You are on page 1of 202
201 D, Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes amonia (25%) P; terjadi warna coklat kehijauan. E. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes larutan besi(III) Klorida P 596 b/v; terjadi warna kuning kecoklatan. F. Timbang 300 mg serbuk daun, campur dengan 5 ml metanol P dan panaskan di atas tangas air selama 2 menit, dinginkan dan saring. Cuci endapan dengan metanol P secukupnya sehingga diperoleh 5 mi filtrat. Pada titik pertama, kedua dan ketiga lempeng KLT tutulkan masing-masing sebanyak 40 pl filtrat. Pada titik keempat tutulkan 5 pl zat warna I LP. Eluasi dengan dikloroetana P dengan jarak rambat 15 cm. Keringkan lempeng tersebut di udara selama 10 menit, eluasi lagi dengan toluena P dengan jarak rambat yang sama. Amati dengan sinar biasa dan dengan sinar ultraviolet 366 nm. Selanjutnya disemprot dengan pereaksi anisaldehida-asam sulfat LP., panaskan pada suhu 110°C selama 10 menit, Amati lagi dengan sinar biasa dan sinar ultraviolet 366 nm. Dengan perlakuan yang sama seperti cara kerja di atas dilakukan juga penyemprotan dengan pereaksi AICI; LP. Pada kromatogram. tampak bercak-bercak dengan warna dan hRx sebagai berikut dengan sinar biasa dengan sinar UV 366 nm No. hRy | tanpa [dengan pereaksi | vanpa | dengan pereaksi pereaksi [1 TL |pereaksif TT 1 kuning | — | kuning | hijaw | — = 2 = = = — | ung | — 3 = = | bijaw | = S = 4 = = = — | merah | — 5. hijau | hijau | hijau | merah | merah | merah 6 — | hijaw | — | merah | merah | merah 7 — | violet | — — | ungu | — 8. [113-116] kuning | — = | hijau | | hijau 3 |ueiz0} | violet | — | = | ung | ~ Catatan ; Harga Rx dihitung ternadap bercak warna merah (yang diamati dengan sinar biasa atau warna ungu dengan sinar UV 366 nm) Rf bercak warna merah = 65. Tanda 1 = Pereaksi anisaldehida-asam sulfat LP. Il = Pereaksi AICI; LP. Kadar abu. Tidak lebih dari 7%. Kadar abu yang tidak larut dalam asam. Tidak lebih dari 1,5%. Kadar sari yang larut dalam air. Tidak kurang dari 15,5%. Kadar sari yang larut dalam etanol. Tidak kurang dari 11,5%. 202 Bahan organik asing. Tidak lebih dari 29. Penyimpanan. Dalam wadah tertutup baik. Isl, Alkaloid eritradina, eritrina, eritramina, hipaforina, erisovina, Penggunaan. Pengobatan pasca persalinan Penurun panas (antipiretik) Nama daerah. Stmatera: Dadap minyak. Jawa: Dadap lesang, dadap limit, dadap Tiinyak, dadap longa, dadap lisah, dadap srep, dhadhap meryak dheaiey oleng, theutheuk oleng, 203 ERYTHRINAE VARIEGATAE FOLIUM Daun dadap ayam Daun dadap ayam adalah anak daun dari daun majemuk Enythrina orientalis (L.) Merr., sinonim Erythrina variegata L., suku Papilionaceae. Pemerian. Bau lemah. Makroskopik. Helaian anak daun berwarna hijau kecoklatan, bentuk bundar terbalik, segitiga atau berbentuk belah ketupat melebar, panjang anak daun di ujung 9 em sampai 25cm, lebar 10 cm sampai 30 cm, ujung helaian daun tumpul atau agak berlekuk, pangkal daun runcing. Daun di bawahnya berukuran lebih kecil, pinggir daun rata. Tulang daun menyirip, warna kuning kecoklatan, agak menonjol dari permukaan daun, Mikroskopik. Pada penampang melintang melalui tulang daun tampak epidermis atas terdiri dari satu lapis sel berbentuk em- pat persegi panjang, kutikula tipis. Epidermis bawah ter dari satu lapis sel berbentuk empat persegi panjang. Mesofi meliputi jaringan palisade atas terdiri dari 3 sampai 5 lapis sel dan palisade bawah 1 sampai 2 lapis sel, dengan sel-sel berbentuk silindrik; jaringan bunga karang terdiri dari 1 sam- pai 2 lapis sel. Hablur kalsium oksalat berbentuk prisma ter- dapat di dalam mesofil dan parenkim tulang daun. Berkas pem- buluh tipe kolateral, dikelilingi serabut berlignin. Kolenkim terdapat pada bagian atas dan bawah tulang daun. Pada sayatan paradermal tampak sel epidermis atas atau epidermis bawah berbentuk poligonal, dinding samping umumnya lurus; stomata tipe parasitik, lebih banyak terdapat pada epidermis bawah. Serbuk berwarna hijau tua. Fragmen pengenal adalah fragmen epidermis atas dan epidermis bawah dengan stomata tipe parasitik; fragmen berkas pembuluh; hablur kalsium oksalat berbentuk prisma lepas atau dalam parenkim. Identifikast, A. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes asam sulfat P; terjadi warna coklat merah, B. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes asam sulfat 10 N; terjadi warna hijau tua, 204 GAMBAR SERBUK DAUN DADAP AYAM 1 = Epidermis atas 2 = Jaringan palisade atas 3 = Jaringan palisade bawah 4 = Epidermis bawah 5 = Hablur kalsium oksala: bentuk prisma 206 C: Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes larutan natrium hidroksida P 59 b/v dalam etanol P;terjadi warna hijau kekuningan. D; Pada 2 mg serbuk daun tambahkan § tetes amonia (259) P, terjadi warna kuning kecoklatan, E Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes larutan besi(Il) Klorida P 596 blv; terjadi warna kuning kehijauan. F. Timbang 300 mg serbuk daun, campur dengan 5 ml metanol P dan panaskan di atas tangas air selama 2 menit, dinginker dy jaring: Cuci endapan dengan metanol P secukupnya sehingga diperoleh 5 ml filtrat, Pada titik pertama, kedwa dan ketiga lempeng KLT tutulkan masing-masing sebanyak 40 pi filtrat, Pada titik keempat tutulkan 5 pl zat warna I LP. Eluast dengan dengan sinar bi dengan sinar UV 366 nm No.) BRx [ianpa | dengan pereakel tanpa [dengan pereaksi pereaksi{ — a__| Pereaksif— Tt y | 47, fsoning | hijau [—Pkuning | unga | 27 7 | | hijan | = Junge | = 3. [1346 | = — | hijaw | = | "8 = $ | 2631] hijau | nijau | hijau | merah | merah | merah 5. )3144) —— f ungu | — - =a 6. 6772 | — | violet | — = | urge | = 7._|135-138) kuning | violet | — =| ange | = Catatan ; Harga Ry. dihitung terhadap bercak warna merah (yang diamati fletgan sinar biasa atau wama ungu dengan sinar UV 366 nm), Re bercak warna merah = 65. Tanda I = Pereaksi anisaldehida-asam sulfat LP. Ml = Pereaksi AICI, LP. Kadar abu. Tidak lebih dari 7,59, Kadar abu yang tidak larut dalam asam. Tidak Jebih dari 3,596, 207 Kadar sari yang larut dalam air. Tidak kurang dari 22,5%. Kadar sarl yang larut dalam etanol. Tidak kurang dati 11,59. Bahan organik asing. Tidak lebih dari 2%. Penyimpanan. Dalam wadah tertutup baik. Ist. Eritralin, hipaforin, erisovin, minyak lemak, resin, oksireve- ratrol, dihidrooksireveratrol (fenol). eritrinin A, evitrinin B, eritrinin C, osajin, alpinumisoflavon (Flavonoid). Penggunaan. Pelancar ASI, peluruh dahak (ekspetoran), peluruh haid (emenagoga), penurun panas (antipiretik). Nama daerah. . Jawa: Blendung, dadap blendung, dadap ayam, dadap laut, theutheuk ‘Nusatenggara: Dalundung. Maluku: Uken, ngalola datatoro, popa auko, galala kokotu, lola kohori. 