You are on page 1of 74
soa Hiaaawary, M.KEs (En) Son Lautan, Darran Pustaxa, BABYL PENYELIDIKAN WABAH/ KEJADIAN LUAR BIASA (KLB). “TURIAN PEMBELATARAN A, Pexoanu.uan B, Derist KLBAWAnat C. Kuasiatast KLB. D. Kevretia KLB E, PenWadtt POTENSIAL MENIMIULIAN WABAH PRoseDUR TETAP PENANOGULANGAN KLB.. G, ISTLAI-ASTILAL YANG BERHIURUNGAN DENGAN WAR TL STRATECA UTAMA PENANCOLLANOAN. I. Penawbsads KARARTERISTIC ANTARA WABA "TUNOOAL. (COMMON SOUNCE) AN WABAH SEBAR (rnorncarep source). Raworumas Mates ‘Tuoas Darran Pustata.. BIODATA PENULIS.. 9 a 140 140 140 4 3 ‘SEJARAH EPIDEMIOLOGI TUNIAN PEMEELAIARAN Seusai mempelajari bab ini mahasiswa di |. Menjelaskan ruang lingkup epicemiologi 2. Menerangkan sejarah petkembangan epidemiolog 3. Menguraikan definsi epidemiologi menurut_ berbay tokoh 44. Menjelaskan penerapan keilmuan epidemiologi 5. Menjelaskan jenis-jenis epidemiologi 'A. RUANG LINGKUP EPDE40LOG! Rang lingkup epidemiolog adalah ubyek dan Obyek berupa masalah kesehatan + Penyakit menular + Penyakie tidak menular '. Masala keschatan lain: program KB, pesbaikan lingkungan ‘pemukiman, pengadaan sarana pelayaran kesehatan «. Ssaran berupa popula 4 Mengukur dan menganalisa frekuensi dan penyebaran masala keschatan mans Issa Hiaaauatt, M.KES (2) 1, SEIARAH PERKEMEANGAN EPDBMOLOG! ‘ma kedokrer: Jahier dari asumsi babwa penyakit pada poputsst manusia tidak terjadi dan tersebar beyitu sa secara ak, namun aa faktor penyebab dan upaya preventif yang dapat dilakukan, Oleh karetwa itu perkembangan epidemiologi tidak terlepas dvi tokob-tokoh yang berjasa besor dalam perkembangan in kkedokteran, Tokol-tokol tersebut antara lain 1. Hipocrates (abs ke-5 sebelum masehi) Hipocrates yang dinobatkan sebagat bapak kedokteran, modern, mengemukakan teori tentang penyakit yang slimuat dalam bukunya yang berjudal " on ai, waters and places” yaitu bahwa penyakit terjadi Karena adanya kontak dengan jasad hidup serta berhubungan dengan lingkungan. ceksternal dan internal seseorang. 2. Veromese Fracastoro (1483-1553) dan Thomas Sydenham (1624-1689) Kedua tokol ini melahitkan teori bahwa kontak: dengan rmahkluk hidup menjadi penyebab cerjadinya. penyahit ‘menulat. Hal int dilasai oleh fenomena yang texjadt di Ezopa pada saat itu, aclanya epidemic sampar, cacar dan ‘demamtifus pada abad ke 14 dan 15 dan pada abad tersebut Karantina dan kegiatan-kegiatan anti epidemic Iainnya mula diterapkan, setelah efekifitasnya dikonfirmasikan, ‘melalui pergalaman praktek. 3, Badward Jenner (1749-1823) ‘Menemukan metode pencegahan cacar melalui vaksinasi dengan vaksinia cowpox 4 Lous. Pasteur(1822-1895),Robert Koch (1843-1910),llya smechniko (1845-1916) imu epidemioloxi Seperti hl Boxy Avan Enpasaotod! ‘Adanya penemuan di bidang mikeobiologi dan parasitaogi, dlimana para ilewwan tersebut bechasil_ membuktikan milroba sebagai etiologs penyakic infeks. Graunt (1939) Perkembangan epidemiologi dalam aspek analisis kuantitatif| morbiditas dan mortalitas, karyanya ditebitkan dalam buku berjudul “political obserations mace upon the bills of ‘montliy”. Analisa yang dilakukan dari laporan mingguan kelahiran dan kematian di London, dan untuk pert Jalinya mengkuancifkasi pola penyalkie pada popula William Far (1839) Mengembangkan system pengumpulan data rutin tentang. jumlah dan penyebab Kematian, sekaligus penerapan data statistik vital untuk mengevaluast problem-problem keesehatan masyarakat. Dengan teorimiasma (ydara buruk) beliaw mengemukakan bahwa di dataran rendah insiden kolera dingy, arena adanya polusi udara, alana pperkembangan pengetahuan selanjurnya, kematian kolera vang tinggi di dataran rendah bukan disebabkan pols tudats, tetpi Karena penyediaan sir minum yang terpolus yang lacim dijumpai di dataran rendah. Ide-ide kreatif tersebutlah yang mengangkat beliau menjadi Bapak Surveilens Modern John Snow (1849) Melanjurkan analsa William Faz, John snow membu posculat bahwa Kolera ditularkan oleh ait yang ferkontaminasi. fa mengamati kenaikan angka kematian Ai daerah London yang mendapat pasokan air minum dat perusahaan Lambert Compamny dan Southwark Company. Kedua perusahaan cersebut_menggunakan sumber air ri sungai thames bagian hil, yang sudah mengalamit eae Iga Hiratawan, M.KES (#0) ppencemaran limbah yang berat. Antara tahun 1834-1854 Lambert Company menggantisumberairyadarihulusunga thames yang bebas pencemaran, dan havilnya terdapat penutunan kematian Karena kolera pada masyarakat yang mendapat pasokan air minum dari Lambert Company. Dari betbagai kajian yang dlakukan akhirnya John Snow dinobatkan sebagai Bapak Epidemiologi Framingham (1949) ‘Tokob ini mengembangan epidemiogi secara sistematik untuk kepesluan disain, pelaksanaan dan anaiss pe cepidemiologi, asl penelitian yang terkenal ventang, faktor riko. penyakic Kardiovaskuler, telah