You are on page 1of 70
Se REPUBLIK INDONESIA PENGATURAN PELAKSANAAN MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH NEGARA PALESTINA TENTANG FASILITAS] PERDAGANGAN UNTUK PRODUK TERTENTU YANG BERASAL DARI WILAYAH PALESTINA Pemerintah Republik Indonesia (‘indonesia") dan Pemerintah Negara Palestina (‘Palestina’), (‘seianjutnya masing-masing disebut sebagai "Pihak" dan secara bersama-sama disebut sebagai "Para Pihak") MERUJUK PADA Memorandum Saling Pengertian antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Negara Palestina tentang Fasilitasi Perdagangan untuk Produk Tertentu. yang Rerasal dari Wilayah Palestina yang ditandatangani di Buenos Aires, Argentina pada tanggal 12 Desember 2017, ‘SESUAI DENGAN hukumi dan peraturan perundang-undangan yang berlaku di masing-masing negara. TELAH MENYEPAKATI pengaturan sebagai berikut: PASAL 1 DEFINISI Untuk tujuan Pengaturan Pelaksangan ini, istilah: a. ‘Tarif adalah bea masuk yang ditetapkan dalam daftar tarif nasional Indonesia, . "Produk-produk” adalah_~—produk-produk yang _—_—seluruhnya diperoleh/diproduksi, atau sedang dirakit, termasuk produk yang nantinya digunakan untuk proses produksi lainnya. PASAL 2 PENGHAPUSAN TARIF Indonesia wajib menghapus tarif untuk produk-produk sebagaimana tercantum dalam Lampiran | pada Pengaturan Pelaksanaan ini. PASAL 3 KETENTUAN ASAL BARANG. Ketentuan Asal Barang, sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran Il wajib berlaku bagi produk-produk yang tercantum dalam Lampiran | untuk memenuhi syarat penghapusan tarif. PASAL 4 STANDAR, REGULASI TEKNIS DAN PROSEDUR PENILAIAN KESESUAIAN (STRACAP) DAN TINDAKAN SANITARY ATAU PHYTOSANITARY (SPS) Dalam hal pemanfaatan penghapusan tarif sebagaimana diatur dalam Pasal 2, produk-produk sebagaimana tercantum dalam Lampiran | di Pengaturan Pelaksanaan ini wajib sesuai dengan STRACAP dan tindakan SPS yang diterapkan di Indenesia. PASALS LAMPIRAN Lampiran-lampiran pada Pengaturan Pelaksanaan ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Pengaturan Pelaksanaan ini PASAL& KONTAK PENGHUBUNG Masing-masing Pihak wajib menunjuk satu penghubung untuk memfasilitasi komunikasi termasuk konsultasi diantara Para Pihak atas setiap hal yang terkait dengan Pengaturan Pelaksanaan ini, sebagai berikut: - Direktorat Perundingan Bilateral, ‘Direktorat Jenderal Perundingan Perdagangan Intemasional, Kementerian Perdagangan Republik Indonesia; - Direktorat Jenderai Perdagangan, Kementerian Perekonomian Nasional, Negara Palestina; Suatu Pihak wajib segera memberitahukan kepada Pihak lainnya atas setiap perubahan pada rincian perighuibung. PASAL 7 PENINJAUAN KEMBALI, PERUBAHAN DAN MODIFIKASI - Kecuali Para Pihak menyetujui sebaliknya, masing-masing Pihak wajib, setelah lima tahun dari tanggal mulai bertakunya Pengaturan Pelaksanaan ini, menyampaikan pemberitahuan secara tertulis kepada Pihak lainnya mengenai rencana untuk meninjau kembali, memodifikasi atau mengubah setiap ketentuan atau konsesi dalam Pengaturan Pelaksanaan ini. Setiap tinjauan kembali, perubahan dan modifikasi pada Pengaturan Pelaksana ini dan/atau Lampiran-Lampirannya wajib disepakati bersama secara tertulis melalui saluran diplomatik, dengan memperhatikan pengalaman yang diperoleh pada saat implementasinya. Tinjauan lang, perubahan atau rodifikasi pada Pengaturan Pelaksanaan ini wajib mulai berlaku sesuai dengan prosedur yang sama sebagaimana diatur dalam Pasal 9. PASAL 8 YANGKA WAKTU DAN PENGAKHIRAN Pengaturan Pelaksanaan ini wajib tetap berlaku hingga diakhiri sesuai dengan ketertuan Ayat 2 dalam Pasal ini Salah satu Pihak dapat mengakhiri Pengaturan Pelaksanaan ini dengan menyampaikan pemberitahuan tertulis kepada Pihak lain. Pengaturan Pelaksanaan ini wajib berakhir pada hari ke seratus delapan puluh (180) hari kalender setelah tanggal pemberitahuan tersebut. Salah satu Pihak dapat meminta, secara tertulis, konsultasi kepada Pihak lain terkait dengan masalah yang mungkin timbul dari penarikan diri Pihak lain dalam Pengaturan Pelaksanaan ini tidak lebih dari enam puluh (60) hari kalender setelah tanggal diterimanya pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada Ayat 2 dalam Pasal ini. Para Pihak wajib melakukan konsultasi dengan itikad baik setelah menerima permintaan tersebut. PASALY PEMBERLAKUAN Pengaturan Pelaksanaan ini wajib mulai beriaku sejak tanggal yang tertulis, dalam nota diplomatik Indonesia yang mengkonfirmasi bahwa semua prosedur yang disyaratkan oleh perundang-undangan nasional Indonesia untuk berlakunya Pengaturan Pelaksanaan telah dipenuhi. SEBAGAI BUKTI, yang bertandatangan di bawah ini, telah diberi kuasa penuh oleh Pemerintahnya masing-masing, telah menandatangani Pengaturan Pelaksanaan ini. Dibuat dan ditandatangani di Jakarta, Indonesia pada tanggal enam Agustus tahun dua ribu delapan belas, dalam rangkap dua, dalam bahasa Indonesia, bahasa Arab dan bahasa Inggtis, semua naskah memiliki kekuatan hukum yang sama, Dalam hal terdapat peibedaan penafsiran, naskah banasa Inggris yang berlaku UNTUK PEMERINTAK UNTUK PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NEGARA PALESTINA ‘nggartiasto Lukita Zuhair S. M. Al Shun Menteri Perdagangan Duta Besar Negara Palestina LAMPIRAN | DAFTAR TARIF INDONESIA UNTUK PENGHAPUSAN TARIF Kode HS Indonesia Uraian Barang Tarif 0804.10.00 Korma; segar atau dikeringkan. 