You are on page 1of 23
PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI KEDOKTERAN UNTUK MODUL 3.2 IDENTIFIKASI DAN UJI KEPEKAAN BAKTERI TERHADAP ANTIBIOTIK DAN SEROLOGI NAMA KELOMPOK DOSEN PEMBIMBING ASISTEN Bagian Mikrobiologi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro 2017 Praktikum Mikrobiologi Modul 3.2, Kata Pengantar Selamat datang di dunia mikrobiologi! Topik praktikum mikrobiologi dalam Modul 3.2 selaras dengan topik kuliah tatap muka di modul yang sama dan diharapkan dapat membuat mahasiswa lebih paham mengenai hal yang diajarkan dalam kuliah tatap muka. Praktikum diharapkan dapat membantu mahasiswa mulai mengenal bidang mikrobiologi kedokteran dan mikroorganisme yang dipelajari didalarnya. Buku petunjuk praktikum ini dibuat sebagai pedoman dalam melakukan kegiatan praktikum mikrobiologi dalam Modul 3.1 mahasiswa semester 3 Program Studi Pendidikan. Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Petunjuk praktikum dan sekaligus loogbook praktikum yang ada didalamnya ini diharapkan dapat membantu mahesiswa/l dalam mempersiapkan dan melaksanakan praktikum dengan lebih baik, terarah, dan terencana Penyusun menyakini bahwa Petunjuk Praktikum Mikrobiologi Modul 3.2 ini masih jauh dari sempurna, Oleh karena itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran guna penyempurnaan petunjuk praktikum ini untuk periode berikutnya. Akhir kata, penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada asisten mikrabiologi Catharina, Maria Carolina Septiany , Vania Cahya Ardiningrum, dan Aliska Arumsari yang telah membantu dalam penyusunan buku ini serta semua pihak yang telah membantu secara langsung maupun tidak langsung Semarang, Oktober 2017 Penyusun dr, Purnomo Hadi, M.Si. Biotek, Sp.MK dr. Helmia Farida, M.Kes, Sp.A, Ph.D dr, Rebriarina Hapsari, M.Sc, Sp. MK Praktikum Mikrobiologi Modul 3.2, Peraturan Praktikum Untuk keamanan dan kenyamanan peserta didik, laboran, dan instruktur dalam Praktikur 3.2 Identifikasl & Uji Kepekaan Bakteri Terhadap Antibiotik, BACALAH DENGAN TELITI peraturan Praktikum Mikrobiologl sebagai berikut: (ketidakpatuhan terhadap peraturan praktikum dapat menyebabkan peserta didik tidak diljinkan mengikuti praklikum) 1. Kartu peserta praktikum wajib ditempeli foto peserta dan wajib dibawa setiap kali praktikum mikrobiologt 2. Gunakan alat pengaman diri (APD) sesuai dengan materi yang dipraktikumkan, Bagi mahasiswi yang berambut panjang, ramout harus dikucir tidak boleh tergerai 3. Letakkan hanya bahan yang diperlukan untuk praktikum laboratorium di atas meja praktikum. Dompet, HP, buku tambahan, dll, harus diletakkan di tas atau di meja laboratorium yang tidak digunakan untuk prakiikum (meja tanpa preparat praktikum di atasnya) untuk mencegah kontaminasi kuman pada barang pribadi. Perhatian: HP tidak diperkenankan digunakan selama praktikum berlangsung, walaupun untuk memfoto preparat, Foto akan diambil oleh laboran dan ‘akan dibagikan ke mahasiswa 4. Tidak diperkenankan makan, minum, merokok, atau aktivitas tangan menyentuh mulut/ mukosa selama kegiatan di laboratorium. Jika anda harus melakukan aktivitas tersebut, cucl tangan kemudian keluar dari laboratorium 5._Jika anda memecahkan media/tabung kultur, segera