merangsang berkembangnya analiss multivariat dengan analisisregresi Togistik, untuk mengetabui faktor risiko yang paling dominan. oll & Hill (19950) Doll & Hill berkontsibusi dalam risetriset epidemiologi ‘dan pendemonstrasian efekftas dan efsiensi studi dengan Aisa kasus eonurol Hail yang diperoleh dari keilmvan epidemiologi dapat diqunakan untuk menentukan pengobatan suatu penyakit, ‘melakukan pencegahan atau meramalkan basil pengobatan. Perbedaan antara ima kedokteran dan ilmu epidemiologi terletak pada cara penanganan masalah keschatan. Thnu. edokteran lebih merckanlean pelayanan kasus demi kasus, sedangkan epidemiologi lebih menekankan pada elompok individu, Oleh karena itu, pada epidemiotogt, selain membutukan ilm kedokteran juga membucubkan lisiplin i lan, seperti: 1, Demografi 2. Sosiologi Bux Ajax Enpesvotoct 3. Antropologi 4. Geologt 5. Lingkungan Fisie 6. Ekonomi 7. Budaya 8. Statistik ©. DERNSIERDEMOLOGY Isilah epidemiologberasa dart kata: epi (atas). demos (rakyatipenduduk), logos (imu), schingea epidemiologi dapat diarikan sebagai ilu yang mempelsjarttencang.hal- hhalfejadion yang meninpa pendaluk, Dalam perkembangan jutaya banyak rokoh epidemiologi yang, mendefisikan rmaksud endemiologantaca lin |. HIRSCH (1883) Epidemiol adalah suatu gambaran kejadia dav ens-enis penyaki pada mania, pada ra0 |. Mempelajari karakteristik kelompok, faktor-faktorrisiko, riwayat alah penyakit untuk intervens Klinik 7. Penyakit dapat dikendalikan dengan mempelajari fearakteristik penyebab penyakit,faktor ko dan penyebaranya, dan hal-hal terscbut dapat dipelajari dengan, pendekatan epidemiologi Bau Avr Enpesovoct DAFTAR PUSTAKA Budianto,E & Anggraeni, D200. Pengantar Epilemicg’ 6 ump and modem epidemiology Lote Epidemiology, IEA.VOL12.No 14.Oxford University Press, G cat Britin ‘Gon, L (2000) Epidemiolgy, Philadelphia: WB. Saunders Company Kleinbaum D, Sullivan, K, Barker, N (2007) A Pocket Guide 1 Epiemiology, Springer Lilienfeld, AM & DELilienfeld (1980) Foundation of epidemiology New York: Oxford University Press Mausner, JS & Kramer, S (1985) Epidemiolygy, An Introductory Text. Philadelphia : WB Saunders Morten R and J. Hebel. A Study Guide ro Epidemiology an Bicstatstics, Baltimore ‘UL Press, 1985 1. Murti, B (1996) Prinsp dan Meters efidemilog, Gajah Mada University Press [sya Hnatawan, M.KEs (290) BABI EPIDEMIOLOG! PENYEBAB PENYAKIT TURAN POMBELAIARAN Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa dibarapkan mampu: 1. Menyjclaskan berbogai teori tentang konsepsehat 2. Menyjelaskan berbagai teor tentang konsep sakit 3. Menjlaskan rivayaralamiah penyakit ‘ 4. Menjelaskan konsep pencegahan penyakit A MONSEP SEHAT Definist Seat an 1. Parkins (1938) Schat adalah suacu keadaan seimbang yang dinamis antara bbentuk dan furs tubuh dan berbagaifaktor yang berusaha, -mempengarubinya, 2. WHO (1957) Sehat alah suatu keadaan dan kualias dati organ rubub yang berfungs secara wajar dengan segala faktor kt dan ingkungan yang. dim. 3. WHO (1974) Schat adalah keadaan yang sempurna dari fsik, mental, alain: 2 4 Hauawan, MAKES (20) sosial tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan, White (197) SSchat adalah eadaan dimana_seseorang pada waktu dliperiksa tidak mempunyai keluhan ataupun tidak terdapat, tanda-tanda suatu penyakit dan Kelainan. “Teorifaktor yang mempengaruhi sehat antara hin: |. The Traditional (Ecological) Models a) Agent by Host ¢) Environment ‘The Health Field Concept (HL Lamframboise, 1973) 4). Environment). Lifestyle). Biological 4). System of health service ‘The Environment of Health (HL Blum, 1974) 4). Environment 1). Behaviour (lifestyle) ©). Health serviced). Heriity KONSEP SAKIT Definisi Saki antara lain: Perkins (1937) Sakit adalah swatu Keadaan yang tidak menyenangkan. ‘yang menimpa seseorang sehingga menimbulkan gangguan akeivitas seharichari baik aktivitas jasmani, rokhant dan sosial, 2. Reverlly Sakit adalah tidak adanya keselarasan antara lingkungan dengan individ. New Webster Dictionary Sakic adalah suatu keadaan yang ditandai deng perubahan gangguan nyata yang normal wl ule Ba Ava Eneenncoot ‘Teo kor yang meme sat ana lai 1. EpidemiologtTrigle (Ecological Modes) Dalam pandangan epidemolo’ dikenal dengan istiah segitiga epidemiologi, yang digunakan untuk menganalisis texjodinya penyait.Bakwn Sakic trad Karena imerakst ntara agent, host and envionment. Konsep in bermula dav aya untuk menjlaskan proses timbula. penvait tmenula dengan unsuransur mikrobiolgi yang infltiue sebagai agent, nam sanjaya dapae pol cgunakan untuk -menelskan proses inbulaya penyakit tidak mmenular dengan menperius pengertion agent. Dalam onep ini faktorfakior yang. menentskan exadiya enya dkdasiasikan seg’ ber 1. Agent penyic (ktor tok) a. Zatti: ses (oesterol tse protein) ‘Agen kimiaw : 2 