You are on page 1of 7

CASE REPORT

Intisari Sains Medis 2021, Volume 12, Number 1: 302-308


P-ISSN: 2503-3638, E-ISSN: 2089-9084

Glaukoma sekunder pada pasien anak dengan


Sindrom Sturge Weber: laporan kasus

Published by Intisari Sains Medis Putu Dian Megasafitri1*, I Gusti Ayu Ratna Suryaningrum1, I Made Agus Kusumadjaja1

ABSTRACT
Background: Sturge Weber’s Syndrome (SSW) is a form of a port-wine stain on her face’s right side. After
rare congenital disorder characterized by hemangiomas undergoing several tests, the patient was diagnosed
found in several parts of the body, such as the ocular, with secondary glaucoma due to SSW with poor
intracranial, and facial skin structures. Patients with intraocular pressure control after 1.5 years of topical
SSW often experience glaucoma as one of the frequent selective beta-blocker treatment. Trabeculectomy +
ocular manifestations which can occur from birth or 5-fluorouracil (5-FU) is performed to reduce intraocular
throughout life and can cause blindness. This case pressure and prevent worsening of glaucoma. On the
report aims to report the management of a pediatric first day after surgery, the intraocular pressure was
patient with SSW who underwent trabeculectomy after 20 mmHg in the right eye and decreased significantly
failing to maintain intraocular pressure with topical during follow-up.
drugs. Conclusion: Trabeculectomy is one of the treatment
Case Presentation: A 5-year-old girl had increased options to treat glaucoma in SSW patients, which
intraocular pressure and optic nerve glaucoma signs in results in reasonable control of intraocular pressure.
her right eye. This patient also had a birthmark in the
Keywords: Secondary Glaucoma, Pediatric Patients, Sturge Weber’s Syndrome.
Cite This Article: Megasafitri, P.D., Suryaningrum, I.G.A.R., Kusumadjaja, I.M.A. 2021. Glaukoma sekunder pada
pasien anak dengan Sindrom Sturge Weber: laporan kasus. Intisari Sains Medis 12(1): 302-308. DOI: 10.15562/ism.
v12i1.859

ABSTRAK
Latar Belakang: Sindrom Sturge Weber (SSW) adalah Pasien ini juga memiliki tanda lahir berupa port wine
kelainan bawaan yang jarang terjadi dimana ditandai stain di bagian kanan wajahnya. Setelah menjalani
dengan adanya hemangioma yang terdapat pada beberapa pemeriksaan, pasien terdiagnosa menderita
beberapa bagian tubuh, seperti struktur kulit okuler, glaukoma sekunder oleh karena SSW dengan kontrol
intrakranial, dan wajah. Pasien dengan SSW sering tekanan intraokuler yang buruk setelah 1,5 tahun
mengalami glaukoma sebagai salah satu manifestasi menjalani pengobatan topikal golongan beta bloker
okuler yang sering terjadi dimana dapat muncul sejak selektif. Operasi trabekulektomi + 5-fluorouracil (5-FU)
lahir maupun sepanjang masa kehidupannya serta dilakukan untuk menurunkan tekanan intraokuler dan
1
Departemen Ilmu Kesehatan Mata, Fakultas dapat menyebabkan kebutaan. Laporan kasus ini mencegah perburukan glaukoma. Pada hari pertama
Kedokteran, Universitas Udayana, RSUP Sanglah, bertujuan untuk melaporkan penatalaksanaan pada setelah operasi, tekanan intraokuler menjadi 20 mmHg
Bali, Indonesia pasien anak dengan SSW yang menjalani prosedur pada mata kanan dan berkurang secara bermakna
trabekulektomi setelah gagal mempertahankan selama masa tindak lanjut.
tekanan intraokuler dengan obat topikal. Kesimpulan: Trabekulektomi merupakan salah
*Korespondensi:
Putu Dian Megasafitri; Presentasi Kasus: Seorang anak perempuan berusia 5 satu pengobatan pilihan untuk mengobati glaukoma
Departemen Ilmu Kesehatan Mata, Fakultas tahun mengalami peningkatan tekanan intraokuler dan pada pasien SSW yang menghasilkan kontrol tekanan
Kedokteran, Universitas Udayana, RSUP Sanglah, tanda-tanda saraf optik glaukoma di mata kanannya. intraokuler yang baik.
Bali, Indonesia;
dian.megasafitri@gmail.com Kata kunci: Glaukoma Sekunder, Pasien Anak, Sindrom Sturge Weber.
Sitasi Artikel ini: Megasafitri, P.D., Suryaningrum, I.G.A.R., Kusumadjaja, I.M.A. 2021. Glaukoma sekunder pada
pasien anak dengan Sindrom Sturge Weber: laporan kasus. Intisari Sains Medis 12(1): 302-308. DOI: 10.15562/ism.
Diterima: 15-11-2020 v12i1.859
Disetujui: 15-04-2021
Diterbitkan: 30-04-2021

302 Published by Intisari Sains Medis | Intisari Sains Medis 2021; 12(1): 302-308
Open |access:
doi: 10.15562/ism.v12i1.859
http://isainsmedis.id/
CASE REPORT

