pemeriksaan lab
Rujuk ke RS
Hamil lewat waktu dengan Letak Kepala
resiko tinggi
Kasus infertilitas
Primipara tua Induksi persalinan
Kelainan letak Induksi oksitosin
Asfiksia janin Memecahkan
Riwayat kebidanan ketuban
buruk Pecah ketuban
Bishop rendah diikiuti induksi
oksitosin

SEKSIO SESAREA

Perawatan Post
Partum

Penyulit induksi persalinan Persalinan pervaginam


Induksi gagal
Rupture uteri imminens Dipercepat dengan
Asfiksi janin vakum/forsep
Kelainan posisi kepala
panggul sempit Persalinan vaginal
Ketuban minimal/keruh gagal
Kelainan pembukaan
serviks Perawatan PP
Ketidak seimbangan
kepala/jalan lahir

4. IUFD (Intra Uteri Fetal Death)


a. Prinsip Dasar
Kematian janin merupakan hasil akhir dari gangguan pertumbuhan janin, kegawatan
janin, atau akibat infeksi yang tidak terdiagnosis sebelumnya sehingga tidak diobati.
b. Penilaian Klinik
 Pertumbuhan janin(-), bahkan janin mengecil sehingga TFU menurun
 DJJ tidak terdengar
 Keluhan ibu gerakan janin menghilang
 Berat badan ibu menurun
 Tulang kepala kolaps
 USG: tidak ada tanda kehidupan
 Radiologi: tulang kepala tampak tumpang tindih, tulang belakang hiperfleksi, tampak
gambaran gas pada jantung dan pembuluh darah, edema sekitar tulang kepala
 HCG urin(-). Terjadi beberapa hari setelah kematian janin
c. Komplikasi
 Trauma emosional
 Infeksi bila ketuban pecah
 Koagulapati bila kematian janin terjadi lebih dari 2 minggu.
d. Penanganan
 Periksa tanda vital
 Ambil darah untuk pemeriksaan darah perifer, fungsi pembekuan, golongan darah.
 Jelaskan tindakan yang akan dilakukan
 Beri dukungan mental emosional. Dukungan keluarga diperlukan. Yakinkan
kemungkinan besar dapat dilahirkan pervaginam.
 Rencana persalinan dengan induksi perlu dikomunikasikan dengan keluarga
 Bila pemilihan ekspektatif tunggu persalinan 2 minggu yakinkan 90% berhasil dan
tanpa komplikasi.
 Beri kesempatan ibu dan keluarga untuk melihat kegiatan ritual berkaitan dengan
pengurusan jenazah
 Pemeriksaan patologi plasenta akan meng-ungkapkan adanya pathologi plasenta dan
infeksi.

5. IUGR (Intra Uteri Growth Retardation)


a. Etiologi
1. Faktor ibu:
 Penyakit hipertensif (kelainan vaskuler ibu)
 Kelainan uterus
 Kehamilan kembar
 Keadaan gizi
 Perokok
2. Faktor anak
 Kelainan congenital
 Kelainan genetik
 Infeksi janin terutama karena virus rubella
3. Faktor plasenta;insufisiensi plasenta

b. Diagnosa
1. Dalam kehamilan
 TFU tidak sesuai dengan umur kehamilan
 Penambahan berat badan tidak sesuai dengan umur kehamilan
 USG: Chepalometri
 Penentuan kadar estriol dalam urine ibu yang menurun
 Pemeriksaan air ketuban dengan amniocentese untuk menentukan umur
kehamilan
2. Setelah lahir
 Bayi kelihatan kurus dan panjang, kulit kering, lapisan lemak tipis dan otot
hypotrofis
 Berat badan kurang dari semestinya usia kehamilan
 Hypoglicemi dapat menimbulkan gejala neurologis dan pernafasan
 Pemeriksaan neurologis mengenai tonus otot dan reflex
3. Terapi:
 Tirah baring
 Perbaikan gizi
 Pengakhiran kehamilan dengan induksi atau SC

You might also like