You are on page 1of 7
URGENSI PEMBANGUNAN SMELTER OLEH PERUSAHAAN TAMBANG DI INDONESIA SESUAI AMANAT UNDANG-UNDANG NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA Chyntia Damayanti Kartika Sari Dian Pratama Email: chyntiadamayanti12134@gmail.com kartikasaridianpratama@ymail.com Mahasiswa $1 Fakultas Hukum Universitas Sebolas Maret ‘Mochammad Najib Imanullah Dosen Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Abstract Indonesia is a country rich in natural resources. Among them is the mineral and coal mining companies managed by domestic and foreign mining companies. During the mining results only in the export of unprocessed state. The government then issued Law Number 4/2009 on Consider Mineral and Coal which mandates the importance of refining the processing of metallic minerals. Therefore, the goverment requires mining companies to establish a smelter which aim to provide value-added metallic minerals, before export. With the company’s smelter at a mine in Indonasia is expected to provide an increase to investment in the country Keywords: Mining Companies, Smelters, Processing and Refining, Minerals Abstrak Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam, Diantaranya adalah mineral dan batubara yang dikelola oleh perusahaan tambang dalam negeri maupun perusahaan tambang asing ‘Selama ini hasil tambang tersebut hanya di ekspor dalam keadaan yang belum diolah. Pemerintah kemudian mengeluarkan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara yang mengamanatkan mengenai pentingnya melakukan pengolahan pemumian pada mineral Jogam. Oleh karena itu pemerintah mewajiokan perusahaan tambang untuk mendirikan smotter yang tujuannya memberikan nilai tambah pada mineral logam sebelum di ekspor. Dengan adanya smelter pada perusahaan tambang di Indonesia dinarapkan dapat memberikan peningkatan terhadap investasi dalam negeri Kata kunci: Perusahaan Tambang, Smelter, Pengolahan dan Pemumian, Mineral A, PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara yang batuan yang lainnya termasuk pengelompokkan batubara mempunyai sumber daya alam yang sangat berlimpah, salah satunya sumber daya alam pertambangan. Sumber daya alam pertambangan adalah jenis unrenewable resource (sumber ddaya tidak terbarukan) dan merupakan komaditi yang dianggap sebagai primadona di Indonesia yang dapat meningkatkan devisa negara untuk pembangunan nasional. Salah satu jenis sumber daya alam pertambangan yang dimanfaatkan dan dikelola balk oleh pemerintah pusat maupun pemenntah daerah berupa pertambangan mineral yang terdir dari radioakti,logam, non logam serta Privat Law Edisi 06 Nov. 2014 - Feb.2015 Dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 33 ayat (3) dinyatakan bahwa: "bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasal oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besamiya kemakmuran rakyat’, Rumusan konstitusitersebut ‘menunjukkan bahwa negara memiliki kedaulatan tas sumber daya alamnya, termasuk kekayaan mineral dan batubara, oleh karena itu investasi asing yang memiliki maksud untuk mengelola kekayaan alam tersebut harus sejalan dengan peraturan perundang-undangan yang ditetapkan Urgensi Pembangunan Smotteroleh Perusahaan... 