PENDAHULUAN wajah sebelah kanan pasien tampak kornea mata kanan 14 mm dan diameter
bercak kemerahan yang diakui oleh orang vertikal 13 mm. Pemeriksaan diameter
Sindrom Sturge Weber (SSW) atau tuanya sudah ada sejak lahir (Gambar 1). kornea mata kiri didapatkan 12 mm untuk
disebut juga encephalo facial angiomatosis Keluhan di bagian mata tidak dilaporkan diameter horizontal, dan 11 mm untuk
adalah suatu sindrom neurokutaneus oleh keluarga pasien. Pasien dikatakan diameter vertikal. Pemeriksaan tekanan
yang ditandai dengan angioma pada bisa meraih mainan yang diarahkan bola mata dilakukan dengan tonometer
wajah yang secara tipikal terdapat pada kepadanya seperti anak seusianya. schiotz diperoleh hasil 17,3 mmHg untuk
wajah bagian atas dan sebagian kulit Riwayat berjalan menabrak disangkal mata kanan dan 7,8 mmHg untuk mata
kepala yang mengikuti perjalanan oleh keluarga pasien. Mata merah, berair, kiri.
nervus trigeminus, kelainan vaskuler anak rewel atau menangis karena nyeri Hasil pemeriksaan oftalmoskopi
dan kalsifikasi intrakranial ipsilateral, disangkal oleh keluarga pasien. Adanya dengan hasil mata kanan tampak papil
kejang, hemianopsia, dan glaukoma serta perbedaan ukuran bola mata pada pasien nervus II bulat batas tegas, dengan cup
hemiparesis kontralateral.1,2 juga tidak disadari oleh keluarga pasien. disc ratio 0,5, dengan perbandingan
Kasus SSW adalah kasus yang Pasien sedang dalam pemberian terapi arteri/ vena 2/3 dan gambaran retina baik
sangat jarang terjadi dengan insiden anti kejang saat pertama kali dikonsulkan serta refleks makula positif. Pemeriksaan
di Amerika sekitar 1:50.000 kelahiran ke poli mata. Pasien lahir cukup bulan, oftalmoskopi pada mata kiri tampak
hidup.2,3 Data mengenai insiden SSW dengan berat badan lahir 4.200 gram
di Indonesia belum ada hingga saat ini. melalui proses persalinan vakum. Riwayat
Salah satu manifestasi okuler pada SSW ibu mengalami sakit selama hamil
adalah terjadinya glaukoma yang dapat disangkal dan riwayat adanya anggota
mengancam penglihatan. Penegakan keluarga yang menderita kondisi seperti
diagnosis SSW memerlukan penilaian dari pasien disangkal. Adapun pemeriksaan
berbagai disiplin ilmu.2 Penatalaksanaan terhadap pasien telah mendapatkan
kelainan mata khususnya glaukoma persetujuan tertulis dari keluarga pasien.
tidaklah mudah karena pemberian Pemeriksaan fisik awal pada tanggal 2
obat- obatan antiglaukoma kadang tidak Januari 2015 menunjukkan adanya Port
berespon baik sehingga perlu dilakukan Wine Stain (PWS) pada sisi wajah bagian
tindakan operasi pada beberapa kasus. kanan sepanjang bagian oftalmik dan
Prognosis SSW terhadap kondisi sistemik maksilaris dari jaras nervus trigeminal
pasien dipengaruhi oleh beberapa faktor dengan tajam penglihatan kedua mata
diantaranya luasnya bagian otak yang adalah following object (Gambar 1). Akan
terkena, beratnya derajat keparahan tetapi, pemeriksaan segmen anterior
serangan kejang yang dialami, serta tingkat dan posterior secara detail belum dapat
keparahan kondisi mata pasien.3,4 Pasien dilakukan karena pasien tidak kooperatif
dengan SSW dapat mengalami kebutaan, sehingga penegakan diagnosis adanya
kelumpuhan bahkan kematian sesuai suatu glaukoma akibat SSW belum dapat
laporan dari Riviello JJ yang melaporkan disingkirkan.
2 dari 60 (3,3%) pasien SSW meninggal, Pasien kemudian direncanakan untuk
serta laporan dari Oakes W melaporkan menjalani pemeriksaan dengan EUA
adanya kematian pada 4 dari 30 (14%) (Evaluation Under Anesthesia) dengan
pasien dengan SSW.3,4 bius umum. Hasil pemeriksaan dengan
Berkaitan dengan pemaparan di Gambar 1. Gambaran port wine stain
bius umum pada tanggal 6 Januari 2015 pada sisi kanan wajah
atas maka laporan kasus ini bertujuan didapatkan ukuran diameter horizontal
untuk menambah wawasan pengetahuan pasien
mengenai adanya suatu sindrom yang
dapat menunjukkan manifestasi glaukoma
hingga upaya penatalaksanaan secara
komprehensif sehingga dapat memberikan
hasil yang optimal khususnya pada bidang
kesehatan mata.