toksikallergen (obae) antar lain kabonmeonolsia, pests, bg aren «Agen fi ais ai ara 4k Agent inks: vias, bokter proton, metazon itu sifat tikroorganisme sebagai agent. penyakit rahi oleh beberapa fakeor antara lain ‘© Infelaivitas yaitu Kemampuan daya serang ke dalam host © Pacogenitas yaitu kemampuan agent untuk merusak host, sehingga menimbullan sake dpe 4 Virulensi yaita kemampuan agent wntuk menimbulkan aja berat dapat syarat agent sebagai penyebab penyakit 1. Dijumpai pada setiap kasus yang dtl, pada keadaan ese Isa Hnceawan, M.KEs (eb) Yang sesuai (necessary cause) 2. Agent hanya menyebabkan penyakit yang. diteliti specific effece) 3. Agent diisolasi sempurna, berulang ditumbubkan, dan slibiakan (aufcient cause) 2. Host pejamu Faktor host (intinsik)yang merupakan faktor rsiko ‘imbulaya penyakitantara lain: a Gonetik, misalnyapenyakit herediter seperti hhemophilia >. Umut, misalnya usa lanjut berisiko penyakit jantung . Jeniskelamin, misalnyapenyakic Kelenjar_gondok terutama pada wania, jantung & hipertensi pada laki- loki 4. Keadaan fisiologi, mbalnya hamil & persalina :mengebahkan anemia, psikosispascapartum bisa ce Kekebalan dan penyait yang dideritasebelumnya, 3. Faktor lingkungan, Faltorlingkngan(ckstrinsk) sc penyakit a. Lingkungan fisik antara lain: geografi & keadaan, b. Lingkungan biologi, yaitu semua makbluk hidup yang, berada di sekieae manuasia . Lingkungin sosal ekonomi + Pekerjaan + Unbanisasi + Porkembangan ekonomi + Bencana alam, jangteradinya Banu Aja Enenoicet 2. The Web Causation, Menurut model ini, sesuatu penyakit tidak bergantung pada svat sebab yang berditisendid melainkan sebagai alabat dari serangkaian proses sebab dan akibat. Dengan dlemikian, maka timbulnya penyakie dapar dicegaly atau dlihentikan dengan memotong rantai pada berkagai tit Contol + ra — 3. The Whell Causation ‘Menurut model ini, manusia menjadi sak karena berbagai falcor dari lingkungan, baik biologi, fk maupun social (C. RWAYAT ALAMAH PENYAKIT PADA MANUS Riayat alamiah penyakit (natural history of diseases) _merupakan proses perkembangan suatu penyakit tanpa adanya intervensi yang dilakukan oleh manusia dengan sengaja dan ‘erencana,clibagi menjadi beberapa tahap Iya Huaovart, MKts (en) 1. “Tahap Pre Patogenesis (Stage Of Susceptibility) diana terjad interaks! antara host, bie penyzkie ddan lingkungan, Interaksi di luar tubuly manusia. Pada tahap ni penyakit bolum ditemukan, daya than tubub, Foxe mash kuat, walaupum sud cerancam akibatinteraks tersebut, Pada tahini kondisi masih seat. 2, Tahap Inkeubasi (Stage of Presymtomatie Disease) ‘Tahapan dimana bibit penyakie sudab masuk ke dalam tubuh host, naman gejala penyakic belum nampak. Tap nyakitmempunyai masa inkubasi berbeclo-bedo, ada yang beberapa jam, hart, minggu, bulan sampai bertahun- tahun, Tahap inkubasi merupakan tafapan masuknya bibit ppenyakit sampai sesaat sebelum timbulnya gejal, Pada tapi yang tera: 1. Dayo tahan tubal tak kuat, penyakitberjatan terus 2, Teja gangguan pada bentuk dan fangsicubub 3, Penyakit makin bertambal hebat dan timbul geal. Dalam masa inkubas!terdapar istilah horison Klinik: yaita Garis yang membatasi ancara tampak atau tidakryagejala penyakit. Sedangkan interval waktw antara pejamy yang {etinfeksi oleh agent penyebab penyakit sampai imbulnya sgejaladisebut masa tunas. Masa tunassetiap mikroorganisme a. Kecepatan berkembang bak bs. Jumlah mikroorganisme ce Tempat masuknya mikroorganisme dd. Derajar kekebalan Pengetahuan tentang masa cunas sangat bermanfaat untuk snbanta mendeteksi penyebab kejadian Ivar biasa terutama pada Kejadian keracunan makanan. ol wie Buxu AK Enpaiotoet 3. Tahap Penyakit Dini (Stage Of Clinical Disease) Tahapan dimana sudah muncul gala penyakit, dan pean sudah merasakan sakit, namun masing ringan, penderita rmasih dapat melakukan aktifitas sehati- hag, perawatan CCokup dengan obat jalan dan menjadi masala besar Junia Kesehatan (jika tingkat pengetahuan & pendidikan masyarakat rendah) sehingga-mendatangkan masalah lanjucan yang makin besar karena Penyakit bertambah, pparah dan memertukan perawatan relatif mabsal. Akibat Tain bahaya masyarakat luas Karena menularkan kepada fang lain dan dapat menimbullan KLB atau wabah, 4. Tahap Penyakit Lanjut Pada tahap ini penyakic makin bertambah hebat, penderita tidak dapatmelak lan jikaberobac umumnya ah 5 , Hols’ reshadap peneleita penyakit menlar ce. Perlindungan tethadap Kemungkinan kecclakaan di tempat-empar umum dan tempat kerja 4d. Perlindungan teshadap behan-bahan yang. bersifat karsinogenik, bahan-bahan racun maupun allergen ‘e. Pengendlian sumbersumber pencemaran 3. Penegakan Diagnosa Secara Dini dan Pengobatan Cepat (Eaaly Diagnosis and Prompt Tieaiment) a. Mencari kasus sedini mungkin (case finding) 1. Melakukan pemeriksian Pengawasan selekifterhadap