You are on page 1of 9

‫هللا ُْأك َب ْر هللا ُْأك َب ْر هللا ُْأك َب ْرهللا ُْأك َب ْر هللا ُْأك َب ْر هللا ُْأك َب ْرهللا‬ Hari ini,

Hari ini, takbir dan tahmid berkumandang


ِ ‫ُْأك َب ْر هللا ُْأك َب ْر هللا ُْأك َب ْر الَإلَ َه إالَّ هللا َُوهللا ُأ ْك َب ْر هللا ُأ ْك َب ْر َوهَّلِل‬ di seluruh penjuru dunia, mengagungkan
ْ ‫ت الَّذ‬
‫ِي َه دَا َنا‬ ْ ‫الح ْم ُد هَّلِل ِ الَّذ‬
َّ ‫ِي ِب ْنِع َمتِ ِه َتتِ ُّم‬
ِ ‫الص ال َِحا‬ َ ، ‫ا ْل َح ْمد‬ asma Allah SWT. Gema takbir yang
‫أش َه ُد أنْ الَإلَ َه‬ ْ ، ُ ‫ِي َل ْوالَ أنْ َه دَا َنا هللا‬ َ ‫لِ َه َذا َو َما ُك َّنا لِ َن ْه َتد‬ disuarakan oleh lebih dari satu setengah
َ ‫ب أ ُ ْن ِزل‬
ٍ ‫ص َنا ِب َخ ْي ِر ِك َت ا‬ ُ ‫ش ِر ْي َك َل ُه الَّ ِذ‬
َّ ‫ي َخ‬ َ َ‫إالَّ هللا َُو ْح دَ هُ ال‬
milyar umat manusia di muka bumi ini,
‫َوأَ ْك َر َم َن ا ِب َخ ْي ِر َن ِب ٍّى أ ُ ْر ِس ل َ َوأَ َت َّم َعلَ ْي َن ا ال ٍّن ْع َم َة ِب أ َ ْع َظ ِم ِد ْي ِن‬
menyeruak di setiap sudut kehidupan, di
‫ت َعلَ ْي ُك ْم‬
ُ ‫ت لَ ُك ْم ِد ْي َن ُك ْم َوأ ْت َم ْم‬
ُ ‫ أل َي ْو َم ْأك َم ْل‬، ‫إلسالَ ِم‬ َ
ْ ‫ش ْر ٍع ِد ْي ِن ْا‬
masjid, di lapangan, di surau, di kampung-
ُ‫ش َه ُد أنَّ ُم َح َّمدً ا َع ْب ُده‬ ْ ‫ َو أ‬، ‫إلس َل َم ِد ْي ًنا‬
ْ ‫ت َل ُك ُم ْا‬ ُ ‫ن ِْع َمت ِْي َو َرضِ ْي‬
kampung, di gunung-gunung, di pasar, dan
‫ص َح ْاأل ُ َّم َة‬
َ ‫س الَ َة َو َن‬ ِّ ‫ِي أَدَّى ْاألَ َما َن َة َو َبلَّ َغ‬
َ ‫الر‬ ْ ‫س ْولُ ُه الَّذ‬
ُ ‫َو َر‬
di seluruh pelosok negeri umat Islam.
‫ الَ َي ِز ْي ُغ‬، ‫ار َه ا‬ ِ ‫ض اءِ َل ْيلُ َه ا َك َن َه‬ َ ‫َو َت َر َك َن ا َع‬
َ ‫لى ْال َم َح َّج ِة ْال َب ْي‬
َ ‫ار ْك َعلَى‬
‫س ِّي ِد َنا ُم َح َّم ٍد‬ ِ ‫سلِّ ْم َو َب‬َ ‫صل ِّ َو‬َ ‫ أللَّ ُه َّم‬,‫َع ْن َها إالَّ هَالِ ٌك‬
َّ ‫ص َحا َبتِ ِه‬
‫الطاه ِِر ْي ِن َو َمنْ َت ِب َع ُه ْم‬ َ ‫ال َّن ِب ِّي ْال َك ِر ْي ِم َو َعلَى آلِ ِه َو‬
Pekik suara takbir itu juga kita bangkitkan
,ُ‫ أ َّما َب ْعد‬. ‫ان إ َلى َي ْو ِم الدِّ ْي ِن‬
ٍ ‫س‬َ ‫إح‬
ْ ‫ِب‬
disini, di bumi tempat kita bersujud dan
bersimpuh ke hadirat-Nya. Iramanya
memenuhi ruang antara langit dan bumi,
‫هللا َح َّق ُت َقاتِ ِه َوالَ َت ُم ْو ُتنَّ إالَّ َوأَ ْن ُت ْم‬ َ ‫َف َي ا عِ َب ادَ هللاِ ! ا َّتقُ وا‬
disambut riuh rendah suara malaikat nan
‫اعلَ ُم ْوا أَنَّ َي ْو َم ُك ْم‬ْ ‫ َو‬, َ‫ُم ْسلِ ُم ْونَ َوا ْف َعلُوا ا ْل َخ ْي َر لَ َعلَّ ُك ْم ُت ْفلِ ُح ْون‬
‫ َولِ ُت ْك ِملُ ْوا‬: َّ ‫ َق ال َ هللا َُع َّز َو َج ل‬,‫َه َذا َي ْو ٌم َعظِ ْي ٌم َو ِع ْي ٌد َك ِر ْي ٌم‬ khusyu’ dalam penghambaan diri mereka