LAPORAN KASUS
Pasien seorang anak perempuan berusia
5 tahun saat pertama kali dikonsulkan
ke poli mata oleh bagian anak dengan
kecurigaan menderita SSW. Pada sisi

Published by Intisari Sains Medis | Intisari Sains Medis 2021; 12(1): 302-308 | doi: 10.15562/ism.v12i1.859 303
CASE REPORT

15x20 sentimeter pada sisi kanan wajah,


selain itu didapatkan pula gambaran
serupa pada bagian torakalis dan
punggung bagian kanan yang sesuai
dengan gambaran port wine stain dengan
rencana penatalaksanaan konservatif
dan rencana dilakukan tindakan laser
saat pasien berusia dewasa. Konsultasi ke
bagian bedah saraf juga dilakukan dengan
rencana terapi konservatif.
Selama masa perawatan bersama antara
bagian pediatri dan mata dilakukan juga
pemeriksaan penunjang pada pasien ini
berupa MRA pada bulan Mei 2016 setelah
pasien mengalami hemiparesis transien
Gambar 3. MRI kepala dengan kontras Gadolinium dengan hasil sistem vaskularisasi serebri
anterior dan posterior yang tampak baik
dan tak tampak jelas adanya malformasi
vaskuler (Gambar 4). Pasien juga diperiksa
di intraaksial lobus frontalis kanan- kiri secara berkala oleh bagian anak dan mata
dan temporo-occipito-parietalis kanan untuk memantau tekanan bola mata
suspek suatu gambaran Sindrom Sturge dan juga tumbuh kembangnya secara
Weber (SWS) (Gambar 2). umum serta evaluasi kejadian kejang
MRI kepala dengan kontras juga selama pertumbuhan pasien ini. Terapi
dilakukan pada bulan Desember 2014 anti epilepsi yang diberikan oleh bagian
mendukung ke arah Sindrom Sturge pediatri yaitu karbamazepin dengan dosis
Weber dengan hasil kalsifikasi abnormal yang dinaikkan berkala dari dosis 10mg/
intraserebral area subkortikal frontal kgBB/hari hingga 25mg/kg BB/hari.
bilateral dan pada fronto-temporo- Pemeriksaan dengan general
parietal kanan asimetris (Gambar 3). anesthesia berikutnya dilakukan pada
Selain itu juga ditemukan atrofi serebri tanggal 8 Agustus 2017 mendapatkan
eksternal pada area fronto temporo hasil tekanan bola mata pada mata kanan
parietal kanan dengan kontras IV tampak 23,1 mmHg dengan kondisi segmen
prominen leptomeningeal angiomatosis anterior dan posterior yang masih sama
dan adanya hemangioma kavernosus yaitu cup disc ratio 0,8 dengan cupping
kecil multipel pada ujung kornu anterior dan nasalisasi, sedangkan tekanan bola
ventrikel lateralis bilateral dan thalamus mata kiri masih normal yaitu 12,2 mmHg
Gambar 4. Magnetic Resonance
kanan (Gambar 3). Terdapat penebalan dengan kondisi segmen anterior dan
Angiography (MRA) pada
jaringan lunak area maksilo frontal kanan posterior dalam batas normal. Streak
pasien yang tampak tidak
dan sinusitis maksilaris bilateral. retinoscopy juga dilakukan dengan hasil
terdapat kelainan
Pasien juga menjalani S+2,00 pada mata kanan dan S +1,50
elektroensefalografi (EEG) sejak tahun C-1,00 x 180 pada mata kiri. Pasien masih
2015 hingga akhir tahun 2017 yang mendapat terapi antiglaukoma berupa
papil nervus II bulat batas tegas, dengan dilakukan berkala setiap 6 bulan dengan betaxolol 1% tetes mata 2 x 1 untuk mata
cup disc ratio 0,3, dengan perbandingan hasil bervariasi. Pada pertengahan tahun kanan. Upaya pemberian medikamentosa
arteri/ vena 2/3 dan gambaran retina 2017 hasil EEG pasien abnormal dimana untuk menurunkan tekanan bola mata
baik serta refleks makula positif. Pasien terdapat gambaran hipofungsi umum pada pasien ini juga tidak menunjukkan
didiagnosis dengan oculi dextra et sinistra ringan dan gambaran photic driving hasil optimal sehingga dilakukan operasi
megalokornea dan suspek glaukoma di area sentroparietal. EEG terakhir trabekulektomi dengan 5-fluorouracil (5-
sekunder. Terapi yang diberikan saat itu dilakukan pada tanggal 12 November FU) pada mata kanan dengan anestesi
adalah lyteers tetes mata 4 kali sehari pada 2017 dengan hasil EEG normal. umum tanpa adanya komplikasi selama
kedua mata. Konsultasi juga dilakukan ke bagian operasi (Gambar 5).
Sebelum dikonsulkan ke bagian mata, kulit dan kelamin karena adanya Langkah operasi trabekulektomi
pasien sudah menjalani pemeriksaan gambaran makula eritema pada wajah. yang dilakukan yaitu pasien disiapkan
penunjang berupa pemeriksaan CT scan Pemeriksaan menyeluruh kulit pasien dengan bius umum (GA-OTT) dengan
kepala pada bulan Desember 2014 yang didapatkan makula eritema dengan posisi supinasi. Setelah desinfeksi
menunjukkan adanya kalsifikasi multipel batas tegas berbentuk geografika ukuran

304 Published by Intisari Sains Medis | Intisari Sains Medis 2021; 12(1): 302-308 | doi: 10.15562/ism.v12i1.859
CASE REPORT

