You are on page 1of 12

Ilmu Pendidikan: Jurnal Kajian Teori dan Praktik Kependidikan

Volume 3, Nomor 1, Juni 2018

Tersedia Online di http://journal2.um.ac.id/index.php/jktpk


ISSN 2549-7774 (online), ISSN 2548-6683 (print)

BUDAYA SEKOLAH BERWAWASAN


LINGKUNGAN PADA SEKOLAH ADIWIYATA
MANDIRI

Bayu Indra Permana, Nurul Ulfatin


Universitas Negeri Malang, Jalan Semarang 5 Malang
65145 Email: permana23391@yahoo.com

Abstract: The purpose of this research is to know: (1) environmental school culture in
independent adiwiyata school, that is school culture activity with environment insight and
organizing school culture with environment insight; (2) to identify the values contained in an
environmentally sound school culture at independent school; and (3) to describe the effort of
preserving environmental school culture in independent adiwiyata school. This research uses
qualitative approach. The research was conducted in two schools namely SMK Negeri 1 Turen
and SMK Negeri 1 Malang. Data sources include principals, teachers, adiwiyata coordinators,
and students. The data collection procedure used is observation, interview, and documentation.
Data analysis used is data analysis in site and cross-site data analysis. The results show that
schools have implemented an environmentally sound school culture that is shown by the
existence of a school policy, curriculum, activity, and infrastructure that support school
culture. Organizing in an environmentally sound school culture is indicated by a division of
tasks, socialization, and implementation of activities, and the presence of monitoring and
evaluation. The values contained in an environmentally sound school culture that is the value
of environmental care, the value of environmental love, and the value of achievement spirit.
The preservation is done by carrying out all the activities that have been there before.

Keywords: school culture, environmental perspective, independent adiwiyata

Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) budaya sekolah berwawasan
lingkungan pada sekolah adiwiyata mandiri, yaitu kegiatan budaya sekolah berwawasan
lingkungan dan pengorganisasian budaya sekolah berwawasan lingkungan; (2)
mengidentifikasi nilai-nilai yang terkandung dalam budaya sekolah berwawasan lingkungan
pada sekolah adiwiyata mandiri; dan (3) mendeskripsikan upaya pelestarian budaya sekolah
berwawasan lingkungan pada sekolah adiwiyata mandiri. Penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif. Penelitian dilaksanakan di dua sekolah yaitu SMK Negeri 1 Turen dan
SMK Negeri 1 Malang. Sumber data yaitu kepala sekolah, guru, koordinator adiwiyata, dan
siswa. Prosedur pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Analisis data yang digunakan yaitu analisis data dalam situs dan analisis data
lintas situs. Hasil penelitian menunjukkan sekolah telah mengimplementasikan budaya sekolah
berwawasan lingkungan yang ditunjukkan dengan adanya suatu kebijakan, kurikulum,
kegiatan, dan sarana prasarana sekolah yang mendukung budaya sekolah. Pengorganisasian
dalam budaya sekolah berwawasan lingkungan ditunjukkan dengan adanya suatu pembagian
tugas, sosialisasi, dan pelaksanaan kegiatan, serta adanya monitoring dan evaluasi. Nilai-nilai
yang terkandung dalam budaya sekolah berwawasan lingkungan yaitu nilai peduli lingkungan,
nilai cinta lingkungan, dan nilai semangat berprestasi. Pelestarian tersebut dilakukan dengan
cara melaksanakan seluruh kegiatan yang telah ada sebelumnya.

Kata kunci: budaya sekolah, berwawasan lingkungan, adiwiyata mandiri

Dewasa ini lingkungan menjadi masalah yang berbagai dampak yang ditimbulkan berbagai
perlu mendapat perhatian yang seksama dan aktivitas manusia. Dari tahun ke tahun lingkungan
cermat. Lingkungan mulai terancam oleh mulai menampakan perubahan yang signifikan.

11
12 Ilmu Pendidikan: Jurnal Kajian Teori dan Praktik Kependidikan, Volume 3 Nomor 1 Juni 2018 hlm 11-21