0% 1509.10.10 Minyak zaitun virgin; dalam kemasan dengan berat bersih tidak melebihi 30 kg 0% 1509.10.90 Minyak zaitun virgin; lain-lain 0% LAMPIRAN I KETENTUAN ASAL BARANG UNTUK PENGHAPUSAN TARIF INDONESIA. UNTLK PALESTINA Dalam menentukan asal produk yang herhak untuk memperoleh penghapusan tarif sesuai dengan Pengaturan Pelaksanaan Memorandum Saling Pengertian antara Pemerintah Republik indonesia dan Pemerintah Negara Palestina tentang Fasilitasi Perdegangan untuk Produk Tertentu yang Berasal dari Daerah Witayah Palestina, Ketentuan-Ketentuan berikut waiib diterapkan: Ketentuan 1: Defini Untuk tujian Lampiran ini: (a) “material” mencakup bahan mentah, bahan-bahan, bagian, kompenen, sub-komponen, sub-rakitan dan/atau barang-barang yeng secara {isik tergabung dalam barang lain atau merupakan bagian dari proses produksi barang lainnya; "produk asal” adalat produk-produk yang memenuni syarat sebagai produk asal sesuai dengan syarat-syarat dalam Ketentuan 2: “produksi" adalah metode umuk memperoleh barang termasuk melalui menanam, menambang, memanen, memelihara, membudidayakan, mengekstraksi, menghimpun, mengumulkan, menangkap, memancing, memerangkap, memburu, metranutaktur, mempreduksi, memproses atau merakil suatu barang: 5 “produk” adalah produk-produk yang seluruhnya diperoleh/diproduksi, atau sedang dirakit, termasuk produk yang nantivya digunakan untuk proses produksi lainniya; “Otoritas. Pemerintah Berweneng:: adalah Kementerian Perekonomian Nasionat Negara Palestina: “CF” adalah nilai dari berang yang diimpor, dan mencakup biaya angkutar barang dan asuransi hingge ke pelabuhan atau tempat masuk ke daiam negara pengimpoi: ' “Ex-Works Price” adalah harga barang yang dibavarkan atau memang wajib dibayar- kepada -pabrik pembuat di P.slestina yang melakukat: pekerjaan atau pemrosesan paling akhir, dengan: syarat bahwa harga ‘sudah mencakup nilai semua material yang digunakan, tetapi tidak termasuk pajak internal yang, atau dapat dilunasi ketika barang yang diperoleh tersebut diekspor; “Harmonized System” adalah Uraian Komoditas Selaras (Harmonized Commodity Description) dan Sistem Pengkodean (Coding System) sebagaimana disepakati berdasarkan WCO; “Aturan Khusus Produk” adalah aturan-aturan yang menentukan bahwa material telah mengalami perubahan kiasifikasi tarif atau sebuah kegiatan manufaktur atau pemrosesan tertentu, atau memenuhi kriteria ad-valorem atau kombinasi dari beberapa kriteria di atas atau kriteria lainnya yang disepakati oleh Para Pihak, Ketentuan 2: Kriteria Asal Barang Untuk tujuan Pengaturan Pelaksanaan ini, produk-produk yang diimpor oleh Indonesia dari Palestina dianggap berasal dari Palestina dan verhak mendapatkan penghapusan tarif apabila produk tersebut memenuhi salah satu persyaratan asal barang sebagai berikut: (a) _produk yang seluruhnya diperoleh/diproduksi sebagaimana ditetapkan dan didefinisikan dalam Ketentuan 3; atau (b) produk yang tidak seluruhnya diperoleh/diproduksi selama produk tersebut memenuhi syarat sebagaimana tercantum pada Ketentuan 4 atau Ketentuan 5. Ketentuan 3: Produk yang Seluruhnya Diperoleh/Diproduksi Berdasarkan pengertian yang terdapat pada Ketentuan 2 (a), hal-hal berikut ini dianggap sebagai produk yang seluruhnya diperoleh/diproduksi di Palestina: (2) Tanaman dan produk tanaman yang dipanen, dipetik atau dikumpulkan di Palestina; Binatang hidup yang lahir dan dibesarkan di Palestina; Produk yang diperoleh dari binatang hidup yang merujuk pada paragraf (b) di atas; Produk yang diperoleh dari kegiatan memburu, menangkap dengan Perangkap, memancing, budidaya air, pengumpulan atau penangkapan yang dilakukan di Palestina; (9) (hy wi 0 Mineral dan produk alam lainnya, yang tidak termasuk dalam paragraf (a) hingga (4), yang diekstraksi atau diambil dari tanah, perairan, dasar laut atau di bawah dasar laut Palestina; Produk yang diambil dari perairan, dasar laut atau di bawah dasar laut yang lokasinya di luar perairan teritorial Palestina, dengan syarat bahwa Palestina memiliki hak untuk mengeksploitasi perairan, dasar laut dan di bawah dasar laut tersebut sesuai dengan hukum internasional; Produk dari pemancingan di laut dan produk laut lainnya yang diambil dari laut lepas oleh kapal yang terdaftar di Palestina atau berhak untuk menggunakan bendera