ْ ‫لى َما هَدَا ُك ْم َولَ َعلَّ ُك ْم َت‬ kepada Allah SWT. Getarkan qalbu (hati)
: َ‫ش ُك ُر ْون‬ َ ‫ال ِع َّد َة َولِ ُت َك ِّب ُروا‬
َ ‫هللا َع‬
mukmin yang tengah dzikrullah, penuh
mahabbah, penuh ridha, penuh roja’
Hadirin sidang Jamaah Idul Fitri yang (pengharapan) akan hari perjumpaannya
Dimuliakan Allah dengan Sang Khaliq, Dzat yang mencipta
jagat raya dengan segala isinya.
Dalam suasana pagi hari yang khidmat
berselimut rahmat dan kebahagiaan ini,
marilah kita senantiasa memanjatkan puji
Kumandang takbir dan tahmid itu
syukur ke hadirat Allah SWT, atas segala
sesungguhnya adalah wujud kemenangan
curahan rahmat dan nikmat-Nya kepada
dan rasa syukur kaum muslimin kepada
kita semua, sehingga di pagi hari yang cerah
Allah SWTatas keberhasilannya meraih
ini kita dapat menunaikan sholat ‘dul Fitri
fitrah (kesucian diri) melalui mujahadah
dengan khusyu’ dan tertib.
(perjuangan lahir dan batin) dan
pelaksanaan amal ibadah selama bulan suci Dalam suasana kemenangan ini, marilah
Ramadhan yang baru berlalu. Allah SWT kita menghayati kembali makna kefitrahan
menegaskan : kita, baik sebagai hamba Allah maupun
sebagai khalifatullah fil ardli. Idul Fitri yang
dimaknai kembali kepada kesucian ruhani,’
‫لى َم ا َه دَا ُك ْم َولَ َعلَّ ُك ْم‬
َ ‫َولِ ُت ْك ِملُ ْوا ال ِع دَّ َة َولِ ُت َك ِّب ُروا هللاَ َع‬ atau ‘kembali ke asal kejadian manusia
َ‫ش ُك ُر ْون‬ْ ‫َت‬
yang suci, atau ‘kembali ke agama yang
benar’, sesungguhnya mengisyaratkan,
bahwa setiap orang yang merayakan Idul
“Dan hendaklah kamu menyempurnakan
fitri berarti dia sedang merayakan kesucian
bilangannya dan mengagungkan Allah atas
ruhaninya, mengurai asal kejadiannya dan
petunjuk-Nya yang diberikan kepada kamu
menikmati sikap keberagamaan yang benar,
semoga kamu bersyukur (kepada-Nya).”
keberagamaan yang diridlai Allah swt.
(QS. al-Baqoroh : 185)

Di sinilah sesungguhnya letak keagungan


Islam sesungguhnya telah mengajarkan
dan kebesaran hari raya Idul fitri, Hari di
takbir kepada umatnya, agar ia senantiasa
mana para hamba Allah merayakan
mengagungkan asma Allah SWT kapanpun
keberhasilannya mengembalikan kesucian
dan di manapun, saat adzan kita
diri dari segala dosa dan khilaf melalui
kumandangkan takbir, saat iqamah kita
pelaksanaan amal shaleh dan ibadah puasa
lafalkan takbir, saat membuka shalat kita
Ramadhan, sebagaimana disabdakan
ucapkan takbir, saat bayi lahir kita
Rasulullah SAW :
perdengarkan kalimat takbir, saat
menyembelih hewan kita baca takbir,
bahkan saat di medan laga perjuangan, kita
ْ‫ِس ا ًبا ُغفِ َر َل ُه َم ا َت َق َّد َم مِن‬ ْ ‫ض انَ إ ْي َما ًن ا َو‬
َ ‫احت‬ َ ‫صا َم َر َم‬
َ ْ‫َمن‬
juga mengumandangkan suara takbir. ‫َذ ْن ِب ِه‬

‫هللا ُْأك َب ْر هللا ُْأك َب ْر هللا ُْأك َب ْر َوهَّلِل ِ ا ْل َح ْمد‬ “Siapa yang berpuasa di bulan Ramadhan
atas dasar keimanan dan dilaksanakan
dengan benar, maka ia diampuni dosa- maaf dan senyum sapa yang tulus penuh
dosanya yang telah lewat”. (HR. Imam dengan persaudaraan dan kehangatan
Muslim). silaturrahim antar sesama.