208 EUPHORBIAE PULCHERRIMAE FOLIUM Daun racunan Daun racunan adalah daun Euphorbia pulcherrima Willd, ex Klotzch, suku Euphorblaceae. Pemerian, Tidak berbau; rasa agak pahit, Makroskopik. Daun majemuk. Helaian daun berwarna hijau Xecoklatan, bentuk bundar telur, eliptis memanjang, panjang 5 cm sampai 34 cm, lebar 2 cm sampai 12,5 cm, pinggir daun Sedikit berombak. Tangkai daun panjang I cm sampai 9,5 cm, bagian atas berwarna merah keunguan. Ibu tulang daun den anak tulang daun bagian bawah menonjol keluar, Mikroskopik. Pada penampang melintang melalui tulang daun tampak epidermis atas terdiri dari satu lapis sel, bentuk bulat memanjang, tanpa stomata. Epidermis bawah terdiri dari satu lapis sel, bentuk bulat memanjang, stomata tipe anomositik; rambut penutup terdiri dari 2 sel sampai 3 sel, bentuk kerucut, berkutikula, Mesofil meliputi jaringan palisade terdiri dari satu lapis sel; jaringan bunga karang terdiri dari beberapa lapis fel. Pada ibu tulang daun terdapat berkas pembuluh tipe Kolateral, terdiri dari xilem dan floem. Pada ibu tulang dau, di atas dan di bawah berkas pembuluh terdapat parenkim korteks dan kolenkim. Pada parenkim korteks di bawah ibu tulang daun selnya berisi lateks. Pada sayatan paradermal tam- pak sel epidermis atas dengan dinding antiklinal agak berom. bak, sel epidermis bawah lebih berlekuk; stomata tipe anomositik. Serbuk berwarna hijau kecoklatan, Fragmen pengenal adalah fragmen rambut penutup yang terlepas terdiri dari 3 sel; fragmen stomata tipe anomositik; jaringan bunga karang dan berkas pembuluh; fragmen epidermis atas dengan jaringan mesofil, Identifikasi, A. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes larutan kalium hidroksida P 5% b/v; terjadi warna kuning. B. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes asam klorida pekat P; terjadi warna kuning. C. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes ammonia (259) P; terjadi warna kuning. 209 GAMBAR PENAMPANG MELINTANG DAUN RACUNAN. = Kolenkim Parenkim Korteks, sel-selnya berisi latek Xilem Floein Rambut penutup 6 7 8 GAMBAR SERBUK DAUN RACUNAN 4 Rambut penutup Jaringan mesofil dengan berkas pembuluh = Epidermis bawah dengan stomata tipe anomositik 210 D. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes larutan asam asetat encer P; terjadi warna kuning. E. Mikrodestilasikan 20 mg serbuk daun pada suhu 240°C selama 90 detik menggunakan tanur TAS, tempatkan hasil mikrodestilasi pada titik pertama lempeng KLT. Timbang 300 mg serbuk daun, campur dengan 5 ml metanol P dan anaskan dalam tangas air selama 2 menit, dinginkan, saring, cuci endapan dengan metanol P secukupnya schingga diperoleh 5 ml filtrat. Pada titik ke dua lempeng KLT tutulkan 25 al filtrat dan pada titik ketiga tutulkan 10 yl zat warna I LP. Eluasi dengan dikloroetana P dengan jarak rambat 15 cm, keringkan lempeng di udara selama 10 menit, eluasi lagi dengan benzena P dengan arah eluasi dan jarak rambat yang sama, Amati dengan sinar biasa dan dengan sinar ultraviolet 366 nm. Semprot lempeng dengan anisaldehida-asam sulfat LP, panaskan pada suhu 110°C selama 10 menit, amati dengan sinar biasa dan dengan sinar ultraviolet 366 nm. Pada kromatogram tampak bercak-bercak dengan warna dan hRx sebagai berikut : dengan sinar biasa_| dengan sinar UV 366 nm No.| hRx | tanpa | dengan tanpa dengan Pereaksi | pereaksi | pereaksi | — pereaksi 1. [25 [kuning [mera hijaw kuning 2. | 712 | kuning | — merah kuning | coklat merah 3. | 1419 | kuning | merah kuning | coklat merah 4 | 2023 | = merah bira kuning s. | 2732 | = merah bira | merah oranye 6. | 3236 | — — |merah jambu kuning hijau 7. | 3944 | = merah kkuning hijau 8. | 4a53 | merah kuning hijau 9. | 99.103 | — merah kuning to, f 122-115 | ungu kuning Catatan : Harga Rx dihitung terhadap bercak merah Rf bercak warna merah = 68, Kadar abu. Tidak lebih dari 9%. Kadar abu yang tidak larut dalam asam. Tidak lebih dari 9,69 Kadar sari yang larut dalam air. Tidak kurang dari 8%. Kadar sar} yang larut dalam etanol. Tidak kurang dari 59 Bahan organik asing. Tidak lebih dari 29%. Penyimpanan. Dalam wadah tertutup baik au Isi.Resin, Penggunaan. bat luka, Nama daerah Sumatera: Denok, uring benggala, pohon merah (Melayu) Jawa: Denok (Jakarta). 212 EURYCOMAE RADIX Akar pasak bumi Akar pasak bumi adalah akar Eurycoma longifolia Jack., suku Simaroubaceae, Pemerian. Tidak berbau; mula-mula tidak berasa, lama kelamaan agak pahit. Makroskopik. Akar utuh atau berupa potongan tidak beraturan; akar utuh berbentuk silindrik, diameter 2.cm sam- pai 7 cm atau lebih besar, panjang 10 cm sampai 30 cm atau lebih; bagian kulit tipis; permukaan luar berwarna kelabu kekuningan sampai agak kehitaman, bagian kayu umumnya berwarna kuning pucat, kadang-kadang berwarna kelabu sam- pai coklat muda; keras dan sukar dipatahkan. Mikroskopik. Pada penampang melintang akar tampak jaring- an gabus terdiri dari beberapa lapis sel gabus berbentuk segi empat agak beraturan; parenkim korteks dengan sel berdin- ding tipis, berisi butir pati tunggal atau majemuk berbentuk poligonal; pada parenkim korteks terdapat sel batu, tunggal atau berkelompok, bentuk bulat panjang, dinding sel tebal, saluran noktah bercabang-cabang; di bagian dalam korteks ter. dapat kelompok serabut berdinding tipis, bentuk poligonal dan lumen lebar. Pembuluh kayu terdiri dari trakea dan trakeida; Jarijari teras tersusun dari 1 sampai 3 baris sel yang bernoktah. Serbuk berwarna kuning kecoklatan. Fragmen pengenal adalah serabut yang berdinding tipis, ujung agak tumpul dan lumen lebar, sel batu dengan saluran noktah yang bercabang-cabang, fragmen parenkim korteks, butir pati tunggal atau majemuk, hilus konsentrik, fragmen berkas pembuluh dengan penebalan jala, Identifikasi, A. Pada 2 mg serbuk akar tambahkan 5 tetes asam sulfat P; terjadi warna coklat ungu. B, Pada 2 mg serbuk akar tambahkan 5 tetes asam sulfat 10 N; terjadi warna kuning. C. Pada 2 mg serbuk akar tambahkan 5 tetes larutan natrium hidroksida P 5% biv dalam etanol P; terjadi warna kuning. 