Palestina; Produk yang diproses dan/atau dibuat di kapal pengolahan hasil laut (factory ship) yang terdaftar di Palestina atau berhak untuk menggunakan bendera Palestina, hanya dari produk sebagaimana dimaksud pada paragraf (g) di atas; Barang yang dikumpulkan di Palestina dan tidak dapat lagi berfungsi sesuai fungsinya semula atau tidak dapat dikembalikan kepada fungsi semula atau tidak dapat diperbaiki dan hanya cocok untuk dibuang atau digunakan sebagai bagian bahan baku yang diperbarui, atau untuk tujuan daur ulang; Barang yang diperoleh/diproduksi di Palestina yang hanya menggunakan produk-produk sebagaimana disebutkan dalam paragraf (a) hingga (i) di atas. Ketentuan 4: Produk yang Tidak Seluruhnya Diperoleh/Diproduksi (@) Untuk tujuan Ketentuan 2 (b), suatu produk wajib dianggap berasal dari Palestina jika: () nilai_ total dari seluruh material, Komponen atau produk yang berasal dari luar Palestina tidak melebihi 65% dari nilai Ex Works Price produk tersebut dengan syarat bahwa proses akhir pembuatan dilakukan di wilayah Palestina; atau semua material yang tidak berasal dari Palestina yang digunakan dalam proses produksi barang telah mengalami Perubahan Klasifikasi Tarif (selanjutnya disebut sebagai “CTC”) di Palestina pada tingkat 4 digit (yaitu sebuah Perubahan Pos Tarif) Harmonized System. untuk tujuan Ketentuan 4 (a) (i) di atas, formula untuk menghitung ‘material yang tidak berasal dari Palestina adalah sebagai berikut: Nilai material yang tidak berasal dari Palestina Ex-Works Price iilsalicaiaaidl Nilai material yang tidak berasal dari Palestina merupekan: (i) nilai CIF pada saat importasi material; atau (ii) harga paling pasti yang dibayarkan untuk material yang asalnya tidak diketahui di wilayah Palestina sebagai tempat berlangsungnya pengerjaan atau pemrosesan. Ketentuan 5: Kriteria Spesifik Produk Produk yang memenuhi Kriteria Spesifik Produk sebagaimana tercantum pada Lampiran B wajib dianggap memenuhi ketentuan asal barang dan berhak diberikan penghapusan tari. Ketentuan 6: Kegiatan Operasional dan Proses Minimal Kegiatan operasional atau proses, yang tercentum di bawah ini, yang dilakukan ‘oleh Palestina wajib dianggap minimal dan tidak akan diperhitungkan dalam merientukan asal barang: fa) (b) () Pengawetan produk untuk menjaga agar produk tetap selam kondisi yang baik selama untuk keperluan pengangkutan atau penyimpanan; perubahan pengemasan, atau pembongkaran dan perakitan kemasan: pembersihan sederhana, termasuk menghilangkan hasil oksidasi, minyak, cat atau selaput penutup lainnya; pengecataii dan pemolesan sederhana; prosedur uji coba atau kalibrasi sederhana; penghilangan selaput ari, pemutihan sebagian atau keseluruhan, pengilapan dan pelapisan sereal dan beras; Penajaman, penggilingan sederhana, pengirisan atau'’ pemotongan sederhana; . 0 0 (ky Penempatan di dalam botol, kaleng, termos, tas, wadah, kotak, Ppenempelan kartu ataupun papan dan seluruh kegiatan pengemasan sederhana lainnya; pemberian atau pencetakan merek penanda, label, logo, dan tanda- tanda pembeda lainnya pada produk atau kemasan; prosedur pencampuran produk secara sederhana, baik sejenis maupun tidak; perakitan Komponen produk secara sederhana untuk membentuk produk utuh. Ketentuan 7; De Minimis (a) Suatu produk yang tidak mengalami perubahan sesuai persyaratan Klasifikasi tarif dapat dianggap sebagai produk asal jika nilai dari material yang bukan berasal dari Palestina yang digunakan dalam proses produksi dan tidak mengalami perubahan sesuai klasifikasi tarif tersebut tidak melebihi sepuluh persen (10 %) dari nilai Ex-Works Price produk dan produk tersebut memenuhi semua kriteria yang telah ditetapkan dalam Lampiran ini untuk memenuhi syarat sebagai produk asal. Namun demikian, nilai dari sebuah produk yang bukan berasal dari Palestina sesuai dalam paragraf (a) dalam Ketentuan ini wajib dimasukkan ke dalam material yang bukan berasal dari Palestina untuk setiap persyaratan nilai tambah yang berlaku untuk produk tersebut. Ketentuan 8: Pengiriman Langsung Hal-hal berikut wajib dianggap sebagai pengiriman secara langsung dari Palestina ke Indonesia: (a) (b) Produk diangkut tanpa melalui wilayah perantara yang bukan bagian dari Para Pihak; atau Produk diangkut melalui transit di satu atau lebih wilayah perantara yang bukan merupakan bagian dari Para Pihak dengan atau tanpa pemindahan muatan atau penyimpanan sementara di negara-negara tersebut, dengan ketentuan bahwa: titik masuk transit dapat dibenarkan atas dasar alasan geografis atau dengan pertimbangan khususnya terkait dengan Kebutuhan transportasi; Produk tersebut tidak dimasukkan untuk diperdagangkan atau dikonsumsi di sana; dan produk tidak melalui kegiatan apapun di tempat tersebut selain dari pembongkaran muatan dan pemuatan kembali atau kegiatan lainnya yang