Namun patut diingat, bahwa dosa atau Terkait dengan kemuliaan orang yang
kekhilafan antar sesama umat manusia, ia mampu mensucikan dirinya ini, Allah SWT
baru terampuni apabila mereka saling menggambarkan dalam firman-Nya, Surat
memaafkan, dan karena itulah, mari kita Al-Fathir, ayat 18-21 :
jadikan momentum Idul Fitri yang suci ini
untuk saling meminta dan memberi maaf
atas segala kesalahan antar sesama, kita )18( ‫ص ْي ُر‬ ِ ‫َو َمنْ َت َز َّكى َفإ َّن َم ا َي َت َز َّكى لِ َن ْف ِس ِه َوإلَى هللاِ ا ْل َم‬
ُ ‫) َوالَ ال ُّظلُ َم‬19( ‫ص ْي ُر‬
َ‫ات َوال‬ ِ ‫َو َم ا َي ْس َت ِو ْي ْاألَ ْع َمى َو ْال َب‬
buang perasaan dendam, kita sirnakan
ِّ َ‫) َوال‬20( ‫ال ُّن ْو ُر‬
َ ‫الظل ُّ َوالَ ْا‬
.)21( ‫لح ُر ْو ُر‬
keangkuhan dan kita ganti dengan pintu
maaf dan senyum sapa yang tulus penuh “Barang siapa yang mensucikan dirinya,
dengan persaudaraan dan kehangatan sesungguhnya dia telah mensucikan diri
silaturrahim antar sesama. untuk memperoleh kebahagiaannya sendiri.
Dan hanya kepada Allah-lah tempat
kembalimu. Bukankah tidak sama orang
‫هللا ُْأك َب ْر هللا ُْأك َب ْر هللا ُْأك َب ْر َوهَّلِل ِ ا ْل َح ْمد‬ yang buta dengan orang yang melihat ?
Bukankah pula tidak sama gelap-gulita
dengan terang-benderang ? Dan bukankah
Namun patut diingat, bahwa dosa atau
juga tidak sama yang teduh dengan yang
kekhilafan antar sesama umat manusia, ia
panas ?” (QS. al-Fathir : 18-21)
baru terampuni apabila mereka saling
memaafkan, dan karena itulah, mari kita Pada ayat tersebut, Allah SWT

jadikan momentum Idul Fitri yang suci ini membandingkan antara orang yang mampu

untuk saling meminta dan memberi maaf mensucikan jiwanya dengan yang suka

atas segala kesalahan antar sesama, kita mengotorinya, laksana orang yang melihat

buang perasaan dendam, kita sirnakan dengan orang yang buta, laksana terang

keangkuhan dan kita ganti dengan pintu dan gelap, laksana teduh dan panas.
Sungguh sebuah metafora yang patut kita apapun, hendaknya disadari bahwa selain
renungkan. Allah seolah hendak merupakan nikmat, ia juga sekaligus
menyatakan bahwa manusia yang suci, sebagai amanat.
manusia yang baik, manusia yang menang
Perbuatan yang indah akan melahirkan seni
dan beruntung itu, adalah mereka yang
dan estetika, dan seni akan menghasilkan
mau dan mampu melihat persoalan
kreatifitas yang membangun dan
lingkungannya secara bijak dan kemudian
menyejukkan. Perbuatan baik akan
bersedia menyelesaikannya, mereka yang
menimbulkan etika dan menciptakan
mampu menjadi lentera di kala gelap, dan
tatanan kehidupan yang tertib dan
menjadi payung berteduh di kala panas.
harmonis, sementara kebenaran akan
Mereka inilah pemilik agama yang benar,
menghasilkan ilmu pengetahuan yang
agama yang hanifiyyah wa al-samhah –
mengantarkan kemajuan peradaban umat
terbuka, toleran, pemaaf, dan santun. Inilah
manusia. Karenanya perubahan ke arah
agama tauhid, agama Nabi Ibrahim dan
yang lebih baik hanya akan dapat
anak keturunannya : Ismail, Ishaq, Ya’kub,
diwujudkan oleh pribadi-pribadi yang dalam
Yusuf, dan Nabi Muhammad saw.
dirinya telah bersemi ke-Fitrah-an.

