KEDUDUKAN PSIKOLOGI FORENSIK DALAM PENANGANAN PELAKU
TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN DENGAN KEKERASAN TERHADAP ANAK
Anis Sulmustakim Fakultas Hukum, Jurusan Ilmu Hukum Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda. Indonesia
ABSTRACT title cases, settlement of case files to
the public prosecutor, surrender of The position of Forensic Physology in suspects and evidence, and termination the presentation is very close to of investigation who plays with cannot obtaining a decision or determination bear the responsibility, namely the in the investigation of a criminal examination of a psychologist or offense carried out by the perpetrator, psychiatrist, Sp3 dismissal before a it is very important to know the psyche court decision of the perpetrator and how to handle it in the investigation. From this Keywords: Forensic Physics, background can be raised several Handling in Investigation, problems, namely: How is the position Psychology of Actors of psychological Forensi to find out the cause of the perpetrators of murder PENDAHULUAN with violence against children and A. Alasan Pemilihan Judul How to deal with the perpetrators of Sering Dalam Investigasi kasus murder with violence against children Kriminal, penyelidikan akan if the perpetrators can win the mengumpulkan bukti – bukti dari responsibility and cannot answer their korban maupun tersangka, dalam actions. The discussion of these penyelidikan Kepolisian sering problems requires an approach meminta bantuan Para ahli psikologi method, specification of research types sebagai saksi ahli dan konsultan ruang and sources of data, data collection sidang, yang bermakna penerapan methods and data analysis methods, prinsip – prinsip ilmu sains untuk from which the conclusions can be membantu proses penegakan hukum. obtained as follows: very active role in Interaksi antara bidang ilmu forensic psychology in investigating Psikologi dan hukum pada saat ini perpetrators with investigators so that tidak dapat di ragukan lagi, yang mana investigators can decide or report on semakin meluas dan berkembang dari the psychiatric results of the waktu kewatu. Disinilah ilmu perpetrator to strengthen in the trial Psikologi yang merupakan suatu ruang whether the suspect can bear the lingkup keilmuan yang berintegrasi responsibility or not and the antara bidang kejiwaan dan bidang mechanism of investigation, sending hukum di perlukan . SPDP, forced efforts, examinations, 2
Berbeda halnya dengan kekerasan terhadap anak apabila
Psikologi Klinis pada umumnys, pelaku mengalami kejiwaan dan Psikologi forensic tidak memandang tidak mengalami kejiwaan ? diri klien atau terdakwa itu sendiri atau ber-“empati”, karna itu bukan bagian HASIL PENELITIAN DAN dari tugasnya. Menggunakan teknik PEMBAHASAN pengujian dan prosedur wawancara A. Kedudukan Psikologi Forensik yang tradisional tidak cukup memadai Untuk Mengetahui Penyebab dalam suatu situs forensik. Yang Tersangka Pembunuhan Dengan terpenting adalah menguji bagaimana Kekerasan Terhadap Anak. konsistensi dari informasi factual yang . Psikologi forensik adalah muncul dari berbagai sumber, dan penelitian dan teori psikologi yang seorang Psikologi Forensik harus berkaitan dengan efek-efek dari faktor mampu menghadiri sumber – sumber kognitif, afektif, dan perilaku terhadap yang di gunakan itu . proses hukum. Beberapa akibat dari Dan dalam penyidikan, kekhilafan manusia yang penyidik harus melakukan mempengaruhi berbagai aspek dalam penyelidikan suatu kusus dimana bidang hukum adalah penilaian berat penyidik memeriksa Tersangka jika yang keliru, dan ketergantungan pada dalam pemeriksaan tersangka penyidik stereotip, ingatan yang keliru, dan mengalami hambatan dengan keputusan yang salah atau tidak adil. kejiawaan pelaku polisi dapat meminta Karena adanya keterkaitan antara bantu oleh Psikologi Forensik dalam psikologi dan hukum. Para