Hari pertama pasca operasi didapatkan


tekanan bola mata pasien adalah 20
mmHg dan 18 mmHg. Pasien sudah
diperbolehkan pulang dengan obat
pulang adalah metilprednisolon 3x4 mg,
amoksisilin sirup 3x1 cth, paracetamol
3x250 mg, xitrol tetes mata 6x1 tetes pada
mata kanan. Pasien kemudian dipantau
kembali satu minggu pasca operasi dan
diperoleh tekanan bola mata kanan
menjadi 17 mmHg. Tekanan bola mata
pasien satu bulan pasca operasi meningkat
hingga 22 mmHg tanpa pemberian terapi
antiglaukoma dan dijadwalkan kontrol
satu bulan berikutnya dengan hasil
tekanan bola mata tetap yaitu 22 mmHg.
Pemeriksaan tekanan bola mata lima bulan
pasca operasi 14 mmHg tanpa pemberian
terapi antiglaucoma (Gambar 6).

PEMBAHASAN
Sindrom Sturge Weber (SSW) merupakan
suatu kumpulan penyakit dengan
manifestasi pada kulit, mata dan sistem
saraf pusat akibat mutasi gen GNAQ
Gambar 5. Prosedur operasi trabekulektomi + 5FU pada pasien dengan SSW somatik pada ectoderm. Insiden SSW
sangat jarang yaitu 1: 50.000 kelahiran
hidup dan bersifat sporadik. Pasien ini
tidak memiliki keluarga dengan kondisi
serupa sehingga hal ini sesuai dengan
hipotesis bahwa SSW bersifat sporadik.1
SSW memiliki karakteristik yang
khas dan dapat dikelompokan menjadi
trias klasik yang meliputi adanya makula
eritema yang disebut dengan port
wine stain pada wajah, leptomeningeal
angiomatosis ipsilateral dan adanya
glaukoma.2-4 Terdapat skala Roach yang
biasa digunakan untuk membagi kelainan
ini yaitu tipe I, tipe II dan tipe III dimana
A B pada tipe I dan II dapat muncul manifestasi
Gambar 6. A) Gambaran mata kanan pasca operasi hari pertama dan B) Bleb pada glaukoma, namun pada tipe III biasanya
mata kanan tidak ada manifestasi glaukoma.5
Port Wine Stain (PWS) merupakan
efloresensi makula kongenital yang bisa
menjadi progresif.5 Lesi ini dapat muncul
dan pemasangan doek steril maupun tersisa. Parasentesis dilakukan dengan stab
dengan warna merah muda yang dapat
eyedropper, dilakukan pembuatan 15 derajat, dilanjutkan dengan sklerotomi,
berubah menjadi warna merah yang lebih
flap konjungtiva dengan fornix based, kemudian iridektomi perifer di jam 12.
gelap menyerupai minuman anggur (wine)
perdarahan diatasi dengan kauter. Flap Setelah memasukkan visco elastic, sklera
dan berdistribusi sesuai nervus trigeminal
sklera dibuat dengan bentuk rectangular, dijahit dengan nylon 10.0, dilanjutkan
dengan predileksi unilateral dan ipsilateral
5-FU diaplikasikan dengan cotton bud di dengan penjahitan pada konjungtiva.
terhadap angioma pada piamater.5 PWS
atas flap sklera dan didiamkan selama 3 Langkah terakhir adalah injeksi
biasanya lebih sulit dievaluasi pada pasien
menit, kemudian cotton bud dikeluarkan subkonjungtiva dengan deksametason dan
yang berkulit gelap dengan penyebaran
dan dilakukan irigasi dengan cairan RL gentamisin, pemberian tetes mata xitrol
yang bisa meliputi area wajah yang
untuk membilas residu 5-FU yang masih dan penutupan luka (Gambar 5).
lain seperti bibir, gusi, palatum, lidah,

Published by Intisari Sains Medis | Intisari Sains Medis 2021; 12(1): 302-308 | doi: 10.15562/ism.v12i1.859 305
CASE REPORT

