You are on page 1of 8

Vol. 09 No.

01 April 2013 ISSN 0216-9487

Jurnal Ilmiah

Konservasi
Hayati

Chaoborus trivitatus

Narpus concolor

Baetis flavistriga
DAFTAR ISI

Halaman

Jenis-Jenis Tumbuhan yang Dimanfaatkan Sebagai Makanan oleh Macaca 1-6


fascicularis (Raffles, 1821) di Taman Hutan Raya Rajolelo Bengkulu
Santi Nurul Kamilah, Ririn Suci Fitria, Jarulis, Syarifuddin

Uji Efektivitas Ekstrak Rimpang Lengkuas Merah (Alpinia purpurata K.Schum) 7-12
Sebagai Antibakteri Escherichia coli Penyebab Diare
Welly Darwis, Dewi Chandra, Choirul Muslim, Rochmah Supriati

Pengaruh Pemberian Getah Buah Pepaya (Carica papaya Linn.) Terhadap 13-19
Fertilitas Mencit Jantan (Mus Musculus) BALB/C
Rochmah Supriati, Nina Kurnia, Bhakti Karyadi

Uji Efektivitas Minyak Atsiri Daun Kacapiring (Gardenia augusta) Sebagai 20-25
Bahan Aktif Repellen Elektrik Cair Terhadap Nyamuk Aedes aegypti
Syalfinaf Manaf, Helmiyetti, Lisi Popiani

Mikrohabitat Larva Undur-Undur (Myrmeleon sp) di Kecamatan Padang 26-30


Jaya Kabupaten Bengkulu Utara
Darmi, Dadan Supardan, Rizwar

Keanekaragaman Jenis Zooplankton di Anak Sungai Simpang Aur 31-37


Kabupaten Bengkulu Tengah
Lambok Agus Nirwanto, Rizwar, Darmi
Konservasi Hayati Vol. 09 No. 01 April 2013, hlm. 7-12
ISSN 0216-9487

UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK RIMPANG LENGKUAS MERAH


(Alpinia purpurata K.Schum) SEBAGAI ANTIBAKTERI Escherichia coli
PENYEBAB DIARE

Welly Darwis1, Dewi Chandra1, Choirul Muslim1, Rochmah Supriati1


1)
Jurusan Biologi FMIPA Universitas Bengkulu
Gedung T Unib. Jln. Raya Kandang Limun Bengkulu
e-mail: wellydtbgdsati@rocketmail.com
Accepted, November 27th 2013; Revised, January 5th 2013

ABSTRACT

The research has been done in the period of March to April 2009, using Completely
Randomized Design. This research was aimed to find out the effective concentration of
rhizome extract using n-hexana and methanol for inhibiting growth of E. coli. The
rhizomes were extracted by maseration method using n-hexana and methanol which
determined into five levels of concentration 3.5%, 4.25%, 5%. 5.75% and 6.5%, and
tetracycline solution as the comparison factor. The antibacterial test was using paper disc
diffusion method. As the result, the largest diameter of inhibition from the rhizome that
extracted by using n-hexana was at concentration of 4.25% (9.5 mm), while rhizome that
extracted using methanol resulted the the largest diameter of inhibition at the concentration
of 5.75% (8.16 mm), and tetracycline was 10,33 mm. It could be concluded the rhizome
that ectracted using n-hexana and methanol did not significantly affect to inhibit the
growth of Escherichia coli.

Key words : Alpinia purpurata K. Schum, Escherichia coli, antibacterial

PENDAHULUAN dengan jumlah penderita 7.22 1 pasien.


