Professional Documents
Culture Documents
Peran Infrastruktur Kereta Api Terhadap Perekonomian Daerah Tik S. Kuswati Siti Maimunah Herawati
Peran Infrastruktur Kereta Api Terhadap Perekonomian Daerah Tik S. Kuswati Siti Maimunah Herawati
ABSTRACT
Transportation infrastructure has a significant role towards economic development. Railway
infrastructure is expected to give a high con tribution in regional development. The study was
conducted to understand the role of the railway infrastructure in supporting the regional
economy by using Gross Regional Domestic Product (GRDP) as a measurement. By using a
dynamic spatial econometric models, it is expected to know how big influence the railway
infrastructure on GDP and its effect may differ in national and regional levels.
The result of model analysis showed that the addition amount of traffic or route service would raise
GDP growth by 0.069%, whereas with the addition of traffic or route service frequency will increase
GDP grmuth by 0.005 %. Modeling results that positively affect GDP grmuth is the amount of
traffic or traffic routes and frequency of services or service routes. Both these variables describe the
traffic capacity that has a strong correlation with the availability of rail infrastructure.
Through the simulation increases the number of paths, then if the total amount of the current
trajectory is increased 1.1 times, it can affect GDP growth up to 0.076% while the frequency of
traffic can contribute to GDP growth up to 0.005 % and the frequency of cross-influence may
continue to increase if the number cross frequency was increased.
Keywords: railway infrastructure, regional economy.
PEND AHULUAN
Infrastuktur mempunyai peranan penting Infrastruktur transportasi merupakan
dalam mendukung pertumbuhan salah satu infrastruktur kunci dalam
perekonomian suatu daerah dengan mendorong pertumbuhan perekonomian
memberikan dampak secara langsung dan dan pembangunan suatu daerah.
tidak langsung. Dampak langsungnya Infrastruktur transportasi akan memberi-
adalah output (PDRB atau Prociuk kan banyak manfaat pada suatu daerah
Domestik Regional Bruto yang dijadikan dalam mengakses kegiatan perekonomian
sebagai alat ukur) akan mengalami yang dapat memberikan keuntungan
kenaikan jika infrastruktur dibangun. dengan adanya proses integrasi dengan
Sedangkan dampak tidak langsung daerah lain yang lebih maju. Selain itu
adalah dengan pembangunan infrastruk- infrasruktur transportasi juga sebagai
tur berarti terjadi kenaikan pada pemben- faktor multiplier effects, yang akan
tukan modal dan jumlah pekerja. mendorong pertumbuhan pada sektor-
Tnl11mo ')':l. 'P\.T ,.,,~.-. ... "' r .... k .... ~ ... -~ """"1""
Dalam studi Transport Infrastructure an Sibarani (2002) dalam penelitiannya
Economic Growth: Evidence from Africa mengenai kontribusi infrastruktur
Using Dynamic Panel Estimates, terhadap pertumbuhan ekonomi Indo-
menga nalisis konstribusi investasi nesia, menganalisis bahwa kebijakan
transportasi untuk untuk Negara pembangunan infrasrtruktur yang
Bagian Sahara Africa (SSA) dan Negara terpusat di Pulau Jawa dan Bagian
bagian yang sedang ber-kembang Barat Indonesia menimbulkan
(SIDS) dengan mengguna-kan analisis disparitas pendapatan perkapita di
cross section dan panel data. Pada kedua masing-masing daerah, terutama
contoh kasus tersebut, analisis yang antara Pulau Jawa dengan luar Jawa,
dihasilkan adalah investasi pada sektor dan Indonesia Bagian Barat dengan
transportasi sudah memberikan suatu Indonesia Bagian Timur. Model yang
konstribusi terhadap perkembangan digunakan merujuk pada model Barro
ekononomi pada negara-negara (1990) dengan infrastruktur sebagai
tersebut. Analisis lebih lanjut dilakukan input dalam produksi agregat. Asumsi
pada negara SSA, produksi penda- yang digunakan Barro adalah total
patan pada sektor transportasi sangat faktor produksi mempunyai bentuk
besar jika dibandingkan dengan Ai 1= Ai+B 1• Pendekatan yang dipilih
pendapatan secara keseluruhan . dalam analisis ini adalah fixed effects
Berbeda jika dibandingkan dengan dari masing-masing propinsi dengan
SIDS dimana capital transport hanya indeks t dan pertumbuhan produkti-
memiliki produksi pada level rata-rata vitas Indonesia secara keseluruhan
jika dibandingkan dengan persediaan dengan indeks t. Hasil dari studi ini
kapital secara keseluruhan (Johannes menunjukkan bahwa setiap jenis
Fedderke and Rob Garlicky, 2008). infrastruktur yang diteliti yaitu jalan,
listrik dan telepon memberikan
Analisis peranan dan dampak investasi
kontribusi positif dengan elastisitas
infrastruktur terhadap perekonomian
Indonesia yang dianalisis dengan berbeda.