faring dan laring. Area leher, badan dan adanya glaukoma pada pasien dengan ini dikaitkan dengan abnormalitas yang
ekstremitas juga dapat terkena secara SSW yang dapat muncul berupa ukuran terjadi pada sudut bilik mata depan yang
ipsilateral atau kontralateral terhadap diameter kornea lebih dari 12 mm dalam terlihat pada pasien SSW. Penelitian yang
angioma fasial.2,6 tahun pertama setelah lahir, edema dilakukan sebelumnya juga menunjukkan
Pasien ini memiliki PWS pada wajah kornea, cupping nervus optikus lebih bahwa anyaman trabekulum pasien SSW
sisi kanan yang menyebar di sekitar daerah besar daripada 0,3 disertai dengan dengan memiliki kemiripan dengan anyaman
nervus trigeminal serta terdapat pada TIO tinggi.6,9 Glaukoma biasanya terjadi trabekulum orang usia lanjut dan pasien
mukosa rongga mulut dan palatum yang hanya pada PWS fasial ipsilateral tetapi glaukoma sudut terbuka.13,14
timbul sejak lahir dan bersifat menetap. bisa terjadi glaukoma bilateral bila lesinya Teori terbaru adalah kombinasi dari
Kondisi PWS ini sudah dikonsultasikan ke bilateral. Kejadian glaukoma kontralateral hambatan aliran humor aqeuos oleh
bagian kulit dan kelamin dan direncanakan dilaporkan jarang terjadi.9 malformasi sudut bilik mata depan
tindakan laser pada saat pasien dewasa Patogenesis glaukoma pada SSW masih dan peningkatan tekanan episklera
dan sudah kooperatif. Sekitar 75% belum diketahui secara pasti. Beberapa menyebabkan glaukoma pada pasien
sampai 90% pasien yang menderita SSW teori mengenai patogenesis tersebut sindrom Sturge-Weber.2 Beberapa peneliti
mengalami kejang parsial atau umum antara lain hipersekresi atau transudasi menduga bahwa malformasi sudut bilik
yang sering muncul pada tahun pertama dari hemangioma koroid, produksi akuos mata depan berkaitan dengan glaukoma
kehidupan dan dapat diikuti dengan humor meningkat karena rangsangan early-onset dan peningkatan tekanan
hemiparesis transien maupun permanen saraf, hambatan aliran aqeuos humor episklera berkaitan dengan timbulnya
dengan kemungkinan sebesar (25-60%) karena malformasi sudut bilik mata glaukoma later-onset pada pasien sindrom
serta retardasi mental yang memengaruhi depan, dan peningkatan tekanan episklera Sturge-Weber.2 Pasien SSW pada kasus
tumbuh kembang serta aktivitas pasien dimana adanya peningkatan tekanan vena ini cenderung mengarah ke kondisi later-
dalam melakukan aktivitas sehari- hari episklera disinyalir memegang peran onset glaukoma yang didukung dari gejala,
maupun di sekolah.7 Hal ini dapat terjadi penting terhadap terjadinya glaukoma manifestasi klinis dan pemeriksaan fisik
akibat adanya abnormalitas aliran darah awitan lambat.2,6,10 Salah satu teori yang yang telah dilakukan.
dalam angioma leptomeningen sehingga mendukung bahwa peningkatan tekanan Pemeriksaan penunjang yang dapat
terjadi peningkatan permeabilitas pembuluh darah episklera menyebabkan dilakukan untuk membantu penegakan
kapiler, stasis, dan oklusi vena yang bisa peningkatan tahanan pada aliran aqueos diagnosis SSW salah satunya adalah
menyebabkan gangguan neurologis awal humor pada pasien dengan SSW adalah CT scan dan MRI. CT scan mampu
seperti kejang, hemiparesis yang bersifat teori yang diajukan oleh Phelps yang memperlihatkan kalsifikasi pada
sementara maupun menetap.7 memeriksa 21 pasien SSW dengan bayi bahkan neonatus.4 Temuan lain
Pasien ini mengalami kejang berulang glaucoma dimana pembuluh darah mencakup atrofi otak, pembesaran pleksus
pada saat tahun pertama kehidupannya episklera mudah mengalami refluks ke koroideus, vena-vena pengalir yang tidak
yaitu sejak usia empat bulan hingga usia tiga dalam kanal schlemm.11 normal, dan kebocoran sawar darah-otak
tahun dengan pengobatan antikonvulsan Glaukoma sudut terbuka dan setelah bangkitan. Pemeriksaan MRI
karbamazepin dengan pemberian titrasi penurunan lapang pandang yang dengan pemberian gadolinium dapat
saat awal pemberian dan direncanakan progresif merupakan tipe glaukoma memperlihatkan angioma di piamater
diberikan hingga tiga tahun bebas kejang. yang paling sering dialami pasien sehingga pemeriksaan ini dapat membantu
Pasien juga sempat mengalami kejang dengan SSW. Terdapat analisis lain yang penegakan diagnosis SSW lebih dini.4
parsial dan hemiparesis sementara memungkinkan terjadinya glaukoma Temuan khas yang mungkin tampak
pada saat dirawat di rumah sakit. EEG pada SSW yaitu adanya abnormalitas pada MRI adalah enhancement angioma
digunakan untuk mengevaluasi bangkitan anyaman trabekulum. Barkan pada tahun leptomeningen setelah pemberian
dan lokalisasi aktivitas bangkitan pada 1957 melaporkan goniotomi memberikan gadolinium yang biasanya tidak terlihat
bangkitan refrakter pada kasus epilepsi.8 hasil baik pada pasien SSW.12 Hal tersebut di CT scan atau angiografi. Temuan lain
Pasien ini menjalani EEG berkala setiap mendukung hipotesis bahwa terdapat mencakup mielinisasi di sekitar angioma
6 bulan dengan hasil bervariasi dimana suatu membran yang menutupi sudut leptomeningen, pleksus koroideus besar
tampak gambaran abnormal berupa bilik mata dan menghambat aliran aqeuos yang ukurannya berkorelasi dengan
hipofungsi umum ringan dan gambaran humor. Tindakan goniotomi berfungsi pembesaran angioma, serta oklusi
photic driving di area sentroparietal pada untuk melepaskan membran ini dari sudut sinovenous progresif di MRI venografi.
pertengahan tahun 2017 dan gambaran bilik mata depan sehingga melancarkan Pasien dengan SSW dapat mengalami
EEG normal 6 bulan setelahnya. aliran aqueos humor.12 Kelainan anatomi penurunan volume substansia alba di
Manifestasi okuler yang bisa muncul pada jalur aqueous humor lainnya hemisfer serebri yang terletak sesisi
pada pasien dengan SSW adalah dikemukakan oleh Christiansen dan dengan angioma. Menurut Bosnyak E et
glaukoma dengan insiden sekitar 30% Records yang melaporkan bahwa letak al., kondisi ini berkaitan dengan tingkat
sampai 70%. Kondisi ini dapat muncul insersi pangkal iris dan korpus siliaris IQ dan mungkin berperan terhadap
sejak lahir namun dapat pula terjadi pada pada anyaman trabekulum mengalami terjadinya gangguan kognitif pada anak
usia anak-anak maupun dewasa.9 Tanda perubahan yaitu lebih ke anterior. Hal dengan SSW.15 Pasien mengalami epilepsi