Diare kadang dipandang sebagai penyakit Penyakit diare merupakan infeksi
sepele yang sering menjangkit anak-anak pada perut dan usus yang disebabkan oleh
bahkan orang dewasa. Padahal penyakit ini banyak faktor, salah satunya disebabkan
dapat menjadi masalah yang berat jika tidak oleh bakteri Escherichia coli. Bakteri
ditangani dengan serius. Diare yang ringan tersebut masuk ke dalam mukosa dan
dapat pulih dalam beberapa hari, namun memperbanyak diri, menghasilkan toksin
diare yang berat dapat menyebabkan yang selanjutnya diserap oleh darah dan
dehidrasi (kekurangan cairan) atau masalah menimbulkan gejala yang hebat seperti
gizi yang parah. Menurut data Dinas demam tinggi, kejang, mencret berdarah
Kesehatan Kota Bengkulu (2008), tahun dan berlendir. Supaya tidak mengaki-
2004 penderita diare di Kota Bengkulu batkan diare yang berkepanjangan (lebih
cenderung menurun dibandingkan tahun dari 14 hari) dan tidak menimbulkan
2003 dan jumlah penderita diare terus efek yang ebih fatal, maka penyakit ini
menurun hingga tahun 2005 dengan proporsi harus segera diobati (Syaugi, 2008).
mencapai 30, 98%. Namun pada tahun 2006 Diare dapat diobati dengan mengguna-
jumlah penderita diare meningkat hingga kan obat antidiare yang bersifat kemotera-
mencapai 11.104 pasien, dan mengalami peutika (antibiotika, suffonamida dan
penurunan kembali pada tahun 2008 furazolidon) dengan tujuan untuk

7
Jurnal Ilmiah Konservasi Hayati Vol. 09 No. 01 April 2013 ISSN 0216-9487
mengobati penyebabnya. Diare juga dapat autoclave, shaker, rotary evaporator,
diobati dengan menggunakan antibiotik. penangas air, refrigerator, kertas saring
Namun harga antibiotik cenderung mahal (What-man 42), lampu spritus, neraca
dan dapat memberikan efek samping bagi analitik, kertas cakram. Selain bahan utama
kesehatan manusia. rimpang lengkuas merah, dan isolat bakteri
Salah satu cara untuk mengatasi hal E. coli, bahan lain yang digunakan antara
ini adalah dengan memanfaatan pengeta- lain tetrasiklin hidroklorida sebagai
huan tradisional dalam menggunakan antibiotik pembanding, media agar NA
tumbuhan sebagai obat alternatif. Penggu- (Nutrien Agar) dan media NB (Nutrien
naan obat tradisional, selain lebih alami Broth), aquades, pelarut metanol (Brand) dan
dengan efek samping yang lebih kecil, juga n-heksana (Brand), serta alkohol 70 %.
lebih ekonomis dan cukup mudah untuk
didapatkan. Salah satu tumbuhan yang Persiapan sampel
secara tradisional telah dimanfaatkan Rimpang lengkuas merah sebanyak 3 kg
sebagai obat diare oleh masyarakat yaitu dicuci bersih dan dikering-anginkan, hal ini
lengkuas merah. Menurut Kunia (2007), dilakukan untuk mencegah terjadinya
kandungan kimia dari rimpang lengkuas hidrolisis senyawa. Kemudian rimpang
merah mengandung minyak atsiri, lengkuas merah diparut hingga halus agar
eugenol, seskuiterpen, pinen, metil agar proses penetrasi pelarut ke dalam
sinamat, kaemferida, galangan, galangol bahan dapat berlangsung dengan optimal.
dan kristal kuning. Hingga saat ini belum Dua macam pelarut berbeda digunakan
banyaknya informasi yang menjelaskan dalam pembuatan ekstrak rimpang lengkuas
tentang efektivitas pemberian ekstrak merah yaitu n-heksana dan metanol.
rimpang lengkuas merah dalam Rimpang lengkuas merah yang telah diparut
pengobatan penyakit diare. Berdasarkan direndam dalam 3 liter pelarut n-heksana
hal tersebut maka dilakukan penelitian dan metanol (masing-masing sebanyak 1,5
untuk menguji efektivitas ekstrak rimpang kg) selama 3 x24 jam kemudian disaring.
lengkuas merah dalam menghambat Untuk hasil ekstrak yang lebih baik maka
pertumbuhan bakteri E. Coli, sebagai salah selama perendaman dilakukan beberapa
satu bakteri penyebab diare. Penelitian ini kali pengadukan. Hasil saringan
bertujuan untuk menemukan konsentrasi dievaporasi menggunakan rotary
yang paling efektif dari ekstrak rimpang evaporator sehingga didapatkan ektrak
lengkuas merah dalam menghambat kental yang bebas dari pelarut. Ekstrak
pertumbuhan bakteri E. coli penyebab diare yang dihasilkan digunakan untuk pengu-
dengan menggunakan pelarut ekstrak jian selanjutnya dengan membuat beberapa
berupa n-heksana dan metanol. variasi konsentrasi.