Seperti halnya pergantian cuaca yang ekstrem, Malang tahun 2013 sebagai sekolah yang telah
kemarau berkepanjangan dan lain sebagainya. Isu menerapkan pengelolaan lingkungan sekolah
lingkungan sesungguhnya merupakan isu yang secara mandiri. Hal tersebut dapat dilihat mulai
sangat luas karena kompleksitas permasalahannya dari upaya pemilahan sampah, pembuatan pupuk
menyangkut aspek-aspek krusial dan beraneka kompos, penataan ruang kelas dan sekolah,
ragam dari multidisiplin ilmu seperti ekonomi, adanya kegiatan-kegiatan yang setuju terhadap
politik, sosial dan budaya dan termasuk dari lingkungan, pemanfaatan sampah plastik untuk
kelompok ilmu-ilmu eksakta (Chatab, 2007; diproses menjadi media pembelajaran sederhana,
Kotter, 1992). Seiring dengan pertambahan pemanfaatan air limbah dan ipal, pembuatan
penduduk dan perkembangan berbagai industri, biopori, dan pengolahan limbah dijadikan pupuk
isu lingkungan telah menjadi masalah serius yang cair organik. Menjadi hal penting dilaksanakan
dihadapi oleh manusia. penelitian tentang budaya, implementasi, nilai-
Permasalahan lingkungan dapat nilai yang terkandung serta proses pelestarian
dikategorikan masalah lingkungan lokal, dalam budaya sekolah berwawasan lingkungan
nasional, regional dan global. Dalam beberapa yang telah diterapkan pada dua sekolah tersebut.
tahun terakhir, permasalahan lingkungan yang
paling krusial adalah pemanasan global yang METODE
semakin sering dibicarakan baik dalam skala
Penelitian ini menggunakan pendekatan
kecil sampai tingkat internasional seperti pada
kualitatif dengan rancangan penelitian multi situs.
Konferensi Tingkat Tinggi ke-9 G-20 di Brisbane
Kehadiran peneliti sangat penting sebab peneliti
Australia pada tanggal 15 November 2014. Secara
disini sebagai instrumen penelitian dan sebagai
umum pemanasan global didefinisikan dengan
sumber pengumpul data. Lokasi penelitian berada
meningkatkan suhu permukaan bumi oleh gas
di dua sekolah yaitu di SMK Negeri 1 Turen dan
rumah kaca akibat aktivitas manusia. Sepuluh
di SMK Negeri 1 Malang. Sumber data dalam
tahun terpanas terjadi setelah tahun 1990, isu
penelitian ini yaitu kepala sekolah, guru, ketua
pemanasan global begitu berkembang akhir-akhir
koordinator adiwiyata dan siswa. Tehnik yang
ini dari lingkup perusahaan, pabrik-pabrik, sampai
digunakan dalam pengambilan data menggunakan
pada lingkup rumah tangga. Pemanasan global
dua tehnik sampling yaitu purposive sampling dan
telah menyebabkan perubahan iklim yang
snowball sampling.
signifikan, seperti yang terjadi di negara
Prosedur pengumpulan data yang digunakan
indonesia, efek dari pemanasan ini telah
adalah observasi, wawancara dan dokumentasi.
menyebabkan perubahan iklim dan lingkungan
Analisis data yang digunakan dalam penelitian
hidup yang ekstrim.
ini terdapat analisis data dalam situs dan analisis
Penelitian ini dilaksanakan di dua sekolah
data lintas situs (Moleong, 2014; Arifin, 1996;
menengah kejuruan (SMK) yang telah
Gunawan, 2014). Pengecekan keabsahan data
menerapkan budaya sekolah berwawasan
yang digunakan ada empat kriteria yaitu:
lingkungan yaitu SMK Negeri 1 Turen yang
kepercayaan (credibility), kebergantungan
terletak di Jalan Raya Panglima Sudirman Nomor
(dependability), kepastian (confirmability), dan
41 Kabupaten Malang Jawa Timur dan SMK
keteralihan (transferability).
Negeri 1 Malang yang terletak di jalan
Sonokembang Janti Kota Malang. Kedua sekolah
HASIL
ini merupakan sekolah menengah kejuruan yang
maju di Kabupaten Malang dan Kota Malang Berdasarkan konteks pendidikan terdapat
serta telah menerapkan budaya sekolah unsur yang berpengaruh penting dalam suksesnya
berwawsan lingkungan dan terbukti berhasil suatu kegiatan pendidikan yaitu kondisi
memajukan sekolah dan menjadikan sekolah ini lingkungan. Pendidikan atau proses belajar
berbeda dengan sekolah yang lain dalam hal berlangsung mulai dari lingkungan keluarga,
pengelolaan lingkungan sekolah. Hal ini terbukti lingkungan sekolah dan kemudian lingkungan
dengan adanya piala adiwiyata yang telah diraih masyarakat. Lingkungan yang kondusif akan
SMK Negeri 1 Turen tahun 2013 dan piala mendukung bagi anak untuk
adiwiyata yang juga diraih SMK Negeri 1
dapat menyerap semua pengetahuan yang peduli lingkungan.
diajarkan pada saat ia berada pada suatu di Berdasarkan berbagai aspek yang terkandung
lingkungan. Lingkungan keluarga merupakan dalam budaya sekolah berwawasan lingkungan
lingkungan yang berpengaruh cukup besar pada tersebut hal itu sejalan dengan aspek-aspek yang
proses belajar anak karena keluarga merupakan terdapat pada sekolah adiwiyata dalam Buku
rumah pertama bagi anak pada saat ia mengenal Panduan Adiwiyata (2011) yaitu pelaksanaan
dunia. Keluarga berpengaruh penting terhadap program adiwiyata meliputi: (1) kebijakan
perkembangan jiwa maupun raga seorang anak, berwawasan lingkungan; (2) pelaksanaan
jika keluarga dapat memberikan contoh-contoh kurikulum berbasis lingkungan; (3) kegiatan
yang baik serta suasana di dalam lingkungan lingkungan berbasis partisipatif; dan (4)
keluarga harmonis niscaya anak juga akan pengelolaan sarana pendukung ramah lingkungan.
menjadi seseorang yang memiliki budi pekerti Budaya sekolah berwawasan lingkungan yang
yang luhur kelak. telah diterapkan juga memiliki keuntungan-
Sekolah merupakan suatu bentuk dari keuntungan yakni dapat menjadikan sekolah
organisasi yang berfokus pada masalah beserta semua warga sekolah memiliki budaya
pendidikan. Sekolah seyogyanya memiliki peduli dan cinta lingkungan yang diharapkan
lingkungan yang kondusif dalam menjalankan dapat diterapkan di dalam sekolah maupun di luar
suatu proses belajar mengajar di dalamnya. Untuk sekolah.
mencapai hal tersebut maka sekolah haruslah Keuntungan-keuntungan tersebut juga
memiliki suatu budaya yang mampu memberikan sejalan dengan keuntungan mengikuti Program
dampak positif pada seluruh warga sekolah. Adiwiyata menurut Buku Panduan Adiwiyata
Bukan hanya dampak positif saja melainkan juga (2011) yaitu:
budaya sekolah yang dijalankan haruslah dapat (1) mendukung pencapaian standar kompetensi/
membedakan dari sekolah-sekolah lain. Budaya kompertensi dasar dan standar kompetensi
sekolah dapat menjadikan sekolah memiliki ciri lulusan (SKL) pendidikan dasar dan menengah;
khas tersendiri dalam menjalankan proses (2) meningkatkan efesiensi penggunaan dana
pembelajaran. Hasil penelitian ini dideskripsikan operasional sekolah melalui penghematan dan
seperti yang ditampilkan pada Tabel 1. pengurangan konsumsi dari berbagai sumber
daya dan energy; (3) menciptakan kebersamaan
PEMBAHASAN warga sekolah dan kondisi belajar mengajar yang
Implementasi Budaya Sekolah lebih nyaman dan kondusif; (4) menjadi tempat
Berwawasan Lingkungan pembelajaran tentang nilai-nilai pemeliharaan
dan pengelolaan lingkungan hidup yang baik dan
Implementasi budaya sekolah berwawasan benar bagi warga sekolah dan masyarakat sekitar;
lingkungan di kedua situs telah dilaksanakan dan (5) meningkatkan upaya perlindungan dan
melalui berbagai hal yaitu dengan adanya suatu pengelolaan lingkungan hidup meIalui kegiatan
kebijakan-kebijakan, peraturan-peraturan, pengendalian pencemaran, pengendalian
program sekolah, kegiatan-kegiatan, sarana dan kerusakan dan pelestarian fungsi lingkungan di
prasarana yang mendukung kegiatan serta sekolah.
partisipasi seluruh warga sekolah dalam Menjadi sesuatu yang beda dan unggul dari
terwujudnya sekolah yang berwawasan sekolah lain merupakan bagian dari sebuah
lingkungan. Terdapat empat aspek dalam budaya budaya organisasi yang telah sukses dijalankan.
sekolah berwawasan lingkungan di SMK Negeri Budaya organisasi tersebut tercermin dari
1 Turen dan SMK Negeri 1 Malang yaitu: adanya penghargaan yang telah diterima oleh sekolah
suatu perencanaan yang melahirkan suatu tersebut sebagai sekolah adiwiyata mandiri.
kebijakan dan peraturan sekolah, adanya sarana Budaya organisasi yang berwujud budaya sekolah
dan prasarana yang memadai serta mendukung berwawasan lingkungan telah diterapkan
semua kegiatan yang dilakukan, adanya mata sepenuhnya oleh sekolah dan menjadikan sekolah
pelajaran pendidikan lingkungan hidup dalam itu unggul dalam hal sekolah berwawasan
kurikulum sekolah serta peran serta seluruh warga lingkungan. Hal itu sejalan dengan pendapat
sekolah dalam kegiatan yang bersifat Robbins (2005) yang menyatakan bahwa budaya
organisasi adalah suatu persepsi bersama yang
dianut oleh anggota-anggota organisasi
Tabel 1 Deskripsi Hasil Penelitian
Situs
No Fokus Aspek SMK Negeri 1 Analisis Lintas Situs
SMK Negeri 1 Turen
Malang
1 Implementasi Implementasi budaya Implementasi budaya Implementasi Budaya Sekolah
Budaya Sekolah sekolah berwawasan sekolah berwawasan Berwawasan Lingkungan
Berwawasan lingkungan lingkungan telah dilaksanakan dan di
Lingkungan dilaksanakan dan di dilaksanakan mulai dalamnya terdapat suatu
dalamnya terdapat dari sekolah menjuarai kebijakan, pelaksanaan
empat aspek yaitu: lomba UKS dan di kurikulum, kegiatan-kegiatan
(1) Kebijakan dalamnya terdapat dan sarana prasarana yang
Berwawasan sebuah peraturan- mendukung sekolah dalam
Lingkunga; (2) peraturan, kegiatan, pengimplementasian
Pelaksanaan Kurikulum serta sarana dan budaya sekolah berwawasan
Berbasis Lingkungan; prasarana yang lingkungan
(3) Kegiatan mendukung semua
Lingkungan Berbasis kegiatan tersebut
Partisipatif;
(4) Pengelolaan
Sarana Pendukung
Ramah Lingkungan