306 Published by Intisari Sains Medis | Intisari Sains Medis 2021; 12(1): 302-308 | doi: 10.15562/ism.v12i1.859
CASE REPORT

dan juga hemiparesis transien dengan ditimbulkan dari pemberian latanoprost pada glaukoma early-onset.22 Hal
risiko terjadinya penurunan suplai oksigen menjadi salah satu pertimbangan ini berdasarkan pada trabekulotomi
ke otak.15 Pasien saat diperiksa sering pemilihan obat antiglaukoma lain pada dilakukan untuk membebaskan hambatan
tidak kooperatif terutama saat dilakukan pasien pada laporan kasus ini. aliran humor akuos dan trabekulektomi
pemeriksaan visus, tekanan bola mata Pasien pada kasus didiagnosis dengan dilakukan untuk menurunkan tekanan
dan saraf mata di poli mata, namun orang megalokornea dan dicurigai glaukoma episklera.6
tua pasien menyangkal adanya hambatan sekunder akibat SSW. Trabekulektomi Hingga saat ini belum ada pedoman
dalam tumbuh kembang pasien dan hasil dilakukan bertujuan untuk membuat khusus dalam menangani glaukoma pada
pemantauan dari bagian pediatri masih saluran baru yang mengalirkan humor pasien dengan SSW. Studi yang dilakukan
menyatakan bahwa tumbuh kembang akuos dari bilik mata depan ke ruang sub oleh van Emlen C et al., melaporkan
pasien masih sesuai dengan anak konjungtiva. Saluran baru diharapkan pemberian terapi medikamentosa dan
seusianya. dapat bertahan dalam jangka waktu lama disertai dengan cyclocryotherapy.23 Terapi
Glaukoma yang berhubungan dengan sehingga dapat mempertahankan TIO kombinasi tersebut dilaporkan membuat
SSW umumnya lebih sulit ditangani sesuai target yang diharapkan. Operasi tekanan intraokuler stabil yaitu kurang
dengan tingkat keberhasilan terapi yang filtrasi seperti yang dilakukan pada pasien dari 21 mmHg pada seluruh pasien.23
rendah dan risiko komplikasi pasca ini juga dilakukan oleh Lindemann F et al., Akan tetapi diperlukan pertimbangan
operasi yang cukup tinggi. Modalitas dimana tindakan trabekulektomi dengan yang matang dalam memutuskan perlunya
terapi awal yang dapat diberikan adalah 5-FU dianggap merupakan prosedur tindakan cyclocryotherapy terutama pada
medikamentosa berupa golongan pembedahan yang efisien sebagai kasus glaukoma dengan tajam penglihatan
betablocker topikal seperti timolol 0,25% terapi glaukoma dengan rerata tekanan yang masih baik maupun pada kasus awal
dan inhibitor karbonik anhidrase seperti intraokuler (TIO) menurun dari 27.2± saat modalitas terapi lain belum dicoba
diamox. Dosis diamox yang diberikan 6.7 menjadi 13.2 ± 4.2 mmHg pada tahun karena tindakan cyclocryotherapy ini dapat
adalah 10-15 mg/kgBB/hari. Selain pertama dan 13.8 ± 3.7 mmHg setelah 3 menimbulkan risiko terjadinya ptisis bulbi
itu prostaglandin analog juga menjadi tahun.20 pada pasien.
salah satu pilihan terapi topikal pada Studi oleh sebelumnya dilakukan Studi lain oleh Sidoti PA et al.,
pasien dengan glaukoma akibat SSW. terhadap 36 mata pasien SSW dengan melaporkan bahwa trabekulektomi dengan
Studi sebelumnya mencoba meneliti glaukoma.21 Penelitian pada tahun mitomycin C sebagai terapi alternatif.24
efek pemberian latanaprost pada pasien 1990 ini dilakukan untuk mempelajari Tekanan intraokuler pada 59% dari 29
