You are on page 1of 7

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/327392782

PERAN TERAPI AL QUR'AN TERHADAP KECEMASAN DAN IMUNITAS PASIEN


HOSPITALISASI (The Role of The Koran Therapy on Anxiety and Immunity of
Hospitalized Patients)

Article · October 2009

CITATIONS READS

0 505

2 authors, including:

Hammad Hammad
Poltekkes Kemenkes Banjarmasin
7 PUBLICATIONS   0 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Health Care worker Migration View project

Modern and Convensional Wound Dressing to Interleukin 1 and Interleukin 6 in Diabetic wound View project

All content following this page was uploaded by Hammad Hammad on 07 November 2019.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


PERAN TERAPI AL QUR’AN TERHADAP KECEMASAN DAN IMUNITAS
PASIEN HOSPITALISASI
(The Role of The Koran Therapy on Anxiety and Immunity of Hospitalized Patients)

Hammad*

ABSTRACT

Introduction: Patient in the hospital faced with anxiety, in feel stronge with the hospital, medicine
and treatment action although unsure prognosis of desease. The anxiety will inflict a financial loss
because it will influence the attitude of the patient and immunology respons that will effect on how
long the patient stay in the hospital and how much cost of treatment. This study was aimed to
explain the anxiety level and imunity of patient in the hospital before and after The Al Qur’an
therapy. Method: This study used Pre experiment pre-posttest design involved 7 respondents,
taken by accidental sampling. The independent variable was The Al Qur’an therapy and the
dependent variable were anxiety level and imunity (basofil, eosinofil, monocyt, limfocyt and
leucocyt). Anxiety level were collected by Hamilton Anxiey Rating Scale and the imunity were
gotten from laboratory result of basofil, eosinofil, monocyt, limfocyt and leucocyt . Data were
analyzed using Wilcoxon Sign Rank Test for anxiety level and Mc Nemar for imunity with level of
significance α ≤ 0.05.Result: Results showed that The Al Qur’an therapy has an effect on
decreasing anxiety level (p=0.016). In contrast, there was no effect on imunity after therapy (p =
0,625). incision. Analysis: It can be concluded that the Koran therapy was proven to reduce
anxiety level and increased on imunity on patients hospitalized. Discussion: For future Further
studies should be developed and include larger responden to obtain more accurate results.

Keywords : anxiety level, immunity, The Al Qur’an theraphy

* Poltekes Banjarmasin Kalimantan Selatan, E-mail: Hammad_mtp@yahoo.co.id

PENDAHULUAN Hormon). Hormon ini akan merangsang


kortek adrenal untuk meningkatkan sekresi
Kecemasan dapat menimbulkan kortisol. Kortisol inilah yang selanjutnya
perubahan secara fisik maupun psikologis. menekan sistem imun tubuh (Ader, 1996).
Kecemasan dapat mengaktifkan syaraf Banyak teori yang mengemukakan bahwa
otonom yang berakibat detak jantung Noradrenalin, Asam Gamma Aminobutiric
menjadi bertambah, tekanan darah naik, dan Sistem Seretonergicneuronal di Lobus
frekuensi nafas bertambah dan secara umum Prontal dan Sistem Limbik mempengaruhi
mengurangi tingkat energi pada klien, secara patobiologis menyebabkan timbulnya
sehingga dapat merugikan individu gangguan kecemasan, jantung dan
(Rothrock, 1999). Berdasarkan konsep pernafasan.
psikoneuroimunologi, kecemasan merupakan Bagi umat Islam, Al Qur’an adalah
stressor yang dapat menurunkan sistem sumber pengobatan tertinggi dan paling
imunitas tubuh. Hal ini terjadi melalui diyakini bahwa Al Qur’an adalah sebagai Asy
serangkaian aksi yang diperantarai oleh Syifaa (obat) dan konsep bahwa tiap penyakit
HPA-axis (Hipotalamus, Pituitari dan ada obatnya. Keyakinan yang kuat ini akan
Adrenal). Stress akan merangsang sangat membantu dalam memanfaatkan Al
hipotalamus untuk meningkatkan produksi Qur’an dalam asuhan keperawatan pada
CRF (Corticotropin Releasing Factor). CRF pasien cemas. Bagi masyarakat Kalimantan
ini selanjutnya akan merangsang kelenjar Selatan yang religius, Terapi Al Qur’an
pituitari anterior untuk meningkatkan merupakan terapi alternatif pertama yang
produksi ACTH (Adreno Cortico Tropin dipilih. Ini berarti juga bahwa Al Qur’an