Kegiatan Kegiatan rutin Kegiatan fisik: (1) Kegiatan Budaya Sekolah


Budaya Sekolah contohnya Kegiatan jumat bersih; Berwawasan Lingkungan
adalah
Berwawasan kegiatan pada hari (2) Pembuatan pupuk terdapat beberapa kegiatan
Lingkungan jumat yang terdiri kompos dari sampah yaitu: (1) Kegiatan rutin dan
dari: (1) Jumat bersih; organik; (3) Pembuatan tidak rutiN; (2) Fisik dan
(2) Jumat sehat biopori; (4) Membuat nonfisiK; (3) Kegiatan di
daN; dan memelihara dalam dan di luar sekolah
(3) Jumat rohani aneka tanaman bunga
dalam greenhouse; (5) Mata pelajaran PLH bersifat
Budidaya jamur tiram; monolitik dan terintegrasi
(6) Piket kebun dengan mata pelajaran lain
Kegiatan nonfisik: (1)
Kegiatan tidak rutin
contohnya adalah: (1) Mengajarkan anak-anak
Lomba lingkungan secara langsung untuk
hidup; (2) Penanaman membersihkan ruangan
1000 pohon di sekolah kelas; (2)Pengarahan
imbas; (3) Pembinaan menata taman pada
pada sekolah kegiatan hari jumat; (3)
imbas Memberikan teguran
saat ada murid yang
Mata pelajaran membuang sampah
lingkungan hidup
bersifat monolitik dan sembarangan
terintegrasi
Kegiatan di dalam
sekolah: (1) Pemilahan
sampah; (2) Pembuatan
pupuk kompos;
(3) Pemanfaatan
sampah plastik untuk
diproses menjadi
media pembelajaran
sederhana; (4)
Penanaman sayur di
polibek; (5) Pembuatan
biopori;
Situs
No Fokus Aspek SMK Negeri 1 Analisis Lintas Situs
SMK Negeri 1 Turen
Malang
(6) Penyediaan sumber
air dan sarana toilet dan
wastafel