‫هللا ُْأك َب ْر هللا ُْأك َب ْر هللا ُْأك َب ْر َوهَّلِل ِ ا ْل َح ْمد‬


‫هللا ُأ ْك َب ْر هللا ُأ ْك َب ْر هللا ُْأك َب ْر َوهَّلِل ِ ا ْل َح ْمد‬

Idul Fitri pada hakikatnya memberikan


Oleh karena Fitrah manusia dapat berubah
pesan kepada kita, bahwa syari’at Islam
dari waktu ke waktu berubah karena
mengajarkan kepada kesucian, keindahan,
pergaulan, karena pengaruh budaya dan
kebersamaan dan mengarahkan umatnya
lingkungan, karena latar belakang
memiliki kepedulian sosial yang tinggi.
pendidikan dan karena faktor-faktor lain,
Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing,
maka agar Fitrah itu tetap terpelihara
duduk sama rendah berdiri sama tinggi,
kesuciannya, hendaknya ia selalu mengacu
rukun dalam kebersamaan dan bersama
pada pola kehidupan islami yang
dalam kerukunan. Segala kelebihan yang
berlandaskan Al-Qur’an, As-Sunnah dan
melekat dalam diri manusia dalam bentuk
teladan para ulama, pola kehidupan yang
bersendikan nilai-nilai agama dan akhlak Hadirin sidang Jamaah Idul Fitri yang
mulia, sehingga darinya diharapkan mampu Berbahagia
membangun manusia seutuhnya, insan
Ibadah shaum pada hakekatnya
kamil yang memiliki keteguhan iman,
merupakan suatu proses penempaan dan
keluasan ilmu pengetahuan serta tangguh
pencerahan diri, yakni upaya yang secara
menjawab berbagai peluang dan tantangan
sengaja dilakukan untuk mengubah perilaku
kehidupan.
setiap Muslim, menjadi orang yang semakin
meningkat ketakwaannya. Melalui ibadah
shaum -sebagai manusia yang memiliki
Karena itu, segala kebiasaan baik yang telah
nafsu dan cenderung ingin selalu mengikuti
kita lakukan di bulan suci Ramadhan, baik
hawa nafsu- kita dilatih untuk
ibadah shiyam, qiyamullail, tilawah dan
mengendalikan diri supaya menjadi
tadabbur Al-Quran, peduli kaum dluafa,
manusia yang dapat berprilaku sesuai
mengendalikan amarah dan hawa nafsu,
dengan Fitrah aslinya. Fitrah asli manusia
menjaga kejujuran hendaknya tetap kita
adalah cenderung taat dan mengikuti
lestarikan dan bahkan kita tingkatkan
ketentuan Allah SWT. Melalui proses
sedemikian rupa agar dapat menjadi tradisi
pencerahan yang terkandung dalam ibadah
yang mulia dalam diri, keluarga dan
shaum diharapkan setiap muslim menjadi
lingkungan masyarakat kita, sehingga Fitrah
manusia yang di mana pun kehadirannya,
yang telah kita raih di hari yang agung ini
terutama dalam masyarakat yang bersifat
akan tetap terpelihara hingga ahir
plural ini dapat memberi manfaat kepada
kehidupan kita. Marilah kita jadikan spirit
sesama.
ibadah puasa sebagai perisai diri kita dari
godaan dan ujian kehidupan di masa-masa
mendatang.
Risalah Islam sesungguhnya bukan hanya
diperuntukkan bagi umat Islam saja, tetapi
ajarannya juga syarat dengan nilai-nilai
‫هللا ُْأك َب ْر هللا ُْأك َب ْر هللا ُْأك َب ْر َوهَّلِل ِ ا ْل َح ْمد‬
yang bersifat universal. Seperti ajaran yang
menekankan pentingnya setiap muslim agar
mau dan mampu memberi manfaat kepada
sesama. Dalam pandangan Islam, salah satu berputar”, sekali waktu bertengger di atas,
indikator kualitas kepribadian seseorang pada waktu lain tergilas di bawah. Kemarin
adalah seberapa besar kehadirannya sebagai pejabat sekarang kembali menjadi
mampu memberi manfaat kepada sesama, rakyat, satu saat kaya, saat yang lain hidup
atau dalam bahasa lain semakin besar sengsara, kemarin sehat bugar, saat ini
kemampuan seseorang memberikan berbaring sakit, bahkan mungkin tetangga
manfaat kepada orang lain, maka semakin kita, saudara kita, orang tua kita, suami/istri
unggul pula kualitas keberagamaannya. kita, anak-anak kita tahun kemaren masih
Rasulullah SAW bersabda : melaksanakan shalat ‘id disamping kita,
sekarang mereka, orang-orang yang kita
cintai itu telah tiada dan kembali kehadirat-
َ ‫ص ََّّلّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو‬
‫س ّل َم‬ َ ‫اب ٍر َرضِ َي هللاُ َع ْن ُه أنَّ ال َّن ِب َّي‬ ِ ‫َعنْ َج‬ Nya. Kehidupan dunia ini tidak ada yang
ِ ‫اس أ ْن َف ُع ُه ْم لِل َّن‬
‫اس‬ ِ ‫ َخ ْي ُر ال َّن‬: َ ‫َقال‬ kekal, ia akan terus bergerak sesuai dengan
kehendak dan ketentuan Rabbul ‘Alamin.