5 oleh regulator (Vitor Iman Wiiamson Nall, 2012'4), Namun dalam implomentasinya, negara acapkali dinadapkan pada kondisi ditematis, antara pemanfaatan optimal dengan kerugian lingkungan dan sosal,termasukrenyeimbangkan pertumbuhan dengan pemerataan (Adrian Sutedi, SiH, MH, 2012:103). Potensi mineral Indonesia torsebar mai dari Sabang sampai Merauke. Pengelolaan sumber daya mineral bertjuan untuk sebesar- besamya kemakmuran dan Kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia bukanlah kemakmuran orang perorangan (Rudianto Ekawan, 209). Namun sangat disayangkan karena sumber daye alam yang berlimpah ini belum dapat dimanfaatkan secara optimal. Beberapa komoditas tambang masihcicksporkeluarneger tanpa dolahteriebin dahulu Kehadiran modal asing i dunia pertambangan ada akhimya tidak dapat lopas dari kr. Krk terhadap modal asing tersebut didasarkan pada argumentasi bahwa keuntungan dari mineral dan balubara yang dkeruk oleh perusahaan- perusahaan tambang multinasional tidak Sebanding dengan penerimaan pemeriniah dar bajakatauroyat yang eberikan oleh perusahaar- perusahaan tersebut (Detlev FVagts,1986:6%) Dengan kata lain terdapat kerjasama dalam penanaman modal perusahaan asing dengan Indonesia dan perusahaan swasta nasional untuk molakukan Kogiatan usaha portambangan di Indonesia (Huala Adolf, 2008: 126-127). Stasi bolitk dan keamanan yang rea stabil semakin mendorong investasi asing langsung menjadi bergairah dan meningkat secara signifikan (Ida Bagus Rahmadi Supancana, 2006: 11-12). Upaya pemerintah untuk meningkatkan nilai tambah pengolahan mineral melalui Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara dan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor7 Tahun 2012 tentang Peningkatan Nila Tambah Mineral melalui Kegan Pengolanan dan Pemutnian Mineral mendapatkan respon yang beragam dan berbagai kepentingan. Pandangan yang mendukung pemanfaatan sektor mineral Untuk memperkuat industri domestik mempunyai argumentasibahwa industri nasional masih pera mendapat dukungan ketersediaan bahan baku dalam jumlah yang memadai dan narga yang murah. Selain tu, ekspor mineral dalam bentuk raw material tidak momberikan added valuo yang significanterhadap perekonomian nasional slain penerimaan devisa dalam jangka pondok. Cara terbaik untuk mendapatkan manfaat ekonomi dan 6 Privat Law Edisi 06 Nov. 2014 - Feb.2015 menyumbang devisa negara yang dibutunkan adalah dengan pengolahan mineral itu dalam nnegeri Undang-Undang Mineral dan Batubara Nomor 4 Tahun 2009 telah dirumuskan dan disahkan sejak tahun 2008 namun baru diberlakukan di Indonesia pada 12 Januari 2014, Undang-undang ini beresensi agar semua bahan baku mineral seperti emas, nikel, bauksit,bijh besi, tembaga, dan batubara mengalami proses nilai tambah ssebelum diekspor. Peraturan ini juga mewajibkan pemilik usaha untuk membangun smelfer, sebuah fasiltas pengolahan hasil tambang yang berfungsi ‘meningkatkan kandungan logam seperti timah, rikel, tambaga, emas, dan perak hingga mencapai tingkat yang memenuhi standar. Diharapkan pembangunan smelter ini akan meningkatkan investasi dalam negeri karena fasilitas smelter yang ada saat ini masih terbatas. Peraturan ini ditetapkan melalui perlimbangan agar tercipla nilai tambah secara nyata bagi perekonomian nasional dalam usaha mencapai kemiakmuran dan kesejahteraan rakyat secara berkeadilan, B. PROBLEMATIKAEKSPOR MINERAL DI INDONESIA, Setiap negara memiliki sumber daya alam yang berbeda-beda satu sama lain yang tidak terdapat di negara lain, Suatu negara akan membutuhkan komoditi yang tidak tersedia di negaranya tetapi tersedia di negara lain, maka negara tersebut akan melakukan perdagangan atau pertukaran komoditi dengan negara lain. ‘Trjadilah kogiatan ekspor dan impor tiap negara, Pengutamaan ekspor bagi Indonesia sudah digalakkan sejak tahun 1983, Sejak saat it, spor menjadi perhatian dalam memacu pertumbuhan ekonomi seiring dengan berubahnya strategi