Kegiatan di luar
sekolah: (1) Pembinaan
pada sekolah imbas

Mata pelajaran
lingkungan hidup
bersifat monolitik dan
terintegrasi
Pengorganisasian Pembagian Pembagian tugas Pembagian tugas Pembagian tugas dalam
Budaya Sekolah Tugas bermula pada berdasarkan sebuah pengorganisasian ini
Berwawasan suatu perencanaan perencanaan, dilaksanakan sesuai dengan
Lingkungan sebelumnya, perencanaan bersumber perencanaan serta kebijakan
yang
perencanaan tersebut dari kebijakan dan peraturan sekolah yang
dan
berdasar pada visi dan peraturan sekolah berdasar pada visi dan misi
misi sekolah yaitu sedangkan sekolah yaitu berbudaya
kebijakan
berbudaya lingkungan.dan peraturan sekolah lingkungan.
Pembagian tugas berdasar pada visi dan dalam pembagian tugas,
dilakukan oleh seluruh misi sekolah. keterlibatan warga sekolah
warga sekolah Seluruh warga mutlak adanya
sekolah terlibat dalam
pembagian tugas
Pelaksanaan Terdapat 2 Terdapat 2 jenis Terdapat beberapa pelaksanaan
jenis
Kegiatan pelaksanaan kegiatan pelaksanaan kegiatan kegiatan yaitu: (1) Kegiatan
yaitu rutin dan tidak yaitu fisik dan nonfisik rutin dan tidak rutin; (2) Fisik
rutin serta terdapat juga dan nonfisik; (3) Kegiatan di
kegiatan di dalam dan dalam dan di luar sekolah
di luar sekolah
Monitoring Monitoring Monitoring dan Monitoring dan Evaluasi
dan
dan EvaluasiEvaluasi Evaluasi dilakukan dilakukan oleh ketua
dilakukan
oleh ketua koordinator oleh ketua koordinator koordinator adiwiyata dan
adiwiyata dan kepala adiwiyata dan di bantu kepala sekolah
sekolah oleh kepala sekolah