110
Manfaat Terapi Al-Qur’an (Hammad)

dapat dijadikan sumber rujukan bagi perawat dan psikis yang dirasakan pasien selama
dalam membantu penanganan kesehatan dirawat di rumah sakit menggunakan
pasien. Tujuan umum penelitian Hamilton Anxiety Rating Scale.Nilai imunitas
mengidentifikasi pengaruh terapi Al Qur’an pasien sebelum memperdengarkan Al Qur’an
terhadap tingkat kecemasan dan respon juga diukur dengan melihat nilai basofil,
imunitas pasien hospitalisasi. eusinofil, monosit, limfosit dan leukosit.
Kemudian pasien diperdengarkan ayat suci
BAHAN DAN METODE PENELITIAN Al Qur’an (surat Al Fatihah dan Surat
Yaasiin) sampai selesai melalui MP3 player.
Jenis penelitian digunakan Pra Terapi Al Qur’an dilakukan tiga kali sehari
Eksperimen dengan hipotesis “ada pengaruh selama empat hari berturut-turut. Pada hari
terapi Al Qur’an terhadap tingkat kecemasan keempat tingkat kecemasan dan nilai basofil,
dan respon imunitas pasien hospitalisasi”. eosinofil, monosit, limfosit dan leukosit
Penelitian ini dilaksanakan bulan Juni 2006 pasien diukur kembali. Data yang terkumpul
sampai April 2007 di RSUD Ratu Zalecha kemudian dianalisa secara deskriptif dan
Martapura Kabupaten Banjar. analitik dengan uji Wilcoxon sign Rank Test
Populasi pada penelitian semua untuk tingkat kecemasan dan Mc. Nemar
pasien rawat inap di ruang VIP Penyakit untuk imunitas dengan tingkat kemaknaan α≤
Dalam Rumah Sakit Ratu Zalecha yang 0,05.
beragama Islam dengan jumlah populasi 420
orang pasien. Proses pengambilan sampel HASIL PENELITIAN
menggunakan dengan teknik purposive
sampling. Sampel diambil berdasar kriteria Berdasarkan hasil pengumpulan data
inklusi : 1) usia 15-65 tahun, 2) pasien baru, dari 7 orang pasien sebagai responden
3) non infection disease, 4) tidak menderita didapat hasil tingkat kecemasan pasien
kanker/tumor, 5) sadar maupun post operasi sebelum diterapi Al Qur’an dalam tingkat
dengan GCS 15, 6) tidak mengalami kecemasan ringan 1 orang (14,3%) dan pada
gangguan orientasi realita, 7) tidak cedera tingkat sedang 6 orang (85,7%). Berdasarkan
otak, 8) bebas dari pengaruh obat anastesi kerakteristik jenis kelamin responden
dan 9) tidak mendapat transfusi darah, terapi perempuan mempunyai tingkat kecemasan
steroid, antibiotik dan supressan imun sedang 4 orang (57,1 %) dan 2 orang
lainnya. Berdasarkan kontrol yang ketat (28,6%) laki-laki, sedangkan responden laki-
terhadap sampel didapatkan hanya 7 orang laki masih ada yang mempunyai tingkat
pasien. kecemasan ringan yaitu 1 orang (14,3 %).
Variabel independen dalam (tabel 1).
penelitian ini adalah terapi Al Qur’an (surat Setelah diberi terapi Al Qur’an
Al Fatihah dan Surat Yaasiin). Variabel didapat hasil tingkat kecemasan pasien
dependen yaitu tingkat kecemasan dan menurun menjadi tidak cemas 2 orang (2,86
imunitas pasien (nilai basofil, eosinofil, %) dan 5 orang (71,4 %) pada tingkat
monosit, limfosit dan leukosit). Instrumen ringan. Berdasarkan jenis kelamin setelah
pengumpulan data menggunakan lembar diberikan terapi Al Qur’an tingkat kecemasan
observasi kecemasan dengan skala Hamilton pasien perempuan semuanya turun mejadi
Anxiety Rating Scale. Instrumen Imunitas tingkat ringan 4 orang (57,1 %) sedangkan
pasien menggunakan data hasil laboratorium laki-laki menjadi tidak cemas sebanyak 2
pemeriksaan darah. Alat yang digunakan orang (28,6 %) walaupun masih ada yang
MP3 Player dg Merk A data yang mempunyai tingkat kecemasan ringan yaitu 1
diperdengarkan ke pasien. Sedangkan orang (14,3 %) Berdasar uji statistik
pengambilan darah dan pemeriksaannya Wilcoxon Signed Rank Test di dapat p=0,016
dilakukan bekerja sama dengan pihak yang berarti bahwa terdapat perbedaan
Laboratorium RSUD Ratu Zalecha tingkat kecemasan sebelum dan sesudah
Martapura terapi Al Qur’an (tabel 1).
Prosedur awal pasien diukur tingkat
kecemasan berupa respon ketegangan fisik