penyakit rertentu (be, hepatitis) Meningkatkan Keteraturan pengobatan tethadap penderita (case holding) fe Meneariorang-orang. yang_pemah berhubungan dengan penerica berpenyakit menlar Pembesian pengobatan yang tepat pada setiap permulsan kasu 4, Pembatasan Kecacatan (Diss Limitation) 4. Mengembangkan lembaga-lembaga _ rehabiltasi dengan mengikutsertakan masyarakat bb. Menyadarkan masyarakat untuk menerima mereka Kembali dengan memberikan dukungan moral setidaknya bag yang bersangkutan untuk beraban el ale Basu Ajax Entessouoct cc Mengusahakan perkampungan rehabilitas’sosil sehingga setiap penderita yang telah eacat-mampu smempertahankan dir, Dal . Checklist Merupakan dafiar yang berst pertanyaan/pemyataan vig akan dliamati dan responden membertkan jawaban, dengan memberikan cek (V) wl ale Bury Ajax Enpaaoioct pe fe fs kth pyr seers 1 [settshmen bss 2. Observasi Merupakan cara pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan secara langsung kepada responden penelitian. Instrumen yg dapat digunakan ancara lain: lembar observasi, panduan pengamatan (observa), lembar checklist, 3. Wawancara ‘Wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan cara mewawancarai langsung responden yang. diteli ‘Mecode dapat dilakukan apabila penelitingin meng@tahut responden secarn mendalam serta.jumlah responden, sedikit. Instrumen yang dapat digunakan berupa pedoman ‘wawancara ataupun daftar periksa/checklist 4. Tes ‘Merupakan metode pengumpulan data dengan memberikan bbeberapasoal ujian/tesinventor.nstrumen yangdiganakan, dalam melakukan tes antara lan: ces kepribadian, tes baka, tes peestas, ce sikap 5. Dokumentasi Merupakan metode pengumpulan data dengan cara rmengambil data yang berasal dari dokumen asl. Dokumen dapat berupa gambar, tabe, film dokumenter wl arie Isa Haart, MKes (ero) E. SKALAPENGUMURAN DATA Dalam pengumputan data melalui wawancara atau angket, ‘akan kita temukan jawaban responden yang. berbeda-beda incensitasnya, misalnnya ada yang menjaab secu, sebagian lagi menjawab sangat tidak setuju. Untuk menempatkan jaaban yang ses dengan posisinya, disusun jenjang ukurany ‘kala, Untuk skala wkuran ini kica mengenal 4 macam skola, ait Skala nominal ‘Adalal + Skala yang paling sedethin dh sfiberikan kepada satu Kategori tidak menggombarkan kkeduclukan kategon itu terhadap kategot lain. contol Jenis {elamin (laki-aks, perempuan) 1b Skala ordinal ‘Adalah ala berjenjangyangmengurutkan tingkatygpaling rendah ke tingkat yang paling tinge! ataupun sebaliknye, Contoh: (kurang, cukup, bai), (miskin,sederhana, kaya) . Skala rasio ‘Adalah skala pengukuran yang mermpunyai nol mutlak dan mempunyai jarak yang sama, contoh : berat badan, umus, ings badan 4. Skala interval ‘Adalah skal yang menunjukan jarak antara satu data dlengan data lainya meailiki bobot yang sama, yang tidak ‘mempunyai nol mutta, concoh: temperatur/suhu RANGKUMAN MATER! Dengan data epidemiologi kita dapat melakukan studi ‘epidemiolog, seperti pengukuran mosbiditas dan mortalitas, wl sale Buxy Aan Enpesaotoct mengukur indeks kesehatan, epidemiologi deskriptf, maupun elsperimen. Adapun teknik pengambilannya dapat melalui pendekaran kualitacf maupun kuanditatif dimana keduanya ‘memiliki kelebihan dan kekurangan, ‘SOAL LATHIAN: 1. Jelaskantujuan dan manfaat pengumpulan data epidemiologt 2. Alat ukur yang memberikan Kebebasan responden untae ‘mengungkapkan permasalahanya disebut 3. Jolaskan Kkeuntungan dan kerugian ecknik pengambilan data dengan indepe interview 4, Jelaskan perbedan data primer dan daa selunder KUNCL JAWABAN ° 1. Salah sau mangaat pergumputan data epidemiolog adalah uncuk menghitungangka morbiditas dan mortality sebaga sala satu indikaor Kesehatan ‘Waaneara mend Keuncunganyaantara ain: jum responden tidak banyak 2030), kerugianya-membutuhkan keablian khusus rmemahami benar tok bahasan, waktw yang tla lama dan kesimapan bert subyektif 4 Data primer merupakan data yang didapat dar individu atau pescorangan, contol hasil warancira, pension dan lain-lan. Daa skunder adalah data primer th diola lebih lajet, misalnya daca dari Dinas tan, Biro Pusat Statistik, Ramah sokit, Paskesmas, Balai pengobacan,perusahaan dan lint, ele Issa Haxaawa, M, DAFTAR PUSTAKA 1. Busiarto,E, 2003, Metodalog endian Kedokteran, enertit Buku Kedokteran, EGC, Jakarta 2. BudiarioE & Anggraeni, D,2001. Pengantar Epidemiol Edis 2, Penerbit Buku Kedokteran EG}, Jakarta 3. Elfendy, N, 1998, Dasar-dasar keperawatan Kesehatan Masyarakat, Falisi 2, Penerbit Buku Kedokteran, EGC, Jaa 4, Goris, L (2000) Epidemiolegy, Philadelphia: WB. Saunders Company 5, Kleinbaum D, Sullivan, K, Barker, N (2007) A Pocket Guide to Epidemiology, Springer 6 Mausnes, JS. & Krames, $ (1985) Epidemiology, An Introductory Text Philadelphia : WEB Saunders 2, Morten R and