industrialisasi dari penekanan pada industri substitusi impor ke industri promasi ekspor. Dilihat dari sisi penerimaan negara, keglatan ekspor sumber daya alam mineral mentah selama ini telah memberikan peran penting dalam pembiayaan pembangunan di Indonesia. Namun pemerintah selama ini terlalu ‘membiarkan terjadinya eksploitasi sumber daya ‘alam mineral untuk diekspor yang menyebabkan kerusakan lingkungan, berkurangnya cadangan dan terganggunya ketahanan mineral Dengan ekspioitasi berlebihan tersebut, maka dikeluarkanlah ketetapan pelarangan ekspor mineral mentah. Pelarangan ekspor mineral mentah bukan semata untuk menghentikan kegiatan pengusahaan pertambangan. Tap! ini juga memiliki spektrum luas dalam rangka Urgensi Pembangunan Smotteroleh Perusahaan membangun fondasi industri berbasis mineral yang kuat. Pemberlakuan larangan ekspor segala jenis mineral mentah mulai 12 Januari 2014 oleh pemerintah ditanggapi dengan sikap pro dan kontra dari sojumlah kalangan berbeda. Dengan Jarangan tu, semua produk pertambangan mentah harus diolah di dalam negeri melalui smelter yang harus dibangun oleh perusahaan tambang. Alasan utama ketetapan tersebut diantaranya karena ekspor bijh mineral yang terus meningkat sejak tahun 2008, namun tidak memicu perkembangan sektor hilir pertambangan. Menurut catatan pemerintah, 158 perusahaan pertambangan sudah mengajukan rencana membangun smelter, 28 perusahaan diantaranya siap membangun, dan 15 perusahaan optimists, selesai membangun smelter sebelum 2015 (hitp:/! www.voaindonesia.com/content/perusahaan- tambang-wajib-bangun smelter!1795375.htm)) Program hilirsasi tambang ini merupakan ‘amanat Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara dan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 7 Tahun 2012 tentang Peningkatan Nilai Tambah Mineral molalui Kegiatan Pengolahan dan Pemurnian Mineral. Undang-Undang dan Peraturan Menteri itu memaksa semua perusahaan tambang mendirikan pabrik pengolahan sendiri Pasal 112 C ayat (3) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomar 1 Tahun 2014 tentang Perubahan Kedua Atas Poraturan Pemerintan Nomor 23 Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Balubara menyebutkan pemegang kontrak karya yang melakukan kegiatan penambangan mineral logam dan telah melakukan kegiatan pemurnian dapat melakukan penjualan ke luar negeri dalam jumlah tertentu. Kebijakan serupa diberikan kepada pemegang Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi. Namun jalan keluar yang iberikan pemerintah itu tetap tidak memuaskan semua pihak. Pengusaha yang paling terkena imbas kebijakan ini adalah mereka yang membuka usaha belum lama. Perusahaan yang masih “seumur jagung’, akan menghadapi kesulitan besar tentang biaya yang sangat besar atas keharusan membangun pusat pemurnian mineral (smelter) ©. TEKNIS PEMBANGUNAN SMELTER DI INDONESIA Dalam industri pertambangan mineral logam, ‘smelter merupakan bagian dari proses sebuah produksi, mineral yang ditambang dari alam Privat Law Edisi 06 Nov. 2014 - Feb.2015 biasanya masih tercampur dengan kotoran yaitu ‘material bawaan yang tidak ciinginkan. Sementara in, material bawaan tersebut harus dibersihkan, selain itu juga harus dimumikan pada smelter. ‘Smelter itu sendiri adalah sebuah fasiltas pongalahan hasil tambang yang berfungsi ‘meningkatkan kandungan logam seperti mah, nikel, tembaga, emas, dan perak hingga mencapai tingkat yang memenuhi standar sebagai bahan baku produk akhir, Proses tersebut telah meliputi pembersihan mineral logam dari pengotor dan pemurnian (http:!