213 GAMBAR PENAMPANG MELINTANG AKAR PASAK BUMI aringun gubus 1 2 = Sel hat $= ant part tora 1 = Parenkinn hurted = Trakew 4 Serubur 7 Serabut xitens 214 GAMBAR ‘SERBUK AKAR PASAK BUMI 4 = Serabut 5 = Sel batu 3 = Parenkim 6 = Serabut dengan jarijari teras 215 D. Pada 2 mg serbuk akar tambahkan 5 tetes amonia (259) P; terjadi terjadi warna kuning, E. Pada 2 mg serbuk akar tambahkan § tetes larutan besi (III) lempeng KLT tutulkan masing-masing sebanyak 40 pl filtrat. Pada Hak ‘Keempat tutulkan $ pl zat warna TL. Eluasi dengan dikloroetana P dengan jarak rambat 15 em, Keringkan lem tersebut di udara selama 10 menit, eluasy lagi dengan toluena P dengan arah eluasi dan jarak rambat yang vents Amati dengan sinar biasa dan dengan sinar ultraviolet 366 nn Selanjutnya sem. Popa engan Pereaksi anisaldehida-asam sulfat LP. Panaskan pada Suu 110°C selama 10 menit. Amati lagi dengan sinar biasa dan ginar ultraviolet 366 nm, Dengan perlakuan yang sama seperti cara dengan sinar biasa__[ dengan sinar UV 366 mam No} hRx Franpa [dengan pereakal tanpa | dengan pereaksi Pereaksif "ya pereaksi{ 1 bY} $10) = | kuning | Gingua Jingga | jingga 2] 3136 | — - — | bie | bia | biru Lob fenkan sinar biasa atau warna ungu dengan sinc OW ses nm. hRybereak warna merah 65 Tanda I= Pereaksi anisaldehidaasam sulfat LP. II = Pereaksi AICI3 LP. Kadar abu. Tidak lebih dari 3.96 Kadar abu yang tidak larut dalam asam. Tidak lebih dari 296. Kadar sari yang larut dalam air. Tidak kurang ari 396, Kedar sari yang larut dalam etanol, Tidak kurang dari 196. Bahan organik asing. Tidak lebih dari 296, Penyimpanan. Dalam wadah tertutup baik Jal. Eurikomolakton, amarolid Penggunaan. Diurctik, antip:rotik 216 Nama daerah, Sumatera: Babi kurus, mempoleh, tungka al lara laut, bidara pait Kalimantan: Pasak bumi, 217 EXOECARIAE FOLIUM Daun remek daging Daun remek daging: adalah daun Exoecaria cochinchinensis Lour., suku Euphorbiaceae, Pemerian. Bau lemah; rasa kelat. Makroskopik, Daun tunggal. Helaian daun Permukaan atas ber. warna hijau tua, permukaan bawah berwarna merah darah Sampai merah ungu, bentuk jorong sampai hampir lanset Pe maniang, panjang 4 cm sampai 13 cm, lebar 1,5 cm sampal iSem, wung daun lancip, pangkal daun lancip, pingyir deen Dereerigi, Tangkai daun panjang 2,5 mm sampai mm Tulone daun menyirip, menonjol pada permukaan bawah Mikroskopik. Pada penampang melintang melalui tulang daun fatu lapis sel, silindrik. Jaringan bunga karang terdiri dari beberapa lapis sel yang tersusun renggang, ruang antat cel Panyak. Di dalam jaringan palisade dan bunga karang terdapat hablar kalsium oksalat berbentuk roset. Pada ibu tulang daca di bawah epidermis atas dan epidermis bawah terdarce jar- ai bawah berkas pembuluh, Pada sayatan paradermal tampok sel epidermis atas berbentuk segi empat dengan dinding som ping sangat berkelok, kutikula tebal, tidak terdapat stomata, Epidermis bawah dengan dinding samping berkelok, kutikala tebal, stomata tipe parasitik. Serbuk berwarna hijau lumut. Fragmen pengenal adalah fragmen epidermis atas, fragmen epidermis bawah, fragmen Mesofil dengan hablur kalsium oksalat berbentuk rover fragmen pembuluh kayu, 218 GAMBAR PENAMPANG MELINTANG DAUN REMEK DAGING ToT 1 = Kutikula Kolenkim 7 = Bungakarang 3 = Jaringan parenkim serupa palisade Stomata 4 © Epidermis atas Berkas pembuluh 5 = Jaringan palisade 10 = Serabur 6 = Hablur kalsium oksalat 11 = Saluran getah GAMBAR ‘SERBUK DAUN REMEK DAGING . eth, SB amr” joe a faba” kalsium oksalat bentuk roset $ = Epidermis atas diperbesar) pidermis bawah (diperbesar) 6 = Serabur = Fragmen mesojil bagian atas 7 = Pembuluh kayu (diperbesar) 219 Identifikast. A, Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes asam sulfat P; terjadi warna coklat, B. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes asam klorida encer P; terjadi warna merah muda. C. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan > tetes larutan natrium hidroksida P 5% b/v; terjadi warna kuning coklat. D. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes besi(III) klorida LP, terjadi warna hijau coklat, E. Mikrodestilasikan 20 mg serbuk daun pada suhu 240°C selama 90 detik menggunakan tanur TAS, tempatkan hasil mikrodestilasikan pada titik pertama lempeng KLT. Tim- bang 300 mg serbuk daun, campur dengan 5 ml metanol P dan panaskan di atas tangas air selama 2 menit, dinginkan saring, Cuci endapan dengan metanol P secukupnya sehingga diperoleh 5 ml filtrat. Pada titik kedua lempeng KLT tutulkan 30 ul filtrat dan pada titik ketiga tutulkan 10 ul zat warna I LP. Eluasi dengan dikloroetana P dengan jarak rambat 15 cm, keringkan lempeng di udara selama 10 menit, eluasi lagi dengan benzena P dengan arah eluasi dan jarak rambat yang sama. Amati dengan sinar biasa dan dengan sinar ultraviolet 366 nm. Semprot lempeng dengan anisaldehida-asam sulfat LP, panaskan pada suhu 110°C selama 10 menit. Amati dengan sinar biasa dan dengan sinar ultraviolet 366 nm. Pada kromatogram tampak bercak dengan war- na dan hRx sebagai berikut dengan sinar biasa_| dengan sinar UV 366 nm No. | hRx tanpa_ | dengan tanpa dengan pereaksi | pereaksi | pereaksi | pereaksi | 47st | hija hijau | merah muda | merah muda 2 | 53.56 = lembayung ~ kuning, 3. | 80-86 = lembayung, = hijaw 4. | 106-110 lembayung - lembayung 5. Jta3aa7 | hijau biru - kuning 6. [149.153] — biru muda - hijau 7. | 183.190 | — lembayung ~ hijau Catatan ; Harga Rx dihitung terhadap bercak warna biru dari kromatogram zat warna I LP. Rf bercak warna biru = 47. abu. tidak lebil dari 8% yang dak larut dalam asim, Vidak lebili dari 19% yang tarut dalam alr. Tidak kutang dari 28%, Kadar surl yang larut dalam etanol. Tidak kurang dari 160 Horganth aatng, Tilak lebih divi 20 Isl. Tanin, asam behemat, triterpinoid eksok Pengyenaan, Perdavalan yang berlebily paula hi 1, silosteral dan i Nama daerah, Jawa: Daun remek daging (Jawa Tengah), daun Sambang darah 221 GARCINIAE FOLIUM Daun manggis Daun manggis adalah daun Garcinia mangostana L., suku Clusiaceae. Pemerian. Tidak berbau; rasa agak kelat. Makroskopik. Helaian daun umumnya tidak utuh, warna kelabu sampai hijau kecoklatan, bentuk jorong sampai jorong memanjang, panjang 12 cm sampai 23 cm, lebar 4,5 cm sam. pai 12 cm, Ujung daun meruncing, pangkal daun meruncing, Pinggir daun rata. Tangkai daun I cm sampai 1,5 cm. Tulang cabang menyirip hampir sejajar. Permukaan atas agak mengkilap, permukaan bawah agak buram. Mikroskopik. Pada penampang melintang melalui tulang daun tampak epidermis atas terdiri dari 1 lapis sel berbentuk em- pat persegi panjang, kutikula tebal, tidak terdapat stomata; epidermis bawah terdiri dari 1 lapis sel berbentuk empat Persegi panjang, kutikula tebal, terdapat stomata. Mesofil meliputi jaringan palisade terdiri dari2 lapis sel, kecil, silin- drik; hablur kalsium oksalat berbentuk roset terdapat pada mesofil; jaringan bunga karang terdiri dari beberapa lapis sel yang bundar atau silindrik; idioblas damar terdapat pada mesofil. Berkas pembuluh tipe bikolateral dikelilingi seludang sklerenkim yang berlignin, di sisi bawah terdapat beberapa berkas pembuluh tipe kolateral,. kecil dan berseludang sklerenkim. Pada sayatan paradermal tampak epidermis atas dan epidermis bawah berbentuk poligonal, dinding lurus, dan stomata tipe parasitik. Serbuk berwarna kuning kecoklatan. Fragmen pengenal adalah mesofil dengan sel damar, hablur kalsium oksalat bentuk roset, fragmen epidermis atas dan epidermis bawah berbentuk poligonal dan dinding lurus, stomata tipe parasitik, serabut berdinding tebal dan lumen sempit, fragmen berkas pembuluh dengan penebalan tangga dan jala Identifikasi. A. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes asam sulfat terjadi warna coklat merah. B. Pada 2 mg serbuk daun tambabkan $ tetes larutan natrium hidroksida P 5% biv dalam etanol P; terjadi warna kuning kecoklotan. 222 GAMBAR PENAMPANG MELINTANG DAUN MANGGIS. = Epidermis atas ; “Re , Ej = Jaringan palisade = Jaringan bunga karang Epidermis bawah 1 2 3 4 5 = Hablur kalsium oksalat bentuk roset 6 = Saluran getah 1 = Serabut 8 = Berkas pembuluh 9 = Berkas pembuluh 224 C; Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes asam sulfat 10 N: terjadi warna kuning kecoklatan, D. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan § tetes amonia (2596) P: terjadi warna merah, E. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes larutan besi (Iq) Klorida P 596 b/v; terjadi warna kuning kehijauan. F. Timbang 300 mg serbuk daun, campur dengan 5 ml metanol diperoleh 5 mi filtrat. Pada titik pertama, kedua dan ketiga lempeng KLT tutulkan masing-masing sebanyak 40 pl filtrat, Pada titik keempat tutulkan 5 yl zat warna 1 LP. Eluass dengan dikloroetana P dengan jarak rambat 15 em. Keringkan lempeng fersebut diudara selama 10 menit, eluasi lagi dengan toluene & dengan sinar biasa f dengan sinar UV 366 nm No.| BRx |" enpa | dengan pereakel tanpa | dengan pereaksi pereaksi| "Tai Jpereaksif J 1 (38, | Koning |” —“[kuning | — | ianing | Bf ste | | how || | ae? | nie 3] 1924) aw | violet | hijau | meran | MUS? | hia 4) 4248 f= hau |<" | tng | moran | 1] 4855] =f Yhuning | ange | = | ning $ ] 3863) — | vio |<") | gy | Ot zy emp | - | — | > fae | x 8. Juttiaf kuning) © | {> | hie | 9 jusais} =| ung | = | oof Df ot Catatan : Harga Rx dihitung tethadap bercak warna merah (yang diamati fengan sinar biasa atau warna ungu dengan sinar UV 366 nm). ARpbercak warna merah = 65, Tanda I = Pereaksi anisaldehida-asam sulfat LP. MI = Pereaksi AICI3 LP. 225 Kadar abu. Tidak lebih dari 4%, Kadar abu yang tldak larut dalam asam. Tidak lebih dari 0,196, Kadar sari yang larut dalam air. Tidak kurang dari 1296 Radar sari yang larut dalam etanol. Tidak kurang dari 26% Bahan organik asing. Tidak lebih dari 2% Penyimpanan. Dalam wadah tertutup baik Isl. Triterpinoid, tanin, resin, mangostin. Penggunaan. Adstringen, antipiretik Nama daerah, Sumatera: Epiko, manggoita, gusteu, mangi, manggi, manggisto, mang: Bis, magi, lakopa, malakopa, manggista, manguusta, manggustan, ‘mang. 0s, manggih, manggus. 226 GARDENIAE FOLIUM Daun kaca piring Daun kaca piring adalah daun Gardenia jasrtinoides Ellis, suku Rubiacese, Pemerian. Bau agak keras, tidak khas; rasa tawar; warna kehijauan. Makroskopik. Daun tunggal, agak liat warna hijau keabu- abuan; helaian daun berbentuk jorong, bundar telur terbalik atau lanset, ujung umumnya meruncing, pangkal runcing atau agak meruncing, pinggir rata; panjang helaian 4,5 cm sampai 13 cm, lebar 2 cm sampai 5 em; permukaan daun gundul agak mengkilat, tulang daun menyirip, menonjol pada permukaan bawah dan berwarna lebih muda; tangkai daun pendek. Mikroskopik. Pada penampang melintang melalui tulang daun, tampak epidermis atas terdiri dari satu lapis sel yang tampak agak besar, kadang-kadang kecil, dengan lapisan kutikula tebal, epidermis bawah terdiri dari satu lapis sel, bentuk sel lebih kecil dari epidermis atas; terdapat stomata di epidermis ata dan bawah, Mesofil meliputi jaringan palisade terdiri dari tiga lapis sel, mengandung butir-butir klorofil; jaringan bunga karang terdiri dari sel yang memanjang dan bulat, mengandung butir-butir klorofil, terdapat ruang antar sel, Pada tulang daun tampak sel-sel kolenkim di bawah epidermis atas dan di atas epidermis bawah; berkas pembuluh tipe kolateral dan dikeli, lingi serabut; pada parenkim di tulang daun terdapat kristal kalsium oksalat bentuk prisma. Serbuk berwarna hijau, rasa hambar, bau tidak sedap. Fragmen pengenal adalah fragmen lamina daun terpotong melintang, tampak epidermis, jaringan palisade dan jaringan bunga karang; hablur kalsium oksalat; fragmen epidermis atas dengan stomata tipe parasitik; fragmen sayatan paradermal epidermis bawah dengan stomata; fragmen xilem dengan penebalan jala; fragmen serabut terpotong tangensial. Identifikasi. A, Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes asam sulfat P: terjadi warna coklat tua. B, Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes asam sulfat 10 N; terjadi warna hijau tua. 227 GAMBAR PENAMPANG MELINTANG DAUN KACA PIRING 1 = Bpidermis atas ile 2 = Epidermis bawah 7 = "Floem 3 = Kutikula 8 = Kolenkim 4 = Jaringan palisade 9 = Stomata 5 = Jaringan bunga karang 10 = Hablur kalsium oksalat GAMBAR 'SERBUK DAUN KACA PIRING Fragmen lamina terpotong melintang Fragmen hablur kalsium oksalat Fragmen sayatan paradermal epidermis atas Fragmen sayatan paradermal epidermis bawah Fragmen xilem terpotong membujur Fragmen serabut terpotong membujur 228 reads 2 me serbuk daun tambahkan § tetes larutan natrium hidroksida P 5% b/v; dalam etanol P; terjadi warna hijau, DPada 2 mg serbuk daun tambahkan $ tetes amon (259) P; terjadi warna hijau muda. F Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes larutan besi (im) Klorida P 596 bi; terjadi wamna hijau tus, F. Timbang 300 mg serbuk daun campur dengan $ ml metanol F dan panaskan di atas tangas air selama 2 ment, dinginkan dan dipersieh g £n4apan dengan metanol P secukupnye sehingga tliperoleh § ml filtrat. Pada titk pertama heen dan ketiga lempeng KLT tutulkan masing-masing sebarval aa Hl filtrat, Pada dengan sinar biasa | dengan sinar UV 306 am HRx Tranpa [dengan pereakat tanpa | dengan pereakst pereaksif i feereakstf ya 2 | rote | Mamine| = | kuning Pauning | — Teaming 2 10-14 | hijau ungu hijau | merah ungu | merah & | aegs | Mise || | law | merah | "2S | Merah & | 2833 | hijaw | hijau | hija hijau J merah | hijau be 3s] asa, | Walt fo fae | mierah | hija 6 [135-138] kuning | —" | kuning kuning | — ~ Catatan : Harga Ry dihitung terhadap bercak warma ‘merah (yang diamati flengan sinar biasa atau warna ungu dengan iancan 366 nm), Rf bercak warna merah = 65. Tanda Pereaksi anisaldchida-asam sulfat LP. Pereaksi AICI3 LP, 0 229 Kadar abu. Tidak lebih dari 4%, Kedar abu yang