BAHAN DAN METODE Pembuatan larutan pembanding


Alat dan Bahan Tetrasiklin 50 µg/ml
Penelitian ini dilakukan dengan menggu- Sebanyak 50 mg Tetrasiklin ditimbang,
nakan metode Rancangan Acak Lengkap. lalu ditambahkan aquades hingga menjadi
Data yang diperoleh dianalisa dengan 200 ml, sehingga kadar yang didapat 0,25
menggunakan uji ANOVA. Sejumlah alat mg/ml. Untuk melakukan uji, maka 1 ml
yang digunakan antara lain cawan petri, larutan diatas dipipet dan kemudian
tabung reaksi, Erlenmeyer, pipet mikro 10 ditambahkan aquades sampai menjadi 5 ml,
ml, gelas ukur, jarum ose, inkubator, maka akan diperoleh kadar 50 µg/ml sebagai
8
Jurnal Ilmiah Konservasi Hayati Vol. 09 No. 01 April 2013 ISSN 0216-9487
kadar standar uji terhadap bakteri (Zimbro, selama 10 menit agar suspensi terserap
Power, Miller, Wilson dan Johnson, 2009). pada media. Pada setiap cawan petri
ditempatkan 1 buah kertas cakram berdia-
Uji awal penentuan minimum inhibitory meter 6 mm yang telah dicelupkan pada
concentration (MIC) larutan ekstrak uji yang telah dibuat dalam
Sebagai uji awal, ekstrak rimpang beberapa variasi konsentrasi (Adnyana,
lengkuas merah dibuat dalam 11 variasi 2004) dengan menggunakan pinset
konsentrasi yaitu 0% (kontrol), 1%, 2%, steril (difusi kertas cakram). Untuk
3%, 4%, 5%, 6%, 7%, 8%, 9%, 10% pengujian pada baku pembanding yaitu
masing-masing sebanyak 5 ml (Pratama, tetrasiklin hidroklorida dan uji negatif
2005). Pembuatan konsentrasi tersebut dengan menggunakan pelarut metanol
dengan cara melakukan pengenceran ekstrak dilakukan juga seperti perlakuan di atas.
dalam bentuk pasta hasil evaporasi dengan Selanjutnya semua media diinkubasi ke
penambahan aquades steril. dalam inkubator pada suhu 37º C selama
Uji MIC dilakukan dengan cara 24 jam. Diameter zona bening yang
menyebarkan biakan bakteri muda terbentuk pada setiap kertas cakram diukur
kepermukaan media nutrient agar padat setiap harinya hingga hari keempat (4x24
yang telah dituangkan ke dalam sejumlah jam). Menurut Hadioetomo (1993), zona
cawan petri. Masing-masing cawan petri bening yang terbentuk pada media nutrient
berisi media tersebut diberi 3 buah kertas agar dapat dijadikan sebagai petunjuk ada
cakram. Selanjutnya ketiga kertas cakram atau tidaknya bakteri yang tumbuh pada
diteteskan 10 ml ekstrak lengkuas merah. setiap perlakuan/petunjuk kemampuan daya
Tiap cawan petri dianggap sebagai satu hambat terhadap pertumbuhan bakteri.
perlakuan dan kertas cakram sebagai
ulangan. Cawan petri berisi media uji HASIL DAN PEMBAHASAN
tersebut diinkubasikan pada suhu 37 0C Setelah dilakukan uji awal penentuan
selama 48 jam, kemudian diukur diameter Minimum Inhibitory Concentration maka
zona hambat pertumbuhan bakteri yang diperoleh 5 jenis konsentrasi efektif yang
terbentuk di sekitar kertas cakram. Ekstrak menghambat pertumbuhan bakteri E. coli
terpilih dari MIC adalah ekstrak yang berdasarkan pengukuran zona hambat yang
mampu menghambat (kategori kuat) terbentuk pada biakan setelah diinkubasi
pertumbuhan bakteri pada konsentrasi selama 24 jam dengan suhu 37°C. Lima
rendah. Jika tidak terdapat zona hambat konsentrasi ekstrak yang dilanjutkan pada
yang tergolong kategori kuat, maka dipilih uji efektivitas yaitu konsentrasi 3,5%,
zona hambat 70-80 % terbaik. Kemudian 4,25%, 5%, 5,75% dan 6,50%. Setelah
dibuat lima variasi konsentrasi baru dilakukan pengujian, didapatkan hasil
berdasarkan zona hambat terbaik yang seperti terlihat pada Tabel 1.
didapatkan tersebut untuk uji efektivitas. Pada ekstrak rimpang lengkuas merah
dengan menggunakan pelarut metanol,
Uji efektivitas konsentrasi 5,75% memiliki daya hambat
Media NA sebanyak 10 ml dituang ke dalam tertinggi terhadap pertumbuhan E. Coli
cawan petri dan dibiarkan memadat, (8,16 mm). Sedangkan pada ekstrak
kemudian dimasukkan 1 ml suspensi dengan pelarut n-heksana, daya hambat
bakteri E. coli hingga tersebar merata tertinggi yaitu pada konsentrasi 4,25% (9,5
pada permukaan media, dan didiamkan mm).