psikologi melakukan pemeriksaan kejiwan sering diminta bantuannya sebagai pelaku. saksi ahli dan konsultan ruang sidang. Berdasarkan uraian di atas saya Aspek penting dari psikologi merasa tertarik memilih judul forensik adalah kemampuannya untuk “Kedudukan Psikologi Forensik mengetes di pengadilan, reformulasi, Dalam Penanganan Pelaku Tindak penemuan psikologi kedalam bahasa Pidana Pembunuhan Dengan legal dalam pengadilan, dan Kekerasan Terhadap Anak”. menyediakan informasi kepada B. Perumusan dan Pembatasan personel legal sehinggadapat di Masalah mengerti. Maka dari itu, ahli psikologi Berdasarkan latar belakang forensik harus dapat menerjemahkan yang telah diuraikan di atas, maka informasi psikologi kedalam kerangka penulis merumuskan permasalahan legal. Menurut Nietzel, psikolog klinis sebagai berikut: dapat memainkan berbagai peran 1. Bagaimana kedudukan psikologi dalam sistem legal, yang meliputi forensik untuk mengetahui bidang: penyebab Pelaku pembunuhan 1. Law enforcement psychology: dengan kekerasan terhadap anak ? mengadakan riset tentang aktivitas 2. Bagaimana penanganan Pelaku lembaga hukum dan memberikan tindak pidana pembunuhan dengan pelayanan klinis langsung dalam 3
mendukung aktivitas lembaga secara potensial berbahaya untuk
tersebut, misalnya melakukan fit dirumahsakitkan? dan proper testpada polisi yang b. apakah seseorang yang dituduh dianggap tidak memenuhi melakukan tindak kriminal kualifikasi, menawarkan secara mental cukup kompeten intervensikrisis kepada petugas untuk menjalani pemeriksaan? kepolisian, memberikan konsultasi c. apakah suatu hasil kecelakaan kepada polisi tentang individu yang atau trauma menyebabkan luka terjerat kriminalitas, membantu psikologis bagi seseorang, dan mewawancarai saksi dalam kasus seberapa seriuskah? kriminal. d. apakah seseorang memiliki 2. The psychologyof litigation: kapasitas mental yang adequat menitikberatkan pada efek-efek dari dalam memahami berbagai prosedur legal, yang keinginan/kehendaknya? biasanya digunakan pada Penangan kasus – kasus pemeriksaan sipil dan kriminal, Pembunuhan dengan masalah misalnya menawarkan saran kepada kejiwaan seperti ini memerlukan kerja pengacara tentang seleksi juri, sama dari berbagai Pihak untuk mempelajari faktor-faktor yang menyelesaikan, terutama atara Aparat mempengaruhi pertimbangan dan Hukum (Polri), Psikolog dan psikiatr, putusan juri, menganalisa efek-efek Dengan Adanya sama atara pihak – khusus dari pemeriksaan mulai dari pihak ini, keputusan yang di ambil kalimat pembuka, pengujian lintas akan lebih bijaksana karena perhatian saksi (cross-examination of pada kondisi psikis atau kejiwaan witnesses) dan kalimat penutup. pelaku sehingga dapat memberikan 3. Correctional psychology: bantuan kepada Polri melakukan memusatkan perhatian pada layanan Asesmen untuk membuat titik terang psikologis terhadap individu yang perkara. ditahan sebelum dinyatakan sebagai narapidana atas suatu tindak pidana B. Penanganan Tindak Pidana kriminal. Sebagian besar psikolog terhadap Pelaku Pembunuhan koreksional bekerja di penjara dan Dengan ganguan jiwa pusat rehabilitasi remaja, tetapi ada melakukan Kekerasan juga yang membuka lembaga Terhadap Anak. percobaan atau mengambil bagian Tersaka adalakah Seseorang yang dalam masyarakat khusus yang karena perbuatanya atau keadaanya, berbasis program koreksional. bedasarkan bukti permulaan patut di Mempertanyakan individu yang duga sebagai pelaku Tindak Pidana. terlibat dalam prosedur legal, Sedangkan pengertian Pembunuhan pertanyaan-pertanyaannya meliputi: adalah suatu tindakan untuk a. apakah individu mengalami sakit mehilangkan nyawa seseorang dengan mental dan sepenuhnya dan cara melanggar hukum, maupun tidak melawan hukum . 4
Pembunuhan biasanya dilatar demam/koorts, yidam dan lain