/ ‘ekonomi, kompasiana.com/bisnis/2013/08/01/ pembangunan smeiter-tingkatkar-perekonomian- nasional-578383 htm), Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara mengamanatkan kepada pemerintah agar konsisten menerapkan kewajiban pembangunan pengolahan dan pemurnian (smelter) tambang ‘mineral. Menurut ketua asosiasi pertambangan Indonesia Martiono Hagianto yang telah melakukan kajian terhadap lima komoditi yang disyaratkan harus diolah melalui smelter adalah bijih besi, nike, timbal dan seng, tembaga, dan alumina {http:finance.detik.comMread/2013/04/15)14414 11222059511034/ini-alasan-perusahaan-tambang- ogah-ogahan-bangun-smelter?19911023) Perusahaan dapat membangun smelter «dengan memilkilzin Usaha Pertambangan Operasi Produksi Khusus Pengolahan dan Pemurmian (IUP ‘OPK Pengolahan dan Pemurnian). Menurut Spelt dan Ten Berge, figur izin merupakan sebuah tanda persetujuan dari pemerintah, berdasarkan peraturan perundang-undangan, bagi subjek >ukum untuk dalam keadaan tertentu menyimpang dari ketentuan larangan peraturan perundang- undangan. Dengan memberi izin, pemerintah memperkenankan orang yang mengajukan permohonan untuk melakukan tindakan-tindakan {ettentu yang sebenamnya dilarang (N.M.Spelt dan J.B.J.M. ten Berge, 1993:2) Hal-hal yang harus dilakukan perusahaan tersebut untuk memperoleh IUP OPK Pengolahan ddan Pemumian adalah (http:/www-hukumontine. com/klinik/ detaillt5004e3a611a08fipersyaratan- dan-perizinan-pembangunan-smeltr): 1. Melampirkan surat permohonan pengajuan IUP OPK Pengolahan dan Pemurian; 2. Melengkapi keterangan di dalam formulir pengajuan IUP OPK Pengolahan dan Pemurnian; 3. Melengkapi checklist dokumen permohonan pengajuan IUP OPK Pengolahan dan Pemurnian. Urgensi Pembangunan Smotteroleh Perusahaan... 7 ‘Sedangkan, dokumen yang harus dilampirkan ddan izin yang harus dimilki dalam Permohonan IUP OPK Pengolahan dan Pemurnian Mineral adalah 1. Profil Perusahaan dengan mencantumkan: a. Akta Pendirian dan Perubahan Perusahaan Pertambangan dan Perdagangan (pengolahan komoditas mineral yang dituju), Susunan Direksi Perusahaan, Pemegang Saham. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) SIUP Surat Keterangan Domisil Tanda Daflar Perusahaan Pengesahan Akta Pendirian Perusahaan dari yang Berwenang 2, Memorandum of Understanding (MoU)! Perjanjian Jual Beli Antara Pemohon IUP Operas Produksi Khusus dengan Pemegang IUP Operasi Produksi yang masih berlaku, dengan data: a. Spesifikasi Bahan Galian b. Volume (Tonase) ©. Jangka Waktu MOU/Perjanjian d. Bermaterai Cukup 3, MoU/Perjanjian Jual Beli/Purchase Order Antara Pemohon IUP Operasi Produksi Khusus dengan Pembeli (End User) yang mmasih bertaku, dengan data a. Spesifikasi Bahan Galian b. Volume (Tonase) . Tujuan Penjualan d. Jangka Waktu MoU/Perjaniian 4, Legalitas IUP Produksi SK IUP Operasi Produksi yang telah teregistrasi di Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara/ Clean And Clear (CNC) Dilampirkan. 5, Data Teknis Pemiik Tambang/lUP Operasi Proguksi (Cadangan/Sumber Daya-Kapasitas, Produksi) -Surat Persetujuan Amdal atau FS/ Studi Kelayakan, 6. Laporan Finansial Perusahaan Pemegang IUP Operasi Produksi a. Bukti Pembayaran iuran tetap 3 (tiga) tahun terakhir b. Bukti Pembayaran royalti 3 (tiga) tahun terakhir 7. Perizinan IndustriPerizinan berdirinya pabrik 8, Laporan Keuangan Perusahaan 3 Tahun Terakhir 9. Laporan RKAB tahun terakhir (dilegalisir dari Dinas Pertambangan setempat), 10. Persetujuan AMDAL atau UKL dan UPL. 8 Privat Law Edisi 06 Nov. 2014 - Feb.2015 11. Persetujuan FS/Studi Kelayakan Pabrik yang

You might also like