9
Jurnal Ilmiah Konservasi Hayati Vol. 09 No. 01 April 2013 ISSN 0216-9487
Tabel 1. Diameter zona hambat ekstrak metanol dan n-heksana rimpang lengkuas
merah terhadap pertumbuhan Escherichia coli
Perlakuan (Konsentrasi g/ml) *Diameter Daya Hambat (mm)
Ekstrak metanol Ekstrak n-heksana
3,5 % 7 7,6
4,25 % 8 9,5
5% 6 6,16
5,75 % 8,16 8,66
6,50 % 3,33 5,66
Pembanding (Tetrasiklin 50 µg/ml) 10,33 10,33
Keterangan : * = hasil rata-rata dari tiga kali pengulangan

Secara keseluruhan kemampuan daya terdapat pada ekstrak lengkuas merah seperti
hambat ekstrak rimpang lengkuas merah yang diungkapkan Kunia (2007), diduga
terhadap E. coli yang diekstrak dengan merupakan senyawa yang berperan dalam
menggunakan pelarut n-heksana lebih menghambat pertumbuhan bakeri E. coli.
besar dibandingkan daya hambat ekstrak Pertumbuhan bakteri yang terhambat
rimpang lengkuas merah yang diekstrak atau dapat disebabkan oleh penghambatan
dengan menggunakan pelarut metanol. Pada terhadap sintesis dinding sel, penghamba-
ekstrak rimpang lengkuas merah dengan tan terhadap fungsi membran sel, peng-
menggunakan pelarut metanol pada kon- hambatan terhadap sintesis protein, atau
sentrasi 5,75% dengan tiga kali pengu- penghambatan terhadap sintesis asam
langan, didapatkan diameter zona hambat nukleat. Menurut Volk dan Wheeler (1988),
terhadap pertumbuhan E. coli dengan kisaran minyak atsiri (seperti yang terkandung
5-10 mm, sehingga dapat dikatakan bahwa di dalam lengkuas merah), dapat
ekstrak tersebut termasuk kategori menghambat pertumbuhan atau mematikan
antibakteri sedang, demikian juga dengan bakteri dengan mengganggu proses terben-
konsentrasi ekstrak 4,25% menggunakan tuknya membran atau dinding sel karena
pelarut n-heksana, juga termasuk kategori komponen struktural membran sel bakteri
sedang. Zona hambat yang terbentuk pada tersusun atas protein dan lipid, hal ini
ekstrak dengan dua pelarut yang berbeda menyebabkan membran sel rentan terha-
tersebut masih lebih rendah jika diban- dap zat kimia yang dapat menurunkan
dingkan dengan kemampuan daya hambat tegangan permukaan. Kerusakan membran
antibiotik tetrasiklin sebagai faktor pem- sel menyebabkan terganggunya transport
banding. Larutan tetrasiklin menghasilkan nutrisi (senyawa dan ion) melalui membran
zona hambat berkisar antara 10-20 mm, sel yang pada akhirnya dapat menyebabkan
sehingga dapat dikatakan termasuk dalam gangguan terhadap pertumbuhan bakteri.
kategori yang kuat (mengacu pada kategori Volk dan Wheler (1993) menambahkan
menurut Davis dan Stout, 1971). bahwa walaupun dinding sel seperti
Terbentuknya daerah zona hambat di yang terdapat pada bakteri memiliki
sekitar kertas cakram menunjukkan terjadi- struktur yang dapat memberikan kekua-
nya penghambatan pertumbuhan koloni tan tambahan bagi sel, namun senyawa
bakteri yang diduga akibat pengaruh kimia seperti tanin yang juga terkandung
senyawa bioaktif yang terdapat pada dalam lengkuas merah mempunyai sifat
ekstrak lengkuas merah. Senyawa-senyawa sebagai pengelat yang berefek spasmolitik,
metabolit sekunder golongan flavanoid, menciutkan atau mengkerutkan sel
saponin, tannin dan minyak atsiri yang sehingga pertumbuhan bakteri terganggu.
10
Jurnal Ilmiah Konservasi Hayati Vol. 09 No. 01 April 2013 ISSN 0216-9487
Tabel 2. Tabel uji ANOVA hasil pengukuran diameter daya hambat ekstrak rimpang
lengkuas merah terhadap pertumbuhan Escherichia coli (maserasi
menggunakan metanol)
SK db JK KT F hitung F tabel 5% F tabel 1%
NS
Perlakuan 4 46.66 11.65 1.14 3.48 5.99
Galat 10 101.84 10.18
Total 14
Keterangan : NS = Non Signifikan (tidak berbeda nyata), F hit < F tabel, tidak berbeda nyata