belaki dengan berbagai motif misalnya sebagainya. dengan perkataan Politik, Kecemburuan, dendam, lain dia dalam keadaan sadar. membela diri dan atau gangguan Kemampuan kejiwaanya : kejiwaan sehingga tidak dapat berpikir a. Dapat mengisyafi hakekat dari seperti orang pada umunya perbuatanya, Apabila dalam kasus pembunuhan b. Dapat menentukan tersebut pelaku mengalami gangguan kehendaknya atas tindakan jiwa atau stress maka definisi tersebut apakah akan gangguan jiwa suatu ketidak beresan dilaksanakan atau tidak, dan kesehatan dengan manifestasi c. Dapat mengetahui ketercelaan psikologis atau prilaku terkait dengan dari perbuatanya penderitaan yang nyata dan kinerja yang buruk, yang di sebabkan oleh Dengan demikian penanganan gaguan biologis, social, psikologis, pelaku tindak pidana pembunuhan genetic, fisis, atau kimiawi. dengan kekerasan terhadap anak Pelaku pembunuhan dengan sebagai berikut : ganguan kejiwaan suatu tindakan Adapun tahap - tahap kegiatan untuk menghilangkan nyawa orang penyidika dilaksanakan lain dengan cara melanggar hukum, menurut Peraturan kepala seseorang pelaku pembunuhan dapat kepolisian Negara Republik melakukan pembunuhan dengan cara Indonesia Nomor 14 Tahun yang mukin tidak terbayangkan oleh 2012 tentang manajemen orang lain karena sebelumnya Penyelidikan tindak pidana seseorang tersebut telah memiliki pasal 15 secara berikut ; pemasalahan psikologis yang dapat a. Penyelidikan; membuat dirinya tidak berada pada b. Pengiriman SPDP; realitis ketika ia melakukan hal c. Upaya paksa; tersebut . d. Pemeriksaan; Menurut Kanter dan Sianturi, e. Gelar perkara; seseorang mampu bertanggung jawab f. Penyelesian Perkara; bila mana pada umumnya : g. Penyerahan berkas a. Tidak terganggu oleh penyakit perkara; terus menerus atau sementara h. Penyerahan tersangka (temporair); dan barang bukti; dan b. Tidak cacat dalam i. Penghetian pertumbuhanya (gagu, idiot, Penyelidikan. imbicile, dan Sebagainya; dan Begitulah tahapan dan mekanisme c. Tidak terganggu dalam penyidikan sesuai dengan karenaterkejut, pengaruh peraturan kepala kepolisian Negara bawah sadar/reflexe beweging Republik Indonesia nomor 14 tahun , melindur/slaapwandel, 2012 tentang Manajemen Penyidikan mengigau karena Tindak Pidana. 5
Sedangkan apabila pelaku tidak orang tersebut di masukan
dapat dipertanggukan pebuatanya, kerumah sakit jiwa, paling timbul pertanyaan apa itu tindak dapat lama satu tahun sebagai di pertanggung jawabkan “niet waktu percobaan; toerekeningsvatbaar” atau” “tidak (3) Ketentuan dalam ayat (2) dapat dipetanggung jawabkan atas hanya berlaku bagi tidakanya menurut Van Hattum yaitu mahkamah agung atau apabila orang tersebut telah tumbuh pengadilan tinggi dan tidak sempurna, tidak mampu untuk Pengadilaan Negeri. menyadari akan arti dari tindakanya, Adapun tahap - tahap kegiatan dan karenanya juga tidak mampu penyidika pelaku apabila untuk menentukan apa yang ia pelaku tidak dapat kehendaki. menangungjawab Seperti Dan menurut para sarjana, bahwa berikut. yang tidak mampu bertanggung jawab a. Penyelidikan; adalah mereka yang b. Pengiriman SPDP; a. Jiwanya terganggu oleh c. Pemeriksaan; penyakit; d. Pembantaran b. Jiwanya dalam keadaan tidak e. Meminta bantuan sadar; dan pisikiater c. Jiwanya cacad dalam f. Gelar perkara; pertumbuhan. g. Penyelesian Perkara; Seperti yang tercantum pada h. Penyerahan berkas Kitap Undang – Undang Hukum perkara; Pidana (KUHP) pasal 44 tentang i. Penyerahan tersangka hal – hal yang menghapuskan, dan barang bukti; dan mengurangi atau memberatkan j. Penghetian pidana Penyelidikan atau Sp3. (1) Barang siapa melakukan Adapun penjelasanya apabila perbuatan yang tidak dapat di pelaku sudah ditanggkap dan pertanggujawabkan memiliki surat penangkapan kepadanya karena jiwanya maka penyidik di kasi waktu cacat dalam pertumbuhan atau untuk mengirim SPDP sebelum terganggu karena penyakit, 7 (tujuh) hari dan apabila tidak pidan; dalam penyidikan pelaku (2) Jika ternyata perbuatanya itu mengalami prilaku yang aneh tidak dapat di maka penyidik meminta pertanggungkan kepada bantuan kepada psikologi atau pelakunya karena psikiater untuk dapat pertumbuhan jiwanya cacat membantu medeteksi kejiwaan atau terganggu karena seorang pelaku apa ada penyakit, maka hakim hakim keterbelakangan mental atau dapat memerintahkan supa tidak ada maka selama 6