J, Hebel(1985) A Study Guide to Epidemiology and Bistatistis, Baltimore UR Press 8. Musi, B (1996) Prinsip dan Mewode vise pidemialgi, aja Mada University Press wl wie BABIV FREKUENS! MASALAH KESEHATAN “TURAN PEM@ELALBRAN Secelah mempelajar bab ini, mahasiowa dibarapkan a, Menjelaskan maksud frekuenst masalah kesehatan 1. Menjeliskan Tangkah-langkal mengetabui fekwens ‘masilah kesehatan 6. Mengetah indikator pengukuran mosbiditas «l. Mengetahutindikator pengukiran mortaltas A. PENDAHULUAN Fickuensi masalah keschatan menunjukkan kepada, hpesamya masalah Keschatan yang terdapat pada sekefompok manusimasyarakat. Adapun—langkah-angkah untuk ‘mengetahui frekuensi masalzh kesehatan antara lain |. Menemukan masala keschatan melalui ara =| Fe ig det ei Ex ramet pe sehatan Laporan dati masyarakat + Kunjungan rumahvease fing el ale sya Hugtawart, MKes (10) 2, Penelitian/Survei Kesehatan 3. Studi Kasus Untuk mengetabui besarnya frekuensi masala kesehatan, dapat dilakukan dengan: 1. Pengukuran Morbiditas/Kesakitan 2, Pengukuran Mortalca/Kematian 1B, PENGUMURAN MORBIDITAS/KESAKITAN 1, Rasio ‘Merupakan nila relaif yang diasilkan dari perbandinagn dua plat kuantitatif yang pembilangnya tidak merupakan bagian dari penycbut. Misalnya : sebuah nila kuantitacif ‘A dan pilat kuansiarifB, maka rasio kedua nila tersebut adalah A/B Contoh + Pada suatu kejacin fur bisa demam berdarah terdapat 20, orang penderita dan 12 diantaranya anakeanak, maka rasio anak terhadap orang dewasa adalah 120 = 06 2, Proporsi ‘Adslab perbandingan dua nila kuantitatif yang ppembilangnyamerupakan bagian dari penyebut. Pada proporsi, perbandingan menjadi : A/(A+B). Pada contob, datas proporsi menjadi 12 (12#20) 1375 ila. proporst dikalikan 100 disebut persen (8), jk dlikalikan 1000 disebuc permil (0/00), pada contoh datas ‘menjadi 37,5% atau 3,75 0/00 Banu Ajsk Ermesno.ccr 3. siden, ‘Adalal gambaran tentang frekuensi penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu waktu tertentu di sekelompok manusia Insiden: ‘ kejadian dalam waktw tertentu X 100/1000 (konstanta) ‘ penududk yang nungkin terkena Contol Di Kelurahan Sokaraja Kulon dengan jumlal penduduk tanggal 1 juli 2010 sebanyak 200000 orang. yang kkesemuanya rentan tethadap penyabit_ gastroentetts, slitemukan laporan penderta baru dari Puskesmas Sokaraja, 1 sebagai berikut : bulan Januari 25 orang, Maret 50 ora Juni 75 orang, September 5 orang dan Desomber 45 orang, dri data tersebutinsiden penyakit gastroenteritis adalah Angle insiden = (25 + 50+ 75 + 5-4 45)X 100 = 01% 200.000 Contoh + Dari 200 orang mahasiswa Fakultas lime Kesehatan Universicas Mubammadiyal angkatan 09, secaratba-tiba 20 orang diantaranya menderita gastroenteritis (mantah herak),setelah jajan haksousaiacara kunjungan ke Rumah Sake Bay ‘Anka insiden = 20/200 X 100 = 10% 4. Prevalensi Adalah gambaran tentang frekuensi penderica fama dan. baru yang ditemukan pada jangka wakts tertencu dibagi ‘dengan jumlah penduduk pada pertengahan jangla wake yang bersangkucan dalam persen/permil, terdapat dua. ‘ukuran yaitupoin prevalence (prevalensisesaat) dan perode whale Is Huoaquart, MK (er) prevalence (prevalensiperiode) Prevalensi sesiat ‘Spender ama + har X 100/100 pa sat eter > penduduk saa ite Prevalensi periode ‘Spenderitalama + baru X 100/1000 selama satu periode 3 Penduduk saat itu Contoh Prevalensi periode: Di dacrah Kecamatan Tambak jumlah penduduk: pada tanggal 1 Julk 2010 100000 orang, menurut laporan Paskesmas Kecamatan Tambak jumlah penderita penyakic hhipertensi sebagai herikut: Januari SOkasus lama, 100 kasus har, Maret 75 kas lama, 75 kasus baru, Juli 25 kasus Lama ddan 75 kasus baru, September 50 kasus lama dan 50 kasus baru, dan Desember 200 kasus lama dan 200 kasus baru ‘Angha prevalensinya = (601004 (15415) 25-475) + 604-50) + (2004 20X100= OM 100.000 Contoh Prevalensi sesaat: Di astamamahaséswa Universitas Muhammadiyah, Purwokerto dengan. jumlah penghuni 100 mahasiswa, -kemarin 5 orang menderita demam berdarah, dan hia ini 5 ‘orang agi terserang demam berdarah Angka prevalensi = (5++5)/100 X 100 = 10% Secara skematis,insidens, peevalensi sesiat dan prevalensi period digambarkan sebagai berikut Bau Ayax Entessoscot 1 Januari 2009 31 Desember 2009 Dari skema datas 1. Insiden, Kasus 2,348.9 1 Januari: kasus 15,7 31 Desember: kasus 2,5 3. Prevalensi periode : Kasus 1,23,4,5.7.89 2. Prevalensi sesnat ‘Hubunganinsden dan prevaens Insiden dan prevalens-mempunyai_relasi_ yang erat. Prevalensi merupakan fun dar Injuinsiden dan dua di fase Klinik sampai fase akhir penyakie. Perubahan prevalensi pada satu dtdk wakuu ke tt wakeu lainnya adalah refleks Pperubatan Inj insidens, durasi penyakie atau kedua-duanya, Ttulah sebabnya tidak mengherankan jka pengguaan sata cerapi just ykatkan prevalensi. Contoh penggunaan bat