tidak larut dalam asam. Tidak lebih dari 0,79. Kadar sari yang larut dalam air. Tidak kurang dari 2199. Kadar sari yang larut dalam alkohol. Tidak kurang dari 16%, Bahan organik asing. Tidak lebih dari 2% Penyimpanan. Dalam wadah tertutup baik Isl. Gardenosid, geniposid, genipin—1-B-D—gentibiosid, zat samak krosin; dekstrosa; manit, asam genposid, scandosid meail ester, shanzhisid. Penggunaan. Obat sariawan. ‘Nama daerah, Jawa: Ginje 230 GRANATI CORTEX, Kulit batang delima Kulit batang delima, adalah kulit Punica granatum L., suku Punlcaceae. Pemerian . Bau lemah; rasa agak kelat. Makroskopik. Potongan kulit, agak tergulung pada kedua sisinya, pada permukaan luar terdapat lapisan gabus tipis, war- na coklat tua kehitaman dan sukar dikelupas, permukaan dalam berwarna coklat muda; mudah dipatahkan, bekas patahan berwarna coklat muda. Mikroskopik. Pada penampang melintang kulit tampak ja- ringan gabus yang terdiri dari beberapa lapis sel dengan penebalan bentuk U. Korteks terdiri dari parenkim dengan sel berdinding tipis, berisi butir pati; sel idioblas zat samak berbentuk bulat panjang dan lebih besar dari sel parenkim Floem terdiri dari pembuluh tapis, parenkim floem dengan ukuran sel lebih kecil dari parenkim korteks dan berisi hablur kalsium oksalat berbentuk roset, berderet-deret, dan juga berisi butir pati; jari-jari empulur terdiri dari 1 baris sel, Serbuk berwarna kuning kotor, Fragmen pengenal adalah jar- ingan gabus dengan penebalan bentuk U, dinding bernokiah, sel sekresi berisi zat berwarna kuning dan zat samak; parenkim dengan hablur kalsium oksalat berbentuk roset, berderet-deret; tampak pula hablur dan butir pati yang lepas. Identifikast, ‘A. Pada 2 mg serbuk kulit batang tambahkan 5 tetes asam sulfat P; terjadi warna coklat kekuningan. B. Pada 2 mg serbuk kulit batang tambahkan 5 tetes asam sulfat 10 N; terjadi warna kuning kehijauan. C, Pada 2 mg serbuk kulit batang tambahkan 5 tetes larutan natrium hidroksida P 5% blv dalam etanol P; terjadi warna kuning. D, Pada 2 mg serbuk kulit batang tambahkan 5 tetes amonia (25%) P; terjadi warna coklat kemerahan. E. Pada 2 mg serbuk kulit batang tambahkan S tetes larutan besi (III) klorida P 5% b/v; terjadi warna biru kehitaman. F, Timbang 300 mg serbuk kulit batang campur dengan 5 ml metanol P dan panaskan di atas tangas air selama 2 menit, dinginkan dan saring. Cuci endapan dengan metanol P secukup- nya sehingga diperoleh 5 ml filtrat, 231 GAMBAR PENAMPANG MELINTANG KULIT BATANG DELIMA, 1 = Jaringan gabus Parenkim korteks 3 = Sel idioblas berisi zat samak Hablur kalsiuom oksalat bentuk roset 5 = Jari-jari empulur GAMBAR ‘SERBUK KULIT BATANG DELIMA futir pat Mablur katsivm ok: Parenkim dengan tat samak = Jaringan gabus hentuk poligarnal Parenkim floem dengan habhur vung berdererdever 8 = Jaringan gabuy dengan peneba= tat salat yang lepus, 232 Fada titik pertama, kedua dan ketiga dari lempeng KLT tutulkan masing-masing sebanyak 40 ul filtrat. Pada titik keen. at tutulkan 5 pl zat warna I LP. Eluasi dengan dikloroetane P dengan sinar biasa dengan sinar UV 366 nm No} ARx | tanpa [dengan pereaksi | iano, | dengan pereaksi pereaksi| 1 T__| pereaksi | 7 1 1.) 36 | kuning | ungu.]| — | kuning | violet | violer 2.) 813 | hijau | ungu | hijau | merah | merah | mecah 3. | 22.28 ~ | hijau | merah | merah | merah 4. | 30:33 violet | — - = = 5. [128-132] = - — | viol | — Catatan : Harga Ry dihitung terhadap bercak warna merah (yang diamati dengan sinar biasa atau warna ungu dengan sinar UV 366 nm). Rf bercak warna merah =65, Tanda I = pereaksi anisaldehida-asam sulfat LP. IL = pereaksi Al Cl3 LP. Kadar abu. Tidak lebih dari 696. Kadar abu yang tidak larut dalam asam, Tidak lebih dari 19, Kadar sari yang larut dalam air. Tidak kurang dari 20%. Kadar sari yang larut dalam etanol. Tidak kurang dari 13%, Bahan organtk asing. Tidak lebih dari 296. Penyimpanan. Dalam wadah tertutup, Isl, Alkaloid, tanin, gula. Penggunaan. Pengelat (astringen). ‘Nama daerah, ‘Sumatera: Glima glineu mekah, dalimo, ende limau, Jawa: Dlima, Sangsalan, dhalima, Nusatenggara: Jeliman,talima, dila dae lok. lelo kase, 233 GRANATI PERCARPIUM Kulit buah delima Mul buah delima adalah kulit buah punica granatum L., yang masak suku Punicaceae. Pemerlan. Tidak berbau; rasa agak pahit sangat kelat. Makroskopik. Kulit buah, Berupa potongan, warna coklat, ben- {uk seperempat bola atau setengah bola dengan garis tengeh 3 cm sampai 5 cm, tebal 3 mm sampai 5 mm. Pada bagian Pangkal umumnya terdapat sisa gagang buah, pada bagian ‘ujung terdapat sisa dasar bunga berbentuk tabung, tinggi sam. pai lebih kurang 1 cm, lebar sampai lebih kurang 1,5 cm. Per- mukean dalam tabung berwarna coklat tua kemerahan, dalam tabung terdapat banyak sisa tangkai sari, di dasar tabung ter, dapat sisa tangkai putik berbentuk silindrik. Permukwar lacy kulit buah agak kasar, agak mengkilat, warna kecoklatan atau coklat kemerahan sampai coklat kehitaman, kadang kadang terdapat bercak-bercak yang agak menonjol berwarna lebi, tua. Permukaan dalam kulit buah licin dan berwarna kuning sampai kuning kecoklatan. Terdapat sisa sekat buah dan sisa tembuni terutama pada bagian ujung. Permukaan dalam di an- tara sekat buah berbentuk persegi empat sampai segi enam dengan batas-batas jelas. Di dalam segi enamtersebut kadang- kadang terdapat biji, Biji berbentuk bulat panjang yang bersegi-segi agak pipih. Bekas patahan kulit buah tidak rata, berbutir-butir, warna kuning sampai kecoklatan Mikroskopik. Pada penampang melintang kulit buah tampak cpidermis luar terdiri dari satu lapis sel, berbentuk poligonal tidak beraturan, dinding luar agak tebal tidak berlignin, kutikula sangat tebal dan licin, Epidermis dalam terdiri dari satu lapis sel berbentuk serupa dengan sel epidermis luar, berukuran sedikit lebih besar. Di bawah epidermis pada umumnya terdapat satu lapis atau dua lapis sel yang berben. tuk menyerupai epidermis luar. Jaringan parenkimatik mesokarp umumnya terdiri dari sel berbentuk poligonal tidak beraturan, dinding tipis, berisi butir pati atau sat samak Sklereida banyak, tersebar, tunggal atau berkelompok, umum: pya berkelompok; dinding sel sangat tebal, berlapis-lapis dan berlignin dengan lumen sempit, atau berdinding kurang tebal dengan lumen lebih lebar; saluran noktah jelas. Berkas pem- 234 GAMBAR PENAMPANG MELINTANG KULIT BUAH DELIMA 3 = Parenkim 7 = Serabut 4 Parenkim membatu 8 = Epidermis dalam GAMBAR SERBUK KULIT BUAH DELIMA iy 1 = Epidermis luar terlihat tangensial 4 = Fragmen biji 2 = Sel bat 5 = Fragmen berkas pembuluk 3 = Parenkim 6 = Fragmen serabut 235 bulub tipe kolateral, tersebar di antara