Artinya “Sebaik-baik manusia (Muslim)


adalah orang yang paling (banyak) memberi
Sebagai seorang mukmin, tentu tidak ada
manfaat kepada manusia”. (HR. Al-Qudla’i)
celah untuk bersikap frustasi dan menyerah
kepada keadaan, akan tetapi ia harus tetap
optimis, bekerja keras dan cerdas seraya
‫هللا ُْأك َب ْر هللا ُْأك َب ْر هللا ُْأك َب ْر َوهَّلِل ِ ا ْل َح ْمد‬
tetap mengharap bimbingan Allah SWT,
karena sesungguhnya rahmat dan

Hal lain yang perlu kita sadari dalam pertolongan-Nya akan senantiasa

mengarungi samudera kehidupan ini mengiringi hamba-hamba-Nya yang sabar

adalah, bahwa telah menjadi sunnatullaah dan teguh menghadapi ujian. Sebagai

bila kehidupan ini diwarnai dengan susah seorang mukmin, kita juga tak boleh hanyut

dan senang, tangis dan tawa, rahmat dan dalam godaan dan glamornya kehidupan

bencana, menang dan kalah, peluang dan yang menipu dan fana ini.

tantangan yang acap kali menghiasi


dinamika kehidupan kita. Orang bijak sering
menyatakan, “hidup ini laksana roda
Justru sebaliknya, orang mukmin harus menatap sisa-sisa perjalanannya yang
terus menerus berusaha mengobarkan obor masih panjang di mana ujung rimbanya
kebajikan, menebarkan marhamah, belum tentu dapat mencapai keselamatan.
menegakkan da’wah, merajut ukhuwah dan
menjawab segala tantangan dengan penuh
kearifan dan kesungguhan. Bukankah Allah Tamsil tentang kehidupan ini hendaknya