beritahukan orang-orang di sekitar anda untuk tidak =mendekati daerah yang terkontaminasi, cuci tangan dan laporkan ke laboranvinstruktur 6. Laporkan semua kejadian kecelakaan di laboralorium (lerbakar, tidak sengaja kontak dengan bahan infeksius, tergores, terkena pisau, dll) kepada instruktur. Mahasiswa yang melakukan tindakan yang menciptakan kondisi tidak aman bagi orang lain, melukai orang lain, merusak properti laboratorium, atau bersenda gurau dapat dikeluarkan dari ruang praktikum dan dapat dlilaporkan kepada koordinator modul untuk tidak dliperkenankan mengukuti ujian praktikum, Praktikum Mikrobiologi Modul 3.2, Surat Pernyataan Instruktur praktikum telah menyampaikan prosedur keamanan bersama saya dan telah memberikan kesempatan untuk bertanya. Saya membaca dan mengerti peraturan Praktikum Mikrobiologi, dan saya setuju untuk mengikutl peraturan tersebut. Saya menyadari bahwa jika saya tidak mematuhl peraturan praktikum dapat menyebabkan saya dikeluarkan dari ruang praktikum dan tidak diperkenankan mengikuti ujian Praktikum Mikrobiologi Modul 3.2 Mengetahul Yang menyatakan, Dosen Pembimbing Praktikum Mikrobiologi Modul 3.2 PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI | MODUL 3.2. IDENTIFIKAS! DAN UJI KEPEKAAN BAKTERI TERHADAP ANTIBIOTIK S. aureus dan S. pyogenes E. coli dan K. pneumoniae oe ymtometio Paint = eee simian Presineave ae = = gs ‘Tootedtctonbyeineans icroeepie cute Serooge Tests ene men seutnain, Iptedenten @2) Pe ‘eatin sccep tle tosng Sresinont ‘Asymptomate pene Gambar 1. Pemeriksaan Mikrobiolog! untuk Membantu Diagnosis Etiologi Agen Penyebab Infeksi Praktikum Mikrobiologi Modul 3.2 Mikroskopis Lakukan pengamatan mikroskopis pada preparat yang diambil dari swab can dari kullur Tuliskan hasil pengamatan terhadap bentuk, susunan, dan sifat terhadap pengecatan Gram, Kultur A. Media Tanam Kultur dalam pemeriksaan mikrobiologi adalah penanaman bakteri atau jamur pada media (umumnya media buatan) dengan tujuan untuk mengisolasi dan menumbuhkan/ memperbanyak jumlah bakteri hidup sehingga dapat dilakukan pemeriksaan-pemeriksaan yang diperlukan untuk identifikasi bakteri dan pola Kepekaan terhadap antibiotik. Untuk melakukan Kultur diperlukan media pertumbuhan. Media ini dapat berupa media i. Padat/ solid il, Semi solid iil, Cair Menurul fungsinya, media dapat diklasifikasikan sebagai i. Media basal, yaitu media yang digunakan untuk menumbuhkan bakteri pada umumnya (bakteri aerob non-fastidious) seperi E. cal, S. aureus, dsb. Contoh media basal adalah nutrien agar/ nutrien broth, pepton. ii, Media diperkaya (enriched media), yaitu media yang digunakan untuk menumbuhkan bakteri tertentu yang tidak dapat ditumbuhkan pada media basal. Media diperkaya dilengkapi dengan darah (agar darah, agar coklat), yeast extract, beef extract, dan faktor pertumbuhan lainnya untuk membantu pertumbuhan bakteri fastidious. Contohnya adalah media agar darah, agar coklat, brain heart infusion (BHD). iii, Media transport, yaitu media yang digunakan untuk mentransport spesimen dari luar rumah sakit, agar patogen tidak mati dan tidak terkontaminasi selama proses transport, contoh Amies, STGG, Stuart iv. Media Selektif , yaitu media yang dimaksudkan untuk