parenkim, disertai serabut yang berdinding agak tebal, tidak berlignin. Hablur kalsium oksalat bentuk roset. Serbuk berwarna kuning kecoklatan. Fragmen pengenal adalah fragmen epidermis luar, fragmen parenkim, fragmen sklereida, fragmen pembuluh kayu, fragmen biji. Identifikasi. A. Pada 2 mg serbuk kulit buah tambahkan 5 tetes asam sulfat P; terjadi warna coklat. B, Pada 2 mg serbuk kulit buah tambahkan 5 tetes asam klorida pekat P; terjadi warna kuning, C. Pada 2 mg serbuk kulit buah tambahkan 5 tetes larutan natrium hidroksida P 5% biv; terjadi warna coklat. D. Pada 2 mg serbuk kulit buah tambahkan 5 tetes besi(IM) klorida LP; terjadi warna biru hitam, Kadar abu. Tidak lebih dari 496, Kadar abu yang tidak larut dalam asam. Tidak lebih dari 196 Kadar sari yang larut dalam air. Tidak kurang dari 30% Kadar sari yang larut dalam etanol. tidak kurang dari 1596, Bahan organik asing. Tidak lebih dari 2% Penyimpanan. Dalam wadah tertutup baik. Isl. Tanin sampai lel kurang 20%; alkaloid yang terdiri dari Peletierina, metil-peletierina, psendo-peleticrina, iso-peletierina dan metil-iso peletierina. Penggunaan, Pengelat usus (astringen usus), obat cacing, Nama daerah, ‘Sumatera: Kulit buah Glima glineu mekah, kulit buah dalimo, kulit buah ende limau. Jawa: Kulit buah Dlima, kulit buah gangsalan, kulit buah dhalima. Nusatenggara: Kulit buah jeliman, kulit buah talima, kalit buah dila dae lok, kulit buah lelo kase, kulit buah rumau, 236 var. GRAPTOPHYLLI FOLIUM Daun wungu Daun wungu adalah daun Grapthophyllim pictum (L,) Griff lurido sanguineum Sims., suku Acanthaceae. Pemerian. Tidak berbau; tidak berasa. Maskroskopik. Daun tungal. Helaian daun berwarna hijau Keunguan sampai hijau kehitaman, bentuk jorong, panjang 8 cm sampai 20 cm, lebar 3 cm sampai 13 cm, ujung daun lan- ip, Pangkal daun lancip, pinggir daun agak berombak. Tangkai daun lebih kurang 1 cm, warna ungu kehijauan sampai ungu kehitaman. Tulang daun menyirip; permukaan atas daun rata dan licin, tulang daun menonjol dan berwarna ungu sampai ungu kehitaman; permukaan bawah daun rata dan agak licin, tulang daun sangat menonjol dan berwarna ungu kemerahan sampai ungu kehitaman. Mikroskopik. Pada penampang melintang melalui tulang daun tampak epidermis atas terdiri dari satu lapis sel berbentuk segi empat sampai empat persegi panjang, kutikula tipis, tidak te- dapat stomata, rambut kelenjar tipe Labiatae (Lamiaceae) ter- diri dari 1 sel tangkai yang pendek dan kepala kelenjar yang terdiri dari 6 sel atau lebih; litosis terdapat pada epidermis atae dan jaringan palisade, bentuk serupa botol bengkok berleher pendek; bagian Ieher terletak di antara sel epidermis, bagian yang lebar terletak di bawah epidermis atas atau hampir seja- Jar dengan permukaan daun atau agak menyerong masuk ke dalam jaringan palisade, di dalam bagian yang lebar terdapat sistolit berbentuk bulat telur atau bulat telur memanjang dengan satu ujung mengecil dan kadang-kadang agak bengkok Epidermis bawah terdiri dari satu lapis sel berbentuk segi em: Pat sampai empat persegi panjang, kutikula tipis, terdapat stomata, sangat banyak; rambut penutup terdiri dari 2 sel, lurus atau bengkok, dinding sel agak tebal, kutikula berbin, tik; rambut kelenjar serupa dengan yang terdapat pada epider. mis atas; litosis terletak di antara sel epidermis, kadang-kadang juga di bawah sel epidermis pada jaringan kolenkim; pade {ulang daun umumnya litosis melintang searah dengan tulang daun. Di bawah epidermis tulang daun terdapat kolenkine Mesofil: meliputi jaringan palisade terdiri dari 1 lapis sel, silindrik, berisi klorofil dan tetes minyak; di bawah palisade terdapat 237 GAMBAR PENAMPANG MELINTANG DAUN UNGU = Sel litosis dengan sistolit Kutikule Epidermis atas Jaringan palisade = Jaringan bunga karang 1 2 3 4 5 GAMBAR SERBUK DAUN UNGU 1 = Litosis 2 Epidermis atas terlihar tangensial —§ —Kelenkin walang dawn terlihat 3» Epidermis hawah terlihat tangenstal imrembutur 4 = Rambur penny ‘ Nevkae prmbuliah kasi 238 1 sampai 3 lapis sel berbentuk poligonal, juga berisi klorofil dan tetes minyak. Jaringan bunga karang terdiri dari sel berbentuk bulat panjang tidak beraturan, tersusun mendatar, ruang antar sel besar. Berkas pembuluh tipe kolateral. Pada sayatan paradermal tampak sel epidermis atas berbentuk poligonal, dinding samping lurus atau agak berkelok, tidak ter- dapat stomata atau rambut penutup, terdapat rambut kelen- Jar tipe Labiatae (Lamiaceae); sel epidermis bawah berbentuk oligonal, dinding samping agak berkelok, stomata banyak, tipe diasitik; rambut kelenjar tipe Labiatae (Lamiaceae) dan ram- but penutup. Serbuk warna hijau tua. Fragmen pengenal adalah rambut pe- nutup terdiri dari 2 sel, rambut kelenjar tipe Labiatae (Lamia- ceae), sistolit, fragmen epidermis atas, fragmen epidermis bawah dengan stomata tipe diasitik, fragmen kolenkim, frag- men berkas pembuluh dengan penebalan tangga dan spiral Tdentifikasi, A. Pada 2mg serbuk daun tambahkan 5 tetes asam sulfat P; ter- jadi warna coklat muda. B, Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes asam sulfat 10 N; terjadi warma coklat ungu. C. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes asam klorida pekat P; terjadi warna coklat, D. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes natrium hidroksida P 59 biv; terjadi warna hijau kekuningan. E. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes amonia (25%) P: terjadi warna hijau, F. Timbang 300 mg serbuk daun, campur dengan 5 ml metanol P dan panaskan di atas tangas air selama 2 menit, dinginkan, saring. Cuci endapan dengan metanol P secukupnya sehingga diperoleh 5 ml filtrat. Pada titik pertama dari lempeng KLT tutulkan 20 ul filtrat, pada titik kedua tutulkan 10 ul zat warna II LP, Eluasi dengan camipuran etil asetat P-metil keton P- asam format P-air (50-+30+ 10+ 10) dengan jarak rambat 15 cm, amati dengan sinar biasa dan dengan sinar ultraviolet 366 nm Semprot lempeng dengan aluminium klorida LP, panaskan pada suhu 110°C selama 10 menit. Amati dengan sinar biasa dan dengan sinar ultraviolet 366 nm. Pada kromatogram tampak ber- cak dengan warna dan hRx sebagai berikut : 239 dengan sinar biasa | dengan sinar UV 366 aa No} BRe (anpa | dengan ‘anpa dengan Pereaksi | pereaksi | _pereaksi pereaksi 1] 5366 f = = hijau birw 2. f1o44i3 | = = bira = 3. / 6125 | = — biru 4. | 168176 | ~ biru = §: |187197 | kuning | — | coklat muda [eoklat kemerahan Catatan : Harga Rx dihitung terhadap bercak biru, ARg bercak warna biru = 94, Kadar abu. Tidak lebih dari 1296. Kedar abu yang tidak larut dalam asamYTidak lebih dari 295 Kadar sari yang larut dalam air. Tidak kurang