2 Nilai-Nilai yang (1) Nilai cinta Ke-18 nilai karakter Terdapat persaaan nilai yang
Terkandung dalam lingkungan; (2) Nilai dan lebih menekankan terkandung yaitu nilai peduli
Budaya Sekolah peduli lingkungan; pada nilai peduli lingkungan
Berwawasan dan (3) Nilai semangat lingkungan dalam
Lingkungan berprestasi. semua kegiatan di
sekolah
3 Pelestarian Upaya pelestarian Upaya pelestarian Upaya pelestarian dilakukan
Budaya Sekolah dilakukan dengan dilakukan dengan cara dengan cara melaksanakan
Berwawasan kegiatan pada melaksanakan semua semua kegiatan yang telah ada
hari
Lingkungan jumat yang mencakup kegiatan yang telah ada sebelumnya
jumat bersih, sehat dansebelumnya mulai dari
rohani serta kegiatan kegiatan pelaksanaan
penanaman nilai cinta fisik dan non fisik serta
lingkungan yang kegiatan di dalam dan
dilakukan pada saat di luar sekolah
masa orientasi siswa
(tahun ajaran baru)
dan membedakan organisasi itu dari organisasi- Hal ini sejalan dengan Buku Panduan Adiwiyata
organisasi lain. Budaya organisasi yang dianut (2011) yaitu pengembangan kebijakan sekolah
sekolah adalah budaya sekolah berwawasan berwawasan lingkungan berdasar pada: (1)
lingkungan atau biasa disebut dengan sekolah filosofi, visi, dan misi sekolah yang peduli dan
adiwiyata. berbudaya lingkungan; (2) kebijakan dalam
pemngembangan materi pembelajaran lingkungan
Kegiatan Budaya Sekolah Berwawasan hidup; dan (3) kebijakan penghematan sumber
Lingkungan daya alam.
Tahap pengorganisasian berikutnya
Kegiatan budaya sekolah berwawasan
adalah pelaksanaan kegiatan. Namun sebelum
lingkungan pada dua sekolah berwujud kegiatan
melaksanakan kegiatan terdapat suatu kegiatan
rutin dan tidak rutin, kegiatan fisik dan non
yang tak kalah penting yakni sosialisasi.
fisik, serta kegiatan di dalam dan di luar sekolah
Sosialisasi yang dilakukan dalam oleh sekolah
merupakan kegiatan yang dilakukan oleh sekolah
berbentuk sosialisasi langsung dan tidak langsung.
dalam proses pengimplementasian budaya sekolah
Bentuk sosialisasi langsung dilakukan dengan
berwawasan lingkungan. Kegiatan-kegiatan
komunikasi secara langsung dua arah pada warga
sekolah tersebut merupakan cerminan dari
sekolah dalam memberikan peraturan-peraturan
sekolah adiwiyata yang melaksanakan program-
memngenai kebijakan budaya sekolah
program peduli lingkungan dalam kegiatannya
berwawasan lingkungan sedangkan sosialisasi
sehari- harinya. Cerminan sekolah adiwiyata juga
tidak langsung dilakukan dengan penempelan
ada pada setiap individu-individu di dalamnya,
peraturan-peraturan serta slogan-slogan yang
individu yang ada dalam sekolah adiwiyata
memberikan pemahaman pada warga sekolah
sebagian besar memiliki jiwa cinta dan peduli
tentang budaya sekolah berwawasan lingkungan.
lingkungan, hal itu dikarenakan organisasi yang
Hal ini sejalan dengan pendapat Robbins (2005)
dianut dalam hal ini sekolah telah memberlakukan
yaitu budaya organisasi terbentuk mulai dari
budaya sekolah yang berwawasan lingkungan.
Hal ini sejalan dengan pendapat Masaong filosofi organisasi, kriteria seleksi, manajemen
(2011) yang mengemukakan budaya sekolah puncak serta sosialisasi pada anggota. Sosialisasi
merupakan sistem nilai sekolah dan akan tersebut bertujuan agar para anggota yakni warga
mempengaruhi cara pekerjaan dilakukan serta sekolah dapat mengerti budaya sekolah
cara warga sekolah berperilaku. Budaya sekolah berwawasan lingkungan.
Pelaksanaan kegiatan dilakukan oleh sekolah
dibangun dari kepercayaan yang dipegang teguh
dengan adanya kegiatan rutin dan tidak rutin,
secara mendalam tentang bagaimana sekolah
kegiatan secara fisik dan non fisik serta kegiatan
seharusnya dikelola atau dioperasikan. budaya
yang dilakukan di dalam dan di luar sekolah.
sekolah dapat diartikan sebagai perilaku, nilai-
Semua kegiatan tersebut merupakan kegiatan
nilai dan cara hidup warga sekolah.
yang bersifat peduli dan cinta lingkungan. Hal ini
sejalan dengan Buku Panduan Adiwiyata (2011)
Pengorganisasian Budaya Sekolah
yaitu kegiatan lingkungan berbasis partisipatif.
Berwawasan Lingkungan
Kegiatan lingkungan berbasis partisipatif ini
Pengorganisasian yang telah dilakukan oleh meliputi: (1) Menciptakan kegiatan
sekolah yakni pembagian tugas, pelaksanaan ekstrakurikuler/kurikuler yang mendukung
kegiatan serta monitoring dan evaluasi. pengembangan pendidikan lingkungan hidup; (2)
Pembagian tugas dalam budaya sekolah berpartisipasi aktif dalam kegiatan aksi
berwawasan lingkungan dikedua situs dilakukan lingkungan yang dilakukan oleh sekolah maupun
oleh ketua tim adiwiyata sekolah dan kepala luar sekolah; dan (3) membangun kegiatan
sekolah, pembagian tugas didasarkan pada suatu kemitraan dengan (pemerintah, swasta, dan
perencanaan sebelumnya yang perencanaan lembaga swadaya masyarakat) dalam upaya
tersebut berdasar pada suatu kebijakan dan pengembangan lingkungan hidup.
kebijakan bersumber pada visi dan misi sekolah Tahap pengorganisasian yang terakhir adalah
yaitu berbudaya lingkungan. monitoring dan evaluasi, monitoring dan evaluasi
dilakukan oleh kepala sekolah, ketua tim
adiwiyata dan para guru. Monitoring dan evaluasi
bertujuan
agar kegiatan yang telah dilakukan telah Upaya Pelestarian Budaya Sekolah
memenuhi pencapaian ataukah belum sehingga Berwawasan Lingkungan
nantinya akan berdampak pada hasil kegiatan
Budaya sekolah berwawasan lingkungan
selanjutnya yang lebih baik. Kegiatan monitoring
merupakan aspek yang penting karena budaya
dan evaluasi tersebut sejalan dengan pendapat
tersebut telah dipilih oleh sekolah dan menjadikan
Robbins (2005) yang menyatakan bahwa
sekolah memiliki ciri khas yang membedakan
karakteristik budaya organisasi yaitu berorientasi