antidiabecik kepada pasien diabetes dewasn tak ‘menurunkan tetapijustru menaikan prevalensi diabetes, sebab ‘erapi tersebut mengurangi kematian pasien dalam stil Iain ‘memperpanjang harapan hidup penderita diabetes tapi tik menyembubikan secara permanen. Akibatnya yang texpotret adalah pasien diabetes. yang makin banyak. Sebaliknya Penurunan prevalensi belum cent disehabkan penurunan laju wl asia Is.a Hawa, Mis (20) insden. Mungkin soja Tau insiden ting, terapi Karena durasi penyakic sangat pendek, aula sejumfah penderita terlanjur sembuh (kelangungan hidup selekti) atau meningeal (oralitasselekti dan lolos dari pemorretan satu saat Hubungan nara prevalensi dan insiden dirumuskan sebagai berikut = P=—DXxD Dinama : P= Prevalensi ID = Lajuinsiden D = Rata-rata durasi penyakic Jka loju insiden suatu penyakit rendah, cetapi dura ppenyakie panjang, maka prevalensialean tinggi dibandingkan clengat aj insiden, Contoh lj insden diabetes yang dima dari usia dewasa sebenarnya tidak celalu cepat. Namun, kenyataannya prevalensi diabetes dewasa cukup ting bal ini sdikarenakan diabetes dewasajarang sembuh permanen tetapi lain pia tidak fatal. Sebaliknya jka dura pend, maka ‘ada kemungkinan lau insiden melebihi prevalensi, Ramus di tas mengasimikan bahwa. 1. Laju insiden terap sepanjang waktu (tidak ada epidemik tidak ada penurunan kejadian penyakit yang mencolok) 2, Duras tap, yakni tidak ala perubahan wake yang besar sejak penyakit terdiagnosa secara Klinik sampai terjadi eesembubsan atau kematian 5. Prevalensi penyakit dalam populast rendah enw nan angka prevalens antara lain dipengarubi oleh 1. Menurunnya insider 2, Lamanys sakit yang menjadi pendeke 3. Perbwikan pelayanan kesehatan el ale Bax Ajax Eeteanotoc Manfatinsiden dan prevalene Ange insiden dapat digunakan untuk wr angka kejadion penyaki balan angka nya_perubahan_fakeorfaktor antara fain Karena flukcuasi alamiah program pencegahan, bila Muktwasi alan dapat dliabaikan, maka penurunan insiden menunjukan keber hhasilan program pencegahan nelitian epidemiologi untule met sebab~ akiba 3. Mengnakan pesbandingan ant dengan poparan yang berbeda 4. Mengukurbesarnyarisikoyangditimbulkanolehdeterminan Anya prevalens dapac digunakan nul ' 1. Menggambarkan tingkat keberhasilan program pembe- rantasan penyakit a betbagai_ popula Penyusunan petencanaan pelayanan keschatan, misal penyediaan sarana obatobatan, tenaga dan mangan 3. Menyatakan banyaknya kasus yang dapat didiagnosa (C. PENGUKURANMORTALITASIKEMATIAN 1. Anja Kematian Kasar ‘Adalah jumfah semua kematian yang ditemukan pada jangka wake ertentu dibandingkan dengan jumlah, penduduk pad pertengahan wakew yang bersangkutan dalam persen/permil Rumus + Sselumuh kematian X 100/1000 penduduk pertengaban, wel aie 394 Huacawat, M.Kes (eo) Contoh Di Desa Karangpeti dilporkan 60 orang. yang meninggal ‘dunia akibae menderita berbagai penyakit,sedang.julah pendudik desa eerscbut pada tanggal I Juli 2010 adatah 30000 orang maka angka kematian kasaenya adalah, AKK = 60 30000 x 100, 2% Standarisasiangka kematian kasar ‘Angka Kematian kasar banyak digunakan sebagai sah. satu indeks keschatan karena perhitungannya yang muah, dlibandingkan dengan angka kematian yang lain, tetapi jika digunakan untule memandingkan derajat kesehatan dengan daetah lain hendakriya diperhatikan bahwa angka kematian kasar dipengaruhi oleh umur dan jenis kelamin dan kacenanya.hatus dilakukan_standarisai. Hal dlischabkan angka kematian yang tinggi di stat dae behum tentu mempunyai derajat kesehacan yang lebih rendah dibandingkan dengan daerah lain dengan angka, ematian kasar yang lebih rendah. Contoh Daerah A dengan ang kematian kasar yang lebih tinge dlacipada daerah B, retapi memiliki angka kemation yang lebih rendah pada setiap golongan mur wl ale Buxw Aix Eapewotocs “abel 2 Distrust pendudk mengru golongan umurjumiah hematin dan eS ‘glamor asa [eg [Sendo [ Sensing boat [so (sa Penjelasan : Dari tabel di atas tampak babwa secara keseluruhan, angka kematian di daerah A lebih tng dasipada dacrah 8, cetapi bila kita perhatikan angka kematian pada sétiap golongan umur di daerah A lebih rendab cibanciingkan dengan daerah B, Hal ini disebabkan persenase penduduk sgolongan umur 45 tahun ke atas di daerah A (31,8%) jaub lebib cing jka dibandingkan dengan dherah B (11 8%). Tingginya persentase golongan umur ini mempengaruhi ‘nga kematian kasar dan daerah A mempunyai persentase golonyan mur 14-25 yang lebih rendah (27.3%) jika dibandingk ni juga sangat ber Dila kita bandingkan, angka kematian daerah A dan B tanpa, mnperhatikan distrbusi penduduk, maka kesimpulan kita n bias. Agar kesimpulan kta tidak bias, harus dilakukan, standatisas lebih dulu sebelum dibandlngkan. Standarisasi ila kedua popula yang akan dibandingkan direfleksikan pada populasi ketiga