dari 29%, Kadar sari yang larut dalam etanol. Tidak kurang dari 6% Bahan organik asing. Tidak lebih dari 2%. Penyimpanan. Dalam wadah tertutup baik. Isi. Tanin, alkaloid, sitosterol, glikosid. Penggunaan. Obat wasir, laksatif lemah, diuretik ringan. Nama daerah. Pumatera: Dangora. Jawa: Daun ungu, daun temen-temen, handeuleum, demung, twlak, wungu, karaton, katatong, Nusatengeara: Temen. Maluku: Kabickabi, dongo-dongo, 240 GUNNERAE FRUCTUS ET FLOS Sukmadiluwih ‘Sukmadiluwih adalah seluruh rangkaian buah dan bunga nera macrophylla BL., kadang-kadang beserta pucuk batang daun, suku Haloragacese. Pemerian, Bau agak anyir, mirip bau minyak ikan, rasa mula-tr asin, lama kelamaan kelat dan menimbulkan rasa tebal di lic Makroskopik. Potongan rangkaian buah dan bunga, buah « bunga duduk, tersusun agak rapat pada cabang-cabang inc gagang, buah merupakan buah kotak, bentuk bulat telur a hampir bulat, garis tengah 1,5 mm, warna kehitaman, bagi bagian bunga umumnya berwarna kelabu kecoklatan, ker sari berwarna lebih pucat. Induk gagang dan cabang.cab. berbentuk pipih atau bersudut-sudut, beralur, terpilin, wa kelabu tua sampai kehitaman, seluruh permukaan beram Yapat, terutama cabang-cabang; pucuk batang kadang-kad berikut daun, warna kelabu kehitaman, daun berbentuk ; jal dan bertangkai panjang, permukaan bagian pucuk dan d; berambut rapat, warna kecoklatan sampai kelabu kehitarr Mikroskopik. Pada penampang melintang buah tampak epik terdiri dari sel epidermis dinding tipis, bentuk tak beratu: terdapat rambut kelenjar. Mesokarp terdiri dari parenkim t tuk poligonal berisi hablur kalsium oksalat bentuk ro berkas pembuluh dengan serabut sklerenkim. Endokarp diri dari satu lapis sel batu bentuk tak beraturan, dind bergelombang, lumen lebar pada beberapa tempat terda lapisan sel batu menonjol dengan dua sampai tiga lapis batu. Spermoderm terdiri dari satu lapis sel batu bentuk h pir isodiametrik atau silindrik, lumen lebar. Endosperm diri dari sel bentuk isodiametrik, dinding tipis. Serbuk berwarna putih kecoklatan. Fragmen pengenal ade sel epidermis bentuk poligonal, dinding tipis; parenl mesokarp dengan hablur kalsium oksalat bentuk roset; p: buluh kayu penebalan tangga; serabut panjang dinding t berlignin; parenkim endosperm bentuk poligonal dinding ti sel batu dari endokarp dinding bergelombang; sel batu < spermoderm bentuk poligonal; pollen hampir bulat berpo dan beralur 3. 241 GAMBAR PENAMPANG MELINTANG SUKMADILUWIH. 5 = Berkas pembuluh 6 = Endokarp 7 = Spermoderm 8 = Endosperm 4-= Hablur kalsium oksalt 242 GAMBAR ‘SERBUK SUKMADILUWIH 1 = Hablur kalsium oksalat 6 = Sel batu dari spermoderm 2 = Parenkim mesokarp 7 = Sel batu dari endokarp 3 = Rembut kelenjar 8 = Parenkim 4 = Pollen 9 = Endosperm 5 = Serabut 10 = Xilem 243 Identifikasi. ‘A, Pada 2 mg serbuk buah tambahkan 5 tetes asam sulfat P; terjadi warna coklat tua. 5. Pada 2 mg serbuk buah tambahkan 5 tetes asam sulfat 10 N; terjadi warna coklat tua. C Pada 2 mg serbuk buah tambahkan 5 tetes larutan natrium hidroksida P 59 b/v dalam etanol: terjadi warns kuning. D. Pada 2 mg serbuk buah tambahkan § tetes amonia (2596) P; terjadi warna coklat kemerahan, E. Pada 2 mg serbuk buah tambahkan 5 tetes larutan besi(tt) Klorida P 596 bv; terjadi warna biru Kehitaman. F Timbang 300 mg serbuk buah campur dengan 5 ml metanol dipeeieg St endapan dengan metanol P secukupnya sehingga diperoleh 5 mi filtrat. Pada titik pertama, kedna dan ketiga empeng KLT tutulkan masing-masing sebanyak 40 ul filirat Pac titik ‘keempat tutulkan 5 pl zat warna T LP. Bluse; dengan dikloroetana P dengan jarak rambat 15 em. Keringken Jempeng iersebut di udara selama 10 menit, eluasi lagi dengan toluene © dengan arah eluasi dan jarak rambat yang sama, Amaty dengan sinar biasa dan dengan sinar ultraviolet 366 nim. Selanjutnya disemprot dengan pereaksi anisaldehida-asam sulfar LP., panaskan dengan sinar biasa_| dengan sinar UV 366 am No.) ARx | tanpa [dengan pereaksi | tanpa [dengan pereaksl Ipereaksi | 7 Tt [Pereaksi | —y T 1. [25 [hijaw | violet kuning | violet | merah 2. | 812 | hijau | violet merah | violet | merah 3. | 21-25 | hijau | violet merah | violet | merah 4. | 2630 | — | violer | = | viol | — 5. | 9097 | — | coklat | — — | violet | — 6. |123127) — | viol | — =| violet | — Catatan : Harga Ry dihitung terhadap bercak warna merah (yang diamail fengan sinar biasa atau warna ungu dengan sinar UV 366 ni). ARg bercak warna merah = 65, Tanda I = Pereaksi anisaldehida-asam sulfat LP. UI = Pereaksi AICly LP. 244 Kadar abu. Tidak lebih dari 159. Kadar abu yang tidak larut dalam asam. Tidak lebih dari 10%. Kadar sari yang larut dalam air. Tidak kurang dari 26%. Kadar sari yang larut dalam etanol. Tidak kurang dari 1596 Bahan organik asing. Tidak lebih dari 296. Penyimpanan. Dalam wadah tertutup baik. Penggunaan. Penyegar badan. Nama daerah. ‘Sumatera: Sampelulut(Batak),pulut, pulut laki-laki (Bangka), (Melayu), pulut, pulut laki-aki, pulut-pulut, pulutan, pulutan sapi (Melayu). Jawa! pungpulutan, pangpulutan awewe, pungpurutan (Sunda), legetan, pulutan, pulutan kebo, pulutan sapi (Jawa), polot (Madura). Sumba: Kapuhak, kaporata, Maluku: Bejak, kakamomoko, kokomomoko (Halmahera), taba toko (Ternate). 245 GYNURAE PROCUMBENSIS FOLIUM Daun dewa Daun dewa adalah daun Gynura procumbens (Lour.) Merr., suku Asteracene, Pemerian, Tidak berbau; tidak berasa. Makroskopik. Helaian daun berwarna hijau, bentuk bundar telur memanjang, panjang 1,5 cm sampai 6 cm, lebar 5 mm sampai 3,5 cm, ujung daun runcing, pangkal daun membulat atau rompang, pinggir daun rata atau agak bergelombang. Tangkai daun 5 mm sampai 1,5 cm. Kedua permukaan daug berambut halus, Mikroskopik. Pada penampang melintang melalui tulang daun tampak epidermis atas terdiri dari 1 lapis sel berbentuk em. Pat persegi panjang, mengecil pada tulang daun, kutikula tipis, tidak terdapat stomata, rambut penutup terdiri dari 4 sampai 5 sel, banyak; epidermis bawah terdiri dari 1 lapis sel berben- tuk empat persegi panjang, mengecil pada tulang daun, ter. dapat stomata, rambut penutup terdiri dari 4 sampai 5 sel, melengkung, banyak; meliputi rambut kelenjar tipe Asteraceae, Mesofil, jaringan palisade terdiri dari 1 lapis sel, jaringan bunga karang terdiri dari beberapa lapis sel bentuk tidak beraturan; kolenkim di bawah epidermis tulang daun; berkas Pembuluh tipe kolateral. Pada sayatan paradermal tampak epidermis atas berbentuk poligonal dengan dinding lurus, epidermis bawah berbentuk poligonal dengan dinding sel agak berkelok, stomata tipe anisositik, rambut penutup dan ram. but kelenjar. Serbuk berwarna hijau. Fragmen pengenal adalah rambut penutup terdiri dari 4 sampai 5 sel, melengkung, rambut kelen. Jar, Fraginen jar inyean bung karang dengan tetentetes miniyak, fragmen epidermis atas, Cragmen epidermis bawah, fragmen Pembuluh dengan penebalan cincin dan spiral Identifik A. Pada 2 mg serbuk daun tambahan § totes larutan asam asetat Heer PS Lovjadt warn kiting 1."Pimbang 300 mg serbuk dawn, campur dengan 5 ml metanel P dan pannskin di alas tiyee alt selunm 2 mientt, dinglikun, saving, cucl endapan dengan metanel P secukupnya sehingga 246 GAMBAR PENAMPANG MELINTANG DAUN DEWA 1 = Epidermis atas. 2 = Kutikula. 