menggunakan metode Input-Output, Infrastruktur adalah bagian dari capi-
analisis keter-kaitan, analisis dampak tal stock dari suatu negara, yaitu biaya
penye-baran, analisis multiplier dan tetap sosial yang berlangsung
analisis dampak investasi menunjukkan mendukung prduksi. Infrastruktur
bahwa infrastruktur memiliki keter- merupakan input penting bagi kegiatan
kaitan ke belakang lebih tinggi dari pada produksi dan dapat mempengaruhi
keterkaitan kedepannya yang berarti kegiatan ekonomi dalam berbagai cara,
bahwa infrastruktur lebih berperan baik secara langsung maupun tidak
dalam meningkatkan produksi sektor langsung. Infrastruktur tidak hanya
lain yang outputnya digunakan sebagai merupakan kegiatan produksi yang
input oleh infrastruktur dibandingkan akan menciptakan output dan
dengan kemampuan-nya meningkat- kesempatan kerja, namun keberadaan
kan produksi sektor lain yang inputnya infrastruktur juga mempengaruhi
diperoleh dari infrastruktur (Chandra efisiensi dan kelancaran kegiatan
Darma Permana, 2009). ekonomi di sektor-sektor lainnya .
Pertumbuhan
Ekonomi
Pengelompokan
Variabel
Simulasi dan
peramalan
"--..,,.."="'"11'"'=�="'�
Variabel kedua yang digunakan untuk Selain sebagai alat angkut untuk orang,
mengukur aksesibilitas adalah travel time kereta api merupakan moda angkutan
pada masing-masing lintas atau koridor. yang menjadi andalan untuk angkutan
Travel time menunjukkan ketepatan dan barang. Jumlah penumpang dan barang
keterlambatan layanan kereta api yang yang dapat diangkut merupakan salah
biasanya diukur dalam menit. Tabel 2 dan satu variabel yang dijadikan acuan untuk
3 menunjukkan travel time untuk masing- mengukur tingkat aksesibilitas suatu
masing wilayah daerah operasi atau divisi wilayah. Tabel berikut menggambarkan
untuk layanan kereta di Indonesia. kapasitas angkut penumpang dan barang
Tabel 2. Rata-rata ketepatan KA penumpang da.n ba.rang (menit)
KA Penumpang KA Barang
Wilayah
Berangkat D.a tang Berangkat Datang
JAWA 83 24 28 36
DIVRE I 67 35 26 26
DIVRE I! 0 0 60 50
DIVRE III 61 48 6 6
511111/>er: PT. KAI, d1olnlt 2010
Selanjutny a yang menjadi indikator untuk wilayah Pulau Jawa dan masing-
aksesibilitas adalah traffic volume atau masing divisi regional di wilayah Pulau
dapat disebut sebagai kapasitas angkut. Sumatera pada tahun 2009.
Dengan kapasitas angkut y ang a da, masing wilayah yang terdapat layanan
didapatkan realisasi jumlah produksi jasa transportasi kereta api. Sehingga
angkutan penurnpang pada tahun 2009 berdasarkan lokasi daerah operasi yang
sebesar 6.842.749 orang. Sedangkan untuk ada di Pulau Jawa dan divisi regional yang
realisasi produksi angkutan barang pada ada di Pulau Sumatera maka terdapat 11
tahun 2009 adalah sebesar 1.658.274 ton. propinsi yang di dalamnya terdapat
Tabel 5 menunjukkan realisasi jumlah angkutan kereta api. Tabel berikut
produksi jasa angkutan penumpang dan menggambarkan pertumbuhan PDRB ke-
barang di Pulau Jawa secara total dan 11 propinsi dimaksud.
masing-masing divisi regional di Pulau
Sumatera.