diperlukan untuk menjaga produk tersebut tetap dalam kondisi baik, Ketentuan 9: Perlakuan Terhadap Kemasan dan Bahan Pengemasan (a) __Jika suatu produk tunduk pada kriteria nilai tambah, nilai dari kemasan dan bahan pengemasan untuk penjualan eceran wajib dipertimbangkan dalam menentukan asal-usul sebuah produk, dalam’ hal kemasan dianggap membentuk kesatuan dengan produk dimaksud. Apabila paragraf (a) di atas tidak dipenuhi, kemasan dan bahan Pengemasan tidak dipertinbangkan dalam menentukan asal sebuah produk. Wadah dan bahan pengemasan yang khusus hanya digunakan untuk Keperluan pengangkutan, tidak dapat diperhitungkan untuk menentukan asal sebuah produk, Ketentuan 10: Aksesoris, Suku Cadang dan Peralatan Asal-usul aksesoris, suku cadang, peralatan dan iristruksi pemakaian atau informasi lainnya yang disertakan dengan barang tersebut tidak diperhitungkan dalam menentukan asal barang, dengan catatan aksesoris, suku cadang, peralatan dan instruksi pemakaian atau informasi lainnya tersebut diklasifikasikan dan dikenakan bea masuk dengan produi tersebut oleh Indonesia. Ketentuan 11: Material Tidak Langsung Untuk menentukan apakah suatu produk berasal dari Palestina, setiap material yang secara tidak langsung digunakan untuk menghasilkan produk tersebut wajib diperlakukan sebagai produk yang memenuhi ketentuan asal barang, tanpa melihat apakah bahan tersebut berasal dari wilayah yang bukan bagian dari Para Pihak atau tidak, dan nilainya dianggap sebagai biaya yang tercatat dalam pencatatan akuntansi produsen barang ekspor tersebut, yaitu sebagai berikut: (a) bahan bakar, energi, katalis dan zat pelarut; (b) perlengkapan, peralatan dan bahan pasokan yang digunakan untuk pengujian atau inspeksi pada suatu produk; ()_sarung tangan, kaca mata, alas kaki, pakaian, peralatan keselamatan dan bahan pasokan; alat-alat, alat perkakas dan alat pencetak; suku cadang dan material yang digunakan untuk perawatan perlengkapan dan bangunan; Pelumas, minyak vet, bahan campuran dan bahan lainnya yang digunakan dalam produksi atau digunakan untuk mengoperasikan peralatan dan bangunan; dan produk lainnya yang tidak dimasukkan ke dalam suatu produk namun Penggunaannya dalam produksi produk tersebut dapat ditunjukkan sebagai bagian dari proses produksi Ketentuan 12: Surat Keterangan Asal laim terhadap produk yang dianggap berhak mendapatkan penghapusan tarif wajib didukung dengan Surat Keterangan Asal sebagaimana tercantum dalam “Form P" pada Lampiran A yang dikeluarkan oleh Otoritas Pemerintah Berwenang dan disampaikan ke Indonesia sesuai dengan Prosedur Operasional Sertifikasi (Operational Certification Procedures). SF ET a a TT TET Lampiran A ee PROSEDUR OPERASIONAL SERTIFIKASI] UNTUK KETENTUAN ASAL BARANG UNTUK PENGHAPUSAN TARIF KEPADA PALESTINA Untuk tujuan pelaksanaan Ketentuan Asal Barang di bawah Pengaturan Pelaksanaan Memorandum Saling Pengertian antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Negara Palestina tentang Fasilitasi Perdagangan untuk Produk Tertentu yang Berasal dari Daerah Wilayah Palestina, berikut ini adalah prosedur operasional tentang penerbitan dan verifikasi Surat Keterangan Asal (Form P) dan hal-hal administratif lainnya yang wajib diterapkan: 4 i OTORITAS PENERBIT Pasal 1: Surat Keterangan Asal wajib diterbitkan oleh Otoritas Pemerintah Berwenang. Pasal 2: (a) Palestina wajib menyampaikan kepada Indonesia tentang nama dan alamat dari Otoritas Pemerintah Berwenang yang menerbitkan Surat Keterangan Asal dan memberikan contoh/spesimen tanda tangan dan contoh/spesimen stempel resmi yang digunakan oleh Otoritas, Pemerintah Berwenang, dalam bentuk salinan cetak dan salinan digital. (vb) Perubahan nama, alamat atau stempel resmi wajib seyera diinformasikan sesuai dengan care yang telah disebutkan di atas, Pasal 3; Untuk tujuan verifikasi syarat-syarat diberikannya penghapusan tarif, Otoritas Pemerintah Berwenang yang ditunjuk untuk menerbitkan Surat Keterangan Asal memiliki hak untuk meminta bukti dokumen pendukung atau untuk melakukan pemeriksaan yang dianggap sesuai. Apabila hak tersebut tidak dapat diperoleh melalui hukum dan peraturan nasional yang berlaku, maka ‘hak tersebut wajib dimasukkan sebagai. klausul dalam form permohonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 dan 5. VERIFIKASI SEBELUM MELAKUKAN EKSPOR Pasal 4: Eksportir dan/atau pengusaha pabrik dari produk yang memenuhi syarat untuk diberikannya penghapusan tarif wajib mengajukan permohonan secara tertulis kepada Otoritas Pemerintah Benwenang untuk meminta verifikasi asal produk sebelum melakukan ekspor. Hasil verifikasi, dapat ditinjau ulang secara berkala atau kapan pun yang dirasa tepat, wajib diterima sebagai bukti pendukung ¢alam verifikasi asal produk tersebut yang kemudian akan diekspor. Pra- verifikasi tidak berlaku