yang disebut popula wel apie Isa Hiaawastt, MKEs (ero) standat Standarsast dapat dilakukan dengan duacara, yaitu standarisas langsung dan standarisasi tidak langsung Standarisasi langsung ‘Adalah angka kemarian menurut golongan umur kedua, populasi yang akan dibandingkan dan diteropkan pada populas!standar hendasirkan dlstibust menurut golongan ‘umue. Dengan demikian, jumlah kematian yang diharapkan tesjadi bila kedua populasi mempunyai distibusi menurut sgolongan umur seperti popula standard dan angka kematian eda populasi dapat dihicung dan dibandingkan, Dengan cara demikian, kesalahan yang disetabkan adanya perbedaan lisesi menurut golongan mur dapat dibindarkan dan kesimpulan yang dibuat tidak bias. Angka kematian pods eda pupulasi bukanlah sngca kematian yang nyata. Oleh arena iu, angka ini hanja berar bila digunakan untuk. smcmbandlingkan, Contoh + Kita akan membandingkan dua populas yang telah dibahas sebelomnya tetpi kin cilakukan dengan stndrisaslangsung ‘Sehogai ppulasstandar digunakan popula fk berkut abel Distrbusl penduduk menurutgclongan umr populas standard dan ‘ka Kematin menurvt gofongon umur pa populast Adan 8 Cer ere Busu Alak Ereaacuoct Penjelasan: Dari hasil perhitungan di atas tampak bahwa, setelh standavissi angka kemacian kasue di daetah A lebih kecil daripada B, sedangkan sebelum standarisasiangka kematian daerah A lebih besar dlibandingkan daerah By Dengan demikian jelaslah bahwa perbandingan angka ematian kasar antarn dia aera tanpa standaisas akan bullan kesimpuan yang bias, Standatisasi tidak langsuog Untuk menghitung angka Kematian kasar den standarisailangsung. dibutublan ana kemarian menus oongan uur dari populasi yang akan dibandingkan. Bila pada populasiyangakan ditansdingkan tak terdapat angka, Kematian menurut golongan umur dan yang ada hanya, Uisuibusi penduduk menu ‘kematian kasat, pethicungan dengan standatisas langsung, tidak dapat dilakukan, Untuk membandingkan dua populasi mkan stanlarisasi tidak lansing. yaita nurut golongan umurkedua populasiyangakan, dlibandingkan diterapkan pada angka kematian menurut solongan umur populas standar. Dengan cara demikian, angka kematian menurut golongan mur populasi standar ddan jumlah kematian yang diharapkan terjadi bila kedua populist mempunyai angka kematian menurut golongan, unr seperti populasistandar yang dapat dihitung. Adapan, populasi yang dapat digunakan sebagai populasi standar adalah + Populasi sembarang yang tidak berbeda jauhy dengan seadaan yang sesungguhnya spolongan umwr dan angka + Populas hail sensus terakhir + Salah sata populasi yang akan dibandingkan, wl sie Issa Hagcawarn, M.KES (on) ‘Untuk dapat membandingkan dua populasi dihitung rasio antara angka kematian populasi standae dengan angka wi untuk memperoleh ian, Kemudian indeks kematian dikalikan dengan angka Kematian kedwa populsi dan. hasiinya slibandingkan. Contoh : Misalnya kita akan membandingkan angka kematian kasar ‘dua populast A dan B sepetttabel 1, cetapi hanya dketabi dstribusi menurut gofongan umur dan angka kematian easar Revhadinygan ini dapardilakukan dengan eara tidak Jangsung. Sebaga popula standay, digunakan populas asi sensus, Data populasi standar dan kedua populasi yang akan libandingkan dapat diihar pada tabel berkut in bela ‘istribs penduduk menu glongan um dn angk maton SSA Seah Kost mesa plongan omar pass ‘Sander fi |se' [seam [som —[ise8 Sebelum standart CDR daerah A CDR daceah wl sale Bunu Avg Eeteotost A= 20.0/53.68 = 0.56 10.0723.65 = 0846 Setela standarsai: CDR derah A= 17.80 X 0.560= 997 CDR dacrah B= 1247 X 0.846 = 105 Sebelum standarisasi, CDR daerah A lebih besar daripada 12 tahun: 34 orang. Dari data tersebut ASDR umur 0-1 tahun adalah a 41% 146% b.5,52% 158% Dari 500 orang wisudawarvwisudavati UMP Angkatan 2010, secara ciba-tiba 150 diantaranya mengalami diare mati jatah caretng peserta wisula dart daca wl solr Bux Avax Eeroewotoct ‘ersebut angka insiden kejadian nya adalah. ©. 32% 4. 36% irkan data dari Paskesmas Purwokerto tim, sampai akhir Oktober 2010, kasus malaria 15 kasus, DBD 45 kasus, ddiare 69 kasus dan demam typoid 36 kasus. Dari data tersebut proporsi DBD adalah. a. 405% ©. 