Tabel 5. Produksi penurnpang clan barang KA tahun 2009
Jumlah Penumpang Jumlah Barang
Wilayah
(Orang) (Ton)
JAW/\ 6.472.244 373.747
DI VRE I 188.312 75.384
DI VRE II '17.373 180.720
DIVRE III '164.820 1.040.423
Jumlah
511111/Jer: D1t1r11 Perker<tm11>111J1 dall Pf. KAI. d10/nli 201 0
buhan PDRB sebagai pendekatan terha-dap jumlah lintasan dan frekwensi lintasan.
pertumbuhan ekonomi yang mere - Sedangkan untuk data stasiun tetap
presentasikan wilayah penelitian. direpresentasikan dengan jumlah stasiun.
Sedangkan variabel infrastruktur kereta api Pemodelan yang dilakukan menggunakan
yang diduga mempengaruhi pertum- sistem dinamik dengan menjadikan lag
buhan ekonomi adalah jalan rel dan stasiun. dependent variabel menjadi independent
Sesuai dengan landasan teori, indikator variabel. Hal ini dapat dijelaskan bahwa,
yang digunakan sebagai independent pertumbuhan ekonomi pada tahun t
variabel adalah aksesibilitas yang diukur sangat besar dipengaruhi oleh pertum-
dengan jumlah lintasan dan frekwensi buhan ekonomi tahun t-1 atau tahun
lintasan yang dilayani. Sehingga data jalan sebelumnya. Berdasarkan hasil pemodelan
rel direpresentasikan dengan variabel maka didapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 7. Hasil Pemodelan infrastruktur kereta api
dengan pertumbuhan ekonomi
Growtht-1 ***0.503
Jml_Lin *0.069
Frek_Lin *0.005
Stasiun **-0.020
Constant ***3.152
***18.059
0.912
Sumber: Hnsil nnnlisis, 2010
Cntatan: ***signifikan pada level 1 %,
** signifikan pada level 5%,
* signifikan pnda level 10%.
0% 20% 40% 60 %
Berdasarkan gambar terlihat ba h w a
wiraswasta dan swasta merupakan dua Gambar 9. Karakteristik ma ksud
pekerjaan yang paling dominan dengan perja1anan responden
Jawaban Persentase
Keterlibatan dalam pengambilan ·1. Sela lu terlibat 2%
keputusan 2. Sering terlibat 1%
3. Kadang-kadang terlibat 7%
4. Tidak pernah terlibat 66 %
5. Tidak tahu 24 %
Berpartisipasi dalam 1. Yn 12%
pembangunan jalan rel & stasiun 2. Tidak 88 %
Rentuk partisipasi 1. Dana 11 %
2. Tenaga 61 %
3. Laimwa 29%
Su1111Jer: Ha~ tl 111u1li:=.1-:.. 2UJU
tenaga. Tabel 11 menggambarkan lebih menuju stasiun. Sehingga sesuai
detail partisipasi masyarakat dalam dengan teori bahwa pembangunan di
pem-bangunan infrastruktur kereta api. sektor transportasi dapat membangkit-
kan perekonomian suatu wilayah atau
3. Dampak pembangunan infrastruktur transport promotes the trade. Tabel 12
kereta api terhadap lapangan pe- adalah hasil analisis dampak pem-
kerjaan dan pembangunan wilayah bangunan infras truktur dalam
Pembangunan infrastruktur kereta api penyediaan lapangan pekerjaan dan
memberikan pengaruh yang besar pembangunan wilayah di sekitamya.