sekolah dari sekolah lainnya oleh karena itu
pada hasil: budaya organisasi bukan memusatkan
diperlukan adanya pelestarian untuk menjaga agar
perhatian pada hasil bukan pada tekniknya.
budaya tersebut tidak hilang begitu saja.
Evaluasi merupakan proses tindak lanjut dari hasil
Pelestarian budaya sekolah berwawasan
pelaksanaan yang dilakukan yang kemudian
lingkungan yang telah dilakukan adalah dengan
ditindaklanjuti agar hasil pelaksanaan selanjutnya
cara tetap melaksanakan kegiatan-kegiatan yang
akan lebih baik dari sebelumnya.
telah dilakukan, hal ini diyakini mampu
melestarikan budaya berwawasan lingkungan,
Nilai-Nilai yang Terkandung dalam
baik pada siswa maupun pada semua warga
Budaya Sekolah Berwawasan Lingkungan
sekolah. Pelestarian budaya sekolah berwawasan
Nilai merupakan cerminan serta bentuk lingkungan diadakan rutin setiap hari jumat
tindakan aplikatif yang dapat berupa norma, melalui kegiatan jumat bersih, jumat sehat dan
maupun kebiasaan.Berdasarkan nilai-nilai yang jumat rohani sedangkan pelestarian budaya
terkandung dalam budaya sekolah berwawasan berwawasan lingkungan juga diadakan pada saat
lingkungan tersebut yang telah menjadi dasar dan masa orientasi siswa baru. Tujuannya adalah agar
kekuatan dalam tercapainya implementasi budaya para siswa baru paham tentang budaya sekolah
sekolah berwawasan lingkungan sejalan dengan yang cinta lingkungan. Hal tersebut dilakukan
pendapat Soetopo (2010) tentang karakteristik agar budaya berwawasan lingkungan tidak hilang
budaya sekolah salah satunya yaitu values/nilai. seiring pergantian siswa tiap tahunnya.
Values/nilai merupakan keyakinan dasar yang Pelestarian yang telah dilakukan oleh
berperan sebagai sumber inspirasi kekuatan dan sekolah tersebut sejalan dengan prinsip kedua
pendorong seseorang dalam mengambil sikap, program adiwiyata dalam Buku Panduan
tindakan dan keputusan, serta dalam Adiwiyata (2011) yaitu berkelanjutan: seluruh
menggerakkan dan mengendalikan perilaku kegiatan harus dilakukan secara terencana dan
seseorang dalam upaya pembentukan budaya terus menerus secara komprehensif. Pelestarian
sekolah. nilai merupakan keyakinan dasar yang budaya sekolah berwawasan lingkungan harus
merupakan sumber inspirasi dalam melakukan dilakukan secara berkelanjutan meskipun sekolah
suatu kegiatan. telah mendapatkan suatu penghargaan adiwiyata.
Kegiatan yang telah dilakukan di kedua Hal itu dikarenakan bahwa program adiwiyata
sekolah merupakan cerminan dari nilai-nilai bukan hanya sebatas pada memperoleh
tersebut yaitu nilai peduli dan cinta lingkungan. penghargaan saja melainkan pada pelaksanaan
Nilai-nilai yang ada dalam budaya sekolah maupun implementasinya di sekolah yang
berwawasan lingkungan tersebut juga sejalan memiliki nilai peduli dan cinta lingkungan.
dengan pendapat Luthans (1992) yang Pelestarian budaya sekolah berwawasan
menyatakan bahwa budaya organisasi mempunyai lingkungan pada dua sekolah merupakan
karakteristik yang penting salah satunya yaitu sebuah gambaran yang menunjukkan bahwa
dominant values. There are major values that the arti pelestarian itu penting. Bentuk pelestarian
organization advocates and expects the budaya sekolah berwawasan lingkungan tersebut
participants to share; typical examples are high dilaksanakan agar budaya tersebut tidak hilang
product quality, low absenteeism, and high begitu saja seiring berjalannya waktu. Budaya
efficiency (Luthans, 1992).
diartikan sebagai keseluruhan gagasan dan karya identitas para individu-individu yang ada
manusia, yang harus dibiasakannya dengan didalamnya. Nilai adalah sesuatu yang berharga,
belajar, beserta keseluruhan hasil budi dan keyakinan yang dipegang sedemikian rupa oleh
karyanya (Koentjaraningrat, 1998). Budaya seseorang sesuai dengan tututan hati nuraninya
organisasi (organizational culture) menurut (Hartini, dkk., 2012; Gunawan, 2015). Nilai juga
Robbins (2005) adalah organisasi yang mengacu merupakan seperangkat keyakinan dan sikap-
pada sebuah sistem makna bersama yang dianut sikap yang dimiliki seseorang tentang kebenaran,
oleh para anggota yang membedakan organisasi keindahan yang berorientasi pada tindakan dan
tersebut dengan organisasi yang lain. Sistem dapat memberikan arah pada individu tersebut
makna bersama ini, ketika dicermati secara lebih (Gunawan, 2017; Vonny, dkk., 2017). Nilai
seksama adalah sekumpulan karakteristik kunci menurut pendapat Robbins (2005) adalah: values
yang dijunjung tinggi oleh organisasi. Pendapat is the represent basic convictions that a specific
lain dikemukakan oleh Schein yang menyatakan mode of conduct or endstate of existence is
bahwa: organization culture is a pattern of basic personally or socially preferable to an opposite of
assumption-invented, discovered, or developed by converse mode of conduct or endstate of
a given group as it learns to cope with its existence. Berdasarkan pendapat tersebut, dapat
problems of external adaptation and internal dijelaskan bahwa nilai terdapat dalam setiap
integration that has worked well enough to be pilihannya yang dilakukan seseorang atau
considered valuable and, therefore, to be taught sekelompok orang baik berkaitan dengan hasil
to new members as the correct way to perceive, (tujuan) maupun cara untuk menggapainya.
think, and feel in relation to those problems Dalam hal ni terkandung pemikiran dan keputusan
(Luthans, 1992). seseorang mengenai apa yang diangap benar,
Schein menyatakan bahwa budaya organisasi baik, dan diperbolehkan.
merupakan suatu pola dasar, asumsi bagi Atribut isi adalah berkaitan dengan apakah
kelompok yang berfungsi sebagai pedoman sesuai itu penting. Sedangkan atribut intensitas
penyelesaian masalah untuk mencapai integrasi menyangkut sejauh mana tingkat kepentingannya.