mejalani proses pemeriksaan memperlancar proses penyidikan
kejiwaan maka pelaku di kepolisian. Melakukan asesmen bantarkan tahananya sampai kondisi berisiko dan berbahaya dari selesai pemeriksanya kemudian tersangka, agar psikolog apabila mendekati waktu 7 hari mendapatkan gambaran pengiriman SPDP maka SPDP kemungkinan adanya kondisi tetap harus dikirim dan sambal berisiko dan berbahaya dari menunggu hasil perkara pelaku tersangka selama dalam proses tetap jalan namun penahanan penyidikan kepolisian. Melakukan dilakukan Pembantaran dan asesmen kompetensi mental apabila hasil selesai sementara tersangka (competency/insanity), SPDP sudah di kirim kejaksaan dengan tujuan untuk mendeteksi maka penydik akan melakukan apakah tersangka memiliki Gelar perkara kepada pimpinan kompetensi mental (sakit jiwa) atau kepolisian dan apibila berkas tidak. Mendeteksi kondisi sobriety SPDP belum dikirm maka akan (uji ini untuk mendukung dilakukan pemberhentian kecurigaan polisi saat interogasi, penyidikan atau SP3 dan apakah pelaku dipengaruhi oleh apabila berkas SPDP telah obat-obatan atau tidak; dan apa pun dikirim di kejaksaan maka hasil pemeriksaannya tidak pemberkasan dilanjukan ke dihentikan. Selain itu, membantu kejaksaan dan menunggu mendapatkan keterangan tentang putusan hakim untuk menilai motivasi tersangka yang terdakwa dengan hasil dari sebenarnya. psikologi forendik atau 2. Secara umum penanganan pelaku psikiater untuk menentukan tindak pidana dengan kekerasan putusan apakah masi bisa terhadap anak apabila pelaku dapat menanggujawabkan menanggung jawabkan perbuatanya perbuatanya atau tidak. dan tidak dapat menanggung jawabkanya dapat di bedakan dalam PENUTUP penyidikan apabila pelaku dapat A. Kesimpulan menanggung jawabkan perbuatanya 1. Tugas psikologi forensik di dalam pelaku tidak dapat pemeriksaan dari penyidikan pelaku , menurut psikolog atau psikiater karena psikolog Yusti Probowati, adalah pelaku tidak mengalami cacat mengetahui kondisi psikologis mental atau stres dan apabila pelaku tersangka melalui proses asesmen mempunyai cacat dalam kejiwaan mental tersangka. Yaitu, maka pelaku mendapat pemeriksaan mendeteksi ada tidaknya dari psikologi atau psikiater untuk keterbatasan intelektual terdakwa. menentukan hasil apakah pelaku Psikolog mendeteksikondisi dapat tidak menanggujawabkan intelektualitas tersangka tindak perbuatanya. pidana, dalam rangka 7
B. Saran. B. Peraturan Perundang-
1. Dimana adanya kerja sama undangan kepolisian dan psikiater atau psikologi dalam melakukan Undang-Undang Nomor 8 tahun penyelesaian kasus memiliki peran 1981 tentang Hukum yang cukup besar yang dapat Acara Pidana; membantu kepolisiaan dalam menentukan kejiwaan seorang Kitab Undang – Udang Hukum pelaku untuk melanjutkan Pidana; pemberkas yang nantinya akan di putuskan dalam kepolisian atau Peraturan Kepala Kepolisian kepengadilan. Negara Republik 2. Dalam melakukan penyidikan Indonesia Nomor 14 pelaku polisi aperatur negara tetap Tahun 2012 tentang melakukan pemeriksaan sesuai Manajemen Penyidikan protap penyidikan dan memiliki Tindak Pidana aturan berbeda apabila pelaku mempunyai gangguan kejiwaan atau tidak memiliki gangguan kejiwaan.
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku
Jack Kitaeff, 2017, Psikologi
Forensik, Pustaka Pelajar, Jakarta. Curt R. Bartol, 2018. Pengantar Psikologi Forensik. Pustaka Pelajar, Bandung Ilham Bisri, 2004. Sistem Hukum Indonesia. Grafindo Persada, Jakarta Kunarto, 2001. Perilaku Organisasi Polri. CV. Pustaka Setia, Jakart Tri Jata Ayu Pramesti, 2013. Apakah seorang yang gila bisa di pidana. Makalah.