Tabel 3. Tabel uji ANOVA hasil pengukuran diameter daya hambat ekstrak rimpang
lengkuas merah terhadap pertumbuhan Escherichia coli (maserasi
menggunakan n-heksana)
SK db JK KT F hitung F tabel 5% F tabel 1%
Perlakuan 4 31.57 7.89 0.47 NS 3.48 5.99
Galat 10 165.67 16.56
Total 14
Keterangan : NS = Non Signifikan (tidak berbeda nyata), F hit < F tabel, tidak berbeda nyata

Masduki (1996) juga menyatakan Masing-masing konsentrasi tersebut


bahwa tanin memiliki daya antibakteri memberikan daya hambat yang tidak begitu
dengan cara mempresipitasi protein, kare- besar perbedaanya secara nyata. Yuharmen,
na diduga tanin mempunyai efek yang et al. (2002) telah pernah melakukan uji
sama dengan senyawa fenolik. Tanin dapat aktivitas antimikroba dari minyak atsiri yang
bereaksi dengan membran sel, inaktivasi terkandung di dalam ekstrak metanol jenis
enzim, dan inaktivasi fungsi materi genetik. lengkuas yang berbeda (Alpinia galanga).
Sedangkan senyawa flavonoid seperti Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada
yang juga terkandung di dalam rimpang konsentrasi ekstrak 10%, dihasilkan daya
lengkuas merah menurut Achmad (1986) hambat terhadap pertumbuhan bakteri E.
dalam Ajizah (2004), diduga menjadi coli yang lebih besar yaitu sebesar 13 mm.
penyebab gangguan terhadap pertumbuhan Diduga, penggunaan ekstrak rimpang
E. coli karena adanya efek fenolik dari lengkuas merah yang dimaserasi menggu-
flavonoid. Senyawa fenol dapat bersifat nakan metanol ataupun n-heksana dengan
koagulator protein. Protein yang meng- konsentrasi yang lebih tinggi juga mampu
gumpal tidak dapat berfungsi lagi, memperbesar kemampuan daya hambat
sehingga akan mengganggu pembentukan terhadap pertumbuhan bakteri E. coli.
dinding sel bakteri sehingga pada akhirnya
bakteri kehilangan kemampuan membentuk KESIMPULAN DAN SARAN
koloni dan menyebabkan kematian sel. Kesimpulan
Dari Tabel 2 dan Tabel 3 diketahui Diameter daya hambat tertinggi
bahwa perbedaan nilai konsentrasi antar terhadap pertumbuhan bakteri E. Coli
perlakuan yaitu 3,5%, 4,25%, 5%, 5,75% penyebab diare dengan pemberian
dan 6,5% tidak memperlihatkan pengaruh ekstrak rimpang lengkuas merah yang
yang nyata baik pada ekstrak yang diekstrak dengan n-heksana adalah pada
didapatkan melalui maserasi menggunakan konsentrasi 4,25% (9,5 mm), sedangkan
metanol maupun ekstrak yang didapatkan diameter daya hambat tertinggi yang
melalui maserasi menggunakan n-heksana. ditimbulkan dari ekstrak rimpang lengkuas
11
129
Jurnal Ilmiah Konservasi Hayati Vol. 09 No. 01 April 2013 ISSN 0216-9487