internal dan sebagai pedoman cara beradaptasi Ketika kita merangking nilai-nilai seseorang
terhadap eksternal dan setiap anggota baru tentu berdasarkan intensitasnya, kita mendapatkan
harus belajar bagaimana cara berfikir dan sistem nilai dari orang tersebut. Pada dasarnya
merasakan sesuatu terhadap internal dan eksternal semua orang memiliki hirarki nilai yang
organisasi tersebut. Adapun pengertian budaya membentuk sistem nilai pribadinya. Sistem ini
organisasi menurut Robbins (2005) adalah dapat diketahui melalui pandangan orang tentang
mengacu pada norma perilaku, asumsi, keyakinan tingkat kepentingan sesuatu nilai seperti
dari suatu organisasi. Sedangkan budaya kebebasan, kesenangan, harga diri, kejujuran,
organisasi menurut Schein adalah asumsi dan kepatuhan dan kesamaan. Budaya sekolah
keyakinan bersama tentang dunia dan tempat merupakan sistem nilai sekolah dan akan
mereka di dalamnya, sifat dari waktu dan ruang, mempengaruhi cara pekerjaan dilakukan serta
sifat manusia, dan hubungan manusia (Yukl, cara warga sekolah berperilaku (Masaong, 2011;
2001). Dari pendapat tersebut, budaya organisasi Kusumaningrum, dkk., 2017).
dapat diartikan sebagai sebuah pola dasar asumsi Budaya sekolah dibangun dari kepercayaan
yang diciptakan, ditemukan, atau dikembangkan yang dipegang teguh secara mendalam tentang
oleh suatu kelompok tertentu serta belajar untuk bagaimana sekolah seharusnya dikelola atau
mengatasi masalah yang berasal dari adaptasi dioperasikan. budaya sekolah dapat diartikan
eksternal dan integrasi internal yang baik dan sebagai perilaku, nilai-nilai dan cara hidup warga
berharga serta diajarkan kepada anggota baru sekolah. Budaya ini perlu dikembangkan ke arah
sebagai cara yang benar untuk memahami, yang positif sebagai dasar dalam memahami dan
berpikir, dan merasa. memecahkan berbagai persoalan yang muncul
Budaya organisasi dapat mencerminkan di sekolah (Gunawan, dkk., 2017; Pertiwi, dkk.,
kepribadian organisasi yang mempengaruhi cara 2017). Mengingat budaya sekolah terkait erat
bertindak individu dalam organisasi tersebut. dengan tumbuhnya perilaku, nilai-nilai, sikap dan
Budaya organisasi merupakan cerminan dari cara hidup untuk melakukan penyesuaian dengan
lingkungan, serta cara memandang persoalan dan rutin dan tidak rutin, kegiatan fisik dan non fisik,
memecahkanya di lingkungan sekolah, sehingga serta kegiatan di dalam dan di luar sekola. Semua
dapat memberikan landasan dan arah pada kegiatan tersebut merupakan suatu cerminan yang
berlangsungnya suatu pembelajaran secara efisien dilakukan oleh sekolah dalam bentuk tindakan
dan efektif. Dengan demikian pengertian budaya nyata bahwa sekolah telah melaksanakan budaya
sekolah adalah perilaku, nilai-nilai, sikap dan cara sekolah yang berwawasan lingkungan.
hidup warga sekolah. Pengorganisasian budaya sekolah berwawasan
Adi mempunyai makna besar, baik, agung, lingkungan merupakan cara sekolah dalam
ideal, sempurna sedangkan wiyata adalah melaksanakan tindak lanjut dari berbagai macam
tempat dimana seseorang mendapatkan ilmu kegiatan yang dilakukan. Terdapat beberapa aspek
pengetahuan, norma dan etika dalam dalam pengorganisasian yakni pembagian tugas,
berkehidupan sosial. Pedoman Adiwiyata (2011) pelaksanaan kegiatan serta monitoring dan evaluasi.
menjelaskan pengertian adiwiyata sebagai tempat Pembagian tugas dalam budaya sekolah
yang baik dan ideal dimana dapat diperoleh segala berwawasan lingkungan dilakukan oleh ketua tim
ilmu pengetahuan dan berbagai norma serta etika adiwiyata sekolah dan kepala sekolah. Pelaksanaan
yang dapat menjadi dasar manusia menuju kegiatan dilakukan oleh sekolah dengan adanya
terciptanya kesejahteraan hidup kita dan menuju kegiatan rutin dan tidak rutin, kegiatan secara fisik
kepada cita- cita pembangunan berkelanjutan. dan non fisik serta kegiatan di dalam dan di luar
Tujuan program adiwiyata adalah mewujudkan sekolah. Monitoring dan evaluasi dilakukan oleh
warga sekolah yang bertanggung jawab dalam kepala sekolah, ketua tim adiwiyata serta para guru.
upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan Nilai merupakan cerminan serta bentuk tindakan
hidup melalui tata kelola sekolah yang baik untuk aplikatif yang dapat berupa norma, maupun
mendukung pembangunan berkelanjutan. Untuk kebiasaan. Nilai- nilai tersebut merupakan bentuk
mencapai tujuan program adiwiyata, maka nyata atau tindakan yang berupa kegiatan, tindakan
ditetapkan empat komponen program yang kerja nyata, dan hasil yang dicapai. Nilai-nilai yang
menjadi satu kesatuan utuh dalam mencapai terkandung dalam budaya berwawasan lingkungan
sekolah adiwiyata. Keempat komponen tersebut sekolah merupakan cerminan dari suatu kegiatan
adalah: kebijakan berwawasan lingkungan, yang dilaksanakan.
pelaksanaan kurikulum berbasis lingkungan, Nilai-nilai yang terkandung yaitu peduli
kegiatan lingkungan berbasis partisipatif, dan lingkungan, cinta lingkungan, dan semangat
pengelolaan sarana pendukung ramah lingkungan. berprestasi. Nilai-nilai tersebut tercermin dari
perilaku warga sekolah yang turut serta dalam
KESIMPULAN DAN SARAN semua kegiatan budaya sekolah berwawasan
lingkungan. Pelestarian budaya sekolah
Kesimpulan
berwawasan lingkungan merupakan sebuah
Implementasi budaya sekolah berwawasan gambaran yang menunjukkan bahwa arti pelestarian
lingkungan merupakan suatu penerapan dari itu sangatlah penting. Bentuk pelestarian budaya
budaya sekolah berwawasan lingkungan yang di sekolah berwawasan lingkungan dilaksanakan agar
dalamnya terdapat aspek kebijakan, kegiatan, budaya tidak hilang seiring berjalannya waktu.
sarana dan prasarana yang mendukung serta Pelestarian dilakukan dengan melaksanakan seluruh