untuk produk yang asal-usulnya dapat dengan mudah diverifikasi karena sifat dasar produk tersebut. PERMOHONAN SURAT KETERANGAN ASAL Pasal 5: Pada saat melaksanakan formalitas untuk mengekspor produk yang diberixan penghapusan tarif, eksportir atau perwakilanny2 yang berwenang wajib mengajukan permohonan secara tertulis untuk memperoleh Surat Keterangan Asal beserta dokumen pendukung yang membuktikan bahwa produk yang akan diekspor memenuhi syarat untuk diterbitkannya Surat Keterangan Asal. Pasal 3: Otoritas Pemerintah Berwenang yang ditunjuk untuk menerbitkan Surat Keterangan Asal wajib, dengan segala kompetensinya dan kemampuannya, telaksanakan pemeriksaan yang sesuai atas setiap permohonan untuk Surat Keterangan Asal gua memastikan bahwa: (a) Permohonan dan Surat Keterangan Asal telah ailengkapi dengan tepat dan telah ditandatangani oleh penandatangan yang berwenang; (b)- Asal produk sesuai dengan Lampiran II (Ketentuan Asal Barang); (©) Pemyataan lain dari Surat Keterangan Asal sesuai dengan bukti dokumen pendukung yang diajukan; (4) Kede HS, Nilai, Uraian Barang dan jumlah sesuai dengan produk yang akan diekspor, Beberapa item yang dinyatakan dalam satu Surat Keterangan Asal (Form P) yang sama tetap diperbolehkan, sepanjang setiap itern tersebut memenuhi syaratnya masing-masing secara terpisah SURAT KETERANGAN ASAL Pasal 7: (2) Surat Keterangan Asal wajid menggunakan kertas ukuran ISO A4 sesuai dengan spesimen Form P. Surat Keterangan Asal wajib menggunakan bahasa Inggris. (b) Surat Keterangan Asal terdiri dari satu lembar asli dan dua lembar salinan, (©) Setiap Surat Keterangan Asal wajib memuat nomor referensi yang secara terpisah diberikan oleh masing-masing tempat atau kantor penerbit. (4) Lembar asli wajib diteruskan oleh eksportir kepada importir untuk diserahkan kepada Otoritas Kepabeanan Indonesia di pelabuhan impor. Salinannya wajib disimpan oleh otoritas penerbit di negara pengekspor dan salinan lainnya wajib disimpan oleh eksportir. (©) Masa berlaku Surat Keterangan Asal adalah 12 bulan sejak tanggal penerbitannya. Pasal 8: Untuk melaksanakan Ketentuan 2 dari Lampiran Il (Ketentuan Asal Barang), Surat Keterangan Asal yang diterbitkan oleh Palestina wajib menyebutkan kriteria asal barang yang relevan dalam kolom yang sesuai di Form P, PERLAKUAN TERHADAP KEKELIRUAN Pasal 9: Penghapusan maupun tindasan tidak diperbolehkan pada Surat Keterangan Asal. Setiap perubahan wajib dilakukan dengan cara mencoret bagian yang salah dan membuat tambahan yang diperlukan. Perubahan tersebut wajib disetujui oleh penandatangan yang berwenang dari pihak pemohon dan disahkan oleh Otoritas Pemerintah Berwenang yang sesuai. Ruang kosong yang tidak digunakan wajib diberi tanda silang untuk mencegah adanya penambahan lebih lanjut, PENERBITAN SURAT KETERANGAN ASAL Pasal 10: a) Surat Keterangan Asal wajib diterbitkan oleh Otoritas Pemerintah Berwenang sebelum atau pada saat eksportasi atau dalam waktu 3 hari kerja setelahnya ketika produk yang akan diekspor tersebut dapat dianggap berasal dari Palestina sesuai dengan persyaratan pada Ketentuan Asal Barang. Dalam kasus-kasus pengecualian tertentu apabila Surat Keterangan Asal belum diterbitkan sebelum atau pada saat eksportasi atau segera sesudahnya karena adanya kesalahan atau kelalaian yang tidak disengaja atau karena alasan lain yang sah, Surat Keterangan Asal dapat diterbitkan seielah barang dikirimkan tetapi tidak boleh lebih dari 12 bulan sejak tanggal pengiriman, dengan mencantumkan kata “ISSUED RETROSPECTIVELY" di dalam Kotak 11 dari Form P. Pasal 11: Apabila terjadi pencurian, kehilangan atau kerusakan terhadap Surat Keterangan Asal, eksportir dapat mengajukan secara tertulis kepada Otoritas Pemerintah Berwenang yang menerbitkannya, agar mengeluarkan Surat Keterangan Asal pengganti yang sesuai aslinya serta agar ketiga salinan dibuat berdasarkan dokumen ekspor yang mereka miliki yang memuat pengesahan dengan mencantumkan kata-kata "CERTIFIED TRUE COPY” pada Kotak 13. ‘Surat Keterangan Asal pengganti ini wajib mencantumkan tanggal dari Surat Keterangan Asal yang asli, Surat Keterangan Asal pengganti yang sesuai asiinya ini akan diterbitkan dengan jangka waktu yang sama dengan berlakunya Surat Keterangan Asal yang asli Sa ae ae ae ee ee a SET PENYERAHAN SURAT KETERANGAN ASAL Pasal 12: Surat Keterangan Asal yang asli wajib diserahkan oleh importir atau perwakilan resminya kepada Otoritas Kepabeanan Indonesia pada saat impor produk terkait. Pasal 13: Berikut ini adalah batas waktu untuk penyerahan Surat Keterangan Asal yang wajib diperhatikan: I 1 a) Surat Keterangan Asal wajib diserahkan kepada Otoritas Kepabeanan Indonesia dalam kurun waktu masa berlakunya; atau b) Apabila Surat Keterangan Asal diserahkan kepada Otoritas Kepabeanan Indonesia setelah berakhimya batas waktu