3 = Rambut penutup, 4 = Palisade, Parenkim. Berkas pembuluh. Jaringan kolenkim. = Jaringan bunga karang, 5 6 1 8 GAMBAR ‘SERBUK DAUN DEWA 5 1 = Rambut penutup. 3 = Bpidermis bawah dengan sisik kelenjar = Jaringan bunga karang dengan 4 = Epidermis atas dengan mesofil dawn. ‘etes minyak dan urat daun, 8 = Epidermis atas 247 diperoleh 5 ml filtrat. Pada titik pertama lempeng KLT tutulkan 20 y! filtrat, pada titik kedua tutulkan § pl zat warna II LP. Eluasi dengan campuran etil asetat P-metiletil keton P-asam format P-air (50+30+ 10+ 10) dengan jarak rambat 15 cm, amati dengan sinar biasa dan dengan sinar ultraviolet 366 nm. Semprot lempeng dengan aluminium klorida P 1% b/v dalam etanol (95%) P. amati dengan sinar biasa dan dengan sinar ultraviolet 366 nm. Pada kromatogram tampak bercak-bercak dengan warna hRx sebagai berikut : dengan sinar biasa_[ dengan sinar UV 366 nm No.) hRx ~ranpa | dengan tanpa dengan Pereaksi | pereaksi | _pereaksi Pereaksi 1 = ~ bira kuning 2 = = kuning kuning 3 = coklat coklat cokiat 4 = coklat hijau = 5. = — | kuning hijau = 6 = ungu biru kuning 7. = = ~ 8. - ungu - Catatan_: Harga Ry dihitung terhadap bereak warna merah Rf bercak warna merah = 94 Kadar abu. Tidak lebih dari 14%. Kadar abu yang tidak larut dalam asam. Tidak lebih dari 196. Kadar sari yang larut dalam air. Tidak kurang dari 8%. Kadar sari yang larut dalam etanol. Tidak kurang dari 496. Bahan organik asing. Tidak lebih dari 296. Penyimpanan. Dalam wadah tertutup baik. Isl. Minyak atsiri, flavonoid. junaan. Antipiretik. Nama daerah, Sumatera: Welustar clin, dns down, 248 HIBISCI SIMILIDIS FOLIUM Daun waru gunung Daun waru gunung adalah daun Hibiscus similis L., suku Malvaceae. Tidak berbau; tidak berasa. Makroskopik, Helaian daun berwarna hijau kelabu pada per- mukaan atas dan kelabu muda agak putih pada permukaan bawah, bentuk jantung melebar atau bundar telur sampai bun. dar, garis tengah 20 cm, ujung daun meruncing, pangkal daun berbentuk jantung, pinggir daun bergerigi. Tangkai daun 5 cm sampai 20 cm. Tulang daun menonjol pada permukaan bawah; kedua permukaan daun berambut banyak, permukaan bawah terasa seperti beludru. Mikroskopik. Pada penampang melintang melalui tulang daun tampak epidermis atas terdiri dari | lapis sel berbentuk em- Pat persegi panjang, kutikula tipis, di bawah epidermis atas terdapat hipodermis terdiri dari 1 lapis sel yang bening, ukuran lebih besar dari pada epidermis atas dan banyak berisi hablur kalsium oksalat berbentuk roset; epidermis bawah terdiri dari 1 lapis sel berbentuk empat persegi panjang, kutikula tipis, ter- dapat stomata, rambut penutup berbentuk bintang, banyak sekali. Mesofil meliputi jaringan palisade terdiri dari 1 lapis sel, kecil panjang mirip stalaktit, menggantung pada hipoder- mis, ada yang pendek sehingga ada ruang antar sel; jari bunga karang terdiri dari sel-sel yang tidak beraturan: berkas pembuluh kolateral, dikelilingi seludang sklerenkim. Pada sayatan paradermal tampak epidermis atas berbentuk poligonal, kutikula bergaris; epidermis bawah, ukuran sel lebih kecil dari pada sei epidermis atas, stomata tipe parasitik, banyak, rambut penutup berbentuk bintang, ‘Serbuk berwarna hijau kecoklatan. Fragmen pengenal adalah rambut penutup berbentuk bintang, fragmen epidermis atas dan hipodermis dengan hablur kalsium oksalat berbentuk roset, fragmen epidermis bawah dengan stomata tipe parasitik dan rambut bintang, serabut, hablur kalsium oksalat lepas berbentuk roset, fragmen berkas pembuluh dengan penebalan tangga dan spiral. Pemeriai GAMBAR PENAMPANG MELINTANG DAUN WARU GUNUNG ~ 249 1 = Epidermis atas 2 = Hipodermis 3 = Jaringan palisade 6 = Epidermis bawah 4 = Hablur kalsium oksalat bentuk roset 7 = Rambut penutup 5 = Jaringan bunga karang 8 = Jaringan kolenkim 9 = Rongea 10 = Berkas pembuliah GAMBAR ‘SERBUK DAUN WARU GUNUNG 6 = Jaringan bunga karang 7 = Berkas pembuluh - § = Epidermis bawah dengan stomata tipe parasiti dan rambut penutup 9 = Berkas pembuluh dengan serabut 1 = Epidermis atas dengan habl 2 = Rambut penutup bentuk bir 3 = Hablur kalsium oksalat be 4 = Lamina daun terpotong melintang g SS = Serabut 251 Tdentifikasi. A; Pada 2 mg serbuk daun tambahkan § tetes asam sulfat P; terjadi warna coklat tua. 3. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes asam sulfat 10 N; terjadi warna hijau tua C Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes larutan natrium hidroksida P 59 b/y dalam etanol P; terjadi warna dean D; Pada 2 mg serbuk daun tambahkan § tetes amonia (25%) P; terjadi warna coklat kehijauan, E. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes larutan besi II) Klorida P 596 bv; terjadi warma hijau kekuningan. F. Timbang 300 mg serbuk daun, campur dengan 5 ml metanol P dan panaskan di atas tangas air selama 2 menit, dinginkan dan Girine, Cuci endapan dengan metanol P secukupnya schingga Giperoleh 5 ml filtrat, Pada titik pertama, kedua dan kets fempeng KLT tutulkan masing-masing sebanyak 40 yl filtrat Pas Hero Mcempat tutulkan 5 pl zat warna I LP, Eluasi dengan dikloroetana P dengan jarak rambat 15 cm. Keringkan lempeng diudara selama 10 menit, eluasi lagi dengan toluena P dengan erat Pereaksi anisaldehida-asam sulfat LP, panaskan pada suhu 1100G selama 10 menit. Amati lagi dengan sinar biasa dan sinay ultraviolet 366 nm. Dengan perlakuan yang sama seperti cara ken ia di atas dilakukan juga penyemprotan dengan pereaksi AICI 13 LP. Pada kromatogram tampak bercak-bercak dengan warna dan Rx sebagai berikut : dengan sinar biasa dengan sinar UV 366 nm No,} hRx tanpa | dengan | pereaksi| tanpa [dengan | pereaksi pereaksi | Mt [pereaksi] 1 1 5 552, ] Kuning | | kuning | kuning | coklat | kuning 2/2934) hijau | hijau | hijau | hijau | merah | mera 3/5256] — | violet | — = ~ - Catatan : Harga Rx dihitung terhadap bercak warna merah (yang diamath dengan sinar biasa atau warna ungu dengan sinar UV 366 nm). Rf bercak warna merah = 63-65, Tanda 1 = Pereaksi anisaldehida~asam sulfat LP. U1 = Pereaksi AICI3 LP. .

You might also like