SWT telah berjanji : mengingatkan, agar kita senantiasa


berupaya memanfaatkan umur yang kita
miliki dengan sebaik-baiknya, usia yang
. َ‫َوالَ َت ِه ُن ْوا َوالَ َت ْح َز ُن ْوا َوأَ ْن ُت ُم ْاألَ ْعلَ ْونَ إِنُ ُك ْن ُت ْم ُم ْؤ ِمنِ ْين‬ masing-masing kita miliki pasti masih akan
tetap menghadapi tantangan, ujian dan
selera kehidupan yang menggoda,
Artinya “Dan janganlah kamu bersikap
karenanya kita harus tetap mawas diri dan
lemah dan bersedih hati, padahal kalian
tidak terbuai dengan nafsu angkara murka
orang-orang yang paling tinggi derajatnya
yang suatu saat dapat menjerumuskan kita
jika kamu orang-orang yang beriman”. (QS.
dalam limbah kenistaan, kita pergunakan
Ali Imran : 140).
kesempatan dan sisa umur yang kita tidak
pernah tahu kapan akan berakhir ini untuk
memperbanyak bekal dan amal shaleh guna
Abu Hamid bin Muhammad Al Ghozali
meraih keselamatan dan kebahagiaan
dalam Ihya Ulumuddin melukiskan para
hidup, baik di alam dunia yang fana ini,
penghuni kehidupan dunia ini laksana
maupun di alam akhirat yang kelal abadi.
seorang pelaut yang sedang mengarungi
samudera, satu tarikan nafas bagaikan satu
rengkuhan dayung, cepat atau lambat biduk
Suatu saat Lukman Al Hakim, seorang shalih
yang ditumpangi akan mengantarkannya ke
yang namanya diabadikan dalam Al-Qur’an
pantai tujuan. Dalam perjalanan itu, setiap
pernah menyampaikan taushiyah kepada
nahkoda berada di antara dua kecemasan,
putranya:
antara mengingat perjalanan yang sudah di
lewati dengan rintangan angin dan
gelombang yang menerjang dan antara
ٌ ‫َ يا ُب َن َّي ! إنَّ ال ُد ْن َيا َب ْح ٌر َع ِم ْي ٌق َو َقدْ َغ َر َق فِ ْي َها أ ُ َن‬
‫اس َكثِ ْي ٌر‬ Semoga momentum Idul Fitri ini juga benar-
ُ‫ش ُوهَا اإل ْي َم ان‬ ْ ‫س فِ ْي َن َت َك فِ ْي َه ا َت ْق َوى هللاِ َو َح‬ َ ْ‫اج َع ل‬ ْ ‫ َف‬، benar mampu mengantarkan tatanan
.‫لى هللاِ لَ َعلَّ َك َت ْن ُج ْو‬
َ ‫ش َرا ُع َها ال َّت َو َّكل ُ َع‬
َ ‫َو‬ kehidupan kita yang berlandaskan nilai-nilai
agama, akhlak karimah, kebersamaan dan
kasih sayang guna terwujudnya ummat dan
“Wahai anakku, sesunguhnya dunia ini
masyarakat Indonesia yang berharkat dan
laksana lautan yang dalam dan telah banyak
bermartabat, sejahtera dan berperadaban,
manusia tenggelam di dalamnya, oleh
baldatun thayyibatun warabbun ghafur,
karenanya, jadikanlah taqwa kepada Allah
bangsa yang gemah ripah lohjinawi di
SWT sebagai kapal untuk mengarunginya,
bawah naungan ridla Allah SWT. Amin, Ya
iman sebagai muatannya, tawakkal sebagai
Mujiibassaailiin.
layarnya niscaya engkau akan selamat
sampai tujuan”.

‫ َو‬, َ‫َج َعلَ َن ا هللاُ َو إِ َّيا ُك ْم مِنَ ا ْل َعآئِ ِد ْينَ ا ْل َف آئ ِِز ْينَ اآْل ِمنِ ْين‬
‫ َو‬. َ‫أَدْ َخلَ َنا َو إ َّيا ُك ْم فِى ُز ْم َر ِة ا ْل ُم َّتـقِ ْينَ ا ْل ُم ْؤ ِمنِ ْينَ ا ْل ُم ْوقِنِ ْين‬
‫هللا ُْأك َب ْر هللا ُْأك َب ْر هللا ُْأك َب ْر َوهَّلِل ِ ا ْل َح ْمد‬
َّ ‫اغف ِْر َو ْار َح ْم َو أَ ْن َت َخ ْي ُر‬
. َ‫الرا ِح ِم ْين‬ ْ ‫قُلْ َر ِّب‬

Akhirnya, semoga Allah SWT senantiasa


berkenan membimbing kita semua agar
tergolong hamba-hambanya yang mampu KHUTBAH II

meraih sertifikat kefitrahan di hari


kemenangan yang agung ini, sehinnga kita
– ‫هللا أكبر – هللا أك بر – هللا أك بر – هللا أك بر – هللا أك بر‬
layak mendapatkan penghargaan
ِ‫س ْب َحانَ هللا‬ ُ ‫هللا أكبر – هللا أكبر َك ِب ْي ًرا َوا ْل َح ْم ُد هللِ َكثِ ْي ًرا َو‬
“Minal’aidin Walfaizin”, Semoga Allah SWT
ِ ‫ ا ْل َح ْم ُد هللِ ا ْل َعلِ ْي ِم ا ْل َحلِ ْي ِم ا ْل َغ َّف‬. ‫ص ْياًل‬
‫ار ا ْل َعظِ ْي ِم‬ ِ َ‫ُب ْك َر ًة َو أ‬
berkenan mencurahkan rahmat-Nya kepada
‫ار الَّذِى اَل َت ْخ َفى َم ْع ِر َف ُت ُه َعلَى َمنْ َن َظ َر فِى َب دَآ َئ ِع‬ ِ ‫ا ْل َق َّه‬
bangsa Indonesia serta umat Islam pada
ُ‫ش َه ُد أَنْ اَل إِلـ َه إِاَّل هللاُ َو ْح َده‬ ْ َ‫ َوأ‬. ‫َم ْملَ َكتِ ِه ِبـ َع ْي ِن اإْل ِ ْعتِ َب ار‬
umumnya untuk senantiasa mengamalkan
ِ ‫َار ا ْل َق َر‬
, ‫ار‬ ِ ‫ش ِهدَ ِب َه ا َيفُ ْو ُز فِى د‬ َ ْ‫ش َها َد َة َمن‬ َ ‫ش ِر ْي َك لَ ُه‬َ ‫اَل‬
syariat-Nya, menghidupkan sunnah-sunnah ‫س َّل َم َع ْب ُد ُه َو‬
َ ‫ص َّلى هللاُ َع َل ْي ِه َو‬ َ َّ‫ش َه ُد أَن‬
َ ‫س ِّي َد َنا ُم َح َّمدًا‬ ْ َ‫َوأ‬