pengorganisasian yang telah dilakukan. Budaya kegiatan yang telah ada sebelumnya. Kegiatan
sekolah berwawasan lingkungan disebut dengan pelestarian juga dilaksanakan pada saat masa
istilah adiwiyata. Sekolah adiwiyata merupakan orientasi siswa baru dengan cara membekali para
sekolah yang menerapkan empat aspek penting di siswa baru dengan materi-materi dan pengarahan-
dalamnya yaitu kebijakan, kurikulum, program- pengarahan dalam hal cinta dan peduli lingkungan.
program kegiatan serta sarana dan prasarana
sekolah yang berbasis atau berwawasan Saran
lingkungan. Kegiatan budaya sekolah
Berdasarkan penelitian ini dapat diajukan
berwawasan lingkungan memiliki berbagai
saran-saran yang ditujukan kepada: Kementerian
macam bentuk kegiatan yaitu kegiatan
Pendidikan dan Kebudayaan adalah hasil Gunawan, I. 2015. Mengembangkan
penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan Kepemimpinan Kepala Sekolah Berbasis
referesi dan masukan dalam mengembangkan Nilai dan Etika. Proceeding National
program Adiwiyata sekolah yang telah berjalan, Seminar and International Conference
baik itu pada aspek kebijakan, kurikulum, Scientific Forum-Faculty of Education
kegiatan-kegiatan lingkungan, sarana dan Department of Science Educatioin (FIP-JIP),
prasarana yang mendukung maupun dalam segi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri
pembiayaan program adiwiyata sekolah. Saran Gorontalo, Gorontalo, 9-11 September, hlm.
bagi Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Malang 302-312.
dan Kota Malang adalah hasil penelitian ini dapat Gunawan, I. 2017. Prestasi Belajar Mahasiswa
dijadikan sebagai bahan kajian dan pertimbangan Fungsionaris UKM KSR PMI Unit
dalam mendukung program adiwiyata sekolah Universitas Negeri Malang. Ilmu
berjalan dengan sempurna dan berkelanjutan, baik Pendidikan: Jurnal Kajian Teori dan Praktik
dukungan dari segi pembinaan, pembiayaan, Kependidikan, 2(2), 171-177.
pengarahan maupun pengelolaan khususnya di Gunawan, I., Alifiyah, I., dan Evananda, F.
Kabupaten Malang dan di Kota Malang. Saran 2017. Kompetensi Guru Sekolah Dasar:
bagi Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Turen dan Sebuah Analisis Reflektif dengan Teknik
SMK Negeri 1 Malang adalah hasil penelitian ini Supervisi Pengajaran Penilaian Diri Sendiri.
dapat dijadikan sebagai bahan referensi dalam Prosiding Seminar Nasional Sinergitas
menyempurnakan program adiwiyata di Keluarga, Sekolah, dan Masyarakat dalam
sekolahnya mulai dari pengelolaan segi Penguatan Pendidikan Karakter. Fakultas
lingkungan fisik maupun lingkungan non fisik dan Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang,
dari segi empat aspek program adiwiyata yaitu Malang, 16 November, hlm. 249-258.
kebijakan, kurikulum, kegiatan serta sarana dan Hartini, Gunawan, I., dan Suraya, S. N. 2012.
prasarana yang mendukung tercapainya budaya Persepsi Mahasiswa terhadap Kualitas
sekolah berwawasan lingkungan. Saran bagi Guru Pelayanan Pendidikan FIP IKIP PGRI
dan Koordinator Adiwiyata Sekolah adalah hasil MADIUN. Jurnal Pendidikan, 18(1), 37-66.
penelitian ini dapat menjadi refleksi dalam Koentjaraningrat. 1998. Pengantar Antropologi.
kegiatan yang telah dilakukan, sehingga dari Jakarta: Rineka Cipta.
refleksi tersebut dapat menjadi acuan dalam Kotter, J. P. 1992. Dampak Budaya Perusahaan
melakukan kegiatan pengorganisasian, pelestarian terhadap Kinerja. Terjemahan oleh
dan pengembangan budaya sekolah berwawasan Binyamin Molan. 1997. Jakarta:
lingkungan sesuai dengan perkembangan Prenhallindo.
pendidikan yang kian lama kian maju. Saran bagi Kusumaningrum, D. E., Sumarsono, R. D.,
peneliti lain adalah hasil penelitian ini sebagai dan Gunawan, I. 2017. Problematika
referensi bagi mahasiswa manajemen pendidikan Pemberdayaan dan Pengembangan Sumber
dalam menambah bahan rujukan, sumber ilmu Daya Manusia di Sekolah Menengah
dan pengetahuan serta menjadi inspirasi untuk Pertama Berbasis Pesantren. Ilmu
melakukan penelitian lanjut yang berkaitan Pendidikan: Jurnal Kajian Teori dan Praktik
dengan budaya sekolah berwawasan lingkungan. Kependidikan, 2(2), 139-150.
Luthans, F. 1992. Organizational Behavior. New
DAFTAR RUJUKAN York: McGraw Hill, Inc.
Arifin, I. 1996. Penelitian Kualitatif dalam Ilmu- Masaong, A. K. 2011. Manajemen Berbasis
ilmu Sosial dan Keagamaan. Malang: Sekolah. Gorontalo: Sentra Media.
Kalimasahada Press. Moleong, L. J. 2014. Metodologi Penelitian
Chatab, N. 2007. Profil Budaya Organisasi. Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Bandung: Alfabeta. Panduan Adiwiyata, Kementerian Lingkungan
Gunawan, I. 2014. Metode Penelitian Kualitatif: Hidup. 2011. Panduan Adiwiyata: Sekolah
Teori dan Praktik. Jakarta: PT Bumi Aksara. Peduli dan Berbudaya Lingkungan. Jakarta:
Kementerian Lingkungan Hidup.
Pertiwi, A. K., Cahyani, S. S. A., Diana, R. C.,
dan Gunawan, I. 2017. Kepemimpinan
Berbasis Nilai Dan Etika: Suatu Kajian
Interaksi Simbolik Kyai dan Santri.
Prosiding Seminar Nasional Sinergitas
Keluarga, Sekolah, dan Masyarakat dalam
Penguatan Pendidikan Karakter. Fakultas
Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang,
Malang, 16 November, hlm. 1-9.
Robbins, S. P. 2005. Organizational Behavior.
New Jersey: Pearson Education, Inc.
Soetopo, H. 2010. Perilaku Organisasi Teori dan
Praktik di Bidang Pendidikan. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Vonny, S. A., Mujiati, M., Rosidah, A., dan
Gunawan, I. 2017. Gaya Kepemimpinan
Kepala Sekolah dalam Perspektif Psikologi.
Jurnal Manajemen dan Supervisi
Pendidikan, 2(2), 109-123.
Yukl, G. 2001. Leadership in Organization. New
York: Prentice Hall, Inc.

You might also like