111
Jurnal Ners Vol.4 No.2: 110-115

Tabel 1. Tingkat kecemasan pasien sebelum dan sesudah diberikan terapi Al Qur’an di RSUD Ratu
Zalecha Martapura
Tingkat Sebelum Sesudah
cemas Wanita Laki-laki Jumlah Wanita Laki-laki Jumlah
∑ % ∑ % ∑ % ∑ % ∑ % ∑ %
Tidak 2 28,6 2 28,6
Cemas
Ringan 1 14,3 1 14,3 4 57,1 1 14,3 5 71,4
Sedang 4 57,1 2 28,6 6 85,7
Berat
Jumlah 4 57,1 2 42,9 7 100 4 57,1 3 24,9 7 100
Uji Wilcoxon Signed Rank Test p=0,019

Keterangan : ∑= jumlah %= prosentase p= signifikansi

Imunitas pasien dalam penelitian ini menyenangkan. Kecemasan mungkin disertai


didasarkan pada hasil pemeriksaan Basofil, dengan gangguan fisik dan selanjutnya
Eosinofil, Monosit, Limfosit dan Leukosit menurunkan kapasitas seseorang untuk
dengan menggunakan sampel darah pasien mengatasi stressor (Stuart and Sundeen,
dan dicek ke laborarorium RS Ratu Zalecha. 1998). setelah diberi terapi Al Qur’an
Hasil pemeriksaan pada pasien yang menjadi ditemui penurunan tingkat kecemasan pasien
responden sebelum diberi terapi Al qur’an hospitalisasi menjadi tidak cemas sebanyak 2
adalah Limfosit dalam keadaan tidak normal orang (2,86 %) dan menjadi cemas ringan 5
ada 5 orang (71,5%) terdiri dari 2 orang laki- orang (71,4 %) dan tidak ada lagi yang
laki dan 3 orang perempuan. Leukosit dalam memiliki tingkat kecemasan sedang.
keadaan tidak normal ada 2 orang (28,6 %) Penggunaan pendekatan spiritual
yaitu1 orang perempuan dan 1orang laki-laki. dalam hal ini memperdengarkan ayat-ayat Al
Hasil pemeriksaan pada Eosinofil, basofil Qur’an pada saat memberikan asuhan
dan monosit sebelum terapi Al Qur’an dalam keperawatan ternyata mampu menurunkan
keadaan normal semua (tabel 2). kecemasan pasien. mendengarkan ayat-ayat
Setelah responden diberi terapi Al Al Qur’an dapat memberikan ketenangan dan
Qur’an hasil pemeriksaan Limfosit dalam kepasrahan pada Yang Maha Kuasa.
keadaan yang normal 4 orang (57,1 %) yaitu Keyakinan yang kuat bahwa setiap penyakit
2 orang perempuan dan 2 orang laki-laki dan ada obatnya dan Al Qur’an sebagai Asy
tidak normal ada 3 orang (42,9 %) yaitu 2 Syifaa (obat) adalah sumber pengobatan
orang perempuan dan 1 orang laki-laki. tertinggi dan paling diyakini sangat
Kadar Leukosit setelah terapi dalam keadaan membantu dalam menurunkan kecemasan
normal 5 orang (71,5%) yaitu 3 orang laki- pasien. Situasi ini didukung oleh beberapa