menumbuhkan spesies tertentu dengan menekan pertumbuhan spesies lain. Contohnya manitol salt agar (MSA), Salmonella Shigella (SS agar), MacConkey. v. Media Diferensial, yaitu media yang dapat menumbuhkan koloni dengan karakteristik warna yang berbeda sesuai dengan indikator yang ditambahkan, misalnya Triple sugar iron (TSI) agar, Salmonella Shigella agar, MacConkey Praktikum Mikrobiologi Modul 3.2 SHEEP BLOOD AGAR Media yang rutin digunakan untuk mengisolasi S. aureus dan S. pyogenes adalah agar darah domba (sheep blood agar). Selain bersifat sebagai media diperkaya, agar darah juga bersifat diferensial berdasarkan gambaran hemolisis yang ditampikan, khususnya untuk Streptococcus sp. Diferensiasi lebih lanjut dari spesies Streptococcus dapat dilakukan antara lain dengan uji disk basitrasin (S. pyogenes) dan optachin (S. pneumoniae), Deta-hemolysis alpha hemolysis amma hemolysis nai Streptococeus pyogenes Escherichia coli Staphylococcus epidermidis Gambar 2. Zona Hemolisis pada Sheep Blood Agar MANITOL SALT AGAR Untuk Staphylococcus, manitol salt agar bersifat selektif (hanya beberapa spesies Staplococcus yang survive pada kadar garam yang tinggi) dan diferensial (fermentasi manitol merupakan karakteristik khas S, aureus). Pada media ini koloni S. aureus berwarna kuning karena adanya indikator asam (tanda ada produk fermentasi) berupa phenol red (phenol red berubah menjadi kuning pada kondisi asam) ‘* Manito! Fermenters (Kuning) Staphylococcus aureus + Non-Manital Fermenters (Pink) Staphylococcus epidermidis Gambar 3. Manitol Salt Agar Praktikum Mikrobiologi Modul 3.2 MAC CONKEY AGAR Media MacConkey mengandung garam empedu yang bersifat selektif dan menekan pertumbuhan bekteri Gram positif pada umumnya, dan menumbuhkan bakteri Gram negatif seperti £ coli dan K. pneumoniae. Media ini juga bersifat diferensial, karena mengandung laktosa dan indikator asam (untuk mendeteksi adanya fermentasi laktosa) berupa neutral red. Indikator asam ini berwarna merah pada suasana asam dan tidak berwarna pada suasana netral/ basa, Koloni bakteri yang mengfermentasi laktosa (lactose fermenter) akan menunjukkan perubahan warna merah, sedangkan bakteri yang tidak mengfermentasi laktosa tidak berwarna (colourless) Lactose Fermenter Non-Lactose Fermenter Gambar 4, MacConkey Agar Praktikum Mikrobialogl Modul 3.2 Identifikasi Kokus Gram Positif S. aureus dan S. pyogenes merupakan bakteri penyebab bakteremia dan sepsis, yang penting, Kedua spesies juga dapat menyebabkan toxic shock syndrome yang menyebabkan cytokine storm seperti sepsis tanpa harus masuk ke dalam aliran darah pasien Identifikasi kedua spesies ini dapat dilakukan dengan relatif sederhana melalui algoritme sesuai dengan gambar § . (Dalam praktikum ini akan dikenalkan juga bakteri Gram-negatif yang sering menyebabkan sepsis sebagai pembanding. ) Gran postive wh sai Be cin conta tr Bacus Staphylococcus steptococcus 5 es) asian Cem Sees, Same, Eels snap aay soa Psemgairnseey ee ee Se, eae Gambar 5. Algoritme Identifikasi Kokus Gram Positif Pada pengecatan Gram dari koloni yang tumbuh pada plate agar, kadang sulit membedakan Staphylococcus dengan Streptococcus. Uji katalase digunakan untuk membedakan Staphylococcus (katalase +) dan Streptococcus (katalase -), Tes ini untuk menguji kepemilikan enzim katalase yang mampu_memecah H202 menjadi 02 dan H20, Bila uji Katalase positif (Staphylococcus sp), maka dilakukan uji Koagulase untuk membedakan $. aureus (Koagulase +) dengan Staphylococcus lainnya (Coagulase- negative Staphylococcus/ CNS) Praktikum Mikrobialogl Modul 3.2 TES KATALASE Catalase Test Tee Cicicaand TES KOAGULASE Negative, Positive ST Slice Coagulase Test Apabila uji katalase negatif (Streptococcus) maka dilakukan uji lain yang diperlukan (hemolisis pada agar darah, basitrasin, optochin, tes biokimia, dsb) Praktikum Mikrobiologi Modul 3.2 ‘TES HEMOLISIS PADA SHEEP BLOOD AGAR, TES BACITRACIN, TES OPTOCHIN ‘Uji Hemolisis Uji Optochin © Resistant (kiri) S. mitis © Sensitive (kanan) S. pneumoniae Uji Bacitracin Cee ee cry Identifikasi sederhana bakteri Gram negatif membutuhkan media dan tes yang berbeda dari bakteri Gram posit. Praktikum Mikrobiologi Modul 3.2 2. — Identifikasi Bakteri Batang Gram negatif Goomegnive ec ectnsse sf. te ienoonge Ka vtec 2B petsss- rr en Bret Gangs esr, oe © eee sp ane F aren ropes stn (gow { praanspia-gounh or ares sexs I senorneve x seal op ln Sioa \ / \ i \ heatcheur serene: lee ae Smee Sem ame ie ae ae oo Emacs iu Te ERR as ‘oun. gous onary a gow Gaenteane, rnseale apy Sanne pp. motes POA S Gambar 6. Algoritme Identifikasi Bakteri Gram Negatif Identifikasi patogen bakteri berbentuk batang Gram negatif memiliki algoritme yang berbeda, karena perbedaan karakteristik kokus Gram positif dan batang Gram negatif. Selain pengamatan fermentasi laktosa paca MacConkey agar. tes lain yang serin digunakan adalah dengan menginkubasi pada media TSIA (triple sugar iron agar). Media ini mengandung 3 macam gula, yaitu glukosa 0.1%, laktosa 1%, dan sukrosa 1%, indikator asam basa berupa phenol red, serta FeSOs sebagal_ indikator pembentukan HS. Phenol red berwarna Kuning dalam keadaan asam (ada produk fermentasi) dan berwarna merah dalam kondis! basa. Bila bakterl hanya mengfermentasi glukosa saja, maka bagian dasar (butt) media berwarna kuning. Bila bakteri mengfermentasi laklosa atau sukrosa, maka seluruh bagian media menjadi berwarna kuning, sering kali disertai pembentukan gas. Bila. bakteri membentuk H2S, maka terbentuk endapan FeS berwana hitam di dasar media Tes sederhana lain yang sering digunakan adalah tes kemampuan metabolisme/ biokimia IMVIC (indol, methyl red, Voges Proskauer, Citrat), tes motilitas dan urea (diberikan dalam praktikum modul yang lain). Berdasarkan hasil test-tes tersebut, genus dan/ atau dapat dildentifikasi Praktikum Mikrobiologi Modul 3.2 3. Ujikepekaan terhadap antibiotik Uji kepekaan antibiotik dapat dilakukan dengan metode dilusi atau difusi cakram. Di laboratorium dengan sarana terbatas uji dengan difusi cakram merupakan pilihan karena lebih mudah, hemat biaya dan waktu, Uji ini dilakukan dengan menanam. spesies bakteri yang diuji pada permukaan agar Mueller Hinton atau agar darah Mueller Hinton (untuk Streptococcus sp), kemudian memasang beberapa disk antibiotik pada Jaran 2.5-3 cm (Jarak antar pusat disk) kemudian menginkubas| selama 24 jam pada 35°C. Hasil yi dibaca dengan mengukur diameter zona hambat dalam