untuk pengajuannya, Surat dimaksud masih dapat diterima apabila kegagalan mematuhi batas waktu tersebut diakibatkan oleh keadaan memaksa (force majeure) atau penyebab lainnya yang sah yang berada di luar kendali eksportir. PENGECUALIAN DARI SURAT KETERANGAN ASAL Pasal 14: Dalam hal pengiriman produk yang berasal dari Palestina yang nilainya tidak melebihi USD200,00 Ex Works Price, syarat yang mewajibkan untuk melampirkan Surat Keterangan Asal dapat diabaikan dan penggunaan pernyataan sederhana dari eksportir bahwa produk yang berkaitan berasal dari Palestina akan diterima. PERLAKUAN TERHADAP PERBEDAAN YANG BERSIFAT MINOR, Pasal 15: a) Penemuan perbedaan yang bersifat minor antara pemyataan yang dibuat dalam Surat Keterangan Asal dan pernyataan yang dibuat dalam dokumen yang diserahkan kepada Otoritas Kepabeanan Indonesia untuk tujuan melaksanakan formalitas untuk mengimpor produk, seperti kesalatian pengetikan, tidak serfa-merta membatalkan Surat Keterangan Asal, apabila tidak terkait secara langsung dengan produk yang dikirim. b) Untuk beberapa item yang dicantumkan dalam satu Surat Keterangan Asal yang sama, masalah pada salah satu item yang tercantum tidak akan mempengaruhi atau menunda diberikannya penghapusan tarif dan pengurusan kepabeanan terhadap item lainnya yang tercantum dalam Surat Keterangan Asal tersebut. Pasal 17 (c) dapat diterapkan pada item yang bermasalah. PERSYARATAN PENYIMPANAN DOKUMENTASI Pasal 16: ) Untuk keperluan proses verifikasi sesuai dengan Pasal 17 dan 18, produsen dan/atau eksportir yang mengajukan permohonan untuk penerbitan Surat Keterangan Asal wajib, mengikuti hukum dan peraturan perundang- undangan domestik Palestina, menyimpan dokumen pendukung untuk Permohonan selama tidak kurang dari tiga (3) tahun sejak tanggal penerbitan Surat Keterangan Asal. Importir walib menyimpan dokumen yang berkaitan dengan importasi, sesuai dengan hukum dan peraturan perundang-undangan Indonesia, Permohonan untuk Surat Keterangan Asal dan semua dokumen yang terkait dengan permohonan tersebut wajib disimpan oleh Otoritas Pemerintah Berwenang selama tidak kurang dari tiga (3) tahun sejak tanggal penerbitan. Informasi yang berkaitan dengan keabsahan Surat Keterangan Asal wajib dilengkapi berdasarkan permintaan Pihak importir, oleh pejabat yang berwenang untuk menandatangani Surat Keterangan Asal dan disahkan oleh otoritas pemerintah berwenang. Setiap informasi yang dikomunikasikan antara para Pihak yang terkait wajib> diperiakukan sebagai rahasia dan wajib digunakan hanya untuk tujuan pengesahan Surat Keterangan Asal VERIFIKAS! ASAL BARANG. Pasal 17: (a) Otoritas Kepabeanan Indonesia dapat meminta pemeriksaan retroaktif secara acak dan/atau ketika memiliki keraguan yang beralasan tentang keaslian dokumen atau keakuratan informasi mengenai kebenaran asal produk yang dimaksud atau bagian-bagian tertentu darinya. (b) Permohonan tersebut wajib disertai dengan salinan Surat Keterangan Asal yang bersangkutan dan wajib menyebutkan alasan dan informasi tambahan yang menyatakan bahwa keterangan yang diberikan pada Surat Keterangan Asal tersebut mungkin tidak akurat, kecuali pemeriksaan retroaktif diminta secara acak. (©) Otoritas Kepabeanan Indonesia dapat menangguhkan ketentuan tentang diberikannya penghapusan tarif sementara menunggu hasil verifixasi Namun, otoritas tersebut dapat mengeluarkan produk ke importir sesuai dengan langkah-langkah administratif apapun yang dianggap perlu, dengan catatan bahwa produk tersebut tidak dianggap masuk dalam larangan atau pembatasan impor dan tidak terdapat kecurigaan bahwa telah terjadi kecurangan. (d) Otoritas Pemerintah Berwenang yang menerima permintaan untuk pemeriksaan retroaktif wajib segera menanggapi dan membalas permintaan tersebut dalam waktu tidak lebih dari enam puluh (60) hari kalender setelah diterimanya permintaan. Pasal 18: (a) Apabila Otoritas Kepabeanan Indonesia tidak merasa puas dengan hasil dari pemeriksaan retroaktif, maka dimungkinkan untuk, dalam kasus yang dikecualikan, melakukan permintaan untuk kunjungan verifikasi ke Palestina. () Sebelum melakukan kunjungan verifikasi sesuai dengan ketentuan ini, Otoritas Kepabeanan Indonesia wajib memberitahukan Otoritas Pemerintah Berwenang dengan tujuan saling memahami terkait kondisi dan tujuan dari kunjungan verifikasi. (i) Kunjungan verifikasi wajib diakukan selambat-lambatnya dalam waktu nam puluh (60) hari kalender setelah diterimanya pemberitahuan sesuai dengan sub-paragraf (a) (i). (b) Proses verifikasi, termasuk pemeriksaan retroaktif dan kunjungan verifikasi wajib dilakukan dan hasilnya disampaikan kepada Otoritas Kepabeanan Indonesia dan/atau Otoritas Pemerintah Berwenang maksimum dalam waktu seratus delapan puluh (180) hari kalender. Sementara menunggu hasil kunjungan verifikasi, Pasal 17 (c) tentang penangguhan diberikannya penghapusan tarif wajib diterapkan. Pemberian penghapusan tarif dapat ditolak ketika Palestina gagal menanggapi permintaan yang dapat meyakinkan Otoritas Kepabeanan Indonesia dalam pemeriksaan retroaktif atau proses verifikasi, seperti yang mungkin terjadi, dalam jangka waktu untuk verifikasi di Pasal 17, Pasal 18 paragraf (a) dan (b). DOKUMEN PENGIRIMAN Pasal 19: Untuk tujuan penerapan Ketentuan 8 (Pengiriman Langsung) dari Lampiran tl (Ketentuan Asal Barang), dimana transportasi dilakukan melalui wilayah yang bukan wilayah Para Pihak, berikut ini hal-hal yang wajib disediakan kepada Otoritas Kepabeanan Indonesia: ) dokumen pengapalan yang menandakan pengangkutan melalui pihak ketiga (through Bill of Lading) yang dikeluarkan di Palestina; atau b) dokumen atau informasi lainnya yang diberikan oleh Otoritas Kepabeanan dari wilayah bukan Para Pihak atau pihak terkait lainnya, yang memberikan bukti bahwa barang dimaksud tidak menjalani tindakan selain dari bongkar muat, pemuatan ulang dan tindakan lainnya untuk menjaga barang tersebut tetap dalam kondisi baik selama berada di wilayah bukan Para Pihak. PENYELESAIAN SENGKETA DAN TINDAKAN MELAWAN TINDAKAN PENIPUAN Pasal 20: @) Dalam hal terdapat kecurigaan bahwa tindakan penipuan terkait dengan Surat Keterangan Asal telah dilakukan, Otoritas Pemerintah Berwenang terkait wajib bekerja sama dalam tindakan yang akan diambil di wilayah masing-masing Pihak terhadap orang-orang yang terlibat b) Masing-masing Pihak wajib bertanggung jawab untuk memberikan sanksi hukum atas tindakan penipuan terkait dengan Surat Keterangan Asal. Pasal 21: Dalam hal perselisihan terkait dengan penentuan asal produk, klasifikasi produk atau hal-hal iain, Otoritas Pemerintah Berwenang terkait, baik pihak yang mengimpor maupun mengekspor wajib berkonsultasi satu sama lain dengan tujuan untuk menyeiesaikan perselisihan dan hasilnya wajib dilaporkan kepade Pihak lainnya sebegai informasi. Asli (Dua Rangkap/Tiga Rangkap) 1 Nama dan Alamat Eksportir WOMOR SURAT Pengaturan Pelaksanaan Memorandum Saling Pengertian antara Pemerintah Republik indonesia dan Pemerintah Negara Palestina tentang Fasilitasi 2.Nama dan Alamat Penerima Perdagangan untuk Produk Tertentu yang Berasal dari Wilayah Palestina ‘SURAT KETERANGAN ASAL (Kornbinasi Deklarasi dan Sertifikat) 3. Nama dan Alamat Produsen FormP Diterbitkan di Palestina Lihot Cotaton ei Halaman Sebaliknyo “4. Moda pengangkutan dan rute (selauh | 5, Hanya Bagi Pihak yang Berwenang ‘yang diketabu) Per Penghapusan Tarif ‘Tanggal keberangkatan: Nomor Kapal/Penertangan: cerameanstises) Pelabuhan must: Tanda Tangan Pihak Berwenang di Pelabuhan bongkar: 6 Nomoritem | 7- Tanda dan nomor | gxriteria |9. Berat Kotor, | 10. Nomor dan paket; Nomor dan jenis | Asal vantitas dan nilai&x- | tanggal faktur Paket; uralan barang:| arang | Works Price (jka Kode HS dari negara menggunakan kriteria pengekspor nilai tambah) 21. Catatan 112, Pernyataan Eksportir 13. Sertifikasi Yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan | pengan ini disertifikasl, berdasarkan kontrol bahwa rincian dan pernyataan di atas benar; bahwa | yang dilakukan, bahwa dekiarasi yang dilakukan ‘semua barang diproduksi di ‘leh eksportr itu benar. Palestina dan_memenvhi persyaratan asal_ barang_ yang gilee Giy Sipe i 150 ase cay 1509.10.10 S305 ibe Gin lye yd (5 ssl ews 1509.10.90 eis gill ans Igoe Miya TI Gala aaah oe Cagis) 4.0! ath sty Lana oid ALG gpSdd Zia Os fl Gangey AS yaoi! Adaill ¢LUY Uagall Glaaiall Leis aaa Satan Slaiial SLeSll Suga lym Culaald Ags LesSany Leastgal darren Lasse Gus Lapel SYGN ae all Gus Alaa) cal YI la tie i] jc) rGsldl a GaleY eel) Sally ESA, celjally « polialy «plat sly) Jetty “alate (I) cet ol ysl delay ctl i US es ol Chad! Wy Geil) quail, ol gia lil faded Ball plSal oye; Laie lS as AY Silesia goss “Lai old olaaialr (A) 12h sahil, cally ely ald Jays igilead gle Jeni! Gy gins ELUY!' (c) cecal, ually e(4e1gl) anally qaally eqhsily Sus wlaslly voleally HeLa asa 3} dallas «els IS oly LIS Neasinad J Ueatlagle paca S Al clacall gas Nelgtat () 1S! Qiked Aye Gi LEY Gelade! lS oe paral scab Uys Gb silagl Ley) Sys piety “Leetdatl Luagsat) att” (0) atts Gaysieall Melee) Las ginty (CIF) Gok ply cpalitly ists” () Faygincall aby oll Spdall gle gh Used gta Guelill atl! als seplaalh gf Ghadll Gall Gatien jl gylodl tela) jeu einyy (Ghee pa’ (3) Qe ad ell Jets of le ela datlen I Jlerl SI chal ye cad gill Folios pyed ale ads Salel cy ah I py Aube tle gl oly arial abyall Malate Coyes Asle Gitll Lull Juasiy Cina) Gaal Ls gins “Guaiall al” () galled) ByLeat! gh pe Gates S algal! of ats All scl) Jinsy “Gilly Leola wl — (L) SN (ll Ganen) ee ge tis I ite dallas I geet Ale se ABest) Ges Onis! Ou We ile gpal putes 4 sI puleall obs Ge cel Ga ge Uaial psles :2 