laki dan 3 orang perempuan, namun masih pendapat diantaranya adalah Sharon Wyatt,
ada kadar leukosit yang tidak normal seorang peneliti Pusat Kesehatan Universitas
sebanyak 2 orang (28,6%). Melalui uji Mc Mississippi Amerika Serikat melakukan riset
Nemar didapat hasil p=0,625 pada limfosit selama berbulan-bulan ke pusat-pusat
dan p=0,5 pada leukosit. Hal ini menujukkan peribadatan di Mississipi. Dia melakukan
tidak terdapat perbedaan signifikan sebelum riset untuk menjawab sebuah pertanyaan : “
dan sesudah terapi Al Qur’an (tabel 3). untuk apa berdoa, sembahyang dan ritual?”.
Sedangkan pada pemeriksaan limfosit, Akhirnya dia menyatakan bahwa agama dan
eosinofil dan basofil tidak bisa dilakukan spiritualitas tidak harus padam oleh silau
pengujian Mc Nemar karena tidak ada variasi modernitas. Seperti dikutip oleh Harian
nilainya. Health Day News, Wyatt menyatakan “
Keadaan pasien hospitalisasi Agama dan Spiritualitas, dalam banyak hal
sebelum diberi terapi Al Qur’an sebagian terbukti berguna untuk kesehatan. Ia
besar pada tingkat kecemasan sedang dan ada memiliki efek positif terhadap tekanan darah
1 orang dengan tingkat ringan. Kecemasan (Republika, 2006).
adalah pengalaman emosi yang tidak

112
Manfaat Terapi Al-Qur’an (Hammad)

Tabel 2. Imunitas pasien hospitalisasi sebelum diberi terapi Al-Qur’an berdasarkan jenis kelamin
di RSUD Ratu Zalecha Martapura

Jenis Limfosit Eosinofil Monosit Basofil Leukosit


kelamin
N Ab N Ab N Ab N Ab N Ab
∑ % ∑ % ∑ % ∑ % ∑ % ∑ % ∑ % ∑ % ∑ % ∑ %
Laki- 1 14,3 2 28,6 3 42,9 - - 3 42,9 - - 42,9 3 - - 2 28,6 1 14,3
laki
Wanita 1 14,3 3 42,9 4 57,2 - - 4 57,2 - - 4 57,2 - - 3 42,9 1 14,3
Jumlah 2 28,6 5 71,5 1 100 - - 7 100 - - 7 100 - - 5 71.5 2 28,6

Tabel 3. Imunitas pasien hospitalisasi sesudah diberi terapi ayat Al-Qur’an di RSUD Ratu Zalecha
Martapura
Jenis Limfosit Eosinofil Monosit Basofil Leukosit
kelamin N Ab N Ab N Ab N Ab N Ab

∑ % ∑ % ∑ % ∑ % ∑ % ∑% ∑ % ∑% ∑ % ∑ %
Lk 2 28,6 1 14,3 3 42,9 - - 3 42,9 - - 3 42,9 - - 3 42,9 1 14,3
Pr 2 28,6 2 28,6 3 42,9 1 14,2 4 57,2 - - 4 57,2 - - 2 28,6 1 14,3
Jumlah 4 57,2 3 42,9 6 85,8 1 14,2 7 100 - - 7 100 - - 5 71,5 2 28,6
Uji Mc
Nemar p=0,625 - - - p=0,5
Test

Keterangan:
p = signifikansi Ab = Abnormal N = Normal Pr = Perempuan
∑= Jumlah % = Prosentase Lk = Laki-laki