29.9% b. 28.8% 421% KUNGLJANABAN, LB 6A 2D dic. 3.c 8D 4c OA 5.D, 10.B ol sie Isa Hirata, M.KEs (ee) DAFTAR PUSTAKA Budiarto, E, 2003, Metodolog Penelian Kedokeeran, Penerbit, Buku Kedokteran, EGC, jakarta BudiartoE & Anggraeni, D,2001. Pengantar Epidemolog doi 2, Penesbic Buku Kedokteran EG), Jakarta Effendy, N, 1998, Dasardasar keperawatan Kesehatan Masyarakat, Edisi 2, Renesbit Buku Kedokteran, EGC, Jakarca Goris, L (2000) Epidemiology, Philadelphia: WB, Saunders Company . Kleinbauim D, Sullivan, K, Barker, N (2007) A Pocket Guide to Epidemiology, Springer Mausnes, JS & Kramer, $ (1985) Epidemiology, An Introductory Text, Philadephia: W.B Saunders ‘Morten Rand. Hebel. (1985) A Saudy Guide wo Epemiogy cand Biostatistics. Baltimore ‘UR Press Murti, B . (1996) Prinsip dan Metode Riset Epidemiolog, Gajals Mada University Press. wl sale TURIN PEMEELAUNRAN Serelah mempelajari bab ini, mahasiswa diharapkan memahamis a. Latar belakang dan definsisurveilens bs. Kegiatan-Kegiatan dalam surveilens epidemiologi © Manfaat surveilensepidemiologi <4, Tajuan dan penggunaan surveilens Uji Tapis (Screening Test) A LATAR BELAKANG ‘Becasal dar Istilah police medicine’ diaplikasikan ke bentuk surveilens Kesehatan masyarakat oleh JOHAN ERANK pd 1766 di Jerman. Diawal dari anaisa adanya kontak dengan infeks berbahaya. Setelah penemuan agent infeksi pada tahun 1800, konsep surveilens dalam ium Kesehatan. masyarakat ddigunakan untuk memonitor orang-orang yang terjangkie penyakie menularseris seperti: pes, cacay typus dan demam kuning dengan mendeteksi geal-gejala dan tanda-tanda davi ppenyakit ersebut, kemudian mengisolai tepat waktu, dan pada dekade ini stasin karantina liar negeri tidak hanya ‘untuk pelayanan Kesehatan masyarakat di: Amerika Serikat Isa Hirnauan, M-KES (enn) ‘api pda badan-badan karancina di seluruh dunia Pada akie hun 1940.an, Alexander D Langmui, M.D yang menjabat Kkepala epidemiolog pada pusat penelitian ppenyakitmenular mula memperluas konsep_surveilens, dengan mengubsh fokus pethatian pada penyakit-penyakit sepert aan ‘Alexander “mene ppengummpulan secara cepat dan analisis daa pada penyakie tercentu, dengan desiminasi eepat mengenaipenemuan-penemuan kepada pihak:pihak yang membucub kan. a dengan tema 8, DEFINSYSURVELENS WHO mendefinsansurvelns is systematic mensurement of health and envionment parameters, recording, anu consi of daua\Comparison and iteration of data in onder wo detect possible changes in the health cul envinonmental stats of popains. Dart defini ersebutsecara gas besa, surveens adalah Kegitan pengumpulin, perbandingan informas, mais dn interprets data secara sistematik dan kontnyy , Diagnosa dint dan pengobatan secaratuntas memudakan kesembuhan «©. Menghindari erjadinya penyakit pada tahap_penyakit lanjut <4. Pendestacanpa gala berpotensi menulatian penyakit iksaan Tyjuan ‘apie 1. Detekst din penyakietanpa gejala atau gejala kas elum eh 6 he Baru Ajax Epeoicct neu pada orang yang tampak seha (popudation at sk) 2. Penemuan penyakit pada tahap dint -memungkinkan ppengobatan yang lebih tuntas Sasaran ji apis Uji taps dlakuan pada penyakit-penyakit yang disebabkan oleh: 1, Infeksi baker misalnya pada penyakit TBC 2, Infeks vius, misalnya pada penyakit hepatitis, AIDS ibecesmilitus, xrsinoma serviks dan lain 3. Penyalkie non inf, misalnya hiperten: penyakiejancung, Lokasi Uji apis Lokasi uji tapis dapat dilakukan dibeberapa cempat saya: |. Di Iapangan, conto pada uit apis penyakie TBC yang dilakukan dengan rontgen foro ‘Dirumah sakit, concoh tethadap penyakickatsinoma servic dengan pap smear 3. Di rumah sakic husus, contoh uji taps tehadap penyakit slaukoma di rumah dakit mata 4. Di pusae pelayanan khusus, misalnya ji tapis terhadap ppenyakie kanker payudara di pusac pelayanan kanker Validitas uj tapis Valiieas pada uj apis mempunyai dua Komponen yaitu 1 Sensitvitas 2. Spesitivitas wl rie Issa Huan, MAKES (er) Sensitivias ialah -kemampuansuatu tes uncuk ‘mengidentifikasl individu dengan tepa, dengan hasi tes post pda individu yang memang sakit. Sedangkan spesiivitas alah kemampuan suatu tes mengidentifikas individu dengan tepat, dengan hasil tes negatif pada individu yang memang schat (tidak sake). Untule menganalisa kedus hak terscbut, akan legaifbenar (tr negative) thtetd Sensitivitas = alate) Spesitivieas Proporsi negatif'semu Proporsi post semu Selain perhitungan di atas kita juga dapat menghitung perkiraan nilai kecermatan dengan juan uncuk menaksir banyaknya orang yang benar-benar menderita dari semua hasil tes yang postié Perkiraan nila kecermatan cerditi dari dua kkomponen yaitu 1. Nilai kecermatan positif(psitive aciracy) ‘Adalah proposijumlah yang sakitceshadap semua hil es posit yeast Buxu Alan Enpauotoct 2. Nilai kecermatan nepatif (negative accuracy) Adalah proporst jumlah yang tidak sakic tethadap has tes negati r=d/e+d Dan dari komplemennya dapat dihitung: 1. False postive Adal Juma basil es posit semu diag jumlah seluruh has tes positif b/ (a+ by atu ty 2, False negative ‘Adah jurnlah hasil tes negatif sem dibagi dengan jurtah selurub hasil tes nepatif c/e+d) Conteh: Dalam suatu Kegiatan surveilens diambil 50 orang yan posit menderita Ca mamae dan 100 orang. yang tidak ‘menderitasakit, setelahclilakukan tes diperaleh hasil sebagal here: foster ‘Yen ah Pet ep ee s je G Sensitivitas: 45/50 = 90% Spesitvitas: 90/100 = 90% Kecermatan Positif = 45/55 = 82% 905 = 95%

You might also like