Sati! ee Gl Os Lagall bays ll Gla! yo Sy haat olys vale (sil cilia Ugltiial Cans yie AS yeni Mail) cLLY Adages ghd Lae Gd ig regs Les ost Cangas gy GE Uapale yt Lene LIS Lpatilflule Upanll gall cilpaial (1) ol $3 sacl Aetiall oa Gy g) cle lS USA) Ugo ti/Igsle Ups! py pl il inital! (1) +5 boetill 14 ssctill nye Alage wt GS St gil] Ale peal 6S al gle Gh glee! 5 «()2 Sse Ges gue osha salle (gases s} Wht J lesan 6 tI abt Glade J iota (I) Sea Lei py aly ll Gall bles (QS) sshd (sn) Sell of gl Ul Ae) lye) Ge Lyle geal ll Calgsall(e) sega anal «(E184 cbapllan) actgih sual ge Wale Upeaall gel Calas (3) ela Lash! oi oil quent ables All Asli Lyi! cl (Jest (I) Ge call GA sald ge chal GySal algal, aledll (a) Magy EM cia gl clay gb gl cleabe sf eles Ge obs! I eas! Rees olaall La all EW cans Le se all g15 sf oll! ye 53,hLdh calgsial (5) este gly toll ode Sie kia oof Gall Cuan) as) gf Lats igulaulid spall sll Gngay slag easy Aled Oe ese Upeaall oy ll Ayal Gilatdl Ga ayes gall geal! clytia(3) Mende Cubaalé ale eine Aso! Gaal! | plod ab Une Gs Uaalyy lal Rall Sinne Cite pt) Laine cite Ue cle dakuadl s/s dalleall Cilpiiall(e) EE lps Gobel ale eng: Ade) Subell ab Anes (rane ay Le pends soe! ( 3) sll cob lal) heel Clg! 4 gaan Seal ge cay le Gall Gay ad ad ally la lees 6S sll GalLey! (1) algal) ye eljal Sale 5! pe Gall id phat Commoly pasazi sh Iginla! ves Gale | plas Mel geal ilps ye ah aad p/p penal 5 al lca) (4g) del (2) i (I) oo cuba PS Sy Aa UEY/Aate gua aly alle of Scat she cial Lee lb al le petal ps «(2 sacl Gale (f) Y clea GS lade all Gata! sf celal sf calyall Aad laa! iS (i) Shea clan oat yf Lapp cgi! all) ad jae ad Gye HOS glass tga Jala gained) cts) gd etal Gill) Lal lb ye tll Gee gees yf Lad Un ll LEN) alan gd Span Ady) ies ytd ll call RaW (BW cashes oe (CTC! Spall atl Ges ob ya ony (HS) Gatadl Usa (Spall Map) opie Atle cle asd ela cs!) Cplaald ya Lesa IB ye yall abee bisa sy edhe i)(N) 4 sacl Gans (Q) git gaa) le %65 > %100 X stat pun + Gadd ge Led 8 5 all ah XS (@) Staal ays iby G3 (CIF) oath rely cally nicl Sa (i) aall gm Cues uulauld 4 Lita sane pe algal gf sare yeu dl (ii) sApllealy Gaia Lals jules : 55.sctall Cee 8 () by Gaya! gb sat! Gel eels soll Gigs Gal ola as AS jaall diye lal) ALeles gle Spool dajey Cibplleall g chteetl go (pt! sal 26 sacle aad) Wel de cubed LS Ge Shit colts dgyacll glled) Goble J hla 55 [tke GIS de Lal ola G65 ob JJ CBIS gf pass ase Gully WA cs Gly Ggi8 fogs J) Sill Gale bye Ula Glaiual Lis (I) SANE ceny ob gd gl Cagle! (gf Glpuicll () Aalst hye Oe Lae sl Gla sl ccyjll gl gual All Jats Lapall alsill(g) apa) inally Quatlly oUt! cibbee (3) Lgl gyleall Shey ALLRY! (a) $s capenl aally ically «ISI 3) ipa) cuasaly « ptt (5) Lapel gale of cgay sf capall abl} scaaill(5) iat J edb gf cual! yl ould I sae le JJ cis GF Aball Sipal(e) Alagall e989) Gilitly Aacll bee HUIS 5 « cig I Uy Glo Sxl Le Ge yt cables | ccliadall ol de gdaal sf Mfal) LOLI (4) Habs J GI gle de gt gal saatice lal ye sh Eyl Cali Ge CUS ely ccilaciall Lapel wt (s) -alS giles JSD Silas bya Y desea gael) AN ssf gan9) Mga gal 27 Suctit) Aah la ol Sle gh Lie 95 any Mayall ated gb utd eoady pl ill itll (1) Spline jul ands ol ill dati) Gb Mec Guba! Leiall GI ye algal Gal Sy qa) IS ginal) prur US Ge 10 cps Le Mel) Gas GS plik alas) Galall 1a i Yule Gagataly Ug Uyarall juleall SUS ao WiLcie sang eal oa ce (I) Spl) ball ba ula Gye Leal Gd yb algal ad (GQ) Miles Aad Shite GY Guba Ge Le old Ge yd) Gas Gt) Glas Gf eal (gs ga outa Goud) 38 Fact) HMaatisail ol caulald Ge othe Gat le hls jhe! Gay SOB je Ahaey chal gl Gay! ye lays cy? Gala! Ji (1) JE Oe Aapasll oll on SST sf aaly ye gyal! tel gas gill Glatal (2) Sn gh Spall GSN J gy8l gl gies Ge il Jat df ad lyase ll wd depts cUgall os till bbig Lyaoe Takin bls J Ashen GLY yall Ba Sha 8 @ Ha Ohta culata y Sylas Gb stall ase (ii) gl of aeatll Salely Ugiill ge Ise atta auhe GY Cletill pues pte (iii) | Sue ab f laclby hie Shee BE algay ag tall ae Jalaill 29 sactit) coll Gill yay agghll 08 of aa) Leal ted Lele git! GIS Ii (1) ee Sy I ge Gael pie! laf Littell pai ae Lie YI aes 853 yl SS gitall Ge coi hsb olyay ag sll a8! oY oe! (I) sill Yule Gus Y ol YL i (G) sbgttal! Lede ass gal Gbbeall all ate tall isl Lynn, Aardinall lic algay Clguell Glueal gi Be Y () gia ofl Lets sna sCalgsly Slit) abby actiotall 10 5actill Cilagleally LEY) atgally Vly Gua! aby cclialall hal Gluall SY! gy ¥ Madea alyall oda SG Gl Lays cola! Lode aaa pall cal Shall Midyall Ca¥! Ge Casilla Il pyual Anny Rie Claghelly GWM g shill chy cca Langa! Bethel oe algal 11 Sac eb Rahs Sythe sat alge gel ob abel Gyo Lede 9b cull ONS HI anes dal ge yall Lede OS bP lS epee Lette Baal gle Labs fl ns all Ha he ole Upon! iy LRN Saal all GDL 5 pall AUC Go ad CasSty scuba! xt yall ge ggly US § Syanenall Gilactiall scalhally Ltt alpally

You might also like