mm. Interpretasi Uj’ kepekaan’ (dinyatakan’ sebagai’ “sensitif,’ “intermediate “resisten*)’ dlakukan berdasarkan tabel rujukan, misalnya dari CLSI (Clinical Laboratory Standard Institute) atau EUCAST. Untuk Stapylococcus aureus, mengingat banyaknya kasus infeksi oleh strain yang multiresisten yaitu MRSA (methicilin-resistant S. aureus), maka secara rutin dilakukan skrining MIRSA pada S. aureus yang dlisolasi dari pasien. Saat ini uji skrining MRSA yang paling baik adalah dengan menggunakan disk cefoksitin. Bila strain yang dites resisten terhadap cefoxitin (tidak terbentuk zona hambat), maka strain didiagnosis sebagai MRSA, yang akan membawa Konsekuensi pengobatan dengan obat-obat khusus seperti vankomisin. Bakteri batang Gram negatif juga banyak yang bersifat multidrug resistant, salah satu di antaranya adalah strain penghassil ESBL (extended-spectrum betalactamase) Strain yang menunjukkan resistensi terhadap lebih dari satu sefalosporin generasi ke-3 harus dicurigai sebagai strain penghasil ESBL dan diperiksa lebih lanjut. Apabila terbukti sebagai ESBL (+) maka pengobatannya membutuhkan obat gonerasi lanjut seperti meropenem. Gambar 7. Muller Hinton Agar Gamabr 8, Disk Cefoxitin Praktikum Mikrobiologi Modul 3.2 Tabel 1. Panel Disk Antibiotika Yang Pada Umumnya Digunakan Gram (+) Gram (-) Urine “Ampicilin ‘Amikacin ‘Amikacin Cefazolin Ampicillin Ampicilin Cephalothin Carbenicillin Cefoxitin Chloramphenicol Cefamandole Cephalothin lindamycin Cefoxitin Gentamicin Erythromycin Cephalothin Nitrofurantoin Gentamicin Chloramphenicol Sulfsoxazole-trimethoprim Methicillin Colistin Tetracycline Nafeilin Gentamicin Ticarellin Oxacillin Neomycin Tobramycin Penicillin Sulfisoxazole-trimethoprim Sulfsoxazole-trimethoprim Tetracycline Vancomycin Tetracycline Tobramycin Table 5. CLSt-recommeniiil reference MIC and zone diameter broakpoints for S. aurous* Praktikum Mikrobiologi Modul 3.2 —— SS... tc tandara tt) is s r z s r z Ss - = = — = =i “Picola 2 zu | me [sw | =e =m Gusaanget 2 ea | wo | cu | cos | 2 ae ——— = = = = a = = tampin é ee | me [se | a 2 24 it api 1 ze [owe | eu | a 2 ze opr aasears| 216 | uss | <0 | same | — | eave '5-Stoceptie I~ termediate, &— Restant ‘Repoduce with perminion om CLS yuceton M0-518,Fermene Stender or Astinioo Semple. ne 2. Cope of theca iin maybe nine om Cacao Laborer leas net, 049 Wee ie aad Sut 10, ayn, Penman 668-1, USA woe ory Praktikum Mikrobiologi Modul 3.2 Staphylococcus aureus Material : Pus Luka Material : Kultur Pengecatan Gram , perbesaran 1000x Sifat thd pengecatan Gram + Bentuk coccus Susunan Staphylo (bergerombol) Giri Spesifik S. aureus Faktor Virulensi Enterotoksin, toksin eksfolatif, eukosidin, koagulase, katalase Pemeriksaan tambahan Koagulase (+), Katalase (+) Conteh Penyakit Keracunan makanan, toxic shock syndrome, endokarditis infektit Staphylococcus aureus merupakan bakteri dengan Uji katalase dan koagulase positif. Karakteristik dari spesies ini adalah bakterl Staphylococcus aureus memillki Enzim Koagulase, hrotein”, dan”polysaccharide ** Staphylococcus aureus bersifat non-motil, nonspora, anaerob fakultatif, katalase positit dan oksidase negatif. Koloni tumbuh dalam waktu 24 jam dengan diameter mencapai 4 mm Koloni pada