National Center for Health Statistics dapat mengenal benda asing dan
tahun 2004 meneliti 31000 mantan pasien membedakannya dari sel jaringan sendiri.
dewasa di AS menunjukkan 62% pasien Biasanya sel limfosit hanya memberikan
mengombinasikan perawatannya dengan reaksi terhadap benda asing, tetapi tidak
pengobatan alternatif yang memasukkan terhadap sel sendiri. Kemampuan mengenal
unsur spiritualitas (doa dan kepasrahan). limfosit tersebut disebabkan adanya reseptor
“Doa sebagai terapi diyakini banyak warga permukaan (TCR).
AS kini,“ tutur direktur National Center for Nilai monosit pasien sebelum dan
Complementary and Alternative Medicine sesudah terapi Al Qur’an masih dalam batas
(Stephen E Strauss MD, 2004). normal. Sel monosit ini akan bermigrasi dari
Nilai Limfosit pasien sebelum diberi peredaran darah ke jaringan dan disana akan
terapi Al Qur’an 2 orang (28,6 %) dalam berdifferensiasi sebagai makrofag. Makrofag
keadaan normal 1 orang perempuan dan 1 masih membelah diri membentuk protein
orang laki-laki dan 5 orang (71,4 %) yang menempati jaringan/organ-organ
mempunyai nilai abnormal. Nilai Limfosit tertentu. Menurut fungsinya, makrofag dibagi
pasien sesudah diberi terapi Al Qur’an menjadi 2 yaitu fagosit professional
menjadi normal 4 orang (57,1 %) yaitu (berperan membunuh kuman dengan organ
perempuan 2 orang dan laki-laki 2 orang, lisosom dan sebagai reseptor MIF dan MAF
tetapi masih ada yang mempunyai nilai tidak dan melepaskan komplemen, interferon dan
normal 3 orang (42,9 %) yaitu 2 orang monokin) dan sebagai APC (Antigen
perempuan dan 1 orang laki-laki. Limfosit Presenting Cell) yang berperan memakan
merupakan 20% dari semua leukosit dalam antigen dan mempresentasikannya kepada sel
sirkulasi darah orang dewasa yang terdiri limfosit dalam bentuk yang dapat dikenalnya.
dari sel T dan sel B yang merupakan kunci Nilai basofil pasien sebelum dan
pengontrol system imun. Sel-sel tersebut sesudah terapi Al Qur’an tetap berada pada