merah yang diekstrak dengan metanol Kunia, K. 2007. Lengkuas Pengganti
adalah pada konsentrasi 5,75% (8,16 mm). Formalin.
Kemampuan daya hambat dari kedua http://anekaplanta.wordpress.com/auth
konsentrasi ini termasuk kategori sedang dan or/plantus/ (31 Oktober 2008)
masih lebih rendah jika dibandingkan Masduki, I. 1996. Efek Antibakteri Ekstrak
dengan kemampuan daya hambat yang Biji Pinang (Areca catechu) terhadap
dihasilkan dari tertasiklin 50 µg/ml (10,33). S. aureus dan E. coli invitro. Jurnal
Cermin Dunia Kedokteran. 109:21-24
Saran Pratama. 2005. Pengaruh Ekstrak Serbuk
Perlu dilakukan penelitian lanjutan Kayu Siwak (Salvadora persica)
terhadap bagian lain dari tanaman terhadap Pertumbuhan Bakteri
lengkuas merah yang mungkin juga Streptococcus mutans dan
dapat digunakan sebagai antibakteri dengan Staphylococcus aureus dengan Metode
menggunakan metode lain. Difusi Agar. Skripsi. FakultasMIPA,
Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
DAFTAR PUSTAKA Surabaya.
Adnyana , I.K., E. Yulinah, J.I. Sigit, N. Syaugi. 2008. Diare Jangan Diremehkan.
Fisheri, dan M. Insanu. 2004. Efek http://www.indomedia.com
Ekstrak Daun Jambu Biji, Daging Buah (14 November 2008)
Putih dan Jambu Biji Daging Buah Volk, W.A. dan M.F. Wheeler. 1988. The
Merah Sebagai Antidiare. Acta Basic Microbiology. Vol. I. Erlangga.
Pharmaceutica Indonesia XXIX 1:19-27 Jakarta.
Ajizah A, 2004. Sensitivitas Salmonella Volk, W.A. dan M.F. Wheeler. 1993.
typhimurium Terhadap Ekstrak Daun Mikrobiologi Dasar Edisi Kelima.
Psidium guajava L. Jurnal Jakarta: Erlangga.
Bioscientiae. 1: 31-38 Yuharmen, Y. Eryanti, dan Nurbalatif. 2002.
Davis, W.W., T.R. Stout. 1971. Disc Plate Uji Aktifitas Antimikroba Minyak
Method of Microbiological Anti-biotic Atsiri dan Ekstrak Metanol Lengkuas
Assay. Microbiology. 22: 659-665. (Alpinia Galanga). Vol I. Jurusan
Dinas Kesehatan. 2008. Jumlah Kimia FMIPA Universitas Riau. Riau.
Penderita Diare di Kota Bengkulu Zimbro, M.J., D.A. Power, S.M. Miller, G.E.
Tahun 2003 sampai dengan Wilson, dan J.A. Johnson. 2009. Difco
September 2008. Dinas Kesehatan and BBL Manual, Manual of
Kota Bengkulu. Bengkulu. Microbiological Culture Media. Second
Hadioetomo, R.S. 1993. Mikrobiologi Edition. Becton, Dickinson and
Dasar dalam Praktek Teknik dan Company. Maryland. America.
Prosedur Dasar Laboratorium. PT
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

129
Jurnal Ilmiah Konservasi Hayati Vol. 09 No. 01 April 2013 ISSN 0216-9487

You might also like