perbenihan padat berbentuk bundar, halus, menonjol dan berkilau Praktikum Mikrobialogl Modul 3.2 Staphylococcus aureus pada Manitol Salt Agar (MSA) 2 Staphylococcus aureus membentuk koloni berwarna abu-abu sampai kuning emas tua yang disebabkan _karena Staphylococcus aureus membentuk pigmen lipochrom Staphylococcus aureus pada media MANNITOL SALT AGAR (MSA) akan terlihat sebagai pertumbuhan koloni berwarna kuning dikelllingl zona Kuning keemasan karena kemampuan ore memfermentasi mannitol Spesimen yang terkontaminasi dengan flora lain tetap dapat dikultur pada media yang mengandung 7.5% NaCl; karena NaCl menghambat pertumbuhan mikroorganisme lain namun tidak dengan Staphylococcus aureus Tes Katalase Tes ini digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya enzim sitokrom oksidase Dilakukan dengan cara meneteskan 3% hidrogen peroksida pada slide yang sudah diberi suspensi kuman.terbentuknya gelembung (oksigen) mengindikasikan hasil tes yang positi. Tes Koagulase Plasma kelinci (atau manusia) diencerkan 1: § dengan volume yang sama dari broth culture dari koloni pada agar dan diinkubasi pada suhu 37° C. Tabung plasma dicampur dengan sterile broth dimasukkan sebagai kontrol. Jika gumpalan terbentuk dalam 1-4 jam, hasil tesnya positif cd ered Praktikum Mikrobiologi Modul 3.2 Streptococcus pneumoniae Material: Sputum Material: Kultur Pengecatan Gram_, perbesaran 1000x Sifat thd pengecatan Gram + Bentuk coccus Susunan Diplo (dua-dua) Ciri Spesifik S. aureus Faktor Virulensi Kapsul Polisakarida Pemeriksaan tambahan Tes Quellung (1), Tes Katalase () Contah Penyakit Preumonua $.Pneumoniae (neumococc!) adalah bakteri diplococci gram posit, sering berbentuk lancet, tersusun dua-dua, sering kali membentuk struktur rantai pendek, serta memilki kapsul polisakarida sebagai faktor virulensinya. Pneumococel adalah penghuni normal saluran pernapasan bagian atas pada 5-40% manusia dan dapat menyebabkan penyakit pneumonia, sinusitis otitis, bronkitis, bakteremia, meningitis, dan infeksi lainnya Pheumokokus mudah dillsiskan oleh zat aktif permukaan, misalnya garam-garam empedu, Zat aktif permukaan mungkin menghilangkan atau menonaktifkan penghambat autolisis dinding sel Tiga lapisan permukaan utama Pneumococcus bisa dibedakan pada permukaannya yaitu: membran plasma, dinding sel, dan kapsul polisakarida yang merupakan lapisan paling tebal, Patogenitas pneumokokus dikaitkan dengan berbagai struktur, yang sebagian besa terletak di permukeannya Tabel berikut menunjukkan berbagai struktur pada permukaan sel pneumokokus yang berdasarkan penelitian dapat mempengaruhi patogenitasnya. Praktikum Mikrobiologi Modul 3.2 a. Kultur Untuk pertumbuhan terbaik, S. pneumoniae perlu media dengan pH optimum 7,6. Kuman ini tumbuh aerob dan fakultatif anaerob. Suhu pertumbuhan optimum 37°C. Glukosa meningkatkan multiplication rate-nya, tetapi bertambahnya asam laktat selain menghambat dapat pula membunuhnya, kecual bila dalam pembenihan ditambah kalsium karbonat 1% untuk menetralkannya. Dalam media agar darah sesudah pengeraman selama 18 jam akan terbentuk koloni yang bulat kecil dengan diameter 0,5-1 mm dan dikeiilingi zona kehijau: hijauan identik dengan zona yang dibentuk oleh Streptococcus