113
Jurnal Ners Vol.4 No.2: 110-115

rentang normal. Jumlah sel basofil yang Respon emosional positif atau coping
ditemukan dalam sirkulasi darah sangat sangat penting dalam menjaga daya tahan
sedikit, yaitu kurang dari 0,5 % seluruh sel tubuh. Dengan kata lain, sistem imun tidak
darah putih. Sel Basofl diduga berfungsi bisa hanya ditinjau dari fatkor fisik, materiil
sebagai sel fagosit, tetapi yang jelas sel ataupun hanya ditinjau dari segi biologis saja.
tersebut berfungsi sebagai sel mediator. Tetapi faktor psikologis, atau dalam hal ini
Bersama sel mastosit, keduanya melepaskan pendekatan religius merupakan salah satu
bahan-bahan yang mempunyai aktivitas faktor penting yang sangat berperan dan tidak
biologik, antara lain : meningkatkan bisa diabaikan begitu saja dalam membantu
permeabilitas vaskuler dan respon inflamasi meningkatkan status kesehatan pasien.
serta mengerutkan otot polos bronkus. Butir– Secara Psikoneuro Imunologi
butir kedua sel tersebut mengandung interaksi demikian akan memicu proses
histamine, heparin, SRS-A, dan ECF. adaptasi yang menghasilkan ketahanan tubuh
Degranulasi disebabkan antara lain terjadinya yang lebih baik.Keadaan ini akan
ikatan antara antigen dan Ig E. Hal ini biasa mempercepat penyembuhan pasien. Putra,
ditemui pada reaksi alergi. Selain ditemukan ST., 2002).
imunitas dengan parasit.
Nilai eosinofil pasien sebelum dan SIMPULAN DAN SARAN
sesudah terapi Al Qur’an tetap berada pada
rentang normal. Merupakan 2-5 % dari sel Simpulan
darah putih orang sehat tanpa alaergi.
Berfungsi dalam fagositosis. Dapat Terapi Al Qur’an dapat menurunkan
dirangsang untuk degranulasi seperti halnya tingkat kecemasan dan meningkatkan
mastosit dan basofil. Mediator–mediator imunitas pasien yang sedang menjalani rawat
yang dilepas pada degranulasi tersebut dapat inap di Rumah Sakit. Melalui
menginaktifkan mediator-mediator yang diperdengarkannya Al Qur’an pasien menjadi
dilepas oleh sel mastosit/basofil pada reaksi lebih tenang dan mendapatkan respon
alergi. emosional positif (coping) yang dapat
Eosinofil mengandung berbagai menghindarkan diri dari stress.
granul seperti MBP, ECP, EDN, dan
Eosinofil Peroksidase yang bersifat toksik Saran
dan dapat menghancurkan sel sasaran bila
dilepas. Eosinofil diduga juga berperan pada Peneliti memberikan saran : 1)
imunitas cacing. Eosinofil dapat mengikat diharapkan perawat pada layanan kesehatan
skistosoma yang dilapisi Ig G untuk dapat menerapkan asuhan keperawatan
kemudian melalui degranulasi melepaskan melalui pendekatan spiritual sebagai
protein yang toksik. alternatif perawatan pasien, 2) kepada
Leukosit pasien sebelum terapi Al peneliti selanjutnya diharapkan dapat
Qur’an dalam keadaan tidak normal ada 3 mengembangkan penelitian dengan restriksi
orang (42,9 %) kemudian setalah terapi Al yang lebih ketat terhadap faktor perancu dan
Qur’an menjadi normal sebanyak 5 orang indikator yang lebih mendalam, serta sampel
(71,5%), walaupun masih ada kadar leukosit yang lebih banyak sehingga didapatkan
yang tidak normal sebanyak 2 orang (28,6%). pengaruh yang signifikan dari terapi ini.
Leukosit merupakan golongan sel asal II
yang terdiri dari sel imun non spesifik
(fagosit Mono dan Polimorfonuklear, sel NK, KEPUSTAKAAN
sel K dan sel mediator/basofil mastosit) dan
sel –sel imun spesifik yang terdiri atas Sel T Catherine Stoney, 2006. Sehat Dengan
dan sel B. Leukosit ini penting menilai spiritualitas. Republika, Diakses
terjadinya SIRS (Systemic Inflammatoric tanggal 20 Mei 2006.
Respon Syndrome) dan terjadinya sepsis Chitty, Kay K., 1997. Professional Nursing,
dimana biasanya Leukosit lebih dari 12.000 Concepts and Challenge. 2nd
atau kurang dari 4000 mm³ (Sholeh, M., edition, Philadelphia : W.B
2006). Saunders Co.

114
Manfaat Terapi Al-Qur’an (Hammad)

Garna Baratawidjaja, Karnen, 2001. Maramis, W.F., 2004. Catatan Kedokteran


Imunologi Dasar. Balai Penerbit Jiwa. Edisi 8. Jakarta.
FKUI. Jakarta. Pratiknya, A.W., 2000. Dasar-dasar
Kozier, B &; Erb, Glenora, 1991, Metodologi Penelitian Kedokteran
Fundamentals Of Nursing, dan Kesehatan. Jakarta.
Concepts, Proccess and Practice. Putra, Suhartono Taat, 2002. Pengantar
Philadelphia: Addison-Wesley Co. Psikoneuroimunologi. Bahan Ajar
Inc. PNI. Surabaya.
Latif, Abdul, 2003. Studi Deskriptif tentang Sholeh, Moh., 2006. Terapi Sholat Tahajut.
Tindakan Perawatan Pre Operatif Jakarta : Hikmah.
dan Tingkat Kecemasan Pasien di Stuart & Sundeen, 1998. Keperawatan Jiwa.
Ruang Bedah RSUD Ratu Zalecha Alih Bahasa Achir Yani. Edisi III.
Martapura. Cetakan I. Jakarta : EGC.

115

View publication stats

You might also like