dalam memberikan kesempatan atau
4. Persepsi dan Harapan Responden
lapangan pekerjaan bagi penduduk
Terhadap Penyediaan Layanan
setempat. Berdasarkan hasil analisis
Transportasi Kereta Api
diperoleh sebanyak 91 % menyatakan
bahwa pembangunan infrastruktur Ketersediaan layanan transportasi
ker eta api memberikan pengaruh kereta api merupakan harapan
dalam penyediaan lapangan peker- sebagian besar masyarakat. Berdasar-
jaan. Selain itu, pembangunan kan hasil survei didapatkan bahwa
infrastruktur kereta api juga memberi- dengan adanya layanan transportasi
kan pengaruh dalam pembangunan kereta api sebagian besar responden
sektor lain di wilay ah tersebut. menyatakan akan berpindah menggu-
Sebanyak 89% responden menyatakan nakan moda kereta api. Alasan
pembangunan infrastruktur kereta api responden berpindah menggu-nakan
memberikan pengaruh dalam pem- moda kereta api adalah tarif yang
bangunan w ilayah sepanjang jalan terjangkau 40 % responden. Alasan
Tabel 12. Dampak p embangunan infras truktur kereta api terhadap
lapan ga n pekerjaan clan p embang unan wilayah
Dampak pembangunan
Jawaban Persentase
stasiun dan jalan rel terhadap:
Lapangan pekerjaan 1. Ya, sangat besar pengaruhn ya 56 %
2. Tidak terlalu besar pengaruhnya 35%
3. Tidak sama sekali 9%
Pembangunan w ilayah 1. Ya, sangat besar pengaruhn ya 62%
sekitar stasiun dan jalan rel 2. Tidak terlal u besar pengaruhn ya 27%
3. Tidak sarna sekali 11 %
511111/Jer: Hn>il n11nlis1s, 2010
188
struktur terhadap perekonomian jenis rel dari R.24/36 menjadi R.54 dan
daerah. Simulasi dapat dilakukan mengganti bantalan rel dari kayu
untuk masing-masing variabel pem- menjadi bantalan beton.
bentuk model, yang pertama adalah
2. Pembangunan double track atau double
dengan menaikkan jumlah lintasan.
double track untuk jalur-jalur tertentu
Dengan melalui simulasi kenaikan
jurnlah lintasan, maka dapat diketahui yang mempunyai pergerakan tinggi
baik untuk angkutan penumpang
dampak positif terhadap kenaikan
maupun barang.
pertumbuhan PDRB. Kenaikan 1
menunjukkan kondisi saat ini, dari total 3. Pengembangan jalan rel baru
jurnlah lintasan yang ada saat ini dapat terutama di kawasan yang mempu-
mempengaruhi kenaikan PDRB sebesar nyai potensi pergerakan dalam jumlah
0,069%. Jika total jurnlah lintasan yang besar. Misalnya pembangunan jalan
ada saat ini dinaikkan 1,1 kali maka rel di kawasan perkotaan yang ditu-
dapat mempengaruhi pertumbuhan jukan untuk angkutan penumpang.
PDRB sampai dengan 0,076 %. 4. Pembangunan jalan rel di wilayah
5. Variabel lain yang mempengaruhi industri atau perkebunan untuk
kenaikan pertumbuhan PDRB adalah angkutan barang. Banyak produk
frekwensi lintas. Hasil perhitungan pertambangan, pertanian, perkebunan
kenaikan frekwensi lintas dan dan hasil industri yang saat ini
pengaruhnya terhadap kenaikan memerlukan angkutan kereta api,
pertumbuhan PDRB, bahwa kondisi dikarenakan kapasitas jalan yang ada
saat ini dengan total frekwensi lintas sudah mengalami kemacetan dan
321 dapat menyumbang pertumbuhan tidak lagi dapat menampung pertum-
PDRB sampai dengan 0,005 %. buhan volume lalu lintas angkutan
Pengaruh frekwensi lintas terhadap barang di jalur ekonomi strategis.
pertumbuhan PDRB tersebut dapat 5. Revitalisasi stasiun yang bertujuan untuk
terns meningkat jika jurnlah frekwensi menghidupkan kembali stasiun-stasiun
lintas dinaikkan. Misalnya dengan potensial yang akan memicu pertum-
kenaikan jumlah frekwensi lintas 1,5 buhan ekonomi dan kesejah-teraan
kali dari total frekwensi lintas saat ini, masyarakat sekitar dengan adanya
maka dapat menaikkan pertumbuhan aktivitas barn akibat revitalisasi stasiun.
PDRB sebesar 0,008 %.