viridians. Kuman ini lisis dalam larutan empedu 10% atau natrium desoksikholat 2% dalam waktu 5-10 menit,sifat ini penting untuk membedakan dari Streptococcus viridians. Berikut koloni S. pneumoniae bulat kecil dikelilingi zona kehijau-hijauan sesuai Gambar 1 Gambar 1. Koloni S. pneumoniae bulat kecilaikelling! zona kehijau-hijauan Kuman ini berbeda dari kokus lainnya, bersifat sensitif terhacap optochin. Koloni yang diduga S. pneumoniae, ditanam pada media agar darah, kemudian ditempelkan disk optechin. Bila ternyata S. pneumoniae maka akan tampak zona yang tidak ada pertumbuhan kuman disekeliling disk optochin, Praktikum Mikrobialogl Modul 3.2 b. Identifikasi $.Pneumoniae 1.Tes Optochin Untuk mendiagnosa S. pneumoniae bisa menggunakan tes optochin. Optochin (ethylhydracupreine hydrochloride) adalah suatu metode yang digunakan untuk membedakan S, pneumoniae dari Streptococcus viridans, dengan sensitivitas lebih dari 95%. Tes optochin dilakukan pada media agar darah menggunakan prinsip disk diffusion Media agar darah yang telah diberi disk aptachin diinkubasi dan diperiksa setelah 24 jam. Tes ini mendeteksi suatu organisme yang rentan terhadap etilhidrokuprein hidroklorida. Etilhidrokuprein hidroklorida menguji fregilitas dari membran sel bakteri dan menyebabkan S. pneumoniae lisis karena adanya perubahan tegangan permukaan, sehingga menciptakan zona inhibisi. Sebuah zona inhibisi dengan diameter 14 mm atau lebih, mengkonfirmasi bahwa bakteri tersebut sebagai S. pneumoniae, Adapun diameter zona inhibisi disk optochin sesuai pada Gamber 2 Gambar 2. Diameter zona inhibisi disekitar disk optochin pada koloni S. pneumoniae >14 mm 2. Reaksi Quellung Bila pneumokokus tipe tertentu dicampur dengan serum antipalisakarida spesifik dengan tipe yang sama atau dengan antiserum polivalen pada kaca objek mikroskop, kapsul akan sangat membengkak, dan arganisme mengalami aglutinasi oleh ikatan silang antibodi. Pemeriksaan ini berguna untuk identifikasi cepat dan untuk penentuan tipe organisme, baik pada sputum atau biakan. Antiserum polivalen, yang mengandung antibod terhadap seluruh tipe, merupakan reagen yang baik untuk penentuan cepat secara mikroskopik adanya pneumokokus didalam sputum segar, Pembengkakan kapsul terlihat pada Gambar 3 Praktikum Mikrobiologi Modul 3.2 Gambar 3. S. pneumoniae terjadi reaksi quellung (kapsul membengkak) 3.Bile Solubility Test Bile solubility test (sodium deoxycholate) atau uji kelarutan empedu yang berfungsi untuk membedekan S. pneumoniae dari streptokokus alfa hemolitikus lainnya. S. pneumoniae larut dalam empedu, sedangkan streptokakus alfa hemolitikus lainnya tahan terhadap empedu. Sodium deoxycholate 2% dalam air akan melarutkan dinding sel pneumokokus Sodium deoxycholate 2 gram dicampur dalam 100 ml air. Tambahkan pertumbuhan bakteri dari media agar darah pada 1 ml campuran tadi untuk mencapai kekeruhan sesuai standar McFarland 0,5-1,0. Deoxycholate natrium 2% (garam empedu) ditambahkan pada salah satu tabung, Selanjutnya tabung yang lain ditambahkan saline 0,85% sebagai kontrol. Tabung diinkubasi pada suhu 35-370 C. Tabung menunjukkan positif S. pneumoniae bila semua kekeruhan berubah menjadi jernih, Identifikasi ini dilakukan apabila bakteri resisten terhadap tes optochin. 