ِ ‫اأْل َ ْخ َي‬
: ‫ أَ َّما َب ْع ُد‬. ‫ار‬ َ‫ص ْح ِب ِه ال َّطاه ِِر ْين‬
Rasul-Nya‫ز‬ َ ‫س ْولُ ُه َو َعلَى آلِ ِه َو‬ ُ ‫َر‬
‫س ْول َ َو أُولِى‬ ُ ‫الر‬
َّ ‫ْوا‬ ‫هللا َو أَطِ ْي ُع‬
َ ‫ ِا َّتقُ ْوا‬, ‫اس‬ ُ ‫َفـ َيآ أَ ُّي َه ا ال َّن‬
‫اأْل َ ْم ِر ِم ْن ُك ْم ‪َ ,‬و أَنِ ْي ُب ْوا إِلَى َر ِّب ُك ْم َو أَ ْس لِ ُم ْوا لَ ُه مِنْ َق ْب ِل أَنْ‬
‫ص لُّ ْونَ‬
‫هللا َو َمآلئِ َك َت ُه ُي َ‬
‫ص ُر ْونَ ‪ .‬إِنَّ َ‬ ‫اب ُث َّم اَل ُت ْن َ‬ ‫َيأْتِ َي ُك ُم ا ْل َع َذ ُ‬
‫سلِّ ُم ْوا َت ْسلِ ْي ًما‬ ‫َعلَى ال َّن ِب ِّي َيآ أَ ُّي َها الَّ ِذ ْينَ آ َم ُن ْوا َ‬
‫صلُّ ْوا َعلَ ْي ِه َو َ‬
‫ص ْح ِب ِه َو‬ ‫س ِّي ِد َنا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آلِ ِه َو َ‬ ‫ص ل ِّ َع َلى َ‬‫‪ .‬اللهم َ‬
‫ض َع َّنا َم َع ُه ْم ِب َر ْح َمتِ َك َي ا أَ ْر َح َم ال َّرا ِح ِم ْينَ ‪.‬‬
‫ار َ‬ ‫ال َّت ِ‬
‫اب ِع ْينَ َو ْ‬
‫ت َو ا ْل ُم ْؤ ِمنِ ْينَ َو‬ ‫اغفِ ْر لِ ْل ُم ْس لِ ِم ْينَ َو ا ْل ُم ْس لِ َما ِ‬ ‫اللهم ْ‬
‫ش ْي ٍء‬ ‫ت إِ َّن َك َعلَى ُك ل ِّ َ‬ ‫ت اأْل َ ْح َي آءِ ِم ْن ُه ْم َو اأْل َ ْم َوا ِ‬
‫ا ْل ُم ْؤ ِم َن ا ِ‬
‫اب َر ُك ل ِّ َك ِس ْي ٍر ‪,‬‬
‫س َر ُكل ِّ َعسِ ْي ٍر ‪َ ,‬و َيا َج ِ‬ ‫َق ِد ْي ٌر ‪ .‬اللهم َيا ُم َي ِّ‬
‫ِب ُكل ِّ َف ِر ْي ٍد ‪َ ,‬و َيا ُم ْغن َِي ُكل ِّ َفقِ ْي ٍر ‪َ ,‬و َي ا ُم َق ِّو َ‬
‫ي‬ ‫صاح َ‬
‫َو َيا َ‬
‫س ْر ُك ل َّ َع ِس ْي ٍر ‪,‬‬
‫ف ‪َ ,‬ي ِّ‬ ‫ض ِع ْيفٍ ‪َ ,‬و َي ا َم أْ َمنَ ُك ل ِّ ُم ِخ ْي ٍ‬
‫ُكل ِّ َ‬
‫ج إِلَى‬‫َف َت ْيسِ ْي ُر ا ْل َع ِس ْي ِر َعلَ ْي َك َي ِس ْي ٌر ‪ ,‬اللهم َي ا َمنْ اَل َي ْح َت ا ُ‬
‫حاجا ُت َنا إِلِ ْي َك َكثِ ْي ٌر ‪َ ,‬وأَ ْن َت َعالِ ٌم َّو َب ِ‬
‫ص ْي ٌر‬ ‫ان َوال َّت ْفسِ ْي ِر ‪َ ,‬‬
‫ا ْل َب َي ِ‬
‫اف ِم ْن َك َو َن َخ ُ‬
‫اف‬ ‫اف ِم َّمنْ َي َخ ُ‬
‫اف ِم ْن َك َو َن َخ ُ‬