sindrom Sturge-Weber.16,17 Altuna JC et al., jenis terapi intervensi bedah, alasan pasien terkontrol antara 5 mmHg dan
mendapatkan 3 dari 18 pasien mengalami dari intervensi bedah dan waktu 21 mmHg selama 3 tahun tanpa disertai
penurunan tekanan intraokuler sebanyak dilakukan terapi intervensi bedah.21 intervensi lain ataupun komplikasi.
20% setelah pemberian latanaprost selama Studi ini mendapatkan bahwa 45% Namun 5 pasien mengalami infeksi
6 bulan.16 Sedangkan Yang CB et al., pasien dilakukan terapi intervensi bedah yaitu blebitis dan endoftalmitis.24 Hal ini
memperoleh hasil adanya kegagalan terapi dengan alasan perubahan yang terjadi tidak didapatkan pada penelitian yang
pada pasien anak- anak dengan tekanan pada nervus optikus sedangkan 55% dilakukan oleh beberapa studi sebelumnya
bola mata dan PWS sebesar 66,6% setelah dilakukan dengan alasan peningkatan yang juga melakukan kombinasi terapi
satu bulan pemberian latanoprost.17 Hal tekanan intraokuler yang terjadi.21 Hasil tersebut untuk mengatasi glaukoma pada
ini kemungkinan disebabkan oleh anatomi penelitian Iwach AG et al., melaporkan pasien sindrom Stuger-Weber.23-26
dari trabecular meshwork pada pasien bahwa goniotomi yang disertai dengan Studi yang dilakukan oleh Hamush NG
dengan PWS sejak lahir menyerupai terapi medikamentosa adalah terapi et al., dan Budenz DL et al., melaporkan
anatomi dari trabecular meshwork pada yang paling efektif dibandingkan dengan penggunaan implant pada pasien
pasien dengan glaukoma kongenital, goniotomi saja, maupun operasi lain glaukoma pada SSW.27,28 Budenz DL
sedangkan kondisi trabecular meshwork seperti trabekulektomi saja.21 Iwach AG et al., melaporkan bahwa penggunaan
pada pasien dengan PWS yang mengalami et al., juga merekomendasikan tindakan Baerveldt device dapat menjaga tekanan
glaukoma onset lambat menyerupai goniotomi pada pasien usia muda karena intraokuler tetap berada dibawah 21
anatomi trabecular meshwork normal, menunjukkan hasil yang baik dengan mmHg.28 Hamush NG et al., melaporkan
namun masih diperlukan penelitian lebih komplikasi minimal.21 bahwa penggunaan Ahmed implants dapat
lanjut untuk membuktikan hal ini.18 Sakai Sumber kepustakaan lain menjaga tekanan intraokuler tetap berada
H et al., juga memaparkan efek samping menyebutkan bahwa penatalaksanaan dibawah 21 mmHg pada 79% dari 11 mata
pemberian latanoprost yaitu adanya glaukoma pada pasien dengan SSW dalam 2 tahun, 59% dalam 3,5 tahun, dan
kejadian choroidal detachment pada dapat dilakukan melalui intervensi bedah 30% dalam 5 tahun.27
pasien dengan SSW yang diberikan terapi yaitu goniotomi atau trabekulotomi
latanoprost dengan perbaikan total dari yang biasanya dilakukan pada bayi SIMPULAN
choroidal detachment setelah pemberian baru lahir dengan trabeculodysgenesis.22
Sindrom Sturge Weber merupakan
latanoprost dihentikan.19 Efikasi yang tidak Sedangkan kombinasi trabekulektomi
suatu sindrom neurokutaneus dengan
optimal serta efek samping yang mungkin dan trabekulotomi sangat baik dilakukan
manifestasi yang dapat muncul pada