35 Tabung yang jernih menunjukkan positif 5. pneumoniae sesuai pada Gambar 4 mc Strain 1 Strain2 Gambar 4. Pada strain 2 ( S. pneumoniae) tabung yang berisi garam empedu melarutkan dinding pnemokokus Praktikum Mikrobiologi Modul 3.2 Escherichia coli Eschericia coli adalah kuman oportunis yang banyak ditemukan di dalam usus besar manusia sebagai flora normal. Sifatnya unik karena dapat menyebabkan infeksi primer pada sus, misalnya diare pada anak dan travelers diarrhea, seperti juga kemampuannya menimbulkan infeksi pada jaringan tubuh lain di luar usus. Genus Escherichia terdiri dari 2 spesies yaitu : Escherichia coli dan €scherichia hermanit (Material : Kultur) (Material : Urine) Pengecatan Gram , perbesaran 1000x Sifat thd pengecatan Gram - Anaerob fakultatif Bentuk coccobasil / KBB gram - Giri Spesifik E.coli Struktur antigen ‘Antigen O, H, dan k Faklor Virulensi - Antigen permukaan (Pili, Kapsul K) , - Enterotoxin (Toksin LT, Toksin ST) - Hemolisin - Lipid A (endotoxin) Pemeriksaan tambahan Tes Oksidase (-), Tes Biokimia Contoh Penyakit Gastroenteritis, Sistitis, _Pielonefritis, Pneumonia, Meningitis. E-coli tumbuh baik pada hampir semua media yang biasa dipakai di taboratorlum mikrobiologi ; pada media yang dipergunakan untuk isolasi kuman enteric, sebagian besar strain E.coli tumbuh sebagai kolonl yang meragi laktosa. E-coll bersifat mikroaerofilk. Beberapa strain bila ditanam pada agar darah menunjukan hemolysis tipe Beta. Setidaknya ada lima pathogenic group yang berbeda pada E.coli (PEC, EPEC, ETEC, EIEC, EAEC) yang kebanyakan menyebabkan penyakit pada negara berkembang Praktikum Mikrobiologi Modul 3.2 Klebsiella pneumonia Klebsiella pneumoniae merupakan bakteri fakultatif anacrob bentuk batang gram negative yang berkapsul tebal dan nonmotile. Bakter! ini bersifat oportunis dan sebagai flora normal banyak dijumpai di faring, Sedangkan laring, trakea, bronkus, bronkiolus, alveolus dan sinus hidung biasanya steril = i Sisseaahee aS NSN INGEN (Pengecatan Gram) (Material: kultur) Material Kultur Pengecatan Gram, perbesaran 1000x Sifat thd pengecatan Gram - Bentuk KBB gram (-) berkapsul Ciri Spesifik K.pneumoniae Struktur antigen Antigen O dan K Faktor Virulensi ‘Antigen permukaan - Lipopolisakarida (LPS) - Kapsul polisakarida Pemeriksaan tambahan Tes Quellung (+), Tes Biokimia [Contoh Penyakit Pneumonia, ESBL, ISK, syok sepsis K.pneumoniae, seperti halnya grup enterobacter lain, bersifat lactose-fermenter sehingga pada penanaman di media MacConkey menunjukkan hasil positif (warna pink) Penanaman K pneumoniae pada media agar akan menunjukkan koloni yang tampak basah dan berlendir (mucoid) oleh karena stuktur kapsul tebal yang dimilikinya. K pneumoniae miliki 2 tipe antigen yaitu lipopolisakarida (Antigen O) dan kapsul polisakarida (Antigen K) yang variasi dan tipenya dapat ditentukan dengan pemeriksaan Quellung K pneumoniae menyebabkan sebagian kecil(sekitar 1%) pneumonia bakteri. Organisme ini juga menyebabkan infeksi saluran kemih dan bakteremia yang disertal dengan infeks! fokal pada pasien yang dirawat di rumah sakit (hospital-acquired infection) sehingga disebut sebagai pathogen nosocomial.

You might also like