‫‪.‬اللهم إِ َّنا َن َخ ُ‬
‫اف ِم ْن َك ‪َ ,‬ن ِّج َن ا‬ ‫ِم َّمنْ اَل َي َخ ُ‬
‫اف ِم ْن َك ‪ ,‬اللهم ِب َح ِّق َمنْ َي َخ ُ‬
‫س َّل َم‬
‫ص لَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َ‬ ‫اف ِم ْن َك ‪ِ ,‬ب َح ِّق ُم َح َّم ٍد َ‬ ‫ِم َّمنْ اَل َي َخ ُ‬
‫أ ُ ْح ُر ْس َنا ِبـ َع ْينِ َك ا َّلتِى اَل َت َن ا ُم ‪َ ,‬و ْاك ُن ْف َن ا ِبـ َك َفنِ َك ا َّلذِى اَل‬
‫ار َح ْم َنا ِبقُدْ َرتِ َك َعلَ ْي َنا َفاَل ُت ْهل ِْك َنا ‪َ ,‬وأَ ْن َت َر َجآ ُء َن ا ‪,‬‬
‫ُي َرا ُم ‪َ ,‬و ْ‬
‫بِ َر ْح َمتِ َك َي ا أَ ْر َح َم ال َّرا ِح ِم ْينَ ‪ .‬اللهم أَعِ َّنا َعلَى ِد ْي ِن َن ا‬
‫بِال ُّد ْن َيا ‪َ ,‬و َعلَى ال ُّد ْن َيا بِ ال َّت ْق َوى ‪َ ,‬و َعلَى ال َت ْق َوى بِا ْل َع َم ِل ‪,‬‬
‫َو َعلَى ا ْل َع َم ِل بِال َّت ْوفِ ْي ِق ‪َ ,‬و َعلَى َج ِم ْي ِع ذلِ َك بِـلُ ْطفِ َك ا ْل ُمفِضِ ى‬
‫ب ذلِ َك بِ ال َّن َظ ِر إِلَى‬‫ص ُح ْو ِ‬ ‫ضا َك ا ْل ُم ْن ِهى إِلَى َج َّنتِ َك ا ْل َم ْ‬ ‫إِلَى ِر َ‬
‫َو ْج ِه َك ا ْل َك ِر ْي ِم ‪َ ,‬ي ا هللاُ … َي ا هللاُ … َي ا هللاُ … َي ا أَ ْك َر َم‬
‫اأْل َ ْك َر ِم ْينَ َي ا َر ْحمنُ َي ا َر ِح ْي ُم َي ا َذا ا ْل َجاَل ِل َواإْل ِ ْك َر ِام َي ا َذا‬
‫ِي اَل إِلـ َه إِاَّل‬‫ب ا ْلع َِظ ِام … َن ْس َت ْغفِ ُر هللاَ ا ْل َعظِ ْي َم الَّذ ْ‬ ‫ا ْل َم َوا ِه ِ‬
‫ب إِلَ ْي ِه ‪ .‬اللهم إِ َّنا َن ْس أَلُ َك ال َّت ْوفِ ْي َق‬ ‫ه َُو ا ْل َح ُّي ا ْل َق ُّي ْو ُم َو َن ُت ْو ُ‬
‫ص دْ َق ال َّت َو ُّك ِل َعلَ ْي َك ‪َ ,‬و ُح ْس نَ‬ ‫لِـ َم َح َّبتِ َك مِنَ اأْل َ ْع َم ِ‬
‫ال ‪َ ,‬و ِ‬
‫ص لَّى هللاُ َعلَى َ‬
‫س ِّي ِد َنا‬ ‫ال َّظنِّ ِب َك ‪َ ,‬وا ْل ُغ ْن َي َة َع َّمنْ ِس َوا َك ‪َ ,‬و َ‬
‫سلَّ َم َوا ْل َح ْم ُد هللِ َر ِّب ا ْل َع الَ ِم ْينَ‬ ‫ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آلِ ِه َو َ‬
‫ص ْح ِب ِه َو َ‬
‫‪.‬‬

You might also like