Published by Intisari Sains Medis | Intisari Sains Medis 2021; 12(1): 302-308 | doi: 10.15562/ism.v12i1.859 307
CASE REPORT

mata dan sistem saraf pusat. Manifestasi 6. Mantelli F, Bruscolini A, La Cava M, 19. Sakai H, Sakima N, Nakamura Y, Nakamura
pada mata yang paling sering terjadi Abdolrahimzadeh S, Lambiase A. Ocular Y, Hayakawa K, Sawaguchi S. Ciliochoroidal
manifestations of Sturge-Weber syndrome: effusion induced by topical latanoprost in a
adalah glaukoma. Penatalaksanaan pathogenesis, diagnosis, and management. Clin patient with sturge-weber syndrome.  Jpn J
glaukoma pada pasien dengan SSW Ophthalmol. 2016;10:871-878. Ophthalmol. 2002;46(5):553-555.
sering memberikan hasil yang kurang 7. Jülich K, Neuberger I, Sahin M, Takeoka 20. Lindemann F, Plange N, Kuerten D,
optimal apabila hanya diterapi dengan M, Pinto A, Prabhu SP. Yield of Emergent Schimitzek H, Koutsonas A. Three-
Neuroimaging in Patients With Sturge-Weber Year Follow-Up of Trabeculectomy with
pemberian medikamentosa saja. Tindakan Syndrome Presenting With Acute Neurologic 5-Fluorouracil. Ophthalmic Res. 2017;58(2):74-
operasi seperti operasi filtrasi dengan Symptoms. J Child Neurol. 2019;34(1):17-21. 80.
trabekulektomi merupakan salah satu 8. Brenner RP, Sharbrough FW. 21. Iwach AG, Hoskins HD Jr, Hetherington J Jr,
terapi pilihan untuk menangani glaukoma Electroencephalographic evaluation in Sturge- Shaffer RN. Analysis of surgical and medical
pada pasien SSW dengan hasil operasi Weber syndrome.  Neurology. 1976;26(7):629- management of glaucoma in Sturge-Weber
632. syndrome.  Ophthalmology. 1990;97(7):904-
yang cukup baik. 9. Javaid U, Ali MH, Jamal S, Butt NH. 909.
Pathophysiology, diagnosis, and management 22. Ali MA, Fahmy IA, Spaeth GL. Trabeculectomy
KONFLIK KEPENTINGAN of glaucoma associated with Sturge-Weber for glaucoma associated with Sturge-Weber
syndrome.  Int Ophthalmol. 2018;38(1):409- syndrome.  Ophthalmic Surg. 1990;21(5):352-
Tidak ada 416. 355.
10. Wahab A, Wahab S, Khan RA, Goyal R, Dabas 23. van Emelen C, Goethals M, Dralands L, Casteels
N. Sturge Weber Syndrome: A Review. Bombay I. Treatment of glaucoma in children with
PENDANAAN Hospital Journal. 2008;50(1):55-58. Sturge-Weber syndrome. J Pediatr Ophthalmol
11. Phelps CD. The pathogenesis of glaucoma in Strabismus. 2000;37(1):29-34.
Pribadi Sturge-Weber syndrome.  Ophthalmology. 24. Sidoti PA, Belmonte SJ, Liebmann
1978;85(3):276-286. JM, Ritch R. Trabeculectomy with
KONTRIBUSI PENULIS 12. Barkan O. Goniotomy for glaucoma associated mitomycin-C in the treatment of pediatric
with nevus flammeus; successful operation in glaucomas.  Ophthalmology. 2000;107(3):422-
Seluruh penulis memiliki kontribusi yang two cases.  Am J Ophthalmol. 1957;43(4 Part 429.
sama dalam penulisan laporan kasus ini 1):545-549. 25. Board RJ, Shields MB. Combined
baik dari pemilihan kasus, tindakan yang 13. Christensen GR, Records RE. Glaucoma and trabeculotomy-trabeculectomy for the
expulsive hemorrhage mechanisms in the management of glaucoma associated wih
akan dilakukan, hingga evaluasi secara Sturge-Weber syndrome.  Ophthalmology. Sturge-Weber syndrome.  Ophthalmic Surg.
berkala terhadap luaran klinis yang dicapai 1979;86(7):1360-1366. 1981;12(11):813-817.
pada pasien setelah tindakan. 14. Cibis GW, Tripathi RC, Tripathi BJ. Glaucoma 26. Agarwal HC, Sandramouli S, Sihota R, Sood
in Sturge-Weber syndrome.  Ophthalmology. NN. Sturge-Weber syndrome: management
1984;91(9):1061-1071. of glaucoma with combined trabeculotomy-
DAFTAR PUSTAKA 15. Bosnyák E, Behen ME, Guy WC, Asano E, trabeculectomy.  Ophthalmic Surg.
1. Shirley MD, Tang H, Gallione CJ, Baugher Chugani HT, Juhász C. Predictors of Cognitive 1993;24(6):399-402.
JD, Frelin LP, Cohen B, et al. Sturge-Weber Functions in Children With Sturge-Weber 27. Hamush NG, Coleman AL, Wilson MR. Ahmed
syndrome and port-wine stains caused by Syndrome: A Longitudinal Study.  Pediatr glaucoma valve implant for management of
somatic mutation in GNAQ. N Engl J Med. Neurol. 2016;61:38-45. glaucoma in Sturge-Weber syndrome.  Am J
2013;368(21):1971-9. 16. Altuna JC, Greenfield DS, Wand M, Liebmann Ophthalmol. 1999;128(6):758-760.
2. Higueros E, Roe E, Granell E, Baselga E. Sturge- JM, Taglia DP, Kaufman PL, et al. Latanoprost 28. Budenz DL, Sakamoto D, Eliezer R, Varma R,
Weber Syndrome: A Review. Síndrome de in glaucoma associated with Sturge-Weber Heuer DK. Two-staged Baerveldt glaucoma
Sturge-Weber: revisión.  Actas Dermosifiliogr. syndrome: benefits and side-effects. J Glaucoma. implant for childhood glaucoma associated
2017;108(5):407-417. 1999 Jun;8(3):199-203. PMID: 10376261. with Sturge-Weber syndrome. Ophthalmology.
3. Oakes WJ. The natural history of patients 17. Yang CB, Freedman SF, Myers JS, Buckley EG, 2000;107(11):2105-2110.
with the Sturge-Weber syndrome.  Pediatr Herndon LW, Allingham RR. Use of latanoprost
Neurosurg. 1992;18(5-6):287-290. in the treatment of glaucoma associated with
4. Comi AM. Presentation, diagnosis, Sturge-Weber syndrome.  Am J Ophthalmol.
pathophysiology, and treatment of the 1998;126(4):600-602.
neurological features of Sturge-Weber 18. Ong T, Chia A, Nischal KK. Latanoprost in port
syndrome. Neurologist. 2011;17(4):179-184. wine stain related paediatric glaucoma.  Br J
5. Ray D, Mandal AK, Chandrasekhar G, Naik M, Ophthalmol. 2003;87(9):1091-1093.
Dhepe N. Port-wine vascular malformations
and glaucoma risk in Sturge-Weber syndrome. J
AAPOS. 2010;14(1):105.

308 Published by Intisari Sains Medis | Intisari Sains Medis 2021; 12(1): 302-308 | doi: 10.15562/ism.v12i1.859

You might also like